LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. NWS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Alamat : Celuk, Sukawati
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Marital : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : Senin, 30 September 2019
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sering Kencing
1
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah sakit seperti ini (-), Diabetes Melitus (-), Jantung (-), Hipertensi
(-), Stroke (-), Alergi (-), Asma (-), Rinitis Alergi (-), Alergi Obat (-).
5. Riwayat Pengobatan
Belum pernah menjalani pengobatan
C. PEMERIKSAAN FISIK
3. Vital Sign
Suhu : 38.2 °C
RR : 20 x/menit
4. Kepala Leher
2
A/I/C/D : -/-/-/-
5. Thorax
6. Abdomen
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
7. Ekstremitas
D. STATUS UROLOGI
Regio Costovertebrae Angle :
Inspeksi : Jejas (-), Edema (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+), Ballotement (-)
Perkusi : Flank Pain (+) D/S
3
Regio Suprapubis :
Inspeksi : Jejas (-), Edema (-), Penonjolan blas (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) minimal, Blas tidak
teraba penuh
Perkusi : Timpani
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalysis
pH Urine 6.5
Protein Urine +1
4
Eritrosit Urine +1
Leukosit Urine +3
Nitrit Positif
Leukosit 50-52/lbp
Bakteri Positif
Silinder Negatif
Kristal Negatif
F. PLANNING DIAGNOSIS
1. Darah Lengkap
2. USG
G. DIAGNOSIS
Primer : Infeksi Saluran Kemih
Sekunder :-
Komplikasi : Pyelonefritis Akut
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Pankreatitis
2. Nefrolitiasis
5
I. PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Edukasi pasien untuk memperhatikan genital hygine
Mengganti celana dalam 2x dalam sehari
KIE kontrol ke Poli Urologi untuk penanganan lebih lanjut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pielonefritis akut adalah infeksi akut pada parenkim dan pelvis ginjal
dengan sindroma klinis berupa demam, menggigil dan nyeri pinggang yang
6
berhubungan dengan bakteriuria dan piuria tanpa adanya faktor risiko. Faktor
risiko yang dimaksud adalah kelainan struktural dan fungsional saluran
kemih atau penyakit yang mendasari yang meningkatkan risiko infeksi atau
kegagalan terapi antibiotika (Guideline ISK IAUI, 2015)
B. EPIDEMIOLOGI
7
pencetus yang dapat menyebabkan ISK; yang meliputi litiasis, obstruksi
saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, diabetes mellitus, nefropati
analgetik, senggama, kehamilan, dan kateterisasi (Sukandar, 2007).
Sekitar 7 juta kasus sistitis akut dan 250.000 kasus pielonefritis akut
terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, mengakibatkan lebih dari 100.000
rawat inap. Biaya langsung yang berhubungan dengan diagnosis dan
pengobatan ISK telah diperkirakan lebih dari $ 2,5 miliar per tahun di
Amerika Serikat. Setelah usia 1 tahun sampai sekitar usia 50 tahun, ISK
umumnya menyerang kaum wanita. Dari usia 5-14 tahun, kejadian bakteriuria
adalah 1,2% pada wanita dan 0,03% pada pria. Wanita yang berusia antara
15-24 tahun, sebesar 1%-5% pasti pernah mengalami bakteriuria, kejadian
meningkat sebesar 1%-2% untuk setiap dekade hidup (Sukandar, 2007)
8
di salah satu RSUD di Yogyakarta pada tahun 2004 dan 2006, total kuantitas
antibiotik yang digunakan pada tahun 2004 dan 2006 tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan. Kuantitas penggunaan antibiotik menurut
perhitungan dengan metode ATC/DDD diperoleh hasil pada tahun 2004
adalah 105,2 DDD/100 hari rawat dan 107,3 DDD/100 hari rawat pada tahun
2006. Dengan demikian, secara kuantitas penggunaan antibiotik untuk
pengobatan pasien ISK di rumah sakit setempat pada tahun 2004 dan 2006
menunjukkan kuantitas penggunaan yang cukup baik. Adapun antibiotik yang
digunakan pada kedua tahun tersebut berasal dari 3 golongan, yaitu penisilin
spektrum luas, florokuinolon, dan sefalosporin generasi ketiga (Sukandar,
2007).
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di
9
dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara,
yaitu :
A. Ascending
B. Hematogen
C. Limfogen
D. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau
eksogen sebagai akibat dari pemakaian intrumen.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari
kedua cari ini ascending-lah yang paling sering terjadi :
A. Hematogen
10
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan
infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan
abses pada ginjal.
B. Infeksi Ascending
a. Faktor host
11
Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah
mekanisme wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu
membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urin. Gangguan dari
sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi
dan menempel pada urotelium. Agar aliran urin adekuat dan mampu
menjamin mekanisme wash out adalah jika :
Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering
menahan kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-
kantong pada saluran kemih yang tidak dapat mengalir dengan
baik misalnya pada divertikula, dan adanya dilatasi atau refluk
sistem urinaria.
Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai
sebagai tempat persembunyian kuman.
12
Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor
yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat
2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu
C. DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya leukositosis disertai
peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, bakteriuria, dan
hematuria. Pada pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal terjadi
penurunan faal ginjal dan pada kultur urine dengan pengambilan urine
porsi tengah (midstream urine) terdapat bakteriuria.
13
Gambar 2. Criteria Catelli
Kultur Urine
3. Radiologi
Pemeriksaan foto otot polos perut menunjukkan adanya kekaburan
bayangan otot psoas dan mungkin terdapat bayangan radioopak dari batu
saluran kemih. Pada BOF-IVP terdapat bayangan ginjal membesar dan
keterlambatan pada fase nefrogram.
Evaluasi saluran kemih bagian atas dengan USG dan foto BNO untuk
menyingkirkan kemungkinan obstruksi atau batu saluran kemih.
Pemeriksaan tambahan, seperti IVP/CT-scan, seharusnya
dipertimbangkan bila pasien masih tetap demam setelah 72 jam untuk
menyingkirkan faktor komplikasi yang lebih jauh seperti abses ginjal.
Biasanya didapatkan defek perfusi dan pembesaran pada ginjal yang
terinfeksi.
Untuk diagnosis faktor penyebab yang kompleks pada wanita
hamil, USG atau magnetic resonance imaging (MRI) dijadikan pilihan
untuk menghindari risiko radiasi pada janin (EAU, 2018).
14
D. DIAGNOSIS BANDING
Perlu dibuat diagnosis banding dengan inflamasi pada organ di sekitar
ginjal antara lain pankreatitis, appendisitis, kolesistitis, divertikulitis,
pneumonitis, dan inflamasi pada organ pelvis (Purnomo, 2016)
E. TATALAKSANA
a. Non Medikamentosa
Untuk orang yang dalam keadaan sehat, muda, wanita
premenstrual, salah satu cara terbaik untuk mencegah pyelonefritis akut
yakni dengan cara mencegah penyebab dari infeksi saluran kemih. Yakni,
tidak boleh menahan kencing dan membersihkan atau mengelap dari
depan ke belakang setelah kencing. Hal ini dapat mencegah terjadinya
ascending infection. Selain terapi perilaku, terdapat penelitian terkini
bahwa konsumsi jus kranberi, probiotik, dan antibiotik profilaksis dosis
rendah dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Untuk mencegah
terjadinya pyelonefritis akut berulang pasien harus diberikan edukasi
untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan anjuran. Mencegah dehidrasi
juga dapat mencegah pyelonefritis akut dan meningkatkan fungsi ginjal
(Mariya B, 2019).
b. Medikamentosa
Pyelonefritis akut dapat ditangani secara rawat jalan dan rawat
inap. Pasien yang sehat, muda, dan tidak hamil dengan klinis pyelonefritis
non komplikata dapat di rawat jalan. Rawat inap dilakukan bila pasien
sangat muda, pasien geriatri, imunokompromais (diabetes), transplantasi
renal, pasien dengan abnormalitas saluran kemih, pasien hamil, atau
mereka yang tidak dapat mentoleransi terapi oral.
15
Pengobatan simptomatik pada pasien pyelonefritis akut dapat diberikan
analgesik dan antipiretik. Anti inflamasi non steroid berfungsi sangat baik
dimana dapat menangani nyeri dan demam yang diakibatkan oleh
pyelonefritis akut.
Pengobatan kausatif dari pyelonefritis akut yakni antibiotik.
Antibiotik dapat diberikan secara parenteral selama 7-10 hari lalu
dilanjutkan per-oral selama 10-14 hari. Pada pasien yang dapat dirawat
jalan dapat diterapi dengan antibiotik oral selama 10-14 hari. Untuk pasien
dewasa, terapi dengan Fluoroquinolon atau TMP-SMX dapat ditoleransi
dengan baik dan efektif (Smith and Tanagho, 2015)
Tabel 2. Pilihan Antibiotik Oral untuk Infeksi Saluran Kemih (EAU, 2018)
16
F. PROGNOSIS
Sebagian besar kasus pyelonefritis dapat dirawat jalan dengan
perbaikan yang signifikan dengan antibiotik oral. Pasien wanita muda
seringkali di terapi sebagai pasien rawat jalan. Tingkat mortalitas pada
pyelonefritis telah dilaporkan sekitar 10-20% pada beberapa penelitian. Studi
terkahir di Hongkong menunjukkan tingkat mortalitas sekitar 7.4%. Studi
menunjukkan bahwa pasien geriatri (> 65 tahun), laki-laki, gangguan fungsi
ginjal, dan pasien yang memiliki riwayat diseminasi intravaskular koagulasi
memiliki mortalitas yang lebih tinggi.
Dengan diagnosis yang dini pada etiologi penyebab dan intervensi
yang tepat serta terapi yang adekuat, pasien dengan pyelonefritis yang
beratpun memiliki prognosis yang baik kedepannya (Mariya B, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Penta Kurnia. 2015 .Guideline Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia
Pria. Hal 22.
17
Smith and Tanagho’s General Urology. 2013. Infection of Genitourinary Tract. Edisi
Ke-18. Hal. 223
Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;2007.
18