Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang


sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai
2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan
gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis. Pyelonefritis merupakan infeksi
bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal

Pyelonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara
hematogen atau retrograd aliran ureterik. Ginjal merupakan bagian utama dari sistem
saluran kemih yang terdiri atas organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun
menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang
komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.

Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu : Pielonefritis kronis Pyelonefritis


akut1. Pyelonefritis akut Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi
berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang
terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian
bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius
atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin.

BAB II
BORANG PORTOFOLIO

A. Borang portofolio

1
Nama peserta : dr. Inti Herdianti
Nama wahana : RS Marinir Cilandak
Topik :
Tanggal kunjungan : 19 September 2016
Nama pasien : Tn. E, Lk, 64 tahun No RM : 37 76 - 05
Tanggal presentasi : Nama pendamping : dr. Arif Eko Wibowo
Tempat presentasi : RS Marinir Cilandak
Objektif presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia
Deskripsi : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS.
Nyeri yang di rasakan terus menerus dan semakin nyeri. Nyeri menjalar
sampai ke ulu hati. Mual dan muntah dirasakan pasien selama 3 hari ini.
Namun nafsu makan pasien menurun. Pasien juga mengeluhkan demam 1
minggu yang lalu. Demam hilang timbul dan menggigil dan dirasakan
malam hari lebih demam. Pasien juga sering mengeluhkan nyeri pinggang,
namun sudah berobat ke Puskesmas dan hilang nyeri pinggangnya. 1,5
bulan yang lalu pasien pernah BAK keluar darah. Namun tidak pernah
keluar butiran butiran pasir pada saat pasien BAK. Pasien merupakan
Pensiunan PNS Jakarta. Riwayat keluarga, ayah pasien memiliki penyakit
asma. Riwayat kebiasaan pasien adalah merokok sejak sekolah SD, jarang
minum air putih dan lebih menyenangi kopi.

Tujuan : melakukan diagnosis Infeksi Saluran Kemih, tatalaksana kasus , menentukan


prognosis dan edukasi pasien serta keluarganya.

Bahan bahasan
Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas
Presentasi & diskusi Diskusi Email Pos
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri yang
di rasakan terus menerus dan semakin nyeri. Nyeri menjalar sampai ke ulu hati. Mual
dan muntah dirasakan pasien selama 3 hari ini. Namun nafsu makan pasien menurun.
Pasien juga mengeluhkan demam 1 minggu yang lalu. Demam hilang timbul dan
menggigil dan dirasakan malam hari lebih demam. Pasien juga sering mengeluhkan
nyeri pinggang, namun sudah berobat ke Puskesmas dan hilang nyeri pinggangnya. 1,5
bulan yang lalu pasien pernah BAK keluar darah. Namun tidak pernah keluar butiran

2
butiran pasir pada saat pasien BAK. Riwayat kebiasaan pasien adalah merokok sejak
sekolah SD, jarang minum air putih dan lebih menyukai kopi.

2. Riwayat pengobatan
Pasien sudah berobat ke PUSKESMAS sampai obat habis belum sembuh. Pasien tidak
ingat obat apa saja yang sudah diberikan.

3. Riwayat kesehatan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit asma (-)
Riwayat alergi makanan dan alergi obat disangkal.
4. Riwayat keluarga
Ayah pasien menderita penyakit Asma.
5. Riwayat sosial
Pasien tinggal bersama keluarganya. Dan sudah pensiun sejak tahun 2013
6. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak Sakit Berat
Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit, reguler isi cukup


Suhu : 36,3oC
Pernapasan : 26 x/menit
Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-,
Refleks cahaya langsung/tidak langsung +/+
THT : Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung 1 & 2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Paru : Nafas vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Datar, distensi (-), supel, nyeri tekan region iliaka kanan (+),
bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema tungkai -/+-
7. Pemeriksaan Penunjang :

Hb : 12 g/dL

3
Ht : 36,5 %

Leukosit : 19.700 /uL

Trombosit : 274.000 /uL

Urin Lengkap :

Warna : Kuning

Kejernihan : Agak keruh

Berat Jenis/ BJ : 1025

pH : 6,0

Protein :-

Glukosa :-

Keton :-

Urobilinogen : -

Bilirubin :+

Urobilin :+

Nitrit :++

Blood :+

Sedimen :

- Lekosit : penuh
- Eritrosit : 1-2
- Epitel :+
- Bakteri : +++
- Silinder :-
- Kristal :-
- Amorf :+
Assessment : Infeksi Saluran Kemih suspect pielonefritis
Planning
A. Tatalaksana awal
Diberikan infuse RL 20 tetes
B. Rencana diagnosis awal
Laboratorium : DR, Urin Lrngksp
C. Rencana Terapi

4
Konsul DPJP (Sp.PD)
Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr secara intravena dan Skin test
Paracetamol 3 x 500 mg
D. Rencana Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit dan rencana terapi yang akan di jalani pasien
E. Rencana Konsultasi
Konsultasi dilakukan oleh spesialis penyakit dalam
Hasil pembelajaran
1. Mengetahui berbagai penyebab infeksi saluran kemih dan pyelonefritis
2. Memberikan penatalaksanaan pada kasus infeksi saluran kemih dan pyelonefritis
3. Mengenali manifestasi klinis yang timbul pada infeksi saluran kemih dan
pyelonefritis
4. Mendiagnosis kasus infeksi saluran kemih dan pyelonefritis
5. Memberikan penatalaksanaan kasus infeksi saluran kemih dan pyelonefritis
6. Mengetahui komplikasi yang dapat timbul pada kasus infeksi saluran kemih dan
pyelonefritis
B. RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN Portofolio
Subjektif
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS
Terdapat mual dan muntah sejak 3 hari
Demam yang hilang timbul 1 minggu
Riwayat BAK keluar darah (+)
Objektif
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler isi cukup
Suhu : 36,3oC
Pernapasan : 26 x/menit
Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-,
Refleks cahaya langsung/tidak langsung +/+
THT : Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung 1 & 2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Paru : Nafas vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

5
Abdomen : Datar, distensi (-), supel, nyeri tekan region iliaka kanan (+),
bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema tungkai +/+
Pemeriksaan Penunjang :

Hb : 12 g/dL

Ht : 36,5 %

Leukosit : 19.700 /uL

Trombosit : 274.000 /uL

Urin Lengkap :

Warna : Kuning

Kejernihan : Agak keruh

Berat Jenis/ BJ : 1025

pH : 6,0

Protein :-

Glukosa :-

Keton :-

Urobilinogen : -

Bilirubin :+

Urobilin :+

Nitrit :++

Blood :+

Sedimen :

- Lekosit : penuh
- Eritrosit : 1-2
- Epitel :+
- Bakteri : +++
- Silinder :-
- Kristal :-

6
- Amorf :+
Assessment : Infeksi Saluran Kemih suspect pielonefritis
Planning
F. Tatalaksana awal
Diberikan infuse RL 20 tetes
G. Rencana diagnosis awal
Laboratorium : DR, Urin Lrngksp
H. Rencana Terapi
Konsul DPJP (Sp.PD)
Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr secara intravena dan Skin test
Paracetamol 3 x 500 mg
I. Rencana Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit dan rencana terapi yang akan di jalani pasien
J. Rencana Konsultasi
Konsultasi dilakukan oleh spesialis penyakit dalam

BAB III
PEMBAHASAN DAN TATALAKSANA

A. DIAGNOSIS
a.1. Anamnesis

7
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien laki-laki berusia 64 tahun datang
dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri terus menerus
dan menjalar sampai ke ulu hati. Sehingga pasien merasakan mual dan muntah.
Pasien juga mengeluhkan demam 1 minggu yang lalu. Demam hilang timbul dan
menggigil.dalam hal ini pasien mengalami sedang mengalami infeksi. Pasien juga
sering mengeluhkan nyeri pinggang. 1,5 bulan yang lalu pasien pernah BAK
keluar darah. Keluarnya darah saat BAK adanya kemungkinan adanya batu atau
pembesaran prostat.
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme pada saluran kemih,
mulai dari uretra hingga ginjal. Dari anamnesis dan gejala yang dialami pasien
lebih mengarah pada pielonefritis akut. Ini dikarenakan adanya demam, mual,
muntah, nyeri dibagian abdomnen.
Di dalam tubuh manusia terdapat dua buah organ ginjal. Kedua ginjal
menghasilkan urine yang dialirkan melalui ureter dan akhirnya disimpan di dalam
kandung kemih. Urine akan dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra.
Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih.
Bakteri akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra,
lalu berpindah atau bergerak dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya
menginfeksi ginjal.
Infeksi ginjal akan mengakibatkan gejala muncul dengan cukup cepat, yaitu
hingga hanya berselang waktu beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal.
Berikut ini adalah gejala umum yang biasanya muncul pada penderita infeksi
ginjal.
Sering buang air kecil yang terasa sakit dan tidak nyaman. Kondisi ini biasanya
mirip dengan gejala awal dari infeksi saluran kemih. Bau urine yang tidak
seperti biasanya.
Rasa sakit dan tidak nyaman di sekitar perut samping, atau bagian punggung.

Demam atau menggigil.

Mual dan muntah.

Merasa kelelahan.

Diare.

Kehilangan selera makan.

8
Gejala-gejala yang muncul di atas tidak hanya disebabkan oleh infeksi
ginjal, tetapi bisa juga diakibatkan infeksi kandung kemih (sistitis) atau infeksi
pada uretra (uretritis) yang dapat disertai sensasi terbakar saat buang air kecil,
adanya darah di dalam urine, dan warna urine yang lebih gelap. Oleh karena itu,
diperlukan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis.
Infeksi ginjal terjadi ketika terdapat infeksi bakteri yang menyebar hingga
ke organ ginjal, baik salah satu maupun kedua-duanya. Bakteri yang paling umum
menyebabkan infeksi ini adalah bakteri yang ada di kotoran manusia, bernama E.
coli. Ini adalah jenis bakteri yang sama yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
Penyebaran bakteri secara hematogen pada saluran kemih mungkin dapat
muncul meskipun sangat jarang. Kebanyakan Pielonefritis berasal dari kandung
kencing kemudian asenden sehingga menyebabkan pielonefritis. Infeksi asenden
yang berasal dari kandung kencing berdasarkan mekanisme :
1.Bakteri mungkin sangat virulen dan mempunyai vili yang memungkinkan
bakteri untuk menempelkan dirinya pada ureter dan bermigrasi ke atas, atau
2.Pasien mempunyai refluks ke pelvis renalis yang memungkinkan refluks intra
renal dan merusak parenkim ginjal.
3.Adanya kelainan seperti neurogenic bladder, katup uretra posterior, refluk
vesicouretra dan obstruksi ureteropelvik junction.
Ketika bakteri masuk kedalam parenkim ginjal dengan tekanan yang sangat
tinggi, daerah fokal infeksi dan inflamasi semakin berkembang dan beberapa tahap
kompleks inflamasi bertingkat terbentuk. Bila proses ini tidak dicegah dengan
pengobatan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal berat atau jaringan parut.
Lebih lanjut, bila infeksi berulang terus menerus tanpa terapi yang adekuat, hasil
jangka panjang adanya jaringan parut ginjal yang signifikan, yang lebih
ekstrimlagi menyebabkan refluk nephropahy, yang menyebabkan end stage renal
disease.
Pada infeksi saluran kemih, bakteri telah mencapai kandung kencing dan
atau ginjal yang menyebabkan respon lokal pejamu. Diperkirakan infeksi bakteri
meningkatkan respon sitokin Interleukin-6 lainnya yang diperantarai mediator
pejamu. Berdasarkan penelitian di Denver tahun 2010, IL -6 urin meningkat dalam
6 jam pertama setelah terjadinya proses infeksi dengan tingkat sensitifitas
88%,sedangkan dari hasil penelitian di swedia tahun 1997, menyatakan adanya
peningkatan IL-6 di urin pada 24 jam pertama proses infeksi dan tetap meningkat

9
setelah 6 jam dimulainya terapi serta IL-6 serum meningkat lebih lama pada
pasien bakterinemia.

a.II. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan nteri tekan pada bagian iliaka kanan
menunjukan adanya infeksi pada bagian kanan. Pada pemeriksaan penunjang,
yaitu darah rutin didapatkan Leukosit : 19.700 /uL artinya sudah terjadi infeksi.
Pada pemeriksaan urin didapatkan infeksi bakteri, darah, dan batu amorf. Ini yang
menyebabkan pasien merasakan rasa ketidaknyamanan pada perut kanan bagian
bawah.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Urinnalisa : akan didapatkan piuria, bakteriuria, hematuria, nitrit (+), dan
leukosit > 5/LPB
o Kultur urin (dari urin porsi tengah atau sampel diambil langsung dari kateter)
dapat ditegakkan diagnosis ISK apabila jumlah koloni 105/mL dari jenis
sampel apapun. Apabila didapatkan jumlah koloni 105/mL tetapi banyak
spesies bakteri, kemungkinan sampel terkontaminasi. Urin berasal dari pungsi
suprapubik berapapun jumlah koloni, maka dapat didiagnosis ISK. Urin berasal
dari kateter, jumlah koloni 102- 104/mL
o Kultur darah untuk pasien yang demam tinggi atau dicurigai mengalami
komplikasi
o Pada pasien yang dicurigai prostatitis, specimen yang diambil adalah urin
pertama kali pagi hari, porsi tengah, dan urin setelah masase prostat,
o Pencitraan USG ginjal, CT scan abdomen, sistografi

I. TATALAKSANA
1. Terapi Umum dan Faktor Gaya Hidup
a. Asupan cairan yang banyak
b. Penggantian kateter yang teratur pada pasien yang menggunakannya
c. Pencegahan rekurensi ISK yaitu dengan menjaga kebersihan dan hygiene
daerah uretra dan sekitarnya.
2. Terapi obat-obatan
Untuk mengurangi nyeri pada pasien ISK dapat diberikan obat-obat
antimikroba seperti trimethroprim-sulfamethoxazole, gentamicin dengan atau
tanpa ampicilin, sefalosporin, atau ciprofloksasin 2 x 250 mg selama 14 hari.

10
Pada pasien yang dirawat, dapat diberikan antibiotic parenteral seperti
seftriakson 1 x 1 gr, levofloksasin 4 x 500 mg, atau siprofloksasin 2 x 400 mg
selama 7 14 hari.
Untuk mengurangi demam dapat di berikan antipiretik seperti paracetamol.

3. PROGNOSIS
Prognosis dubia ad bonam jika cepat ditangani dengan pemakaian antibiotik
yang sesuai. Dan selalu mengkonsumsi air yang cukup.

BAB IV
KESIMPULAN

Pasien dengan diagnosis infeksi saluran kemih dengan mengarah pada pielonefritis
dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapat. Anamesis pada
pasien yaitu mengeluh nyeri perut yang semakin nyeri, mual dan muntah, demam yang
terus menerus dan terdapat riwayat BAK keluar darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan pada iliaka dextra. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan leukositosis
dengan pemeriksaan urin didapatkan infeksi, batu amorf dan terdapat darah. Pemeriksaan
ini menuju pada pielonefritis.

11
Pengobatan antibiotic yang adekuat akan mempercepat menyembuhannya. Serta
memperhatikan pola makan dan terutama pola minum pasien. Kebersihan diri juga
mempengaruhi kesembuhannya agar tidak berulang kembali

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Basuki.2011. Dasar-Dasar UROLOGI edisi III. Jakarta: CV Sagung Seto

Fulop, Tibor. 2010. Acute pyelonephritis. Available at:


http//emedicine.medscape.com/article/245559-overview

Price. S A & Wilson.L M, 2006, Buku patofisiologi edisi 6 volume 2, Jakarta: EGC

12
Silbernagl S, Florian Lang, Patofisiologi. Jakarta: EGC.2006

13

Anda mungkin juga menyukai