Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 2

HIPOTIROID

OLEH

Nama : Maulia Rahmi Hidayati

NIM : K100150115

Kelas :D-4

Pengampu: Widia Ristiana, S.Farm., Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
LABORATORIUM FARMAKOTERAPI
Nama : Maulia Rahmi Hidayati
FAKULTAS FARMASI
NIM : K100150115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Kelas : D - 4
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI II


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Nn. K


Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang :-
Umur : 22 Tahun
BB/TB : 48 kg/ 156 cm
Tanggal MRS : 30 November 2018
Diagnosa : Hipotiroid
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
- Sejak 1 tahun yang lalu pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar gondok,
tidak nyeri, permukaan rata, batas tegas, tidak menempel dengan jaringan sekitar
(dapat digerakkan).
- Dalam 1 bulan terakhir, merasakan sering lelah, letargi dan sakit kepala. Ia mengira hal
ini karena terlalu capek mengerjakan tugas akhir kuliah, tetapi gejala ini tidak
berkurang meskipun sudah istirahat di rumah selama 3 hari.
- Berat badannya naik 3 kg dalam 1 bulan, padahal nafsu makannya turun.
- Mengalami menorragie, selain itu juga merasakan dingin sepanjang hari, dan kulitnya
lebih kering/kasar.
- Sudah 4 hari susah buang air besar.

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


Hipotiroid

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Sakit Kepala

II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History):


Ayah dan Ibu hipotiroid, berasal dari daerah yang kekurangan Iodium

II.5 Riwayat Sosial (Social History):


- Seorang mahasiswi
- Senang makan lalapan kubis

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 2


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Nama Lama
No Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Obat Penggunaan
1. Sangobion Zat Besi Anemia Po 1 kapsul 1 x sehari 2 minggu -
2. Aspirin Aspirin Analgesik Po 500 mg sprn - -

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 30/11/2018
TD 110/78 mmHg
Suhu 37oC
Nadi 12 kali/menit
RR 12 kali/menit

3. 2.Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 30/11/2018
Pembesaran kelenjar gondok √
Sering lelah √
Letargi (penurunan kesadaran) √
Sakit kepala √
Berat badan naik √
Nafsu makan turun √
Menorragie (menstruasi yang berlebihan) √
Dingin sepanjang hari √
Kulit kering/kasar √

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 3


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
30/11/2018
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)
(Sel Darah Merah)
Juta/µL
4,5 – 5,5 (L)
5
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P)
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
12,5
Hematokrit 40 – 50 (P)
%
45 – 55 (L)
44
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0 -
Eosinofil % 1,0 – 3,0 -
Batang1 % 2,0 – 6,0 -
Segmen1 % 50,0 – 70,0 -
Limfosit % 20,0 – 40,0 -
Monosit % 2,0 – 8,0 -
Retikulosist % 0,5-2 -
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam -
< 10 (L)
Leukosit
(Sel Darah Putih)
103/µL 5,0 – 10,0 8,5
MCH/HER Pg/sel 27 – 31 -
MCHC/KHER g/dL 32 – 36 -
MCV/VER fl 80 – 96 -
Trombosit 3
10 /µL 150 – 400 380
Prothrombin time/PT Detik 10-15 -
Activated Partial
Detik 21-45 -
Thromboplastin Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24 -
Fibrinogen mg/dl 200-450 -
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5 -
International Normalized
0,8-1,2 -
Ratio/INR

b. Fungsi Hati
Tanggal
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
30/11/2018
ALT (SGPT) U/L < 30 29
AST (SGOT) U/L < 30 28
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69 -
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38 -
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0 -
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25 -
Protein Total g/L 61 – 82 -
Albumin g/L 37 – 52 -

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 4


c. Elektrolit
Tanggal
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
30/11/2018
Kreatinin 60 – 150 (P)
U/L -
70 – 160 (L)
SrCr mg/dL 0,6-1,2 0,7
Natrium mmol/L 134 – 145 145
Klorid mmol/L 94 – 111 108
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 3,9
BUN mg/dL 8 - 25 16
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 -
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL -
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 -

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tidak dilakukan pemeriksaan Gas Darah.

d. Profil lipid
Tanggal
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
30/11/2018
Kolesterol Total mg/dL < 200 ↑ 230
HDL mg/dL > 40 ↓ 30
LDL mg/dl <130 ↑ 190
Trigliserid mg/dL < 150 ↑ 180

e. lain-lain
Tanggal
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
30/11/2018
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 148
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL <126 110
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 -
Amilase U/L 30 – 130 -
T3 ng/dL 60-181 ↓ 20
TT4 mcg/dL 4,5-109 ↓2
FT4 ng/dL 0,8-2,7 ↓ 0,2
TSH mIU/L 0,5-4,7 ↑ 40
Pembesaran kelenjar tiroid cm 0 3x3x4

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 5


IV.ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
30/11/2018
Levotiroksin Po 10 µg 1 x sehari √
Lipitor Po 20 mg 1 x sehari √

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)

Nama Obat Meknisme

Mekanisme aksi yang tepat tidak diketahui, namun, diyakini hormon tiroid memiliki banyak efek metabolik
melalui kontrol transkripsi DNA dan sintesis protein; terlibat dalam metabolisme, pertumbuhan, dan
Levothyroxine perkembangan normal; mempromosikan glukoneogenesis, meningkatkan pemanfaatan dan mobilisasi
penyimpanan glikogen, dan menstimulasi sintesis protein serta meningkatkan laju metabolisme basal (DIH
Edisi 17, 2009).
Inhibitor 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reduktase, enzim pembatas laju dalam
Lipitor sintesis kolesterol (mengurangi produksi asam mevalonik dari HMG-CoA) yang kemudian menghasilkan
(Atorvastatin) peningkatan kompensasi dalam ekspresi reseptor LDL pada membran hepatosit dan stimulasi katabolisme
LDL (DIH Edisi 17, 2009).
Menghambat secara ireversibel enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), yang menghasilkan penurunan
Aspirin pembentukan prekursor prostaglandin; memiliki aktivitas antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi
(DIH Edisi 17, 2009).
Sangobion
Menggantikan besi yang ditemukan dalam hemoglobin, mioglobin, dan enzim; memungkinkan transportasi
(Ferrous
oksigen melalui hemoglobin (DIH Edisi 17, 2009).
Gluconate)
Acetaminophen Menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan menghambat pembentukan impuls nyeri
secara perifer; menghasilkan antipyresis dari penghambatan pusat pengaturan panas hipotalamus (DIH Edisi

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 6


17, 2009).
Degradasi bakteri oleh laktulosa menghasilkan pH asam yang menghambat difusi NH 3 ke dalam darah
dengan menyebabkan konversi NH3 menjadi NH4+. Selain itu, laktulosa juga meningkatkan difusi NH 3 dari
Laktulosa
darah ke usus di mana konversi ke NH4+ terjadi serta menghasilkan efek osmotik di usus besar yang
mempromosikan peristaltic (DIH Edisi 17, 2009).

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems


4.3.1.Problem Medik
Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
Hipotiroid Subyektif: Levotiroksin Berdasarkan Dipiro Edisi 10 halaman Levotiroksin Terapi dengan Efektifitas
- Pembesaran 10 µg/hari 3329-3330 Levotiroksin merupakan drug tidak tepat Levotiroksin obat:
kelenjar of choice yang direkomendasikan sebagai dosis dilanjutkan - Mengembali
gondok pilihan pengobatan hipotiroidisme karena (Underdose) dengan dosis kan
- Sering lelah keampuhannya dalam menyembuhkan 88 mcg 1x konsentrasi

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 7


- Letargi gejala hipotiroidisme. sehari secara hormon
(penurunan peroral selama tiroid pada
kesadaran) Terapi penggantian Levothyroxine 6 minggu dan konsentrasi
- Sakit memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk dilakukan normal
kepala memberikan kesembuhan gejala pasien dan monitoring - Mengurangi
- Berat badan tanda-tanda hipotiroid, untuk mencapai terapi. gejala
naik normalisasi serum thyrotropin dan, untuk hipotiroid
- Nafsu menghindari overtreatment (Dipiro Edisi - Mengembali
makan 10 Halaman 3330). kan ketidak-
turun normalan
- Menorragie Tepat Indikasi: Tepat biokimia
(menstruasi Levotiroksin merupakan obat yang (Dipiro Edisi
yang diindikasikan untuk pengobatan hipotitoid 10 Halaman
berlebihan) (Dipiro Edisi 10 Halaman 3329). 3329).
- Dingin
sepanjang Tepat Obat: Tepat
hari Levotiroksin merupakan drug of choice
- Kulit kering pada guideline terapi hipotiroid (Dipiro
kasar Edisi 10 Halaman 3329).

Tepat Pasien: Tepat


Levotiroksin tidak dikontraindikasikan
Obyektif: terhadap pasien karena pasien tidak Efek samping:
- T3: 20 hipersensitif terhadap levotiroksin atau - Takikardia
ng/dL (N: komponen dalam formulasinya (DIH Edisi - Aritmia
60-181 17, 2009). - Palpitasi
ng/dL) - Insomnia
- TT4: 2 Tepat Dosis: Tidak Tepat (DIH Edisi 17,
mcg/dL (N: Levotiroksin diberikan dengan dosis 1,7 2009).
4,5-109 mcg/kg/hari pada orang dewasa yang sehat
mcg/dL) <50 tahun selama 6 minggu (DIH Edisi 17,
- FT4: 0,2 2009). Pasien memiliki BB 48 kg, maka

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 8


ng/dL (N: dosis Levotiroksin yang diberikan sebesar
0,8-2,7 81,6 mcg/hari secara peroral selama 6
ng/dL) minggu, namun sediaan Levotiroksin di
- TSH: 40 pasaran memiliki dosis 88 mcg, sehingga
mIU/mL pasien diberikan dengan dosis 88 mcg/hari
(N: 0,5-4,7 secara peroral selama 6 minggu (kelebihan
mIU/L) dosis masih dapat ditoleransi karena tidak
>10% dosis pasien).
Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
Dyslipidemia Subyektif: Lipitor Pasien mengalami dyslipidemia yang Lipitor Terapi dengan Efektifitas
- (Atorvastatin) ditandai dengan meningkatnya kadar (Atorvastatin) Lipitor obat:
20 mg 1xsehari kolestrol total (batas tinggi), LDL (sangat tidak tepat (Atorvastatin) - Menormal-
Obyektif: tinggi), dan Trigliserid (batas tinggi) serta dosis dilanjutkan kan
- Kolesterol menurunnya kadar HDL (Dipiro Edisi 10 (Underdose) dengan dosis lipoprotein
total: 230 halaman 1025-1027). 40 mg 1x - HDL (N: >40
mg/dL (N: sehari secara mg/dL)
<200 Pasien dengan usia > 21 tahun dengan nilai peroral dan - LDL (N:
mg/dL) LDL > 190 mg/dL dapat diberikan terapi dilakukan <130 mg/dL)
- HDL: 30 dengan statin intensitas tinggi monitoring - Trigliserid
mg/dL (N: (Atorvastatin 40 mg atau Rosuvastatin 20 terapi. (N: < 150
>40 mg/dL) mg) (Dipiro Edisi 10 Halaman 1028-1029). mg/dL)
- LDL: 190 Tepat Indikasi: Tepat - Kolesterol
mg/dL (N : Atorvastatin diindikasi untuk pasien total (N:
<130 dislipidemia yang termasuk dalam High- <200 mg/dL)
mg/dL) intensity Statin Therapy (Dipiro Edisi 10
- Trigliserid: Efek samping:
Halaman 1028-1029).
180 mg/dL - Nyeri dada
(N: < 150 Tepat Obat: Tepat - Edema
mg/dL) Atorvastatin merupakan obat pilihan untuk - Insomnia
- Ruam
pasien dislipidemia yang menerima High-
- Sakit kepala

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 9


intensity Statin Therapy (Dipiro Edisi 10 - Diare
Halaman 1028-1029). - Konstipasi
- Dyspepsia
Tepat Pasien: Tepat - Mual
Atorvastatin tidak kontraindikasi terhadap (DIH Edisi 17,
pasien karena pasien tidak hipersensif 2009)
terhadap atorvastatin, tidak mengalami
penyakit hati dan tidak hamil (DIH Edisi
17, 2009).

Tepat Dosis: Tidak Tepat


Atorvastatin diberikan dengan dosis 40-
80mg/hari (Dipiro Edisi 10 Halaman 1028)
dengan dosis awal 40 mg (DIH Edisi 17,
2009). Maka pasien diberikan terapi
dengan atorvastatin dengan dosis 40 mg 1x
sehari peroral.

Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
Sakit kepala Subyektif: Aspirin 500 Aspirin dapat diberikan pada pasien Aspirin Terapi dengan Efektifitas
- Sakit mg jika perlu hipotiroid, karena tidak berinteraksi merupakan aspirin 500 mg obat:
kepala dengan obat hipotiroid (Levotiroksin) obat yang saat sakit - Sakit kepala
(Medscape). Pemberian aspirin ini menginduksi kepala berkurang/
Obyektif: disesuaikan jika pasien merasakan sakit terjadinya dihentikan dan hilang
- kepala saja. konstipasi. diganti dengan
terapi Efek samping:

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 10


Tepat Indikasi: Tepat menggunakan - Ruam
Aspirin merupakan obat yang diindikasi- acetaminophen - Anemia
kan untuk nyeri (DIH Edisi 17, 2009). 500 mg 4-6x - Rekasi
sehari jika hipersensitif
Tepat Obat: Tepat diperlukan (DIH Edisi 17,
Aspirin yang merupakan obat golongan serta dilakukan 2009)
NSAID atau obat lain yaitu acetaminophen monitoring
dapat digunakan pada nyeri kepala yang terapi.
biasanya terjadi (tension headache)
(Dipiro, 2008 Halaman 506-507). NSAID
merupakan salah satu obat yang memicu
(menginduksi) terjadinya konstipasi
(Dipiro Edisi 10 Halaman 1644).

Tepat pasien: Tepat


Aspirin tidak dikontraindikasikan terhadap
pasien karena pasien tidak mengalami
hipersensitivitas terhadap salisilat dan
NSAID lain, tidak memiliki asma, rhinitis,
polip hidung, gangguan perdarahan, dan
berumur <16 tahun (DIH Edisi 17, 2009).

Tepat Dosis:Tepat
Aspirin diberikan dengan dosis 325 – 650
mg setiap 4-6 jam (4-6x sehari) dengan
dosis maksimal 4g/hari (DIH Edisi 17,
2009).

Aspirin yang merupakan obat golongan


NSAID atau obat lain yaitu acetaminophen
dapat digunakan pada nyeri kepala yang

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 11


biasanya terjadi (tension headache)
(Dipiro, 2008 Halaman 506-507).

Tepat Indikasi: Tepat


Acetaminophen merupakan obat yang
diindikasi-kan untuk nyeri kepala (Dipiro,
2008 Halaman 506-507; DIH Edisi 17,
2009).

Tepat Obat: Tepat


Acetaminophen dapat digunakan pada
nyeri kepala yang biasanya terjadi (tension
headache) (Dipiro, 2008 Halaman 507).

Tepat pasien: Tepat


Acetaminophen tidak dikontraindikasikan
terhadap pasien karena pasien tidak
mengalami hipersensitivitas terhadap
acetaminophen atau komponen dalam
formulasinya (DIH Edisi 17, 2009).

Tepat Dosis:Tepat
Acetaminophen diberikan dengan dosis
325 – 650 mg setiap 4-6 jam (4-6x sehari)
(DIH Edisi 17, 2009) dengan dosis
maksimum sehari 4000 mg.
Acetaminophen dipasaran terdapat dalam
dosis 325 mg, 500 mg dan 650 mg
(Medscape). Pada sakit kepala,
acetaminophen sering digunakan dalam
dosis 500 mg 4-6x sehari jika diperlukan.

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 12


Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
Anemia Subyektif: Sangobion 1x Sangobion mengandung ferrous gluconate Tidak tepat Terapi dengan Efektifitas
- Menorragie sehari 1 kapsul yang berinteraksi dengan levotiroksin indikasi, tidak sangobion 1x obat:
(menstruasi dengan menurunkan konsentrasi tepat obat dan sehari 1 kapsul -
yang levotiroksin melalui penghambatan terdapat dihentikan.
berlebihan) absorbsinya pada GI (Medscape). interaksi obat. Efek samping:
-
Obyektif: Tepat Indikasi: Tidak tepat
- Hb : 12,5 Sangobion diindikasikan pada pasien yang
g/dL (N: mengalami anemia yang disebabkan
12-16 g/dL) defisiensi besi dan mineral lainnya yang
berperan dalam pembentukan darah (ISO
vol 51, 2018 Halaman 223), sedangkan
pasien mengalami menorragie (menstruasi
yang berlebihan namun tidak mengalami
anemia karena Hb pasien masuk dalam
rentang normal.

Tepat Obat: Tidak Tepat


Sangobion digunakan sebagai pengobatan
pada pasien anemia (ISO vol 51, 2018
Halaman 223), sedangkan pasien
mengalami menorragie (menstruasi yang
berlebihan namun tidak mengalami anemia
karena Hb pasien masuk dalam rentang
normal.

Tepat Pasien: Tepat


Sangobion tidak dikontraindikasikan
terhadap pasien karena pasien tidak
hypersensitive terhadap garam besi atau

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 13


komponen dalam formulasinya (DIH Edisi
17, 2009).

Tepat Dosis:Tepat
Sangobion diberikan satu hari satu kapsul
selama atau setelah makan (ISO Vol 51,
2018 Halaman 223).
Problem Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Medik Obyektif
Konstipasi Subyektif: Belum Konstipasi pada pasien disebabkan oleh Belum Diberikan Efektifitas
- Susah diterapi. gangguan metabolism dan endokrin yaitu diterapi. terapi obat:
buang air hipotiroid dan diinduksi oleh penggunaan Laktulosa - Pasien BAB
besar obat yaitu aspirin dan penggunaan sediaan dengan dosis dengan
selama 4 besi yaitu sangobion (Dipiro Edisi 10 10 g/15 mL 2x konsistensi
hari. Halaman 1642-1644). sehari jika feses lembek
diperlukan dan (Dipiro Edisi
Obyektif: Apabila hypothyroidism adalah penyebab dilakukan 10 Halaman
- konstipasi dan pasien mengkonsumsi obat monitoring 1649).
yang diketahui menyebabkan konstipasi, terapi.
maka harus diberikan obat alternative lain
dan diberikan terapi untuk mencegah dan
mengobati sembelit (Dipiro Edisi 10
Halaman 1647).
Terapi laksatif osmotik dapat diberikan Efek samping:
sebagai terapi simtomatik pada konstipasi - Flatulen
apabila pemberian makanan atau minuman - Diare
berserat dan suplementasi tidak - Ketidak-
menyebabkan perubahan (Dipiro Edisi 10 nyamanan
Halaman 1647). abdominal
- Mual
Salah satu obat yang termasuk laksatif - Muntah
osmotik adalah laktulosa yang diberikan - Kram

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 14


dengan dosis 15-30 mL peroral (Dipiro (DIH Edisi 17,
Edisi 10 Halaman 1649). 2009).

Pada konstipasi, laktulosa diberikan


dengan dosis awal 10-20 g/hari (15-30 mL/
hari) dan ditingkatkan menjadi 60 mL/hari
yang dibagi dalam 1-2 dosis jika
diperlukan (DIH Edisi 17, 2009).

Tepat Indikasi: Tepat


Laktulosa diindikasikan pada pasien yang
mengalami kontipasi (Dipiro Edisi 10
Halaman 1649).

Tepat Obat: Tepat


Laktulosa merupakan obat pilihan pada
pasien konstipasi (Dipiro Edisi 10
Halaman 1649).

Tepat pasien: Tepat


Laktosa tidak dikontraindikasikan terhadap
pasien karena pasien tidak mengalami
hipersensitivitas terhadap laktulosa atau
komponen dalam formulasinya dan
galaktosemia (DIH Edisi 17, 2009).

Tepat Dosis:Tepat
Laktulosa diberikan dengan dosis awal 10-
20 g/hari (15-30 mL/ hari) dan
ditingkatkan menjadi 60 mL/hari yang
dibagi dalam 1-2 dosis jika diperlukan
(DIH Edisi 17, 2009). Laktulosa di pasaran

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 15


memiliki dosis 10 g/15 mL, maka pada
pasien laktulosa dapat diberikan dengan
dosis 10 g/15 mL 2x sehari jika diperlukan.

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 16


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg
masalah medis Adakah obat tanpa indikasi medis? √ -
(Correlation between
drug therapy & medical Adakah masalah medis yang tidak
√ -
problem) diobati
Apakah obat yang digunakan efektif/
mencapai hasil yang diinginkan √ -
(therapeutic outcome)?
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan
√ -
(Appropriate Therapy) dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan
√ -
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? √ -
Dosis
Apakah besaran dosis sudah tepat untuk Levotiroksin

pasien? dan Lipitor
tidak tepat
Drug Regimen
Apakah frekuensi pemberian sudah
√ -
tepat?
Apakah lama pemberian obat sudah
√ -
tepat?
Duplikasi
Adakah terjadi duplikasi terapi? √ -
terapi/Polifarmasi
Konstipasi
Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan
Adverse Drug Reactions √
disebabkan oleh obat? karena Aspirin
dan Sangobion
Sangobion dan
Adakah interaksi obat-obat yg
√ levotiroksin
berdampak klinis?
berinteraksi
Interaksi Obat Adakah interaksi obat- makanan yg
√ -
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan
√ -
laboratorium yang berdampak klinis?
Apakah terjadi alergi /intoleransi
Alergi Obat/ Intoleransi √ -
terhadap obat ?
Adakah masalah ketidak patuhan pasien
√ -
terhadap penggunaan obat?
Adherence/ Compliance
Apakah pasien mengalami hambatan/
√ -
kesulitan dalam penggunaan obat?

V. KESIMPULAN REKOMENDASI
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 17
 Pada Hipotiroid terapi dengan Levotiroksin dilanjutkan dengan dosis 88 mcg 1x
sehari secara peroral selama 6 minggu dan dilakukan monitoring terapi.
 Pada Dyslipidemia terapi dengan Lipitor (Atorvastatin) dilanjutkan dengan dosis 40
mg 1x sehari secara peroral dan dilakukan monitoring terapi.
 Pada sakit kepala terapi dengan aspirin 500 mg saat sakit kepala dihentikan dan
digantikan dengan menggunakan acetaminophen 500 mg 4-6x sehari jika diperlukan
serta dilakukan monitoring terapi.
 Pada Anemia terapi dengan Sangobion 1x sehari 1 kapsul dihentikan.
 Pada Konstipasi terapi diberikan terapi dengan Laktulosa 10 g/15 mL 2x sehari jika
diperlukan dan dilakukan monitoring terapi.

VI. KONSELING
 Minum obat secara teratur
 Kendalikan stress
 Menghindari makanan seperti kubis, brokoli, makanan tinggi garam.
 Mulai perubahan gaya hidup termasuk terapi diet, pengurangan berat badan, dan
peningkatan aktivitas fisik. Intensitas aktivitas fisik selama 30 menit sehari.
 Tujuan dari terapi diet adalah untuk mengurangi asupan lemak total, lemak jenuh, dan
kolesterol secara bertahap dan untuk mencapai berat badan yang diinginkan.
 Peningkatan asupan serat larut (oat bran, pektin, psyllium) dapat menurunkan
kolesterol total dan LDL hingga 5% hingga 20%. Namun, mereka memiliki sedikit
efek pada HDL-C atau trigliserida. Produk serat juga dapat berguna dalam mengelola
sembelit yang terkait dengan resin asam empedu (BARs).
 Suplementasi minyak ikan mengurangi trigliserida dan VLDL-C, tetapi tidak memiliki
efek pada total dan LDL-C. Tindakan lain dari minyak ikan dapat menyebabkan efek
kardioprotektif.
 Penelanan 2 hingga 3 g setiap hari sterol tumbuhan mengurangi LDL sebesar 6%
hingga 15% yang biasanya tersedia dalam bentuk margarin komersial.
 Jika semua perubahan diet yang direkomendasikan dilakukan, perkiraan penurunan
rata-rata LDL akan berkisar 20% hingga 30% (Dipiro Edisi 9 Halaman 68).

VII. PEMBAHASAN
1. Hipotiroid
A. Definisi
Hipotiroid merupakan gangguan tiroid yang melibatkan produksi hormon
tiroid atau sekresi dan menghasilkan perubahan stabilitas metabolik (Dipiro Edisi
10 Halaman 176).

B. Patofisiologi dan Etiologi


 Sebagian besar pasien memiliki hipotiroidisme primer karena kegagalan
kelenjar tiroid akibat tiroiditis autoimun kronis (penyakit Hashimoto). Cacat
pada fungsi penekan limfosit T yang menyebabkan kelangsungan hidup klon
acak dari limfosit pendonor yang diarahkan melawan antigen pada membran
tiroid. Interaksi yang dihasilkan merangsang limfosit B untuk menghasilkan
antibodi tiroid.
 Hipotiroidisme iatrogenik mengikuti paparan jumlah radiasi yang merusak,
setelah tiroidektomi total, atau dengan dosis thionamide yang berlebihan yang
digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Penyebab lain dari hipotiroidisme

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 18


primer termasuk kekurangan yodium, defek enzimatik dalam tiroid, hipoplasia
tiroid, dan konsumsi goitrogens.
 Hipotiroidisme sekunder karena kegagalan hipofisis jarang terjadi. Insufisiensi
hipofisis dapat disebabkan oleh penghancuran thyrotrophs oleh tumor
hipofisis, terapi bedah, radiasi hipofisis eksternal, nekrosis hipofisis
postpartum (sindrom Sheehan), trauma, dan proses infiltratif dari hipofisis
(misalnya, tumor metastatik, tuberkulosis) (Dipiro Edisi 10 Halaman 181).

2. Dislipidemia
A. Definisi
Dislipidemia adalah meningkatnya kolesterol total, LDL atau trigliserida, HDL
rendah; atau kombinasi dari kelainan tersebut.

B. Patofisiologi
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai kompleks
lipid dan protein (lipoprotein). Peningkatan kolesterol total dan LDL dan
penurunan kolesterol HDL terkait dengan perkembangan penyakit jantung koroner
(PJK). Faktor risiko seperti LDL teroksidasi, cedera mekanik pada endotelium, dan
homocysteine yang berlebihan dapat menyebabkan disfungsi endotel dan interaksi
seluler yang memuncak pada aterosklerosis. Hasil klinis lain mungkin termasuk
angina, infark miokard (MI), aritmia, stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma
aorta perut, dan kematian mendadak.
Lesi aterosklerotik timbul dari transportasi dan retensi LDL plasma melalui
lapisan sel endotel ke dalam matriks ekstraseluler ruang subendothelial. Setelah di
dinding arteri, LDL dimodifikasi secara kimia melalui oksidasi dan glikasi
nonenzim. LDL yang teroksidasi ringan merekrut monosit ke dalam dinding arteri,
yang berubah menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL. LDL yang
teroksidasi mendorong respon inflamasi yang dimediasi oleh chemoattractants dan
cytokines.
Cedera dan perbaikan berulang dalam plak aterosklerotik akhirnya mengarah
pada penutupan fibrosa yang melindungi inti lipid, kolagen, kalsium, dan sel-sel
inflamasi. Pemeliharaan plak fibrosa sangat penting untuk mencegah ruptur plak
dan trombosis koroner.
Gangguan lipoprotein primer atau genetik diklasifikasikan ke dalam enam
kategori: I (chylomicrons), IIa (LDL), IIb (LDL + lipoprotein densitas sangat
rendah [VLDL]), III (intermediatedensity lipoprotein), IV (VLDL), dan V (VLDL
+ chylomicrons). Bentuk sekunder dislipidemia juga ada, dan beberapa golongan
obat dapat mempengaruhi tingkat lipid (misalnya, progestin, diuretik tiazid,
glukokortikoid, β-bloker, isotretinoin, protease inhibitor, siklosporin, mirtazapin,
dan sirolimus).
Efek utama pada hiperkolesterolemia genetik adalah ketidakmampuan untuk
mengikat LDL ke reseptor LDL (LDL-R). Hal ini menyebabkan kurangnya
degradasi LDL oleh sel dan biosintesis kolesterol yang tidak diatur (Dipiro Edisi 9
Halaman 65).
C. Etiologi

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 19


Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid adalah lipid utama dalam tubuh yang
diangkut sebagai kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein.
Lipoprotein plasma adalah partikel bulat dengan permukaan yang sebagian besar
terdiri dari fosfolipid, kolesterol bebas, dan protein, dan inti yang sebagian besar
terdiri dari trigliserida dan ester kolesterol. Tiga kelas utama lipoprotein yang
ditemukan dalam serum adalah low density lipoproteins (LDL), lipoprotein
densitas tinggi (HDL) dan lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) yang dibawa
dalam sirkulasi.
Abnormalitas lipoprotein plasma dapat menyebabkan predisposisi penyakit
arteri vaskuler koroner, serebrovaskular, dan perifer dan merupakan salah satu
faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner (PJK). Peningkatan kolesterol
total dan LDL dan mengurangi HDL dapat menjadi faktor resiko PJK.
Aterosklerosis koroner prematur, yang mengarah ke manifestasi penyakit jantung
iskemik (IHD) adalah konsekuensi dislipidemia yang paling umum dan signifikan
(Dipiro edisi 10 Halaman 1014).

D. Guideline/Algoritma Terapi

(Dipiro Edisi 10 Halaman 1029)


3. Sakit Kepala (Tension-type headache /TTH)
A. Definisi

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 20


Tension-type headache (TTH) adalah gangguan sakit kepala yang paling
umum. Ketentuan “Tension-type headache” digunakan dalam menggambarkan
semua sindrom sakit kepala di mana kontraksi otot merupakan faktor paling
signifikan dalam patogenesis nyeri. Prevalensi TTH dalam populasi berkisar
antara 30% hingga 90% dan lebih sering terjadi pada wanita dewasa (Dipiro,
2008 Halaman 502).

B. Patofisiologi dan Etiologi


Mekanisme patofisiologi TTH tidak dipahami dengan jelas. Rasa sakit diduga
berasal dari jaringan myofascial kepala, tetapi proses otak pusat diyakini menjadi
modulator penting persepsi nyeri. Sindrom TTH kronis dapat berevolusi dari sakit
kepala episodik berulang saat nosiseptika sentral menjadi peka (Dipiro, 2008
Halaman 502-503).

4. Anemia
A. Definisi
Anemia adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan penurunan baik
hemoglobin (Hb) atau volume sel darah merah (RBCs), yang menghasilkan
penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. Anemia didefinisikan oleh World
Health Organization (WHO) sebagai Hb kurang dari 13 g / dL (kurang dari 130 g /
L; kurang dari 8.07 mmol / L) pada pria dan kurang dari 12 g / dL (kurang dari
120 g / L ; kurang dari 7,45 mmol / L) pada wanita (Dipiro Edisi 10 Halaman
4428).

B. Patofisiologi
Penyebab anemia yang mendasari diagnosis serta terapi adalah:
 Serum besi rendah di IDA dan AI
 Kadar ferritin rendah pada IDA dan normal meningkat pada AI
 Kapasitas pengikatan besi total tinggi pada IDA dan rendah atau normal pada AI
 Volume sel rata-rata meningkat pada vitamin B12
 Defisiensi dan defisiensi folat
 Vitamin B12dan tingkat folat rendah di masing-masing jenis anemia
 Homocysteine meningkat dalam vitamin B12 (Dipiro Edisi 10 Halaman 4439).

C. Etiologi
Anemia dengan onset akut kemungkinan besar terjadi bersama dengan
takikardia, sakit kepala ringan, dan dyspnea. Anemia kronis sering muncul dengan
diiringi dengan lemah, kelelahan, sakit kepala, vertigo, dan pucat. Anemia
defisiensi besi (IDA) ditandai dengan penurunan kadar ferritin (sensitive marker)
dan serum iron, serta penurunan saturasi transferrin (Dipiro Edisi 10 Halaman
4428).

5. Konstipasi
A. Definisi
Konstipasi merupakan keadaan dimana proses BAB sulit atau jarangnya BAB,
kadang-kadang terkait dengan ketegangan atau perasaan buang air besar yang
tidak tuntas (Dipiro Edisi 10 Halaman 1641).

B. Patofisiologi dan Etiologi

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 21


Konstipasi (sembelit) dapat bersifat primer atau sekunder. Primer, atau
idiopatik, konstipasi terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi, sedangkan
sembelit sekunder mungkin akibat dari obat-obatan sembelit, faktor gaya hidup,
atau gangguan medis. Konstipasi primer dapat dibagi lagi menjadi tiga kategori
yaitu transit normal, transit lambat, dan disfungsi lantai panggul, atau buang air
besar yang tidak teratur. Sembelit transit normal, sering disebut sebagai
fungsional, adalah tipe yang paling umum. Pasien-pasien ini memiliki motilitas
GI dan frekuensi tinja yang normal tetapi mungkin mengalami kesulitan dalam
evakuasi, bagian dari tinja yang keras, atau ketidaknyamanan kembung dan perut.
Konstitusi sembelit yang lambat merepresentasikan abnormalitas waktu transit GI
yang mengarah ke defekasi yang jarang (Dipiro Edisi 10 Halaman 1642).

C. Algoritma Terapi

(Dipiro Edisi 10 Halaman 1647)

VIII. PERTANYAAN
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 22
KELOMPOK D-4
HARI/ TANGGAL DISKUSI SENIN, 10 DESEMBER 2018
MODUL/KASUS MODUL 5 / KASUS HIPOTIROID
MODERATOR ALFA FRISTA ARTA (K100150038)
NOTULIS MUHAMMAD AL AYUBI (K100150045)
ALFA FRISTA ARTA (K100150038)
PRESENTATOR MUHAMMAD AL AYUBI (K100150045)
MAULIA RAHMI HIDAYATI (K100150115)
ALFA FRISTA ARTA (K100150038)
ANGGOTA KELOMPOK (YANG
MUHAMMAD AL AYUBI (K100150045)
HADIR
MAULIA RAHMI HIDAYATI (K100150115)
PERTANYAAN
NO NAMA/NIM ISI NAMA/NIM
ISI JAWABAN
PENANYA PERTANYAAN PENJAWAB
1. Afif Galiza - Kenapa Alfa Frista A - Lebih cost effektif dan mudah
(K100150037) memilih (K100150038) didapatkan.
terapi obat, - Selama 6 minggu
bukan radiasi
atau yang
lain?
- Sampai kapan
penggunaan
obat?
2. Natasha Nurul Perbedaan Muhammad Al Gondongan karena infeksi virus,
(K10015039) subjektif Ayubi sedangkan gondok disebabkan
gondongan (K100150045) oleh gangguan tiroid.
dengan
hipotiroid?
3. Widia Ristiana, Kenapa Maulia Rahmi Karena sangobion dapat
S.Farm., Apt menghentikan Hidayati menginduksi konstipasi
sangobion? (K100150115) (penyebab terjadinya konstipasi)
serta berinteraksi dengan
levotiroksin yang digunakan
pasien.
4. Ismi Fazria Kenapa pasien Maulia Rahmi Karena hormon tiroid mengatur
Yuniar hipotiroid selalu (K100150115) metabolisme tubuh, kecepatan
(K100150137) merasa mudah pembakaran kalori tubuh serta
lelah?
detak jantung. jika pasien
mengalami hipotiroid maka
proses metabolism melambat
sehingga energy yang
diproduksi kurang dan
menyebabkan rasa lelah dan
lemah.
IX. DAFTAR PUSTAKA

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 23


Aberg J.A., Lacy C.F, Amstrong L.L, Goldman M.P, and Lance L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists
Association.
Dipiro T.J., Wells G.B., Schwinghammer L.T., Kolesar J.M., Chisholm-Burns M.A., and
Rotschaper, J.C., 2008, Pharmacotherapy Principles and Practice, The McGraw-
Hill companies, New York, USA.
Dipiro T.J., Wells G.B., Schwinghammer L.T., and Dipiro V.C., 2015, Pharmacotherapy
Handbook Ninth Edition, The McGraw-Hill companies, New York, USA.
Dipiro T.J., Wells G.B., Schwinghammer L.T. dan Dipiro V.C., 2017, Pharmacotherapy
Handbook Tenth Edition, The McGraw-Hill Companies, United States of America.
IAI, 2018, ISO: Informasi Spesialite Obat Indonesia Voume 5l, ISFI Penerbitan, Jakarta.
Medscape, 2018, Medscape Drug Reference, Aplikasi Medscape [Akses 2018].

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 24


LAMPIRAN
Kasus Hipotiroid
Nn. K (22 th), seorang mahasiswi (BB 48 kg, 156 cm) datang ke rumah sakit dengan
keluhan sejak 1 tahun yang lalu pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar
gondok, tidak nyeri, permukaan rata, batas tegas, tidak menempel dengan jaringan
sekitar (dapat digerakkan).
Dalam 1 bulan terakhir Nn K merasakan sering lelah, letargi dan sakit kepala. Ia
mengira hal ini karena terlalu capek mengerjakan tugas akhir kuliah, tetapi gejala ini tidak
berkurang meskipun sudah istirahat di rumah selama 3 hari. Berat badannya naik 3 kg dalam
1 bulan, padahal nafsu makannya turun. Nn K juga mengalami menorragie, selain itu juga
merasakan dingin sepanjang hari, dan kulitnya lebih kering/kasar.
Selama ini Nn K tidak mengkonsumsi obat, hanya minum aspirin 500 mg jika perlu saat sakit
kepala. Nn K senang makan lalapan kubis. Sudah 4 hari ini Nn K susah buang air besar.

Riwayat keluarga : Ayah dan Ibu hipotiroid, berasal dari daerah yang kekurangan Iodium
Riwayat pengobatan : sejak 2 minggu yang lalu mengkonsumsi sangobion (zat besi) 1 kapsul
sehari

Pemeriksaan vital sign :


TD : 110/78 mmHg
HR : 57 kali/menit
RR : 12 kali/menit
Suhu : 37oC

Hasil Pemeriksaan Lab :


T3 : 20 ng/dL (N : 60-181 ng/dL)
TT4 : 2 mcg/dL (N : 4,5-109 mcg/dL)
FT4 : 0,2 ng/dL (N : 0,8-2,7 ng/dL)
TSH : 40 mIU/mL (N ; 0,5-4,7 mIU/L)
GDS : 148 mg/dL (N : <200 mg/dL)
GDP : 110 mg/dL (N : <126 mg/dL)
Kolesterol total : 230 mg/dL (N : <200 mg/dL)
HDL : 30 mg/dL (N : >40 mg/dL)
LDL : 190 (N : <130 mg/dL)
Trigliserid : 180 mg/dL (N :< 150 mg/dL)
SGPT : 29 U/L (N: <30 U/L)
SGOT : 28 (N:<30 U/L)
WBC : 8,5 x 103 / µL (N: 5-10 x 103/µL)
3
Platelet : 380 x 10 / µL (N : 150-450 x103 / µL)
RBC : 5 x106 / µL (N: 4-5x106 / µL
Hb : 12,5 g/dL (N: 12-16 g/dL)
Hct : 44 % (N : 40-50%)
SrCr : 0,7 mg/dL (N: 0,6-1,2 mg/dL)
BUN : 16 mg/dL (N : 8-25 mg/dL)
Na : 145 mmol/L (N : 134-145 mmol/L)
K : 3,9 mmol/L (N : 3,5-5,0 mmol/L)
Cl : 108 mmol/L (N:94-111 mmol/L)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 25


Pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x3x4cm, tidak
terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sekitar benjolan.

Diagnosis : Hipotiroid

Oleh dokter diresepkan :


Levotiroksin 10 µg/hari.
Lipitor 20 mg 1xsehari

Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat
yang direkomendasikan)
Levothyroxine

(DIH Edisi 17, 2009)


Lipitor (Atorvastatin)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 26


Aspirin

(DIH Edisi 17, 2009)

Sangobion (Ferrous Gluconate)

(DIH Edisi 17, 2009)


Acetaminophen

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 27


Laktulosa

(DIH Edisi 17, 2009)

Problem Medik dan Drug Related Problems


Hipotiroid
 Levotiroksin

(Dipiro Edisi 10 Halaman 3329)

(Dipiro Edisi 10 Halaman 3330)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 28


(DIH Edisi 17, 2009)

(DIH Edisi 17, 2009)

(Dipiro Edisi 10 Halaman 3329)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 29


Dyslipidemia
 Lipitor (Atorvastatin)

(Dipiro Edisi 10 halaman 1025)

(Dipiro Edisi 10 halaman 1026-1027)

(Dipiro Edisi 10 Halaman 1028)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 30


(Dipiro Edisi 10 Halaman 1029)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 31


(DIH Edisi 17, 2009)

(DIH Edisi 17, 2009)

Sakit Kepala
 Aspirin

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 32


(Dipiro, 2008 Halaman 506-507)

(DIH Edisi 17, 2009)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 33


 Acetaminophen

(Dipiro, 2008 Halaman 506-507)

(DIH Edisi 17, 2009)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 34


(Medscape)

(DIH Edisi 17, 2009)

Anemia
 Sangobion (Ferrous Gluconate)

(Medscape)

darah (ISO vol 51, 2018 Halaman 223)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 35


(DIH Edisi 17, 2009)

Konstipasi
 Laktulosa

(Dipiro Edisi 10 Halaman 1642-1644)

(Dipiro Edisi 10 Halaman 1647)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 36


(Dipiro Edisi 10 Halaman 1649)

(DIH Edisi 17, 2009)

(DIH Edisi 17, 2009)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 37


(DIH Edisi 17, 2009)

Terapi Nonfarmakologi

(Dipiro Edisi 9 Halaman 68)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 38

Anda mungkin juga menyukai