Anda di halaman 1dari 39

Studi Kasus Pelayanan Kefarmasian

Hiperlipidemia
Pada Pasien Dewasa, Pediatrik & Geriatrik
Sarah Rahmatia Rifky Putra Pratama
Luthfiah Yusuf Lupita
Wahyu Eka Saputri Ajeng Triwahyuni P W
Alya Mahira Kudri Hafida Aulia Qadrina
Dewi Sarah Muzdalifah Ramly
Putri Ananda Felia Rizka Sudrajat

PSPA Universitas Padjadjaran 2020


Kasus Lipidemia pada Pasien Dewasa
Here you could describe the topic of the section 01
Kasus Hiperlipidemia pada Pasien Pediatrik
Here you could describe the topic of the section 02
Kasus Hiperlipidemia pada Pasien Geriatrik
Here you could describe the topic of the section 03
CASE STUDY Seorang anak laki-laki bernama Rudi berumur 7 tahun datang ke rumah
sakit bersama ibunya dengan keluhan pusing, seringkali mengeluh sakit
kepala sudah 1 minggu, anak tersebut banyak menghabiskan waktu
dengan tidur dan tidak mau berolahraga karena selalu bermain dengan
gadgetnya. Ibunya mengatakan bahwa anaknya sangat susah untuk mau
makan sayur dan buah karena selalu memilih fastfood dan daging-
dagingan. Ayahnya mempunyai riwayat obesitas dan jantung. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan BMI anak tersebut 28, kadar
trigliserida 200 mg/dL, konsentrasi LDL 140 mg/dL, konsentrasi HDL 30
mg/dL, tekanan darah 140/90 mmHg.

Dokter mendiagnosis bahwa pasien menderita hipertensi dan


hiperlipidemia,
kemudian meresepkan obat berikut :
1. Amlodipin 10mg
2. Simvastatin 20mg
Metode SOAP

S O A P
SUBECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN
ABOUT THE DISEASE

Mercury is the closest planet to the


PLANET MARS Sun and the smallest one in our
Solar System. It’s only a bit larger
Despite being red, Mars is than our Moon
actually a cold place. It’s full
of iron oxide dust,
which gives the planet its
reddish cast Jupiter is a gas giant and the
biggest planet in our Solar
System. It’s the fourth-brightest
object in the sky
SUBJECTIVE
Identitas Pasien Keluhan Pasien

Pusing, tengkuk
Gejala
Nama Rudi terasa berat

Usia 7 tahun Onset Tidak disebutkan

Jenis Laki-laki Durasi 7 hari

Kelamin

Frekuensi Tidak disebutkan


BMI 28

Alamat Tidak disebutkan Keparahan Tidak disebutkan


SUBJECTIVE
Identitas Pasien

Riwayat penyakit Tidak ada riwayat (Tidak disebutkan)

Riwayat keluarga Ayah riwayat obsitas dan jantung

Riwayat pengobatan Tidak ada riwayat (Tidak disebutkan)

Riwayat alergi Tidak ada riwayat (Tidak disebutkan)

Pengetahuan pasien Dokter mendiagnosis bahwa pasien menderita hipertensi dan hiperlipidemia,
kemudian meresepkan obat berikut :
Amlodipin 10mg; Simvastatin 20mg dan Sibutramin HCl 10mg

Riwayat sosial Banyak tidur, tidak mau berolahraga dan selalu bermain dengan gadgetnya

Gaya hidup Sulit makan sayur dan buah karena selalu memilih fastfood dan daging-
dagingan
OBJECTIVE

200 mg/dL
Trigliserida

LDL 140 mg/dL

HDL 30 mg/dL

Tekanan darah 140/90 mmHg

bMI 28
ASSESSMENT

Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada


pasien menunjukkan BMI sebesar 28,
menurut WHO nilai tersebut termasuk ke
dalam kategori pra-obesitas

Hal ini disebabkan oleh karena pasien


gemar mengkonsumsi gorengan serta
jarang sekali berolahraga sehingga lemak-
lemak jahat yang berasal dari gorengan
pada akhirnya tertimbun di dalam tubuh
sehingga menyebabkan berat badan
bertambah dan terbentuknya plak pada
pembuluh darah arteri.
ASSESSMENT

Kadar trigliserida mengalami


peningkatan yaitu sebesar 190
mg/dL, konsentrasi LDL juga
meningkat yaitu sebesar 130 mg/dL,
sedangkan konsentrasi HDL
menurun menjadi 30 mg/dL, hasil ini
menyatakan bahwa benar pasien
mengalami penyakit hiperlipidemia.

Ciri khas dari penyakit


hiperlipidemia adalah pasien
mengalami peningkatan konsentrasi
trigliserida dan LDL yang diikuti oleh
penurunan kadar HDL.
PLAN
Terapi Farmakologi

01 02 03 04
TERAPI
TERAPI
HIPERLIPIDEM NEPTUNE
HIPERTENSI
IA
Hidroklortiazid Simvastatin Neptune is the
farthest planet from
TERAPI DIET the Sun and the
Dosis : 1
mg/kg/hari, 1x. fourth-largest by
maks 3 mg/kg/ hari Dosis : 20 mg diameter
sampai 50 mg/hari.
TERAPI HIPERTENSI

● Untuk penanganan hipertensi, dokter


meresepkan Amlodipin, sedangkan
menurut panduan tatalaksana terapi
Ikatan Dokter Anak Indonesia, terapi
lini pertama untuk hipertensi anak,
yaitu menggunakan diuretik dengan
dosis minimal.
● Diuretik golongan tiazida dipilih
karena golongan yang banyak
digunakan pada sebagian besar
penderita hipertensi dan berdasarkan
kasus tidak terdapat edema pada
pasien.

(IDAI, 2013; Dipiro, 2015).


DIURETIK
Hidroklortiazida
● Dosis : 1 mg/kg/hari, 1x. maks 3 mg/kg/ hari sampai 50 mg/hari
● Mekanisme kerja : Memobilisasi air dan natrium dari dinding arteriol, sehingga menurunkan resistensi
pembuluh darah perifer dan menurunkan tekanan darah (Dipiro, 2015).
● Interaksi obat : alkohol, barbiturat atau narkotik; obat-obat antidiabetik (oral dan insulin); kolestiramin
dan resin kolestipol; kortikosteroid, ACTH; glikosida digitalis; AINS; pressor amine (seperti
noradrenalin); relaksan otot skelet nondepolarizing; garam kalsium; atropin, beperiden, siklofosfamid,
metotreksat (BPOM, 2015).
● Kontraindikasi : gangguan hati berat, gangguan ginjal berat (kreatinin klirens < 30 mL/menit),
hipokalemia refraktori, hiperkalsemia, hamil dan menyusui (BPOM, 2015).
● Efek Samping: anoreksia, penurunan nafsu makan, iritasi lambung, diare, konstipasi, sialadenitis,
pankreatitis, jaundice, xanthopsia, gangguan penglihatan sementara, leukopenia, neutropenia/
agranulositosis, thrombositopenia, anemia aplastik, anaemia hemolitik, depresi sumsum tulang belakang,
reaksi fotosensitivitas (BPOM, 2015).
● Peringatan : Monitor kadar elektrolit secara berkala (IDAI, 2013).
TERAPI HIPERLIPIDEMIA

● Pada anak terapi hiperlipidemia yang


disarankkan dan aman yaitu
penggunaan statin

Dipiro et al, 2009


SIMVASTATIN
● Mekanisme kerja : statin memberikan efek utamanya yaitu penurunan kadar LDL
melalui gugus mirip asam mevalonat yang menghambat HMG-CoA reduktase secara
kompetitif. Statin mempengaruhi kadar kolesterol di dalam hati, yang menyebabkan
peningkatan ekspresi gen reseptor LDL.
● Dosis : 20 mg diminum sebelum tidur (1 kali sehari)
● Efek samping : miopati
● Interaksi : berinteraksi dengan eritromisin (antibiotik)
● Kontraindikasi : pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan (karena itu
diperlukan kontrasepsi yang memadai selama pengobatan dan selama 1 bulan setelahnya)
dan menyusui
● Peringatan dan perhatian : Pasien disarankan agar melaporkan dengan segera gejala nyeri
otot, rasa kaku, atau rasa lemah otot yang tidak diketahui pasti penyebabnya.
PLAN
Terapi Diet
Terapi diet ditentukan dalam dua langkah yang secara bertahap mengurangi asupan asam lemak jenuh dan
kolesterol.

1. Membatasi asupan nutrisi 2. Jika patuh pada diet ini setidaknya selama 3 bulan
dan gagal mencapai tujuan minimal terapi, maka
Asupan nutrisi yang direkomendasikan dilanjutkan ke tahap ke dua.
dalam pendekatan populasi untuk
▪ Pengurangan lebih lanjut asam lemak jenuh
menurunkan kolesterol, yaitu :
hingga kurang dari 7% kalori
▪ Asam lemak jenuh kurang dari 10% kalori ▪ Asupan kolesterol kurang dari 200 mg / hari
total
▪ Total lemak tidak lebih dari 30% kalori total Terapi diet ini disarankan untuk didampingi oleh
▪ Kolesterol kurang dari 300 mg / hari ahli gizi.

(American Academy of Pediatrics, 1992).


PLAN
Terapi Non Farmakologi

1. Melakukan aktivitas fisik minimal dalam 1 hari setidaknya 30 menit, dapat


dilakuakan dengan aktivitas fisik yang cukup ringan seperti jalan cepat,
bersepeda dan berenang.
2. Membiasakan konsumsi rendah kalori seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan
3. Mengganti sedikit demi sedikit konsumsi daging-dagingan dan mengganti
dengan ikan
4. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji karena banyak mengandung
lemak jenuh
5. Mengatur aktivitas dan pola tidur, mengalihkan kebiasaan menggunakan
gadget dengan aktivitas fisik lainnya (Perkeni, 2019).
CASE STUDY Bapak Iwan (65 tahun) datang dengan keluhan sakit kepala dan leher terasa
kaku, keluhan ini sudah ia rasakan selama 2 hari. Iwan memiliki riwayat
GERIATRI diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi dirujuk ke klinik untuk assassment
(penilaian) mixed hyperlipidemia yang ditemukan dalam pemeriksaan rutinnya.
Riwayat keluarga ada yang menderita diabetes melitus tipe 2.
Pengobatan saat ini ramipril, glyburide, dan hydroclorthiazide.
Hasil analisis sampel darah (puasa) kolesterol total 356,34 mg/dL,
totaltrigliserida 5927,4 mg/dL, HDL-c 23,4 mg/dL, TSH 0,94 mIU/L.
Urea,kreatininm elektrolit, bilirubin, AST, ALT normal. HbA1c 9,5%.
Kemudian dokter meresepkan fenofibrate, metformin, dan rosuvastatin termasuk
ramipril, glyburide, dan hydroclorothiazide. Empat minggu kemudian lipid
profil pasienmengalami peningkatan.
Hasil laboratorium menunjukkan kadar kolesterol total 213,45 mg/dL,
trigliserida 825,5 mg/dL, HDL-c 37,05 mg/dL. Dengan terus dilakukan follow
up, 3 bulan kemudian kolesterol total 145,9 mg/dL,trigliserida 330,4 mg/dL,
HDL-c 27,84 mg/dL.
Metode SOAP

S O A P
SUBECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN
SUBJECTIVE
Identitas Pasien Keluhan Pasien

Sakit kepala, leher


Gejala
Nama Bapak Iwan terasa kaku

Usia 65 tahun Onset Tidak disebutkan

Durasi 2 hari
Jenis Laki-laki
Kelamin
Frekuensi -

BMI -
Keparahan -
Alamat Tidak disebutkan
SUBJECTIVE

Identitas Pasien

Riwayat penyakit Diabetes melitus tipe 2, hipertensi

Riwayat keluarga Diabetes melitus tipe 2

Riwayat pengobatan Ramipril, glyburide, dan hydroclorthiazide

Riwayat alergi Tidak disebutkan

Pengetahuan pasien Tidak disebutkan

Riwayat sosial Tidak disebutkan

Gaya hidup Tidak disebutkan


OBJECTIVE

Saat pertama Nilai uji Nilai normal

Kolestrol Total 536.34 mg/dL 146.94 - 201.08 mg/dL

Trigliserida 5927.4 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL

HDL-c 23.4 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL

TSH 0.94 mIU/L 0.49 - 4.67 mIU/L

HbA1c 9.5% < 6,5%

Urea, kreatininm elektrolit,


bilirubin, AST, ALT normal
OBJECTIVE

4 minggu kemudian (follow up) Nilai uji Nilai normal

Kolestrol Total 213.45 mg/dL 146.94 - 201.08 mg/dL

Trigliserida 825.5 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL

HDL-c 37.05 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL

TSH 0.94 mIU/L 0.49 - 4.67 mIU/L

HbA1c 9.5% < 6,5%

Urea, kreatininm elektrolit,


bilirubin, AST, ALT normal
OBJECTIVE

3 minggu kemudian (follow up) Nilai uji Nilai normal

Kolestrol Total 145.9 mg/dL 146.94 - 201.08 mg/dL

Trigliserida 330.4 mg/dL 31.15 - 151.3 mg/dL

HDL-c 27.84 mg/dL 35.1 - 93.6 mg/dL

TSH 0.94 mIU/L 0.49 - 4.67 mIU/L

HbA1c 9.5% < 6,5%

Urea, kreatininm elektrolit,


bilirubin, AST, ALT normal
ASSESSMENT

▪ Menurut NCEP (National Cholestrol


▪ Glyburide (dosis tidak dicantumkan)
Education Program):
digunakan untuk terapi diabetes pasien.
○ kolesterol total normal < 200 mg/dL
▪ Ramipril dan hydroclorothiazide (dosis tidak
○ trigliserida normal < 150 mg/dL
dicantumkan) digunakan untuk terapi
○ HDL-c 35-93 mg/dL
hipertensi pasien.
▪ Hal ini mengindikasikan bahwa pasien
▪ Pemakaian obat hipertensi golongan tiazid
menderita hiperlipidemia (mixed
menyebabkan peningkatan kolestrol 5-7%
hyperlipidemia)
dan peningkatan trigliserida 30-50%.
▪ DM tipe 2 merupakan salah satu penyebab
▪ Fenofibrate (dosis tidak dicantumkan)
terjadinya hiperlipidemia sekunder karena
digunakan untuk mengatasi hiperlipidemia.
▪ HbA1c pasien sebesar 9,5%, dokter memberi kondisi tersebut dapat menyebabkan
meningkatnya level VLDL dan menurunkan
metformin (dosis tidak dicantumkan)
HDL.
tambahan obat untuk diabetes pasien.
▪ Kadar trigliserida > 2001,77 mg/dL semuanya
▪ Rusovastatin (dosis tidak dicantumkan) untuk
hampir memiliki hiperlipidemia sekunder dan
terapi mixed hyperlipidemia.
primer.
ASSESSMENT
PLAN
Terapi Farmakologi
Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida, meningkatkan kadar HDL-c,
menormalkan kadar gula darah dan tekanan darah tinggi serta mengurangi resiko pertama atu berulang dari infark miokardiak, angina, gagal
jantung, stroke iskemia, dan kejadian lain pada penyakit arterial (karotid stenosis atau aortik abdominal)

01 02 03
Terapi Terapi
Terapi hipertensi
hiperlipidemia hiperlipidemia
Fenofibrate (Dosis Rusovastatin Ramipril (2,5-5 mg Hidrochlortiazide Glyburide (1,25 – Metformin (500
inisial: 300 mg per (Dosis inisial: 20 per hari), diminum (12,5 mg per hari), 20 mg per hari), mg), 1 – 2 kali
hari dan dapat mg per hari). Obat pagi sebelum atau diminum pagi diminum segera perhari diminum
ditingkatkan sebelum atau setelah makan. sebelum atau sebelum makan. setelah makan.
menjadi 400 mg setelah makan. setelah makan.
perhari). Obat
diminum setelah
makan
PLAN
Terapi Non Farmakologi
1. Diet
▪ Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam lemak tidak jenuh seperti
MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) dan PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid).
▪ PUFA omega- 3 tidak mempunyai efek hipokolesterolemik langsung, tetapi kebiasaan mengonsumsi
ikan (mengandung banyak PUFA omega-3) berhubungan dengan reduksi risiko kardiovaskular
independen terhadap efek pada lipid plasma.
▪ Konsumsi PUFA omega-3 pada dosis farmakologis (>2 gram/hari) mempunyai efek netral terhadap
konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi konsentrasi TG.
▪ Konsumsi PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA berhubungan dengan peningkatan konsentrasi
kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG (Trigliserida) sebesar 10-15%
1. Aktivitas Fisik
▪ Pengaruh aktivitas fisik terhadap parameter lipid terutama berupa penurunan TG dan peningkatan
kolesterol HDL.
▪ Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi TG sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi
kolesterol HDL sampai 10%.
▪ Tanpa disertai diet dan penurunan berat badan, aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kolesterol
total dan LDL. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan → Berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam)
selama 30-40 menit, Berenang – selama 20 menit, Bersepeda untuk kesenangan atau transportasi,
jarak 8 km dalam 30 menit
PEMANTAUAN TERAPI

Pemantauan dan evaluasi secara rutin harus Bila target tidak tercapai?
dikerjakan pd pasien dislipidemia,Dilakukan
6-12minggu stlh awal pengelolaan ▪ Dilakukan pemantauan 6 bulan
berikutnya, hingga target LDL, HDL,
Hal-hal yg dipantau: TG tercapai

▪ Keberhasilan terapi (misal: turunnya Jika target LDL telah tercapai,


kadar LDL)
▪ Kemungkinan adanya komplikasi ▪ dilakukan pemantauan dengan interval
(misal: ⬆️kadar SGPT dan CPK) 6-12 bulan

Sumber: PB PERKENI,2019
CASE STUDY
DEWASA Tn. Z (usia 35 tahun ; BB 90 kg, tinggi 165 cm) adalah seorang perokok aktif
yang jarang berolahraga. Makanan kegemaran nya yaitu makanan berlemak dan
bersantan. Setiap 6 bulan sekali perusahaan tempat Tn. Z bekerja selalu
mengadakan medical check up bagi seluruh karyawannya. pada hasil
pemeriksaan lipid tertera sebagai berikut
Total kolesterol : 230 mg/dl
LDL : 160 mg/dl
HDL : 30 mg/dl
TGA : 200 mg/dl
Terapi apakah yang tepat diberikan kepada Tn. Z?
Metode SOAP

S O A P
SUBECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN
SUBJECTIVE
Identitas Pasien Keluhan Pasien

Tidak disebutkan
Gejala
Nama Tn.Z

Onset Tidak disebutkan


Usia 35 tahun

Jenis Laki-laki Durasi Tidak disebutkan

Kelamin
Frekuensi Tidak disebutkan

BMI 33,1
Keparahan Tidak disebutkan
Alamat Tidak disebutkan
SUBJECTIVE
Identitas Pasien

Riwayat penyakit Tidak disebutkan

Riwayat keluarga Tidak disebutkan

Riwayat pengobatan Tidak disebutkan

Riwayat alergi Tidak disebutkan

Pengetahuan pasien Tidak disebutkan

Riwayat sosial Tidak disebutkan

Gaya hidup Perokok aktif, jarang berolahraga


OBJECTIVE

Parameter Normal Pasien Keterangan

BMI 18,5-24,9 33,1 Obesitas

Total kolesterol <200 mg/dL 230 mg/dL Tinggi

LDL <130 mg/dL 160 mg/dL Tinggi

HDL 30-70 mg/dL 30 mg/dL NormalBatas bawah

Trigliserida Pria : 40-160 mg/dL 200 mg/dL Tinggi


Wanita : 35-135 mg/dL

(Kementrian Kesehatan RI, 2011)


ASSESSMENT

Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada


pasien menunjukkan BMI sebesar 33,3
menurut WHO nilai tersebut termasuk ke
dalam kategori obesitas Berdasarkan pemeriksaan lipid pasien dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita
Hal ini disebabkan karena pasien gemar hiperlipidemia dengan peningkatan kadar
mengkonsumsi makan makanan yang LDL, Trigliserida dan kolesterol
berlemak dan bersantan dan jarang
berolahraga sehingga lemak-lemak jahat
yang berasal dari gorengan pada akhirnya
tertimbun di dalam tubuhdan
menyebabkan nilai LDL,kolesterol dan TGA
yang tinggi
PLAN
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi bertujuan untuk meurunkan nilai LDL, Kolesterol total, Trigliserida
dalam darah dan untuk meningkatkan kadar HDL.

Atorvastatin
Mekanisme : Dosis :
Mengurangi Pembentukan kolesterol di hati Pertimbangan dari kadar LDL, kadar LDL < 190 maka
dengan menghambat secara kompetitif kerja diberikan dosis sebesar 10-20 mg sekali sehari
dari enzim HMG-CoA reduktase. dikonsumsi pada saat malam hari.

Efek Terhadap Lipid : Efek Samping : Miopati, peningkatan enzim hati


Menurukan LDL, menurunkan TGA,
meningkatkan HDL Kontraindikasi : pada pasien penyakit hati akut atau
kronik

(Perkeni, 2019).
PLAN
Terapi Non Farmakologi

-Aktivitas fisik : 30 menit (intensitas sedang : ↓ 4-7 kkal/menit)


-Terapi Nutrisi Medis : orang dewasa disarankan diet rendah kalori →buah-
buahandan sayuran (≥ 5 porsi /hari), biji-bijian (≥ 6 porsi/hari), ikan, daging
tanpa lemak dan konsumi sterol dan stanol untuk ↓ LDL
-Berhenti merokok
(Perkeni, 2019).
Daftar Pustaka

Erwinanto., Santoso Anwar., Putranto, Nugroho Eko., Tedjasukmana, Pradana., Suryawan,


Rurus., Rifqi, Sodiqur., Kasiman, Sutomo. 2013. Pedoman dan Tatalaksana
Dislipidemia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Jakarta: Centra
Communications
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kemenkes RI.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2019. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Jakarta:
Perkeni.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.

IDAI. 2013. Best Practices in Pediatrics. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI
Jakarta.

BPOM. 2015. Tizaid. Tersedia (online) di:


THANKS!

Anda mungkin juga menyukai