2016
Kasus
Ny. Mita, berusia 28 tahun telah didiagnosis dengan DM Tipe 1 sejak berusia 14 tahun saat dia mengalami
diabetik ketoasidosis. Treatment insulin yang diterimanya tidak menunjukkan hasil yang memuaskan karena
gula darah tetap tidak terkontrol, cenderung mengalami hipoglikemia dan peningkatan berat badan. Dua tahun
lalu Ny. Mitha didiagnosis hipertensi dan diberikan bendroflumethiazide, 5 mg. Pada saat itu level urea
darahnya 8,2 mmol/L, serum kreatinin 80 µmol/L dan pada hasil pengujian urinalisis tidak ditemukan protein.
Diperkirakan Ny. Mitha memiliki non-proliferative diabetic retinopathy dan diberikan beberapa kali laser-
treatment Saat ini Ny. Mitha dibawa ke RS karena mengalami nausea dan muntah-muntah. Pada pemeriksaan
didapati Ny, Mitha mengalami dehidrasi dan napasnya berbau keton. Pemeriksaan gula darah menunjukkan
nilai 25,4 mmol/L dan pada pemeriksaan urinalisis didapati urinnya mengandung glukosa, keton, dan protein.
Ny. Mitha didiagnosis dengan diabetik ketoasidosis dan segera dimasukkan ke ICU untuk perawatan lebih
lanjut.
Subjektif
Nama : Ny. Mitha Keluhan saat ini
- nausea dan muntah-muntah
Umur : 28 tahun - dehidrasi dan napas bau keton
- saat di ICU mengalami ISK
BB : 54 kg
TB : 160 cm
riwayat :
Saat ini
- Na : 127 mmol/L
- K : 4,5 mmol/L
- pH darah : 7,15
- Base excess : -20,9 mmol/L
Assessment
Usia 14 tahun
- Treatment insulin : tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, gula darah tidak terkontrol malah cenderung
hipoglikemik.
2 tahun lalu
Saat ini
Keseimbang Membersihkan serum dan urin dari NaCl 0,9% intravena dengan -Kadar natrium normal : 135-
1
dosis 15-20 ml/kg/jam 150 mmol/L
an cairan keton ke tingkat yang stabil dan
dan elektrolit mengembalikan keseimbangan Setelah stabil, cairan -Kadar kalium normal: 3,5-5,3
(Pasien elektrolit. diturunkan menjadi 4-14 mmol/L
ml/kg/jam
mengalami (Gosmanov et al, 2014). -Status cairan, status jantung,
asidosis) Jika kadar natrium normal, output urin.
cairan diganti dengan NaCl
0,45%
(Westerberg, 2013).
(Westerberg, 2013)
Health Care Priori Therapeutic Goals Recommendation for Therapy Monitoring Parameters and
Problem ty Endpoint
Diabetes Kadar gula darah 160 - 200 mg/dL Diberikan insulin regular - Ukuran kadar gula
2
( Chisholm-Burns et al, 2016 ) secara intravena 0,15 U/kg darah hingga 200
Mellitus
bolus diikuti dengan 0,1 mg/dL
unit.kg.jam infus → cek - berikan edukasi ke
glukosa setiap jam dan pasien dan
gandakan dosis infus keluarganya untuk
insulin hingga kadar meningkatkan
glukosa turun dan stabil 50 kepatuhan
- 70 mg/dL (2,8 - 3,9 konsumsi obat
mmol/L ) ( Chisholm-Burns et pada pasien
al, 2016 )
Health Care Priori Therapeutic Goals Recommendation for Therapy Monitoring Parameters and
Problem ty Endpoint
Proteinuria 3 Tidak adanya protein, keton, dan Diberikan hemodialisis. Setelah hemodialisis,
glukosa dalam urin. diharapkan tidak adanya
protein, keton, dan glukosa
dalam urin pasien.
Health Care Priori Therapeutic Goals Recommendation for Therapy Monitoring Parameters and
Problem ty Endpoint
Infeksi ● Mengobati Gentamisin IV 3-5 mg/kg ·Menilai efektifitas terapi antibiotik setelah pemakaian
5
infeksi sekali sehari selama 5
Saluran ● selama 5 hari dengan mengecek jumlah koloni bakteri
Mencegah hari
Kemih infeksi (BPOM, 2015). dan WBC dalam urin (urinalisis)
berulang ·GFR Ny Mitha <15 ml/menit/m 2 (GFR normal
Gentamisin digunakan
>90ml/menit/172m2), dilakukan monitoring fungsi ginjal
dengan penyesuaian
dosis karena pasien setiap 3 bulan
mengalami kerusakan ·Kadar urea normal (3,5-5,2 mmol/L)
ginjal dan gentamisin
·Kadar kreatinin normal (60-110 µmol/L)
bersifat nefrotoksik
·Jika infeksi tidak kunjung membaik, hubungi dokter
pasien untuk peningkatan dosis atau pertimbangkan
komplikasi dan rujuk ke rumah sakit yang sebelumnya
telah dibicarakan dengan dokter pasien
PIO
NaCl 0,9%
●Indikasi : Ketidakseimbangan elektrolit.
●Dosis : NaCl 0,9% dimulai pada 15 hingga 20 mL per kg per jam, atau 1 L per jam pada
awalnya.
-Status cairan, status jantung, output urin, tekanan darah, dan tingkat elektrolit harus dipantau.
-Ketika pasien stabil, cairan dapat diturunkan menjadi 4 hingga 14 mL per kg per jam, atau 250
hingga 500 mL per jam. Setelah konsentrasi natrium yang dikoreksi normal atau tinggi (lebih
besar dari 135 mEq per L [135 mmol per L]), solusinya dapat diubah menjadi garam 0,45%.
Chisholm-Burns, M. A., et al. 2016. Pharmacotherapy Principles & Practice Fourth Edition. New York:
McGraw Hill.