Anda di halaman 1dari 22

MODUL

PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
(FKS61601)

Disusun Oleh:

Indah Laily Hilmi, S.Farm, M.KM., Apt


Jaja Muhammad Zakaria SE.,M.Ak

JURUSAN FARMASI FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

Pertemuan 1 : Responsi

Pertemuan 2 : Perencanaan Kewirausahaan

Pertemuan 3 : Perencanaan Kewirausahaan

Pertemuan 4 : Desain produk dan Biaya Produksi

Pertemuan 5 : Prototipe

Pertemuan 6 : Produk dan Pemasaran

Pertemuan 7 : Produk dan Pemasaran

Pertemuan 8 : Ujian

KETENTUAN DAN TATACARA PENILAIAN PRAKTIKUM

1. Absensi 100 %
2. Laporan Praktikum 70%
3. Ujian 30%
Tata Tertib Pengumpulan Hasil Praktikum
1. Hasil Persentasi Praktikum dibuat menggunakan video sehari sebelum pelaksanaan
persentasi di google classroom
2. Hasil Persentasi dibuat hasil laporaannya dalam bentuk PDF di kumpulkan di gogle
classroom
MODUL 1
PERENCANAAN KEWIRAUSAHAAN

A. Pendekatan Analisis Peluang Usaha Ada beberapa pendekatan yang digunakan


dalam menganalisis peluang usaha, yaitu.
1. Analisis SWOT Merupakan analisis untuk mengetahui faktor internal (Strenght dan
Weaknes) dan eksternal (Opportunity dan Threats) perusahaan. SWOT sangat
penting untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman, sehingga
wirausaha bisa melakukan strategi yang tepat.Analisis SWOT digunakan untuk
mengetahui:
A. Strength yaitu kekuatan atau kelebihan yang dimiliki perusahaan yang dapat
digunakan untuk mendukung usaha, contoh: memiliki produk yangberkualitas dan
sudah dikenal masyarakat, memiliki tenaga kerja (SDM) yang kompeten dan loyal
B. Weakness yaitu kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, bila tidak diatasi akan
menghambat kinerja usaha, contoh: karyawan yang kurang pengalaman,
C. Opportunity: Peluang atau kesempatan untuk mengembangkan usaha
D. Threat: Ancaman, gangguan, hambatan
2. Analisis 5 W + 1 H
Analisis ini untuk menjawab pertanyaan
What: produk apa?
Where: dimana lokasi?
When: kapan akan memulai?
Why: Mengapa memilih produk ini?
Who: Siapa orang yang akan terlibat di dalamnya
How: Bagaimana menjalankan usaha ini?
3. Study Kelayakan Usaha Studi kelayakan bisnis menurut Husein Umar, 2003, yaitu
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya bisnis dibangun tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan maksimum dalam waktu yang tidak ditentukan, misalnya
rencana peluncuran produk baru.
Menurut Yacob Ibrahim, 2009 yang dimaksud studi kelayakan bisnis adalah kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha/proyek. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa studi
kelayakan bisnis adalah menganalisis faktor-faktor bisnis dalam menentukan
rencana bisnis tersebut harus dilaksanakan, tidak dilaksanakan ataupun ditunda, dan
untuk menilai kelayaka dalam pengembangan sebuah usaha.
Tahapan Studi kelayakan usaha dapat dilakukan dengan cara :
A. Tahap penemuan ide
Suatu produk yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk laku dijual dan
menguntungkan
B. Tahap penelitian usaha
Dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan
menyimpulkan
C. Tahap evaluasi
Mengevaluasi usulan proyek yang akan didirikan, mengevaluasi proyek yang
sedang dibangun, dan mengevaluasi bisnis yang sudah di operasionalkan secara
rutin
D. Tahap pengurutan usulan yang layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis, maka perlu dilakukan
pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting untuk direalisasikane.
E. Tahap perencanaan pelaksanaan
Setelah rencana bisnis di pilih untuk direalisaskan, perlu di buat rencana kerja
pelaksanaan proyek.
F. Tahap pelaksanaan
Setelah semua persiapan selesei, tahap berikutnya adalah merealisasikan
pelaksanaan.g.Tujuan studi kelayakan bisnis/usaha
Tugas
1. Lakukan pengamatan di lingkungan sekitar kalian. Tentukan satu peluang untuk
melakukan wirausaha dan buat analisis swotnya
2. Buat study kelayakan usaha untuk membuat suatu usaha
Presentasikan hasil pengamatan kalian dan buat laporan hasil praktikum dalam bentuk
pdf
MODUL 2
DESAIN PRODUK DAN BIAYA
A. Desain Produksi
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Biasanya
masyarakat lebih tertarik pada produk yang tampilannya berbeda dengan yang
lainnya
Desain adalah wahana pembantu untuk melaksanakan inovasi pada berbagai
keiatan industry dan bisnis.
Desain untuk desain produk adalah:
1. Mode
Produk yang dihasilkan sesuai permintaan konsumen. Keadaan pasar akan
menumbuhkan keinginan untuk membuat produk yang memiliki kesamaan dari segi
desain dari kemasan
2. Teknologi
Pemilihan macam produk yang dihasilkan tergantung pad kemampuan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Teknologi yang digunakan dapat didahului dari hasil
riset dan pengembangan produk. Pengembangan teknologi memungkinkan para
produsen menghasilkan produk yang berkualitas yang memenuhi spesifikasi.
Jenis desain produk terbagi menjadi 2 bagian,yaitu :
1. Desain produk yang baru
2. Desain produk hasil modifikasi yang sudah ada (redesain)
Desain Kemasan
Desain kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah
atau bungkus atau kemasan suatu produk
Kemasan digunakan sebagai wadah atau pembungkus guna mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau
yang dibungkusnya. Kemasan meliputi merek, kemasan itu sendiri dan label.
Kemasan dapat dibuat dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Perancangan desain kemasan suatu produk biasanya
dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen untuk membeli
barang.
B. BIAYA
BIAYA PRODUKSI
Biaya dapat didefenisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh produk (barang dan /atau jasa). Atau pengeluaran yang dilakukan di masa
sekarang untuk mendapatkan manfaat pada masa yang akan datang, dimana
pengeluaran atau pengorbanan tersebutdapat diduga serta dapat dihitung secara
kuantitatif dan tidak dapat dihindarkan.
Biaya produksi terdiri atas 2 (dua) bagian besar dengan penggolongan biayanya masing-
masing diuraikan, sebagai berikut:
1. Biaya menurut perilaku yang terdiri dari:
 Biaya tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi dan dalam periode tertentu jumlahnya tetap. Misalnya biaya
untuk gaji tenaga kerja tetap, penyusutan alat, pajak lahan dan sebagainya.
 Biaya tidak tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung
dengan besarnya produksi atau dengan kata lain biaya yang dalam periode
tertentu jumlahnya dapat berubah tergantung pada tingkat produksi yang
dihasilkan. Misalnya biaya untuk pembelian bahan baku, biaya upah tenaga kerja
borongan, dan sebagainya.
2. Biaya menurut jenis yang terdiri dari:
 Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terikat atau menjadi
bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini
adalah biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
 Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara tidak digunakan untuk
menghasilkan produk atau biaya yang terikat bukan pada bagian pokok dari
produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya
bahantidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
 Biaya administrasi/umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya untuk menggaji
pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengkapan kantor dan sebagainya.

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


HPP adalah seluruh biaya yang dikeluarkn untuk memperoleh barang yang dijual
atau harga perolehan dari barang yang dijual. Perhitungan HPP yang yang tepat
dan akurat dapat mempengaruhi nilai laba yang di dapatkan produsen.
Tahapan perhitungan HPP:
1. Menghitung Bahan Baku yang digunakan
Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku- saldo akhir bahan baku
2. Menghitung Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja
langsung + biaya overhead produksi
3. Menghitung Harga Produksi
Menghitung Harga Produksi = Total Biaya Produksi + saldo awal persediaan
barang dalam proses produksi- saldo akhir persediaan barang dalam proses
produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan/HPP
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal- persediaan barang
akhir
HARGA JUAL
Harga jual adalah harga yang dibebankan kepda konsumen yang diperoleh atau
dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produkasi dan ditambah dari
laba yang diharapkan
Metode penentuan harga jual
1. Harga Jual
Harga jual = biaya produksi + biaya non produkasi + laba yang diharapkan
2. Harga Jual Normal
Harga jual = tafsiran biaya penuh + laba yang diharapkan
Tafsiran biaya penuh dapat diketahui dengan pendekatan full costing(Biaya
bahan baku, Biaya tenaga kerja, Biaya overhead Biaya overhead, Harga pokok
produksi) dan variable costing. Sedangkan lab yang diharapkan harus
mempertimbangkan cost of capital , resiko bisnis, capital employed
Cost of capital artinya biaya yang dikeluarkan untuk investasi
Resiko bisnis artinya jika makin besar persentasi yang dikeluarkan pada cost of
capital maka resiko bisnisnya pun akan besar
Capital employed artinya besar investasi yang digunakan dalam memproduksi
barang dan jas dilihat dari total aktiva dalam neraca awal tahun.
3. Mark up
Harga jual per unit = biaya * + % mark up
Persentasi mark up = Ekspetasi laba + biaya **
Biaya *= biaya yang berhubungan langsung dengan volume
Biaya ** = biaya yang tidak berhubungan dengan volume produk (non
produksi)
Eksepetsi laba = ROI (return of investment) x Aktiva

BREAK EVEN POINT (BEP)


Break even point adalah titik dimana suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh lama
dan tidak memperoleh kerugian.

Analisis BEP memerlukan beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:


1. Biaya di dalam perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel, oleh karena itu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dapat
diklasifikasikan dan diukur secara realistik sebagai biaya tetap dan biaya variabel
2. Biaya variabel secara total berubah sebanding dengan volume penjualan/produksi,
tetapi biaya variabel per unitnya tetap.
3. Biaya tetap secara total jumlahnya tetap (pada range produksi tertentu) meskipun
terdapat perubahan volume penjualan/produksi. Hal ini berarti biaya tetap per
unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume penjualan/produksi.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode waktu yang dianalisis. Tingkat harga
pada umumnya akan stabil dalam jangka pendek. Dengan demikian apabila harga
berubah, maka break even-pun tidak berlaku (berubah).
5. Perusahaan hanya menjual atau memproduksi satu jenis barang. Artinya hanya
terdapat satu jenis produk yang diproduksi atau dijual perusahaan. Apabila
perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk, maka perimbangan atau
komposisi penggunaan biaya dan penghasilan atas produk yang dijual (sales mix)
harus tetap konstan
TR
R,C TC

VC
BEP

R,Co FC

0 Qo Q (jumlah unit)

Gambar .1. Grafik Break Even Point


dimana:
R = Revevue (penghasilan)
C = Cost (biaya)
TR = Total Revenue (total penghasilan)
TC = Total Cost (total biaya)
VC = Variable Cost (biaya vaiabel)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
BEP = Break Even Point (titik pulang pokok)
Qo = Kuantitas produk pada keadaan BEP (dalam unit)
R,Co = Penghasilan dan biaya pada keadaan BEP (dalam rupiah)

Menentukan BEP secara matematis


Untuk menentukan posisi BEP secara matematis dapat dicari formula (rumus) untuk
mencari atau menentukan BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah. Kedua rumus BEP dalam unit
dan rupiah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

BEP terjadi pada saat total pendapatan sama dengan total biaya yaitu: TR = TC
TR = harga per unit dikalikan kuantitas = P x Q
TC = biaya tetap ditambah biaya variabel = FC + VC
VC = biaya variabel per unit dikalikan kuantitas (Q)
Karena TR = TC

Maka: P/u . Q = FC + VC/u.Q


P/u.Q - VC/u.Q = FC
Q (P/u - VC/u) = FC

FC
Q BE =
P/u  VC/u

Sehingga
Dimana Q BE adalah kuantitas pada keadaan BEP, atau BEP dalam unit tercapai pada:

FC
BEP (unit) =
P/u  VC/u
Keadaan BEP dalam rupiah dapat dicari dengan mengalikan kuantitas pada posisi BEP
dengan harga jualnya (P). Keadaan BEP dalam rupiah juga dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut:
FC
Pada keadaan QBE =  kedua ruas dikalikan dengan harga per unit atau P
P  VC
FC
Sehingga: P QBE = xP
P  VC
FC
P QBE = xP
P/P  VC/P
FC FC
P QBE = atau
1  VC/P 1  VC/S

Dimana: P QBE adalah pendapatan pada keadaan BEP dan VC/P (sering juga ditulis dengan VC/S)
adalah rasio biaya variabel terhadap harga penjualan, sehingga BEP dalam rupiah tercapai pada

FC FC
BEP (rupiah) = atau
1  VC/P 1  VC/S

Untuk dapat lebih dipahami tentang perhitungan analisis BEP baik secara matematis maupun
grafik, berikut ini diberikan contoh sehingga memberikan gambaran yang jelas
Contoh .1.
Sebuah perusahaan Jamu menjual produknya dengan harga Rp. 400.000,-. Perusahaan
tersebut memiliki biaya tetap tahunan sebesar Rp. 800.000.000,- dan biaya variabel sebesar Rp.
200.000,- per unit berapapun volume dijual. Untuk mencari titik impas (break even point) lihat
analisis berikut: Dari data di atas maka , BEP dalam unit yaitu:
BEP (unit) = FC / (P - V)
= 800.000.000 / (400.000 - 200.000) unit = 4.000 unit

sedangkan BEP dalam rupiah yaitu:


BEP (Rp) = Q BE x P
= Rp. (4.000 x 400.000) = Rp. 1.600.000.000,-
atau : BEP (Rp) = FC : (1 – VC / P) = 800.000.000 : (1 - 200.000 : 400.000)
BEP (Rp) - 800.000.000 : 0,5 = Rp. 1.600.000.000

Apabila keadaan BEP tersebut di atas digambar akan terlihat sebagai berikut:

R,C (000.000)
Total Pendapatan (TR)

2.400 Biaya Total


2.000 BEP
1.600 Biaya Variabel

800
Biaya Tetap
Gambar 2. Grafik Break Even Poin Jumlah Produksi
Contoh 2.
0 4.000 (Q unit)
Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap (Fixed Cost) sebesar Rp. 400.000,- per
tahun. Biaya variabel per unit sebesar Rp. 60,-. harga jual per unitnya adalah Rp. 100,-.
Kapasitas normal perusahaan sebesar 15.000 unit per tahun. Ditanyakan:
a. Berapakah BEP dalam unit dan rupiah?
b. Apabila harga naik menjadi Rp. 160 per unit, berapakah BEP-nya?
c. Apabila biaya tetap naik sebesar Rp. 200.000,- dan biaya variabel per unit turun menjadi Rp.
50,-, berapakah BEP-nya (dari keadaan a)?
d. Apabila unit yang diproduksi sebanyak 5.000 unit, berapakah laba atau rugi perusahaan?
e. Gambarlah grafiknya untuk keadaan (a), (b), dan (c) dalam satu grafik!

Untuk menyelesaikan contoh di atas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:


a. Biaya variabel (VC) = 60 Q
Total biaya (TC) = FC + VC = 400.000 + 60 Q
Total penghasilan (TR) = P x Q = 100 Q
BEP tercapai pada saat TR = TC yaitu 100 Q = 400.000 + 60 Q
40 Q = 400.000  Q = 10.000 unit atau = 10.000 x Rp 100 = Rp. 1.000.000
Jadi BEP tercapai pada jumlah produk sebesar 10.000 unit atau pada saat penghasilan dan
biaya mencapai sebesar Rp. 1.000.000.
Jika menggunakan rumus BEP, maka akan diperoleh:
FC 400.000
BEP (unit) = = = 10.000 unit
P/u  VC/u 100 - 60
FC 400.000
BEP (rupiah) = = = Rp. 1.000.000,-
1  VC/P 1 - 60/100
b. Apabila harga naik menjadi Rp 160 per unit  BEP akan turun
Total penghasilan (TR) menjadi  TR' = 160 Q1
Total biaya (TC) tetap yaitu menjadi TC' = 400.000 + 60 Q1

BEP terjadi saat TR' = TC'  160 Q1 = 400.000 + 60 Q1

100 Q1 = 400.000  Q1 = 4.000 unit atau 4.000 x Rp. 160 = Rp. 640.000,-
Jadi BEP tercapai pada jumlah produk sebesar 4.000 unit, yang berarti turun dari semula
sebesar 10.000 unit, atau pada saat penghasilan / biaya mencapai sebesar Rp. 640.000.

Jika menggunakan rumus BEP, diperoleh:


FC 400.000
BEP (unit) = = = 4.000 unit
P/u  VC/u 160 - 60
FC 400.000
BEP (rupiah) = = = Rp. 640.000,-
1  VC/P 1 - 60/160
c. Apabila biaya tetap naik sebesar Rp. 200.000 dan biaya variabel turun menjadi Rp. 50 per
unit
Biaya tetap menjadi = Rp. 400.000 .+ Rp. 200.000 = Rp. 600.000.
Biaya variabel turun menjadi Rp. 50 per unit, maka  VC = 50 Q1
Total biaya (TC) menjadi  TC' = 600.000 + 50 Q1
Total penghasilan  TR = 100 Q1 BEP tercapai pada saat TR' = TC'
100 Q1 = 600.000 + 50 Q1  50 Q1 = 600.000  Q1 = 12.000 unit
atau 12.000 x Rp. 100 = Rp. 1.200.000

Jika kita menggunakan rumus BEP, diperoleh:


FC 600.000
BEP (unit) = = = 12.000 unit
P/u  VC/u 100 - 50
FC 600.000
BEP (rupiah) = = = Rp. 1.200.000,-
1  VC/P 1 - 50/100
Jadi BEP tercapai pada jumlah produk sebesar 12.000 unit, yang berarti naik 2.000 unit dari
semula sebesar 10.000 unit, atau pada saat penghasilan dan biaya mencapai sebesar Rp.
1.200.000.
d. Apabila perusahaan memproduksi 5.000 unit, maka yang terjadi:
Q = 5.000 unit
TR = 5.000 x Rp. 100,- = Rp. 500.000,-

TC = 400.000 + (5.000 x 60) = Rp. 700.000.-

Rugi = Rp. 200.000,-


Jadi apabila perusahaan hanya menjual 5.000 unit, maka akan menderita kerugian sebesar
Rp. 200.000,- (lihat lagi bahwa BEP-nya sebesar 10.000 unit)
e. Gambar grafik untuk keadaan (a), (b), dan (c) adalah sebagai berikut:

TR,TC TR (b)
TR (a,c)
TC (c)

TC (a,b)
12 BEP (c)

(00.000)

10 BEP (a)
FC (c)
6 BEP (b)

4 FC (a,b)

0 4 10 12
000 (unit)
Tugas
1. Buat semua desain produk dari usaha yang dibuat pada modul 1
2. Rancang Hitung Perhitungan biaya dari mulai biaya produksi, HPP, Harga jual dan BEP
Presentasikan hasil Rancangan dan buat laporan hasil praktikum dalam bentuk PDF
MODUL 3
PROTOTYPE
A. Prototype
Prototipe merupakan penafsiran produk yang dapat diklasifikasikan melalui dua
dimensi yaitu dimensi yang pertama adalah tingkat dimana sebuah prototype
merupakan bentuk fisik. Dimensi kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototipe
merupakan prototipe yang menyeluruh. Prototipe yang menyeluruh
mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototipe
menyeluruh merupakan prototipe yang diberikan kepada pelanggan untuk
mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi.
B. Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype Produk
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model
dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep yang akan
membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan : model “hanya bentuk”
dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,
sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis. Berikut tahapan prototype:
1. Pendefinisian produk
merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan
dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum
produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap
konsumen.
2. Working model
Working model tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan
dan dibuat pada skala yang seperlunya. Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
4. Prototipe produksi (production prototype)
bentuknya dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan
kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat
menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
5. Qualified production item
dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal
dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk
diuji-cobakan kepada umum.
6. Model
merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like– models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun
sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user (Eris Kusnadi, 2007).

Tugas
1. Buat Prototype produk dari usaha yang dibuat pada modul 1
Presentasikan hasil Rancangan Prototype dan buat laporan hasil praktikum dalam bentuk
PDF.
MODUL 4
PRODUKSI DAN PEMASARAN
A. Produksi
Produksi adalah setiap usaha menghsailkan barang dan jasa agar lebih bergun untuk
memenuhi suatu kebutuhan manusia.
Tahapan yang harus dilalui:
1. Perencanaan Produksi
Proses penjadwalan produksi barag –barang pada waktu tertentu melalui
pengorgnisasian sumber daya. Perencanaan dibagi menjadi 2 yaitu perencanaan
jangka pendek (1 thn) dan Perencanaan Jangka Panjang (5 Tahun).
2. Produksi Produk
Menurut sifatnya produksi dapat dibagi menjadi 4 macam
a. Produksi Satuan
Produk yang dibuatnya dilakukan secara khusus. Produsen membuaat barang
sesuai dengn keinginan pemesannya. Karakteristik dari produk satuan ini adalah
produk tidak dijual bebas dipasaran, produk dibuat dengan jumlah yang
terbatas.dan produsen tidak perlu mengadakn persediaan
b. Produksi Seri
Produksi ini sering disebut produksi massa atau massal. Dalam produksinya
produk ini dibuat dalam jumlah yang banyak dan berseri yang mempunyai
standar produk massa.
c. Produksi Pesanan
Produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan (job lot). Pesanan ini dapat beruba
pesanan satuan, pesanan seri, massa maupun massa seri
d. Produksi Massal
Produksi yang dibuat untuk kepentingan massal atau umum dan dalam jumlah
yang banyak. Biasanya produsen memutuskan untuk memproduksi atas
keputusan sendiri yang mempertimbangkan volume produksi dan volume
penjualan pada penjualan sebelumnya. Karakteristik produksi massal:
1. Produk dihasilkan dalam jumlah besar
2. Tujuan produksi adalah penguasaan pasar
3. Produk dijual dipasar bebas
4. Variasi produk kecil
5. Harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu (lead
time)
B. Pemasaran
Pemasara merupakan salahsatu kegitan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan produktivitas produk untuk berkembang dan
mendapatkan laba. Salah satu tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan yang dipengaruhi karakateristik pribadi, lingkungan.
Faktor-faktor penting dalam konsep pemasaran sebagai falsafah bisnis adalah :
1. Orientasi Konsumen
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yangakan dilayani dan dipenuhi.
b. Menetukan produk dan program pemasarannya
c. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keingina, serta tingkah laku konsumen
e. Menentukan dan memilih strategi yang paling baik.
2. Volume Penjualan yang Menguntungkan
Tujuan konsep pemasaran adalah volume penjulan yang menguntungkan, yaitu laba
yang diperoleh dari pemuasan konsumen. Laba tersebut dapat membuat
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar
pada konsumen. Dan juga dapat memperkuat perekonomian secara keseluruhan.
Volume penjualan dapat diketahui melaui :
1. Jumlah penjualan
2. Agen penjualan
3. Luas daerah pemasaran
Dalam volume penjualan terdapat factor yang mempengaruhi naik turunnya hasil
dari kegiatan penjualan. Untuk itu dalam meramalkan suatu penjualan dimasa yang
akan datang, perusahaan harus mengetahui dan memonitor perubahan-perubahan
kondisi pasar. Faktor yang mempengaruhi tersebut salah satunya yaitu kualitas
produk. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sangatlah berpengaruh penting
karena tanpa kualitas yang bagus maka produk tidak akan laku dijual, hal ini
berpengaruh terhadap citra suatu perusahaan. Jika konsumen tidak merespon
produk dengan baik karena produk cacat ataupun kualitas rendah maka konsumen
tidak akan tertarik dengan produk yang dihasilkan perusahaan
C. Promosi dan Bauran Promosi
Promosi atau komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen –secara langsung
maupun tidak langsung-tentang produk dan merek yang dijual. Intinya, promosi atau
komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta
merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat
komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya. Strategi promosi merupakan kegiatan yang
direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang konsumen agar mau
membeli produk perusahaan sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan
diharapkan dapat tercapai. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu
strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi (Promotion-Mix) yang
terdiri atas 4 (empat) komponen utama yaitu:
a. Periklanan (advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan oleh perusahaan untuk
menginformasikan,menarik, dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan
promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media
b. Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda,
kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang
lebih cepat dan atau lebih besar dari suatu produk/ jasa tertentu oleh konsumen
atau pelanggan tersebut
c. Hubungan Masyarakat (public relations)
Hubungan masyarakat (public relations – PR) adalah kiat pemasaran lainnya.
Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan
pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan
kumpulan kepentingan publik yang besar. Departemen public relations
memonitor sikap publik dan membagikan informasi dan komunikasi untuk
membangun hubungan baik. Bila terjadi publikasi negatif, departemen public
relation bertindak sebagai pemecah masalah. Departemen public relation yang
paling baik. menghabiskan waktu memberi nasihat manajemen puncak untuk
menggunakan program positif dan menghilangkan praktik yang dipertanyakan
sehingga tidak terjadi publikasi negatif.
d. Penjualan Perorangan (personal selling)
Manajemen armada-penjual (para wiraniaga) adalah suatu analisis,
perencanaan, implementasi dan pengendalian atas kegiatan para wiraniaga.
Didalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut,
menyeleksi, melatih, mensupervisi serta mengevaluasi armada penjual
perusahaan.

Tugas
1. Buat Produksi skala kecil pada modul 1
2. Buat Rancangan Pemasaran dan Promosi
Presentasikan hasil Produksi, Rancangan Pemasaran dan Promosi buat laporan hasil
praktikum dalam bentuk PDF
DAFTAR PUSTAKA
1. Sampurno.2015. Kewirausahaan Farmasi. Yogyakarta: UGM Press
2. Sampurno. 2017. Manajemen Pemasaran Farmasi. Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai