Anda di halaman 1dari 423

1.

2. Seorang anak usia 7 tahun.masuk ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi diikuti
dengan penurunan nafsu makan. Anak tersebut didiagnosa dokter demam tyfoid.
Berdasarkan diagnosa tersebut obat apa yg tepat untuk mengatasinya?
a. Streptomycin
b. Eritromicyn
c. Ciprofloxacin
d. Streptosazin
e. Tetrasiklin

Jawaban B :

Demam tifoid adalah demam enterik yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Onset
gejala bertahap. Gejala tidak spesifik yang umum terjadi adalah demam, sakit kepala,
malaise (perasaan yang tidak menentu berupa tubuh yang tidak nyaman dan lelah),
anoreksia (tidak ada atau kehilangan selera terhadap makanan), dan mialgia (nyeri pada
otot). Awalnya demam cenderung turun naik tetapi kemudian bertahap meningkat
selama minggu pertama ke temperatur yang sering menetap melebihi 40oC. Gejala lain
yang sering ditemui adalah menggigil, mual, muntah, batuk, lemah, dan sakit
tenggorokan.

a. Streptomycin
Senyawa bakterisida yang diisolasi dari Streptomyces griseus.
• Indikasi : Digunakan untuk pengobatan Tuberculosis dan infeksi
lain seperti endokrditis, brucellosis dan plaque. Diberikan secara I.M. dalam
bentuk tunggal atau dikombinasi dengan isoniazid. Streptomisin dapat
meningkatkan efek obat antituberkulosis yang diberikan secara oral, seperti
ethambutol dan isoniazid.
• Mekanisme kerja : Aktif terhadap sejumlah besar bakteri Gram-positif dan
Gram-negatif.
• Efek samping : Pemberian obat dalam jangka panjang dengan dosis
besar dapat menimbulkan kerusakan saraf kranial ke 8 dan menyebabkan
ketulian.
• Dosis : Bila diberikan secara oral , ketersediaan
hayatinya kurang dari 1% karena absorpsi obat dalam saluran cerna kecil.
Pemberian secara I.M. senyawa diabsorpsi dengan cepat dan sempurna. Efek
tertinggi obat dicapai dalam 30-90 menit dan waktu paruh 2-3 jam.
Dosis I.M. : 20 mgkg bb 1 dd, selama 2-3 minggu, kemudian 1 g/hari tiap 2
hari dan akhirnya 1 g dua kali per minggu.

Tidak tepat untuk pertanyaan tersebut karena tidak sesuai indikasi.


b. Erithromycin
Erithromycin dihasilkan oleh Streptomyces sp.
Indikasi : Erithromycin memiliki spektrum antibakteri sama dengan
penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif penisilin. Indikasi
erithromycin mencakup infeksi saluran nafas, pertusis, penyakit yang disebabkan oleh
Legionella pneumonia dan anteritis karena kampilobakter. Erithromycin juga aktif
terhadap bakteri anaerob di usus dan digunakan juga bersama neomycin untuk
profilaksis sebelum operasi usus. Indikasi lainnya adalah sifilis, uretritis non
gonokokus, profilaksis difteri dan pertusis.
Efek samping : relatif rendah antara lain gangguan sal.cerna yang ringan (sakit kepala,
mual, pusing, dan diare) dan reaksi alergi.
Interaksi obat : penggunaan bersama Asetamizol atau terfenadin sebagai
antiaritmia.
Dosis : anak 2-7 tahun : 125 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat
dapat digandakan.

Tepat untuk pertanyaan tersebut karena sesuai indikasi.

c. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin termasuk antibiotik golongan kuinolon. Mekanisme kerja kuinolon
adalah dengan menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA bakteri terhambat.
Indikasi : infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif, profilaksis
pada bedah saluran cerna.
Perhatian :
• Hindari alkalinisasi urin dan perlu minum yang cukup (resiko kristal uria.
• Tidak dianjurkan untuk anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan.

Sesuai indikasi penggunaan tepat untuk demam tifoid namun pasien berusia 7 tahun
sehingga penggunaan ciprofloxacin tidak dianjurkan karena dapat menghambat
pertumbuhan.

d. Streptosazin
Tidak terdapat nama obat ini.
e. Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas.
Indikasi : eksaserbasi bronkhitis kronis, bruselosis, klamidia,
mikroplasma dan riketsia, efusi pleura karena kegagalan atau sirosis, acne vulgaris
Efek samping : tetrasiklin di deposit di jaringan tulang dan gigi yang
sedang tumbuh (terikat pada kalsium membentuk khelat) menyebabkan pewarnaan
dan kadang hipoplasia gigi. Oleh karena itu, tidak boleh diberikan pada anak dibawah
12 tahun, ibu hamil dan menyusui.

Tidak sesuai dengan indikasi dan penggunaan tidak boleh untuk anak 7 tahun.

3. Suatu perusahaan swasta (UMOT) usaha mikro obat tradisional membuat obat batuk
herbal dengan komposisi ekstrak jahe. Ekstrak jeruk nipis madu. Kalimat yang cocok
untuk di tulis pada kemasan adalah…
a. Untuk mengobati batuk
b. Untuk menekan dahak
c. Untuk mengobati batuk kering
d. Untuk meredakan batuk

Jawaban D :

Opsi pilihan lain kurang tepat, karena :

Jawaban A & C : penggunaan kata ‘mengobati’ dirasa kurang tepat dan berlebihan,
karena dalam peraturan BPOM khasiat yang dicantumkan pada kemasan obat tradisonal
harus sama dengan sertifikat yang diberikan oleh BPOM, tidak boleh dilebih-lebihkan.

Jawaban B : penggunaan kata menekan batuk kurang tepat, karena kerja obat batuk yang
bekerja menekan adalah antitusif (untuk batuk kering) sehingga penggunaan kata
menekan kurang sesuai, sedangkan manfaat jahe, jeruk nipis dan madu lebih baik untuk
batuk berdahak, dan kerja obat batuk berdahak merangsang pengeluaran dahak dengan
mengencerkan viskositas dahak.

4. Seorang apoteker yang bertanggung jawab diapotek membeli tablet dari distributor
1000/tablet sudah termasuk PPN. Dan apotek menjual dengan harga 1250/tablet. Berapa
keuntungan yang diperoleh?
a. 10 %
b. 20 %
c. 30 %
d. 40 %
e. 50 %

Jawabannya : B

Diketahui :

• Apotek membeli tablet dari distributor 1000/tablet sudah termasuk PPN.


• Apotek menjual dengan harga 1250/tablet.
• Keuntungan apotik setelah membeli dari distibutor ialah 250/tabletnya.

Ditanya : Berapa keuntungan apotik yang diperoleh dalam %.?

Jawab :

Harga jual apotek 1250/tablet dibagi dengan % dari tiap jawaban, pada jawaban

a. 10 %, maka keuntungan yang diperoleh 125/tablet


b. 20 %, maka keuntungan yang diperoleh 250/tablet
c. 30 %, maka keuntungan yang diperoleh 375/tablet
d. 40 %, maka keuntungan yang diperoleh 500/tablet
e. 50 %, maka keuntungan yang diperoleh 625/tablet

Kesimpulan :

Pada jawaban B. 20%, keuntungan yang diperoleh ialah 250/tablet, maka sesuai dengan
keuntungan yg apotek peroleh setelah pembelian dari distributor ialah 250/tablet.
5. Ada seorang laki – laki berumur 50 tahun masuk IGD dengan keluhan nyeri dada yang
menjalar ke bahu sampai lengan kiri, punya riwayat hiperkolesterol sejak 5 tahun yang
lalu dan oleh dokter di diagnosis terkena angina. Obat apa yang tepat diberikan untuk
pasien ini ?

a. Isosorbit dinitrat
b. Bisoprolol
c. Nikardipin
d. Clopidogrel
e. Veramil

Jawaban : A. ISOSORBIT DINITRAT (ISDN)

Alasan terlebih dahulu pasien tersebut dianalisis ( metode SOAP ) keluhan nyeri dada
yang menjalar kebahu sampai lengan kiri dan hiperkolesterol. Didiagnosis oleh dokter
terkena Angina.

Diberikan Isosorbit dinitrat karena pasien ini masih berada di IGD dan terkena Angina
Awal, dimana indikasi obat ini salah satunya adalah gagal jantung kiri dan dilihat dari
manfaatnya isosorbit dinitrat ( bersifat Vasodilator ) dapat menncegah serangan angina
dalam bentuk long acting. ISDN adalah obat angina golongan nitrat yang merupakan
terapi yang utama dan karna kebanyakan pasien dengan cepat merespon obat tersebut.

Penjelasan :

Bisoprol adalah golongan penghambat adrenoresoptor beta ( B- Bloker ) pada


pengobatan Angina dengan komplikasi hipertensi stadium lanjut.

Nikardipin adalah golongan antagonis kalsium (golongan dihidropiridin ) yang bekerja


memperlebar pembuluh darah, yang membuat jantung lebih mudah memompa dan
mengurangi beban kerjanya.

Klopidogrel digunakan untuk mencegah dan mengurangi agregasi trombosit, dengan


demikian aliran darah tidak semakin terhambat.

Veramil adalah golongan obat penghambat saluran kalsium bekerja dengan mengurangi
kalsium yang masuk kedalam sel otot pada dinding arteri dan jantung sehingga
membuatnya lebih rileks. ( obat ini biasaya diberikan pada pasien yang sebelumnya telah
menderita serangan jantung

6. Seorang bapak berusia 60 tahun menderita penyakit hiperurisemia dan sedang


mendapatkan terapi menggunakan probenesid. Selain itu dia juga mempunyai penyakit
infeksi dan menggunakan sefalosporin. Penggunaan kedua obat tersebut di pantau karena
efek samping dari sefalosporin dapat meningkat. Bagaimana mekanisme interaksi obat
tersebut ?
Jawaban :
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Mekanisme kerja
antimikroba Sefalosporin dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang
dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan
dinding sel.Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi
spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 3 generasi, yang pertama adalah cephalothin dan
cephaloridine yang sudah tidak banyak digunakan. Generasi kedua (antara lain:
cefuroxime, cefaclor, cefadroxil, cefoxitin, dll.) digunakan secara luas untuk mengatasi
infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob.
Generasi ketiga dari sefalosporin (di antaranya: ceftazidime, cefotetan, latamoxef,
cefotetan, dll.) dibuat pada tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena
bakteri gram negatif-basil.

Sangat tinggi ditemukan dalam urin, tetapi mereka menembus buruk menjadi jaringan
prostat dan aqueous humor. Tingkat Empedu dapat mencapai konsentrasi terapi dengan
beberapa agen selama obstruksi empedu tidak ada.

Probenesid merupakan obat urikosurik yang berefek untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit gout, tidak efektif untuk
mengatasi serangan akut. Probenesid berguna untuk pengobatan hiperuricemia sekunder,
untuk mengobati asam urat atau encok arthritis kronis.

Interaksi obat : obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas


sefalosporin terhadap ginjal. Probenesid menghambat sekresi sefalosforin sehingga
memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh.

7. Seorang pasien laki-laki 50 tahun, tinggi badan 160 cm, berat badan 50 kg, serum
kreatinin 5 mg/dL, BUN 50 mg/dL, tekanan darah 160 mmHg. Obat Hipertensi yang
tepat adalah ?
a. Kaptopril
b. Diltiazem
c. Propranolol
d. Verapamil
e. Furosemid

Jawaban : E

a. KAPTROPIL

Captopril termasuk dalam golongan obat penghambat enzim pengubah angiotensin.


Fungsi utama obat ini adalah untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung. Tetapi
captopril juga berguna untuk melindungi jantung setelah terjadi serangan jantung serta
menangani penyakit ginjal akibat diabetes atau nefropati diabetes.
Cara kerja captopril adalah dengan menghambat produksi hormon angiotensin 2.
Hasilnya akan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks sehingga dapat
menurunkan tekanan darah, sekaligus meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya.

Dalam pasien gagal jantung, captopril mengurangi kadar cairan yang berlebihan dalam
tubuh sehingga meringankan beban jantung dan memperlambat perkembangan gagal
jantung.

Peringatan:

• Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui,


dilarang mengonsumsi captopril.
• Jika mengonsumsi captopril, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan
alat berat. Obat ini dapat menyebabkan pusing, khususnya pada awal penggunaan
atau jika ada perubahan dosis.
• Tanyakan pada dokter sebelum menggunakan analgesik atau obat gangguan
pencernaan selama mengonsumsi captopril.
• Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati,
ketidakseimbangan cairan tubuh (misalnya dehidrasi atau diare), aterosklerosis,
penyakit vaskular perifer, lupus, skleroderma, kardiomiopati, stenosis aorta, dan
angioedema.
• Harap waspada jika mengonsumsi bahan pengganti garam yang mengandung
potasium, menjalani proses desensitisasi untuk alergi, dan pengobatan dialisis.
• Jika menggunakan captopril, beri tahu dokter sebelum menjalani penanganan
medis apapun. Obat ini dapat memicu tekanan darah yang terlalu rendah jika
digunakan bersamaan dengan obat bius.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Captopril:

Penentuan dosis captopril tergantung kepada kondisi pasien, tingkat keparahan


kondisinya, serta respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis maksimal obat ini adalah
150 mg per hari. Berikut takaran umum penggunaan captopril yang diresepkan oleh
dokter.

Dosis
Jenis Penyakit Frekuensi Harian
(miligram)
Hipertensi 12,5-25 2 kali
Gagal jantung 6,25-12,5 2-3 kali
Pasca serangan
6,25-12,5 1 kali
jantung
Nefropati diabetes 75-100 1 kali
Untuk pengidap hipertensi, gagal jantung, dan serangan jantung, dokter akan
meningkatkan dosis captopril secara bertahap hingga 150 mg per hari.

Efek Samping dan Bahaya Captopril

Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

• Pusing atau limbung, terutama saat bangkit berdiri.


• Batuk kering.
• Mual dan muntah.
• Gangguan pencernaan.
• Konstipasi atau diare.
• Rambut rontok.
• Sulit tidur.
• Mulut kering.

b. DILTIAZEM

Diltiazem adalah obat penghambat kanal kalsium atau antagonis kalsium. Obat ini
berfungsi menangani hipertensi dan mencegah angina. Dokter dapat menganjurkan
penggunaannya tanpa atau dengan kombinasi obat-obat lain.

Cara kerja diltiazem adalah dengan melebarkan dinding pembuluh darah sehingga aliran
darah dan oksigen ke jantung dapat meningkat. Proses ini akan menurunkan tekanan
darah dan detak jantung, sekaligus mengurangi beban kerja jantung.

Diltiazem hanya akan membantu Anda untuk mengontrol dan bukan untuk
menyembuhkan hipertensi. Manfaat obat ini akan makin efektif jika disertai dengan
penerapan gaya hidup yang sehat. Misalnya dengan menjaga berat badan yang sehat,
menjauhi makanan yang tinggi garam, serta berolahraga secara teratur.

Peringatan

• Wanita yang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui sebaiknya


menghindari penggunaan diltiazem.
• Jika mengonsumsi diltiazem, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan
alat berat karena obat ini dapat menyebabkan pusing, khususnya pada masa awal
penggunaan.
• Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gagal jantung,
detak jantung abnormal, porfiria, hipotensi, gangguan paru-paru, serta pernah
mengalami serangan jantung belum lama ini.
• Pastikan Anda menggunakan diltiazem dengan merek dan dosis yang sama, kecuali
ada anjuran dokter untuk menggantinya
• Selama mengonsumsi diltiazem, beri tahu dokter sebelum menjalani prosedur
medis apa pun karena obat ini dapat memengaruhi kinerja obat bius.
• Jangan menghentikan penggunaan diltiazem secara tiba-tiba dan tanpa konsultasi
dengan dokter.
• Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan diltiazem.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Diltiazem

Dosis penggunaan diltiazem untuk tiap pasien berbeda-beda. Penentuannya tergantung


kepada kondisi kesehatan, tingkat keparahan penyakit, serta respons tubuh pasien
terhadap obat.

Berikut adalah dosis umum penggunaan diltiazem yang diresepkan oleh dokter.

Jenis Penyakit Dosis (miligram)


Hipertensi 120, dua kali sehari
Angina 90-180, dua kali sehari

Dosis diltiazem yang diberikan bagi pasien lansia dan gangguan fungsi hati atau ginjal
biasanya lebih rendah, yaitu 60-120 mg dua kali sehari untuk menangani hipertensi dan
60 mg dua kali sehari untuk mencegah angina.

Efek Samping dan Bahaya Diltiazem

Diltiazem berpotensi menyebabkan efek samping, sama halnya dengan obat-obat lain.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

• Pusing atau limbung, terutama saat duduk atau bangkit berdiri.


• Sakit kepala.
• Mual.
• Sakit perut.
• Lelah.
• Kulit memerah.
• Konstipasi.
• Pembengkakan pada pergelangan kaki.

c. PROPRANOLOL

Propranolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah pada
jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung yang tidak normal pada
penderita aritmia, melindungi jantung dari serangan jantung, meredakan nyeri dada
pada penderita angina, dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Propranolol masuk ke dalam kelompok obat penghambat beta. Obat ini memiliki efek
pada pembuluh darah dan jantung. Propranolol dapat menurunkan aktivitas otot
jantung sehingga detak dan tekanan jantung akan menjadi lebih rendah.
Propranolol juga bisa digunakan untuk mencegah serangan migrain. Selain itu, obat
ini juga dapat meredakan gejala menggigil dan detak jantung cepat pada penderita
gangguan tiroid dan gangguan kecemasan.

Peringatan:
• Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter.
Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui, tidak disarankan untuk
mengonsumsi propranolol.
• Harap berhati-hati jika Anda menderita hipotensi atau tekanan darah rendah,
psoriasis, diabetes, asma atau gangguan pernapasan lainnya, gangguan
sirkulasi, gangguan ginjal, serta gangguan hati.
• Anda juga diharapkan berhati-hati jika terdiagnosis menderita nyeri dada yang
disebut Prinzmetal’s angina, menderita myasthenia gravis, dan juga
terdiagnosis memiliki detak jantung yang lambat.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Propranolol

Berikut ini beberapa takaran dosis propranolol dalam bentuk tablet sesuai dengan kondisi
yang diderita.
Kondisi Dosis
Gangguan kecemasan 40 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 120 mg per hari.
Angina dan migrain 80 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 240 mg per hari.
Hipertensi 160 hingga 320 mg per hari tergantung respons
pasien.
Serangan jantung akut 120-160 mg per hari.
Aritmia, tirotoksikosis, 30 hingga 160 mg per hari.
takikardia akibat
kecemasan

Efek Samping dan Bahaya Propranolol

Sama seperti obat-obat lain, propranolol juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi propranolol adalah:

• Detak jantung melambat.


• Gangguan tidur.
• Tubuh terasa lelah.
• Sesak napas.
• Tangan dan kaki terasa dingin.
• Batuk basah atau batuk yang disertai lendir.

d. VERAPAMIL
Verapamil merupakan obat yang digunakan untuk mengobati angina atau angin duduk,
aritmia atau detak jantung yang terganggu, dan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Verapamil masuk ke dalam golongan obat penghambat saluran kalsium. Obat ini bekerja
dengan cara mengurangi kalsium yang masuk ke dalam sel-sel otot pada dinding arteri
dan jantung sehingga membuatnya lebih relaks.

Dengan rileksnya sel-sel otot arteri dan jantung, tekanan darah berkurang, aliran darah
lebih lancar, dan detak jantung menjadi lebih lambat.

Selain mengatasi aritmia, angina, dan tekanan darah tinggi, verapamil juga dapat
digunakan untuk mencegah serangan jantung pada orang-orang yang pernah terkena
serangan tersebut sebelumnya, serta dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis
sakit kepala.

Peringatan:

• Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

• Tanyakan dosis verapamil untuk anak-anak kepada dokter.

• Harap berhati-hati bagi penderita hipotensi atau tekanan darah rendah, gagal
jantung, porphyria atau gangguan darah, dan penderita gangguan hati.

• Jangan mengonsumsi jus grapefruit ketika sedang menggunakan verapamil.

• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Verapamil

Berikut ini adalah dosis umum verapamil pada orang dewasa:

• Untuk hipertensi atau tekanan darah tinggi, dosis diberikan sebanyak 240-320 mg
perhari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
• Untuk aritmia atau detak jantung cepat, dosis diberikan sebanyak 120-360 mg
sehari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
• Untuk angina atau nyeri dada, dosis diberikan sebanyak 240-360 mg sehari yang
dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
• Dosis diberikan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan
pasien, dan responsnya terhadap verapamil. Untuk dosis anak-anak, tanyakan
kepada dokter. Penggunaan verapamil pada pasien anak-anak dilakukan dengan
pengawasan ketat dari dokter.
Efek Samping dan Bahaya Verapamil

Sama seperti obat-obat lain, verapamil juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang kadang terjadi setelah mengonsumsi penghambat saluran
kalsium ini adalah:

• Konstipasi
• Lelah
• Pusing
• Sakit kepala
• Mual
• Pergelangan kaki bengkak

e. FUROSEMID

Furosemide merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam
tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan sesak napas,
lelah, kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan
edema dan bisa disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit hati dan penyakit
ginjal.
Purosemide juga digunakan untuk tekanan darah tinggi saat obat diuretik lainnya tidak
bisa mengatasinya lagi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat
diuretik lainnya, seperti triamteneatau spironolactone. Kadang-kadang obat ini juga
diberi bersama dengan mineral kalium.
Peringatan:
Bagi wanita hamil, sesuaikan dengan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini.
Furosemide sebaiknya tidak dikonsumsi ketika sedang menyusui karena dapat
berdampak pada bayi.
• Harap berhati-hati bagi penderita penyakit ginjal, prostat, hati, rematik asam urat
dan diabetes.
• Harap waspada bagi yang mengalami dehidrasi, sulit buang air kecil, memiliki
tingkat natrium dan kalium rendah dalam darah.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Furosemide

Dosis akan disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditangani, kondisi kesehatan pasien
dan kemudian direvisi menurut respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis yang umum
diresepkan dokter adalah antara 20-80 mg per hari. Sedangkan bagi anak-anak,
konsultasikan dosis terlebih dahulu kepada dokter.

Efek Samping dan Bahaya Furosemide

Sama seperti obat-obatan lainnya, furosemide berpotensi menyebabkan efek samping.


Tapi seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping akan berkurang dan
mereda. Efek samping yang umum terjadi akibat mengonsumsi obat ini adalah:

• Mulut terasa kering


• Sensitif terhadap cahaya matahari
• Pusing
• Sakit kepala
• Sakit perut
• Penglihatan buram, merasa lelah
8. Seorang bapak 5 tahun yang lalu didiagnosa memiliki hipertensi dan DM tipe 2. Satu
bulan yang lalu bapak pergi ke dokter dan dokter memberikan HCT 1 x 12,5 mg. Dan
bapak terebut pergi ke puskesmas mengecek tekanan darah nya ternyata 150/90 mmHg.
Pasien mengaku teratur minum obat. Saran terapi apa yang diberikan ?
a. Mengganti HCT dengan Furosemide 1 x 20 mg
b. Mengganti HCT dengan Amlodipine 1 x 10 mg
c. Menambahkan HCT dengan bisoprolol 1 x 5 mg
d. Menambahkan HCT dengan Valsartan
e. Menambahkan HCT dengan Propanolol

Jawaban : A

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC VII

Klasifikasi tekanan Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


darah (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Prahipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Furosemid merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam
tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk didalam tubuh menyebabkan sesak nafas, lelah,
kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan edema
dan bisa disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit hati dan penyakit ginjal.

Furosemide digunakan untuk tekanan darah tinggi saat obat diuretik lainnya tidak bisa
mengatasi lagi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat diuretik
lainnya,

Amlodipine adalah inhibitor influks kalium (Slow channel blocker atau antagonis ion
kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran kedalam jantung dan
otot polos . Mekanisme kerja antihipertensi amlodipine dikarenakan adanya efek
relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular.

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk


tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita-penderita yang
tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih
menguntungkan bila pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor
adrenoreceptor, atau inhibitor angiotensin-converting enzym.

Bisoprolol adalah cardioselective pada dosis rendah dan mengikat lebih kuat pada
reseptor β1 dari pada reseptor β2 . sebagai hasil, agen-agen ini lebih jarang menyebabkan
bronkospasma dan vasokontriksi dan bisa lebih aman dari betabloker non selective pada
pasien dengan asma,diabetes dan penyakit vascular verifer.

Hidroklorotiazid merupakan diuretik golongan thiazid yakni diuretik dengan potensi


sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian tubulus
distal.

Propanolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoreseptor yang terutama digunakan


untuk terapi takiaritma dan antiangina. Propanolol memiliki khasiat menghambat
kecepatan konduksi impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik.

Valsartan berfungsi menghambat efek dari senyawa kimia yang disebut angiotensin II.
Angiotensin II memiliki efek mempersempit pembuluh darah, jadi dengan menghambat
efek senyawa ini, valsartan akan mengendurkan dan melebarkan pembuluh darah.
Akibatnya, tekanan darah akan menurun dan jantung lebih mudah memompa darah
keseluruh tubuh, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung.

9. Laki-laki 11 Tahun mengeluh 4 Hari demam dan muka sembab urin coklat kemerahan
dan tidak mengeluh apapun lagi
A. Amoksisilin dan amlodipin
B. Amoksisilin dan HCT
C. Amoksisilin
D. Tetrasiklin dan KCl
E. Tetrasiklin dan amlodipin

Jawaban : C

Amoksisilin digunakan untuk saluran genitor urinaria, kulit dan jaringan lunak. Muka
sembab dan demam pada pasien disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh
gram negativ dan gram positive.

10. Seorang pasien datang dengan keluhan osteoartitis dia telah mengosumsi Antiinflamasi
non streroid AINS) selama 3 bulan. Akhir ini pasien mengeluh sakit pada bagian uluhati
disertai mual. Apa yang apoteker rekomendasika ?

a. Mengganti obat lain


b. Menambahkan obat lain
c. Mengubah rute pemberian
d. Mengubah bentuk sediaan

Jawaban : A. Mengganti Obat lain

Alasan : sakit uluhati disertai mual kemungkinan pasien mengalami dispepsia. Penyebab
utama dispepsia adalah ada nya kuman helicobacter pilory dan penyalahgunaan obat
pereda nyeri AINS. Sehingga pasien harus menghindari obat AINS dan mengganti obat.

11. Seorang pasien pria berusia 65 tahun memiliki keluhan batuk kering. Riwayat penyakit
yang diderita antara lain hipertensi, diabetes melitus dan osteoartitis. Riwayat
pengobatan antara lain kaptopril, hidroklorotiazid, ibuprofen, metformin dan
glibenklamid. Obat manakan yang menyebabkan keluhan yang terjadi pada pasien?
a. Kaptopril
b. Hidroklortiazid
c. Ibuprofen
d. Metformin
e. Glibenklamid
Jawaban : A
• Efek samping Kaptopril yaitu pusing, batuk kering, sulit tidur, mulut kering,
gangguan pencernaan.
• Efek samping hidroklortiazid yaitu gangguan saluran cerna
(mual,muntah,sembelit,diare,iritasi lambung), impotensi, pusing, gelisah, sakit
kepala, anemia aplastik, dapat juga menyebabkan peningkatan asam urat, gula
darah dan kolesterol.
• Efek samping ibuprofen yaitu mual, muntah, sakit kepala, tukak lambung,
muntah darah, tinja berwarna hitam.
• Efek samping metformin yaitu mual, muntah, penurunan nafsu makan, sensasi
rasa logam dalam mulut, sakit perut, batuk dan suara serak, nyeri otot, kram,
lemas, ngantuk.
• Efek samping glibenklamid yaitu gejala-gejala hipoglikemia, mual, muntah,
sembelt, diare, berat badan naik.

12. Seorang laki-laki 27 tahun terinfeksi jamur diresepkan ketokonazol. Pasien diketahui
menderita ulkus peptic dan rutin minum antasida secara bersamaan. Apa yang terjadi
pada kedua obat tersebut?
a. Disolusi ketokonazol tidak terpengaruh
b. Absorbsi ketokonazol terpengaruh
c. Distribusi ketokonazol tidak terpengaruh
d. Metabolism ketokonazol terpengaruh
e. Ekskresi ketokonazol tidak terpengaruh
Jawabann B

KETOKONAZOL

Antijamur (AntiFungi); azole (derivat imidazole)

FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI KETOCONAZOLE


Mengganggu sintesis ergosterol, diikuti peningkatan permeabilitas pada membrane sel
fungi (jamur) dan kebocoran komponen sel.
Mempengaruhi permeabilitas dinding sel melalui penghambatan sitokrom P450 jamur;
menghambat biosintesa trigliserida dan fosfolipid jamur; menghambat beberapa enzim
pada jamur yang mengakibatkan terbentuknya kadar toksik hidrogen peroksida; juga
menghambat sintesis androgen.

PENGGUNAAN / INDIKASI / FUNGSI KETOCONAZOLE


1. Blastomikosis
2. Infeksi Candida
3. Chromomycosis
4. Coccidioidomycosis
5. Dermatophytoses
6. Histoplasmosis
7. Paracoccidioidomycosis
8. Pityriasis (Tinea) Versicolor
9. Infeksi Acanthamoeba
10. Leishmaniasis
11. Kanker Prostat
12. Sindrom Cushing
13. Hirsutisme dan prekoks Pubertas
14. Hiperkalsemia

EFEK SAMPING KETOCONAZOLE YANG UMUM


Efek GI (mual, muntah), efek hati, pruritus.

INTERAKSI KETOCONAZOLE menghambat CYP3A4.


Obat Dimetabolisme oleh Enzim mikrosomal hepatic
Interaksi farmakokinetik mungkin dengan obat substrat dari CYP3A4.

13. Seorang ibu akan membelikan obat untuk anaknya yang mengeluhkan sakit gigi, ibunya
membelikan obat sirup asam mefenamat. Menurut peraturan yang berlaku asam
mefenamat masuk kedalam golongan obat apa?
a. Obat Bebas
b. Obat Bebas Terbatas
c. Daftar Obat Wajib Apotek
d. Obat Narkotika
e. Obat Psikotropika
Jawaban : C. Daftar Obat Wajib Apotek Termasuk golongan Obat Keras

Penjelasan

Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat yang masuk dalam golongan Obat
anti-inflamasi non-steroid (OAINS) atau dalam bahasa inggrisnya non steroidal anti-
inflammatory Drugs (NSAIDs). Obat ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang
ringan hingga sedang, seperti pada nyeri otot, kram menstruasi, sakit kepala, dan sakit
gigi.

Mekanisme kerja asam mefenamat yaitu dengan cara menghalangi efek enzim yang
disebut siklooksigenase (COX). Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi
prostaglandin. Prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan
menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan lebih sedikit,
sehingga rasa sakit dan peradangan akan mereda atau membaik.

Obat asam mefenamat termasuk dalam obat yang harus digunakan sesuai dengan
petunjuk atau resep dokter, hal ini ditandai dengan lambang “K” dalam lingkaran dengan
latar belakang merah.

INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Asam Mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan
sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk
nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan nyeri pada
persalinan.

KONTRAINDIKASI

• Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensitif terhadap asam mefenamat.
• Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan saluran cerna.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

• Dewasa dan anak di atas 14 tahun : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg
kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
• Dismenore : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
• Menoragia : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

EFEK SAMPING
• Gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo,
dispepsia.
• Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari, asam
mefenamat dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

INTERAKSI OBAT

• Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan dengan protein plasma,
sehingga dapat meningkatkan efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
• Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit memperpanjang waktu prothrombin
& Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan
(warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus
dimonitor.
• Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium
di ginjal.
• Obat lain yang juga memiliki efek samping pada lambung : kemungkinan dapat
meningkatkan efek samping terhadap lambung.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

• Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita


hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya
pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) &
kontraksi uterus.
• Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak
direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.
• Terhadap Anak-anak : Belum ada studi ttg keamanan & efikasi penggunaan asam
mefenamat pada pasien anak dibawah 14 tahun. Belum ada studi tentang
keamanan untuk anak
• Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat menyebabkan reaksi false-positif tes urin
menggunakan tes tablet diazo.

14. Seorang perempuan berumur 35 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami
demam tinggi, didiagnosa dokter terkena infeksi. Hasil dari pemeriksaan darah pasien
tersebut terkena infeksi salmonella typhosa. Apakah obat yang dihindari penggunaan nya
oleh pasien tersebut?
a. Kloramfenikol (kategori D)
b. Amoksisilin (kategori B)
c. Penisilin (kategori B)
d. Eritromisin (kategori A)
e. Selafeksin (kategori B)

Jawaban : A. Kloramfenikol
Penjelasan :

a. Chloramphenicol bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir , yaitu
sindroma bayi abu-abu dan Gangguan pernafasan.

Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kadang-kadang


bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Kerjanya dengan jalan menghambat
sintesis protein kuman. Efek antimikroba dalam Kloramfenikol bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase
yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses
sintesis protein kuman.

Obat ini dipakai dalam pengobatan infeksi-infeksi anaerob dan dikatakan bahwa
kloramfenikol berhubungan dengan terjadinya “drug-induced aplastic anemia” serta
dengan terjadinya “gray baby syndrome” jika digunakan untuk neonatus.

Adanya resiko terjadinya “gray baby syndrome” ini menyebabkan kloramfenikol tidak
direkomendasikan untuk pemakaian pada trimester tiga kehamilan.

Efek samping umum berupa gangguan lambung-usus, neurpati optis dan perifer, radang
lidah dan mukosa mulut. Pada kehamilan dan laktasi tidak dianjurkan, khususnya selama
minggu-minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat menimbulkan cyanosis dan
hipotermia pada neonati akibat ketidakmampuan untuk menkonjugasi dan
mengekskresikan obat ini, sehingga sangat meningkatkan kadarnya dalam darah.
Berhubungan kemampuannya dapat melintasi placenta dan mencapai air susu ibu, maka
tidak boleh diberikan selama laktasi. Larangan tersebut berlaku bagi tiamfenikol.

b) Amoxicilin

Ibu Hamil : Ketegori B

Ibu Menyusui : Kategori A

Amoksisilin yang termasuk antibiotik golongan penisilin bekerja dengan cara


menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel
mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid.
Amoksisillin merupakan turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus
hidroksil dan memiliki spektrum antibakteri yang sama. Obat ini diabsorpsi lebih baik
bila diberikan peroral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan
jaringan.

Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat
jarang ditemukan berinteraksi dengan obat-obat yang lain. Amoxicillin juga aman
diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi
pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.

c) Penisilin
Penisilin adalah antibiotika yang termasuk paling banyak dan paling luas dipakai. Obat
ini merupakan senyawa asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai
samping. Mekanisme kerjanya dengan menghambat pembentukan dinding sel mikroba
yaitu dengan menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba.

Mikroba yang memproduksi enzim betalaktamase resisten terhadap beberapa penisilin


karena enzim tersebut akan merusak cincin betalaktam dan akhirnya obat menjadi tidak
aktif. Pada pemberian peroral hanya sebagian obat yang diabsorpsi tergantung dengan
stabilitas asam, ikatan dengan makanan dan adanya buffer. Untuk mengatasi hal itu
pemberian peroral sebaiknya dilakukan 1 jam sebelum makan.

Penisilin mempunyai batas keamanan yang lebar. Pemberian obat ini selama masa
kehamilan tidak menimbulkan reaksi toksik baik pada ibu maupun janin, kecuali reaksi
alergi. Kadar penisilin di dalam serum wanita hamil lebih rendah daripada wanita yang
tidak hamil, sedang clearancenya lewat ginjal lebih tinggi selama masa kehamilan.

Pemberian pada wanita hamil untuk golongan penisilin dengan ikatan protein yang
tinggi, misal oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan nafsilin akan menghasilkan kadar
obat di dalam cairan amnion dan jaringan di dalam tubuh janin yang lebih rendah
dibandingkan bila yang diberikan adalah golongan penisilin dengan ikatan protein yang
rendah seperti ampisilin dan metisilin.

d) Eritromisin

Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, sehingga
obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi
saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.

Antibiotika ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar, tetapi
cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas invitro paling besar dalam suasana alkalis.
Eritromisin merupakan alternatif pilihan setelah penisilin dalam pengobatan terhadap
gonore dan sifilis dalam kehamilan. Diantara berbagai bentuk eritromisin yang diberikan
peroral, bentuk estolat diabsorpsi paling baik, tetapi sediaan ini sekarang tidak lagi
beredar di Indonesia karena hepatotoksik.

Pemakaian eritromisin pada wanita hamil relatif aman karena meskipun dapat terdifusi
secara luas ke hampir semua jaringan (kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi
kadar pada janin hanya mencapai 1-2% dibanding kadarnya dalam serum ibu. Di
samping itu, sejauh ini belum terdapat bukti bahwa eritromisin dapat menyebabkan
kelainan pada janin. Kemanfaatan eritromisin untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh Chlamydia pada wanita hamil serta pencegahan penularan ke janin cukup baik,
meskipun bukan menjadi obat pilihan pertama. Namun ditilik dari segi keamanan dan
manfaatnya, pemakaian eritromisin untuk infeksi tersebut lebih dianjurkan dibanding
antibiotika lain, misalnya tetrasiklin.
Perhatian : Kehamilan : eritromisin dapat melewati plasenta tetapi menghasilkan kadar
yang rendah dalam jaringan. Gunakan jika hanya benar-benar perlu (Kategori B).

Menyusui: eritromisin diekskresikan melalui ASI. Meskipun demikian, belum


ditemukan adanya efek samping pada bayi (Kategori A).

d) Sefaleksin

Sefaleksin termasuk kedalam Sefalosporin golongan pertama yang diberikan secara


peroral, dimana sefalosporin bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta
mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri. Sefalosporin termasuk golongan
antibiotika betalaktam. Seperti antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat
adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding
sel. Sefalosporin yang aktif terhadap kuman gram positif diantaranya sefalotin,
sefaleksin, sefazolin, serta sefradin. Kelompok yang aktif terhadap kuman gram negative
seperti sefaklor, sefamandol, mokasalatam, sefotaksim, dan sefoksitin.

Efek samping golongan ini pada umumnya sama dengan kelompok penisilin, tetapi lebih
jarang dan lebih ringan. Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus,
jarang sekali juga reaksi alergi.

Resisten dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini jangan digunakan sembarangan
dan dicadangkan untuk infeksi berat. Resistensi silang dengan penisilin pun dapat terjadi.
Pada ibu yang sedang hamil dan menyusui lebih baik jangan memakai obat antibiotik
golongan ini karena sefalosforin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya
dalam janin rendah daripada dalam darah ibunya. Dengan memungkinkan bila memakai
obat antibiotik golongan ini bisa digunakan sefalotin dan sefaleksin karena telah
digunakan selama kehamilan dan tidak dilaporkan efek buruk pada bayi. Kebanyakan
sefalosforin dapat mencapai air susu ibu. Dari sefaklor, sefotaksim, seftriakson dan
seftazidin hanya dalam jumlah kecil, yang dianggap aman bagi bayi.

15. Seorang pria berusia 50 tahun datang ke klinik,dia mengeluhkan sakit pada dada sebelah
kiri dan kemudian menjelar ke bagian lengan sebelah kiri dan di punggung. Dokter
mendiagnosis pasien tersebut terkena angina pectoris. Pasien tersebut sudah menderita
hipertensi dan dyslipidemia 5 tahun terakhir ini. Terapi pilihan pertama apa yang bisa
diberikan?
a. Isosorbid dinitrat
b. Allopurinol
c. Simvastatin
d. Kaptopril
e. Amlodipin

Jawaban : A
Angina pectoris merupakan serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa
berlangsung beberapa menit setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan
dan hilang setelah istirahat.

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol
HDL (Sunita, 2004)

Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah
atau trigliserida dalam darah yang dapat disertaipenurunan kadar HDL kolesterol (Andry
Hartono, 2000)

Isosorbid dinitrat :

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang menyebabkan


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab paling
umum iskemia miokard adalah aterosklerosis. Keberadaan aterosklerosis menyebabkan
penyempitan pada lumen pembuluh arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen
miokard berkurang. Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen
miokard meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis
aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan angina
pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis miokard dan
pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark miokard (Isselbacher,
2000).

Obat yang umum digunakan yaitu antiangina (senyawa nitrat, penghambat beta,
penghambat kanal kalsium) dan asetosal (Isselbacher, 2000). Senyawa nitrat bekerja
melalui dua mekanisme. Secara in vivo senyawa nitrat merupakan pro drug yaitu
menjadi aktif setelah dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida (NO).
Biotransformasi senyawa nitrat yang berlangsung intraseluler ini dipengaruhi oleh
adanya reduktase ekstrasel dan reduced tiol (glutation) intrasel. Nitrogen monoksida
akan membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim
ini sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP akan menyebabkan
defosforilasi miosin, sehingga terjadi relaksasi otot polos. Mekanisme kerja yang kedua
yaitu akibat pemberian senyawa nitrat, endotelium akan melepaskan prostasiklin (PGI2)
yang bersifat vasodilator. Berdasarkan kedua mekanisme ini, senyawa nitrat dapat
menimbulkan vasodilatasi, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan kebutuhan dan
peningkatan suplai oksigen (Gunawan, 2007).

Sasaran Terapi

Vasodilatasi pembuluh arteri koronaria epikardial.


Tujuan Terapi

Mengatasi nyeri angina dengan menyeimbangkan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

Strategi Terapi

Pada serangan akut angina diberikan kombinasi dua macam antiangina (dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping) dan asetosal. Jika serangan
angina tidak membaik pada pemberian kombinasi dua macam antiangina, maka dapat
diberikan kombinasi tiga macam antiangina. Antiangina digunakan karena dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen miokard
sehingga keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tercapai. Asetosal
digunakan karena dapat mence gah atau mengurangi agregasi trombosit, dengan
demikian aliran darah tidak semakin terhambat (Isselbacher, 2000).

Obat Pilihan

Pada artikel ini, isosorbid dinitrat digunakan sebagai obat pilihan.

1. Nama generik : Isosorbid Dinitrat, tablet sublingual 5 mg, 10 mg


2. Nama dagang :Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg.
Cedocard Retard, tablet lmb 20 mg
Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg
Isoket, tablet 5 mg, 10 mg
Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml;
aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g
Isomack Retard, kapsul 20 mg
Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml
Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml
Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg
3. Indikasi : Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri
4. Kontra-indikasi :
Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia,kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis
mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.
5. Bentuk sediaan :
Tablet, tablet sublingual, tablet lepas lambat, kapsul, cairan injeksi, aerosol, krim,
buccal spray, dan spray transdermal.
6. Dosis dan Aturan pakai : Sublingual : 5-10 mg
Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg
Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi
sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan
7. Efek samping :
Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat
terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi
hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi,
nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.
8. Peringatan :
Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infark
miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil
sebelum kardioversi atau diatermi.
Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi (efek
terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan
transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam
setiap kurun waktu 24 jam.

Allupurinol

Farmakologi

Allopurinol dan metabolitnya oxipurinol (alloxanthine) dapat menurunkan produksi asam


urat dengan menghambat xanthin-oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah
hipoxanthin menjadi xanthin dan mengubah xanthin menjadi asam urat. Dengan
menurunkan konsentrasi asam urat dalam darah dan urin, allopurinol mencegah atau
menurunkan endapan urat sehingga mencegah terjadinya gout arthritis dan urate
nephropathy.

Indikasi

Hiperurisemia primer : gout Hiperurisemia sekunder : mencegah pengendapan asam urat


dan kalsium oksalat. Produksi berlebihan asam urat antara lain pada keganasan,
polisitemia vera, terapi sitostatik.

Kontra Indikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap allopurinol Keadaan serangan akut gout

Dosis : Dewasa: Dosis awal : 100 - 300 mg sehari.

Dosis pemeliharaan : 200 - 600 mg sehari.

Dosis tunggal maksimum 300 mg.

Bila diperlukan dapat diberikan dosis yang lebih tinggi, maksimal 900 mg sehari. Dosis
harus disesuaikan dengan cara pemantauan kadar asam urat dalam serum/air seni dengan
jarak waktu yang tepat hingga efek yang dikehendaki tercapai yaitu selama ± 1 – 3
minggu, atau: Untuk kondisi ringan : 2 - 10 mg/kg BB sehari atau 100 - 200 mg sehari.
Kondisi sedang : 300 - 600 mg sehari. Kondisi berat : 700 - 900 mg sehari.

Anak-anak:
10 - 20 mg/kg BB sehari atau 100 - 400 mg sehari. Penggunaan pada anak-anak
khususnya pada keadaan malignan terutama leukemia serta kelainan enzim tertentu,
misalnya sindroma Lesch-Nyhan

Penderita gangguan fungsi ginjal:

Jumlah dan interval pemberian perlu dikurangi disesuaikan dengan hasil pemantauan
kadar asam urat dalam serum. Untuk pasien dewasa berlaku dosis sebagai berikut:
Bersihan kreatinin : 2 - 10 ml/menit

Dosis : 100 mg sehari atau dengan interval lebih panjang.

Bersihan kreatinin : 10 - 20 ml/menit Dosis : 100 - 200 mg sehari.

Bersihan kreatinin : > 20 ml/menit Dosis : Dosis normal.

Dosis yang dianjurkan pada penderita dialisa : allopurinol dan metabolitnya dikeluarkan
dengan dialisis ginjal. Jika dialisis perlu dilakukan lebih sering, dapat dipertimbangkan
pemberian allopurinol dengan dosis alternatif 300 - 400 mg segera setelah dialisa tanpa
pemberian lagi diantara interval waktu.

Efek Samping :.

• Gejala hipersensitifitas seperti ekspoliatif, demam, limfodenopati, arthralgia,


eosinofilia
• Reaksi kulit : pruritis, makulopapular Gangguan gastrointestinal, mual, diare
Sakit kepala, vertigo, mengantuk, gangguan mata dan rasa
• Gangguan darah : leukopenia, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia
aplastik

Over Dosis :

Pernah dilaporkan penggunaan sampai 5 g dan 20 g allopurinol. Gejala dan tanda-tanda


keracunan adalah pusing, mual dan muntah. Dianjurkan minum yang banyak sehingga
memudahkan diuresis allopurinol dan metabolitnya. Jika dianggap perlu dapat dilakukan
dialisa.

Peringatan dan Perhatian :

Efek allopurinol dapat diturunkan oleh golongan salisilat dan urikosurik, seperti
probenesid. Hentikan penggunaan bila timbul gejala kemerahan pada kulit atau terjadi
gejala alergi. Hindari penggunaan pada penderita kelainan fungsi ginjal atau penderita
hiperurisemia asimptomatik. Pada penderita kerusakan fungsi hati, dianjurkan untuk
melakukan tes fungsi hati berkala selama tahap awal perawatan. Keuntungan dan risiko
penggunaan allopurinol pada ibu hamil dan menyusui harus dipertimbangkan terhadap
janin, bayi atau ibunya. Allopurinol dapat menyebabkan kantuk. Hati-hati penggunaan
pada penderita yang harus bekerja dengan konsentrasi penuh termasuk mengemudi dan
menjalankan mesin. Sebaiknya allopurinol diminum setelah makan untuk mengurangi
iritasi lambung. Dianjurkan untuk meningkatkan pemberian cairan selama penggunaan
allopurinol untuk menghindari terjadinya batu ginjal. Bila terjadi gatal - gatal, anoreksia,
serta berkurangnya berat badan, harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati.

Interaksi Obat :

Allopurinol dapat meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik lain. Allopurinol


dapat menghambat metabolisme obat di hati, misalnya warfarin. Allopurinol dapat
meningkatkan efek dari azathioprin dan merkaptopurin, sehingga dosis perhari dari obat-
obat tersebut harus dikurangi sebelum dilakukan pengobatan dengan allopurinol.
Allopurinol dapat memperpanjang waktu paruh klorpropamid dan meningkatkan risiko
hipoglikemia, terutama pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Efek allopurinol
dapat diturunkan oleh golongan salisilat dan urikosurik,seperti probenesid.

Simvastatin :

Farmakologi :

Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan


merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo
simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit
aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim
A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG
Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.

Indikasi :

• Terapi dengan “lipid-altering agents” dapat dipertimbangkan penggunaannya


pada individu yang mengalami peningkatan resiko “artherosclerosis” vaskuler
yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
• Terapi dengan “lipid-altering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila
respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak
memadai.
• Penyakit jantung koroner. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan
hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk :
• Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat penyakit
jantung koroner.
• Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.
• Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi
miokardial.
• Hiperkolesterolemia.
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer (Tipe IIa dan IIb).
Rekomendasi umum : Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan
terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus
yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati
obstruktif, terapi dengan obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol
total, kolesterol HDL dan trigliserida (TG).
Kontra Indikasi :
• Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.\Penyakit hati aktif atau
• peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jelas penyebabnya.
• Wanita hamil dan menyusui.

Dosis :

Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan
dengan simvastatin.

Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari.
Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg sehari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran kadar
lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis disesuaikan dengan respon
penderita.

Pasien yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-A reduktase inhibitor,
agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.

Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total
kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan
pengurangan dosis simvastatin.

Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena


simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian,
hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus
dipantau ketat.

Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau
bersamaan dengan “bile-acid sequestrants”.

Efek Samping :.

• Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala, miopati,


rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema.
• Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini :
• Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang
ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf periferal.
• Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema, trombositopenia, leukopenia,
anemia hemolitik.
• Gastrointestinal : anoreksia, muntah.
• Kulit : alopecia, pruritus.
• Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.
• Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.

Peringatan dan Perhatian :.

Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara


periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transaminase, perhatian
khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus dilakukan jika terjadi
peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas) pengobatan segera
dihentikan.

Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu
setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya secara
semianual).Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai
riwayat penyakit hati.

Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium secara periodik
tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya.

Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan pada
penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan resiko kegagalan
ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan “creatinin phosphokinase”
(CPK).

Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terjadi nyeri otot yang
tidak jelas, otot terasa lemas dan lemah.

Simvastatin tidak diindikasikan dimana hipertrigliseridemia merupakan kelainan utama


(misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V).

Keamanan dan efektivitas pada anak-anak dan remaja belum pasti.

Interaksi Obat :

• Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil,


niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet
(rabdomiolisis dan miopati).
• Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.
• Antipirin, propanolol, digoksin

Kaptropil :

Farmakologi :

Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah


angiotensin-I menjadi angiotensin-II / angiotensin converting enzyme (ACE). Captopril
mencegah terjadinya perubahan dari angiotensin-I menjadi angiotensin II, salah satu
senyawa yang dapat menaikkan tekanan darah. Captopril dan metabolitnya diekskresi
terutama melalui urin. Eliminasi waktu paruh Captopril meningkat dengan menurunnya
fungsi ginjal dimana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan kreatinin.

Indikasi :

Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi berat digunakan bila terapi
standar tidak efektif atau tidak dapat digunakan.

Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretik dan bila
mungkin dengan digitalis.

Kontra Indikasi :

• Penderita yang hipersensitif terhadap Captopril atau penghambat ACE lainnya


(misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat
ACE lainnya).
• Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.
• Wanita menyusui.
• Gagal ginjal.
• Stenosis aorta.

Dosis :

Hipertensi ringan sampai sedang. Dosis awal 12,5 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan
25 mg, 2 kali sehari, yang dapat ditingkatkan selang 2–4 minggu, hingga diperoleh
respon yang memuaskan. Dosis maksimum 50 mg, 2 kali sehari. Diuretik tiazida dapt
ditambahkan jika belum diperoleh respon yang memuaskan. Dosis diuretik dapat
ditingkatkan selang 1–2 minggu hingga diperoleh respon optimum atau dosis maksimum
dicapai.

Hipertensi berat. Dosis awal 12,5 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap
menjadi maksimum 50 mg , 3 kali sehari. Captopril harus digunakan bersama obat anti
hipertensi lain dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis Captopril jangan melebihi 150
mg sehari.

Gagal jantung. Captoril digunakan bila terapi dengan diuretik tidak memadai untuk
mengontrol gejala-gejala.

Dosis awal 6,25 mg atau 12,5 mg dapat meminimalkan efek hipotensif sementara. Dosis
pemeliharaan 25 mg, 2–3 kali sehari, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling
sedikit 2 minggu. Dosis maksimum 150 mg sehari.

Usia lanjut : Dianjurkan penggunaan dosis awal yang rendah, mengingat kemungkinan
menurunnya fungsi ginjal atau organ lain pada penderita usia lanjut.

Anak-anak : Dosis awal 0,3 mg/kg berat badan sampai maksimum 6 mg/kg berat badan
perhari dalam 2–3 dosis, tergantung respon.
Efek Samping :

• Proteinuria, peningkatan ureum darah dan kreatinin.


• Idiosinkrasi, rash, terutama pruritus.
• Neutropenia, anemia, trombositopenia.
• Hipotensi.

Interaksi Obat :

• Obat-obat imunosupresan dapat menyebabkan diskrasia darah pada pengguna


Captopril dengan gagal ginjal.
• Suplemen potassium atau obat diuretik yang mengandung potassium, dapat
terjadi peningkatan yang berarti pada serum potassium.
• Probenesid, dapat mengurangi bersihan ginjal dari Captopril.
• Obat antiinflamasi non steroid, dapat mengurangi efektivitas antihipertensi.
• Obat diuretik meningkatkan efek antihipertensi Captopril.
• Captopril dilaporkan bekerja sinergis dengan vasodilator perifer seperti
minoxidil.

Amlodipin :

Farmakologi :

Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion


kalsium) yang menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam
otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara selektif,
di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel
otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai
vasodilator arteri perifer yang dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta
penurunan tekanan darah. Dosis satu kali sehari akan menghasilkan penurunan tekanan
darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipine adalah perlahan-lahan,
sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut. Efek antiangina amlodipine
adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi perifer total
(afterload). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung,
pengurangan beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial
serta kebutuhan energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik
pada keadaan oksigenisasi normal maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis
amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan waktu latihan, waktu timbulnya angina,
waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi serangan angina serta
penggunaan tablet nitrogliserin.

Amlodipine tidak menimbulkan perubahan kadar lemak plasma dan dapat digunakan
pada pasien asma, diabetes serta gout.
Indikasi :

Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina


vasospastik (angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai
terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.

Kontra Indikasi :

Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine
dan golongan dihidropiridin lainnya.

Dosis :

Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon
pasien.

Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg
satu kali sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada pasien
usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi 2,5
mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam kombinasi dengan antihipertensi
lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg.

Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik
adalah 5-10 mg, dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi
hati. Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan tiazida,
ACE inhibitor, β-bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.

Efek Samping :

• Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek
samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang
sering timbul dalam uji klinik antara lain : edema, sakit kepala. Secara umum :
fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.
• Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine
pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila
keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum
diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena
keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya
amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui. Efektivitas dan keamanan
amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.

Peringatan dan Perhatian :

Pasien dengan gangguan fungsi hati :Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang,
sehingga perlu pengawasan.

Interaksi Obat :
Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, α-
bloker, β-bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-
steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik oral. Pemberian bersama digoxin tidak
mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada pasien normal.
Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin,
phenytoin, warfarin dan indomethacin. Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak
mengubah farmakokinetik amlodipine.

16. Seorang laki-laki 28 tahun dengan diagnosa TB paru. Dokter memberikan gliseril
guaikolat, isoniazid, etambutol, pirazinamid dan ripamfisin. Setelah 2 minggu
menkonsumsi obat, keluarga mendapati bahwa air seni pasien berwarna kemerahan.
Sebagai apoteker, informasi apa yang akan anda sampaikan kepada pasien terkait
kejadian tersebut?
a. Hasil ekskresi metabolit etambutol
b. Efek samping pirazinamid
c. Efek samping isoniazid
d. Efek samping liseil guaikolat
e. Hasil ekskresi metabolit rifampisin

Jawaban : E
Ulasan dari jawaban
Rifampisin
Hingga 30 % dosis diekskresikan dalam kemih, lebih kurang setengahnya sebagai obat
bebas. Meransang enzim mikrosom, sehingga dapat menginaktifkan obat terentu.
Melintasi plasenta dan mendifusikan obat tertentu kedalam hati.
•Obat ini dapat menyebabkan kencing, air ludah, dahak, dan air mata akan menjadi
coklat merah.
• Bagi yang menggunakan lensa kontak ( soft lense), disarankan untuk melepasnya,
karena akan bereaksi atau berubah warna.
• Bagi peminum alkohol atau pernah / sedang berpenyakit hati agar
menyampaikan juga kepada dokter / tenaga kesehatan lain karena dapat
meningkatkan efek samping.
• Sampaikan kepada dokter / petugas kesehatan lain jika mengalami efek samping
berat ( lihat efek samping)
• Jika akan melakukan pemeriksaan diagnostik kencing dan darah, beritahukan
bahwa sedang meminum Rifampisin kepada petugas laboratorium atau dokter dan
tenaga kesehatan lain karena kadangkadang akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
Etambutol

Obat ini diserap dari saluran cerna. Kadar plasma puncak 2-4 jam; ketersediaan hayati
77+ 8%. Lebih kurang 40% terikat protein plasma. Diekskresikan terutama dalam
kemih. Hanya 10% berubah menjadi metabolit tak aktif.
PIRAZINAMID
Efek samping hepatotoksisitas, termasuk demam anoreksia, hepatomegali, ikterus;
gagal hati; mual, muntah, artralgia, anemia sideroblastik, urtikaria.
Keamanan penggunaan pada anak-anak belum ditetapkan. Hati-hati
penggunaan pada: penderita dengan encok atau riwayat encok keluarga atau diabetes
melitus; dan penderita dengan fungsi ginjal tak sempurna; penderita dengan riwayat
tukak peptik.

ISONIAZID

Efek samping dalam hal neurologi: parestesia, neuritis perifer, gangguan penglihatan,
neuritis optik, atropfi optik, tinitus, vertigo, ataksia, somnolensi, mimpi berlebihan,
insomnia, amnesia, euforia, psikosis toksis, perubahan tingkah laku, depresi, ingatan
tak sempurna, hiperrefleksia, otot melintir, konvulsi.Hipersensitifitas demam,
menggigil, eropsi kulit (bentuk morbili,mapulo papulo, purpura, urtikaria),
limfadenitis, vaskulitis, keratitis. Hepatotoksik: SGOT dan SGPT meningkat,
bilirubinemia, sakit kuning, hepatitis fatal. Metaboliems dan endrokrin: defisiensi Vitamin
B6, pelagra, kenekomastia, hiperglikemia, glukosuria, asetonuria, asidosis
metabolik, proteinurea. Hematologi: agranulositosis, anemia aplastik, atau
hemol isis, anemia, trambositopenia. Eusinofilia, methemoglobinemia. Saluran cerna:
mual, muntah, sakit ulu hati,s embelit. Intoksikasi lain: sakit kepala, takikardia, dispenia,
mulut kering, retensi kemih (pria), hipotensi postura, sindrom seperti lupus,
eritemamtosus, dan rematik.

GLISERIL GIAIAKOLAT

Digunakan sebagai ekspetoran pada batuk berdahak, mekanismenya meningkatkan


volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki. Kemudian merangsang
pengeluaran dahak menuju faring. Efek samping : mual, muntah, batu ginjal.

17. Pasien mendapatkan kencing merah coklat, air mata merah, mengidap TBC paru dengan
BTA + dan mengkonsumsi obat sejak 2 minggu terakhir. Yang menyebabkan kencing
dan air mata berwarna merah coklat adalah…
A. Isoniazid
B. Rifampisin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. .Streptomisin

Jawaban : B. Rifampisin.

Alasan :

Efek samping ringan


Efek samping Penyebab Penatalaksanaan

tidak ada nafsu Semua OAT


makan, mual, sakit diminum malam
perut Rifampisin sebelum tidur

Nyeri sendi Pirasinamid Beri aspirin

Kesemuatan s.d. Beri vitamin B6


rasa terbakar di (piridoksin)
kaki INH 100mg per hari

Tidak perlu
diberi apa-apa,
Warna kemerahan tapi perlu
pada air seni penjelasan
(urine) Rifampisin kepada pasien

Efek samping rifampisin yang paling umum adalah urine yang berwarna merah. Hal ini
disebabkan karena obatnya pun berwarna merah. Tidak hanya urine, air mata, keringat,
saliva atau cairan tubuh lainnya pun akan berwarna merah. Rifampisin diproses oleh
tubuh didalam hati, hanya sedikit yang diproses oleh ginjal. jadi jangan khawatir, telah
dipertimbangkan untuk pemakaian 6 bulan cenderung aman bagi tubuh.

Air kencing berwarna merah bukan tanda ginjal tidak dapat menyaring obat, justru ginjal
berhasil meloloskan obat tersebut dari dalam tubuh sehingga urine berwarna merah,
Sebaiknya perlu diingatkan kepada pasien akan efek samping dari rifampicin ini agar
pasien tidak perlu merasa khawatir.

18. Seorang laki-laki berumur 25 tahun, mengelluhkan nyeri pada lambung, diare, dan
terdapat lendir pada feses. Kemudian dia diberikan dokter resep obat sulfasalazin 500 mg
4 kali sehari. Dari resep yang dituliskan dokter, apa kegunaan obat tersebut ?

Jawaban :

Kegunaan obat sulfasalazin : Untuk mengobati colitis ulserfatif ringan sampai sedang.

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas terhadap salisilat dan sulfonamida, tidak untuk anak usia dibawah 2
tahun.

Dosis :

Oral : serangan akut 1-2 g 4 kali sehari, bila perlu diberikan juga kortikosteroid.
Dosis pemeliharaan : 500 mg 4 kali sehari.

Anak < 2 tahun : serang akut 40-60 mg/kg BB sehari.

Dosis pemeliharaan anak : 20-30 mg/kg BB sehari.

Interaksi obat :

a. Sulfasalazin + fenobarbital = meningkatkan eksresi seulfasalazin dalam empedu


sehingga menurunkan eksresi obat di urin.
b. Sulfasalazin + antibiotik = menurunkan konversi suflasalazin menjadi metabolit yang
aktif.
c. Sulfasalazin + azatioprin atau merkaptopurin (antineoplasma) = menghambat kedua
metabolisme obat sehingga efek terapi tidak tercapai.
d. Sulfasalzin + asam folat, digoksin = mengurangi penyerapan asam folat dan digoksin.

19. Menurut permenkes no 886 tahun 2011, salah satu tugas apoteker adalah pengelolaan
injeksi diazepam. Hal tersebut hanya diperuntukkan bagi apoteker yang memiliki STRA.
Dimanakah STRA bisa dibuat?
A. Dinas kesehatan RI
B. Balai POM
C. Badan POM

Jawaban : A

Surat Tanda Registrasi Apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Untuk memperoleh
STRA, Apoteker mengajukan permohonan kepada KFN dan dikeluarkan oleh Dinas
kesehatan RI (PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011)

20. suatu industi farmasi ingin membuat sediaan steril salep mata dengan kandungan zat
aktif memiliki titik leleh 78°C dan tidak tahan terhadap air. Cara sterilisasai manakah
yang sesuai ?
a. Panas basah
b. Panas kering
c. Filtrasi
d. Gas
Jawaban : C. Filtrasi, karena zat aktif tidak tahan panas dan juga tidak tahan terhadap air.
 Panas basah
Merupakan sterilisasi secara fisika, umumnya digunakan untuk bahan-bahan yang tahan
terhadap temperatur yang digunakan yaitu pada suhu 121°C pada tekanan 1 atm selama
15 menit mennggunakan autoclave.
 Panas kering
Merupakan sterilisasi secara fisika, menggunakan oven pada suhu 170°C selama 2 jam.
Digunakan untuk bahan yang tidak efektif disterilkan dengan panas basah seperti lemak
dan gliserin.
 Filtrasi
Merupakan sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk sterilisasi bahan- bahan yang
tidak tahan panas.
 Gas
Merupakan sterilisasi secara kimia, digunakan dalam pemaparan gas atau uap.
Menyebabkan destruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Gas yang
biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas
inert lainnya.

21. Seorang laki-laki berumur 20 tahun menebus resep Tramadol kapsul 50 mg sebanyak 50
tablet diminum 3 x sehari. Apa yang anda lakukan?
a. Memberikan sesuai resep
b. Memberikan Obat setengahnya
c. Menolak Resep
d. Menghubungi dokter kembali
e. Mengganti cara pemakaian

Jawaban D.

Analisis:

Tramadol Kapsul mengandung tramadol Hcl adalah analgesik kuat yang bekerja pada
reseptor opioat. Tramadol mengikat secara sterospesifik pada reseptor di system syaraf
pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri, dan menghambat
pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitive terhadap rangsang,
akibatnya impuls nyeri terhambat.

Indikasi : Nyeri akut dan kronik berat, nyeri pasca bedah

Kontraindikasi : Hipersensitivitas, depresi nafas akut, peningkatan tekanan cranial,


epilepsi

Dosis :

• Nyeri kronis sedang-berat yang tidak memerlukan efek analgesik yang cepat
awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg/3 hari hingga 25 mg 4x sehari
max 400mg. sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan 50mg
setiap 3 hari hingga 50mg 4x sehari.
• Untuk efek yang cepat : 50-100 mg setiap 4-6 jam, jika perlu max 400mg/hari.

Lama pengobatan: pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi


ketergantungan, oleh karena itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan.
Dari soal diketahui seorang laki-laki berumur 20 tahun, membeli 50 tablet tramadol 50
mg dengan pemakaian 3x sehari. Tramadol sering disalahgunakan karena bekerja seperti
opioid yang menyebabkan ketergantungan. Mengingat orang yang menebus resep masih
tergolong remaja, dan membeli obat dalam jumlah banyak, maka itu jangan memberikan
obat sesuai resep, karena dikhawatirkan penyalahgunaan obat. Lebih baik jika
dikonsultasikan ke dokter, untuk memastikan bahwa resep yang ditulis tidak palsu, dan
pengobatan berjalan dengan baik serta mencegah adanya penyalahgunaan obat.

22. Seorang perempuan berusia 35 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami
panas tinggi. Dokter mendiagnosa pasien mengalami infeksi. Hasil kultur darah pasien
menunjukka positif Salmonella thyposa. Obat apakah yang tidak boleh dipergunakan
oleh pasien tersebut ?

a. Kloramfenikol
b. Amoksisilin
c. Epinefrin
d. Penisilin
e. Sefaleksin

Jawaban :

KLORAMFENIKOL

kloramfenikol (chloramphenicol) adalah antibiotik yang digunakan secara luas pada


infeksi bakteri. kloramfenikol (chloramphenicol) adalah antibiotika jenis bakteriostatik
dengan menghambat sistesis protein dengan cara menghambat aktivitas peptidil
transferase dari ribosom bakteri, secara spesifik mengikat residu A2451 dan A2452 dari
23s rRNA subunit ribosom 50s untuk mencegah terjadinya ikatan peptida.

Indikasi chloramphenicol

Kegunaan obat kloramfenikol (chloramphenicol) adalah untuk pengobatan demam tifus,


paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H.influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia,
Lympogranulloma psitatacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis,
infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain, tidak untuk hepatobilier dan
gonorrhoea

Kontra indikasi

Kloramfenikol (chloramphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf


terhadap kloramfenikol (chloramphenicol) dan derivatnya. Sebaiknya tidak diberikan
kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. jangan menggunakan antibiotik
ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan faringitis.

Efek Samping

Efek samping yang paling serius dari kloramfenikol (chloramphenicol) adalah anemia
aplastik, meskipun jarang tetapi secara umum sangat fatal bila terjadi. kloramfenikol
(chloramphenicol) juga menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama
pemakaian, dan bisa menyebabkan leukemia (kanker darah atau kanker sumsum tulang)
pada pemakaian dalam jangka waktu lama. pemberian secara Intravena bisa
menyebabkan sindrom abu-abu pada bayi baru dilahirkan ataupun bayi prematur. efek
lain kloramfenikol (chloramphenicol) adalah hipersensitivitas, ruam,urtikaria, mual,
muntah, diare, sakit kepala dan super infeksi.

Toleransi terhadap kehamilan

Studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin. tidak ada studi
yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat
penggunaan obat lebih tinggi pemberian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat
potensi resiko

Perhatian

Kloramfenikol (chloramphenicol) terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika


memungkinkan pemakaian kloramfenikol (chloramphenicol) selama menyusui sebaiknya
dihindari.Hati-hati memberikan kloramfenikol (chloramphenicol) kepada wanita hamil,
pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, neonatus, dan bayi prematur. Pemakaian dengan
jangka waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. Hati-hati terhadap
kemungkinan super infeksi dengan jamur dan bakteri.

interaksi obat

Kloramfenikol (chloramphenicol) berinteraksi dengan obat-obat seperti: dikumarol,


fenitoin,tolbutamid,fenobarbital dan sejenisnya

Dosis

Kloramfenikol (chloramphenicol) diberikan dengan dosis : dewasa, anak dan bayi> 2


minggu : 50 mg/kg BB/hari dalam 3-4 dosis; bayi dibawah 2 minggu : 25 mg/kg BB/hari
dalam 4-6 dosis; bayi prematur: 25 mg/kg BB/hari dalam2 dosis

AMOKSISILIN

Amoxicillin (Amoksisilin) Antibiotik turunan penisilin spectrum luas,yang menyerang


bakteri pada, bagian cincin Beta (β) Laktam. Dapat digunakan untuk mengatasi bakteri
gram positif dan bakteri gram negative. Relatif aman untuk anak anak dan ibu hamil
karena memiliki indeks keamanan pada wanita hamil B. Amoksisilin (Amoxicillin)
masuk ke dalam susu (ASI) meskipun dalam jumlah kecil, gunakan hati hati pada ibu
menyusui.

EPINEFRIN

Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk penyuntikan pembuluh darah dalam
pengobatan hipersensitivitas akut. Aksi epinephrine menyerupai pengaruh stimulasi
syaraf adrenergic.
Indikasi:

Digunakan untuk mengobati anaphylaxis dan sepsis.

Dosis:

1-10 cg/menit infus IV

Tetapkan kadarnya untuk mengoptimalkan respon.

Efek Samping:

Efek CV (palpitasi, tachycardia, kedinginan, hipertensi, vasodilasi, hipotensi); Efek CNS


(kecemasan, kelelahan, gemetar, lemah, kepeningan, pusing); Efek lainnya (berkeringat,
hipersalivasi)

Overdosis atau pada subjek yang rentan: Cardiac arrhythmias, peningkatan BP (blood
pressure) yang tajam.

Instruksi Khusus:

Hipovolemia, metabolic acidosis dan hipoxia atau hipercapnia harus ditangani terlebih
dahulu sebelum pemberian dilakukan.

Hindari pada pasien dengan pheochromocytoma.

Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang menderita arrhythmias atau tachycardia,
Printzmetal's angina, gangguan thromboembolic, pasien dengan riwayat occlusive
vascular disease, hipertensi, pada pasien yang lebih tua dan pasien pengidap DM.

PENISILIN

Penisilin relatif aman jika diberikan pada masa kehamilan, meskipun dapat melintasi
plasenta dan mencapai kadar terapetik, baik pada janin maupun pada cairan amnion.
Kadarnya dalam cairan amnion sedikit lebih rendah jika diberikan pada trimester
pertama kehamilan. Tidak pernah dilaporkan menyebabkan kelainan pada janin, hanya
kadang-kadang ditemukan reaksi alergi pada ibu

SEFALOSPORIN

Sefalosporin termasuk antibiotik beta laktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang
banyak mirip penisilin, tetapi dengan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

• Spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup enterokoki dan


kuman-kuman anaerob.
• - Resisten terhadap penisilin asal stafilokoki, tetapi tidak efektif terhadap
stafilokoki yang resisten terhadap penisilin (MRSA).

Penggolongan safalosforin berdasarkan khasiat antimikroba dan resistennya terhadap


beta laktam, sfalosforin lazimnya digolongkan sebagai berikut :
• Generasi ke-1. Sefalotin dan sefalozin, sefradin, sefaleksin dan sefadroksil. Zat-
zat ini aktif terhadap cocci dan gram positif, tidak berdaya gonococci,
H.influenzae, bacteriodes dan psedomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap
laktamase.
• Generasi ke-2. Sefaklor, sefamandol, sefmetazolo dan sefuroksin lebih aktif
terhadap kuman gram negatif, termasuk H.influenzae, proteus, kjlebsiella,
gonococci dan kuman-kuman resisten untuk amoksilin. Obat-obat ini agak kuat
tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman gram positif (staphilococus dan
streptococus) lebih kurang sama.
• Generasi ke-3. Sefoferazon, sefotaksin (claforan), sefitokzim (cefizox),
seftriakson (Rocephin), sefotiam (Cefadrol), sefiksim (Sofix), sefodoksim
(Banan) dan sefrozil (Cefzil). Aktivitasnya terhadap kuman gram negatif lebih
kuat dan lebih luas lagi dan meliputi psedomonas dan bacteriodes, khususnya
sefatzidin. Resistennya terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya
terhadap stafilokokus jauh lebih rendah. Tidak aktif terhadap MRSA dan MRSE.
• Generasi ke-4. Sefepim dan sefiron. Obat-obat baru ini (1993) sangat resisten
terhadap laktamase; sefepim juga aktif sekali terhadap psedomonas.

Penggunaanya sebagian besar dari sefalosforin perlu diberikan parenteral dan terutama
digunakan pada rumah sakit. Obat-obat generasi pertama sering digunakan per oral pada
infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua pada infeksi saluran napas.
Obat-obat generasi kedua dan ketiga digunakan parenteral pada infeksi serius yang
resisten terhadap amoksilin dan sefalosforin. Sedangkan obat-obat generasi keempat
sering digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar dan infeksi dengan kuman gram
positif.

Efek samping golongan ini pada umumnya sama dengan kelompok penisilin, tetapi lebih
jarang dan lebih ringan. Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus,
jarang sekali juga reaksi alergi.

Resisten dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini jangan digunakan sembarangan
dan dicadangkan untuk infeksi berat. Resistensi silang dengan penisilin pun dapat terjadi.
Pada ibu yang sedang hamil dan menyusui lebih baik jangan memakai obat antibiotik
golongan ini karena sefalosforin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya
dalam janin rendah daripada dalam darah ibunya. Dengan memungkinkan bila memakai
obat antibiotik golongan ini bisa digunakan sefalotin dan sefaleksin karena telah
digunakan selama kehamilan dan tidak dilaporkan efek buruk pada bayi. Kebanyakan
sefalosforin dapat mencapai air susu ibu. Dari sefaklor, sefotaksim, seftriakson dan
seftazidin hanya dalam jumlah kecil, yang dianggap aman bagi bayi.

23. Pada pernderita stroke iskemik mendapatkan t-PA, t-PA memiliki batas waktu pemberian
yang dapat menimbulkan berbahaya. Berapa batas waktu yang menimbulkan batas waktu
tersebut?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam

Jawaban : D

Stroke iskemik merupakan keadaan medis seseorang karena adanya gangguan aliran
darah yang menuju otak. Gangguan sirkulasi darah ini dikarenakan penyumbatan
pembuluh darah yang terhubung ke otak. Sumbatan ini bisa berupa gumpalan darah.
Secara medis stroke iskemik terdiri dari dua tipe yaitu stroke emboli dan stroke
trombotik. Perbedaan ini didasarkan pada sumber gumpalan darah sebagai penyebab
sumbatan arteri. Dengan adanya perbedaan ini tentunya perlu diterapkan cara pemulihan
stroke iskemik yang intensif. Lakukan cara pemulihan yang terbaik dan terbukti
keampuhannya dalam mengembalikan kondisi tubuh dan kesehatan normal seperti sedia
kala.

Stroke trombolik bisa menyerang siapa saja dikarenakan adanya penyumbatan arteri.
Sumbatan ini disebabkan oleh gumpalan darah karena adanya timbunan plak. Tumpukan
plak ini bisa berasal dari pola makan yang tidak sehat yang mengandung banyak
kolesterol dan lemak jahat. Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya sumbatan
arteri yang disebabkan oleh gumpalan darah dari bagian tubuh lainnya. Gumpalan darah
pada umumnya terjadi di daerah arteri yang mengalami penyempitan akibat timbunan
plak. Penyumbatan ini bisa terjadi pada satu atau dua arteri karotis. Dimana arteri ini
berperan dalam suplai darah menuju otak. Aliran darah yang semakin berkurang akibat
penyumbatan ini, akan berdampak pada kerusakan sel otak. Oleh karenanya terapkan
cara pemulihan stroke iskemik terbaik, jika anda telah terdiagnosa menderita serangan
stroke.

Gejala dan Tanda Serangan Stroke Iskemik

Kerusakan otak bisa berlangsung menetap atau sementara tergantung dari tingkat
keparahan serangan stroke. Kerusakan otak bisa berlangsung untuk satu sisi kiri atau
kanan saja atau juga secara keseluruhan. Maka jika hanya menderita kerusakan di satu
bagian saja, maka akan terlihat penderitanya mengalami mati separuh pada organ
tubuhnya. Sedangkan organ tubuh akan terasa mati keseluruhan, jika kerusakan otak
dialami semua bagian. Sehingga kinerja organ tubuh tidak bisa berjalan optimal, karena
kerusakan otak secara menyeluruh ini. Diagnosa akurat perlu anda lakukan, sehingga
pola pemulihan stroke iskemik bisa anda terapkan dengan sesegera mungkin.
Penanganan lebih dini akan mencegah serangan stroke meluas dan menambah tingkat
serangan stroke semakin parah.

Segera lakukan pemeriksaan intensif jika berbagai tanda serangan stroke telah anda
rasakan. Sehingga pola pemulihan stroke iskemik bisa dijalankan dengan cepat dan tepat.
Beberapa gejala dan tanda serangan stroke iskemik diantaranya adalah ucapan terdengar
tidak jelas atau cadel, terlihat gejala ataksia, menderita sakit kepala tak tertahankan,
keseimbangan tubuh menurun, mengalami kesulitan berjalan, merasa mati separuh
seperti organ kaki dan tangan di bagian kanan saja, kehilangan kesadaran, daya ingat
melemah dan berbagai pertanda lainnya. Jangan tunda melakukan pemeriksaan dan
penerapan pengobatan yang tepat dan aman tanpa efek samping berbahaya. Pemulihan
dengan produk herbal terpercaya dan berkhasiat bisa anda terapkan.

Pengobatan Medis Dalam Pemulihan Stroke Iskemik

Pemulihan stroke iskemik ini yang dilakukan dunia medis berupa pemulihan sirkulasi
darah yang menuju ke otak secepat mungkin. Beragam cara pengobatan biasanya
diterapkan dalam proses pemulihan ini, diantaranya dengan perawatan memakai obat-
obatan tertentu seperti aspirin dan TPA atau Alteplase atau injeksi intravena aktivator
jaringan plasminogen. Obat aspirin digunakan untuk mencegah serangan stroke semakin
parah. Obat ini dipercaya juga bisa menghentikan pembentukan gumpalan darah. Aturan
pakai obat ini sangat bervariasi dan sayangnya memiliki efek samping berupa tekstur
darah jadi encer.

Sedangkan TPA diberikan kepada pasien stroke dengan cara menyuntikannya dari
pembuluh yang berada di lengan. Obat ini dipercaya efektif dalam melenyapkan
gumpalan yang tertimbun di pembuluh darah. Demi alasan keamanan, maka obat ini
hanya bisa berkerja maksimal jika serangan stroke telah melampaui 4 jam. Khasiat obat
ini adalah melarutkan gumpalan darah dan melancarkan aliran darah. Cara ini bisa
diterapkan dalam pemulihan stroke iskemik, sayangnya anda harus merasakan derita
stroke selama 4 jam dahulu sebelum anda mengonsumsi obat kimia ini.

Pola pemulihan stroke iskemik lainnya yang dilakukan dokter dalam kondisi darurat
adalah pengobatan yang bisa langsung menuju otak. Tabung panjang dan tipis atau
kateter akan diselipkan ke pembuluh darah arteri di areal pangkal paha mencapai areal
otak. Cara pemulihan stroke iskemik lainnya adalah dengan membuang bekuan mekanik.
Ahli medis akan memakai kateter dan diselipkan di dalam otak. Tujuan tindakan ini
adalah guna mengambil dan menghilangkan bekuan atau gumpalan yang menyumbat
pembuluh darah. Setelah gumpalan darah dihilangkan dari pembuluh darah, maka
sirkulasi darah semakin lancar. Sehingga kesembuhan bisa dirasakan penderita stroke
iskemik.

Prosedur lainnya dalam pemulihan stroke iskemik yang lebih tinggi tahapannya adalah
dengan cara membelah pembuluh darah yang mengalami penyumbatan oleh karena
timbunan plak. Metode pengobatan yang sering diterapkan adalah Endarterektomi, stent
dan angioplasti. Pengobatan Endarterektomi diterapkan guna melenyapkan tumpukan
plak atau lemak jahat di pembuluh darah karotid. Pembuluh arteri ini terdapat di
sepanjang otak hingga sisi leher. Sayatan sepanjang leher bagian depan akan dilakukan
dalam tindakan medis ini. Tujuannya guna membuka pembuluh darah karotis, sehingga
mudah membuang tumpukan lemak yang menyebabkan penyumbatan. Metode jahitan
akan diterapkan guna perbaikan pembuluh yang telah dibuka. Cara pemulihan stroke
iskemik ini bisa menghilangkan resiko serangan stroke iskemik, sayangnya penerapan
cara ini memiliki resiko lainnya. Dampak negatif ini bisa dirasakan oleh penderita
penyakit jantung dan kondisi medis lain.

Cara pemulihan stroke iskemik lainnya adalah dengan pengobatan dengan stent dan
angioplasti juga bisa diterapkan dengan menyelipkan kateter lengkap dengan stent atau
tabung jala dan di bagian ujung terdapat balon. Alat tersebut diselipkan melalui
pembuluh yang menjalar dari pangkal paha hingga bagian leher. Tahapan selanjutnya
balon akan dikembangkan di pembuluh yang terdapat sumbatan dan tabung jala akan
diselipkan guna mencegah pembuluh arteri tidak mengalami penyempitan lagi.
Sayangnya cara pemulihan stroke iskemik ini membutuhkan biaya besar dan resiko
kegagalan dalam pelaksanaan operasi tersebut.
24. Perusahaan farmasi yang akan memproduksi obat tradisional dari ekstrak kulit buah
manggis sebagai antioksidan, harus melakukan standarisasi dari senyawa markernya
(penanda) yaitu…
a. Andrographis
b. Astiotica
c. Mangostin
d. Xhantonis
e. Papain

Jawaban : C

Senyawa marker (penanda) pada manggis adalah mangostin

 Andrographis adalah senyawa marker sambiloto


 Papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah pepaya, baik dalam
buah, batang dan daunnya.
 Di dalam kulit buah manggis (pericarp) terdapat komponen yang bersifat anti-
oksidan. Zat ini disebut xanthone. Xanthone merupakan antioksidan tingkat tinggi.
Xanthones adalah senyawa keton siklik polipenol ( C13H18O2). Struktur dasar
xanthones terdiri dari tiga benzena dengan satu benzena di tengahnya yang merupakan
keton. Hampir semua molekul turunan xanthones mempunyai gugus penol, sehingga
xanthones sering juga disebut polipenol. Kulit buah manggis memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi. Selain berfungsi sebagai antioksidan, banyak penelitian di
Indonesia dan dunia yang mengungkapkan khasiat lain dari xathone seperti : antibakteri
dan anti jamur, antivirus, potensi antikanker, antiinflamasi, potensi anti arterosklerosis,
mencegah diabetes.

25. Bagaimana prosedur pemusnahan sediaan sirup?


a. Diencerkan terlebih dahulu dan dibuang ke selokan
b. Dibuang langsung ke tanah
c. Ditampung ke bak penampungan obat kadaluarsa

Sediaan Liquid (Sirup, elixir,suspensi,emulsi, dll)

Untuk sediaan liquid terlebih dahulu sediaan isi dalam kemasan diencerkan baru dibuang
lalu kemasan (botolnya ) dipecah kemudian ditimbun dalam tanah. Penimbunan dalam
tanah ini dilakukan sedalam mungkin agar pecahan botol tidak membahayakan kaki saat
tanah diinjak.

26. Seorang pasien TB mendapatkan terapi 2HRZE/4H3R3, mengapa pasien TB tersebut


harus mendapatkan kombinasi obat tersebut?

Jawaban : A
A. Untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap bakteri M. Tuberculosis
Penjelasan:
Penyakit TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten maupun progresif. Penyakit ini
disebut tuberkulosis karena terbentuknya nodul yang khas yaitu tubercle.

Pasien TB harus dikombinasi karena:


• Dinding sel Mycobacterium tuberculosis memiliki kompleks peptidoglikan,
memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga memiliki sifat tahan asam
(Bakteri Tahan Asam;BTA).
• Mycobacterium tuberculosis tidak tahan terhadap paparan sinar ultraviolet
sehingga cepat mati dengan sinar matahari langsung.
• M. tuberculosis sangat mudah mengalami resistensi sehingga dalam
penanganannya diperlukan kombinasi terapetik obat.

Pasien tersebut termasuk kedalam TBC pada kategori 1, dengan ciri-ciri:


• Pasien baru TBC Paru, BTA positif
• pasien TBC Paru, BTA negative foto toraks positif
• pasien TBC ekstra paru
Ciri-ciri bakteri Mycobacterium tuberculosis:
• Bakteri berbentuk batang, bersifat aerob obligat (memerlukan oksigen untuk
hidup), memiliki panjang 2-4 µm dan lebar 0,2-0,5 µm, serta memiliki waktu
pembelahan yang lambat (15-20 jam).
• Mycobacterium tuberculosis bersifat parasit fakultatif intraseluler. Umumnya
terdapat di air atau tanah yang merupakan habitatnya
Maka untuk pasien yang menderita TBC pada kategori 1, maka diberikan
2HRZE/4H3R3. Karena 2HRZE/4H3R3 artinya pengobatan termasuk kedalam Kategori
1 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan(fase
intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan(fase lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3
kali dalam seminggu.

MAKA DOSIS PANDUAN OBAT TBC UNTUK KATEGORI 1,yaitu:

Berat badan Tahap intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3


selama 56 hari kali seminggu
RHZE(150/75/400/275) selama 16 minggu
RH(150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT

38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT

55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT

> 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Selain itu mekanisme kerja obat Anti Tuberkolosis tersebut, yaitu:


1. INH bekerja dengan menghambat sintesis asam mikolat, komponen terpenting pada
dinding sel bakteri.
2. Rifampisin menghambat aktivitas polymerase DNA yang tergantung DNA pada sel-
sel yang rentan.
3. Pirazinamid adalah analog pirazin dari nikotinamid yang bersifat bakteriostatik atau
bakterisid terhadap M. Tuberculosis.
4. Etambutol menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang menyebabkan kerusakan
pada metabolisme sel, menghambat multipikasi, dan kematian sel.

27. Seorang pasien wanita datang ke apotek meminta informasi tentang obat untuk menunda
haid karena pasien akan melaksanakan umrah 1 minggu lagi. Obat apakah yang
direkomendasikan oleh apoteker kepada pasien?
a. Estradiol valerat
b. Norethisteron
Jawaban : B. Norethisteron
(Norethisteron)
Brand:: Caprifarmindo
Product Code:: G (Keras)
Komposisi: Norethisterone
Indikasi: Pengobatan perdarahan rahim disfungsional, endometriosis, metropati
hemoragika, sindroma pra-menstruasi, penundaan waktu haid,
menoragi dan dismenore
Dosis: Perdarahan rahim disfungsional : 3 kali sehari 1 tablet selama 10 hari.
Pencegahan perdarahan : 2 - 3 kali sehari 1 tablet dimulai hari ke-19
sampai hari ke-26 siklus haid. Endometriosis : 2 kali sehari 1 tablet
dimulai hari ke-5 siklus haid. Metropati hemoragik dan sindroma pra-
menstruasi : 2 - 3 kali sehari 1 tablet dimulai hari ke-19 sampai hari
ke-26 siklus haid. Penundaan waktu haid : 3 kali sehari 1 tablet selama
10-14 hari, dimulai 3 hari sebelum waktu haid yang diperkirakan, atau
3 kali sehari 1 tablet, biasanya lima hari sebelum berangkat naik haji
atau umroh. jika bercak-bercak perdarahan (spotting) terjadi,
tingkatkan dosis menjadi 3 kali sehari 2 tablet hingga perdarahaan
tersebut sama sekali berhenti. Menoragia : 3 kali sehari 1 tablet selama
10 hari sampai perdarahan berhenti. Dismenore : 3 kali sehari 1 tablet
dimulai hari ke-5 sampai hari ke-24 siklus haid untuk 3 - 4 siklus haid
berikutnya
Pemberian Obat: Berikan bersama makanan
Kontra Indikasi: Kehamilan, gangguan fungsi hati yang parah, riwayat sakit kuning,
gatal seluruh tubuh selama hamil, karsinoma payudara atau sal ginjal,
porfiria, perdarahan vagina, sindroma Rotor, riwayat tumor hati,
herpes selama hamil, gangguan tromboemboli, tromboflebitis,
penyakit serebrovaskular, infrak miokardial
Perhatian: DM, hipertensi, gangguan fungsi jantung dan ginjal, riwayat kejadian
tromboemboli, anemia sel sabit
Efek Samping: Gangguan fungsi hati, ikterus, eksaserbasi epilepsi dan migren,
jerawat, urtikaria, retensi urin, gangguan sal cerna, perubahan libido,
rasa tidak nyaman pada payudara, gejala pra menstruasi, siklus mens
tidak teratur, mual, insomnia, alopesia, hirsutisme (pada penggunaan
lama), depresi dan somnolen
Kemasan: Tablet 5 mg x 3 x 10

Brand:: Bayer Schering Pharma

Product Code:: G

Komposisi: 16 tablet putih masing-masing mengandung : estradiol valerate 2 mg, 12


tablet pink masing-masing mengandung : estradiol valerate 2 mg,
cyproterone acetate 1 mg

Indikasi: Terapi sulih hormon untuk keluhan gejala klimakterium, involusi kulit
dan sal kemih kelamin, depresi pada klimakterium. Gejala defisiensi
monopause atau hipogonadism, sesudah ovariektomi pada penyakit non-
kanker. Pencegahan osteoporosis pasca menopause

Dosis: 1 tablet putih/ hari untuk 16 hari pertama dilanjutkan dengan 1 tablet
pink/ hari untuk 12 hari berikutnya

Pemberian Obat: Berikan bersama makanan

Kontra Indikasi: Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa, diduga dan diketahui
mempunyai riwayat kanker payudara. Kondisi keganasan yang
tergantung dengan hormon seks, tumor hati, penyakit tromboemboli
arteri akut (seperti infark miokard, stroke), penyakit hati berat,
trombosis vena, hipertrigliserida berat. hamil dan laktasi

Perhatian: Tromboemboli vena dan arteri, kanker endometrium dan payudara,


tumor hati, penyakit kandung emped, demensia. Hentikan bila timbul
migren atau sakit kepala yang sering dan berat. Gangguan fungsi hati
yang tidak berat pada hoperbilirubinemia seperti sindroma Dubin
Johnson atau sindrom Rotor memerlukan pengawasan yang ketat.
monitor secara teratur fungsi hati, kadar trigliserida dan gula darah.
hentikan pada pasien dengan mioma dan endometriosis. singkirkan
kemungkinan prolaktinoma sebelum dilakukan terapi. hindari paparan
sinar matahari atau UV pada pasien dengan kloasma. Montor pasien
dengan epilepsi, penyakit payudara jinak, asma, migren, profiria,
otosklerosis, SLE, dan chorea minor

Efek Samping: Gangguan sistem reproduksi dan payudara, gangguan Gl, kelainan kulit
dan jar subkutan, gangguan sistim saraf. Palpitasi, edema, kejang otot,
perubahan berat badan dan libido, peningkatan nafsu makan, gangguan
penglihatan, intoleransi terhadap lensa kontak, reaksi hipersensitif

Interaksi Obat: Hidantoin, barbiturat, primondon, karbamazepin, rifampisin,


okskarbazepin, topiramat, felbamat, dan griseofulvin. Kebutuhan akan
antidiabetes oral dan insulin dapat berubah. Alkohol. Tes lab

Kemasan: Tablet 28

(Estradiol valerat) CLIMEN 28 TABLET

28. Sebuah industri farmasi ingin memproduksi tablet, bahan baku yang dimiliki oleh
industri tersebut memiliki sifat fisiko kimia tahan terhadap pemanasan dan serbuk halus.
Metode apa yang cocok untuk bahan baku tersebut?
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
c. Kempa langsung
Jawaban : A
Karena metode granulasi kering dan kempa langsung tidak cocok untuk zat yang
memiliki sifat fisiko kimia tahan terhadap pemanasan dan serbuk halus.
Metode granulasi kering digunakan dalam kondisi :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
1. Alirannya baik,
2. Kompresibilitasnya baik,
3. Bentuknya kristal,
4. Zat aktif tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Zat aktif yang cocok untuk metode granulasi basah :
1. Zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
2. Zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik.
29. Seorang pasien berumur 50 tahun menderita penyakit jantung kongesif dan diberikan
terapi warfarin. Pasien juga kesulitan untuk tidur dan dokter memberikan fenobarbital,
ternyata pasien keadaannya tidak membaik terjadi penumpukan thrombus di pembuluh
jantungnya. Mekanisme interaksi yang potensial terjadi?
a. Pergeseran ikatan protein plasma
b. Penghambat filtrasi glomerulus
c. Penghambat absorpsi
d. Percepatan metabolisme
e. Penghambat ekskresi renal

Jawaban: D. Percepatan Metabolisme.


Penjelasan:
Studi farmakokinetik pada manusia dan hewan, menunjukkan bahwa barbiturat adalah
induser enzim hati yang kuat, yang meningkatkan metabolisme dan klirens dari
antikoagulan kumarin dari tubuh. Efek ini mirip bagi R dan S-warfarin. Barbiturat
juga dapat mengurangi penyerapan dicoumarol dari usus (Stockley, I.H. 2008.
Stockley’s Drug Interaction. Eighth Edition. Pharmaceutical Press, London. Page
390)

Antikoagulan – Barbiturat
Efek antikoagulan dapat berkurang. Akibatnya: darah tetap membeku walau pasien
diberi antikoagulan. Barbiturat digunakan sebagai sedatif atau pil tidur.
Nama paten barbiturat:
Alurate Amytal Bustisol
Buticap Carbrital Eskabarb
Fenobarbital Lotusate Luminal
Mebaral Nembutal Seconal
Sedadrops Solfoton Tuinal
(Harkness, Richard. 1989. Interaksi Obat. Penerbit ITB. Bandung. Halaman 56)

30. R∕ PCT 500 mg

CTM 2mg

SL qs

Mf dtd pulv no XX

Berapa banyak tablet CTM yang diperlukan untuk membuat resep diatas

A. 1 tablet
B. 2 tablet
C. 3 tablet
D. 4 tablet
E. 5 tablet

JAWABAN: E. 5 tablet

Penjelasan :

Mf dtd pulv no XX

Buatlah serbuk terbagi sesuai resep tertera sebanyak 20 buah tablet


Menurut buku Ilmu Meracik Obat halaman 35, cara menghitung penimbangan pulvis
atau serbuk terbagi adalah :

Penimbangan CTM: 2mg x 20 = 40 mg.

Dibutuhkan 40 mg CTM untuk membuat sediaan pulvis pada resep ini.

Menurut FDA terdapat sediaan tablet CTM 4 mg dan 8 mg

Yang dipakai adalah tablet CTM 8 mg sehingga:

Jumlah tablet CTM yang diperlukan: 40mg∕8mg = 5 tablet CTM

Jadi, tablet CTM yang diperlukan sebanyak 5 tablet.

31. Seorang laki-laki usia 60 tahun memiliki penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronik), memiliki eksaserbasi akut dan mendapat obat inhalasi bronkodilator
(ipratropium dan salbuterol/salbutamol, …………..), inhalasi fixotide, dia juga
menderita infeksi dan diobati dengan eritromisin. Setelah beberapa hari dirawat inap dia
mengeluh konstipasi, efek samping dari obat mana konstripasi tersebut?
a. Ipratropium
b. Salbutamol
c. Codein
d. Eritomisin
e. Flixotide

Jawaban : A

Nama generik

Ipratropium Bromida

SUB KELAS TERAPI

Obat Untuk Saluran Napas

FARMAKOLOGI

Absorpsi : setelah oral inhalasi, hanya sedikit yang diabsorpsi dari permukaan paru atau
saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik.;Bioavailabilitas (oral inhalation) sekitar 2-7%.
OOA 1-3 menit, DOA = 4 jam, efek maksimum 1,5-2 jam. ;Distribusi : 0-9% terikat
dengan albumin plasma dan a1-acid glycoprotein secara in vitro.; Metabolisme :
sebagian dimetabolisme melalui hidrolisis ester;Ekskresi : feses, ginjal (dewasa 3.7-5.6%
dalam bentuk tidak berubah, anak 6-18 th 8.6-11.1% dalam bentuk tidak berubah. Waktu
paruh eliminasi 1.6 jam

STABILITAS PENYIMPANAN
Disimpan pada suhu 15-30oC, hindari paparan dengan kelembaban yang tinggi
;Terlindung dari panas/api ;Jika disimpan sesuai petunjuk, inhaler akan stabil selama 18
bulan dari tanggal pembuatan

Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium. ;Hipersensitif terhadap soya lecithin (aerosol).

Efek Samping

Mulut kering, mual, konstipasi, sakit kepala, takikardi, fibrilasi atrial.

INTERAKSI MAKANAN

Beberapa bentuk sediaan mengandung soya lecithin. Jangan diberikan pada pasien yang
alergi terhadap soya lecithin / kedelai / kacang. ;Betelnut kemungkinan dapat
menurunkan efek antikolinergik Ipratropium.

INTERAKSI OBAT

Antimuskarinik : harus diperhatikan bila digunakan bersamaan karena berpotensi untuk


terjadinya interaksi.;Kombinasi albuterol dan inhaler ipratropium harus diperhatikan bila
digunakan bersamaan dengan obat golongan beta adrenergik yang lain karena
meningkatkan risiko efek samping pada kardiovaskular.;Secara teori, interaksi dengan
alkaloid belladonna : meningkatkan efek antikolinergik; dengan Cisaprid :
menghilangkan / menurunkan efikasi Cisaprid.

PENGARUH ANAK

Keamanan dan efektivias inhalasi pada anak-anak di bawah 12 tahun belum dibuktikan

PENGARUH KEHAMILAN

Kategori B. ;Tidak diketahui berbahaya. ;Efek teratogenik tidak diamati di studi pada
hewan.

PENGARUH MENYUSUI

Jumlah yang dieksresi melalui ASI sangat sedikit. ;Penggunaan pada ibu menyusui harus
diperhatikan.

BENTUK SEDIAAN

Inhaler 20 mcg/Semprot. ;Inhalation Solution 250 mcg/ml


PERINGATAN

Bledder-neck obstruction, narrow-angle glaucoma, hipertrofi prostat (Benign Prostatic


Hyperplasia), myasthenia gravis ;Tidak diindikasikan untuk terapi awal bronkospasma
akut.

INFORMASI PASIEN

Disarankan pada pasien untuk menggunakan obat secara konsisten selama periode terapi
untuk mendapatkan manfaat terapi yang maksimal. ;Diberitahukan kepada pasien
bahwa obat ini tidak memberikan perbaikan gejala simptomatik dengan segera / cepat
dan sebaiknya tidak digunakan pada kondisi bronkospasme akut. ;Informasikan kepada
pasien tentang cara penggunaan, pembersihan / perawatan dan penyimpanan inhaler.
Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai. Hindari semprotan ke dalam mata. Lakukan
test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan atau jika tidak digunakan dalam
waktu yang lama. Kumur mulut dengan air setelah inhalasi.;Jika ada dosis yang lupa /
terlewatkan dan hampulir mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewatkan dosis yang
terlupakan tadi dan gunakan dosis berikutnya.;Diberitahukan kpd pasien untuk segera
menghubungi dokter bila dijumpai efek samping atau kondisi bertambah parah.

MEKANISME AKSI

Ipratropium bromida adalah antagonis kolinergik asetilkolin pada reseptor kolinergik,


yang memblok asetilkolin di saraf parasimpatetik otot bronkus, menyebabkan stimulasi
guanyl cyclase dan menekan peningkatan cGMP ;(mediator bronkokonstriksi), sehingga
menimbulkan bronkodilatasi. ;Aktivitas antimuskarinik pada otot bronkus lebih besar
dibandingkan pada kelenjar sekret.

MONITORING
Teknik penggunaan inhaler yang tepat ;Pengurangan gejala asma (inhalasi)

32. Bagaimana peran Apoteker dalam pemesanan diazepam OGB


a. Langsung memesan ke PBF Kimia Farma
b. Surat pemesanan 4 rangkap
c. 1 surat pemesanan untuk 1 item yang ingin dipesan
d. Surat pemesanan 2 rangkap
e. Surat pemesanan ke PBF yang punya item tersebut

Jawaban : E Surat pemesanan ke PBF yang punya item tersebut.

Karena tata cara pemesanan diazepam yang merupakan salah satu obat psikotropik
golongan IV itu cara pemesanannya sama dengan obat lainnya yakni dengan surat
pemesanan yang sudah ditandatangani oleh APA yang mempunyai SIPA yang dikirim ke
PBF atau pabrik obat yang punya item diazepam . Dan pemesanan diazepam yang
merupakan obat psikotropik ini tidak memerlukan surat pemesanan khusus dan 1 surat
pemesanan psikotropik dapat terdiri dari beberapa jenis obat psikotropik.
Sedangkan obtion A,B,C adalah tata cara pemesenan obat narkotik seperti morfin,codein
dan lainnya dimana hanya dipesan pada PBF Kimia Farma dengan Surat Pemesanan 4
rangkap dan tiap jenis atau item pemesanan narkotik menggunakan 1 Surat Pemesanan
yang dilengkapi dengan SIPA dan tandatangan dari APA dan stempel apotek .

33. Kontrol sterilisasi dengan menggunakan metode lempeng untuk menghitung jumlah
koloni dalam menentukan sterilitasnya. Berapakah jumlah koloni dengan menggunakan
metode lempeng dalam jumlah koloni/liter yang dapat dihitung atau dibagi?
a. 10-50 koloni/liter
b. 10-100 koloni/liter
c. 20-200 koloni/liter
d. 30-300 koloni/liter
e. 40-400 koloni/liter

Jawaban : D
Sebagai pijakan awal, harus diketahui bahwa hasil yang paling baik adalah antara 30-300
koloni per cawan , ada juga yang menyebutkan 25-250 koloni per cawan. Hal ini
ditujukan untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam proses
analisa, terutama statistical error (Anonim, 2010). Menurut Pangastuti dan Triwibowo
(1996), syarat perhitungan jumlah bakteri adalah bahwa jumlah
koloni pada tiap cawan petri antara 30-300 koloni, bila tidak ada, dipilih yang mendekati.

34. Seorang laki-laki berumur 73 tahun datang menemui dokter spesialis rheumatologi
dengan keluhan nyeri pada persendiannya, kemudian laki-laki tersebut mengeluh
tulangnya terasa sakit, terapi apa yang harus diberikan kepada pasien tersebut?

a. Glukosamin
b. Kondroitin
c. Glukosamin+kondro
d. Glukosamin+kortikosteroid
e. Kondroitin+ ……….

Jawaban : C

Kondroitin sulfat merupakan komponen struktural penting penyusun jaringan kartilago


dan berperan dalam meningkatkan ketahanannya terhadap tekanan. Bersama dengan
glukosamin, kondroitin sulfat digunakan secara luas sebagai suplemen makanan untuk
mencegah osteoartritis

35. Seorang ibu pergi ke apotek untuk membeli obat cacing untuk anaknya. Anaknya
berumur 1,5 tahun dengan berat badan 10 kg. Obat yang tersedia di apotek adalah 25
mg/ml sedangkan dosis yang harus diberikan adalah 10 mg/kg bb. Berapa volume cairan
yang dibutuhkan?
a. 4 ml
b. 8 ml
c. 12 ml
d. 16 ml
e. 24 ml

Jawaban : A

Diketahui : Umur = 1,5 tahun

BB = 10 kg

Dosis yang tersedia = 25 mg/mL

Dosis yang harus diberikan = 10 mg/kg BB

Ditanyakan : Volume cairan yang dibutuhkan ?:

• Dosis yang diperlukan = 10 mg . 1 kg BB = X mg . 10 kg BB


10 𝑘𝑘𝑘𝑘
untuk 10 kg BB X mg = 1 𝑘𝑘𝑘𝑘
× 10 𝑚𝑚𝑚𝑚
= 100 mg
• Volume cairan yang dibutuhkan = 25 mg . 1 mL = 100 mg . X mL
100 𝑚𝑚𝑚𝑚
X mL = 25 𝑚𝑚𝑚𝑚
× 1 𝑚𝑚𝑚𝑚

= 4 mL (A)

36. Pengadaan obat fast moving seperti amlodipin sangat penting karena pemenuhan
kebutuhan pasien yang sangat tinggi. Cara analisisnya adalah :
a. Cost Effective Analysis dan Cost Minimation Analysis
b. Cost Reduction Analysis dan Cost Environment
c. Cost Reduction Analysis dan Health Care
d. Marginal Cost Analysis dan Opportunity Cost Analysis

Jawaban : A

a. Cost Effective Analysis dan Cost Minimation Analysis


Alasan :
Cara analisisnya adalah dengan menggunakan metoda analisis farmakoekonomi
sebagaimana telah dijelaskan adalah CEA, CMA, CUA dan CBA. Keempat metoda
analisis tersebut dapat dipergunakan di tiga komunitas farmasi, rumah sakit, dan apotek,
namun metoda yang paling banyak dipakai dan direkomendasikan adalah CEA.
Cost Effective Analysis dipakai untuk membandingkan dua atau lebih opsi pengobatan
pada kondisi tertentu. CEA membandingkan COST (biaya dalam satuan uang) dengan
Effectiveness (efektivitas dalam satuan klinik atau satuan kualitas hidup) pada interversi
pengobatan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Apa yang dimaksud hasil terbaik di
sini?Terbaik memperoleh effektivitas pengobatan yang maksimal dengan biaya
termurah. Artinya metoda CEA bukan sekedar metoda pencari yang termurah, tetapi juga
menjaga efektivitas obat.
CEA adalah evaluasi ekonomi yang bertujuan untuk melakukan identifikasi, menguji dan
membandingkan intervensi pengobatan dengan berbagai macam obat dalam satu wilayah
terapi. Biaya yang dikeluarkan diukur dalam satuan moneter (uang), sedangkan dampak
pengobatannya diukur dalam satuan tersendiri seperti misalnya jumlah nyawa yang
terselamatkan atau jumlah penyakit yang tersembuhkan atau panjang usia yang mungkin
diperoleh (karena dapat dihindarkan dari kematian).
Dalam Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit juga sudah ditentukan criteria obat
yang bias masuk Formularium Rumah Sakit yaitu dengan nama generic, yang terjamin
efek terapinya, keamanan serta harganya. Dalam metoda farmakoekonomi, itu adalah
CEA, Cost Effective Analysis, analisis tentang kemanjuran dan harga obat.
Dalam farmakoekonomi ada yang dinamakan CEA dan CMA.CEA memungkinkan
adanya pilihan obat yang efektif tetapi harganya lebih murah. Dengan CMA
memungkinkan pilihan obat yang sama efektivitasnya dengan harga yang
termurah.Semua tersedia pada golongan Obat Generik Berlogo, contoh Amlodipin.
Mengingat criteria efektivitas lebih rumit untuk diterapkan karena kelangkaan data
sekunder di apotek dan juga karena penafsiran efektivitas yang berbeda, maka analisis
yang paling mudah dalam pemilihan obat yang efektif tetapi murah di apotek adalah
dengan menggunakan CMA.
CMA adalah suatu analisa mengenai obat yang hasil dan efektivitasnya dianggap sama,
yang beda hanya cara pemberiannya saja, atau juga antara obat paten dengan generiknya
dianggap memiliki efektivitas dan hasil yang sama.
Kesimpulannya Amlodipin adalah obat hipertensi generic dengan cost yang rendah.
Walaupun begitu harganya rendah, pasien lebih memilih menggunakan amlodipin yang
generic daripada paten dengan harga mahal, padahal memiliki efek yang sama. Ini bias
ditinjau dari segi CMA. Dari segi CEA memperoleh effektivitas pengobatan yang
maksimal dengan biaya termurah. Artinya metoda CEA, bukan sekedar metoda pencari
yang termurah, tetapi juga menjaga efektivitas obat. Amlodipin murah, namun
mempunyai efektivitas yang baik. Jadi dengan analisis ini, Pengadaan obat fast moving
seperti amlodipin sangat penting karena pemenuhan kebutuhan pasien yang sangat
tinggi.

37. Seorang apoteker bekerja di industri ingin membuat tablet ibuprofen. Diketahui sifat zat
ibuprofen tahan panas dan lembab, jika diberikan tekanan maka ada bagian tablet yang
akan rapuh. Maka solusi pembuatan tablet tersebut adalah ?
a. Granulasi kering c. Kempa langsung
b. Granulasi basah d. Dry spray granul

Jawaban : B

Alasan :

Digunakan metode granulasi basah karena bahan aktif yang digunakan tahan panas dan
lembab. Selain itu, ibuprofen apabila diberi tekanan ada bagian tablet yang rapuh. Jadi
kurang cocok digunakan metode kempa langsung karena zat aktif yang dapat
menggunakan metode ini adalah zat aktif yang memiliki kompresibilitas yang baik.
38. Seorang ibu membawa R/ untuk anaknya (10 y.o), yg berisi Dry syrup amoksilin.
Sebelum diminum, amoksilin hrus direkonstitusi, yaitu dilarutkan dlm air. Pada saat
diberikan pada pasien, apoteker membritahu cara penyimpanan obat tsb. Berapa lama
obat tsb disimpan?

a. Obat disimpan selama 3 hari


b. Obat disimpan selama 7 hari
c. Obat disimpan selama 14 hari
d. Obat disimpan selama 21 hari
e. Obat disimpan selama 28 hari

Jawaban : B.

Pembahasan

Dry syrup : sirup kering adalah campuran obat dengan sakarosa, harus dilarutkan dalam
jumlah air tertentu sebelum dipergunakan.

Keuntungan : sediaan dry syrup memiliki kestabilan lebih tinggi atau daya
simpannya lebih lama. Jadi suatu bahan obat dibuat dry syrup karena bahan tsb tidak
tahan terhadap air. Oleh karena itu Obat yang sudah direkonstitusi tidak dapat disimpan
terlalu lama dibandingkan dengan sebelum direkonstitusi.

39. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyelenggarakan CPD (Continuing Professional


Development) tentang “pelaksanaan penyakit hipertensi”. Seorang apoteker bernama tini
yang aktivitasnya bekerja dipaviliun Jantung disebuah rumah sakit ingin mengikuti acara
tersebut, dalam siklus CPD sebelum tini mengikuti acara tersebut harus melakukan
tahap?

a. Menghitung total SKP yang dihimpun


b. Mencari info jumlah SKP yang didapat pada kegiatan tersebut
c. Mencari tahu biaya untuk mengikuti acara tersebut
d. . ….... Kebutuhan aktivitas praktik
e. Mencari dan mengumpulkan artikel terkait topik acara tersebut

Jawaban : B. Mencari info jumlah SKP yang didapat pada Kegiatan tesebut

Continuing professional development

CPD atau Program Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) adalah serangkaian


upaya sistematis pembelajaran seumur hidup untuk meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi apoteker yang meliputi berbagai pengalaman/pelatihan keprofesian setelah
pendidikan formal dasar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan moral serta sikap professional apoteker agar apoteker senantiasa layak untuk
menjalani profesinya. CPD adalah suatu program yang dibuat oleh pengurus daerah
sebagai tim sertifikasi dan re-sertifikasi yang merupakan semi otonom. SKP (Satuan
Kredit Partisipasi) adalah ukuran atas kegiatan pendidikan berkelanjutan yang dilakukan
oleh apoteker selama kurun waktu berlakunya sertifikat Kompetensi.

40. Padaproduksi antibiotik golongan beta laktam limbah produksinya direaksikan dengan
NaOH selama 24 jam sebelum di alirkan ke bak penampungan limbah. apa fungsi
mereaksikan limbah tersebut dengan NaOH ?

a. Memecah cincin beta laktam

Alasan : Karena dengan penambahan NaOH yang sifatnya basa (dengan ph 10-12),
akibatnya terjadi reaksi hidrolisa pada cincin beta laktam tersebut. Dengan terputusnya
cincin beta laktam, maka obat antibiotik tersebut telah tidak aktif. Sehingga dapat di
buang ke saluran pembuangan.

41. Seorang pria dating ke IGD dengan keluhan sakit dada sebelah kiri sampai kepundak kiri
dan lengan sebelah kiri. Pria ini punya riwayat penyakit hipertensi 5 tahun terakhir. Pria
ini didiagnosis terkena serangan angina. Apa obat yang tepat untuk pria tersebut?

Jawaban :
Obat yang tepat diberikan yaitu ISDN. Karena ISDN bersifat vasodilator, pada angina
terjadi penyempitan pembuluh darah, sehingga darah yang masuk kejantung sedikit,
sehingga jantung kekurangan oksigen.

42. R/ Bisakodil supp No.III


S1dd1 supp malam hari
Pasien mendapatkan informasi dari apoteker mengenai cara penyimpanan
sediaan.Informasi apa yang diberikan?
a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan pada suhu kamar terkendali
c. Disimpan pada lemari pendingin
d. Disimpan dalam freezer

Jawaban : C

Bisokodil suppositoria

No : Numero (JUMLAH)

III (3)

S : Signa (tanda)

dd : de die (setiap hari)

Indikasi : Sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada buang air besar, seperti hemoroid,
sebelum dan sesudah operasi, persiapan untuk barium enema, persiapan usus besar untuk
protoksigmoidoskopi.
Kontra indikasi : Operasi perut akut.

Dosis : Dewasa sekali sehari 1 suppositoria diberikan pada malam hari sebelum tidur.

Efek samping : Penggunaan jangka panjang dapat memicu atonia colon.

Alasan jawaban : Disimpan pada lemari pendingin

Khusus untuk sediaan obat yang memiliki sifat termolabil seperti obat suppositoria
disimpan pada lemari pendingin atau lemari es untuk menjaga stabilitas sediaan, karena
apabila disimpan dalam suhu kamar sediaan suppositoria akan mencair dan stabilitas dari
sediaan obat akan terganggu.

43.
44. Industri farmasi sedang mengembangkan bentuk sediaan larutan dengan bahan aktif
ibuprofen. Ibuprofen memiliki sifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kelarutan ditambahkan polimer hidrofilik. Metode apakah yang
digunakan?
a. Kosolvensi d. Dispersi padat
b. Solubilisasi e. Pembentukan garam
c. Kompleks inklusi

Jawaban : B Solubilisasi

Alasan :
Karena solubilisasi adalah suatu bentuk sediaan yang berupa cairan atau semi padat,
jernih, dan bersifat isotrop yang terdiri dari inkorporasi atau larutan di dalam air suatu zat
yang tidak larut air atau sedikit larut dalam air dengan bantuan surfaktan
(Swarbrick & Boylan 1966).
Polimer hidrofilik tersebuat merupakan surfaktan. Surfaktan mampu berperan dalam
solubilisasi (Ansel, 1989). Salah satu sifat pentingnya adalah kemampuan untuk
meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi.
Surfaktan pada konsentrasi rendah menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju
kelarutan obat (Martin, Swarbick, & Cammarata, 1993). Sedangkan pada kadar yang
lebih tinggi surfaktan akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel (Shargel,
Wu pong, & Yu, 1999)

45. Seorang pria berusia 37 tahun pergi ke Apotek. Dibutuhkan obat tanpa resep yang
menghambat fluktuasi asam. Obat yg tepat diberikan apoteker adalah?

a. Antasida dan simetidin d. Simetidin dan omeprazol

b. Antasida dan famotidin e. Simetidin dan parasetamol

c. Simetidin dan sukralfat

Jawaban : C. Simetidin dan Sulkralfat


Fluktuasi asam atau penyakit asam lambung naik, dalam dunia kedokteran istilah untuk
penyakit asam lambung naik adalah Gastro Esophageal reflux disease (GERD). Asam
lambung naik terjadi akibat sekresi yang berlebihan yang terjadi di lambung, seperti
lambung infeksi akibat salahnya asupan makanan yang masuk ke dalam lambung,
makanan terlalu berat dicerna dan diserap oleh lambung atau kurang asupan makanan
yang bergizi, sehingga kerja lambung melemah.

Obat yang tepat untuk pasien di atas dibutuhkan simetidin dan sulkralfat. Karena pasien
mengalami fluktuasi asam lambung jadi dibutuhkan sulkralfat untuk melapisi mukosa
lambung dan simetidin untuk menghambat sekresi asam lambung.

Jika dipilih jawaban A. antasida dan simetidin, mekanisme kerja antasida untuk
menetralkan asam lambung dan simetidin untuk menghambat sekresi asam lambung dan
tidak ada untuk melapisi mukosa lambung karena pasien mengalami fluktuasi asam.

Jika dipilih jawaban B. famotidin sama mekanisme kerjanya dengan simetidin.

Jika dipilih jawaban D. mekanisme kerja omeprazol untuk penghambat asam lambung
adenosin trfosfat hydrogen-kalium (pompa proton) daris el pariental lambung.

Jika dipilih jawaban E. mekanisme kerja parasetamol sebagai analgetik-antipiretik, tidak


ada indikasi untuk fluktuasi asam.

46. Seorang wanita 52 tahun mengeluh nyeri pada lutut dan tidak bisa berjalan. Data
radiologi menghasilkan T-score -3,00. Dokter mendiagnosa osteoporosis. Obat apa yg
disarankan untuk drug of choice ?
a. Kalsium dan vitamin D
b. Vitamin b12
c. Bifosfonat
d. Kholkisin

Jawaban : C

Penjelasan :

Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteoartinya tulang, dan porous berarti
berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu
penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang,
disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali,
1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan
tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan
resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).
Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah kelainan
kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh
meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan
dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang (Junaidi, 2007)
Osteoporosis yang biasa kita kenal dengan pengeroposan tulang adalah berkurangnya
kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosft, sehingga tulang menjadi
keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan
persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon
dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratoroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin,
estrogen pada wanita dan testosterone pada pria) Juga persediaan vitamin D yang
adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan
kedalam tulang.
Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai kepadatan
maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara
perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka
tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah
osteoporosis.(www.medicastore.com)

Klasifikasi
1. Osteoporosis primer, keadaan umum/biasa terjadi dan bukan keadaan patologis
(alami)
− Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause pada usia rata-
rata 55-65 tahun.
− Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia, baik pria maupun wanita. Terjadi pada
usia > 65 th, terjadi pada laki-laki dan perempuan tetapi 2 X lebih sering
pada wanita.
2. Osteoporosis sekunder, terjadi karena penyakit dan obat-obatan. Osteoporosis
sekunder terutama disebabkan oleh penyakit penyakit tulang erosif dan akibat obat-
obatan yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid). Jenis ini ditemukan
pada kurang lebih 2-3 juta klien.
3. Osteoporosis idiopatik, idiopatik= belum diketahui penyebabnya dan ditemukan
pada:
a. Usia kanak-kanak (juvenil)
b. Usia remaja (adolesen)
c. Wanita pra-menopouse
d. Pria usia pertengahan

Diagnosis
Diagnosis osteoporosis umumnya secara klinis sulit dinilai, karena tidak ada rasa nyeri
pada tulang saat osteoporosis terjadi walau osteoporosis lanjut. Khususnya pada wanita-
wanita menopause dan pasca menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi
dihubungkan dengan adanya nyeri akibat defisiensi estrogen. Masalah rasa nyeri jaringan
lunak (wallaca tahun1981) yang menyatakan rasa nyeri timbul setelah bekerja, memakai
baju, pekerjaan rumah tangga, taman dll. Jadi secara anamnesa mendiagnosis
osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang terjadinya osteoporosis seperti :
• Tinggi badan yang makin menurun.
• Obat-obatan yang diminum.
• Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimakterium.
• Jumlah kehamilan dan menyusui.
• Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.
• Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan matahari cukup.
• Apakah sering minum susu? Asupan kalsium lainnya.
• Apakah sering merokok, minum alkohol?

a. Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis.
Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal.
Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan
penurunan tinggi badan.
b. Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan
daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra
yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
c. Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur . untuk
menilai hasil pemeriksaan Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja
WHO, yaitu:
1. Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang
orang dewasa muda (T-score)
2. Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score.
3. Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang.
4. Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur

Penatalaksanaan
Saat ini, obat paling efektif untuk osteoporosis yang disetujui oleh FDA adalah agen-
agen antiresorptive, yang mengurangi pemindahan kalsium dari tulang. Tulang
merupakan struktur dinamis yang hidup, di mana ia terus-menerus dibangun dan
diuraikan (diresorpsi). Proses pembangunan tulang dikerjakan oleh sel-
sel osteoblast, dan peruraian (resorpsi) tulang dilakukan oleh sel-sel osteoclast. Proses
ini merupakan bagian penting dari upaya tubuh untuk mempertahankan tingkat kalsium
yang normal dalam darah dan berfungsi untuk memperbaiki retakan kecil dalam tulang
yang terjadi akibat aktivitas normal sehari-hari, dan untuk memperbaiki tulang
berdasarkan tegangan terjadi pada tulang. Osteoporosis terjadi ketika kecepatan
resorpsi tulang melebihi kecepatan pembangunan tulang.
Obat antiresorptive menghambat penguraian tulang (resorpsi), sehingga menjaga
keseimbangan dalam mendukung tulang membangun kembali dan meningkatkan
kepadatan tulang. Obat-obat yang termasuk agen antiresorptive antara lain adalah
alendronate, risedronate, raloxifene, ibandronate,
kalsitonin, zoledronate, dan denosumab.
1. Obat golongan Bisphosphonates (bifosfonat)
Bifosfonat mengurangi risiko patah tulang pinggul, patah tulang pergelangan tangan, dan
patah tulang belakang pada orang dengan osteoporosis. Alendronate (Fosamax),
risedronate (Actonel), ibandronate (Boniva), dan zoledronate (Reclast) adalah termasuk
obat golongan bisphosphonates. Untuk mengurangi efek samping dan untuk
meningkatkan penyerapan obat, semua bifosfonat digunakan secara oral dan harus
diminum pada pagi hari, pada waktu perut kosong, 30 menit sebelum sarapan, dan
dengan minimal 240 ml air ( bukan jus). Hal ini meningkatkan penyerapan bifosfonat
tersebut. Minum pil dengan posisi duduk atau berdiri (serta jumlah yang cukup minum
cairan) dapat meminimalkan kemungkinan pil bersarang di kerongkongan, di mana ia
dapat menyebabkan ulserasi dan luka dikerongkongan. Pasien juga harus tetap tegak
selama minimal 30 menit setelah minum pil untuk menghindari refluks pil ke dalam
kerongkongan. Makanan, kalsium, suplemen zat besi, vitamin dengan mineral, atau
antasida yang mengandung kalsium, magnesium, atau aluminium dapat mengurangi
penyerapan bifosfonat oral, sehingga mengakibatkan hilangnya efektivitas. Oleh karena
itu, bifosfonat oral harus diminum dengan air biasa hanya di pagi hari sebelum sarapan.
Juga, tidak boleh mengkonsumsi makanan atau minuman lain selama minimal 30 menit
sesudahnya.

• Alendronate adalah obat antiresorptive biphosphonate. Alendronate disetujui untuk


pencegahan dan pengobatan osteoporosis postmenopause serta untuk osteoporosis yang
disebabkan oleh obat kortikosteroid. Alendronate telah terbukti meningkatkan densitas
tulang dan mengurangi patah tulang pada tulang belakang, pinggul, dan lengan.
Alendronate adalah obat osteoporosis pertama yang juga disetujui untuk meningkatkan
kepadatan tulang pada laki-laki dengan osteoporosis. Salah satu efek samping dari
alendronate adalah iritasi esofagus (pipa makanan yang menghubungkan mulut ke perut).
Peradangan esofagus (esophagitis) dan bisul pada kerongkongan telah dilaporkan jarang
dengan menggunakan alendronate.

• Risedronate merupakan obat antiresorptive bifosfonat berikutnya. Seperti


alendronate, obat ini telah disetujui untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis
postmenopause serta untuk osteoporosis yang disebabkan oleh obat kortikosteroid.
Risedronate secara kimiawi berbeda dari alendronate dan memiliki efek samping lebih
kecil dalam menyebabkan iritasi kerongkongan. Risedronate juga lebih ampuh dalam
mencegah resorpsi tulang dibandingkan alendronate. Ibandronate (Boniva) Ibandronate
(Boniva) adalah bifosfonat untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis
postmenopause. Ini tersedia dalam formulasi untuk keduanya menggunakan oral harian
dan bulanan serta untuk infus setiap tiga bulan.
• Zoledronate adalah obat antiresorptive bifosfonatyang unik, ia diberikan secara
intravena sekali setiap tahun. Formulasi ini tampaknya memiliki kemampuan yang
sangat baik untuk menguatkan tulang dan mencegah patah tulang dari kedua tulang
tulang belakang dan non-tulang belakang. Dengan dosis sekali setahun jelas lebih
nyaman dipakai oleh pasien. Seperti dengan semua bifosfonat, pasien yang memakai
obat ini harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D yang memadai sebelum dan setelah
infus obat untuk hasil yang optimal. Umumnya, pasien diberi acetaminophen pada hari
diberikan infus dan untuk beberapa hari setelahnya, untuk mencegah nyeri sendi dan otot
kecil, dan infus berlangsung sekitar 20-30 menit. Zoledronate digunakan untuk
mengobati dan mencegah osteoporosis pada wanita menopause dan meningkatkan massa
tulang pada pria osteoporosis. Obat ini juga digunakan untuk mengobati dan mencegah
osteoporosis yang diinduksi glukokortikoid. Zoledronate mengurangi risiko patah tulang
setelah trauma patah tulang pinggul, dan tidak boleh digunakan selama atau sebelum
kehamilan.

1. Modulator reseptor estrogen selektif (SERMs)

Raloxifene tergolong obat yang disebut modulator reseptor estrogen selektif (SERMs).
SERMs bekerja seperti estrogen dalam beberapa jaringan tetapi sebagai antiestrogen
dalam jaringan lain. Dengan demikian, raloxifene dapat bertindak seperti estrogen pada
tulang, tapi sebagai antiestrogen pada lapisan rahim di mana efek estrogen dapat memicu
kanker.

SERM pertama yang mencapai pasar adalah tamoxifen, yang menghambat efek
stimulatif estrogen pada jaringan payudara. Tamoxifen telah terbukti bermanfaat pada
wanita yang memiliki kanker pada satu payudara untuk mencegah kanker pada payudara
kedua. Raloxifene adalah SERM kedua yang disetujui oleh FDA. Raloxifene telah
disetujui untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada wanita menopause. Dalam
sebuah studi tiga tahun yang melibatkan sekitar 600 wanita menopause, raloxifene
ditemukan untuk meningkatkan densitas tulang (dan menurunkan kolesterol LDL)
sementara tidak memiliki efek merugikan pada lapisan rahim (yang berarti bahwa tidak
menyebabkan kanker rahim). Karena efek antiestrogen nya, efek samping yang paling
umum dengan raloxifene adalah hot flashes. Sebaliknya, karena efek estrogenik nya, obat
ini meningkatkan risiko penggumpalan darah, termasuk deep vein thrombosis (DVT) dan
embolisme paru (bekuan darah di paru-paru). Peningkatan risiko terbesar terjadi selama
empat bulan pertama penggunaan. Pasien yang memakai raloxifene harus menghindari
periode lama imobilitas selama perjalanan, karena pembekuan darah lebih mudah terjadi.
Risiko trombosis vena dalam dengan raloxifene mungkin sebanding dengan estrogen.
Obat ini mengurangi risiko patah tulang spinal pada wanita menopause dengan
osteoporosis, tapi tidak diketahui apakah ada manfaat yang sama dalam mengurangi
risiko patah tulang pinggul.

2. Calcitonin
Calcitonin adalah hormon yang telah disetujui oleh FDA di AS untuk mengobati
osteoporosis. Calcitonis berasal dari beberapa jenis hewan, tapi kalsitonin dari ikan
salmon adalah yang paling banyak digunakan. Calcitonin dapat diberikan sebagai injeksi
di bawah kulit (subkutan), ke dalam otot (intramuskuler), atau dihirup (intranasal).
Calcitonin telah terbukti untuk mencegah keropos tulang pada wanita postmenopause.
Pada wanita dengan osteoporosis, kalsitonin telah terbukti meningkatkan densitas dan
kekuatan tulang di tulang belakang saja. Calcitonin adalah obat antiresorptive yang lebih
lemah dari bisphosphonates. Calcitonin tidak efektif dalam meningkatkan kepadatan
tulang dan memperkuat tulang seperti estrogen dan agen antiresorptive lain, terutama
bisphosphonates. Selain itu, ia tidak seefektif bifosfonat dalam mengurangi risiko patah
tulang belakang dan belum terbukti efektif dalam mengurangi risiko patah tulang
pinggul. Oleh karena itu, kalsitonin bukanlah pilihan pertama pengobatan pada wanita
dengan osteoporosis. Namun demikian, kalsitonin adalah pengobatan alternatif yang
bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat mentolerir obat lain.

3. Teriparatide

Teriparatide adalah versi sintetis dari hormon manusia, hormon paratiroid, yang
membantu mengatur metabolisme kalsium. Tidak seperti obat lain untuk osteoporosis
yang mengurangi resorpsi tulang, teriparatide mendorong pertumbuhan tulang baru. Obat
ini diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam kulit. Karena keamanan jangka panjang
belum diketahui, ia hanya yang disetujui FDA untuk 24 bulan penggunaan. Obat ini
diketahui dapat mengurangi fraktur tulang belakang pada wanita dengan osteoporosis,
tetapi tidak diketahui apakah ada pengurangan serupa dalam risiko patah tulang pinggul.

4. Denosumab

Denosumab adalah obat terbaru yang disetujui untuk osteoporosis. Ia merupakan


antibodi yang akan menghambat second messenger yang memainkan peran dalam
memicu penipisan tulang oleh sel tulang yang bertanggung jawab untuk resorpsi tulang.
Denosumab memperkuat tulang dengan meningkatkan kepadatan dan mengurangi
fraktur. Obat ini diberikan dalam bentuk suntikan dua kali dalam setahun di bawah kulit.
Denosumab digunakan untuk pengobatan wanita postmenopause dengan osteoporosis
yang berisiko tinggi untuk patah tulang, atau pasien yang telah gagal atau tidak toleran
terhadap terapi osteoporosis lain yang tersedia. Denosumab dapat menyebabkan
peningkatan risiko infeksi dan hypocalcemia.

Pada kasus soal diatas, ibu tersebut (52 tahun) mengeluh nyeri pada lutut dan tidak bisa
berjalan. Data radiologi menghasilkan T-score -3,00. Jelas dokter mendiagnosa ib
tersebut menderita osteoporosis. Kenapa? Karena mnurut National Osteoporosis
Foundation (NOF) mengatakan bahwa, seseorang dikatakan menderita osteoporosis
apabila nilai BMD ( Bone Mineral Density ) berada dibawah -2,5. Maka obat yang
disarankan untuk ibu tersebut adalah obat dengan golongan biofosfonat. Sedangkan
untuk suplemennya disarankan mencukupi asupan kalsium dan vitamin D, dan jangan
lupa mulai gaya hidup sehat dengan melakukan olahraga teratur.

47. Dokter anastesi membutuhkan 30 ml larutan lidokain 1% (BM 234). Apoteker menyiapkan
obat dengan menggunakan lidokain HCL dengan (BM 288). Berapa mg lidokain HCl yang di
perlukan?

a. 234,75
b. 300,00
c. 369,50
d. 812,23
e. 1230,..

Jawaban : C

Dik: V lidokain = 30 ml dalam 1%

BM lidokain (234)

BM lidokain HCl (288)

Dit: berapa mg yang diperlukan?

Jawab:
1
Lidokain 30 ml dalam 1% = 30 x 100 = 0,3 g

BM Lidokain HCL
Lidokain HCl yang diminta = BM lidokain
x Jumlah dosis lidokain

288
= 234
x 0,3g =0,36923 g = 369,23 mg

Lidokain (lignokain, xylokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topical
dan suntikan. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk
anestesi infiltrasi dengan larutan 1-2% untuk anestesi blok atau topical. Untuk anestesi
permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan
larutan lidokain 5%.

Lidokain HCl (Drug Information 2003 hal 3090, Farmakope Indonesia IV hal 497,
Martindale ed 28 hal 902)

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, etanol, larut dalam kloroform dan tidak larut
dalam eter

pH : 4 – 5,5 (Martindale ed 28 hal 902), 5 – 7 ( Drug Injectable & FI IV)

Stabilitas : Lidokain harus disimpan dalam suhu lebih kecil dari 40oC, lebih baik antara
15 - 30 oC, hindari penyimpanan pada pendinginan. Larutan lidokain aman terhadap
asam dan hidrolisis alkali dapat dipanaskan pada autoklaf, Larutan untuk anestesi spinal
harus diautoklaf pada 15 psi dan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Larutan yang
mengandung lidokain 1,5 % harus disterilisasikan lebih dari satu kali dan untuk lidokain
yang mengandung lidokain 5 % disterilisasikan lebih dari satu sampai dua kali

Khasiat : Anestetik lokal

Dosis : Intravena 0,5 % (Martindale ed 28 hal 908)

OTT : Amfoterisin, sulfadiazin sodium, methohexital sodium, cefalozin sodium dan


fenitoin sodium

48. Seorang perempuan periksa ke dokter dengan keluhan sering berkeringat, tidak
tahan panas, lemah otot, palpitasi. Dokter memeriksa dan hasilnya hipotiroid.
Manakah yang yang sesuai untuk keluhan palpitasi?

a. Nifedipin
b. Furosemid
c. Piroksikam
d. Verapamil

Jawaban : D

Palpitasi ; perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang sifatnya
subjektif.

Alasannya ; verapamil mempunyai efek langsung terhadap elektrofisiologik dan mekanik


otot jantung dan otot polos pembuluh darah. Dalam pembentukan impuls verapamil
dapat memperlambat impuls spontan di nodus SA. Verapamil menurunkan kecepatan
depolarisasi spontan fase 4 di serabut purkinje dan dapat menghambat delayed after
depolarization dan triggered activity yang terlihat pada toksisitas digitalis eksperimental.
Efek yg paling nyata dari verapamil adalah munurunkan kecepatan konduksi melalui
nodus AV dan memperpanjang masa refrakter fungsional nodus av. Efek ini di duga
merupakan efek langsung dari kanal ca++. Depresi nodus AV menyebabkan penurunan
respon ventrikel pada fibrilasi atau flutter atrium dan menghilangkan takikardia
supraventrikel paroksimal.

49. Perusahaan farmasi ingin membuat sediaan ODT orraly disintegrating tablet
domperidon.Bahan superdesintegran yg cocok adalah?
a. Amilum
b. Mikrokristalin selulosa
Jawaban : A. Amilum
Alasan: Amylum mempunyai daya tarik yang bagus terhadap air dan mengandung air
ketika keadaan lemah sehingga memberikan kemudahan pemecahan pada matrik.

Kemampuan amilum sebagai bahan penghancur sipengaruhi oleh amilosa dalam amilum
hal ini dikarenakan amilosa mampu mampu menyerap air

50. Sebuah pabrik farmasi hendak membuat tablet herbal terstandar dari ekstrak umbi
bawang putih. Diketahui data CoA fisiko-kimia ekstrak adalah sebagai berikut:
kental, kompresibilitas rendah, higroskopisitas tinggi, tidak tahan terhadap panas.
Metode pembuatan tablet yang cocok adalah…
a. Granulasi kering.
b. Granulasi basah.
c. Granulasi pelelehan.
d. Semprot kering.
e. Kempa langsung.

Jawaban : A.

Alasannya: Karena dalam formulasi ini ada bahan yang tidak tahan panas yaitu Bawang
putih yang mempunyai ekstrak yang kental dan banyak mengandung air sehingga
diperlukan kompresibilitas yang rendah dan higroskopis yang tinggi. Jadi metode
granulasi kering ini dibutuhkan senyawa aktif yang peka terhadap panas dan campuran
serbuk kering dilakukan dengan cara kompresi tanpa melibatkan panas dan pelarut.

51.
PENJELASAN

51.
Antidotum adalah sebuah substansi yang dapat melawan reaksi perlawanan atau dengan kata
lain antidotum adalah penawar racun dan atau senyawa yang mengurangi atau
menghilangkan toksisitas senyawa diabsropsi.
Norit atau arang aktif merupakan padatan berpori yang mengandung 85-95 % karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang mengalami pemanasan pada
suhu tinggi.Norit dapat menyerap gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat dapat
menyerap gas atau senyawa kimia tertentu atau sifat penyerapan selektif, tergantung pada
besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap norit sangat besar, yaitu 25-
100% terhadap berat norit.
Prinsip kerja norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menyerap
bahan – bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian
menyimpannya didalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar bersama tinja.Arang
aktif ini ketika diperiksa dibawah Scanning Electron Microscopy, akan terlihat pori-pori
dalam jumlah yang sangat besar. Dengan gaya Van der Walls yang dimilikinya, pori-pori
tersebut mampu menangkap berbagai macam bahan, termasuk bahan beracun. Oleh karena
itu arang aktif dapat digunakan pada kasus overdosis obat, keracunan makanan, atau tertelan
bahan beracun lainnya.
Kemampuan arang aktif dalam menangkap racun hanya terjadi di lambung dan usus,
ketika zat beracun belum terserap dan masuk ke dalam peredaran darah. Sehingga, semakin
cepat diberikan, semakin banyak racun yang dapat diserap. Namun, tidak semua bahan dapat
diserap oleh arang aktif.
Meskipun norit (arang aktif) mampu menyerap banyak racun, norit nyatanya juga
menyerap zat gizi dan vitamin yang terdapat pada makanan. Oleh karena itu, saat menenggak
norit (arang aktif) pasien juga harus terus diberikan minum air putih untuk menggantikan zat
yang ikut terserap norit (arang aktif), untuk menyerap racun dari makanan yang telah
kadarluasa tersebut, pasien dapat mengkonsumsi tablet kabon/arang aktif yang diminum
dengan air putih. Jika terjadi mutah dan diare dapat merehidrasi cairan yang hilang dengan
minum oralit. Untuk mengatasi keluhan seperti mual, muntah dan diare pada awal terjadi
dapat disarankan untuk mengkonsumsi norit (arang aktif) untuk penanggulangan awal.
52.
Indikasi :

Pengobatan infeksi saluran pernapasan bawah, akut otitis media bakteri, infeksi kulit dan
struktur kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi intra-abdomen dan saluran kemih, penyakit radang
panggul (PID), tidak rumit gonore, septikemia bakteri, dan meningitis; digunakan dalam profilaksis
bedah.

Pengobatan chancroid, epididimitis, infeksi gonokokal rumit; penyakit menular seksual


(PMS); periorbital atau selulitis bukal; salmonellosis atau shigellosis; atipikal pneumonia komunitas
yang didapat; epiglottitis, penyakit Lyme; digunakan dalam kemoprofilaksis untuk kontak berisiko
tinggi dan orang-orang dengan penyakit meningokokus invasif; kekerasan seksual; demam tifoid.

Efek pada Ibu Hamil :

Efek Teratogenic kehamilan belum diamati dalam studi hewan; Oleh karena itu, ceftriaxone
diklasifikasikan sebagai kategori kehamilan B. farmakokinetik ceftriaxone pada trimester ketiga
adalah sama dengan yang dari pasien tidak hamil, dengan kemungkinan pengecualian dari konsentrasi
puncak yang lebih rendah selama persalinan. Ceftriaxone melewati plasenta dan mendistribusikan
cairan ketuban. Ceftriaxone direkomendasikan untuk digunakan pada wanita hamil untuk
pengobatan infeksi gonokokal (semacam infeksi saluran kemih).

A. Sefadroksil

Indikasi :

Pengobatan infeksi rentan di saluran pernapasan, struktur kulit dan kulit, tulang dan sendi,
saluran kemih, ginekologi serta septikemia, dan didokumentasikan atau dicurigai meningitis. Aktif
terhadap sebagian besar basil gram negatif (tidak Pseudomonas) dan gram positif cocci (tidak
Enterococcus). Aktif terhadap banyak penisilin-tahan pneumokokus.

Penjelasan :

Obat ini tidak mempunyai indikasi untuk infeksi saluran kemih.

B. Tetrasiklin

Indikasi :

Pengobatan infeksi bakteri rentan organisme baik gram positif dan gram negatif; juga infeksi
karena Mycoplasma, Chlamydia, dan Rickettsia; diindikasikan untuk jerawat, eksaserbasi bronkitis
kronis, dan pengobatan gonore dan sifilis pada pasien yang alergi terhadap penisilin; sebagai bagian
dari rejimen multidrug untuk H. pylori pemberantasan untuk mengurangi risiko kekambuhan ulkus
duodenum.

Efek Pada Ibu Hamil

Pertimbangan kehamilan, Tetrasiklin melewati plasenta, memasuki sirkulasi janin, dan dapat
menyebabkan perubahan warna permanen gigi jika digunakan selama trimester kedua atau ketiga.
Toksisitas hati ibu telah dikaitkan dengan penggunaan tetrasiklin selama kehamilan, terutama pada
pasien dengan azotemia atau pielonefritis. Karena penggunaan selama kehamilan dapat menyebabkan
kerusakan janin, tetrasiklin diklasifikasikan sebagai kategori kehamilan D.

Penjelasan :

Tetrasiklin tidak dianjurkan untuk Ibu Hamil

C. Penisilin

Indikasi :

Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh organisme rentan melibatkan saluran pernapasan,
otitis media, sinusitis, kulit, dan saluran kemih; profilaksis demam rematik.

Efek Pada Ibu Hamil :

Pertimbangan Kehamilan Efek samping belum diamati dalam studi hewan; Oleh karena itu,
penisilin V diklasifikasikan sebagai kategori kehamilan B. Penisilin melewati plasenta dan
mendistribusikan ke cairan ketuban. Tidak ada bukti efek samping janin setelah digunakan penisilin
selama kehamilan pada manusia. Karena perubahan fisiologis akibat kehamilan, beberapa parameter
farmakokinetik penisilin V dapat diubah pada trimester kedua dan ketiga. Dosis yang lebih tinggi atau
peningkatan frekuensi dosis mungkin diperlukan.

Penjelasan :

Tidak ada penjelasan yang jelas mengenai rekomendasi pemakaian obat ini pada Ibu Hamil.

E. Sefotaksim

Indikasi :

Pengobatan infeksi rentan di saluran pernapasan, struktur kulit dan kulit, tulang dan sendi,
saluran kemih, ginekologi serta septikemia, dan didokumentasikan atau dicurigai meningitis. Aktif
terhadap sebagian besar basil gram negatif (tidak Pseudomonas) dan gram positif cocci (tidak
Enterococcus). Aktif terhadap banyak penisilin-tahan pneumokokus.
Efek Pada Ibu Hamil :

Efek Teratogenic kehamilan yang tidak diamati dalam studi hewan; Oleh karena itu,
sefotaksim diklasifikasikan sebagai kategori kehamilan B. Cefotaxime melewati plasenta dan dapat
ditemukan di jaringan janin. Peningkatan risiko efek teratogenik belum diamati berikut digunakan ibu.
Selama kehamilan, konsentrasi serum puncak sefotaksim menurun dan serum paruh yang lebih
pendek.

Penjelasan :

Sefotaksim mempunyai khasiat yang sama seperti Seftriakson, tetapi tidak di


Rekomendasikan pada Ibu Hamil.

53.

OSTEOARTRITIS

A. Osteoartiritis
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat, biasa
mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Penyakit ini
ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago articular yang berakibat pada
pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas dan
ketidakmampuan. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi yang dipengaruhi.
B. Patofisiologi
• Pada awal OA, kandungan air pada kartilago meningkat, kemungkinan sebagai
akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak
proteoglikan, dan selanjutnya memperoleh air. Seiring perkembangan OA,
kandungan proteoglikan kartilago menurun, kemungkinan melalui kerja
metalloproteinase.
• Perubahan dalam komposisi glikosaminoglikan juga terjadi, dengan
peningkatan keratin sulfat dan penurunan rasio kondrotin 4-sulfat terhadap
kondrotin 6-sulfat. Perubahan ini dapat mengganggu interaksi kolagen-
proteoglikan pada kartilago. Kandungan kolagen tidak berubah sampai
penyakit menjadi parah. Peningkatan dalam sintesis kolagen dan perubahan
distribusi dan diameter serat dapat terlihat.
• Peningkatan aktivitas metabolic yang ditandai dengan peningkatan sintesis
matriks yang dikontrol oleh kondrosit, dianggap merupakan suatu respon
perbaikan terhadap kerusakan.
• Tulang subkondral yang berdekatan dengan kartilago articular juga mengalami
pergantian tulang yang lebih cepat, dengan peningkatan aktivitas osteoklast
dan osteoblast. Terdapat hubungan antara pelepasan peptide vasoaktif dan
matrix metalloproteinase, neovaskularisasi, dan peningkatan permeabilitas
kartilago yang berdekatan. Peristiwa ini selanjutnya mengakibatkan degradasi
kartilago dan pada akhirnya hilangnya kartilago, berakibat pada rasa sakit dan
deformitas sendi.
• Fibrilasi, robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspose
bagian dalam tulang sehingga dapat menyebabkan mikrofraktur pada tulang
subkondral. Selanjutnya, kartilago tererosi, meninggalkan tulang subkondral
yang kosong dan menjadi padat, halus dan berkilau.
• Mikrofraktur berakibat pada produksi callus dan osteoid. Tulang baru
(osteofit) terbentuk pada tepi sendi, jauh dari area destruksi kartilago. Osteofit
dapat merupakan suatu usaha untuk menstabilkan sendi daripada suatu aspek
yang destruktif dari OA.
• Inflamasi, dicatat secara klinis sebagai sinovitis, terjadi dan dapat diakibatkan
dari pelepasan mediator inflamasi seperti prostaglandin dari kondrosit.
C. Manifestasi Klinik
• Prevalensi dan keparahan OA meningkat seiring usia. Factor resiko yang
potensial meliputi obesitas, penggunaan berulang melalui pekerjaan atau
aktivitas di waktu luang, trauma persendian, dan hereditas.
• Presentasi klinis tergantung pada durasi dan keparahan penyakit dan jumlah
sendi yang dipengaruhi. Gejala yang dominan adalah rasa sakit yang dalam
dan terlokalisasi berhubungan dengan sendi yang dipengaruhi. Pada awal OA,
rasa sakit mengiringi kativitas persendian dan berkurang dengan istirahat.
Selanjutnya, rasa sakit terjadi walaupun dengan aktivitas yang minimal atau
pada saat istirahat.
• Sendi yang paling umum dipengaruhi adalah sendi interfalangeal distal dan
proksimal (DIP dan PIP) pada tangan, sendi karpometakarpal (CMC) pertama,
lutut, pinggul, tulang belakang serviks dan lumbar, dan sendi
metatersofalangeal (MTP) pertama pada jari kaki.
• Selain rasa sakit, keterbatasan pergerakan, kekakuan, srepitus dan deformitas
dapat pula terjadi. Pasien dengan lower extremity involvement dapat
melaporkan adanya suatu perasaan kelelahan atau ketidakstabilan.
• Kekakuan sendi berlangsung kurang dari 30 menit dan sembuh dengan
bergerak. Pembesaran sendi berhubungan dengan proliferasi tulang atau
penebalan sinovioum dan kapsul sendi. Adanya rasa hangat, kemerahan dan
sendi yang empuk mengesankan terjadinya inflamasi sinovitis.
• Deformitas sendi dapat terjadi pada tahap selanjutnya sebagai akibat dari
subluxasi, kolaps-nya tulang subkondral, pembentukan tonolan tulang atau
pertumbuhan tulang berlebih.
• Pemeriksaan fisik terhadap sendi ditandai dengan pengempukkan, krepitasi
dan mungkin pembesaran sendi. Nodus Heberden dan Bouchard secara
berturut-turut merupakan pembesaran tulang (osteofit) dan sendi DIP dan PIP.
D. Terapi
1. Terapi Non Farmakologi
• Langkah pertama adalah memberikan edukasi pada pasien tentang
penyakit, prognosis dan pendekatan manajemennya. Selain itu,
diperlukan konseling diet untuk pasien OA yang kelebihan berat
badan.
• Terapi fisik dengan pengobatan panas atau dingin dan program
olahraga membantu menjaga dan mengembalikan rentang pergerakan
sendi dan mengurangi rasa sakit dan spasmus otot. Program olahraga
dengan menggunakan teknik isometric didesain untuk menguatkan
otot, memperbaiki fungsi sendi dan pergerakan dan menurunkan
ketidakmampuan, rasa sakit dan kebutuhan akan penggunaan
analgesic.
• Alat bantu dan ortotik seperti tongkat, alat pembantu berjalan, alat
bantu gerak, heel cups dan insole dapat digunakan selama
olahragaatau aktivitas harian.
• Prosedur operasi (mis. Ostetotomi, pengangkatan sendi, penghilangan
osteofit, artroplasti parsial atau total, joint fusion) diindikasikan untuk
pasien dengan rasa sakit parah yang tidak memberikan respon
terhadap terapi konservatif atau rasa sakit yang menyebabkan
ketidakmampuan fungsional substansial dan mempengaruhi gaya
hidup.
2. Terapi Farmakologi
• Terapi obat pada OA ditargetkan pada pengalihan rasa sakit. Karena
OA sering terjadi pada individu yang lebih tua yang memiliki kondisi
medis lainnya, diperlukan suatu pendekatan konservatif terhadap
pengobatan penyakit.
• Pendekatan individual untuk pengobatan penting. Untuk sakit yang
ringan atau sedang, analgesic topical atau asetaminofen dapat
digunakan. Jika hal ini gagal atau tejadi inflamasi, obat AINS dapat
berguna. Ketika terapi obat dimulai, terapi non-obat yang cocok harus
diteruskan.
a. Golongan Analgesik
1) Asetaminofen
Acetaminophen lebih disukai terutama untuk pasien usia lanjut,
diduga bekerja dalam sistem saraf pusat untuk menghambat
sintesis prostaglandin, agen yang meningkatkan
sensasi rasa sakit. Acetaminophen mencegah sintesis
prostaglandin dengan
menghalangi aksi cyclooxygenase.Acetaminophen sentral diserap
dengan baik setelah pemberian oral (bioavailabilitas adalah 60%
sampai 98%),
mencapai sasaran-konsentrasi puncak dalam waktu 1 sampai 2
jam, tidak aktif dalam hati dengan konjugasi dengan sulfat atau
glukuronida, dan metabolitnyayang diekskresi melalui ginjal.
2) Kapsaisin (Analgetik Topikal)

Suatu ekstrak dari lada merah yang menyebabkan pelepasan dan


pengosongan substansi P dari serabut saraf.

3) Glukosamin dan kondroitin (Analgesik Topikal)

Glukosamin mengurangi penyempitan ruang sendi


4) Analgetik non narkotik

b. Golongan AINS
Blokade sintesis prostaglandin melalui penghambatan cyclooxy-
genase (COX-1 dan COX-2enzymes) mekanisme utamanya
dimana NSAID mengurangi rasa sakit dan peradangan. Mengingat
khasiat serupa NSAID nonspesifik danCOX-2 inhibitor, toksisitas
dan biaya berperan utama dalam menentukanobat yang dipilih
untuk pasien tertentu.
c. Kortikosteroid
Kortikosteroid bekerja melalui interaksinya dengan protein
reseptor yang spesifik di organ target, untuk mengatur suatu
ekspresi genetic yang selanjutnya akan menghasilkan perubahan
dalam sintesis protein lain. Protein yang terakhir inilah yang kan
mengubha fungsi seluler organ target sehingga diperoleh,
misalnya efek gluconeogenesis, meningkatnya asam lemak,
meningkatnya reabsorpsi Na, meningkatnya reaktivitas pembuluh
terhadap zat vasoaktif, dan efek antiinflamasi.
PENJELASAN OBAT
1. Indometasin
Indometasin adalah turunan asam asetat indol. Hal ini 20-30 kali lebih kuat
dibandingkan aspirin dalam antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Hal ini
disebabkan tidak hanya untuk penghambatan COX, tetapi juga kemampuannya untuk
mengurangi polimorfonuklear migrasi sel dan mengurangi T dan proliferasi sel-B,
yang merupakan peristiwa penting dalamproses inflamasi. Hal ini juga diyakini
menghambat produksi asam arakidonat(prekursor utama eikosanoid) dengan
menghambat phospholipases A dan C. Jugamempengaruhi intraseluler siklik-AMP
(adenosin monofosfat) konsentrasi
dengan menghambat phosphodiesterase.Seperti kebanyakan NSAID lainnya,
indometasin baik diserap. Hal ini dimetabolisme dihati dan mengalami sirkulasi
enterohepatik luas, dalam ASIperempuan menyusui. Indometasin dan metabolit aktif
yang diekskresikan tidak berubahdalam empedu dan urin. Hal ini diindikasikan untuk
mengurangi gejala-gejala osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan ankylosing
spondylitis. Hal ini juga sangat efektif dalam pengelolaanarthritis gout akut. Ini
adalah obat pilihan untuk pengobatan ductus arteriosus paten,yang dikelola oleh
sintesis terus-menerus prostasiklin dan PGE2. Itu juga digunakan dalam pengelolaan
sindrom Bartter, yang melibatkan kekurangan di ginjalklorida reabsorpsi dan
kelebihan dari prostaglandin, dan sindrom Sweet,yang merupakan dermatosis
neurophilic akut yang disertai demam.
Indometasin efektif, tetapi kurang menguntungkan, ada efek samping terutama
untuk manula.
2. Piroksikam
Piroksikam adalah oxicam. Seperti kebanyakan NSAID, piroksikam ini antiinflamasi,
analgesik, dan antipiretik yang dikaitkan dengan kemampuannya yaitu non-selektif
menghambat COX-1 dan -2. Pada konsentrasi tinggi, telah terbukti
menghambatmigrasi leukosit polimorfonuklear. Tidak seperti meloxicam, piroksikam
adalah cepatdiserap. Karena sirkulasi enterohepatik, ia memiliki waktu paruh sangat
panjang (berkisar dari30-85 jam). Dimetabolisme di hati dan metabolit diekskresikan
dalam urin dan feses. Efek sampingterkait dengan piroksikam yang khas NSAID
lainnya.Piroksikam tersedia dalam kapsul 10- dan 20-mg. Hal ini diindikasikan untuk
mengobati rheumatoid arthritis dan osteoarthritis. Interaksi obat dan
kontraindikasimirip dengan NSAID lainnya.
Efek Samping:
Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, flatulen,
mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum. gangguan hematologik
seperti trombositopenia, depresi sumsum tulang. Gangguan kulit: eritema, dermatitis
eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson. Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing,
depresi, insomnia, gugup. Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk,
nyeri, demam, penglihatan kabur, hipertensi dan reaksi hipersensitif.
3. Meloksikam
Meloxicam adalah enolcarboxamide, turunan oxicam. meskipun meloxicam
menghambat baik COX-1 dan 2, itu sedikit COX-2 selektif. Tidak seperti kebanyakan
NSAID lainnya, meloxicam secara perlahan diserap. Ia memiliki paruh relatif
panjang. Meskipuntelah digunakan di Eropa dan Timur Tengah selama beberapa
waktu, telah baru-baru inidisetujui untuk digunakan di Amerika Serikat.
1. Persiapan, Indikasi Terapi, Efek samping, Kontraindikasi, dan
Interaksi obat: Ini tersedia dalam tablet 3.5-, 7.5-, dan 15 mg. Hal ini diindikasikan
untuk
pengobatan osteoarthritis. Efek samping dan kontraindikasi yang mirip dengan yang
dijelaskan untuk NSAID lainnya. Baru-baru ini, telah terbukti menurunkan effek
diuretik dari furosemide. Interaksi obat lain yang mirip dengan yang berhubungan
denganNSAID lainnya.
2. Dosis: Untuk mengurangi rasa sakit akibat osteoarthritis, dosisnya adalah 7,5 mg
per hari, hingga maksimum 15 mg per hari.
Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah : mual
dan muntah, gangguan pencernaan, sakit kepala dan sulit tidur

Meloxicam dosis 7.5 mg dan 15 mg menyebabkan angka perforasi, perdarahan atau tukap
peptik sebesar 0.1 dan 0.2%;115 sedangkan piroxicam (20 mg), sodium diclofenac (100 mg
SR) dan naproxen (750-1000 mg) memberikan angka kejadian lebih besar yaitu 1.2 %, 0.6%
dan 2.1%.

54.

Hiperlipidemia
Hyperlipidemia didefinisikansebagaipeningkatansalahsatuataulebihkolesterol, kolesterol
lipid, fosfolipid, atautrigliserida.
Hiperlipoproteinemiaadalahmeningkatnyakonsentrasimakromolekul lipoprotein yang
membawa lipid dalam plasma.

Jenis-jenislipoprotein :
kilomikron LDL
VLDL HDL
IDL

Hiperlipidemiadapatdisebabkanolehfaktor primer (genetik).Disebutjugahiperlipidemia


familial.
Faktorsekunder
berhubungandenganadanyamasalahkesehatandangayahidup.
o Usia
o Jeniskelamin
o Riwayatkeluargadenganhiperlipidemia
o Obesitas / kegemukan
o Menu makanan yang mengandungasamlemakjenuh
o Kurangmelakukanolah raga
o Penggunaanalkohol
o Merokok
o Diabetes yang tidakterkontroldenganbaik
o Penyakit, (gagalginjal,gangguankelenjartiroid
Obat-obatantertentu yang dapatmengganggumetabolismelemakseperti estrogen, pil kb,
kortikosteroid, diuretiktiazid (padakeadaantertentu

JenisHiperlipidemia Kelainan Resiko PJK Fenotipe Fredrickson

Hiperkolesterolemia Defekpadareseptor LDL +++ IIa, IIb

Hiperkilomikronemia Defisiensi lipoprotein lipase - I, kadang-kadang IV

Hiperlipidemiacampuran Gangguankonversi VLDL +++ IIa, IIb, IV dan V


ke LDL

Disbetalipoproteinemia Defisiensiapoprotein +++ III


protein III

Hipertrigliseridemia Sintesis VDL↑ ++ IV kadang-kadang V

Katabolisme VDL e
Hiperlipoproteinemiatipe V Konversi VLDL ke LDL 0/+ V+IV (efekalkohol,
terganggu estrogen, diabetes dll)

BerdasarkanklasifikasiFredrickson-Levy-Lees,
hiperlipoproteinemiadibagimenjadienamjenisyaitu :
Patofisiologi

 Peningkatankolesterol total dan LDL danpenurunankolesterol HDL


berhubungandenganperkembanganpenyakitjantungkoroner.

 Kerusakan primer padahiperkolesterol familial adalahketidakmampuanpengikatan


LDL thdreseptor LDL ataukerusakanpencernaankompleks LDL-R
kedalamselsetelahpengikatannormal. Hal inimengarahpdkurangnyadegradasi LDL
olehseldantidakteraturnyabiosintesiskolesterol, dgnjumlahkolesterol total dan LDL
tidakseimbangdengankurangnyareseptor LDL.
Diagnosis

 Profil lipoprotein puasa

- Kolestrol total - LDL

- HDL - TG

 Pengukurankadarkolesterol plasma, TG, dan HDL stl 12 jam puasa, krn TG


dptmeningkatpdseseorangygtidakpuasa.

 Pemeriksaandua kali, 1-8 mingguscrterpisah.jikakolesterol total > 200 mg/dL,


pemeriksaankeduadianjurkan

 Setelahabnormalitas lipid dipastikan→sejarahpasien :

 umur

 jeniskelamin
 wanita (status menstrual dan estrogen)

 pemeriksaanfisik

 pemeriksaan lab

LABORATORY TESTS

 Total cholesterol

 LDL

 Triglycerides

 apolipoprotein B, and C-reactive protein

 Low HDL

OTHER DIAGNOSTIC TESTS

 Lipoprotein(a), homocysteine, serum amyloid A, and small,dense LDL (pattern B).

Tujuanterapi

Penurunankolesterol total dan LDL


untukmengurangiresikopertamaatauberulangdariinfarkmiokardial, angina, gagaljantung,
stroke iskemia, ataukejadian lain padapenyakit arterial perifer.

TARGET TERAPI
Terapi non farmakologi

• diet rendahkolesterol

• kontrolberatbadan

• Aktivitasfisik 30 menit/ hari

• membatasikonsumsialkohol

• hentikanrokok

Terapifarmakologi :

 Resin AsamEmpedu

 Niasin

 Inhibitor HmgCoaReduktase

 AsamFibrat

 Ezetimibe

 Suplementasiminyakikan
Anjuran obat untuk pengobatan

1. Inhibitor HmgCoaReduktase
(atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, dan simvastatin)
o Golonganinibekerjadengancaramenghambatenzim HMG-CoA reduktase yang
berperandalambiosintesiskolesterol di hati.
o Sebagaimonoterapi, inhibitor HMG-CoA reduktasemerupakanobatpenurunkolesterol
total dan LDL yang paling kuatdan paling dapatditoleransi.
o memilikiduaefeksamping mayor tapirelatiftidakbiasaterjadiyaitupeningkatanenzim-
enzimhatidankelainanotot (mialgia, miopati, danrabdomiolisis).
2. Resin asamempedu
( kolestiramin, kolestipol, colesevalam)
o MK : Resin pengikat asam empedu yang bermuatan sangat positif mengikat asam
empedu yang bermuatan negatif. Ukurannya yang besar membuat kompleks yang
terbentuk tak diserap di usus dan selanjutnya akan dieksresikan melalui feses.
o Jumlah asam empedu yang sangat sedikit di saluran pencernaan berdampak pula pada
simpanan asam empedu hati. Hal ini akan memicu hati untuk meningkatkan sintesa
asam empedu yang bersumber dari kolesterol kolestrol hati akan menurun

3. Niasin
o Atauasamnikotinat, mengurangisintesishepatik VLDL yang
akanmengarahpadapengurangansintesis LDL. Niasinjugameningkatkan HDL
denganmengurangikatabolismenya.
o Prinsippenggunaanniasinadalahuntukhiperlipidemiacampuranatauagensekunderdalamt
erapikombinasiuntukhiperkolesterolemia. Merupakanagen primer
ataualternatifuntukpengobatanhipertigliseridemiadandislipidemiadiabetik.
o Dosisawal 10-20 mg/harisebagaiterapitunggalpdmalam hari.
o ES :konstipasiterjadikurangdari 10 %, peningkatankadar aminotransferase dalam
serum (terutamaalanin aminotransferase), peningkatankadarkreatini kinase, miopati,
danjarangrabdomiolisis.

4. Derivatasamfibrat
(gemfibrozil, fenofibrat, klofibrat)
o Golonganiniefektifdalammenurunkan VLDL namunsebaliknya, peningkatan LDL
mungkinterjadidannilaikolesterol total mungkinrelatiftidakberubah.
Gemfibrozilmenurunkansintesis VLDL danapolipoprotein B
sertameningkatkanlajupemindahan lipoprotein kaya trigliseridadari plasma.
Konsentrasi HDL jugadapatmeningkatsekitar 10-15%.
o Terapitunggalefektifdalampenurunan VLDL, tapiakibatnyaterjadipeningkatan LDL
dankadarkolesterol total akancenderungberubah.
o Dosisfenofibrat 300 mg/hari, dptditingkatkanmjd 400 mg.
5. Ezetimibe
o Ezetimibemenggangguabsorbsikolesteroldarimembranfilisalurancerna,
mekanismebaru yang membuatnyamenjadipilihanbaikuntukterapitambahan.
Obatinidapatdigunakanbaikdalamterapitunggalataudigunakanbersama statin.
o Dosis 10mg 1 kali/hari, tunggalataubersamadgn statin ataufenofibrat.

6. Suplementasiminyakikan
Makanantinggi omega-3 asamlemakrantaipanjang-tidakjenuh (dariminyakikan),
lebihdikenaldenganasameikosapentanoat (EPA), menguarangikolesterol, trigliserida, LDL, dan
VLDL dandapatmeningkatkankolesterol HDL.
Pasienygdiobatiuntukgangguansekunder, gejalapenyakitjantungaterosklerosis, seperti angina
atauiskemiaygmenyebabkannyerisepertikram, dapatmeningkatdaribulanketahun.

Interaksiobat

Anti hiperlipidemia Obat lain Efek Penanganan

Derivatasamfibrat Antidiabetes Meningkatkanefekantidiabetes Penggunaangemfibrozildgnrepa

Antikoagulan Terjadipeningkataninsidenpendarahan, Dibutuhkanpenurunandosisanti


hematuria dan hematoma 20-100%
(warfarin
&accenocumarol)

Statin Terjadipeningkataninsidentoksisitasotot Kombinasidikontraindikasikanp


(rhabdomyolisisdanmyopati)
Dosismaksimumkombinasirosuv

Niasin Antikoagulan Efekantikoagulanmeningkat

Fibrat, statin, Peningkatanresikomiopatiataurhabdomiolisis Kontraindikasi


eritromisin,
imunosupresan
Kolestiramin&kolestipol Antidepresan Absorbsiobatmenurun Pemberiannya 1 jam sebelum at
trisiklik

Antikoagulan

Metotreksat,
glikosida digitalis

dll

Anti Obat lain Efek


hiperlipidemia

Statin Antikoagulan Efekantikoagulanmeningkat

Fibrat, Peningkatanresikomiopatiataurhabdomiolisis
asamnikotinat,
eritromisin,
imunosupresan

Ezetimibe beberapabuktimenyebutkanbahwapenggunaanbersamadapatmeningkatkanresikomiopati.

Antasida penurunanbioavailabilitas statin

Evaluasikeberhasilanterapi :

o Evaluasijangkapendekterapihiperlipidemiadidasarkanpadaresponterhadap diet
danterapiobatygdidapatdenganmelakukanpengukurankolesterol total, LDL, HDL, dan TG.

o Pasienygditerapiakibathiperlipdemia primer, diperlukanpemantauanlaboratorium.

o Pasiendgnterapi RPA sbaiknyamelakukanpengecekankolesterolpuasaselama 4-8


minggusampaidosisstabiltercapai, TG
sebaiknyadiperiksapddosisstabiluntukmemastikantidakterjadipeningkatan TG.
SIMVASTATIN

Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Simvastatin 10 mg

Indikasi :

• Terapi dengan “lipid-altering agents” dapat dipertimbangkan penggunaannya pada


individu yang mengalami peningkatan resiko “artherosclerosis” vaskuler yang
disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
• Terapi dengan “lipid-altering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila
respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai.
• Penyakit jantung koroner.
Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin
diindikasikan untuk :
o Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat
penyakit jantung koroner.
o Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.
o Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi
miokardial.
• Hiperkolesterolemia.
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer (Tipe IIa dan IIb).

Kontraindikasi:

• Pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi hati.
• Pasien yang mengalami peningkatan jumlah serum transaminase yang abnormal.
• Pecandu alkohol.
• Bagi wanita hamil dan menyusui.
• Hipersensitif terhadap simvastatin.
Dosis :

Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan dengan
simvastatin.

• Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari.
Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg
sehari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran
kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis disesuaikan dengan
respon penderita.
• Pasien yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-A reduktase
inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.
• Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total
kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan
pengurangan dosis simvastatin.
• Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena
simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian,
hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus
dipantau ketat.
• Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau
bersamaan dengan “bile-acid sequestrants”.

Efek Samping:

• Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis.


Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema.
• Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini :
o Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang
ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf periferal.
o Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema, trombositopenia, leukopenia,
anemia hemolitik.
o Gastrointestinal : anoreksia, muntah.
o Kulit : alopecia, pruritus.
o Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.
o Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.

55.

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis
berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih.
Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya. Psoriasis
merupakan inflamasi kronis pada kulit yang sering terjadi. Psoriasis adalah suatu penyakit
peradangan kronis (autoimun) pada kulit, dimana penderitanya mengalami proses pergantian
kulit yang terlalu cepat. Psoriasis ditandai dengan bercak-bercak merah dengan sisik kasar
dan tebal.

Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini
secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat
terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta
menggangu kekuatkan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik. Berbeda dengan
pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat
minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu
sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan
menebal.

Penyakit Psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal . Kulit dapat membaik seperti kulit
normal lainnya setelah warna kemerahan , putih atau kehitaman bekas Psoriasis. Pada
beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada
Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang menyerang sendi, Psoriasis bernanah (Psoriasis
Postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil
(Eritoderma)

Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan
kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan
warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai
siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak
tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh
(eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Ada lokasi-lokasi khusus dimana psoriasis sering terjadi, yaitu :

• Kepala (scalp) : timbul plak yang berbatas tegas, dengan scaling yang tebal.
• Telapak tangan dan kaki : adanya plak keabuan yang tebal, hyperkeratosis, dan scaling.
deskuamasi menunjukan proses inflamasi.
• Batang tubuh (trunk) : lesi yang timbul biasanya berbentuk gutata.
• Wajah : jarang mengenai area ini.

Psoriasis belum dapat disembuhkan artinya belum ada penderita yang 100% terbebas dari
penyakit ini , pengobatan yang ada hanya untuk menekan gejala Psoriasis ini, memperbaiki
keadaan kulit, mengurangi rasa gatalnya. Penderita Psoriasis tidak bisa berhenti dari
pengobatan, ada pengobatan lanjutan sebagai pemeliharaan yang diberikan dalam jangka
waktu lama untuk mempertahankan kondisi dan juga untuk mengontrol timbulnya kelainan
kulit yang baru.

Kulit penderita Psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan
ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh bagian kulit
tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena pergiliran sel–
sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat menyerupai
ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampang lubang-lubang kecil rapuh atau keruh.
Penyakit Psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal . Kulit dapat membaik seperti kulit
normal lainnya setelah warna kemerahan , putih atau kehitaman bekas Psoriasis. Pada
beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada
Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang menyerang sendi, Psoriasis bernanah (Psoriasis
Postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil
(Eritoderma).

Biasanya penderita sering merasa gatal pada kulit tersebut, nyeri, kulit terasa kencang dan
bahkan terjadi pendarahan pada kulit. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal
yang biasanya berlangsung selama 3 sampai 4 minggu, proses pergatian kulit pada penderita
Psoriasis terjadi secara cepat yakni sekitar 2-4 hari, bahkan bisa lebih cepat.

Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan juga tidak menular, akan tetapi karena
timbulnya dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup
si penderita. Selain itu Psoriasis juga dapat menggangu kehidupan pribadi dan sosialnya,
terlebih jika penyakit ini mengenai daerah-daerah tertentu, seperti wajah, telapak tangan, kaki
atau alat kelamin.

Tipe Psoriasis Yang Sering Ditemukan

* Bentuk vulgaris (Bentuk plak)


* Bentuk bentik bintik (Guttate)
* Bentuk Pada Bagian Lipetan (Flexura)
* Bentuk Menyebar luas atau Eritroderma (Seluruh kulit)
* Bentuk gelembung bernanah (Pustula))
* Bentuk Mengelupas (Exfoliative)
* Psoriasis Sendi (psoriasis yang diserta redang sendi)

Ada 2 tipe utama lesi dari psoriasis yaitu :

• Tipe inflamatori : manifestasi yang timbul yaitu adanya inflamasi, eruptif, yang kecil. Lesi
bisa berbentuk gutata (seperti tetesan air) atau nummular (seperti koin).
• Tipe plak yang stabil.
Gejala lain yang timbul pada kulit diantaranya gatal (pruritus) terutama di daerah kepala dan
anogenital, akantosis, parakeratosis, dan lesi biasanya ditutupi oleh plak berwarna keperakan.

Gejala

Mekanisme terjadinya Psoriasis, biasanya didahului dengan semacam luka memar atau
benturan di salah satu bagian kulit tubuh. Setelah kejadian itu, bagian yang kena trauma itu
tidak kunjung sembuh. Bahkan, sebaliknya, makin memburuk dan mulai menyebar.
Kemudian ada lagi luka memar di bagian kulit lain. Luka luka itu bisa tetap kecil dan
menghilang atau sebaliknya melebar dan meluas.

Setelah berjalan beberapa lama biasanya penyakit ini meluas, hingga orang itu mencari
pengobatan. Pada ibu sedang hamil, nampaknya penyakit ini seperti sembuh dan menghilang.
Namun, setelah melahirkan psoriasisnya kembali kambuh..

Kebanyakan dokter menganggap psoriasis itu adalah hanya masalah pada bagian lapis kulit
saja. Padahal, itu tidak benar sama sekali. Perubahan pada bagian kulit hanya sebagai tanda
awal permulaan dari suatu penyakit. Jadi penderita psoriasis itu sebetulnya bukanlah seorang
yang sehat badani. Karena di bagian dalam tubuh ada yang tidak beres kerja dan fungsinya.

Gejala Dari Psoriasis

• Bengkak dan kaku sendi


• Kering/merah retakan pada kulit yang mungkin berdarah
• Penebalan
• bercak merah tertutup disertai sisik keperakan
• Gatal, rasa terbakar atau rasa sakit
• Bercak-bercak merah di kulit
• Bercak menonjol
• Biasanya terpisah satu sama lain
• Penyakit ini ditemukan di sikut, lutut, batang tubuh, kulit kepala atau kuku

Pemicu

• Trauma fisik (Koebner Phenomenon), akibat gesekan atau garukan.


• Infeksi : infeksi streptokokus dapat menyebabkan psoriasis gutata
• Stress : faktor lain yang memicu timbulnya psoriasis yaitu stress, insidensi nya sebanyak
40% dan lebih tinggi lagi pada anak-anak.
• Obat : obat-obatan yang dapat memicu timbulnya psoriasis yaitu glukokortikoid, lithium,
obat antimalaria, dan B blocker.
• Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk
terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila Psoriasis
sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah
tebal.
• Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
• Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
• Emosi tak terkendali.
• Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya dapat berupa demam
nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.
• Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah ,
misalnya mengandung alcohol.

Penderita Psoriasis memiliki kemungkinan juga untuk menderita penyakit lain yang lebih
berbahaya, seperti penyakit Kardiovaskular, Hipertensi, Diabetes, Kanker, Depresi dan
Obesitas.

Penyebab Psoriasis

Penyebabnya yakni Autoimun, dimana Sel-T (sel kekebalan di dalam tubuh) menjadi
teraktivasi dan menghasilkan zat-zat peradangan, seperti TNF-alpha yang selanjutnya akan
berinteraksi dengan sel-sel kulit, sehingga terjadi proliferasi dan diferensiasi secara abnormal
pada sel kulit.
Beberapa keadaan lingkungan atau faktor tertentu juga dapat memperburuk atau mencetus
Psoriasis, seperti trauma (garukan, gesekan), infeksi (kuman streptokokus, HIV), gangguan
hormonal, stres emosional, obat-obatan, gangguan metabolisme, sinar matahari, alkohol dan
merokok.

Tips meminimalisasi efek psoriasis antara lain;

• Banyak minum air putih


Banyak mengonsumsi air minum sekitar 2-3 liter per hari. Konsumsi beragam makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin dan mineral agar tubuh tetap
berfungsi secara normal.
• Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan aneka buah-buahan sehingga mendapat asupan
berbagai vitamin, mineral, serat termasuk antioksidan untuk menguragi efek psoriasis. Makan
secara teratur dengan porsi kecil saja sehingga tubuh selalu berenergi.
• Pilih diet rendah kalori, jaga berat badan ideal. Hal ini akan membuat kondisi fisik dan
emosional lebih baik sehingga mengurangi efek penyakit. Batasi konsumsi gula dan garam.
Batasi asupan lemak dan kolesterol. Lemak tetap diperlukan untuk menguatkan jaringan
tubuh.
• Pilih daging tanpa lemak, ikan, produk susu rendah lemak, minyak nabati seperti minyak
kedelai, minyak zaitun dan canola. Coba hindari rokok dan alkohol.
Calcipotriol / Kalsipotriol.
Calcipotriol merupakan sintetik dari vitamin D, preparatnya berupa salep atau krim.
Calcipotriol merupakan pilihan utama atau kedua dalam pengobatan psoriasis. Walaupun
tidak seefektif kortikosteroid superpoten, obat ini hanya memiliki sedikit efek samping. Obat
ini mampu mengobati psoriasis ringan sampai sedang. Mekanisme kerja sediaan ini adalah
anti-proliferasi keratinosit, menghambat proliferasi, dan meningkatkan diferensiasi sel, juga
menghambat produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun limfosit. Respon terapi
terlihat setelah dua minggu pengobatan, respons maksimal baru terlihat setelah 6-8 minggu.
Reaksi iritasi dapat mengawali keberhasilan terapi, tetapi ada pula yang tetap teriritasi dalam
pemakaian ulangan. Walaupun lesi dapat menghilang sempurna, tetapi eritema dapat
bertahan. Untuk meredakan proses iritasi, calcipotriol dapat dikombinasikan dengan
kortikosteroid superpoten.

INDIKASI
Psoriasis vulgaris.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif.

PERHATIAN
- Tidak digunakan diwajah.
- Basuh tangan setelah penggunaan.

Interaksi Obat:
Hindari terapi bersama dengan preparat topikal yang mengandung asam salisilat.

EFEK SAMPING
Iritasi lokal transien, dermatitis pada wajah.
KEMASAN
Salep 0,05% x 30 gram

DOSIS
2 kali sehari, dioleskan tipis-tipis. Dosis mingguan maksimal: 100 gram.

56.

karena Krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabetik (KAD), status
hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang mempunyai elemen kedua keadaan
diatas. KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik akibat pembentukan
keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperosmolalitas berat dengan kadar
glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni.
Terapi cairan pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki volume intravascular dan
extravascular dan mempertahankan perfusi ginjal. Terapi cairan juga akan menurunkan kadar
glukosa darah tanpa bergantung pada insulin, dan menurunkan kadar hormon kontra insulin
(dengan demikian memperbaiki sensitivitas terhadap insulin). Pada keadaan tanpa kelainan
jantung, NaCl 0.9% diberikan sebanyak 15–20 ml/kg berat badan/jam atau lebih besar pada
jam pertama ( 1–1.5 l untuk rata-rata orang dewasa). Pilihan yang berikut untuk mengganti
cairan tergantung pada status hidrasi, kadar elektrolit darah, dan banyaknya urin. Secara
umum, NaCl 0.45% diberikan sebanyak 4–14 ml/kg/jam jika sodium serum meningkat atau
normal; NaCl 0.9% diberikan dengan jumlah yang sama jika Na serum rendah. Selama fungsi
ginjal diyakinkini baik, maka perlu ditambahkan 20–30 mEq/l kalium ( 2/3 KCl dan 1/3
KPO4) sampai pasien stabil dan dapat diberikan secara oral. Keberhasilan penggantian cairan
dapat dilihat dengan pemantauan hemodinamik (perbaikan dalam tekanan darah), pengukuran
input/output cairan, dan pemeriksaan fisik. Penggantian cairan diharapkan dapat mengkoreksi
defisit dalam 24 jam pertama. Perbaikan osmolaritas serum mestinya tidak melebihi 3 mOsm·
kg-1 H2O· h-1. Pada pasien dengan gangguan ginjal atau jantung, pemantauan osmolaritas
serum dan penilaian jantung, ginjal, dan status mental harus sering dilakukan selama
pemberian cairan untuk menghindari overload yang iatrogenik.

57.

Pengobatan yang saat ini banyak digunakan untuk tukak lambung akibat Helicobacter pylori
adalah Triple therapy kombinasi dari 2 antibiotika dan suatu proton-inhibitor selama satu
minggu, misalnya yaitu metronidazole 400mg + klaritromisin 500mg + omeprazole 20mg 2
kali sehari. Kombinasi terapi ini dapat mengeluarkan H.pylori dari lambung secara definitif
dan menyembuhkan tukak praktis seluruhnya dalam waktu singkat (1-2 minggu), sehingga
triple therapy ini dianggap sebagai terapi pilihan pertama dan pasien tukak lambung
dianjurkan untuk menjalani terapi ini.

Omeprazole adalah penghambat pompa proton yang digunakan untuk menurunkan produksi
asam lambung. Indikasi penggunaanya pada tukak lambung dan tukak duodenum, tukak
duodenum karena H.pylori, dan Syndrom Zollinger-Ellison, pengurangan asam lambung
selama anastesi umum, reflukx gastroesofagus, dispepsia karena asam lambung.
Penghambatan pompa proton harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit
hati, kehamilan, dan menyusui. Efek samping penghambat pompa proton meliputi sakit
kepala, diare, ruam, gatal-gatal dan pusing. Efek samping omeprazole meliputi urtikaria,
mual, muntah, konstipasi lambung, nyeri abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot dan sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik, perubahan enzim hati dan
gangguan fungsi hati juga dilaporkan depresi dan mulut kering.

Klaritromisin merupakan antibiotika yang sering digunakan sebagai unsur ketiga dalam
triple terapi untuk memberantas Helicobacter pylori, bersama suatu proton pump inhibitor
dan metronidazole.

Metronidazole memiliki spektrum antiprotozoa dan antibakterial yang luas. Mekanisme


kerjanya pada bakteri gugus nitro direduksi oleh enzim sehingga menghambat sintesa DNA.
Pada infeksi oleh H.pylori digunakan dengan obat lain seperti klaritromisin dan omeprazol.
Efek sampingnya ringan dan berupa gangguan saluran cerna, mulut kering dan rasa logam,
pusing atau sakit kepala, rash kulit, dan adakalanya leukopnia.

58.

Efek samping dari amoksilin adalah kejang perut, namun kondisi ini jarang terjadi.

59.

Obat Tb yang relatif aman untuk ibu hamil yaitu : Rifampisin, INH, dan Ethambutol
karena obat-obat tersebut dapat melalui plasenta dalam dosis rendah dan tidak
menimbulkan efek teratogenik pada janin. Untuk obat Pirazinamid, tidak digunakan
secara rutin untuk ibu hamil.
a. Rifampisin
Rifampisin merupakan obat lini pertama yang terutama bekerja pada sel yang sedang tumbuh,
tetapi juga memperlihatkan efek pada sel yang sedang tidak aktif (resting cell). Bekerja
dengan menghambat sintesa RNA M. tuberculosis sehingga menekan proses awal
pembentukan rantai dalam sintesa RNA. Bekerja di intra dan ekstra sel. Pada konsentrasi
0,005 - 0,2 mg/l akan menghambat pertumbuhan M. tuberculosis secara in vitro. Obat ini juga
menghambat beberapa Mycobacterium atipikal,bakteri gram negatif dan gram positif. Secara
in vitro, rifampisin dapat meningkatkan aktivitas streptomisin dan isoniazid terhadap M.
tuberculosis dan juga mempunyai mekanisme post antibiotic effect terhadap bakteri gram
negatif. Diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, absorpsi rifampisin dapat berkurang
bila diberikan bersama makanan. Absorpsi rifampisin akan berkurang 30% jika diberikan
bersama dengan antasida. Pemberian antasida akan meningkatkan PH lambung dan akan
mengurangi proses dissolution rifampisin sehingga akan menghambat absorpsi. Rifampisin
dengan mudah didistribusikan ke sebagian besar organ, jaringan, tulang, cairan serebrospinal
dan cairan tubuh lainnya termasuk eksudat serta kavitas tuberkulosis paru. Obat ini
menimbulkan warna orange sampai merah bata pada urin, saliva, feses, sputum, air mata dan
keringat. Volume distribusi 1 L/kg BB, ikatan protein plasma 60-80%, waktu paruh 1-6 jam
dan akan memanjang bila terdapat gangguan fungsi hepar. Metabolisme terjadi melalui
deasetilasi dan hidrolisis, sedangkan ekskresinya terutama melalui empedu. Dapat melewati
barier plasenta dan dapat dijumpai konsentrasi rendah di ASI. Rifampisin melewati
plasenta dengan kadar yang sama dengan ibu. Pada akhir trismester ke- 3 rasio
konsentrasi pada tali pusat dan ibu besarnya 0,12 - 0,33. Pada 442 perempuan hamil
yang minum rifampisin, termasuk 119 perempuan yang terpajan selama trismester
pertama tidak terdapat peningkatan kelainan janin secara bermakna.
Efek samping ringan dapat timbul pada pemberian rifampisin antara lain: sindrom kulit
seperti gatal-gatal kemerahan, sindrom flu berupa demam, menggigil, nyeri tulang dan
sindrom perut berupa nyeri perut, mual, muntah dan kadang-kadang diare. Efek samping
yang berat tetapi jarang terjadi adalah sindrom respirasi, purpura, anemia hemolitik yang
akut, syok dan gagal ginjal. Efek samping ringan sering terjadi pada saat pemberian berkala
dan dapat sembuh sendiri atau hanya memerlukan pengobatan simtomatik. Efek samping
pada bayi baru lahir juga didapatkan hemmorrhagic disease of the newborn sehingga
dianjurkan pemberian profilaksis vitamin K.
b. INH
Isoniazid (INH) menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting
dinding sel Mycobacterium. Menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak
yang terekstraksi oleh metanol dari Mycobacterium. Hanya kuman yang peka yang menyerap
obat ke dalam selnya dan proses ini merupakan proses aktif. Bersifat bakterisid, dapat
membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan.(16) INH mudah
diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kelarutan INH dalam lemak tinggi, berat
molekul rendah dan melalui plasenta serta mudah mencapai janin dengan kadar hampir sama
dengan ibu. Pada penelitian, setelah pemberian INH dosis 100 mg jangka pendek sebelum
kelahiran didapatkan rasio konsentrasi tali pusat dan ibu sebesar 0,73. Kadar puncak dicapai
dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral. Di hati, INH terutama mengalami asetilasi, dan
pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor genetik (asetilator
cepat/lambat) yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma dan masa
paruhnya. Waktu paruh berkisar 1-3 jam. Mudah berdifusi ke dalam sel dan semua cairan
tubuh. Antara 75-95% diekskresikan melalui urin dalam waktu 24 jam dan seluruhnya dalam
bentuk metabolit. Isoniazid tidak bersifat teratogenik janin, meskipun konsentrasi yang
melewati plasenta cukup besar.
c. Pirazinamid
Penggunaan PZA pada wanita hamil telah direkomendasikan oleh International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease karena dalam beberapa laporan tidak ditemukan efek
teratogenik yang bermakna dan janin pada pasien yang diterapi.
d. Streptomisin
Streptomisin melewati plasenta dengan cepat sampai ke sirkulasi janin dan cairan amnion
serta mencapai kadar kurang dari 50% dibandingkan kadar ibu. Streptomisin dapat
menyebabkan kerusakan sistem vestibular dan kerusakan nervus kranialis ke 8. Streptomisin
tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent placenta. Keadaan ini
dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang
menetap pada bayi yang akan dilahirkan.
e. Ethambutol
Etambutol (EMB) merupakan inhibitor arabinosyl transferases (I,II,III). Arabinosyl
transferase terlibat dalam reaksi polimerisasi arabinoglycan, yang merupakan unsur esensial
dari dinding sel Mycobacterium. Afinitas terhadap arabinosyl transferase III lebih kuat
dibandingkan lainnya. Rata-rata malformasi yang dilaporkan pada 638 bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang mendapat etambutol selama kehamilan adalah 2,2%. Secara
teori etambutol menyebabkan kemungkinan toksisitas pada mata. Hal ini diyakinkan
kembali dengan penilaian pada 6 janin yang mengalami abortus pada minggu 5- 12
kehamilan, tidak didapatkan gangguan pada sistem optik embrional.

60.
 Penghambatan metabolisme warfarin karena interaksi yang terjadi yaitu
farmakokinetik antara warfarin dan simetidin. Simetidin meningkatkan efek
antikoagulan (peningkatan hypoprotrombinaemia) terjadi perdarahan. Simetidin
menghambat enzim hepatic yang terlibat dalam metabolisme dan klirens warfarin. Hal
ini menyebabkan efek warfarin diperpanjang dan meningkat. Sehingga efek
antikoagulan yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan perdarahan yang serius.
 Adapun yang dimaksud dengan ulkus (tukak lambung) – tukak peptik yaitu perlukaan
yang terjadi pada lambung dan duodenum (usus 12 jari). Penyebab penyakit ini adalah
iritasi yang ditimbulkan oleh cairan lambung terhadap mukosa lambung. Cairan ini
terjadi akibat pertentangan antara cairan lambung sebagai factor agresif
(penyerangan) dan resistensi (daya tahan) mukosa lambung sebagai factor protektif
(pertahanan). Gejala awal terjadinya ulkus adalah nyeri pada ulu hati.

61.
Deksametason adalah kortikosteroid kuat dengan khasiat immunosupresan dan antiinflamasi
yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan.

Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks
kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang
dilepaskan oleh kelenjar hipofisis, atau atas angiotensin II. Hormon kortikosteroid dihasilkan
dari kolesterol di korteks kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Reaksi
pembentukannya dikatalisis oleh enzim golongan sitokrom P450.

Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap
stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat,
pemecahan protein, kadar elektrolit darah, serta tingkah laku.

Kortikosteroid dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan atas aktivitas biologis yang menonjol
darinya, yakni glukokortikoid (contohnya kortisol) yang berperan mengendalikan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersifat anti inflamasi dengan cara
menghambat pelepasan fosfolipid, serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil. Kelompok
lain dari kortikosteroid adalah mineralokortikoid (contohnya aldosteron), yang berfungsi
mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam di ginjal. Beberapa
kortikosteroid menunjukkan kedua jenis aktivitas tersebut dalam beberapa derajat, dan
lainnya hanya mengeluarkan satu jenis efek. Deksametason dan turunannya tergolong
glukokortikoid, sedangkan Prednison dan turunannya memiliki kerja mineralokortikoid
disamping kerja glukokortikoid.

Kortikosteroid yang sangat banyak dan luas dipakai terutama golongan glukokortikoid.
Glukokortikoid sintetik digunakan pada pengobatan nyeri sendi, arteritis temporal, dermatitis,
reaksi alergi, asma, hepatitis, systemic lupus erythematosus, inflammatory bowel disease,
serta sarcoidosis. Selain sediaan oral, terdapat pula sediaan dalam bentuk obat luar untuk
pengobatan kulit, mata, dan juga inflammatory bowel disease. Kortikosteroid juga digunakan
sebagai terapi penunjang untuk mengobati mual, dikombinasikan dengan antagonis 5-HT3
(misalnya ondansetron).

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan glukokortikoid sangat bervariasi. Harus


dipertimbangkan dengan hati-hati dimana efek utama yang tidak diinginkan dari
glukokortikoidnya dan menimbulkan gambaran klinik sindrom cushing iatrogenik.

Sindrom cushing iatrogenik ialah kondisi hiper fungsi adrenokortikal yang disebabkan oleh
pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik untuk alasan yang
bervariasi. Kortikosteroid yang berlebihan akan memicu katabolisme lemak sehingga terjadi
redistribusi lemak di bagian tertentu tubuh. Gejala yang timbul antara lain moon face, buffalo
hump, penumpukan lemak supraklavikular, ekstremitas kurus, striae, acne dan hirsutism.
Moon face dan buffalo hump disebabkan redistribusi/akumulasi lemak di wajah dan
punggung. Sindrom cushing dijumpai pada penderita arthritis rheumatoid, asma, limfoma,
dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen anti
inflamasi.

Singkatnya:

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui Dexamethason memang dapat digunakan untuk


pengobatan asma, seperti yang terjadi pada pasien dalam soal. Dimana Dexamethasone
merupakan golongan glukokortikoid yang menyebabkan hiperfungsi adrenokortikal, sehingga
dapat terjadi sindrom chusing yang salah satu gejalanya mengakibatkan moonface, dimana
membengkaknya wajah karena distribusi lemak yang abnormal. Sedangkan mekanisme
retensi ataupun penetrasi natrium dan air merupakan efek samping dari penggunaan golongan
mineralokortikoid seperti Prednison. Jadi mekanisme efek samping terjadinya moonface dari
penggunaan Dexamethasone (glukokortikoid) yaitu disebabkan oleh induksi fungsi
(hiperfungsi) adrenokortikal.

62.

Dik : Wanita 60 Tahun

Skor T : -3

Skor T adalah bilanhgan deviasi standar dari densitas mineral tulang (Bone Mineral
Density / BMD) rata-rata untuk populasi normal muda. Massa tulang normal memiliki
skor T lebih besar dari -1, osteopenia -1 hingga -2, dan osteopororsis lebih kecil dari -
2,5.

Algoritma Terapi Kesehatan Tulang

Algoritma terapi menurut Dipiro (2005), dibagi menjadi dua yaitu:


1. Pengobatan tanpa pengukuran BMD (Bone Mineral Density)
Pertimbangan terapi tanpa pengukuran BMD :
• Pria dan wanita dengan peningkatan risiko kerapuhan tulang
• Pria dan wanita yang menggunakan glukokortikoid dalam jangka waktu lama
Terapi dapat dilakukan dengan Biphosphonate, jika intolerance dengan
Biphosphonate pilihan terapi obat lainnya adalah Raloxifene, kalsitonin nasal,
teriparatide, bifosfonat parenteral. Jika kerapuhan tetap berlanjut setelah pemakaian
Biphosphonate, maka pilihan terapi lainnya adalah teriparatide

2. Pengobatan dengan pengukuran BMD (Bone Mineral Density)


Populasi yang perlu pengukuran BMD :
• Untuk wanita dengan usia ≥ 65 tahun
• Untuk wanita usia 60-64 tahun postmenopause dengan peningkatan risiko
osteoporotis
• Pria dengan 70 tahun atau yang risiko tinggi
Dari hasil pengukuran BMD, jika T-score >-1, maka nilai BMD termasuk normal,
tetapi tetap diperlukan monitoring DXA setiap 1-5 tahun. Dan jika diperlukan
pengobatan, maka pilihan pengobatannya adalah Biphosponate, Raloxifene,
Calcitonin (Dipiro et.al , 2005).
Jika T-score -1 s/d -2,5, maka termasuk dalam osteopenia. Dapat dilakukan
monitoring DXA setiap 1-5 tahun. Dan jika diperlukan pengobatan, maka pilihan
pengobatannya adalah Biphosponate, Raloxifene, Calcitonin
Jika T-score <-2,0 dilakukan pemeriksaan lanjut untuk osteoporosis sekunder,
yaitu dengan pengukuran PTH, TSH, 25-OH vitamin D, CBC, panel kimia, tes
kondisi spesifik. Kemudian dilakukan terapi berdasarkan penyebab, bila ada, yaitu
dengan Biphosphonate, jika intoleransi dengan Biphosphonate maka pilihan
pengobatannya adalah Biphosphonate parenteral, Teriparatide, Raloxifene dan
Calcitonin.
Dari hasil pengukuran Osteoporosis dengan skor T < -2,5, terapi dapat dilakukan
dengan Biphosphonate, jika intolerance dengan Biphosphonate pilihan terapi obat
lainnya adalah Raloxifene, kalsitonin nasal, teriparatide, bifosfonat parenteral. Jika
kerapuhan tetap berlanjut setelah pemakaian Biphosphonate, maka pilihan terapi
lainnya adalah teriparatide.
BAGAN ALGORITMA TERAPI KESEHATAN TULANG
Obat yang digunakan dalam terapi osteoporosis, yaitu :
A. Kalsium
Mekanisme kerja obat
Kalsium berfungsi sebagai integritas sistem saraf dan otot, untuk kontraktilitas jantung
normal dan koagulasi darah. Kalsium berfungsi sebagai kofaktor enzim dan
mempengaruhi aktivitas sekresi kelenjar endokrin dan eksokrin
Data farmakokinetik
1. Absorpsi
Absorpsi kalsium dari saluran pencernaan dengan difusi pasif dan transpor aktif.
Kalsium harus dalam bentuk larut dan terionisasi agar bisa diabsorpsi. Vitamin D
diperlukan untuk absorpsi lasium dan meningkatkan mekanisme absorpsi. Absorpsi
meningkat dengan adanya makanan. Ketersediaan oral pada orang dewasa berkisar dari
25% hingga 35% jika diberikan dengan sarapan standar. Absorpsi dari susu sekitar 29%
dalam kondisi yang sama.
2. Distribusi
Kalsium secara cepat didistribusikan ke jaringan skelet. Kalsium menembus plasenta
dan mencapai kosentrasi yang lebih tinggi pada darah fetah dibanding darah ibu.
Kalsium juga didistribusikan dalam susu.

3. Ekskresi
Kalsium dieksresikan melalui feses, urin dan keringat.

Kontraindikasi
Kalsium dikontraindikasikan pada pasien dengan hiperkalsemia dan fibrilasi ventrikuler
Efek samping
Efek samping yang terjadi ketika mengkonsumsi kalsium yaitu gangguan
gastrointestinal ringan, bradikardia, aritmia, dan iritasi pada injeksi intravena (Anonim,
2008).

B. Vitamin D
Mekanisme kerja obat
Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang diperoleh dari sumber alami (minyak hati
ikan) atau dari konversi provitamin D (7-dehidrokolesterol dan ergosterol). Pada manusia,
suplai alami vitamin D tergantung pada sinar ultraviolet untuk konversi 7-
dehidrokolesterol menjadi vitamin D3 atau ergosterol menjadi vitamin D2. Setelah
pemaparan terhadap sinar uv , vitamin D3 kemudian diubah menjadi bentuk aktif vitamin
D (Kalsitriol) oleh hati dan ginjal. Vitamin D dihidroksilasi oleh enzim mikrosomal hati
menjadi 25-hidroksi-vitamin D3 (25-[OH]- D3 atau kalsifediol). Kalsifediol dihidroksilasi
terutama di ginjal menjadi 1,25-dihidroksi-vitamin D (1,25-[OH]2-D3 atau kalsitriol) dan
24,25-dihidroksikolekalsiferol. Kalsitriol dipercaya merupakanbentuk vitamin D3 yang
paling aktif dalam menstimulasi transport kalsium usus dan fosfat.
Kontraindikasi
Vitamin D dikontraindikasikan dengan hiperkalsemia, bukti adanya toksistas vitamin D,
sindrom malabsorpsi, hipervitaminosis D, sensitivitas abnormal terhadap efek vitamin D,
penurunan fungsi ginjal.
Efek samping
efek samping yang terjadi ketika mengkonsumsi vitamin D ini yaitu sakit kepala, mual,
muntah, mulut kering dan konstipasi.
C. Biofosfonat
Mekanisme kerja obat
Biofosfonat bekerja terutama pada tulang. Kerja farmakologi utamanya adalah inhibisi
resorpsi tulang normal dan abnormal. Tidak ada bukti bahwa biofosfonat dimetabolisme.
Biofosfonat utnuk menoptimalkan manfaat klinis harus dengan dosis yang tepat dan
meminimalkan resiko efeksamping terhadap saluran pencernaan. Semua bifosfonat sedikit
diabsorpsi (bioavaibilitas 1-5%).
Efek samping
Efek samping yang terjadi ketika mengkonsumsi biofosfonat yaitu mual, nyeri abdomen
dan dyspepsia (Anonim, 2008).

D. Selective Estrogen Receptor Modulators (SERMs)


Raloxifene merupakan agonis estrogen pada jaringan tulang tetapi merupakan antagonis
pada payudara dan uterus. Raloxifen meningkatkan BMD tulang belakang dan pinggul
sebesar 2-3% dan menurunkan fraktur tulang belakang. Fraktur non-vertebral tidak dapat
dicegah dengan raloxifene.
Mekanisme kerja
Raloxifene merupakan reseptor estrogen selektif yang mengurangi resorpsi tulang dan
menurunkan pembengkokan tulang.
Data farmakokinetik
1. Absorpsi
Raloxifene diabsorpsi secara cepat setelah pemberian oral dengan sekitar 60% dosis
oral absorpsi.
2. Distribusi
Volume distribusi nyata sebesar 2348L/kg dan tidak tergantung dosis. sekitar 95%
raloxifene dan konjugat monoglukoronid terikat pada protein plasma.
3. Metabolisme
Raloxifene mengalami metabolisme lintas pertama menjadi konjugat glukoronid dan
tidak dimetabolisme melalui jalur sitokrom P450.
4. Ekskresi
Raloxifene terutama diekskresikan pada feses dan urin.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pada SERMs ini yaitu pada wanita hamil dan menyusui. hipersensitif
raloxifene (Anonim, 2008).

E. Kalsitonin
Mekanisme kerja
Bersama dengan hormon paratiroid, kalsitonin berperan dalam mengatur homeostasis Ca
dan metabolisme Ca tulang. Kalsitonin dilepaskan dari kelenjar tiroidketika terjadi
peningkatan kadar kalsium serum.
Efek samping
Efek samping yang terjadi ketika mengkonsumsi kalsitonin yaitu mual, muntah, flushing
(Anonim, 2008).

TAMBAHAN
F. Estrogen dan terapi hormonal
Mekanisme kerja
Estrogen menurunkan aktivitas osteoklas, menghambat PTH secara periferal,
meningkatkan konsentrasi kalsitriol dan absorpsi kalsium di usus, dan menurunkan
ekskresi kalsium oleh ginjal. Penggunaan estrogen dalam jangka waktu lamatanpa
diimbangi progesteron meningkatkan risiko kanker endometrium pada wanita yang
uterusnya utuh.

Kontraindikasi
Estrogen ini kontraindikasi dengan wanita hamil dan menyusui, kanker estrogen-
independent (Anonim, 2008).

G. Fitoestrogen
Isoflavonoid (protein kedelai) dan lignan (flaxseed) merupakan bentuk estrogen dimana
efeknya terhadap tulang dapat disebabkan aktivitas agonis reseptor estrogen tulang atau
efek terhadap osteoblas dan osteoklas. beberapa studi isoflavon menggunakan dosis yang
lebih besar dilaporkan dapat menurunkan penanda resorpsi tulang dan sedikit
meningkatkan densitas (Anonim, 2008).

H. Testosteron
Penurunan konsentrasi testosteron tampak pada penyakit gonad, gangguan pencernaan dan
terapi glukokortikoid. Berdasarkan penelitian terapi testosteron ini dapat meningkatkan
BMD dan mengurangi hilangnya massa tulang pada pasien osteoporosis laki-laki (Dipiro
et.al , 2005).

I. Teriparatide
Terapi anabolik ini hanya untuk terapi menjaga dan memelihara bentuk tulang.
Teriparatide merupakan produk rekombinan yang mewakili 34 asam amino pertama dalam
PTH manusia. Teriparatide meningkatkan formasi tulang, perubahan bentuk tulang dan
jumlah osteoblast beserta aktivitasnya sehingga massa tulang akan meningkat.
Teriparatide disarankan oleh FDA kepada wanita postmenopouse dan laki-laki yang
memiliki resiko tinggi terjadi fraktur. Efikasi dari teriparatide ini dapat meningkatkan
BMD. PTH analog sangat penting dalam pengelolaan pasien osteoporosis yang memiliki
risiko tinggi patah tulang karena PTH merangsang pembentukan tulang baru.
Kontraindikasi teriparatide ini yaitu pada pasien hiperkalsemia, penyakit metabolik tulang
lainnya dan kanker otot (Dipiro et.al , 2005).
Hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa obat teriparatide berperan lebih baik
dibanding alendronate dalam meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi patah
tulang belakang pada pasien dengan osteoporosis yang diinduksi glukokortikoid
(glucocorticoid-induced osteoporosis) (Anonim, 2010).

J. Diuretik Tiazid

Diuretik tiazid meningkatkan reabsorbsi kalsium. Berdasarkan penelitian pasien yang


mengkonsumsi diuretik tiazid memiliki massa tulang lebih besar dan fraktur yang lebih
sedikit. Diuretik tiazid ini diberikan ketika pasien osteoporosis dengan glukokortikoid
yang lebih besar dari 300mg dari jumlah kalsium yang dikeluarkan dalam urin selama
lebih dari 24 jam (Dipiro et.al , 2005).

63.

PENYAKIT TYPUS/TIPOID

Demam tifoid meruakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri gram negaif
Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A,B,C. Salmonella typhii , bakteri Gram-
negatif mempunyai antigen somatik (O) terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) terdiri
dari protein, envelope antigen terdiri dari polisakarida, dan endotoksin terdiri dari
lipopolisakarida. Plasmid faktor –R berhubungan dengan resistensi terhadap multipel
antibiotic. Penyakit ini ditularkan mellalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
bakteri tersebut, dikenal sebagai tinja-mulut (Fecaloral). Oleh karena itu, penting kebiasaan
untuk hidup bersih. Bakteri masuk ke saluran cerna, usus dan kelenjar limfe usus, selanjutnya
melalui aliran darah masuk ke hati dan limfa.

Patogenesis

Terdiri dari 4 proses kompleks mengikuti ingesti organisme yaitu, :

Penempelan dan invasi sel-sel M Peyer’s patch

Multiplikasi bakteri di makrofag Peyer’s patch, nodus limfatikus mesenterikus, dan organ-
organ ekstra intestinal RES

Bakteri bertahan hidup dalam aliran darah (bakteremia)

Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal

Masa inkubasi antara 5-40 hari degan rata-rata 10-14 hari

Diagnosis klinis

Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya panas badan, gangguan saluran cerna,
gangguan pola buang air besar, hepatomegali/splenomegali, serta beberapa gejala umum yang
lain. Diagnosis laboratoris kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi
sensitifitas dan spesifitasnya sangat terbatas, kesepakatan titer dapat berbeda untuk masing-
masing daerah. Biakan S.typhi merupakan pemeriksaan baku emas, tetapi hasilnya banyak
negatif dan memerlukan waktu lama, padahal dokter harus segera memberi pengobatan.
Beberapa serodiagnostik lain yang saat ini telah dikembangkan lebih banyak memberi
manfaat.

Gall culture

Gall culture atau biakan emedu meruakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan
Demam Thypoid/Parathypoid. Interpretasi : jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk
demam tipoid/paratioid. Sebaliknya jika hasil negatif, belum tentu bukan demam
tifoid/paratifoid, karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu antara lain jumlah darah terlalu sedikit (kurang dari 2 mL)dan darah tiak segera
dimasukkan ke dalam media Gall (darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga bakteri
terperangkap di dalam bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu- 1 sakit, sudah
mendapatkan terapi anibiotika, dan sudah mendapat vaksunasi. Kekurangan uji ini adalah
hasilnya tidak dapat segera dikethui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman (biasanya
positif antara 2-7 hari, bila belum ada pertumbuhan koloni ditunggu sampai 7 hari, ilihan
bahan specimen yang digunakan ada awal sakit adalah darah, kemudian untuk stadium lanjut
digunakan urin dan tinja.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan demam tifoid memerlukan obat antimikroba yang diharapkan dapat


menurunkan lama sakit dan mencegah kematian. Kloramfenikol, ampisilin, amoksisilin, dan
kotrimoksasol merupakan obat konvensional yang dibeberapa negara melaporkan kurang
efektif sehubungan dengan munculnya galur MDR. Fluorokuinolon, sefalosporin ( antara lain
seftriakson) merupakan pilihan lini kedua. Meskipun demikian pemilihan obat-obatan perlu
mempertimbangkan derajat beratnya penyakit, kemudahan, serta sensitivitasnya.

• Tirah baring
• Dukungan nutrisi (makro dan mikronutrien)
• Pemberian antimikroba
• Terapi penyulit: Kemoterapi dengan obat-obat antimikroba yang efektif. Fluorokuinolon,
sefalosporin generasi 3 (antara lain seftriakson) telah terbukti efektif sebagai alternatif
untuk mengobati infeksi demam tifoid dengan MDR.
• Karier Kronik : Siprofloksasin 750 mg, 2 kali sehari selama 28 hari terbukti efektif. Bila
tidak ada siprofloksasin dan galur tersebut peka, 2 tablet ko-trimoksaszol 2 kali sehari
selama 3 bulan , atau 100 mg/kg/hari amoksisilin dikombinasi dengan probenesid 30
mg/kg/hari, keduanya diberikan selama 3 bulan juga efektif. Karier dengan batu empedu
hanya memperlihatkan respons sementara terhadap kemoterapi, dan diperlukan
kolesistektomi untuk mengakhiri keadaan karier pada kasus tersebut.

64.

Singkong (Manihot utilisima) atau dikenal juga sebagai ketela pohon merupakan
tanaman yang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Tanaman
singkong dapat dimanfaatkan secara keseluruhan mulai dari batang, daun dan umbinya.
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%,
serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, sehingga
merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun hanya mengandung sedikit
protein. Selain sebagai bahan makanan pokok, terdapat pula berbagai macam produk olahan
singkong yang telah dimanfaatkan antara lain adalah tape singkong, peuyeum, opak, tiwul,
kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain lain. Walaupun singkong dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pada beberapa jenis singkong tertenu juga dapat
menimbulkan keracunan, karena singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun,
yaitu linamarin dan lotaustralin, keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik.

Toksin/Racun Pada Singkong


Glikosida sianogen merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan, yang berupa
turunan asam amino. Terdapat banyak jenis glikosida sianogen, seperti misalnya pada almond
disebut amygdalin, pada Shorgum disebut durrhin, pada rebung disebut taxiphyllin. Pada
singkong, glikosida sianogen utama adalah linamarin, sementara sejumlah kecil lotaustralin
(metil linamarin) hanya ditemukan dalam jumlah kecil pada singkong. Linamarin dengan
cepat dihidrolisis menjadi glukosa dan aseton sianohidrin sedangkan lotaustralin dihidrolisis
menjadi sianohidrin dan glukosa. Di bawah kondisi netral, aseton sianohidrin didekomposisi
menjadi aseton dan hidrogen sianida. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida ini
merupakan racun pada singkong, masyarakat mengenal sebagai racun asam biru karena
adanya bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin (racun) bila dikonsumsi
pada kadar HCN lebih dari 50 ppm.
Kadar sianida pada singkong bervariasi antara 15-400 mg/kg singkong yang segar.
Singkong dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu singkong jenis manis dan pahit.
Singkong jenis manis memiliki kadar sianida yang rendah ( ≤ 50 mg/kg singkong) sedangkan
jenis pahit memiliki kadar sianida yang tinggi (> 50 mg/kg singkong). Singkong manis
banyak dikonsumsi langsung dan dimanfaatkan untuk pangan jajanan, rasa manis disebabkan
mengandung sianida yang rendah, semakin tinggi kadar sianida maka akan semakin pahit
rasanya. Industri tepung tapioka umumnya menggunakan varietas berkadar HCN tinggi
(varietas pahit), untuk mendapatkan pati yang banyak, hal ini disebabkan adanya korelasi
antara kadar HCN singkong segar dengan kandungan pati. Semakin tinggi kadar HCN yang
rasanya semakin pahit, kadar pati semakin meningkat dan sebaliknya. Namun demikian, pada
industri dilakukan proses pengolahan dengan baik sehingga kadar HCNnya berkurang.

Gejala dan Mekanisme Terjadinya Keracunan


Kasus keracunan yang terjadi dimasyarakat sering kali karena mengkonsumsi jenis
singkong dengan kadar HCN yang tinggi dan proses pengolahan yang tidak benar sehingga
kadar HCN pada singkong masih melebihi kadar aman yang dapat dikonsumsi manusia.
Gejala keracunan yang muncul antara lain respirasi cepat, penurunan tekanan darah, denyut
nadi cepat, pusing, sakit kepala, sakit perut, muntah, diare, kebingungan mental, berkedut dan
kejang-kejang. Jika hidrogen sianida melebihi batas toleransi kemampuan individu untuk
detoksifikasi / mentolerir, kematian dapat terjadi akibat keracunan sianida. Dosis oral HCN
yang mematikan bagi manusia yang dilaporkan 0.5-3.5mg/kg berat badan. Sebenarnya tubuh
manusia memiliki kemampuan melindungi diri terhadap HCN ini dengan cara detoksikasi
HCN tersebut menjadi ion tiosianat yang relatif kurang toksik. Detoksikasi ini berlangsung
dengan perantaraan enzim rodanase (transulfurase) yang terdapat di dalam jaringan, terutama
hati.
Namun demikian, sistem enzim rodanase ini bekerja sangat lambat sehingga
keracunan masih dapat timbul. Kerja enzim ini dapat dipercepat dengan memasukkan sulfur
ke dalam tubuh. Secara klinis hal inilah yang dipakai sebagai dasar menyuntikkan natrium
tiosulfat pada pengobatan keracunan oleh singkong/HCN pada umumnya.
Hidrogen sianida yang masuk ke dalam tubuh dengan cepat didistribusikan ke seluruh
tubuh oleh darah. Tingkat sianida dalam berbagai jaringan manusia pada kasus keracunan
HCN yang fatal telah dilaporkan, bahwa pada lambung : 0,03, pada darah : 0.5, pada hati :
0,03, pada ginjal : 0,11, pada otak : 0,07, dan urin : 0,2 (mg/100g). Secara fisiolgi dalam
tubuh, Hidrogen sianida menginaktivasi enzim sitokrom oksidase dalam mitokondria sel
dengan mengikat Fe3 + / Fe2 + yang terkandung dalam enzim. Hal ini menyebabkan
penurunan dalam pemanfaatan oksigen dalam jaringan. sehingga organ yang sensitif terhadap
konidis kurangnya O2 akan sangat menderita terutama jaringan otak. Sehingga dapat
menimbulkan asfiksia, hipoksia dan kejang.
Selain itu sianida menyebabkan peningkatan glukosa darah dan kadar asam laktat dan
penurunan ATP / ADP rasio yang menunjukkan pergeseran dari aerobik untuk metabolisme
anaerobik. Hidrogen sianida akan mengurangi ketersediaan energi di semua sel, tetapi
efeknya akan paling cepat muncul pada sistem pernapasan dan jantung.
Pasien yang mengalami keracunan segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
penanganan keracunan. Penatalaksanaan pasien keracunan sianida oleh petugas medis adalah
sebagai berikut :
1. Stabilisasi pasien melalui penatalaksanaan jalan nafas, fungsi pernafasan dan
sirkulasi
2. Rangsang muntah dan kumbah lambung dilakukan tidak boleh dari 4 jam setelah
mengkonsumsi singkong beracun
3. Pemberian arang aktif dengan dosis 1 g/kg atau 30-100 gram dan anak-anak 15 –
30 gram
4. Antidotum : antidotum diberikan jika pasen mengalami penurunan kesadaran atau
koma. Antidotum adalah sebuah subtansi yang dapat melawan reaksi peracunan
atau dengan kata lain antidotum ialah penawar racun. Dalam arti sempit,
antidotum adalah senyawa yang mengurangi atau menghilangkan toksisitas
senyawa yang diabsorpsi.
a. Natrium siosulfat 25% melalui intravena
b. Amyl nitrit
c. Natrium nitrit 3%
d. Larutan hydroxocobalamin 40%
e. Dimethylaminophenol (4-DMAP) 5%
f. Larutan Dicobalt edetat 1,5%
Terapi antidotum spesifik yang dilakukan adalah dengan pemberian Natrium tiosulfat
(Na2S2O3) secara intra peritoneal agar efek penghambatan racun dapat dicapai dengan cepat.
Sianida yang terpejan di dalam tubuh apat bereaksi engan komponen besi dalam enzim
sitokrom oksiase mitokondria. Hasil reaksi oksidasi tersebut adalah pigmen berwarna coklat
kehijauan sampai hitam yang disebut methehemoglobin. Ion Feri Sianida dalam
methehemoglobin akan berikatan dengan sianida dalam plasma membentuk sian-
methemoglobin yang menyebabkan ikatan sianida dalam sitokrom oksiase terputus sehingga
enzim pernafasan yang semula terblok tersebut menjadi teregenerasi kembali.

NATRIUM TIOSULFAT / SODIUM THIOSULFATE


1. Identifikasi Bahan Kimia
Golongan : Garam sulfat
Sinonim/Nama Dagang : Ametox; Antichlor; Chlorine control; Chlorine cure;
Dechlor-It; Diammonium sulfate; Disodium thiosulfate; Disodium thiosulphate;
Hypo; S-Hydril; Sodium hyposulfite; Sodium hyposulphite; Sodium oxide sulfide;
Sodium thiosulfate, anhydrous; Sodium thiosulphate, anhydrous; Sodium thiosulphate
crystal; Sodothiol; Sulfothiorine; Thiosulfuric acid, disodium salt; Thiosulphuric acid,
disodium salt;
2. Penggunaan
a. Banyak digunakan sebagai pemutih
b. Untuk mengekstraksi perak dari bijihnya
c. Sebagai mordan (senyawa yang digunakan untuk mengikat zat warna ke dalam
serat) dalam pencelupan dan pencetakan tekstil
d. Sebagai peredam dalam pencelupan krom
e. Digunakan pada pembuatan kulit
f. Sebagai reagen untuk keperluan analisis dan kimia organik di laboratorium
g. Sebagai antidotum pada keracunan sianida
h. Digunakan dalam pembuatan obat antituberkulosis
i. Sebagai antioksidan
j. Sebagai bahan pengkelat
3. Indikasi dan Dosis
a. Natrium tiosulfat digunakan sebagai antidotum pada keracunan sianida, yang
dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi dengan nitrit atau
hidroksokobalamin. Dosis natrium tiosulfat untuk pengobatan akibat keracunan
sianida:
- Dewasa: 12,5 g (50 mL dari larutan 25% atau 25 mL dari larutan 50%) secara
intravena sebanyak 2,5-5,0 mL/menit.
- Anak-anak: 400 mg/kg (1,6 mL/kg dari larutan 25%) hingga maksimal 50 mL.
Jika gejala masih ada, ulangi setengah dari dosis setelah 30-60 menit.
b. Natrium tiosulfat juga dapat digunakan untuk mencegah akumulasi sianida pada
pasien yang mendapatkan infus nitroprusida dalam jangka waktu lama.
c. Dosis natrium tiosulfat untuk profilaksis selama infus nitroprusida : Penambahan
10 mg natrium tiosulfat untuk setiap miligram nitroprusida dalam larutan.

65.
Pada paseien geriatri dosisi digoksin harus dikurangi apabila pasien menderita penyakit
jantung koroner, karena pada usia lanjut dapat menadi indikator adanya penurunan fungsi
ginjal.

66.

Karena, manurut Farmakope Indonesia Edisi III, paracetamol mengandung tidak kurang dari
98,0% dan 101,0% C8H9NO2 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
pemeriksaan kembali kadar bahan baku oleh bagian QC hasil yang didapat yaitu 99%, berarti
bahan baku paracetamol dapat digunakan karena memenuhi standar yang sesuai pada
Farmakope Indonesia.

67.

Diabetes melitus, DM adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin
resistance),dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak danprotein, sebagai akibat dari:

• defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya


• defisiensi transporter glukosa.
• atau keduanya.
Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di
dalam badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainya. Insulin adalah hormon
yang dibuat oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan
pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil
glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang
berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai
tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk menciptakan
energi.

Tanda-tanda klasik dari diabetes yang tidak diobati adalah hilangnya berat
badan, polyuria (sering berkemih), polydipsia (sering haus), dan polyphagia (sering lapar).
Gejala-gejalanya dapat berkembang sangat cepat (beberapa minggu atau bulan saja) pada
diabetes type 1, sementara pada diabetes type 2 biasanya berkembang jauh lebih lambat dan
mungkin tanpa gejala sama sekali atau tidak jelas.
Beberapa tanda-tanda lainnya dan gejala-gejalanya dapat menunjukkan adanya diabetes,
meskipun hal ini tidak spesifik untuk diabetes. Mereka adalah pandangan yang kabur, sakit
kepala, fatigue, penyembuhan luka yang lambat, dan gatal-gatal. Tingginya tingkat glukosa
darah yang lama dapat menyebabkan penyerapan glukosa pada lensa mata, yang
menyebabkan perubahan bentuk, dan perubahan ketajaman penglihatan. Sejumlah gatal-gatal
karena diabetes dikenal sebagai diabetic dermadromes.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus berdasarkan


perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di
dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan
bersifat idiopatik. Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik
atau defisiensimitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai
dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT
dan gestational diabetes mellitus, GDM.
dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
5. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak
cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan
hormon dari luar tubuh.
6. Not insulin requiring diabetes.

Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM (bahasa Inggris: insulin-
dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam merupakan anggota
klasifikasi NIDDM (bahasa Inggris: non insulin-dependent diabetes mellitus). IDDM dan
NIDDM merupakan klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of
Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke-10 International Classification of Diseases pada
tahun 1992.

Diabetes melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,


juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi
karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun
orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan
dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan
berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun
respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama
pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan
reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut
dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

Diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-
insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi
bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,termasuk yang mengekspresikan
disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4yang menekan
penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi
gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang
ditemukan pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang
tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis danglukoneogenesis pada hati, penurunan
laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.

NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi,dan sindrom resistansi insulin.

Pengobatan

1. Non farmakologi
Olahraga dan pola makan yang sesuai merupakan dasar dari tata laksana
diabetesdengan jumlah olahraga yang lebih banyak memberikan hasil yang lebih
baik.Olahraga aerobik memberikan penurunan HbA1C dan peningkatan
sensitivitas insulin.Latihan tahanan juga bermanfaat dan kombinasi kedua jenis
latihan ini mungkin paling efektif.Diet diabetes yang bertujuan untuk menurunkan
berat badan juga penting.Walaupun jenis diet yang terbaik untuk mencapai hal ini
masih kontroversial diet indeks glikemik rendah telah terbukti dapat memperbaiki
kontrol glukosa darah. Biasanya, edukasi yang tepat dapat membantu pasien
diabetes tipe 2 mengontrol kadar glukosa darah mereka, setidaknya hingga enam
bulan kemudian. Apabila perubahan gaya hidup, pada penderita dengan diabetes
ringan, belum menunjukkan perbaikan glukosa darah dalam waktu enam minggu,
perlu dipertimbangkan pemberian obat-obatan.

2. Farmakologi
Obat-obat antidiabetik oral ditujukan untuk membantu penanganan pasien diabetes
mellitus tipe 2. Farmakoterapi antidiabetik oral dapat dilakukan dengan menggunakan
satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,
2005).
a. Golongan Sulfonilurea
Golongan obat ini bekerja merangsang sekresi insulin dikelenjar pankreas, oleh
sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans pankreas masih dapat
berproduksi Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian
senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin oleh
kelenjar pankreas. Obat golongan ini merupakan pilihan untuk diabetes dewasa
baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami
ketoasidosis sebelumnya (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).
Sulfonilurea generasi pertama
Tolbutamid diabsorbsi dengan baik tetapi cepat dimetabolisme dalam hati. Masa
kerjanya relatif singkat, dengan waktu paruh eliminasi 4-5 jam (Katzung, 2002).
Dalam darah tolbutamid terikat protein plasma. Di dalam hati obat ini diubah
menjadi karboksitolbutamid dan diekskresi melalui ginjal (Handoko dan Suharto,
1995).
Klorpropamid cepat diserap oleh usus, 70-80% dimetabolisme di dalam hati dan
metabolitnya cepat diekskresi melalui ginjal. Dalam darah terikat albumin, masa
paruh kira-kira 36 jam sehingga efeknya masih terlihat beberapa hari setelah
pengobatan dihentikan (Handoko dan Suharto, 1995).
Tolazamid diserap lebih lambat di usus daripada sulfonilurea lainnya dan efeknya
pada glukosa darah tidak segera tampak dalam beberapa jam setelah pemberian.
Waktu paruhnya sekitar 7 jam (Katzung, 2002).
Sulfonilurea generasi kedua
Glipizid memiliki waktu paruh 2-4 jam, 90% glipizid dimetabolisme dalam hati
menjadi produk yang aktif dan 10% diekskresikan tanpa perubahan melalui ginjal
(Katzung, 2002).
Glimepiride dapat mencapai penurunan glukosa darah dengan dosis paling rendah
dari semua senyawa sulfonilurea. Dosis tunggal besar 1 mg terbukti efektif dan
dosis harian maksimal yang dianjurkan adalah 8 mg. Glimepiride mempunya
waktu paruh 5 jam dan dimetabolisme secara lengkap oleh hati menjadi produk
yang tidak aktif (Katzung, 2002).

b. Golongan Biguanida
Golongan ini yang tersedia adalah metformin, metformin menurunkan glukosa
darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat selular dan
menurunkan produksi gula hati. Metformin juga menekan nafsu makan hingga
berat badan tidak meningkat, sehingga layak diberikan pada penderita yang
overweight (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

c. Golongan Tiazolidindion
Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas dan berupa
penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan meningkatkan kepekaan bagi
insulin dari otot, jaringan lemak dan hati, sebagai efeknya penyerapan glukosa ke
dalam jaringan lemak dan otot meningkat. Tiazolidindion diharapkan dapat lebih
tepat bekerja pada sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia dan juga tidak menyebabkan kelelahan sel β pankreas. Contoh:
Pioglitazone, Troglitazon.

d. Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase


Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase alfa di
dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan hiperglikemia postprandrial.
Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan juga
tidak berpengaruh pada kadar insulin. Contoh: Acarbose (Tjay dan Rahardja,
2002).

Inkretin (bahasa Inggris: incretin) adalah nama golongan hormon yang disekresi pada saluran
pencernaan yang menjadi stimulator sekresi hormon insulin selain stimulasi yang terjadi
setelah penyerapan nutrisi yang menyebabkan peningkatan rasio gula darah.

Inkretin juga memperlambat laju penyerapan zat nutrisi ke dalam sirkulasi darah, menekan
sekresi glukagon dari sel alfa.

Dari beberapa molekul hormon yang tersekresi, terdapat dua inkretin yang utama yaitu GLP-
1 dan GIP. Keduanya dengan cepat digradasi oleh enzim DPP-4 segera setelah sekresi.

Pada pasien tersebut diketahui menderita DM tipe 2 sehingga pasien diberi obat diabetik oral,
bukan insulin. Selain itu diketahui memiliki kelainan hormon inkretin dan post prandial yang
tidak teratur, obat yang paling disarankan untuk dikonsumsi pasien yaitu d.metformin
metformin menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada
tingkat selular dan menurunkan produksi gula hati. Metformin juga menekan nafsu makan
hingga berat badan tidak meningkat, sehingga layak diberikan pada penderita yang
overweight atau post prandial yang tidak teratur.

68.

Jawab :

Pneumonia aspirasi merupakan salah satu jenis dari pneumonia. Pneumonia jenis ini
merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahan-bahan, seperti
makanan, minuman, muntahan, atau ludah, ke dalam saluran pernafasan dan paru-paru.

Penyebab : Partikel-partikel kecil dari mulut seringkali bisa terhirup masuk ke dalam saluran
nafas, tetapi biasanya sebelum masuk ke dalam paru-paru, partikel-partikel kecil tersebut
akan dikeluarkan oleh mekanisme pertahanan tubuh yang normal. Tetapi jika partikel-partikel
yang terhirup tidak dapat dikeluarkan, maka bisa terjadi peradangan maupun infeksi.

Faktor risiko terjadinya aspirasi : penurunan kesadaran, koma, konsumsi alkohol atau obat-
obatan terlarang dalam jumlah besar, pemakaian obat anestesi untuk operasi, orang-orang
berusia lanjut, refleks muntah yang kurang baik, gangguan dalam menelan.

Gejala yang muncul dapat berupa batuk berdahak, nafas berbau busuk, nyeri dada, sesak
nafas, mengi, demam, banyak berkeringat, kelelahan, kulit berwarna kebiruan akibat
kekurangan oksigen, gangguan menelan.

Diagnosa didasarkan dari gejala-gejala yang ada, riwayat aspirasi bahan-bahan tertentu ke
dalam saluran nafas, serta pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan : bronskopi, foto rontgen atau CT scan dada, pemeriksaan darah, kultur dahak, tes
menelan.

Penanganan yang diberikan tergantung dari seberapa berat pneumonia yang terjadi. Beberapa
penderita mugkin perlu dirawat inap, dan terkadang diperlukan alat bantu nafas. Pengobatan
untuk pneumonia aspirasi bisa berupa pemberian oksigen dan bronskopi untuk membersihkan
saluran nafas akibat terhirupnya partikel, serta pemberian antibiotik.

Dalam hal ini apoteker sebaiknya menyarankan untuk mengganti antibiotik berdasarkan uji
kultur dan sensitvitas, dikarenakan setelah empat hari pasien masih mengalami demam dan
leukositosis. Hal ini bertujuan agar pneumonia yang dialami oleh pasien dapat ditangani
dengan tepat karena telah dilakukan uji kultur dan sensitivitas yang bertujuan untuk
pemilihan antibiotik yang tepat.

69.
Penyakit TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten maupun progresif. Penyakit ini disebut
tuberkulosis karena terbentuknya nodul yang khas yaitu tubercle.

KATEGORI TBC

Kategori-1

• Pasien baru TBC paru BTA positif


• pasien TBC Paru BTA negative foto toraks positif
• pasien TBC ekstra paru
Kategori-2

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:

• pasien kambuh
• pasien gagal
• pasien dengan pengobatan terputus
TERAPI

1. Kategori 1 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2


bulan(fase intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan(fase lanjutan) dengan INH dan
rifampisin 3 kali dalam seminggu(2HRZE/4H3R3)
2. Kategori 2 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin
selama 2 bulan setiap hari dan selanjutnya dengan INH, rifampisin, dan etambutol
selama 5 bulan seminggu 3 kali(2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Jika setelah 2 bulan BTA masih positif, fase intensif ditambah 1 bulan sebagai
sisipan(HRZE)

MEKANISME KERJA OBAT

1. INH bekerja dengan menghambat sintesis asam mikolat, komponen terpenting pada
dinding sel bakteri.
2. Rifampisin menghambat aktivitas polymerase DNA yang tergantung DNA pada sel-
sel yang rentan.
3. Pirazinamid adalah analog pirazin dari nikotinamid yang bersifat bakteriostatik atau
bakterisid terhadap M. Tuberculosis.
4. Etambutol menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang menyebabkan kerusakan
pada metabolisme sel, menghambat multipikasi, dan kematian sel.
5. Streptomisin adalah antibiotik bakterisid yang mempengaruhi sintesis protein.

CARA MENGATASI REAKSI YANG TIDAK DIKEHENDAKI (ADVERSE


REACTION) PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Nama Reaksi yang Tidak Cara Mencegah Terjadinya Reaksi Tersebut


Obat Dikehendaki

Rifampisin Nausea, anoreksia, nyeri Obat diberikan sesudah makan


lambung, diare
Peringatan : perlu penerangan rifampisin menyebabkan
warna merah pada urin,

Tingginya serum Berikan rifampisisn dengan hati-hati selama fase


transaminase 2-8 minggu hepatitis
pertama dari pengobatan
hepatitis

Kemerahan pada kulit Yakinkan penderita dan teruskan pengobatan


kepala dan gatal-gatal

Purpura trombositopenik, Rifampisin dihentikan dan tidak boleh digantikan


anemia hemolitik dan dengan preparat yang lainnya
kegagalan akut (sangat
jarang)

Demam menggigil sesudah Beri dosis intermiten 2 kali seminggu. Obat yang
makan obat yang terjadi berdosis tinggi tidak dikurangi dan diberikan dengan
setelah 3-6 bulan sesudah dosis 3 kali seminggu
pengobatan

Isoniazid Parestesia, rasa terbakar Efek samping isoniazid bila melebihi 14 mg/kg BB
(INH) pada tangan dan kaki, dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga
neuropati perifer untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti
(gangguan saraf disertai piridoksin (vitamin B6).
kejang), anemia

Etambutol Kebutaan dan buta warna Usahakan dosis di bawah 15 mg/kg BB/hari dan pasien
merah/hijau, harus menceritakan apa yang terjadi dengan
penglihatannya. Bila terdapat keluhan, maka obat
Neuritis retrobulbar
dihentikan dan dimulai lagi dengan dosis rendah
Pirazinamid Hepatotoksik
(menimbulkan kerusakan
hati ) terutama pada dosis
lebih dari 2g/ hari

70.

ALASAN : Penggunaan obat sulbaktam-ampisilin merupakan kombinasi yang efektif dengan


tingkat efektivitasnya secara umum yaitu dengan pengembalian ampisilin kekedudukan
semula setelah kadarnya terus menurun karena resistensi yang disebabkan oleh meningkatnya
kemampuan kuman untuk menghasilkan enzim betalaktamase.

AMPICILLIN + SULBACTAM

ampicillin + sulbactam adalah antibiotik kombinasi yang digunakan untuk mengatasi


resistensi bakteri produsen enzim betalaktamase terhadap ampicillin. ampicillin adalah
antibiotik beta laktam yang termasuk golongan penicillin sedangkan sulbactam adalah obat
yang bekerja dengan cara menghambat enzim betalaktamase yang diproduksi oleh bakteri,
sehingga penambahan sulbactam akan meningkatkan potensi ampicillin. ampicillin +
sulbactam adalah bakteriosidal yang bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel
aktivitas enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel bakteri.

MEKANISME KERJA AMPICILLIN + SULBACTAM

Sulbaktam mempunyai kemampuan sebagai inhibitor spesifik terhadap enzim betalaktamase


yang dihasilkan baik oleh gram positif maupun gram negative. Sulbaktam bila dicampurkan
dengan ampicillin akan memberikan efek sinergisme terhadap bakteri penghasil enzim
betalaktamase. Keadaan ini menyebabkan ampicillin terlindung dari degradasi oleh enzim
betalaktamase. Struktur sulbaktam mirip dengan ampicillin, karena itu sulbaktam disebut
inhibitor bunuh diri karena sulbaktam ini pertama-tama akan didegradasi oleh enzim
betalaktamase sehingga ampicillin akan berikatan dengan target PBP2 yaitu suatu protein
pada membrane sel yang berfungsi sebagai target dari ampicillin hingga akan terjadi
gangguan pada pembentukkan membrane sel hingga bakteri akan lisis.
INDIKASI AMPICILLIN + SULBACTAM

Kegunaan ampicillin + sulbactam adalah untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang peka terhadap ampicillin + sulbactam seperti :

• infeksi Kulit, struktur kulit dan jaringan lunak : selulitis, ulkus kaki karena diabetik
dan abses yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.

• Infeksi saluran pernapasan atas : faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh S.
pyogenes dan S. aureus. Sinusitis akut maupun kronis yang disebabkan oleh S.
aureus, S. pneumoniae, H. influenzae dan S.progenies. Otitis media, terutama media
yang supuratif, dengan atau tanpa mastoiditis antrum.

• Infeksi saluran nafas bawah : Bakterial pneumonia, bronkitis, bronchiestasis


disebabkan oleh S. pneumoniae, H. influenzae, Staphylococcus
aureus dan S.progenies. Eksaserbasi akut PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)

• Infeksi saluran kemih : pielonefritis, sistitis disebabkan oleh Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella, Enterobacter dan Staphylococcus aureus.

• Infeksi bedah : profilaksis dan pengobatan infeksi akibat operasi bedah, profilaksis
peri-operatif dalam bedah ortopedi dan kardiovaskular.

• Infeksi ginekologi : terutama infeksi yang disebabkan oleh E. coli strain


betalaktamase danBacteroides sp. (Termasuk B. fragilis).

• Infeksi pada saluran pencernaan : bakterial esophagitis dan pengobatan infeksi H.


pylori

• Infeksi tulang dan sendi yang disebabkan oleh bakteri yang peka

KONTRA INDIKASI

Penggunaan antibiotik ampicillin + sulbactam harus dihindari pada pasien dengan riwayat
alergi pada ampicillin + sulbactam dan antibiotika penisillinum lainnya.

EFEK SAMPING

• kebanyakan efek samping ampicillin + sulbactam yang muncul adalah kemerahan dan
rasa sakit di tempat penyuntikan (jika diberikan secara injeksi baik secara
intramuskular ataupun secara intra vena).

• Efek samping yang juga sering muncul adalah diare dan ruam pada kulit.

• Efek samping ampicillin + sulbactam yang frekuensinya jarang terjadi seperti radang
pembuluh darah, pembekuan darah, nyeri dada , kelelahan , kejang , sakit kepala ,
nyeri buang air kecil , retensi urin , mual , muntah , gatal, sesak di tenggorokan,
kemerahan pada kulit , perdarahan hidung , dan pembengkakan wajah.

PERHATIAN

• Hati-hati memberikan ampicillin + sulbactam pada penderita dengan fungsi hati dan
ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.

• Pertimbangan yang masak perlu dilakukan jika ampicillin + sulbactam diberikan pada
ibu menyusui atau pada bayi baru lahir

• Pasien yang memiliki riwayat asma atau pasien yang menderita eksim, gatal-gatal dan
demam memiliki potensi lebih tinggi mengalami reaksi alergi terhadap ampicillin +
sulbactam

TOLERANSI TERHADAP KEHAMILAN

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pemakaian ampicillin +


sulbactam pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada
wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk , namun studi yang
memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil tidak menunjukkan risiko untuk janin
dalam trimester berapapun.

INTERAKSI OBAT

• ampicillin + sulbactam jika diberikan bersamaan dengan allopurinol dapat


meningkatkan reaksi hipersensitivitas.

• obat antikoagulan warfarin dan obat probenezid dapat meningkatkan kadar ampicillin
+ sulbactam dalam plasma sehingga meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

• ampicillin + sulbactam dapat menurunkan efektivitas obat kontrasepsi oral.

DOSIS
• ampicillin + sulbactam diberikan dengan dosis : dewasa 1.5 – 12 gram dalam dosis
bagi setiap 6 – 8 jam. infeksi yang tidak terlalu berat dapat diberikan setiap 12 jam.

• anak-anak 150 mg / kg BB / hari dalam dosis bagi setiap 6 – 8 jam

• untuk Gonorrhoe dan uretritis non gonococcal : 2.250 mg sebagai dosis tunggal,
dapat diberikan bersama Probenezid 1 gram

• dosis maksimum sulbactam tidak boleh lebih dari 4 gram / hari

Untuk pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, monitor kadar obat dalam plasma dan
urine harus dilakukan.

71.

Karena alat disolusi tipe 1 (keranjang/basket) digunakan untuk pengujian disolusi sediaan
kapsul. Sedangkan alat disolusi tipe 2 (dayung) digunakan untuk pengujian disolusi sediaan
serbuk atau tablet.

Uji Disolusi
Pengertian uji disolusi
Uji disolusi atau waktu larut digunakan untuk mengetahui jumlah zat aktif yang
terlarut pada media tertentu selama waktu tertentu. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk
kapsul gelatin lunak kecuali dinyatakan dalam masing-masing monografi yang perlu di uji
disolusinya ( Dep. Kes. RI 1995 : 1083 )
Pencantuman uji disolusi dalam Farmakope Indonesia berguna antara lain untuk :
Uji Disolusi merupakan profil pelepasan zat aktif dari sediaan, oleh karena itu uji ini
merupakan prosedur kontrol mutu yang biasa dilakukan dengan cara yang baik.
Uji disolusi ini merupakan pengujian mutu sediaan tablet dari batch ke bacth, jika hasil uji
disolusi berbeda pada tiap batch maka ini menjadi suatu peringatan bahwa zat aktif atau zat
tambahan formulasi mungkin keluar dari kontrol.
Data uji disolusi juga penting untuk pengembangan mutu sediaan.
Metodologi Uji Disolusi
Dalam uji disolusi metodologi yang harus diperhatikan adalah :
Wadah
Pada farmakope indonesia edisi IV suatu wadah terdiri dari wadah tertutup yang terbuat
dari kaca atau bahan transparan lain yang wadah inert. Wadah tercelup sebagian didalam
suatu tanggas air yang sesuai berukuran sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan
suhu dalam wadah pada suhu 37˚C ±0.5˚C selama pengujian berlangsung dan menjaga agar
gerakan air dalam tangas air halus dan tetap.
Wadah disolusi lebih dianjurkan berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi
160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
100 ml. pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas suatu alat pengukur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan
kecepatan seperti yang tertera dalam masing -masing monografi dalam batas kurang lebih
4%. (Dep. Kes. RI, 1995 :1084)
Pengadukan
Tujuan dari pengadukan yaitu untuk memperbarui cairan yang kontak dengan
permukaan zat aktif. Kecepatan penggadukan antara 10 sampai 100 putaran permenit sudah
cukup, karena dalam pengadukan seperti itu sudah dapat membuat media disolusi yang sama.
(Siregar, 1986 :25)
Media disolusi
Untuk media disolusi digunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Bila media disolusi adalah suatu larutan dapar, diatur pH larutan sedemikian
hingga berada dalam batas 0.05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografi.
Untuk memilih media disolusi dapat dipertimbangkan seperti halnya jika kelarutan zat aktif
tidak dipenggaruhi oleh pH, maka sebagai media disolusi dipakai air suling. Sedangkan jika
kelarutan zat aktif dipengaruhi pH, maka sebagai media disolusi dipakai cairan lambung
buatan atau cairan usus buatan. (Dep. Kes. RI, 1995 : 1085)
Media disolusi harus bebas gas atau udara terlarut karena gas dapat membentuk
gelembung yang dapat mempengaruhi hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus
dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.
Volume media disolusi
Volume media disolusi tergantung pada kelarutan zat aktif yang kana ditentukan
kecepatan disolusinya. Jika kelarutan zat aktif kecil, dan kadarnya besar dalam satu sediaan
maka diperlukan media disolusi dengan volume yang cukup besar.
Suhu
Suhu wadah dalam media disolusi harus dikendalikan dengan seksama. Kelarutan zat
aktif juga tergantung suhu media disolusi, suhu yang digunakan biasanya 370C karena suhu
ini merupakan parameter suhu in vivo (Siregar, 1986 :171).
Lama pengujian
Lama pengujian tergantung pada kelarutan dan tujuan membuat formulasi tablet itu
sendiri. (Siregar, 1986 : 171)
Peralatan Media Disolusi
Pada uji disolusi ada dua proses utama yaitu proses mendisolusikan zat aktif dalam
media dan proses penentuan jumlah zat aktif terlarut dalam media tersebut. Dalam uji disolusi
ini ada dua alat utama yaitu alat uji disolusi dan alat pengukur konsentrasi zat aktif yang
terlarut dalam media. (Siregar, 1986 : 32)
Alat Uji Disolusi
Ada dua tipe uji disolusi :
Tipe 1 (Pengaduk Keranjang)
Pengaduk ini berberntuk keranjang silindris komponen batang logam dan keranjang yang
merupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis.
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing mnografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga
digunakan keranjang berlapis emas setebal 0.0001 inci (2.5 µm). Sediaan dimasukkan pada
setiap keranjang yang kering pada tiap awal pengujian, jarak antara dasar dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2mm selama pengujian berlangsung. (Dep. Kes. RI
1995 : 1085).
Tipe 2 (Pengaduk Dayung)
Alat pengaduk ini sama dengan alat tipe 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang
terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi demikian hingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertical wadah dan berputar
dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar
daun dan batang rata. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah
dipertahankan selama pengujian berlangsung, daun dan batang logam yang merupakan satu
kesatuan dapat disalit dengan suatu penyalut inert yang sesuai. (Dep. Kes. RI,1995 : 1085).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Uji Disolusi
Faktor alat pada uji disolusi
Geometri dan kesejajaran
Sumbu batang pengaduk harus tepat pada sumbu labu disolusi dengan variasi ±0.2
mm. penyimpangan dari spesifikasi tersebut, akan mempengaruhi laju disolusi terutama pada
alat 2 dimana kemiringan batang lebih besar dari 0.5˚ dan dapat meningkatkan laju disolusi
antara 2-25%. Dua factor alat berpengaruh pada pemenuhan spesifikasi ini adalah kelurusan
batang pengaduk dan pemasangan batang pengaduk pada alat, mengigat hal tersebut maka
pemasangan alat baik keranjang maupun dayung harus dilakukan dengan hati-hati.
Goyangan dan kemiringan
Untuk memperoleh hasil uji yang reliable, tidak boleh terdapat goyangan yang
signifikan dengan batas goyangan terluar diperhitungkan dari sumbu batang pengaduk adalah
2 mm dari sumbu labu. Pada alat 2 uji disolusi sangat mempenggaruhi goyangan.
Titik pengambilan sampel
Sampel harus diambil pada posisi ditengah jarak bagian atas keranjang atau dayung
dengan permukaan media dengan jarak dari permukaan labu bagian dalam tidak kurang dari 1
cm.
Getaran atau Vibrasi
Getaran merupakan suatu energi, sehingga pada semua uji disolusi getaran dapat
mempengaruhi daya uji tidak ada sistem yang bebas getaran. Sehingga pada setiap uji
disolusi getaran harus dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan perbedaan
yang signifikan pada hasil pengujian suatu bentuk sediaan yang sama dilakukan secara
berurutan.
Kecepatan
Pada umumnya kecepatan yang digunakan 50 rpm untuk satu alat kecepatan harus
diperhitungkan dalam rentang ±4.0%,hubungan antara intensitas pengadukan dengan laju
disolusi sangat beragam. Tergantung pada bentyk dan disien pengaduk yang dipakai, aliran
yang terjadi di dalam system serta sifat fisika kimia bahan obat.
Tipe alat pengaduk
Alat pengaduk tipe keranjang mepunyai disien yang mengutungkan untuk digunakan
pada sediaan –sediaan yang berbentuk partikel. Bila digunakan ukuran mesh yang tepat, alat
ini dapat menahan didalamnya sementara memunginkan media mengalir kedalamnya.

Faktor zat aktif dari sediaan tablet


Faktor teknologi
Daya kompresi dan porositas
Semakin luas permukaan kontak antar partikel, maka semakin berkurang ruangan
kosong didalam tablet yang semakin kecil, maka kecepatan hancur tablet semakin kecil dan
kecepatan disolusi zat aktif pun kecil. Sedangkan gaya kompresi optimum adalah gaya
kompresi yang dapat memecahkan Kristal yang menambah besar luas permukaan zat aktif
terdisolusi.
Sebaiknya jika gay bertambah, maka pecahan Kristal membentuk ikatan partikel yang
kuat, menyebabkan waktu hancur maikn lambat dan kecepatan disolusi semakin kecil.
Metode Fabrikasi
Waktu hamcur dan kecepatan disolusi sangat tergantung pada eksipen yang dipakai.
Cara dan kondisi granulasi dapat mempengaruhi kekerasan dan porositas granul. Granulasi
kering pada umumnya menunjukan waktu pecah yang lebih cepat.
Jenis Mesin Tablet
Pada mesin roatsi atas dan bawah sama-sama memberikan tekanan secara homogeny
pada masa cetak. Mesin alternative tidak memberikan gaya yang homogeny pada masa,
karena itu zona yang keras pada tablet ialah permukaan yang langsung dikempa atas.
Faktor formulasi
Zat pengikat
Zat pengikat yang larut dalam air dapat menaikan viskositas cairan disolusi yang
menghalangi berpenetrasi kedalam tablet. Karena itu waktu hancur dan kecepatan disolusi
menjadi lambat. Zat pengikat dalam konsentrasi tinggi dapat memperlambat pecahnya tablet.
Dengan mengunakan zat pengikat ini dapat menyalut partikel zat aktif, sehingga dapat
menambah pembahasan zat aktif.
Zat pengisi
Untuk zat aktif yang sangat kecil jumlahnya sangat penting untuk diteliti pengaruh zat
aktif. Zat pengisi yang bersifat mengabsorpsi dapat memperlambat pelepasan, misalnya kadin
dan bentoit.
Zat Lubrikan
Pada umumnya zat Lubrikan bersifat hidrofob, menghalangi pembahasan dan disolusi
zat aktif. Karena itu penggunaan lubrikan cukup pada konsentrasi yang optimum.
Zat Disintegran
Zat disintegran berfungsi untuk mempercepat pecahnya suatu sediaan tablet.
Faktor Zat Aktif
Pengaruh Ukuran Partikel
Dengan mengurangi ukuran partikel zat aktif maka kelarutan menjadi besar.
Pengaruh kelarutan zat aktif
Kelarutan zat aktif adalah fungsi dari konstanta dielektrik media. Untuk nilai tertentu
dari konstanta dielektrik dapat dicapai suatu kelarutan optimum. Karena itu zat aktif yang
dapat dilarutkan dalam suatu pembawa atau campuran pelarut-pelarut yang kompatibel,
secara fisiologis mempunyai konstanta dielektrik yang sesuai dengan disolusi.
Faktor yang berhubungan dengan lingkungan uji disolusi
Pengaduk
Kecepatan pengaduk media mempengarui ketebalan lapisan difusi. Maka semakin
besar intensitas pengadukan, semakin tipis lapisan itu dan makin cepat disolusinya.
Sifat media disolusi
Suasana media disolusi memegang peranan yang penting terhadap disolusi. Hal – hal
yang berpengaruh terhadap kecepatan disolusi yaitu :
Suhu dan Viskositas
Koefisien difusi meningkat dengan suhu yang meningkat, karena kecepatan disolusi
ialah fungsi dari suhu. Jadi kecepatan disolusi berbanding terbalik dengan Viskositas.
Komposisi Media
Komposisi media yang sering digunakan ialah surfaktan. Surfaktan dapat memperbaiki
pembahasan suatu zat aktif sehingga kecepatan disolusinya dapat dipercepat. Surfaktan
memperkecil tegangan antar permukaan pada cairan. Zat warna yang terdapat dalam
lingkungandisolusi dapat memperkecil kecepatan disolusi, karena zat warna teradopsi pada
permukaan partikel zat aktif.
pH Media disolusi
kecepatan disolusi zat aktif asam lemah akan naik dengan naiknya pH, sedangkan kecepatan
disolusi zat aktif yang bersifat basa lemah akan naik dengan menurunkannya pH.

72.

Amoksisilin
Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisika dan kimia amoksisilin adalah sebagai berikut :

Rumus molekul : C16H19N3O5S.3H2O

Berat molekul : 419, 45

365, 9 dalam bentuk anhidrat

Pemerian : serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.

Kelarutan : sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tertraklorida dan dalam kloroform.

A. Indikasi
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif
seperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella. Amoksisilin
juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif
seperti :Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase, producing staphylococci,
Listeria. Tetapi walaupun demikian, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara
sendirian untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi streprtococcusdan staphilococcal.
Amoksisilin diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi
klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi dan infeksi rongga mulut lainnya.

B. Farmakologi
Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan seperti
yang tertera diatas, yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran
seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam
tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap
penisilinase. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β-
laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus
pori–pori dalam membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan
obat pilihan karena di absorbsi lebih baik daripada ampisilin, yang seharusnya diberikan
secara parenteral. Amoksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan stabil
dalam suasana asam lambung. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran
pencernaan,tidak tergantung adanyamakanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam
bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian
bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi.

Amoksisilin mempunyai spektrum antibiotik serupa dengan ampisilin. Beberapa


keuntungan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam saluran cerna lebih
sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi. Efek terhadap
Bacillus dysentery amoksisilin lebih rendah dibanding ampisilin karena lebih banyak obat
yang diabsorbsi oleh saluran cerna. Namun, resistensi terhadap amoksisilin dan ampisilin
merupakan suatu masalah, karena adanya inaktifasi oleh plasmid yang diperantai
penisilinase. Pembentukan dengan penghambat β–laktamase seperti asam klavunat atau
sulbaktam melindungi amoksisilin atau ampisilin dari hidrolisis enzimatik dan
meningkatkan spektrum antimikrobanya.

C. Interaksi Obat

Amoksisilin dapat memberikan interaksi dengan senyawa lain bila diberikan dalam waktu
yang bersamaan. Interaksi tersebut antara lain:

1.Eliminasi Amoksisilin diperlambat pada pemberian dengan Uricosurika (misal


Probenesid), Diuretika, dan Asam–asam lemah ( misal asam Acetylsalicylat dan
Phenilbutazon).

2.Pemberian bersamaan Antasida–Alumunium tidak menurunkan ketersediaan biologik dari


Amoksisilin.

3.Pemberian bersamaan Allopurinol dapat memudahkan timbulnya reaksi–reaksi kulit


alergik.

4.Menurunkan keterjaminan kontrasepsi preparat hormon.

5.Kemungkinan terjadi alergik silang dengan Antibiotik Sepalosporin.

6.Antibiotik bacteriostatik mengurangi bactericidal dari Amoksisilin.

7.Inkompabilitas dengan cairan/larutan dekstrosa.

D. Aturan Pakai Obat


S 2 dd cth 1 ac

Artinya:
S : signa = tanda
dd : de die = tiap hari
cth : cochlear tea = sendok teh (3 mL)
ac : ante coenam = sebelum makan

Jadi yang ditulis di etiket adalah 2 kali sehari 1 sendok teh sebelum makan.

73.

Komposisi:

- Setiap tablet mengandung Amlodipine 5 mg.

- Setiap tablet mengandung Amlodipine 10 mg. .

Farmakologi:

Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium) yang
menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot
jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Amlodipine
menghambat influks ion kalsium secara selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel
otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung.

Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang
dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta penurunan tekanan darah. Dosis satu kali
sehari akan menghasilkan penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja
amlodipine adalah perlahan-lahan, sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut.

Efek antiangina amlodipine adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan
resistensi perifer total (afterload). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung,
pengurangan beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta
kebutuhan energi.

Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi normal
maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan
waktu latihan, waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan
frekuensi serangan angina serta penggunaan tablet nitrogliserin. Amlodipine tidak menimbulkan
perubahan kadar lemak plasma dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout.

Amiodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriola koroner, baik pada keadaan
normal maupun iskemia. Dilatasi ini meningkatkan penyampaian oksigen miokardial pada
penderita dengan spasme arteri koroner (Prinzmetal's atau angina varian)

Indikasi:

- Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk tunggal
untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita Penderita-penderita yang tidak cukup
terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila
pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor
anglotensin-converting enzym.

- Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang disebabkan obstruksi fixed
(angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi (Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh
darah koroner Amlodipine dapat digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu
kemungkinan komponen vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme /
vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau dikombinasi
dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan
nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat / dosis yang memadai.

Penurun tekanan darah (anti hipertensi)


Waktu yang paling baik adalah pada pukul 9-11 pagi. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah
mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11 pagi, dan paling rendah pada malam hari setelah tidur.
Sehingga secara umum, sebaiknya obat antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika
obat anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang
berlebihan pada saat tidur.

Mengonsumsi Amlodipine dengan Benar

Untuk menghindari melewatkan dosis dan memaksimalisasi efeknya, tentukan waktu yang sama tiap
hari untuk meminum obat ini. Pastikan ada jarak yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Penggunaan obat ini sebaiknya diiringi dengan pemeriksaan teratur ke dokter agar dokter
dapat memantau kondisi Anda selama menggunakan obat ini. Minumlah amlodipine dengan air,
sebelum atau sesudah makan. Jika tidak sengaja lupa meminum amlodipine, disarankan untuk segera
meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan mengganti dosis
yang terlewat dengan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya. Obat ini tidak akan
menyembuhkan hipertensi, tapi membantu mengendalikannya dan mencegah penyakit lain
seperti gagal jantung dan gangguan pada ginjal.

Dosis :

Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien.

Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu kali
sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada pasien usia lanjut atau dengan
kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine
diberikan dalam kombinasi dengan antihypertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg.
Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik atau angina vasospastik adalah 5-10 mg,
dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati. Amlodipine dapat
diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan thiazide, ACE-inhibitor, β-bloker, nitrate,
dan nitrogliserin sublingual.

Catatan: untuk kontraksi, otot jantung memerlukan ion Ca2+ yang masuk dari luar sel disamping ion
Ca2+ dari gudang intrasel, otot polos bergantung hampir seluruhnya pada ion Ca2+ ekstrasel,
sedangkan otot rangka tidak memerlukan ion Ca2+ekstrasel. Oleh karena itu Calsium kanal bloker
menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung, tetapi tidak menghambat kontraksi otot rangka.

Farmakokinetik:

Amlodopin diabsorbsi secara bertahap pada pemberian peroral. Konsentrasi puncak dalam plasma
dicapai dalam waktu 6-12 jam. Bioavaibilitas amlodipine sekitar 64-90% dan tidak dipengaruhi
makanan. Ikatan dengan protein plasma sekitar 93%. Waktu paruh amlodopin sekitar 30-50 jam dan
kadar mantap dalam plasma dicapai setelah 7-8 hari.

Amlodopin dimetabolisme dihati secara luas (sekitar 90%) dan diubah menjadi metabolit inaktif,
dengan 10% bentuk awal serta 60% metabolit diekskresikan melalui urin. Pola farmakokinetik
amlodipine tidak berubah secara bermakna pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, sehingg tidak
perlu dilakukan penyesuaian dosis. Pasien usia lanjut dan pasien dengan gangguan fungsi hati
didapatkan peningkatan AUC sekitar 40-60%, sehingga diperlukan pengurangan dosis pada awal
terapi. Demikian juga pada pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.

Interaksi obat :

· Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, α-bloker,
β-bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-steroid, antibiotika, serta
obat hipoglikemik oral.

· Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal
digoxin pada pasien normal.

· Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin, phenytoin,
warfarin dan indomethacin.

· Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak mengubah farmakokinetik amlodipine.

Efek samping :

Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang timbul
bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik antara lain :
edema, sakit kepala.
Secara umum : fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.

Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita hamil,
sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar dibandingkan
risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu
ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya amlodipine
tidak diberikan pada ibu menyusui.

Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.

Peringatan dan perhatian :

Pasien dengan gangguan fungsi hati , waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang, sehingga perlu
pengawasan.

Overdosis :

Pada manusia, pengalaman keadaan overdosis sangat terbatas. Dosis amlodipine yang berlebihan
dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang luas dan hipotensi sistemik yang nyata, sehingga
dibutuhkan monitoring teratur dari fungsi jantung dan respirasi, dapat dilakukan elevasi ekstremitas,
serta pengawasan volume sirkulasi tubuh dan keluaran urin. Bila tidak ada kontra indikasi, obat-
obatan vasokontriktor dapat digunakan untuk mempertahankan tonus vascular dan tekanan darah.
Pemberian kalsium glukonat mungkin menguntungkan. Bilas lambung mungkin dibutuhkan pada
beberapa kasus.

74.

Farmakokinetik Obat
Sebelum masuk ke dalam efek farmakokinetik, obat harus masuk ke dalam tubuh kita
melalui tahapan yang disebut dengan administrasi. Pemasukan atau administrasi obat ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang umumnya tergantung pada tujuan terapinya. Cara
pemasukan obat yang utama adalah secara enteral (lewat oral atau sublingual) dan parenteral
(lewat langsung sistem sirkulasi atau otot). Namun ada juga cara-cara lain seperti inhalasi,
intraventrikular, intranasal, topikal, transdermal dan rektal.2
Setelah obat masuk ke dalam tubuh, obat tersebut harus ditransfer ke dalam aliran darah agar
masuk ke sistem sirkulasi untuk dapat dialirkan ke target kerja obat tersebut. Proses ini
dinamakan absorpsi. Absorpsi obat dipengaruhi oleh jalur administrasi obat dan akan
berhubungan dengan bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas adalah rasio banyaknya obat yang
berhasil masuk ke dalam sistem sirkulasi dengan jumlah obat yang berhasil masuk ketika
administrasi.2 Ketika proses absorpsi berlangsung, obat tersebut harus melalui banyak barrier
sel bermembran sehingga ada kemungkinan obat terdegradasi dan bioavailabilitasnya sama
atau kurang dari 100%.
Setelah terabsorpsi, obat tentunya harus didistribusikan dan memerlukan alat transportasi
agar dapat sampai ke targetnya (sel, jaringan, dan interstisial). Distribusi ini tergantung pada
aliran darah, permeabilitas kapiler, afinitas obat terhadap reseptornya, dan hidrofobisitas
obat.2 Dalam proses transpornya yang melalui membran-membran sel, obat akan tertransfer
melalui difusi pasif atau transpor aktif.
Obat yang masuk dalam tubuh akan mengalami reaksi-reaksi metabolisme baik untuk
aktivasi obat tersebut maupun untuk mengubahnya ke bentuk yang mudah untuk dieliminasi
(biotransformasi). Organ utama yang berperan dalam proses ini adalah hati di mana terdapat
enzim sitokrom P450 yang akan mengubah obat menjadi bentuk metabolitnya.2,3 Namun ada
juga obat yang dimetabolisme di ginjal dan usus.2
Terdapat dua fase dalam metabolisme obat3:
1. Fase 1 (Reaksi nonsintetik)  Obat mengalami oksidasi/reduksi/hidrolisis/alkilasi/
dealkilasi menjadi bentuk aktif/inaktif/yang mudah dieliminasi
2. Fase 2 (Reaksi sintetik)  Obat mengalami konjugasi (penggabungan dengan molekul
lain) agar lebih polar dan mudah dieliminasi.

Farmakokinetik Aspirin
• Aspirin diabsorbsi cepat pada penggunaan oral.
• Aspirin terhidrolisis menjadi asam salisilat selama absorbsi dan didistribusikan ke
seluruh tubuh dan cairan.
• Asam salisilat dieliminasi oleh ginjal dengan proses oksidasi dan konjugasi saat
dimetabolisme.
• Waktu paruh aspirin 15-20 menit. Waktu paruh asam salisilat 2-3 jam pada dosis
rendah.

DAFTAR PUSTAKA
2. Finkel R, Clark MA, Cubeddu LX. Lippincott’s Illustrated Reviews Pharmacology.
4th ed. Wolters Kluwer; 2009.

3. Nasib Obat dalam Tubuh (Farmakokinetika). [serial on the internet] cited 2013
February 28th. Available from: http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/pharmacokinetics-bw.pdf

4. Rusli BH. Sindroma Reye: Dari Etiologi Hingga Penatalaksanaan. [serial on the
internet] cited 2013 March 3. Available from:
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/141/pdf

Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering
digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi
pandemik flu di berbagai wilayah dunia.

Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan
ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini
dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat
ini.

Indikasi
Aspirin termasuk dalam golongan anti-inflamasi non-steroid yang memiliki fungsi penurun
panas, anti-nyeri, dan anti-radang. Komponen yang terdapat dalam aspirin adalah asam
salisilat
yang pada awalnya hanya dipakai sebagai obat luar.

Obat ini diindikasikan untuk mengurangi nyeri kepala, nyeri gigi, migraine, nyeri menelan,
dan dismenorrhea (nyeri berlebihan saat menstruasi). Selain itu, aspirin juga dapat digunakan
untuk
mengurangi gejala pada influenza, demam, nyeri reumatik, dan nyeri – nyeri otot. Fungsi lain
yang kerap kali berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat aktivasi trombosit) yang
merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah serangan berulang pada pasien
dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung, dan juga pada pasien yang
sedang mengalami kejadian nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung

Kontraindikasi
Aspirin dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas / alergi
terhadap komponen dari aspirin, jenis salisilat lain, atau obat – obatan anti-inflamasi non-
steroid
lain, asma, ulkus peptik yang aktif / riwayat sakit maag, kelainan perdarahan, gangguan
fungsi
hati yang berat, gangguan fungsi ginjal yang berat, gagal jantung yang berat, kehamilan pada
trimester ke 3, anak dibawah 16 tahun (kecuali secara spesifik diindikasikan seperti pada
penyakit Kawasaki). Selain itu, penggunaan obat ini juga perlu mendapatkan perhatian
khusus pada pasien dengan asma di mana dapat memicu serangan pada pasien dengan
hipersensitivitas, polip nasal, penyakit saluran napas kronik, anemia, gagal jantung,
dehidrasi, defisiensi enzim glukosa-6- fosfat dehidrogenase, gout (asam urat tinggi), pasien
dengan gejala perdarahan tertentu, pasien dengan reaksi kulit yang berlebihan.

Efek samping
Efek samping yang umum terjadi adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya perdarahan
spontan dan rasa tidak enak pada lambung. Efek samping lain yang mungkin terjadi seperti
sesak napas, serangan asma, perdarahan menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran
cerna, mual, muntah, ulkus peptik, gangguan fungsi hati, biduran, sindrom Steven-Johnsons,
gangguan fungsi ginjal dan keracunan salisilat.

Dosis
Terdapat beberapa sediaan tablet dari aspirin yaitu 81 mg, 325 mg, sampai 500 mg.

Dosis dewasa :
Nyeri dan demam : 325 – 600 mg tiap 4 – 6 jam per hari.
Penyakit jantung koroner :
Akut : 160 – 325 mg saat serangan.
Dosis Pemeliharaan : 81 mg per hari.
Stroke : 50 – 325 mg / hari dalam waktu 48 jam pertama sejak serangan stroke,
kemudian dilanjutkan 75 – 100 mg / hari.
Radang tulang dan sendi (osteoarthritis) : sampai 3 gram / hari dengan dosis terbagi.
Terdapat penyesuaian dosis pada pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu.
Pada pasien dengan fungsi hati terganggu, obat ini tidak direkomendasikan.

Dosis anak :
Nyeri dan demam :
Usia < 12 tahun : 10 – 15 mg/kg tiap 4 jam, sampai maksimal 60 – 80 mg/kg/hari.
Usia ≥ 12 tahun : 325 – 650 mg tiap 4 – 6 jam per hari.
Radang sendi reumatik pada usia muda :
Berat badan < 25 kg : 60 – 100 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 – 4 kali pemberian.
Berat badan ≥ 25 kg : 2,3 – 3,6 gram/hari.

Farmakologi
•Salisilat mempunyai efek analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi.
•Mempunyai potensi yang kuat untuk menghambat sintesis prostaglandindengan asetilasi
cyclo-
oxygenase yang merupakan enzim penting pada jalur sintesis prostaglandin

Efek farmakodinamik
Semua obat mirip-aspirin bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi. Ada perbedaan
aktivitas di antara obat-obat tersebut, misalnya: parasetamol (asetaminofen) bersifat
antipiretik
dan analgesik tetapi sifat anti-inflamasinya lemah sekali.

Efek analgesik.
Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeridengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia dan nyerilain yang berasal dari
integumen, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan denganinflamasi. Efek analgesiknya
jauh
lebih lemah daripada efek analgesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat mirip-aspirin
tidak
menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat
mirip-aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeritidak mempengaruhi sensorik
lain. Nyeri akibatterpotongnya saraf aferen, tidak teratasi dengan obat mirip-aspirin.
Sebaliknya
nyerikronis pasca bedah dapat diatasi oleh obat mirip-aspirin.

Efek antipiretik.
Sebagai antipiretik, obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badanhanya pada keadaan
demam. Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik in vitro,tidak
semuanya
berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik biladigunakan secara rutin atau terlalu lama.
Fenilbutazon dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai antipiretik atas
alasan tersebut.

Efek anti-inflamasi.
Kebanyakan obat miri-aspirin, terutama yang baru, lebihdimanfaatkan sebagai anti-inflamasi
pada pengobatan kelainan muskuloskeletal, sepertiartritis reumatoid, osteoartritis dan
spondilitis
ankilosa. Tetapi harus diingat bahwa obatmirip-aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri
dan
inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan,
memperbaiki atau mencegahkerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal ini

Special precaution
• Sindrom reye’s
• Efek otic seperti pusing, telinga berdenging yang menunjukkan bahwa aspirin telah
mencapai atau diatas batas kadar
• Pasien setelah pembedahan selama satu minggu setelah dibedah karena kemungkinan
terjadi perdarahan.
• Mengurangi fungsi ginjal
• Menyebabkan iritasi sal GI, gastrik ulcer, gout, perdarahan.
• Tidak digunakan pada penderita anemia, atau yang mengkonsumsiantikoagulan
• Terapi jangka lama harus dimonitoring kadar aspirin dalam darah
• Pelepasan aspirin yang dikontrol terhadap onset tidak direkomendasikan sebagai
antipiretik atau analgesik jangka pendek
• Benzil alkohol menyebabkan fatal gasping sindrom pada kehamilan prematur
• Rekasi hipersensitifitas –Bereaksi dengan makanan seperti paprika, likorice,
benedictine,liqueur, prunes, teh,
• Sensitif tartrazin
• Penurunan fungsi hati

75.

Jika ditinjau dari efek samping maka pemberian antibiotik yang paling tepat adalah
amoksisilin. Hal ini dikarenakan penyebab infeksi tidak diketahui, selain itu efek samping
yang menimbulkan perubahan warna gigi dan tulang yaitu Tetrasiklin, sedangkan Gentamisin
dan Eritromisin dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dan pada Klindamisin efek
samping dapat berupa gangguan muskuloskeletal.

a. Amoksisilin

Indikasi: Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut (lihat keterangan
di atas), bronkitis, uncomplicated community- acquired pneumonia, infeksi Haemophillus
influenza, salmonellosis invasif; listerial meningitis.

Peringatan: Riwayat alergi, gangguan ginjal (lampiran 2), ruam eritematous umumnya pada
glandular fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukemia limfositik akut atau kronik (lihat
keterangan di atas). Pemakaian dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan
superinfeksi terutama pada saluran pencernaan. Jangan diberikan pada bayi baru lahir dan ibu
yang hipersensitif terhadap penisilin. Pada penderita payah ginjal, takaran harus dikurangi.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti. Hati-hati
kemungkinan terjadi syok anafilaktik.

Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap penisilin.

Efek Samping: Mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang terjadi kolitis
karena antibiotik.

Dosis: Oral: 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan. ANAK di bawah 10
tahun, ½ dosis dewasa. Infeksi saluran kemih, 500 mg tiap 8 jam; ANAK di bawah 10 tahun,
setengah dosis dewasa. Injeksi intramuskular atau injeksi intravena atau infus, 500 mg setiap
4-6 jam; ANAK di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa; Endokarditis (dalam kombinasi dengan
antibiotik lain jika diperlukan), infus intravena, 2 g setiap 6 jam, ditingkatkan hingga 2 g
setiap 4 jam, dalam endokarditis enterokokus atau jika ampisilin digunakan tunggal; Listerial
meningitis (dalam kombinasi dengan antibiotik lain), infus intravena, 2 g setiap 4 jam selama
10–14 hari; NEONATAL 50 mg/kg bb setiap 6 jam; BAYI 1-3 bulan, 50-100 mg/kg bb
setiap 6 jam; ANAK 3 bulan – 12 tahun, 100 mg/kg bb setiap 6 jam (maksimal 12 g sehari).

b. Gentamisin

Indikasi: Septikemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi
bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, endokarditis karena Streptococcus viridans atau
Streptococcus faecalis (bersama penisilin), pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada
meningitis karena listeria.

Peringatan: Gangguan fungsi ginjal, bayi dan lansia (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal,
pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma); hindari penggunaan jangka panjang.
Lihat juga keterangan di atas.

Kontraindikasi: Kehamilan, miastenia gravis.

Efek Samping: Gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia


pada pemberian jangka panjang, kolitis karena antibiotik.

Dosis: Injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus, 2-5 mg/kg bb/hari (dalam dosis
terbagi tiap 8 jam). Lihat juga keterangan di atas. Sesuaikan dosis pada gangguan fungsi
ginjal dan ukur kadar dalam plasma. ANAK di bawah 2 minggu, 3 mg/kg bb tiap 12 jam; 2
minggu sampai 2 tahun, 2 mg/kg bb tiap 8 jam. Injeksi intratekal: 1 mg/hari, dapat dinaikkan
sampai 5 mg/hari disertai pemberian intramuskuler 2-4 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi
tiap 8 jam. Profilaksis endokarditis pada DEWASA 120 mg. Untuk ANAK di bawah 5 tahun
2 mg/kg bb.

Keterangan: Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah
(trough) tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.

c. Eritromisin
Indikasi: Sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis
kampilobakter, pneumonia, penyakit Legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis
kronik, akne vulgaris, dan profilaksis difetri dan pertusis.

Peringatan: Gangguan fungsi hati dan porfiria ginjal, perpanjangan interval QT (pernah
dilaporkan takikardi ventrikuler); porfiria; kehamilan (tidak diketahui efek buruknya) dan
menyusui (sejumlah kecil masuk ke ASI)

Kontraindikasi: Penyakit hati (garam estolat)

Efek Samping: Mual, muntah, nyeri perut, diare; urtikaria, ruam dan reaksi alergi lainnya;
gangguan pendengaran yang reversibel pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar;
ikterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada)

Dosis: oral: DEWASA dan ANAK di atas 8 tahun, 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 g tiap
12 jam (lihat keterangan di atas); pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai 4 g/hari. ANAK
sampai 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam; 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis
dapat digandakan.Akne: 250 mg dua kali sehari, kemudian satu kali sehari setelah 1
bulan.Sifilis stadium awal, 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari.Infus intravena: infeksi berat
pada dewasa dan anak, 50 mg/kg bb/hari secara infus kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam;
infeksi ringan 25 mg/kg bb/hari bila pemberian per oral tidak memungkinkan.

d. Klindamisin

Indikasi: Infeksi stafilokokus pada sendi dan tulang, peritonitis; profilaksis endokarditis;
pengobatan akne vulgaris disertai lesi inflamasi dan komedo tertutup
Peringatan: Obat harus segera dihentikan bila terjadi diare atau kolitis; gangguan fungsi
ginjal (Lampiran 3) dan gangguan fungsi hati; perlu pemantauan fungsi hati dan fungsi ginjal,
pada pengobatan jangka panjang dan penggunaan pada neonatus dan anak-anak; wanita hamil
dan menyusui; hindari penyuntikan intravena secara cepat; hindari pada porfiria
Kontraindikasi: Kondisi diare, hindari injeksi yang mengandung benzil alkohol pada bayi
Efek Samping: Diare (hentikan pengobatan), rasa tidak enak pada perut; oesophagitis,
nausea, muntah, kolitis karena antibiotik, jaundice, leukopenia; eosinofilia, dan
trombositopenia; ruam, pruritus, urtikaria, reaksi anafilaksis, sindroma Steven- Johnson,
gangguan muskuloskeletal seperti polyarthritis, pengelupasan kulit, vesiculobullous
dermatitis. Nyeri, indurasi dan abses setelah pemberian intramuskuler; tromboflebitis setelah
suntikan intra vena.
Dosis: oral: DEWASA, 150-300 mg tiap 6 jam, dapat naik sampai 450 mg tiap 6 jam pada
infeksi berat. ANAK, 3-6 mg/kg bb tiap 6 jam.
Catatan: Bila terjadi diare, pasien sebaiknya segera menghentikan obat dan menghubungi
dokter. Kapsul sebaiknya ditelan dengan segelas air.
Intramuskular dalam atau infus intravena, 0,6-2,7 gram per hari (dibagi dalam 2-4 dosis).
Pada infeksi yang mengancam jiwa, sampai 4,8 gram per hari. Dosis tunggal melebihi 600
mg hanya boleh secara infus intravena, tapi tidak melebihi 1,2 gram. ANAK di atas 1 bulan,
15-40 mg/kg bb/ hari dalam dosis terbagi 3 atau 4. Infeksi berat, minimal 300 mg perhari
tanpa memperhitungkan berat badan.

e. Tetrasiklin

Indikasi: eksaserbasi bronkitis kronis, bruselosis (lihat juga keterangan di atas), klamidia,
mikoplasma dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulgaris

Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara intravena), gangguan fungsi
ginjal, kadang-kadang menimbulkan foto sensitivitas, Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan
pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan
perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggu pertumbuhan tulang, penggunaan
tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dapat menimbulkan efek komulasi,
wanita menyusui, jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3
jam setelah penggunaan Tetrasiklin.

Efek Samping: mual, muntah, diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit kepala dan
gangguan penglihatan dapat merupakan petunjuk peningkatan tekanan intrakranial,
hepatotoksisitas, pankreatitis dan kolitis

Dosis: oral: 250 mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 500 mg tiap 6-8
jam.Sifilis primer, sekunder dan laten: 500 mg tiap 6-8 jam selama 15 hari.Uretritis non
gonokokus: 500 mg tiap 6 jam selama 7-14 hari (21 hari bila pengobatan pertama gagal atau
bila kambuh).

Catatan: tablet atau kapsul harus ditelan bersama air yang cukup, dalam posisi duduk atau
berdiri.
Injeksi intravena: 500 mg tiap 12 jam; maksimum 2 g perhari.

Untuk efusi pleura: infus intrapleural 500 mg dalam 30-50 mL NaCl fisiologis.

76.

Pasien mengalami hipertensi dilihat dari tekanan darah yang mencapai 200/130 dengan
keadaan fisik yang lemah dan didiagnosa menderita stroke iskemik.

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg atau lebih tinggi. Angka tekanan darah orang dewasa dinyatakan normal
adalah <120/80 mmHg.

Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal > 120 < 80
Prehipertensi 120 - 139 80 - 89
Hipertensi tahap I 140 - 159 90 - 99
Hipertensi tahap II > 160 > 100

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non traumatik.

Klasifikasi

Secara umum stroke dibagi berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya yaitu:

a. Stroke Hemoragik (perdarahan), stroke hemoragik dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Perdarahan intraserebral (terjadi di dalam otak atau intraserebral), perdarahan ini
biasanya timbul akibat hipertensi maligna atau sebab lain misalnya tumor otak
yang berdarah, kelainan (malformasi) pembuluh darah otak yang pecah
2. Perdarahan subarachnoid (PSA) adalah masuknya darah ke ruang subarakhnoid
baik dari tempat lain (Perdarahan subarakhnoi sekunder) atau sumber perdarahan
berasal dari rongga subarakhnoid itu sendiri (Perdarahan subarakhnoid primer)
b. Stroke Iskemik
Gangguan fungsi otak secara tiba-tiba yang disebabkan oleh penurunan aliran oksigen
(akibat penyempitan atau penyumbatan arteri ke otak) yang dapat mematikan sel-sel
saraf. Keadaan iskemik dapat berlanjut menjadi kematian sel-sel otak yang disebut
infark otak.
Macam atau derajat dari stroke iskemik berdasarkan perjalanan klinisnya.

1. Transient Ischemic Attack (TIA) atau serangan iskemik sepintas, pada TIA
kelainan neurologis yang timbul berlangsung hanya dalam hitungan menit sampai
sehari penuh.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficits) yaitu kelainan atau gejala
neurologis menghilang antara lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
3. Stroke Progesif atau stroke in evolution yaitu stroke dengan gejala klinisnya
secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat.
4. Stroke komplet atau Completed Stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologis
yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi.

Stroke adalah komplikasi dari hipertensi, dimana kebanyakan dihubungankan secara


langsung dengan tingkat tekanan darah. Pemberian obat hipertensi diperlukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan organ lebih lanjut, namun dilain pihak pemberian obat
antihipertensi juga beresiko terjadinya penurunan tekanan darah secara cepat, yang sangat
berbahaya terhadap perfusi (aliran darah) ke otak. Oleh karena itu, obat antihipertensi tidak
diberikan untuk menormalkan tekanan darah, tetapi hanya mengurangi tekanan darah sampai
batas tertentu sesuai protokol pengobatan.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung
dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan
kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat
selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan
oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat
terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara.

Tekanan darah seringkali meningkat pada periode post stroke dan merupakan beberapa
kompensasi respon fisiologi untuk mengubah perfusi serebral menjadi iskemik pada lapisan
otak. Hasilnya terapi tekanan darah mengurangi atau menghalangi kerusakan otak akut
hingga kondisi klinis stabil. Hipertensi pada patogenesis artherosklerosis pembuluh darah
besar akan menyebabkan stroke iskemik oleh karena oklusi trombotik arteri, emboli arteri ke
arteri atau kombinasi keduanya.

Pada stroke iskemik akut, hipertensi yang tidak di kelola dengan baik dapat berakibat
meluasnya area infark (reinfark), edema serebral serta transformasi perdarahan.

Penatalaksanaan hipertensi pada stroke iskemik adalah dengan obat-obat antihipertensi


golongan penghambat alfa beta (labetalol), penghambat ACE (kaptopril atau sejenisnya) atau
antagonis kalsium yang bekerja perifer (nifedipin atau sejenisnya) penurunan tekanan darah
pada stroke iskemik akut hanya boleh maksimal 20% dari tekanan darah sebelumnya.

Mekanisme antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot pembuluh darah
dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium menimbulkan relaksasi otot polos
arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti
oleh refleks takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan
dihidropiridin kerja pendek (nifedipin).

Golongan obat antihipertensi yang digunakan pada penderita stroke iskemik adalah golongan
penghambat alfa beta, penghambat ACE atau antagonis kalsium yang bekerja perifer. Pilihan
jawaban obat antihipertensi untuk penderita stroke iskemik pada soal adalah valsartan,
lisonopril, doksazosin, nipedifin, dan bisoprolol.

- Valsartan merupakan antihipertensi golongan angiotensin-reseptor blockers (ARB)


- Lisonopril merupakan golongan penghambat ACE, tetapi bukan pilihan obat bagi
pasien karena pasien tidak mengalami masalah pada ginjal. Penghambat ACE
diindikasikan untuk hipertensi dengan penyakit ginjal kronik
- Doksazosin merupakan golongan alfa bloker
- Nipedifin merupakan golongan antagonis kalsium
- Bisoprolol merupakan golongan beta bloker
Jadi, dari kelima pilihan obat antihipertensi yang dapat digunakan untuk pasien stroke
iskemik adalah nipedifin.

77.
A. Sefadroksil
Cefadroxil atau sefadroksil merupakan salah satu obat antibiotik dengan spektrum luas,
efektif melawan bakteri gram negatif maupun positif. Manfaat obat antibiotik ini diketahui
ampuh mengatasi beragam infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis kuman dan bakteri.
Dari hasil uji klinis diketahui obat antibiotik yang termasuk dalam golongan obat keras dan
membutuhkan resep dokter ini bisa digunakan untuk mengobati infeksi kulit, infeksi telinga,
infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang, infeksi darah, dan juga infeksi saluran kemih.
Obat sefadroksil diketahui aman dikonsumsi orang dewasa maupun anak-anak.Selain itu,
obat bisa pula diberikan kepada wanita hamil karena sampai saat ini belum
diketahuiadanyaefeksampingbagibayi yang dikandung.Akan tetapi sebagai tindakan
antisipasi, untuk wanita hamil atau menyusui obat cefadroxil harus diberikan sangat
hati-hati.

B. Klotrimoksazol
Kotrimoksazol adalah antibiotik kombinasi yang terdiri dari sulfamethoxazole dan
trimethoprim.Penggunaan kotrimoksazol umumnya hanya dianjurkan bagi pasien yang
memiliki alergi terhadap jenis antibiotik penisilin.Tetapi obat ini tidak cocok bagi mereka
yang memiliki alergi terhadap sulfonamide.
Antibiotik hanya berdampak pada bakteri penyebab infeksi. Karena itu, kotrimoksazol tidak
cocok untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti pada pilek atau
flu.Kotrimoksazol bisa digunakan untuk mencegah sekaligus menangani beberapa jenis
infeksi akibat bakteri, terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pada sistem
kekebalan tubuh.Jenis-jenis infeksi yang biasanya ditangani dengan obat ini meliputi:
Infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
Infeksi ginjal dan infeksi salurankemih.
Infeksi pada pencernaan.
Infeksi kulitdan kelamin.
Infeksi telinga.

Peringatan
- Wanita yang berencana hamil atau sedang hamil sebaiknya menghin dari konsumsi
kotrimoksazol. Sedangkan ibu menyusui dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter
sebelum menggunakan obat ini.
- Sangat penting bagi penderita untuk menghabiskan kotrimoksazol sesuai resep dokter.
- Harap berhati-hatibagimanuladan yang menderitagangguanhati yang parah, sakitkuning,
porfiria, gangguanginjal yang parah, asma, defisiensi G6PD, malagizi,
kekuranganasamfolat, serta trombositopenia.
- Jikaterjadireaksialergiatauoverdosis, segerahubungidokter.

C. Penisilin
Penisilin (Inggris:Penicillin atau PCN) adalah sebuah kelompok antibiotika β-laktam yang digunakan
dalam penyembuhan penyaki tinfeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif

Mekanisme kerja :Antibiotika β-laktam bekerja dengan menghambat pembentukan peptidoglikan di


dinding sel. Beta –laktam akan terikat pada enzim transpeptidase yang berhubungan dengan molekul
peptidoglikan bakteri, dan hal ini akan melemahkan dinding sel bakteri ketika membelah. Dengan
kata lain, antibiotika ini dapat menyebabkan perpecahan sel (sitolisis) ketika bakteri mencoba untuk
membelah diri.

78.

A. Studi Stabilitas
Waktu nyata dan studi dipercepat dilaksanakan pada bets primer atau bets yang
ditetapkan sesuai protocol uji stabilitas untuk menetapkan atau memastikan masa uji
ulang dari suatu zat aktif dengan masa simpan atau edar suatu produk.

B. Pengujian Jangka Panjang atau Waktu Nyata.


Pengujian jangka panjang biasanya dilaksakan setiap 3 bulan selama tahun pertama,
setiap 6 bulan selama tahun ke 2 dan selanjutnya tiap tahun selama masa simpan atau
edar pada paling sedikit 3 bets primer. Studi stabilitas lanjutan atau jangka panjang
dilakukan selama 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36 dan seterusnya akan dilaksanakan sesuai panduan
uji stabilitas setempat dan ASEAN.

C. Pengujian Stabilitas
Parameter pengujian stabilitas adalah :
a. Pemerian
b. Identifikasi sesuai dengan monografinya
c. Uji disolusi
d. Kadar bahan aktif
e. Degradasi
Sebagai contoh, untuk sediaan tablet parameter pemeriksaan selama proses yang dapat
dikurangi antara lain keseragaman bobot, kekerasan, kerenyahan dan waktu hancur
(Balai POM, 2009)

79.

Alasan bahwa tramadol termasuk dalam obat keras sebagai obat analgetik non
narkotik. diindikasikan untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat , nyeri
paska operasi. Resep tersebut tidak rasional jika dilihat dari permintaan jumlah
tramadol yang banyak yaitu 80 tablet.
TRAMADOL
Bukan turunan opium atau turunan semisintetik morfin atau thebaine.

FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI TRAMADOL

Berikatan dengan reseptor opioid tertentu dan meninhibisi reuptake (Reabsorpsi


Neurotransmiter) norepinefrin dan serotonin; mekanisme secara terinci belum
diketahui.

Bertindak sebagai agonis opiat, tampaknya oleh aktivitas selektif pada μ-receptor.Juga
menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin.

Dapat menghasilkan ketergantungan, namun potensi penyalahgunaan tampaknya


rendah.

NAMA GENERIK:

Tramadol Hidroklorida

PENGGUNAAN / FUNGSI / INDIKASI TRAMADOL


Nyeri

Manajemen Nyeri sedang sampai cukup parah. Khasiat pada pasien dengan nyeri akut
cukup parah atau nyeri kronis, termasuk pasca operasi, ginekologi, kandungan, dan
nyeri pada kanker.

Tablet extended-release (lepas lambat) digunakan untuk pengelolaan nyeri sedang


sampai cukup parah ketika penggunaan berulang yang membutuhkan jangka waktu
terapi yang luas. Khasiat pada pasien dengan nyeri kronis sedang sampai cukup parah
terkait dengan osteoarthritis.

Digunakan dalam kombinasi tetap dengan acetaminophen untuk terapi jangka pendek
(≤5 hari) nyeri akut.

BATASAN PENGOBATAN / RESEP (Dosis Maksimal) TRAMADOL

DEWASA

Nyeri

> Tablet Konvensional

Oral:

Dosis Maksimum tramadol 400 mg sehari.

> Tablet Super-release

Oral:

Dosis MaksimumTramadol 300 mg sehari.

PERHATIAN PENGGUNAAN TRAMADOL

KONTRAINDIKASI
Dikenal hipersensitivitas terhadap tramadol, agonis opiat, atau bahan dalam formulasi
tramadol.

Intoksikasi akut dengan depresan SSP lainnya (misalnya, alkohol, obat penenang dan
hipnotik, analgesik yang bekerja sentral lainnya, agonis opiat, atau obat-obatan
psikotropika).

Kewaspadaan Agonist Opiat

Dapat menyebabkan efek yang mirip dengan yang dihasilkan oleh agonis opiat
lainnya, banyak mengamati tindakan pencegahan yang biasa dilakukan pada terapi
agonis opiate.

Ketergantungan dan Penyalahgunaan

Penyalahgunaan dan penyalahgunaan tramadol telah dikaitkan dengan overdosis dan


kematian; risiko overdosis yang fatal meningkat dengan penyalahgunaan alkohol atau
bersamaan depresan SSS lainnya. Penyalahgunaan yang Disengaja berisiko overdose
dan berpotensi fatal. Ketergantungan fisik dan toleransi lebih mungkin dengan terapi
berkepanjangan, penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan gejala penghentian
(misalnya, kecemasan, berkeringat, insomnia, kaku, nyeri, mual, tremor, diare, gejala
pernapasan atas, piloereksi, dan , jarang, terjadi halusinasi). Gejala dapat dihindari
dengan mengurangi dosis ketika obat ini dihentikan.

Toksisitas Akut

Tramadol dosis yang berlebihan, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan depresan
SSP lainnya (misalnya, alkohol), merupakan penyebab kematian yang berkaitan
dengan obat. Kematian berhubungan dengan over dosis karena disengaja dan tidak
disengaja. Penggunaan bersamaan dengan alkohol atau depresan SSP lainnya
meningkatkan risiko kematian.

REAKSI SENSITIVITAS
Reaksi anafilaksis serius dan fatal yang dilaporkan, sering terjadi pada dosis pertama.
Pasien dengan riwayat reaksi anafilaksis oleh kodein atau agonis opiat lainnya
mungkin mengalami peningkatan risiko dan seharusnya tidak menggunakan tramadol.
Pruritus, urtikaria, bronkospasme, angioedema, nekrolisis epidermal toksik, dan
sindrom Stevens-Johnson juga dilaporkan.

EFEK SAMPING TRAMADOL YANG UMUM

Asthenia, stimulasi SSP, sembelit, diare, pusing, mulut kering, dispepsia, flushing,
sakit kepala, mual, pruritus, mengantuk, anoreksia, berkeringat, muntah.

80.
81.

Analgesik

Analgesik adalah obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Contoh : Parasetamol

Antipiretik

Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik
adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Contoh : Paracetamol

Antiinflamasi

Antiinflamasi adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan peradangan. Contoh:
NSAID yaitu salisilat, derivat asam para klorobenzoat, devirat asam propionat, fenamat,
oksikam, asam - asam fanilasetat.

Antiplatelet

Anti platelet adalah obat-obat yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan thrombus di
sirkulasi arteri dimana antikoagulan mempunyai efek yang sedikit. Contoh: Aspiri

82.

25 mg dalam 100 ml = 0,25 mg/ml


V1 x N1 = V2 x N2

100 ml x 0,25 mg/ml = V2 x 10 mg/ml

100 𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,25


V2 = 10

V2 = 2,5 ml

Injeksi famotidin

Famotidine Deskripsi Injeksi Bahan aktif dalam Famotidin Injection, USP adalah histamin
H2-antagonis reseptor.

Famotidine Injeksi, USP diberikan sebagai solusi terkonsentrasi steril untuk injeksi intravena.
Setiap mL larutan mengandung 10 mg famotidine, USP dan bahan-bahan aktif berikut: asam
L-aspartat 4 mg, 20 mg manitol, dan Air untuk Injeksi qs 1 mL. The multidose injeksi juga
mengandung benzil alkohol 0,9% ditambahkan sebagai pengawet.

FARMAKOLOGI KLINIS DI DEWASA GI Efek


• Famotidine adalah sebuah obat antagonis pada reseptor histamin H2 yang mengurangi
produksi asam lambung dan sering digunakan untuk mengobati maag, penyakit ulkus
peptikum, dan penyakit refluks gastroesofageal.
• Di Indonesia, famotidine diproduksi di bawah merek dagang Mylanta, Promag, dan
Neosanmag Fast dengan kombinasi antasida tradisional, seperti Mg(OH)2,Al(OH)3,
dan CaCO3. Tidak seperti cimetidine, obat antagonis reseptor histamin H2 yang
pertama diproduksi, famotidine tidak mempunyai efek pada sistem enzim sitokrom
P450 dan terbukti tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain.
• Beberapa sediaan famotidine dijual secara bebas (over-the-counter) di beberapa
negara. Di AS, sediaan tablet 10 mg dan 20 mg, kadang-kadang dengan kombinasi
antasida tradisional, dijual secara bebas. Sediaan dengan dosis yang lebih besar
membutuhkan resep dokter.
• Famotidine diberikan untuk pasien pembedahan sebelum operasi untuk mencegah
rasa mual pascaoperasi dan mengurangi risiko pneumonitis aspirasi. Famotidine juga
diberikan untuk pasien yang mengonsumsi obat-obatan anti peradangan non-steroid
(NSAID) untuk mencegah efek samping ulkus peptikum, dengan bekerja sebagai
inhibitor alternatif pompa proton.
• Famotidine juga pernah digunakan dengan kombinasi obat-obatan kelas antagonis
reseptor histamin H1 untuk mengobati dan mencegah urtikaria setelah reaksi alergi
akut. Obat ini juga diketahui dapat meringankan gejala yang diakibatkan gagal
jantung kronis dengan memblok sekresi histamin.
• Famotidine, sebagai antagonis reseptor H2, adalah antagonis kompetitif dari histamin
pada sel parietal reseptor H2. Obat ini bekerja dengan menekan produksi asam
lambung normal oleh sel-sel parietal dan produksi asam yang distimulasi oleh zat
makanan. Obat ini dapat bekerja demikian lewat dua mekanisme berikut: Histamin
yang dikeluarkan oleh sel-sel ECL (Enterochromaffin-like), yaitu sel-sel yang terdapat
dalam mukosa lambung di bawah epitelium yang mensekresikan histamin di bawah
rangsangan hormon gastrin, terhalang untuk berikatan secara normal dengan
reseptornya, yaitu reseptor H2 karena mengikatnya famotidine dengan reseptor
tersebut (berikatan secara kompetitif), sehingga produksi asam lambungpun menurun.
• Lebih jauh, zat-zat lain yang meningkatkan sekresi asam lambung (seperti hormon
gastrin dan asetilkolin) juga berkurang efek kerjanya dengan "terblokirnya" reseptor
H2.
• Efek samping akibat penggunaan famotidine dalam pengujian klinis meliputi sakit
kepala, pusing, dan sembelit atau diare.

83.

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama.

Mitosis dibedakan atas beberapa fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.

1. Profase
• Kromosom menebal menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi
terlihat. Setiap kromosom berisi dua kromatid yang disatukan oleh sentromer.
Kromatid akan menjadi kromososm dalam generasi sel berikutnya.
• Pasangan setriol berpisah dan mulai bergerak ke sisi nucleus yang
berlawanan, digerakkan dengan perpanjangan mikrotubu
• lus yang terbentuk diantara sentriol. Setelah sampai di sisi nucleus, sentriol
membentuk benang spindle mitosis polar.
• Nukleolus melebur dan membran nulear menghilang, sehingga
memungkinkan spindel memasuki nukleus. Mikrotubulus pendek dapat
berinteraksi dengan benang spindle polar, menyebabkan kromosom bergerak
dengan cepat.
• Mikrotubulus lain menyebar ke luar sentriol untuk membentuk aster.
2. Metaphase
• Kromosom (pasangan kromatid) berbaris pada bidang metaphase atau
bidang ekuator sel. Disebut demikian karena posisinya bersilangan dari satu
sisi sel ke sisi lainnya pada spindle.
• Sentromer pada semua kromosom saling berikatan.
• Kinetochore memisah dan kromatid bergerak menjauh.
3. Anaphase
• Akibat perubahan panjang mikrotubulus ditempat perlekatannya, pasangan
kromatid (sekarang dianggap sebagai satu kromosom) bergerak dari
bidang ekuator ke setiap kutub.
• Akhir anaphase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang
berkumpul pada kedua kutub sel. Organel sitoplasma yang sebelumnya telah
bereplikasi juga tersebar merata dikedua kutub.
4. Telofase
• Dua nuklei kembali terbentuk disekitar kromosom. Kromosom kemudian
terurai dan melebur. Membrane nuclear dan nucleolus terbentuk kembali.
• Sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma. Alur pembelahan yang berada
tepat dipertengahan antara kedua massa kromosom mulai membelah
sitoplasma. Berlanjut disekitar sel dan membelah sel tersebut menjadi dua sel
terpisah.
5. Interfase terdiri dari fase G1, fase S dan fase G2.
a. Pada fase G1 (gap 1), sel secara metabolik sangat aktif. Semua komponen sel
disintesis dan sel tumbuh dengan cepat. Dalam nukleus setiap kromosom
merupakan dobel heliks DNA tunggal belum tereplikasi yang terikat dengan
histon dan protein kromosom lain. Sel yang tidak membelah umumnya tetap
berada dalam fase G1 di sepanjang rentang kehidupannya.
b. Fase S (sintesis), sintesis protein berlanjut dan DNA serta protein
kromosom (histon) direplikasi. Setiap kromosom kemudian berisi dua dobel
heliks DNA identik yang disebut kromatid menyatu pada sentromer.
c. Fase G2 (gap 2) merupakan periode penting dalam metabolisme dan
pertumbuhan sel sebelum mitosis (RNA dan sintesis protein)
- kromosom belum menebal dan masih dalam bentuk benang panjang
- sentriol membelah dan spindle mitosis dihasilkan dari serat mikrotubulus sel,
mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan nuklear selanjutnya.
Paklitaxel merupakan obat kemoterapi. Paklitaxel berikatan dengan tubulin yang merupakan
komponen dari protein mikrotubulus, spindle mitotik dan memblok polimerisasinya.
Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus sehingga sel terhenti dalam metafase.

84.

Dengan alasan karena obat tsb adalah obat hormon dengan pemakaian jangka panjang akan ada
pengaruh pada penambahan berat badan, dan ada nya pengaruh terhadap pembuluh darah yg menjadi
vasokontriksi dan dapat meningkatkan kadar lipid dalam tubuh... Dengan singkat dapat menimbulkan
efek samping hipertensi bahkan dapat dislipidemia.

Kontrasepsi Oral ( Pil )

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon
estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima
macam yaitu :

1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali
seminggu. Pil kombinasi terdapat 3 tipe jenis berdasarkan variasi dosis, yaitu monofasik,bifasik dan
trifasik.

2) Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang
dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya
diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7
hari terakhir.

3) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang
dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.

4) Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini
terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

5) Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya
diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

• Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).

a. Nousea

b. Nyeri payudara

c. Gangguan Haid

d. Hipertensi

e. Acne

f. Penambahan berat badan.

• Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )


a. Mudah menggunakannya

b. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.

c. Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi

d. Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)

e. Mengurangi resiko kanker ovaroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung
proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan
merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Progesteron ini mempunyai efek
terhadap sistem reproduksi, saraf, maupun sistem lainnya.

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:

Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli,


kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.

Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing
manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntik,
implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.

Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu ,suntik, pil kombinasi,
IUD dan susuk(implant).

Semua jenis kontrasepsi tersebut tentunya memiliki mekanisme yang berbeda. Namun pada
keuntungan dan kerugianya terdapat beberapa kesamaan di antara alat kontrasepsi pil, suntik, IUD,
implant. Dari ke empat jenis kontrasepsi tersebut kerugian/efek samping yang sering terjadi dari ke
empatnya yaitu seperi gangguan haid, terjadinya perdaraha, timbulnya jerawat, keputihan, serta
terjadinya peningkatan berat badan.

85.

Etanol digunakan untuk mengatasi keracunan metanol. Keracunan metanol umumnya terjadi
karena etanol tertukar dengan metanol yang memiliki toksisitas lebih tinggi. Toksisitas yang
tinggi dari metanol disebabkan oleh oksidasi metanol di dalam organisme menjadi
formaldehid dan asam format. Gejala keracunan pertama terlihat setelah beberapa jam yaitu
keluhan saluran cerna, pusing, sakit kepala, nausea, muntah dan gangguan penglihatan.
Menyusul kemudian pasien akan tidak sadar dan jika tidak ditangani secara cepat maka akan
terjadi kematian akibat kelumpuhan pernafasan. Terapi keracunan metanol dimaksudkan
untuk mencapai 3 tujuan :

1. Untuk menurunkan konsentrasi metanol dalam darah


2. Untuk menghambat oksidasi metanol
3. Untuk menghilangkan asidosis

Penurunan konsentrasi metanol dalam darah dapat dicapai dengan :

1. Dialysis peritoneal atau dialysis ekstra corporal


2. Diberikan etanol segera (30-40 mL), diusahakan agar konsentrasi etanol dalam darah
1mg/mL selama 5 hari, kalau perlu dilakukan infuse
3. Asidosis ditangani dengan infuse larutan NaHCO3 atau larutan Na2HPO4 dengan
mengontrol reaksi urin harus jelas bersifat basa

Mekanisme kerja etanol yaitu menghambat kerja enzim pengurai metanol (yang dinamakan
competitive inhibition) sehingga metanol tidak sempat terurai dan akan dikeluarkan melalui
ginjal dalam bentuk utuhnya.Digunakan etanol dengan kadar 5-10% yang bisa diberikan
dalam cairan infus dextose 5%.

86.

Insulin mempengaruhi metabolisme glukosa pada semua jaringan terutama hati dengan cara
menghambat glikegenolisis dan glukoneogenesis dan merangsang sintesi glikogen.

87.

senyawa yang dapat meningkatkan efek samping obat diatas dari teh dan kopi adalah
senyawa kafein. Kafein merangsang kinerja susunan saraf pusat. Jadi, ketika menggunakan
obat – obat yang merangsang saraf pusat (seperti obat asma yang mengandung teofilin dan
efinefrin ) dapat meningkatkan efek stimulant sistem saraf pusat yang berlebihan.

Dari pilihan jawaban semua senyawa termasuk senyawa alkaloid. Namun, kafein adalah salah
satu senyawa yang termasuk gol.xantin.

Berikut adalah turunan golongan alkaloid :

• Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisin


e, lobeline, nikotina, anabasine,sparteine, pelletierine.
• Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
• Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine
• Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina, strychnine, br
ucine, veratrine, cevadine
• Golongan Isokuinolina: alkaloid-
alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine,eme
tine, berbamine, oxyacanthine
• Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)
• Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
• Golongan Indola:
• Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
• Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid
• Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
• Yohimbans: reserpine, yohimbine
• Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
• Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine
• Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
• Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine
• Golongan Purine:
• Xantina: Kafein, teobromina, theophylline
• Golongan Terpenoid:
• Alkaloid Aconitum: aconitine
• Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang bernitrogen):
• Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
• Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine, muldamine)
• Alkaloid Salamander berapi (samandarin)
• lainnya: conessine
• Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine
• Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin

88.
Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan,
terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Faktor
lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi
saluran napas pada pasien asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik pada
asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif (hipereaktifitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau
dini hari.

Terapi non farmakologi

1. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus


2. Pemberian oksigen
3. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak
4. Kontrol secara teratur
5. Pola hidup sehat
Dapat dilakukan dengan :
. Penghentian merokok
. Menghindari kegemukan
. Kegiatan fisik misalnya senam asma

Alasan memilih D. Inhalasi Glukokortikoid


Glukokortikoid dapat menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel yang terinflamasi dan
meningkatkan efek obat beta adrenergik dengan memproduksi AMP siklik, inhibisi
mekanisme bronkokonstriktor, atau merelaksasi otot polos secara langsung. Penggunaan
inhaler akan menghasilkan efek lokal steroid secara efektif dengan efek sistemik minimal.
Contoh obat : Triamsinolon, Beklometason, Flunisolid
Indikasi
Terapi pemeliharaan dan propilaksis asma, termasuk pasien yang memerlukan
kortikosteoid sistemik, pasien yang mendapatkan keuntungan dari penggunaan dosis
sistemik, terapi pemeliharaan asma dan terapi profilaksis pada anak usia 12 bulan sampai
8 tahun.
Alasan tidak memilih A, B, C, E,
A. Tablet
Karena onset kerja/ ketercapaian terapi sediaaan tablet lebih lama dibanding inhalasi
B. Inhalasi Terbutalin
Terbutalin merupakan salah satu contoh obat simpatomimetik
Mekanisme Kerja
1. Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi,
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah.
2. Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung.
3.Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi, peningkatan klirens
mukosiliari, stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet.
Tidak dipilih karena Terdapat Peringatan pada Anak-anak untuk obat simpatomimetik:
Inhalasi : keamanan dan efikasi penggunaan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun
dan lebih muda belum diketahui.

C. Inhalasi Bromida
Bromida termasuk obat Antikolinergik, terdapat 2 golongan :
A. Ipratropium Bromida
B. Tiotropium Bromida
Tidak dipilih karena terdapat Peringatan pada Anak-anak: keamanan dan efikasi pada
anak di bawah 12 tahun belum diketahui.

E. Tablet Kortikoid
Karena onset kerja/ ketercapaian terapi sediaaan tablet lebih lama dibanding inhalasi

89.

Yang mempengarungi metabolisme digoksin yaitu penurunan fungsi hepar dimana Hepar berfungsi
dalam proses metabolisme di dalam tubuh.

penurunan dan penaikan pH berpengaruh pada proses absorbsi dan eksressinya

penurunan fungsi ginjal mempengaruhi distribusinya di dalam tubuh

90.

Karena Streptomisin dapat melewati plasenta dan masuk ke janin sehingga dapat
menyebabkan bayi mengalami gangguan pendengaran.

91.

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang
menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi
sumbatan koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di
sekitarnya. Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau
alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark.
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana
injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor merokok, diabetes meilitus, hipertensi, dislipidemia
dan riwayat keluarga.
Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang
dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi peningkatan kadar
kolesterol total, peningkatan kadar trigliserida, peningkatan kadar Low Density Lipoprotein
(LDL), dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Dislipidemia merupakan
salah satu faktor risiko dari penyakit kardioserebrovaskular. Faktor tersebut disebabkan
karena terbentuknya atherosklerosis yang akan mengganggu peredaran darah dari sistem
kardioserebrovaskular.
Penyakit penyerta lain nya yaitu Hipertensi. Hipertensi akan mengakibatkan
terjadinya pembentukan presipitasi tombosis, kerusakan dinding pembuluh darah dan
defisiensi prostasiklin (PGI2) yang akhirnya merusak endotel pembuluh darah. Kerusakan
endotel pembuluh darah mengakibatkan permeabilitas arteri meningkat sehingga sel-sel darah
yang banyak menempel di lapisan intima dapat menembus tunika intima. Kemudian terjadi
perlengketan trombosis endotel yang rusak (agregasi trombosit) yang akan membentuk massa
trombosis besar dan diikuti fase pelepasan trombosit seperti enzim fosfolipase A2 yang
melepaskan asam arakhidonat yang akan merubah prostaglandin menjadi prostasiklin (PGI2)
yang menyebabkan tromboxan (TXA2) berperan dalam agregasi trombosit dan terjadinya
vasokonstriksi pada arteri. Kemudian sel-sel otot polos arteri bermigrasi dari tunika media ke
tunika intima dan sel otot polos tersebut berproliferasi sehingga akhirnya terbentuk plaque
(ateroma) yang mengendap pada endotel pembuluh darah. Pengendapan ini menyebabkan
bagian intima menebal dan pembuluh darah arteri menyempit sehingga bila pembuluh darah
berkontraksi akan terasa nyeri.
Isosorbide Dinitrate (ISDN) adalah jenis vasodilator. Obat ini mengendurkan
pembuluh darah, meningkatkan persediaan darah dan oksigen ke jantung. Obat ini digunakan
untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina. Senyawa nitrat bekerja melalui
dua mekanisme. Secara in vivo senyawa nitrat merupakan pro drug yaitu menjadi aktif
setelah dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida (NO). Biotransformasi
senyawa nitrat yang berlangsung intraseluler ini dipengaruhi oleh adanya reduktase ekstrasel
dan reduced tiol (glutation) intrasel. Nitrogen monoksida akan membentuk kompleks
nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim ini sehingga kadar cGMP
meningkat. Selanjutnya cGMP akan menyebabkan defosforilasi miosin, sehingga terjadi
relaksasi otot polos. Mekanisme kerja yang kedua yaitu akibat pemberian senyawa nitrat,
endotelium akan melepaskan prostasiklin (PGI2) yang bersifat vasodilator. Berdasarkan
kedua mekanisme ini, senyawa nitrat dapat menimbulkan vasodilatasi, dan pada akhirnya
menyebabkan penurunan kebutuhan dan peningkatan suplai oksigen
92.

A. Sulfasalazine

Indikasi : Sulfasalazine digunakanuntukmengobatiperadanganusus, diare, pendarahan rectal,


sakitperutdenganulseratif colitis (kondisidimanaususmeradang), radangsendikhususnya
rheumatoid arthristis.

Dosis
.Ulseratifcolitis :Dewasa : 3-4 g (6-8 tablet)
.Anak-anakdiatas 2 tahun : 40-60 mg/kg beratbadansetiapharisesuaitakaran
·Seronegatifarthristis, spondilitis : awalnya 1 kaplet pada malam hari selama 1 minggu
pertama lalu berlanjut 1 kaplet 2x sehari di 1 minggu selanjutnya.
KontraIndikasi:
· Hipersensitivitasuntuk sulfonamide dansalisilat
· Porfiriaintermitenakut
· Bayi di bawah 2 tahun
· Obstruksi usus dan saluran kencing

EfekSamping:
Dapat menyebabkan kemandulan sementara pada laki-laki dan kembali subur setelah obat
dihentikan,air seni berwarna kekuningan, Diare, kekurangan nafsu makan, sakit kepala, sakit
perut, muntah.

Jika memiliki salah satu dari gejala berikut, berhenti munim sulfasalazine dan hubungi
dokter: Ruam kulit, gatal, bengkak, sakit tenggorokan, demam, nyeri sendi atau otot, kulit
pucat atau kuning, kesulitan menelan, mudah lelah, biasa pendarahan atau memar, dan
kelemahan.
Perhatian: Gangguan hereditas pada aktivitas eritrosit( sel darah merah )
Nama Paten :Sulcolon (Benofarm)
Interaksi Obat: Phenobarbital menaikkan biliary excretion dari sulfasalazine sehingga
menurunkan urinary excretion dariobat. Sulfasalazine mengurangi bioavallity dari digoxin
Keamanan untuk Ibu Hamil: Pada wanita hamil hanya digunakan bila mana sangat
diperlukan. Pada wanita menyusui sebaiknya jangan diberikan.
UntukSediaan : Tablet mengandung sulfasalazine 500 mg
Komposisi :Doosberisi 10 trip @ 1o tablet

B. Na. diklopenak

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Natrium diclofenac merupakan bagian dari obat anti radang non-steroid yang memiliki fungsi
sebagai anti-reumatik, anti-radang, dan penurun demam. Obat ini diindikasi untuk pasien
dengan berbagai bentuk radang dan degeneratif dari reumatik seperti
: artritisreumatoid, spondilitisankilosis, osteoartritis, serangan gout (kadar asam urat yang
tinggi) akut, sindrom nyeri pada tulang belakang, dsb.
Selain itu, obat ini juga digunakan sebagai anti-nyeri setelah operasi, mengurangi radang dan
bengkak setelah pembedahan, anti-nyeri pada kasus seperti dismenorrhea, dan obat anti-nyeri
tambahan pada infeksi berat yang sangat sakit seperti pada infeksi telinga, hidung, dan
tenggorokan.

Kontra indikasi penggunaan obat ini adalah pasien dengan ulkus pada saluran pencernaan
baik dengan atau tanpa perdarahan saluran cerna, kelainan pada sistem pembekuan darah,
asma. Perlu juga mendapat perhatian penggunaan obat ini pada pasien dengan kelainan fungsi
hati.

Pasien dengan hipertensi, gagal jantung, asma, kelainan saluran cerna (riwayat maag), kelainan fungsi
hati, dan pasien yang sedang hamil dan menyusui memerlukan perhatian khusus dalam penggunaan
obat ini.

EFEK SAMPING

Efek samping yang memilikiangka kejadian 1 – 10% meliputi :mual, muntah, diare,
kembung, penurunan nafsu makan, peningkatan kadar enzim hati, nyeri kepala, vertigo,
kemerahan pada kulit, ulkus peptik, berdenging pada telinga.

Efek samping yang jarang (< 1%) meliputi : hepatitis akut, asma, reaksi hipersensitivitas,
bengkak, perdarahan salurancerna, kelainan pada darah.

DOSIS

Natriumdiclofenac memiliki 2 sediaan tablet yaitu 25 mg dan 50 mg. Tablet harus ditelan
seluruhnya dengan cairan, lebih baik jika diminum sebelum makan, dan tidak boleh dibagi
atau dikunyah.

Dosisdewasa :

• Dosis harian yang direkomendasikan berkisar antara 100 – 150 mg. Pada
kasus yang lebih ringan dan juga pada kasus yang membutuhkan terapi jangka
panjang, dosis 75 – 100 mg per hari biasanya cukup.
• Pada kasus dismenorrhea (nyeri menstruasi yang berat), dosis harian harus
disesuaikan dengan kisaran dosis 50 – 150 mg (biasanya 100 mg) sebagai dosis awal,
dilanjutkan dengan 50 mg, 3 kali sehari.
• Pada kasus migraine, dosis 50 mg biasa dipakai. Sebaiknya obat ini
diminumdengan air putih dan tidak dengan cairan lain.

Dosis anak :

• Dosis pada anak dan dewasa muda biasanya 0,5 – 2 mg/kg/hari dibagi menjadi
2 – 3 kali pemberian tergantung pada beratnya penyakit. Untuk kasus radang
sendi rheumatoid yang menyerang anak usia muda, dosis harian dapat mencapai 3
mg/kg/hari.
• Dosismaksimal 150 mg tidak boleh dilampaui. Karena kekuatan dosis pada
sediaan 50 mg, sediaan ini tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak dan
dewasa muda dibawah 14 tahun. Tablet sediaan 25 mg dapat digunakan pada
kelompok umur ini.

C. Metrotreksat

Indikasi:

Psoriasis berat yang tidak terkendali dan tidak responsif terhadap terapi
konvensional; Crohn's disease; keganasan, lihat 8.1.3; artritisreumatoid, lihat 10.1.3
Interaksi:

lihat di bawah dan lampiran 1 (metotreksat)

EfekSamping:

Lihat pada 10.1.3

Dosis:

oral, 10-25 mg sekali tiap minggu, diatur sesuai dengan respons; LANSIA: pertimbangkan
pengurangan dosis (ekstra hati-hati); ANAK tidak dianjurkan.
PENTING. Perhatikan bahwa dosis di atas adalah dosis mingguan

93.
Fungsi NaOH yaitu untuk memutuskan cincin beta lactam. Jika cincin beta lactam tidak di
pecah terlebih dahulu akan berbahaya maka dari itu harus ada pemecahan cincin betalaktam
dengan cara hidrolisis terlebih dahulu oleh NaOH dan dinetralkan dengan penambahan HCl
untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik, terutama antibiotik beta lactam.

94.

Jenis-jenis ekstraksi :
a. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan.
Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi
b. Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Jenis ekstraksi panas
adalah refluk, sokletasi, dekoktasi, infus dan digesti.

1. Metode Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar
sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

2. Metode Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di
atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

3. Metode Refluks

Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini digunakan
apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika
dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam
bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar
tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk
sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.

4. Metode Soxhlet

Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sokletasi digunakan
pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah
dingin secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
kembali ke dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut
yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik
berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
5. Dekoktasi

Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit. Penguapan
ekstrak larutan dilakukan dengan penguap berpusing dengan pengurangan tekanan, yaitu
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak yang kental (Harborne, 1987).

6. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan cara perebusan, dimana pelarutnya adalah air pada
temperature 96-98 °C selama 14-20 menit.
95.

Ibuprofen atau asam 2-(-4-isobutilfenil) propionat merupakan suatu obat antiinflamasi


non steroid. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, hal ini akan mempengaruhi
ketersediaan farmasetikanya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kelarutan obat adalah dispersi padat . sistem dispersi padat dibuat dengan
cara mendispesikan satu atau lebih bahan aktif dalam suatu pembawa atau matriks inert.
Proses pembuatannya dengan metode peleburan (fusi), pelarutan dan metode campuran
peleburan pelarut. Obat yang sukar larut apabila didispersikan dalam matriks yang mudah
larut akan membentuk ukuran partikel yang lebih kecil, sehingga akan meningkatkan
kelarutannya. Mekanisme yang mungkin terjadi meliputi peningkatan kelarutan dari
ibuprofen maupun meningkatkan pembasahan dari permukaan obat dengan menggunakan
polimer hidrofilik

96.

Salah satu tindakan pengobatan terpenting untuk mencegah timbulnya


hiperparatiroidisme sekunder dan segala akibatnya adalah diet rendah fosfat dan dengan
pemberian agen yang dapat mengikat fosfat dalam usus. Obat pengikat fosfat ada dua jenis,
yaitu:
 yang mengandung kalsium (calcium containing phosphate binder) sepeti kalsium
karbonat dan kalsium asetat.
 yang tidak mengandung kalsium (noncalcium containing phosphate binder) seperti
lantanum karbonat.
Pencegahan dan koreksi hiperfosfatemia mencegah urutan peristiwa yang dapat
mengarah pada gangguan kalsium dan tulang. Apabila terjadi keterlibatan tulang yang parah
akibat kurangnya terapi preventif dengan agen pengika tfosfat, maka diindikasikan terapi
vitamin D atau paratiroidektomi. Bila lesi yang dominan adalah osteomalasia maka perlu
harus dimulai terapi vitamin D dengan pengawasan ketat.
Terapi farmakologis yang dipakai untuk mengurangi hipertensi glomerulus ialah
dengan pengggunaan antihipertensi yang bertujuan untuk memperlambat progresivitas dari
kerusakan ginjalyaitu dengan memperbaiki hipertensi dan hipertrofi intraglomerular. Selain
itu terapi ini juga berfungsi untuk mengontrol proteinuria. Tekanan darah yang meningkat
akan meningkatkan proteinuria yang disebabkan transmisi ke glomerulus pada tekanan
sistemik yang meningkat. Saat ini diketahui secara luas, bahwa proteinuria berkaitan dengan
proses perburukan fungsi ginjal. Dengan kata lain derajat proteinuria berkaitan dengan proses
perburukan fungsi ginjal pada PGK. Beberapa obat antihipertensi, terutama penghambat
enzim konverting angotensin (ACE inhibitor) dan angiotensin reseptor bloker melalui
berbagai studi terbukti dapat memperlambat proses perburukan fungsi ginjal, hal ini terjadi
lewat mekanisme kerjanya sebagai antihipertensi dan antiproteinuria. Jika terjadi
kontraindikasi atau terjadi efek samping terhadap obat-obat tersebut dapat diberikan calcium
chanel bloker, seperti verapamil dan diltiazem.
1. KalsiumKarbonat
Indikasi: Sebagai Fosfat Binder (pengikat fosfat) sama dengan Antihiperfosfatemia
Dosis: Peroral 1-2 tab/hari. Dosis maksimum 16 tablet/hari. Pemberian tablet kunyah
digunakan untuk pada pasien dengan kondisi gagal ginjal hiperfosfatemia kronik dosis mulai
dari 2,5- 7 gram /hari dengan dosis terbagi.
Pemberian obat: dengan atau tanpa makanan. Disarankan makan-makanan yang mengandung
serat dan mudah diabsorpsi.
Kontraindikasi: pasiendengan riwayat kalsium dalam ginjal yang diperhitungkan,
hiperkalsemia, hipofosfatemia, serta pasien yang diduga keracunan digoksin.
Tindakan pencegahan: ginjal kronis, penyakit hipoparatiroid, penyakit komplikasi
hiperkalsemia, absorpsi calcium kronis yang tidak mengandung klorida. Digunakan sebagai
pengganti garam ketika akan makan. Perhatian digunakan untuk pasien riwayat batu ginjal.
Efeksamping: konstipasi,flatulen, hiperkalsemia dan metabolik alkalosis.
2. Amlodipin
Indikasi: antihipertensi golongan kalsium kanal bloker, dimana dapat bekerja dengan
menghambat masuknya kalsium ke dalam otot polos pembuluh darah sehingga mengurangi
tahanan perifer. Merupakan antihipertensi yang dapat bekerja pula sebagai obat angina dan
antiaritmia, sehingga merupakan obat utama bagi penderita hipertensi yang juga penderita
angina.
Dosis: 5-10 mg/hari, untuk pasien geriatric 2,5 mg/hari. Dosis awal dapat digunakan 1 x 10
mg untuk memberikan efek optimal jika dikombinasikan ACE inhibitor, tetapi dosis perlu
diatur (diturunkan) jika penggunaannya bersama beberapa macam obat antihipertensi
Efek samping: Sesak napas terjadi pada pasien ketika mengkonsumsi beberapa macam obat
antihipertensi dalam waktu bersamaan.
Interaksi: tidak bisa digunakan bersamaan dengan β-bloker (Bisoprolol) dapat menyebabkan
hipotensi dan gangguan ritme jantung.
3. Captopril
Indikasi: Untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat yang tidak dapat diatasi dengan
pengobatan kombinasi lain. Kaptopril dapat dipergunakan sendiri atau dalam kombinasi
dengan obat anti hipertensi lain terutam atiazid. Payah jantung yang tidak cukup responsif
atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis.
Dosis:Dewasa:
Hipertensi : Dosis awal adalah 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari.
Bila setelah 2 minggu belum diperoleh penurunan tekanan darah, maka dosis dapat
ditingkatkan sampai 50 mg, 2-3 kali sehari.
Gagal jantung : Dosis awal adalah 25 mg, 3 kali sehari, sebaiknya dimulai dengan
12,5 mg, 3 kali sehari.
Efek samping: Umumnya kaptopril dapat ditoleransi dengan baik, efek samping yang dapat
timbul adalah ruamkulit, gangguan pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala,
lelah/letih dan hipotensi. Efek samping lain yang pernah dilaporkan: umumnya asthenia,
gynecomastia.
Interaksiobat: Pemberian obat diuretik hemat kalium (spironolakton-triamteren, anulona)
dan preparat kalium harus dilakukan dengan hati-hati karena adanya bahaya hiperkalemia.
Penghambat enzim siklooksigenase sepeti indometasin, dapat menghambat efek kaptopril.
Disfungsi neurologik pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang diberi kaptopril dan
simetidin. Kombinasi kaptopril dengan allopurinol tidak dianjurkan, terutama gagal ginjal
kronik.

97.
Jika di pasaran terdapat tablet prednison 8 mg, maka diambil tablet prednison 8 mg sebanyak 6 tablet
(tidak ada jawaban).

Tetapi di pasaran hanya ada tablet prednison denga dosis 1 mg; 2,5 mg; 5 mg; 10 mg 20 mg; dan
50mg. Jika yg diambil tab prednison :

• 1mg maka obat yang diperlukan (8*6) = 1x

X = 48 tablet (tidak ada jawaban)

• 5 mg maka obat yang diperlukan (8*6) = 5x

X = 9,6 tablet ~ 10 tablet (jawaban C)

• 10 mg maka obat yang diperlukan (8*6)=10x

X= 4,8 tablet ~ 5 tablet (Jawaban B)

• 20 mg maka oba yang diperlukan (8*6)=20x

X = 2,4 tablet~ 3 tablet (tidak ada jawaban)

•50 mg maka obat yang diperlukan (8*6)=50x

X = 0,96 tablet ~ 1 tablet (tidak ada jawaban)

jika tidak ada tablet prednison 8 mg,maka diperlukan tablet prednison denga dosis 10mg sebanyak 5
tablet (dilihat dari pembulatan angka terdekat 4,8 tab ~ 5 tab) (jawaban C)

98.

Obat-obat antihiperlipid

 Penghambat HMG Koa reduktase (Statin)

Contoh obat : atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin,


simvastatin.

Mekanisme kerja : dengan cara menghambat sintesis kolesterol de novo, obat-obat


tersebut mengurangi persediaan kolesterol intraseluler.

 Fibrat
Contoh obat : fenofibrat, gemfibrozil (merupakan suatu derivate fibric acid yang
menurunkan kadar triasilgliserol serum dan meningkat kadar HDL.

Mekanisme kerja : reseptor yang diaktifkan- proliferator peroksisom (peroxisome


profilator – activated receptor/ PPAR) merupakan anggota kelompok supergen
reseptor nucleus yang mengatur metabolisme lipid. PPAR berfungsi sebagai faktor
transkripsi yang diaktifkan- ligan.

 Niacin (nicotianid acid)


Contoh obat : asam nikotianid
Mekanisme kerja : dalam dosis gram, niacin menghambat secara kuat lipolisis pada
jaringan adipose-prosedur primer asam lemak bebas yang bersirkulasi.
 Sekuestran Asam Empedu (Resin)
Contoh obat : Cholestiramine, Colestipol, Colesevelam
Mekanisme kerja : Cholestiramine, Colestipol, Colesevelam merupakan resin
pengganti – anion yang berikatan dengan asam empedu dan garam bermuatan negatif
dalam usus halus, kompleks resin/ asam empedu diekskresikan dalam feses sehingga
mencegah asam empedu kembali menuju hepar melalui sirkulasi enterohepatik.
 Penghambat Absorbsi Kolesterol

Contoh obat : ezetimibe

Mekanisme kerja : menghambat absorbsi diet dan kolesterol empedu pada usus kecil
secara selektif, yang menyebabkan penurunan hantaran kolesterol usu menuju hepar,
hal ini menyebabkan redksi simpanan kolesterol hepar dan peningkatan bersihan
kolesterol dari dalam darah.

Jawaban

Cholestiramin dan merupakan golongan Resin (Sekuestran Asam Empedu)

99.

Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat
sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993). Angina pektoris
adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M.
Sjaifoellah Noer, 1996). Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.
Penyebab/ etiologi
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner. Penyebab lainnya adalah:
· Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)
· Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)
· Stenosis subaortik hipertrofik
· Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)
· Anemia yang berat.
Faktor-Faktor Resiko
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter
e. Kepribadian tipe A
ada 4 Kelompok obat untuk angina yakni :
1. Antiangina golongan Beta blocker
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung
dan organ lainnya.
Beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat.selama melakukan
aktivitasbeta bolcker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi
kebutuhan oksigen.
2. Antiangina golongan Nitrat (Contohnya nitroglycerin)
Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darahterdapat dalam bentuk
short-acting dan long acting.
Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan
menghilangkan gejalaangina dalamwaktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama
30menit.
3. Antiangina golongan Antagonis kalsium
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri
koroner.
Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis
kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantun.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama beta bolcker untuk mencegah terjadinya
episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).
4. Antiangina golongan Antiplatelet (contohnya aspirin)
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila
terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka
pembentukan bekuan (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga
terjadi serangan jantung.
Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding
pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri
koroner.
Penderita yang alergi terhadap asppirinbisa menggunakan triklopidin.

Jawaban

Antiangina golongan Antiplatelet (contohnya aspirin)

100.

Pemeriksaan Fraksi Lemak Darah Kolestrol


Kolestrol (C27H45OH) adalah alcohol steroid, semacam lemak yang ditemukan dalam lemak
hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur, yang sebagian besar disintesis oleh hati dan
sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan
cenderung membuat endapan atau Kristal atau lempengan yang akan mempersempit atau
menyumbat pembuluh darah.

Nilai ideal :

Dewasa sampai dengan 200 mg/dl.

Resiko sedang : 200-240 mg/dl, resiko tinggi >240 mg/dl

Anak : Bayi : 90-130 mg/dl, anak 130-170 mg/dl.

Resiko tinggi : > 185 mg/dl

Klinis :

Peningkatan kolestrol menyebabkan aterosklerosis dan terdapat pada penderita


hipotiroidisme, DM, sirosis bilier, pankreatektomi, kehamilan trimester III, stress berat,
hiperlipoproteinemi, diet tinggi kolestrol, dan sindrom nefrotik. Dapat juga disebabkan oleh
obat pil KB, epinefrin, fenotiazin, Vitamin A, d. sulfonamide, dan fenitoin.

Trigliserida

Merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak yang teresterisasi menjadi
gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum
dibawa oleh lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri dibanding kolesterol.
Peningkatan trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (very low density
lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah
dalam bentuk lemak bebas.

Nilai normal

Dewasa muda : s/d 150 mg/dl,

Tua (>50 tahun) : s/d 190 mg/dl,

Anak : 10-135 mg/dl


Bayi : 5-40 mg/dl

Klinis :

Penurunan kadar trigliserid serum dapat terjadi karena congenital, hipertiroid, dan malnutrisi
protein. Dapat juga oleh obat-obat, asam askorbat, Atromid-S (kofibrat), penformin, dan
metformin.

Peningkatan Kadar:

Trigliserida terjadi pada lipoproteinemi, hipertensi, hipotoroidisme, sindrom nefrotik,


thrombosis cerebral, sirosis alkoholik, DM tak terkontrol, down’s sindrom, diet tinggi
karbohidrat dan kehamilan,. Obat pil KB terutama esterogen dapat juga meningkatkan
trigliserid.

HDL (High Density Lipoprotein)

Merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein kombinasi lemak dan protein,
mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserid dan fosfolipid, mempunyai sifat umum
protein dan terdapat pada plasma darah,disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi
penimbunan plak pada pembuluh darah.

Nilai normal:

Laki-laki : > 55 mg/dl

Wanita : >65 mg/dl

Berisiko tinggi penyakit jantung koroner (PJK) : < 35 mg/dl

Resiko sedang PJK : 35-45 mg/dl

Resiko rendah PJK : >60 mg/dl

Klinis:

Peningkatan lipoprotein dapat dapat dipengaruhi oleh aspirin, cortisone, kntrasepsi, fenotiazin
dan sulfonamide, juga penyakit : DM, hipotiroid, nefrotik, dan eklamsia.
LDL (Low Density Lipoprotein)
Adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserid, fosfolipid sedang,
protein sedang dan kolesterol tinggi.

Normal:
Kurang dari 150 mg/dl
Berisiko tinggi terhaadap PJK : > 160 mg/dl
Resiko sedang : 130-159 mg/dl
Resiko Rendah : < 130 mg/dl

Klinis :
Merupakan lipoprotein Beta yang mempunyai andil utama terjadinya arterosklerosis dan
penyakit arteria koronaria.

Tipe-tipe Hiperlipidemia
Tipe I (Hiperkilomikronemia Familial)
• Puasa hiperkilomikronemia yang hebat, bahkan setelah diet asupan lemak normal.,
menyebabkan peningkatan hebat kadar TG serum.
• Defisiensi lipoprotein lipase atau defisiensi apolipoprotein CII normal (jarang).
• Tipe I tidak mengakibatkan peningkatan penyakit jantung koroner.
• Terapi : diet rendah-lemak,. Tidak ada terapi obat yang efektif untuk hiperlipidemia
tipe I.

Tipe II A (Hiperkolesterolemia Familial)


• Peningkatan kadar LDL dengan kadar VLDL normal akibat penghambatan degradasi
LDL. Hal ini mengakibatkan peningkatan kolesterol serum, tetapi kadar TG tetap
normal.
• Disebabkan oleh defek sintesis atau pemrosesan reseptor LDL.
• Penyakit jantung iskemik sangat dipercepat.
• Terapi : Diet. Heterozigot : Cholestyraminedan niacin atau statin.
Tipe II B (Hiperlipidemia Kombinasi (Campuran) Familial)
• Sama dengan tipe II A, kecuali bahwa VLDL juga meningkat, yang mengakibatkan
peningkatan TG serum serta kadar kolesterol.
• Disebabkan oleh produksi berlebih VLDL oleh hepar.
• Relatif jarang.
• Terapi : Diet. Terapi obat sama dengan terapi untuk tipe II A.

Tipe III (Disbetalipoproteinemia Familial)


• Konsentrasi serum IDL meningkat, yang mengakibatkan peningkatan TG serum serta
kadar kolesterol.
• Disebabkan oleh produksi berlebih VLDL oleh hepar.
• Relatif jarang.
• Terapi : Diet. Terapi obat meliputi niacin dan fenofobrate atau statin.

Tipe IV (Hipertrigliseridemia Familial)


• Kadar VLDL meningkat sedangkan kadar LDL normal atau menurun, yang
mengakibatkan kolestrol normal atau meningkat dan sangat meningkatkan kadar TG
sirkulasi.
• Disebabkan oleh produksi berlebihan dan/atau penurunan pembuangan VLDL TG
dalam serum.
• Ini merupakan penyakit yang relative sering. Penyakit ini memiliki beberapa
manifestasi klinis selain penyakit jantung iskemik terpacu. Pasien yang mengalami
gangguan ini sering kali obesitas, diabetis dan hiperurisemia.
• Terapi : Diet. Jika perlu terapi obat yang meliputi niacin dan/atau fenofibrate.

Tipe V (Hipertrigliseridemia Campuran Familial)


• VLDL dan kilomikron serum meningkat, LDL normal atau menurun. Hal ini
mengakibatkan peningkatan kolesterol dan sangat meningkatkan kadar TG.
• Disebabkan entah oleh peningkatan produksi, entah penurunan bersihan VLDL, dan
kilomikron. Biasanya, ini merupakan defek genetic.
• Terjadi paling sering pada dewasa yang mengalami obesitas dan/atau diabetes.
• Terapi : Diet. Jika diperlukan, terapi obat yang meliputi niacin, dan/atau fenofibrate
atau statin.

Pada kasus diatas kadar TG masih berada dibatas normal yaitu 190 mg/dl, namun kadar LDL
meningkat yaitu 190 mg/dl dari kadar normal. Kadar HDL sebesar 50 mg/dl menunjukkan
nilai dibawah normal yaitu > 55 mg/dl yang menunjukkan penyakit jantung iskemik yang
dipercepat. Hal ini sangat sesuai dengan hiperlipidemia tipe II A. Terapi hiperlipidemia tipe
II A dilakukan menggunakan Cholestyraminedan niacin atau statin.
SOAL UKAI 101-150

101. Industri farmasi sedang mengembangkan tablet amoksisilin 500. Sebagai standar
persyartan harus dibuat kemasan luar/karton dan diberi logo. Logo yang harus
dicantumkan dalam kemasan yaitu…
Jawaban D. Amoksisilin
Amoksisilin termasuk dalam golongan obat keras (daftar G) yang harus dibeli dengan
resep dokter dan obatnya generik
a. Lingkaran berwarna hijau tanda untuk obat bebas
b. Lingkaran berwarna biru tanda untuk obat bebas terbatas (daftar W)
c. Lingkaran putih logo merah tanda untuk obat narkotika & psikotropika (daftar O)
d. Lingkaran merah dengan tanda K tanda untuk obat keras (daftar G)
e. Lingkaran hijau bergaris  tanda untuk obat generik

102. Seorang pasien laki-laki dibawa ke ugd diakibatkan singkong diketahui keracunan sianida.
Antidota yang harus diberikan?

a. Natrium Sulfat c. Natrium Tiosulfat

b. Feri Sulfat d. Natrium bikarbonat

Jawaban C

Penyebab keracunan singkong adalah asam sianida yang terkandung di dalamnya.


Bergantung pada jenis singkong kadar asam sianida berbeda-beeda. Namun tidak semua orang
yang makan singkong akan menderita keracunan. Hal ini disebabkan selain kadar asam sianida
yang terdapat dalam singkong itu sendiri, juga dapat dipengaruhi oleh cara pengolahannya
sampai dimakan.Asam sianida adalah suatu racun yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan
menggangu oksidasi ke jaringan dengan jalan mengikat enzim sitokrom oksidase. Akibatnya
oksigen tidak dapat dipergunakan oleh jaringan dan tetap tinggal dalam pembuluh darah vena
yang berwarna merah cerah oleh adanya oksihemoglobin. Ikatan antara sitokrom oksidase
dengan HCN bersifat reversibel. Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak dapat digunakan oleh
jaringan sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita terutama
jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permulaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan
saraf pusat yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya dapat timbul kejang oleh hipoksia
dan kematian oleh kegagalan pernafasan (Ward dan Wheaticy, 1947).

A. Natrium sulfat
Natrium sulfat digunakan untuk pengobatan hemeopati memperkuat sistem hati dan
ginjal. Natrium sulfat bersifat tonik hati yang membantu sbb:
 Haid  karena hati penting dalam metabolisme asam lemak, natrium sulfat
membantu menyeimbangkan hormon dalam keluarga prostaglandin yang
mengontrol otot-otot rahim.
 Vitamin dam mineral  untuk meningkatkan pencernaan penyerapan vitamin
dan mineral yang penting untuk wanita dengan ensometriosis selama siklus
menstruasi.
 Ginjal  membantu ginjal untuk mengeluarkan racun tubuh melalui saluran
kemih.

B. Ferri sulfat
Digunakan untuk pengobatan defisiensi zat besi, digunakan untuk membentengi
makanan dan untuk mengobati anemia. Sembelit merupakan efek samping yang sering
dan tidak nyaman terkait dengan pemberian suplemen zat besi oral.

C. Natrium tiosulfat
Natrium tiosulfat termasuk antidotum sianida dengan mekanisme dektoksifikasi
sulfur dimana sianida dapat diubah menjadi tiosianat dengan menggunakan natrium
tiosulfat. Pada proses kedua membutuhkan donor sulfur agara rodanase dapat mengubah
sianmethemoglobin menjadi tiosianat karena donor sulfur endogen biasanya terbatas.
Ion tiosianat kemudian diekskresikan melalui ginjal.
Natrium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkorvesi sianida menjadi
bentuk yang lebih non toksik, tiosianat dan enzyme sulfur transfer yaitu rhodanase. Rute
utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadi tiosianat oleh
rhodanase. (Meredith, 1993).
Diberikan natrium tiosulfat 30% sebanyak 10-30 ml secara intravena perlahan.
Bila sukar menemukan pembuluh darah vena dapat dilakukan venoklisis atau pemberian
dapat dilakukan secara intramuskular. Cara pemberian natrium tiosulfat ialah mula-mula
dengan menyuntikan obat tersebut sebanyak 10ml intravena. Kemudian penderita
dicubit untuk mengetahui apakah kesaran sudah pulih. Bila penderita belum sadar dapat
diberikan lagi 10 ml natrium tiosulfat.

D. Natrium bikarbonat
Digunakan untuk pengobatan antasida. Karena senyawa ini memiliki sifat basa dan
senyawa ini juga seringkali dipakai untuk obat penetral asam yang biasanya digunakan
oleh pasien asidosi tubulus renalis atau biasanya disebut ATR.
102.
103. Seorang pasien perempuan berumur 35 tahun. Mendatangi apotek untuk
meminta informasi obat. Dia meminta informasi tentang obat untuk menunda
mestruasi karena 1 minggu ke depan akan melaksanakan ibadah umroh. Sebagai
apoteker obat apa yang direkomendasikan.?

Jawaban D. Noristeron

FARMAKODINAMIK
Noretisteron atau noristeron adalah suatu progestational oral. Seperti progesteron,
Noretisteron akan menghasilkan perubahan sekretori pada endometrium. Noretisteron menunda
haid bila diberikan sebelum atau pada saat perdarahan haid. Noretisteron menunjukkan aktivitas
biologiknya terutama melalui interaksi dengan reseptor-reseptor yang terdapat pada berbagai
jaringan, khususnya pada saluran reproduksi, payudara, hepar dan otak. Pada sejumlah
jaringan, terutama endometrium, Noretisteron berikatan dengan reseptor progesteron. Afinitas
pengikatan Noretisteron pada reseptor di endometrium serupa dengan progesteron

KONTRAINDIKASI

Norelut merupakan suatu obat yang berisikan dengan senyawa hormone progesterone, yaitu
norethisterone. Hormone progesterone ini sering digunakan dalam kasus-kasus kandungan dan
kebidanan.

Beberapa kegunaan dari Norelut yaitu pada gangguan keseimbangan hormone yang
menyebabkan :

• Amenorea (tidak mendapat menstruasi), baik primer ( tidak pernah menstruasi


sebelumnya) atau sekunder (pernah menstruasi sebelumnya);
• Perdarahan rahim disfungsional;
• Endometriosis;
• Sindrom premenstrual.

Semua obat yang beredar pasti memiliki kontraindikasi atau larangan pemakaian pada orang
dengan kondisi tertentu. Sebelumnya menggunakan suatu obat, pelajari terlebih dahulu
mengenai kontraindikasi agar Anda tidak salah mengkonsumsi obat.

Berikut adalah larangan-larangan dan kontraindikasi dari Norelut, yaitu:

• Riwayat gangguan pembuluh darah;


• Adanya kerusakan hati;
• Kanker yang dipicu oleh hormone seksual, terutama progesterone, seperti kanker
payudara.
• Wanita yang sedang hamil dan menyusui;
• Pasien dengan diabetes mellitus (DM) dengan gangguan pada pembuluh darah

EFEK SAMPING

Efek samping dari Norelut, antara lain keluarnya bercak darah dari kemaluan (vagina)
yang berasal dari rahim, menurunnya jumlah haid hingga tidak haid sama sekali, gangguan
pencernaan seperti mual, dan bengkak pada tubuh.
DOSIS

Norelut beredar dalam sediaan tablet 5 mg. Bagi pasien amenorea dan perdarahan rahim
disfungsional, dosis Norelut yaitu 5-20 mg per hari pada hari ke 5 sampai hari ke 25 dari siklus
menstruasi Anda. Sementara bagi penderita endometriosis, digunakan dosis awal 10 mg/hari
untuk 1 minggu, ditambahkan 5 mg/hari selama 2 minggu, dan terus ditambahkan dengan
interval setiap 2 minggu sampai mencapai dosis maksimal 30 mg/hari, setelah itu diteruskan
hingga 6-8 bulan. Obat-obatan memiliki beberapa kategori. Norelut bukan obat yang dapat
dibeli secara bebas di toko obat atau apotek. Penggunaan Norelut harus melalui konsultasi dan
resep dokter.

104. Pabrik farmasi akan membuat injeksi kering seftriakson, sebelum pembuatan
mereka mencuci vial agar memenuhi standar cpob. Ruang untuk mencuci vial
termasuk klasifikasi pada kelas....
a. Kelas A
b. Kelas B
c. Kelas C
d. Kelas D
e. Kelas E

Jawaban d. Kelas D

Penjelasan :

ANEKS CPOB 2012 (ANEKS 1 Pembuatan Produk Steril)


Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi (contoh : pengisian, wadah tutup
karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis). Kondisi dicapai dengan unit
aliran udara laminar (laminar air flow mengalirkan udara dengan kecepatan merata
berkisar 0,36 - 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka.
Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptik, kelas ini adalah lingkungan latar
belakang untuk zona kelas A.
Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap pembuatan produk steril dengan
tingkat risiko lebih rendah
BPOM RI NO HK.03.1.33.12.12.8195 TAHUN 2012 (TENTANG
PENERAPAN PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK)
Kelas A, B, dan C disebut juga white area, ruangan yang masuk kedalam area ini
adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang
mixing untuk produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi
(ruanguji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib menggunakan
pakaian antiseptik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan
white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock. Airlock berfungsi
sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas kebersihanlebih rendah
dengan ruang kebersihan yang lebih tinggi.

Kelas D disebut juga Grey area, ruangan yang termasuk kedalam kelas ini adalah
ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium
mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling digudang.
Setiap karyawan yang masuk kedalam area ini wajib menggunakan gowing (pakaian dan
sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan
airlock

Kelas E disebut juga black area, ruangan yang termasuk kedalam kelas ini adalah
koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area staging bahan kemas dan ruang
kemas sekunder. Setiap karyawan wajib menggunakan pakaian black area (dengan
penutup kepala).

105. seorang ibu pergi ke apotek hendak membeli ciprofloksasin 500 mg sebanyak 20
tablet, tanpa resep dokter untuk suaminya yang terkena infeksi. Apoteker tidak
memberikan, apa alasan yang tepat yang diberikan apotker?
a. Ciprofloksasin merupakan obat keras
b. Belum ada resep ciprofloksasin
c. Menghindari penyalahgunaan obat
d. Menghindari kesalahan penggunaan obat
e. Hanya diberikan 10 tablet
Jawaban : A
Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 02396/A/SKA/III/1986
penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna merah dan garis tepi berwarna
hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat-obatan yang termasuk dalam
golongan ini adalah antibiotik, serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila
dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau
menyebabkan kematian. Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat
menimbulkan ketagihan. Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai
pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh
apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan
pemakaiannya pada pemerintah.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik sintetik golongan quinolone yang bekerja
dengan menghambat DNA-girase. Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri yang resisten
terhadap antibiotika lain misalnya penisilin, aminoglikosida, sefalosporin dan tetrasiklin.
Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif.

1. Indikasi
Ciproflosasin digunakan untuk mengobati sejumlah infeksi termasuk: infeksi
tulang dan sendi, endokarditis , gastroenteritis , otitis eksterna maligna , infeksi saluran
pernapasan ,selulitis , infeksi saluran kemih , prostatitis , anthrax , chancroid , antara lain
:
• Infeksi saluran kemih (tidak disarankan sebagai antibiotik lini pertama)
• Akut tanpa komplikasi sistitis pada wanita
• Bacterial prostatitis kronis (tidak disarankan sebagai pilihan lini pertama antibiotik)
• Infeksi saluran pernapasan bawah (tidak disarankan sebagai pilihan lini pertama
antibiotik)
• Akut sinusitis (tidak disarankan sebagai pilihan lini pertama antibiotik)
• Kulit dan struktur kulit infeksi
• Infeksi tulang dan sendi
• Infeksi diare
• Demam tifoid (demam enterik) yang disebabkan oleh Salmonella typhi
• Tidak rumit serviks dan uretra gonore (karena N. gonorrhoeae) - namun, indikasi ini
tidak lagi efektif di beberapa daerah (misalnya, negara-negara Asia, Amerika Serikat
(termasuk Hawaii), Kanada, dan Skotlandia) karena resistensi
bakteri.Fluoroquinolones tidak lagi direkomendasikan di Amerika Serikat untuk
indikasi ini.
Ciproflosasin tidak boleh digunakan pada bayi karena mereka belum mengembangkan
enzim yang cukup untuk memetabolisme obat reaksi yang merugikan parah dapat terjadi
pada kelompok pasien ini. Ciproflosasin dapat dilisensikan untuk kegunaan lain, atau
dibatasi, oleh badan pengatur berbagai seluruh dunia.

2. Mekanisme kerja
Ciprofloxacin adalah antibiotik spektrum luas aktif terhadap gram positif dan gram
negatifbakteri. Ini berfungsi dengan menghambat girase DNA , tipe II topoisomerase ,
dan topoisomerase IV, enzim yang diperlukan untuk memisahkan DNA bakteri,
pembelahan sel sehingga menghambat.
Mekanisme ini juga dapat mempengaruhi replikasi sel mamalia. Secara khusus,
beberapa congener ini obat keluarga (misalnya yang mengandung C-8 fluor) Kegiatan
layar tinggi tidak hanya terhadap topoisomerase bakteri tetapi juga terhadap
topoisomerase eukariotik dan beracun bagi sel mamalia dalam kultur dan model
tumor in vivo. Meskipun kuinolon sangat beracun bagi sel mamalia dalam kultur,
mekanisme kerjanya sitotoksik tidak diketahui. Kuinolon yang disebabkan kerusakan
DNA pertama kali dilaporkan pada tahun 1986 (perempuan nakal dan lainnya.).
Studi terbaru menunjukkan hubungan antara sitotoksisitas sel mamalia dari kuinolon
dan induksi mikronukleus . Dengan demikian, beberapa fluoroquinolones dapat
menyebabkan cedera pada kromosom sel eukariotik. Ada terus menjadi perdebatan
mengenai apakah atau tidak ini kerusakan DNA yang akan dianggap sebagai salah satu
mekanisme aksi mengenai efek samping parah dialami oleh beberapa pasien setelah
terapi fluorokuinolon.

3. Kontraindikasi
Kontraindikasi Ciprofloxacin adalah penderita yang hipersensitif terhadap
siprofloksasin atau hipersensitif/alergi terhadap antibiotik golongan quinolone lainnya,
wanita hamil atau menyusui, anak-anak dan remaja yang masih dalam masa
pertumbuhan.

4. Dosis Dan Aturan Pakai


2 kali sehari 100-750 mg.
Gonore akut : dosis tunggal sebesar 250 mg.
Kurangi dosis jika klirens kreatinin kurang dari 20 ml/menit.
Sistitis akut : 2 kali sehari 100 mg selama 3 hari.
5. Efek Samping
• Dapat terjadi keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, diare, muntah,
dispepsia, sakit perut, kembung dan anoreksia.
• Dapat terjadi gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih.
• Jarang terjadi gangguan penglihatan.
• Efek Ciprofloxacin terhadap darah dapat terjadi eosinofilia, leukositopenia,
leukositosis, anemia.
• Reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap Ciprofloxacind dapat berupa
ruam/reaksi kulit.
• Pada penderita gangguan fungsi hati, dapat meningkatkan serum transaminase.
• Bila terjadi efek samping konsultasikan dengan dokter.

6. Resistensi Bakteri
Ciprofloxacin umumnya digunakan untuk saluran kemih dan infeksi usus (diare) dan
pernah dianggap sebagai antibiotik yang kuat terakhir, digunakan untuk mengobati
infeksi terutama ulet. Tidak semua dokter setuju dengan penilaian ini, terbukti dengan
digunakan secara luas untuk mengobati infeksi ringan serta tidak disetujui
menggunakan.Sebagai hasil dalam beberapa tahun terakhir banyak bakteri sudah kebal
terhadap obat ini, meninggalkan secara signifikan kurang efektif daripada itu akan
menjadi sebaliknya.
Perlawanan untuk fluoroquinolones ciprofloxacin dan lain mungkin berkembang pesat,
bahkan selama pengobatan. Banyak patogen , termasuk Staphylococcus aureus,
enterococci, Streptococcus pyogenes dan Klebsiella pneumoniae (kuinolontahan)
sekarang menunjukkan ketahanan seluruh dunia. Penggunaan hewan luas dari
fluoroquinolones, terutama di Eropa, telah terlibat. Sementara itu, beberapa
Burkholderia cepacia , Clostridium innocuum dan Enterococcus faecium sudah
mengembangkan resistansi terhadap Ciprofloxacin untuk berbagai derajat.
Fluoroquinolones telah menjadi kelas yang paling sering diresepkan antibiotik untuk
orang dewasa pada tahun 2002. Hampir setengah (42%) dari mereka adalah resep
untuk kondisi yang tidak disetujui oleh FDA, seperti bronkitis akut, otitis media, dan
akut infeksi saluran pernapasan atas , menurut sebuah penelitian yang didukung
sebagian oleh Badan Kesehatan Penelitian dan Kualitas. Selain itu, mereka umumnya
diresepkan untuk kondisi medis yang tidak bahkan bakteri untuk mulai dengan, seperti
infeksi virus, atau mereka yang tidak memberikan manfaat terbukti ada.
Daya antibakteri Flurokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan dengan kelompok
kuinolon, selain itu kelompok obat ini juga diserap dengan baik pada pemberian oral,
dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk perenteral sehingga dapat
digunakan untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya yang disebabkan oleh
kuman Gram-Negatif. Daya antibakterinya terhadap kuman Gram-Positif relatif
Lemah. Yang termasuk golongan ini adalah Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin,
Pefloksasin, Norfloksasin, Enoksasin, Levofloksasin, dan Flerofloksasin

7. Farmakokinetik
Asam Nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi dengan cepat dieksresikan
dengan cepat melaliu Ginjal. Flurokinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna
dibandingkan dengan asam nalidiksat. Pefloksasin adalah Flurokuinolon yang
absorpsinya paling baik dan masa paruh eliminasinya paling panjang.
Bioavailabilitasnya pada pemberian peroral sama dengan pemberian parenteral.
Penyerapan Siproflaksin dan Flurokiunolon lainnya akan terhambat bila diberikan
bersama Antasida. Sifat Flurokuinolon yang menguntungkan ialah bahwa golongan
obat ini mampu mencapai kadar tinggi dalam prostat, dan cairan serebrospinalis bila
ada Meningitis, Sifat lainnya yang mengunutngkan adalah masa paruh eliminasinya
panjang sehingga obat cukup diberikan 2 kali dalam sehari.

106. Seorang perempuan 42 tahun pergi ke rumah sakit dan

didiagnosa rheumatoid arthrithris lalu dokter meresepkan

methotreksat dan asam folat. Apa alasan dokter meresepkan asam

folat?

a. Mencegah pembentukan Kristal urea

b. Mencegah peningkatan alanine transferase

c. Menurunkan sekresi asam urat

d. Mencegah kerja xantin oxidase

e. Mencegfah reabsorpsi asam urat


Jawab: d. Mencegah reabsorpsi asam urat

PENJELASAN

Artritis Reumatoid

Definisi Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid atau Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun

sistemik (Symmons, 2006). RA merupakan salah satu kelainan multisistem

yang etiologinya belum diketahui secara pasti dan dikarateristikkan dengan

destruksi sinovitis (Helmick, 2008). Penyakit ini merupakan peradangan

sistemik yang paling umum ditandai dengan keterlibatan sendi yang simetris

(Dipiro, 2008). Penyakit RA ini merupakan kelainan autoimun yang

menyebabkan inflamasi sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih

dari lima sendi (poliartritis) (Pradana, 2012).

Patofisiologi Artritis Reumatoid

RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang sendi. Reaksi

autoimun terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari

proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah

perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi

neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi

oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya pannus akibat

terjadinya pertumbuhan yang iregular pada jaringan sinovial yang mengalami

inflamasi. Pannus kemudian menginvasi dan merusak rawan sendi dan

tulang Respon imunologi melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase

dan faktor pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan

komplikasi sistemik (Surjana, 2009).


Manifestasi Klinis Artritis Reumatoid

RA dapat ditemukan pada semua sendi dan sarung tendo, tetapi paling

sering di tangan. RA juga dapat menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki

dan lutut. Sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa menebal akibat radang

yang diikuti oleh erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi

(Syamsuhidajat, 2010).

Ditinjau dari stadium penyakitnya, ada tiga stadium pada RA yaitu (Nasution,

2011):

a. Stadium sinovitis.

Artritis yang terjadi pada RA disebabkan oleh sinovitis, yaitu inflamasi

pada membran sinovial yang membungkus sendi. Sendi yang terlibat

umumnya simetris, meski pada awal bisa jadi tidak simetris. Sinovitis

ini menyebabkan erosi permukaan sendi sehingga terjadi deformitas

dan kehilangan fungsi (Nasution, 2011). Sendi pergelangan tangan

hampir selalu terlibat, termasuk sendi interfalang proksimal dan

metakarpofalangeal (Suarjana, 2009).

b. destruksi

Ditandai adanya kontraksi tendon saat terjadi kerusakan pada jaringan

sinovial (Nasution, 2011).

c. Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

deformitas dan gangguan fungsi yang terjadi secara menetap (Nasution,

2011).

Terapi Artritis Reumatoid


RA harus ditangani dengan sempurna. Penderita harus diberi penjelasan

bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan (Sjamsuhidajat, 2010). Terapi

RA harus dimulai sedini mungkin agar menurunkan angka perburukan

penyakit. Penderita harus dirujuk dalam 3 bulan sejak muncul gejala untuk

mengonfirmasi diganosis dan inisiasi terapi DMARD (Disease Modifying Anti-

Rheumatic Drugs) (surjana, 2009).

Terapi RA bertujuan untuk :

a. Untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien

b. Mempertahakan status fungsionalnya

c. Mengurangi inflamasi

d. Mengendalikan keterlibatan sistemik

e. Proteksi sendi dan struktur ekstraartikular

f. Mengendalikan progresivitas penyakit

g. Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi

Terapi Farmakologik Artritis Reumatoid

Dalam jurnal “The Global Burden Of Rheumatoid Arthritis In The Year 2000”,

Obat-obatan dalam terapi RA terbagi menjadi lima kelompok, yaitu

(Symmons, 2006) :

a. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk mengurangi rasa

nyeri dan kekakuan sendi.

b. Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection), Methotrexat dan

Sulphasalazine. Obat-obatan ini merupakan golongan DMARD.

Kelompok obat ini akan berfungsi untuk menurukan proses penyakit


dan mengurangi respon fase akut. Obat-obat ini memiliki efek

samping dan harus di monitor dengan hati-hati.

c. Steroid, obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala

simptomatis dan tidak memerlukan montoring, tetapi memiliki

konsekuensi jangka panjang yang serius.

d. Obat-obatan immunosupressan. Obat ini dibutuhkan dalam proporsi

kecil untuk pasien dengan penyakit sistemik.

e. Agen biologik baru, obat ini digunakan untuk menghambat sitokin

inflamasi. Belum ada aturan baku mengenai kelompok obat ini dalam

terapi RA.

Terapi yang dikelompokan diatas merupakan terapi piramida terbalik,

dimana pemberian DMARD dilakukan sedini mungkin. Hal ini didapat dari

beberapa penelitian yaitu, kerusakan sendi sudah terjadi sejak awal penyakit,

DMARD terbukti memberikan manfaat yang bermakna bila diberi sedini

mungkin, manfaat penggunaan DMARD akan bertambah bila diberi secara

kombinasi, dan DMARD baru yang sudah tersedia terbukti memberikan efek

yang menguntungkan bagi pasien. Sebelumnya, terapi yang digunakan

berupa terapi piramida saja dimana terapi awal yang diberikan adalah terapi

untuk mengurangi gejala saat diganosis sudah mulai ditegakkan dan

perubahan terapi dilakukan bila kedaaan sudah semakin memburuk

(Suarjana, 2009).

DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs), pemilihan jenisnya pada

pasien harus mempertimbangkan kepatuhan, berat penyakit, pengalaman

dokter, dan penyakit penyerta. DMARD yang paling sering digunakan adalah

MTX (Metrothexate), hidroksiklorokuin atau klorokuin fosfat, sulfasalazin,

leflunomide, infliximab dan etarnecept. (Suarjana, 2009).


METOTREKSAT

Metotreksat merupakan antimetabolit yang bekerja sebagai antagonis folat. merupakan

analog 4-amino, N10-metil asam folat.1 Obat ini banyak digunakan sebagai kemoterapi

antikanker, dan sangat efektif pada leukemia, tumor solid dan koriokarsinoma, beberapa

penyakit autoimun seperti dermatomyositis, Wegener’s granulomatosis, penyakit Crohn,

arthritis reumatoid dan psoriasis.1, 2 Metotreksat bekerja menghambat enzim dihidrofolat

reduktase.1, 2, 3 Dihidrofolat reduktase adalah enzim yang mengkatalisis dihidrofolat menjadi

tetrahidrofolat pada sintesis asam folat. Asam folat dibutuhkan sebagai bahan dasar sintesis

DNA. Antagonis folat khususnya bekerja pada sintesis DNA dan RNA, terutama pada sel-sel

yang membelah dengan cepat, misalnya pada keganasan dan sel-sel myeloid/sumsum tulang.4

Dengan demikian, pemakaian metotreksat sebagai terapi keganasan mempunyai efek samping

yang cukup membahayakan yaitu terjadi penekanan pada proses hematopoesis di sumsum

tulang. Hal tersebut dapat dilihat melalui penurunan jumlah leukosit di sirkulasi darah tepi.1, 2,

3, 4 Leukosit dibentuk melalui leukopoesis yang merupakan bagian dari hematopoesis.

Leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap masuknya benda asing dalam tubuh,

khususnya mikroorganisme.5 Pembentukan immunoglobulin atau antibodi spesifik terhadap

suatu kuman penyakit juga diperankan oleh leukosit terutama limfosit. Penurunan jumlah

leukosit (leukopenia) pada pasien-pasien yang mengalami depresi sumsum tulang akibat

kemoterapi antikanker seperti metotreksat dapat menyebabkan turunnya imunitas,

ASAM FOLAT

Farmakologi

Asam folat di dalam hati direduksi menjadi zat aktifnya THFA (tetrahydrofolic

acid), suatu ko-enzin yang penting sekali bagi sintesis DNA dan RNA serta
pembelahan sel. Oleh karena itu, kekurangan asam folat bisa mengakibatkan

anemia primer megaloblaster (Tjay dan Kirana, 2002).

Dalam keadaan normal, 5-20 mg folat disimpan di dalam hati dan jaringan-

jaringan lain. Folat dieksresikan ke dalam urin dan feses, sehingga kadar

serum turun dalam beberapa hari bila asupan berkurang. Karena cadangan

folat dalam tubuh relatif rendah dan kebutuhan harian tinggi, maka

defisiensi folat dan anemia megaloblastik dapat terjadi 1-6 bulan setelah

asupan asam folat berhenti, bergantung pada status nutrisi pasien dan

kecepatan penggunaan folat.

Defisiensi folat dapat disebabkan oleh obat-obatan yang mengganggu

absorpsi asam folat atau metabolisme asam folat di dalam tubuh. Fenitoin,

beberapa antikonvulsan, kontrasepsi oral dan isoniazid dapat menyebabkan

defisiensi dengan menghambat metabolisme asam folat di usus. Obat-obat

lain seperti metrotreksat, trimetoprim menghambat dihidrofolat reduktase

dan menyebabkan anemia megaloblastik (Katzung, 1997).

Farmakologi / mekanisme aksi asam folat

Asam folat disiapkan secara sintesis. Secara alami konjugat asam folat (folat makanan,

pteroylpolyglutamates) yang ada dalam berbagai makanan, terutama hati, ginjal, ragi, sayuran

berdaun hijau, sayuran lainnya, buah jeruk dan jus, dan legumes. Sebuah sumber eksogen asam

folat diperlukan untuk sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan erythropoiesis yang normal

Asam folat tidak aktif secara metabolik, tapi merupakan prekursor asam tetrahydrofolic

yang terlibat sebagai kofaktor untuk reaksi transfer 1-karbon dalam biosintesis purin dan

thymidylates dari asam nukleat.


Suplementasi folat sebelum dan selama kehamilan dikaitkan dengan pengurangan risiko

untuk janin saraf tabung defects. Asam folat, seperti biokimia tidak aktif, diubah menjadi asam

tetrahydrofolic dan methyltetrahydrofolate oleh reduktase dihydrofolate. Congeners Asam folat

melewati sel dengan memediasi reseptor endositosis di mana mereka dibutuhkan untuk

mempertahankan eritropoiesis normal, mensintesis purin dan asam nukleat timidilat,

interconvert metilat tRNA, dan menghasilkan dan menggunakan format. Menggunakan vitamin

B12 sebagai kofaktor, asam folat dapat menormalkan kadar homocysteine yang tinggi oleh

remetilasi homosistein melalui metionin sintetase.

107. Pasien laki-laki datang kerumah sakit dengan keluhan demam selama 3 hari dan
sakit tenggorokan. Setelah diperiksa oleh dokter, pasien tersebut mengalami gangguan
pernafasan akut. Lalu dokter memberikan obat Lozenges yang berisi... dasar

Pertimbangan apa pasien diberikan bentuk sediaan tersebut?

a. Untuk mengatasi infeksi noscocomial = infeksi yang diperoleh dari rumah sakit yaitu
infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam
berada ditempat tersebut. Tau Ksin aInfeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi
menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
b. Untuk mengatasi infeksi local = spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana
mikroorganisme tinggal
c. Untuk mengatasi infeksi sistemik = terjadi bila mikroorganimse menyebar ke bagian
tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakn.
d. Untuk mengatasi infeksi resisten
e. Untuk mengatasi infeksi oportunistik = infeksi yang disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.

Jawaban : C

Penjelasan:
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau gangguan pernafasan akut adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga
kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga di sekitar hidung
(sinus para nasal), rongga telinga tengah dan pleura.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan oleh beberapa golongan kuman yaitu bakteri,
virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam. Pada ISPA atas 90-95%
penyebabnya adalah virus. Di negara berkembang, ISPA bawah terutama pneumonia
disebabkan oleh bakteri dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetella dan
korinebakterium, sedang di negara maju ISPA bawah disebabkan oleh virus, miksovirus,
adenivirus, koronavirus, pikornavirusdan herpes virus.

Klasifikasi ISPA
Menurut Depkes 2009, klasifikasi dari ISPA adalah :
1.Ringan ( bukan pneumonia)
Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat / berair,
tenggorokan merah, telinga berair.

2. Sedang ( pneumonia sedang )


Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang
dari 2 minggu. Faringitis purulendengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis
servikal).

3.Berat ( Pneumonia berat )


Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea,
dehidrasiberat / tidur terus, sianosis dan adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah
bawah ke dalam.

Gejala ISPA
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau daya
tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan
hidung. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang
kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan
nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Akhirnya terjadi
peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna
kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka
kemungkinan peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat. Infeksi dapat menjalar ke
paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang dihirup
berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung
bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi
saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia.

Pengobatan ISPA
ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-macam, maka timbul persoalan pada
diagnostik dan pengobatannya. Sampai saat ini belum ada obat yang khusus antivirus. Idealnya
pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara rasional. dengan mendapatkan
antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk itu, kuman penyebab ISPA
dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil material pemeriksaan yang tepat, kemudian
dilakukan pemeriksaan mikrobiologik, baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.
Lozenges adalah sediaan dengan bentuk bermacam-macam biasanya mengandung obat dan
bahan obat dan bahan perasa yang dimaksudkan untuk melarut secara perlahan pada mulut
untuk efek sistemik.

Pasien diberikan lozenges dengan tujuan untuk mengatasi infeksi yang sudah menyebar
ke tenggorokan (sistemik).

108. Obat tukak lambung yang dapat dibeli tanpa resep dokter, menghambat refluks
asam. Apoteker dapat memberikan obat?

a. Antasida dan simetidin

b. Antasida dan omeprazole

c. Famotidine, simetidin, dan omeprazole

JAWAB c. Famotidine, simetidin, dan omeprazole

ALASAN

3 golongan obat yang mengurangi sekresi asam lambung :


a. Antagonis reseptor histamin H2
Cimetidin :
• Kompetisi dgn histamin untuk menduduki reseptor H2
• Histamin tidak dapat berikatan dengan reseptor H2
• Histamin tidak dapat bekerja dalam mekanisme sekresi asam

Ranitidin, Nizatidin, Famotidin :

• Turunan dari cimetidin


• Mekanisme kerja sama dengan cimetidin
• Lebih poten dari cimetidin

o Cimetidin dan ranitidin cepat diabsorpsi secara oral

o Memblok kerja histamin pada sel parietal dan mengurangi sekresi asam lambung

o Menurunkan jumlah, keasaman, dan kandungan pepsin cairan lambung

o Dosis tunggal dapat menghambat sekresi asam 6 sampai 12 jam

o Penyembuhan ulkus peptik/ duodenum: 6-8 minggu

o Penyembuhan dengan esofagitis: 12 minggu


o Hati-hati untuk anak-anak, wanita hamil, usia lanjut, pasien dengan gangguan

fungsi hati atau ginjal

o Dosis dikurangi bila fungsi ginjal terganggu

b. Antagonis reseptor muskarinik/antagonis asetilkolin

Pirenzepin memblok secara selektif reseptor muskarinik M1

Sehingga asetilkolin (ACh) tidak dapat berikatan dengan reseptor muskarinik

Sekresi asam lambung berkurang

c. Inhibitor pompa proton


o Secara nonreversibel menghambat pompa proton sel parietal lambung (K+/H+
ATPase)
o Merupakan prodrug
o Tidak aktif pada pH netral
o Dalam lingkungan asam di sel parietal, menjadi molekul reaktif yang bereaksi
dengan gugus sulfidril pada K+/H+ ATPase yang berperan dalam mentranspor ion
H+ keluar sel parietal

Terutama berguna untuk pasien dengan:

• hipersekresi asam lambung parah karena Zollinger-Ellison syndrome,

• tumor sel islet pensekresi gastrin di pankreas,

• refluks esofagus dengan ulserasi parah.

d. ANTASIDA (PELINDUNG MUKOSA)

• Senyawa alkalin yang menetralkan asam

• Bereaksi dengan HCl menghasilkan garam yang netral/ kurang asam, sulit diabsorpsi,
dan meningkatkan pH cairan lambung

• Meningkatkan pH sampai sekitar 3,5, menetralkan >90% asam lambung, menghambat


konversi pepsinogen menjadi pepsin

• Berupa senyawa alumunium, magnesium, kalsium


109. Suatu perusahaan akan memproduksi amoksisilin 500 mg tablet. Tanda atau
logo apa yang harus tercantum dalam kemasan luar dus nya?

Jawaban : Tanda bulatan merah dengan tulisan K

Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang tergolong obat keras, yang penggunaannya
harus menggunakan resep dokter. Karena di ketahui jika penggunaan antibiotik tidak mendapat
pengawasan dapat menyebabkan bakteri resisten, dimana mekanisme aksinya penisilin bersifat
bakterisid yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel.

Dimana terdapat pula peringatan dalam mengkomsi amoksisilin

1. Jangan diminum obat ini jika alergi terhadap penisilin


2. Gangguaan fungsi ginjal
3. Lesi erimatous pada glandular fever
4. Leukemia limfositik kronik
5. AIDS ( Sumber Farmakoterapi)

110. Seorang wanita dewasa datang ke apotek mengeluh tidak bisa buang air besar
selama 2 hari, apoteker memberikan bisakodil bagaimana mekanisme kerja obat
tersebut?

Jawaban : b . Meningkatkan peristaltik usus.

Penjelasan :

a. Melunakkan konsistensi feses


Mekanisme kerja obat golongan ini sama dengan obat dari golongan laksansia osmotik
( proses osmosis menarik air), dan golongan zat – zat pembesar volume usus.

b. Meningkatkan peristaltik usus


Zat- zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan akibat peningkatan
peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan cepat.
Contoh obat : derivat fennilmetan ( Bisakodil) , senna , rhei.

c. Proses Osmosis menarik air


Senyawa ini mencahar berdasarkan lambat absorbsinya oleh usus, sehingga menarik
air dari “luar” usus melalui dinding kedalam usus via proses osmosa. Tinja menjadi
lebih lunak dan volumenya di perbesar yang merupakan suatu rangsangan mekanis
atas dinding usus.
Contoh obat : magnesium sulfat/sitrat dan natrium sulfat , gliserol .

d. Retensi terhadap ion natrium


Bukan merupakan obat dari golongan laksativ

e. Mengembangkan massa feses


Senyawa yang mengembangkan massa feses umumnya tidak di absorbsi dalam saluran
cerna. Zat – zat ini berdaya menahan air sambil mengembang, di samping itu pada
perombakan oleh kuman kuman usus terbentuklah asam- asam organik dan gas-gas
(CO2, O2, H2, CH4), sedangkan massa bakteri juga meningkat, semua ini turut
memperbesar volume chymus. Dengan demikian khasiat mencaharnya berdasarkan
rangsangan mekanis dan kimiawi terhadap dinding usus ditambah dengan pelunakkan
tinja. Selama penggunaan zat-zat ini penting sekali untuk minum banyak air, sampai 3
liter sehari.
Contoh obat : zat-zat lendir (agar – agar, metil selulosa, CMC) dan zat – zat nabati
psyllium.

111. Seorang pengusaha usaha UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional) membuat
sediaan obat batuk yang mengandung ekstrak jahe,ekstrak daun sirih, sari jeruk nipis dan
madu.Klaim apa yang dapat dituliskan pada leaflet dan kemasan obat ini?

a. Menekan batuk kering d. Menghilangkan dahak


b. Meredakan batuk karena debu e. Menyembuhkan batuk karena flu
c. Membantu meredakan batuk

JAWABAN C

Kemasan obat tradisional memiliki aturan-aturan yang jelas dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Desain kemasan obat yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan ini akan
ditolak oleh BPOM, menjadikan produk tersebut tidak memiliki nomor registrasi dan menjadi
ilegal bila diedarkan.
Aturan-aturan Desain Kemasan Obat Tradisional BPOM
1. Merk
Sebuah produk obat tradisional harus memiliki merk / penamaan. Merk dengan menggunakan
salah satu nama bahan baku produk (contoh : ceremai) tetap bisa didaftarkan ke BPOM.
2. Ilustrasi
Gunakanlah ilustrasi sebagai pemanis. Umunya BPOM mentolerir penggunaan ilustrasi seperti
gambar tumbuhan dan simbol-simbol yang tidak dilarang (tetap berkaitan dengan khasiat
produk). Namun, BPOM tidak mentolerir ilustrasi dengan menggunakan gambar-gambar
seperti:
- Bagian tubuh manusia, gambar virus / bakteri
- Khasiat (preview – optional dari produsen) Untuk mempermudah masyarakat melihat &
memahami khasiat suatu produk, kadang khasiat dicantumkan juga di bagian depan
kemasan.
- Nomor Registrasi Nomor registrasi / pendaftaran untuk jenis obat tradisional jamu
terdiri dari 9 digit dan diawali dengan POM TR. Badan POM mengeluarkan 1 nomor
registrasi untuk 1 item produk.
- Logo Obat Tradisional / Jamu Logo jamu harus dicantumkan! BPOM membuat aturan
logo ini harus dicantumkan di bagian kiri atas. penggunaan warna logo juga tidak bisa
dirubah, standard yang digunakan adalah warna hijau tua. BPOM memiliki buku
panduan yang berisikan gambar logo boleh digunakan. Obat tradisional memiliki 3
tingkatan. Yaitu: Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), Fitofarmaka. OHT dan
Fitofarmaka memiliki logo yang berbeda dengan jamu. Kedua level ini adalah level
lanjutan di mana suatu produk obat tradisional harus memiliki kriteria-kriteria tertentu.
Fitofarmaka memiliki khasiat yang telah teruji klinis dan bisa disejajarkan dengan obat
farmasi.
- Produsen
- Produsen obat tradisional juga harus dicantumkan di suatu kemasan obat. Hal ini untuk
memudahkan konsumen mengenai reputasi suatu perusahaan dalam memproduksi obat
tradisional dan mencari info mengenai produsen obat. Bagi produsen sendiri
pencantuman ini penting untuk membangun citra perusahaan dan produknya.
- Komposisi Produk
- Sebuah obat tradisional mengandung 1 atau beberapa racikan bahan obat. Aturan
penulisannya menggunakan nama latin bahan dan mencantumkan jumlah berat masing-
masing bahan. Contoh untuk penulisan bahan baku daun pegagan :
Centella asiatica Herba ……..400 mg
Centella = nama depan menggunakan awalan kapital, text style harus italic (miring).
asiatica = nama kedua menggunakan awalan non- kapital, text style harus italic. Herba =
adalah nama latin daun, nama bagian tumbuhan yang digunakan berawalan kapital, text
style harus non-italic.
- Peringatan / Perhatian (optional dari BPOM)
- Pencantuman peringatan / perhatian hanya perlu cicantumkan di beberapa jenis produk
seperti produk penurun tekanan darah, pelangsing, diabetes, dan lainnya.
- Netto / Isi
- Pencantuman netto diperlukan untuk memberikan info yang berkaitan dengan dosis
pemakaian.
- Khasiat Produk (Inti)
- Khasiat yang dicantumkan pada suatu kemasan obat tradisional harus sama dengan
sertifikat yang diberikan oleh BPOM. Khasiat tidak boleh dilebih-lebihkan/dramatis
(contoh : menyembuhkan stroke). Umumnya, BPOM menggunakan kalimat
“membantu mengatasi…”, “secara tradisional digunakan untuk…”, dan lainnya.
Bila ditemukan pencantuman khasiat yang berlebihan pada suatu merk obat tradisional,
maka produk tersebut patut diselidiki.
- Cara Penyimpanan
- Obat tradisional memiliki standar tertentu dalam hal penyimpanan. Umumnya kalimat
yang ditulis adalah, “simpan di tempat sejuk dan kering serta terhindar dari cahaya
matahari langsung”. Hal ini bertujuan agar kandungan produk tidak mudah kadaluwarsa.
- Dosis
- Seperti obat dokter, obat tradisional juga memiliki aturan dosis yang dianjurkan. Dosis
untuk pengobatan berbeda dengan pencegahan. Dosis yang berlebihan dalam
mengkonsumsi obat tradisional juga akan menimbulkan efek samping.
- Nomor Produksi & Expired Date
- Pencantuman kode produksi diperlukan baik oleh produsen maupun konsumen guna
mempermudah mengecek tanggal produksi, ataupun hal lain seperti pengajuan
complaint dari konsumen atas ketidakpuasan isi produk. Tanggal kadaluwarsa harus
dicantumkan guna mempermudah konsumen dalam menentukan pilihan produk yang
akan dikonsumsi.
- Logo Halal
- Bagi beberapa produsen, logo halal berikut nomornya sangat dipentingkan. Sikap
masyarakat Indonesia yang begitu mementingkan kehalalan suatu produk menjadikan
logo halal penting untuk dicantumkan.

112. Seorang wanita (26 tahun) datang ke dokter dengan keluhan daerah vagina
sering keluar cairan kental berwarna putih dan berbau amis. Dokter mendiagnosa
pasien tersebut terkena penyakit vaginitis. Antibiotik apa yang menjadi pilihan untuk
penyakit tersebut?

a. Metronidazol
b. Nistatin = efektif untuk pengobatan candidiasis mulut, kulit, dan vagina
c. Amoksisilin = untuk infeksi tenggorokan, telinga, saluran kemih, sakit maag
disertai
infeksi bakteri
d. Ciprofloxacin = untuk berbagai infeksi akibat jamur, misalnya infeksi saluran
kemih,
infeksi pada saluran pencernaaan, infeksi pada mata, dan infeksi menular seksual
e. Azitromisin = untuk mengobati infeksi akibat bakteri, seperti infeksi telinga,
kelamin, kulit, sinusitis, bronkitis, pneumonia, tonsilitis dan faringitis.
JAWABAN A
Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan
primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh
vaginosis bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal. Vaginitis merupakan
infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran
dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas. (Wiknjosastro, 2007).
Vaginitis dapat disebabkan oleh:
1. Infeksi
• Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
• Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil
serta pemakai antibiotic.
• Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
• Virus (misalnya HPV dan Herpes)
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas
vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap
keringat.
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.
4. Perubahan hormonal.
113. Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan
muka sembab sejak 4 hari yang lalu, urin berwarna cokelat kemerahan dan tidak ada
gejala lain, didiagnosa menderita glomelurou nefritis akut. Terapi yang tepat untuk
penyakit tersebut adalah…

a. Amoxcilin dan …

b. Amoxcilin dan KCL

• amoxicillin mengurangi menyebarnya infeksi, mengurangi menyebarnya infeksi


Streptococcus yang mungkin masih ada.

• KCL berfungsi untuk menjaga fungsi ginjal

c. Tetrasiklin dan amoxcilin

• penggunaan tetrasiklin pada penderita fungsi ginjal dapat menimbulkan efek


kumulasi. Kumulasi adalah terkumpulnya obat dalam tubuh sebagai hasil pengulangan
penggunaan obat yang diabsorpsi lebih cepat, daripada ekskresinya dan dapat
menimbulkan efek toksik.
• Tetrasiklin tidak boleh dikombinasi dengan penisilin dan turunannya serta
sefalosporin, terjadi interaksi obat.
d. Tertrasiklin dan …
JAWAB : B

PENJELASAN
Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk menjelaskan
berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi di
glomerulus akibat suatu proses imunologis. Istilah glomerulonefritis akut pasca infeksi
termasuk grup yang besar dari dari glomerulonefritis akut sebagai akibat dari
bermacam-macam agen infeksi.
Glomerulonefritis akut yang paling sering terjadi pada anak di negara berkembang
adalahsetelah infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus grup A, yaitu
Glomerulonefritis Akut Pasca infeksi Streptokokus (GNAPS). Manifestasi klinis yang
paling sering dari GNAPS berupa sindrom nefritik akut, manifestasi klinis lainnya
dapat berupa sindrom nefrotik, atau glomerulonefritis progresif cepat. Sindrom nefritis
akut merupakan kumpulan gejala klinis akibat penurunan secara tiba-tiba dari laju
filtrasi glomerulus dengan disertai retensi air dan garam, pada analisis urin ditemukan
eritrosit, cast eritrosit dan albumin.
Penyakit ini terutama menyerang kelompok usia sekolah 5-15 tahun, pada anak < 2
tahun kejadiannya kurang dari 5%.
Gejala klinis terjadi secara tiba-tiba, 7–14 hari setelah infeksi saluran nafas (faringitis),
atau 3-6 minggu setelah infeksi kulit (piodermi). Gambaran klinis sangat bervariasi,
kadang-kadang gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, kelainan pada urin
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin. Pada anak yang menunjukkan
gejala berat, tampak sakit parah dengan manifestasi oliguria, edema, hipertensi, dan
uremia dengan proteinuria, hematuria dan ditemukan cast. Kerusakan pada dinding
kapiler gromelurus mengakibatkan hematuria/kencing berwarna merah daging dan
albuminuria., Gejala overload cairan berupa sembab (85%), sedangkan di Indonesia6
76.3% kasus menunjukkan gejala sembab orbita dan kadang-kadang didapatkan tanda-
tanda sembab paru (14%), atau gagal jantung kongestif (2%). Hematuria mikroskopik
ditemukan pada hampir semua pasien (di Indonesia 99.3%). Hematuria gros (di
Indonesia6 53.6%) terlihat sebagai urin berwarna merah kecoklatan seperti warna
coca-cola. Hipertensi ringan sampai sedang terlihat pada 60-80% pasien ( di Indonesia
61.8%) yang biasanya sudah muncul sejak awal penyakit. Tingkat hipertensi beragam
dan tidak proporsional dengan hebatnya sembab. Bila terdapat kerusakan jaringan
ginjal, maka tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi
permanen bila keadaan penyakitnya menjadi kronis. Hipertensi selalu terjadi meskipun
peningkatan tekanan darah mungkin hanya sedang. Hipertensi terjadi akibat ekspansi
volume cairan ekstrasel (ECF) atau akibat vasospasme masih belum diketahui dengan
jelas.

PENGOBATAN
Isirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlah selama 6-8
minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Tetapi
penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa mobilisasi penderita sesudah 3-4 minggu
dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan penyakitnya.

Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak mempengaruhi
beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi Streptococcus
yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari,
sedangkan pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap
kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara
teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi
kemungkinan ini sangat kecil sekali. Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan
amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan
penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.

Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa


untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beristirahat. Pada hipertensi
dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan reserpin
sebanyak 0,07 mg/kgbb secara intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian,
maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, 0,03 mg/kgbb/hari.
Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis.

Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan
lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). Bila prosedur di atas
tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka pengeluaran darah vena pun
dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini
pemberian furosemid (Lasix) secara intravena (1 mg/kgbb/kali) dalam 5-10 menit
tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.

114. Suatu apotek bisa mengalami kerugian karena ketidaktelitian dalam pengendalian
persediaan obat. Apoteker pendamping memiliki kecakapan dalam bidang klinik, atas
kesimpulan itu Apoteker membuat pelatihan dalam rangka meningkatkan
manajemen

Apoteker dalam mengelola apotek. Manajemen yang digunakan adalah…


a. Manajemen SDM

b. Manajemen strategi

c. Manajemen keuangan
d. Manajemen perencanaan
e. Manajemen organisasi
Jawaban:
a. Manajemen SDM
Macam-macam manajemen:
a. Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang menempatkan manusia sebagai
sumber organisasi terpenting dalam suatu proses manajerial. Manusia dalam organisasi bukan
mesin yang bergerak seperti robot tanpa pikiran dan perasaan.

Secara esensial, manajemen sumber daya manusia berbicara tentang peranan manusia
dalam proses manajerial suatu organisasi. Fungsi utama manusia dalam proses manajerial suatu
organisasi erat hubungannya dengan kompetisi atau kecakapan dalam mengelola kegiatan
secara profesional.menurut kadarman dan yusup udaya, fungsi operatif dalam proses
manajerial yang meliputi hal berikut:

1. Personnel
procurement
Memperoleh tenaga kerja dalam jumlah dan spesiikasi yang relevan dengan kebutuhan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Personnel
development
Mengembangkan tenaga kerja pengembangan tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara
mengikutsertakan ke dalam aktivitas pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam organisasi.
3. Compensasion
Kompensasi, balas jasa atau kontribusi yang diberikan oleh karyawan kepada organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal. Seluruh kontribusipegawai perlu
dihargai dengan berbagai kompensasi yang memotivasi mereka bekerja lebih baik,
misalnya dalam bentuk reward atau imbalan penghargaan, mungkin juga dipromosikan
jabatan.
4. Integration
Kepaduan antara tugas karyawan dan keahliannya, penempatan yang sesuai dengan
kapasitas dan potensinya sehingga pelaksanan tugas dan tanggung jawabnya dapat
meningkatkan produktivitas yang lebih baik. Kemudian seluruh keterampilan yang
dimiliki disatupadukan dengan keadaan masyarakat dan lingkungan sekitarnya agar
organisasi dapat dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan diri situasi dan kondisi
lokal yang dimiliki.
5. Maintenance
Mempertahankan kondisi yang terbaik yang dihasilkan oleh organisasi. Maintenance dapat
dikatakan sebagao upaya pemeliharaan keadaan organisasi agar stabilitasnya tetap terjaga
dengan baik
6. Sparation
Mengembangkan fungsi operatif tenaga kerja agar memberikan kemasalahan bagi
masyarakat. Karyawan – karyawan yang memiliki potensi yang baik, prestasi yang
cermelang , keahlian yang menguntugkan, sebaiknya dipisahkan dan dijadikan
percontohan kerja bagi masyarakat, dengan cara memberikan berbagai platihan atau
keterampilan bagi masyrakat. Dengan demikian, sumber dayanya dapat disumbangkan dan
diambil menfaat oleh masyarakat umum.

b. Manajemen
produksi
Manajemen produksi, disebut juga dengan manajemen operasi,adalah kegiatan mengatur
penciptaan dan penambahan kegunaan barang atau jasa, penciptaan barang adalah pengadaan
barang yang semula belum tersedia atau penambahan barang yang sama karena permintaan
konsumen. Apabila perusahaan bergerak dalam industri jasa, pengadaan barang adalah
menyediakan pelayanan kepada konsumenyang membutuhkan jasa berua tenaga atau pikiran
yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia.

Bagian produksi berhubungan secara langsung dengan bagian keuangan dalam merespon
permintaaan barang.apabila barang yang diproduksi tidak berhubungan dengan langsung
dengan permintaan , perlu dilakukan analisis pasar sebelum dilakukan produksi barang.
Pertimbangan yang harus dilakukan oleh manajer produksi adalah sebagai berikut :

1. Jenis barang yang di produksi.


2. Barang-barang yang merupakan kebutuhan primer,sekunder, atau kebutuhan
komplementer.
3. Harga barang, apakah terjangkau seluruh kalangan masyarakat.
4. Barang-barang yang hanya terjangkau oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas,
atau hanya kalangan kelas atas.
5. Barang-barang yang cepat habis seperti makanan, atau barang-barang yang lama habis,
seperti barang elektronik, kendraan alat yang berupa mesin, kendraan, dan sejenisnya.
6. Barang-barang musiman, karena tuntutan situasi ,misalnya barang-barang yang hanya di
beli pada saat tahun baru, musim kampanye parpol dan sejenisnya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dilakukan mengingat setiap perusahaan memiliki


persediaan modal yang terbatas atau memperhitungkan perputaran modal yang seimbang
antara input dan output permodalan .jika barang yang diproduksi tidak laku di jual. Barang akan
menumpuk, akhirnya barang akan menumpuk, akhirnya barang akan dilelang dengan harga
rendah ,hal ini mengakibatkan modal tidak kembali secara utuh, sementara biaya produksi yang
sangat tinggi dan gaji karyawan harus di bayar. dengan kondisi tersebut, perusahaan akan
segera gulung tikar.

c. Manajemen
pembiayaan atau permodalan
Manajemen permodalan atau pembiayaan, juga disebut dengan istilah manajemen
keuangan. Dalam manajemen keuangan dibicarakan tiga hal pokok yang amat penting yaitu :
a. Berapa jumlah uang yang dimiliki perusahaan
b. Bagaimana memperoleh dana tambahan bagi perusahaan
c. Berapa jumlah laba yang telah diterima perusahaan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisi, dan pengendalian
kegiatan keuangan organisai. Orang yang berperan dalam pengelolaan keuangan memiliki
jabatan manajer keuangan,dan bendahara.pengelolaan keuangan ini berdasarkan pada
keputusan yang diambil oleh manajer utama perusahaan yang bersangkutan, baik melalui
musyawarah maupun dengan otoritas jabatannya.

Manajer keuangan harus memerhatikan sumber-sumber keuangan perusahaan. Ia harus


memiliki kepandaian mengelola dan mengendalikan keuangan perusahaan dengan cara
merencanakan pendanaan kegiatan yang benar-benar telah di ukur efektivitas dan efisiensinya,
terutama perhitungan laba-rugi dari kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan semacam itu
merupakan fungsi langsung dari manajemen keuangan.

Manajemen keuangan berkaitan pula dengan lembaga-lembaga keuangan.keberadaan


lembaga keuangan bertujuan agar proses alokasi tabungan ke pihak – pihak yang memerlukan
investasi dapat lebih efisien. Secara keseluruhan, ada lembaga – lembaga keuangan yang
tergolong system moneter dan ada pula yang di luar system moneter.

Lembaga keuangan sistem moneter yaitu :

a. otoritas moneter , yakni bank sentral


b. bank pencipta uang giral , yaitu bank sentral

Lembaga keuangan di luar sistem moneter dapat berupa:

a. bank bukan pencipta uang giral , misalnya bank perkreditan rakyat


b. lembaga pembiayaan
c. perusahaan asuransi
d. lembaga di bidang pasar modal

Lembaga-lembaga keuangan tersebut sangat dibutuhkan oleh organisasi yang didalamnya


terdapat perencanaan dan pengelolaan keuangan.

d. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kajian manajemen yang menitikberatkan pada pengelolaan
produksi barang dipasaran, pendistribusian barang, promosi, dan penjualan barang. Setiap
barang yang diproduksi berhubungan dengan target pasar tertentu. Upaya untuk memperoleh
pasar yang baik memerlukan proses manajerial yang baik pula. Oleh karena itu,dalam perspektif
manajemen pemasaran, setiap konsumen adalah calon yang akan membeli barang dan mereka
harus merasakan kepuasan dari manfaat barang yang dibeli. Pandangan itulah yang
memperdalam analisis pasar sebelum dilakukamn pendistribusian barang.

Manajemen pemasaran harus menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, serta
merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien sehingga target yang hendak
dicapai dalam pemasaran suatu produk sesuai tujuan yang dimaksudkan.

Banyak strategi pemasaran yang berkembang dewasa ini dengan tujuan agar barang yang
ditawarkan lebih mudah dan lebih cepat habis. Beberapa jenis strategi pemasaran adalah
sebagai berikut:

1. Melakukan diskon atau cuci gudang terhadap barang yang ditawarkan.


2. Melakukan pameran produk yang dapat dilihat seacara langsung oleh masyarakat.
3. Membangun pemasaran melalui system multi level marketing.
4. Memberikan hadiah melalui surat ke alamat calon konsumen, dan
5. Mempromosikan barang dan membagikannya kepada masyarakat secara cuma-cuma.

e. Manajemen strategis
Manajemen strategis adalah suatu proses untuk menempatkan posisi organisasi pada
titik strategis agar perkembangannya senantiasa memperoleh keuntungan atau kemakmuran.
Menurut Achmad Djuaeni Kadmasasmita, dalam manajemen strategis terdapat upaya
pengintegrasian antara perencanaan strategis dan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
organisasi, efisiensi anggaran, optimalisasi penggunaan sumber daya, evaluasi program kinerja,
dan pelaporan.

Dengan pengertian diatas, dalam manajemen strategis terdapat langkah-langkah yang harus
dilaksanakan, yaitu:

a. Melakukan formulasi dengan cara mengembangkan visi dan misi organisasi, identifikasi
peluang dan tantangan dari luar organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
organisasi, menetapkan tujuan, menyusun strategi alternatif, dan memilih strategi
khusus.
b. Melakukan tahapan implementasi, dengan mengalokasikan dana dan pembagian kerja
yang proposional, penjadwalan waktu, dan target yang disesuaikan dengan kemampuan
optimal dari organisasi.
c. Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi, pengumpulan
informasi yang mendukung perbaikan implementasi dan strategi organisasi, serta
membuat perencanaan lanjutan. Dalam evaluasi dilakukan reviu terhadap factor internal
dan eksternal yang menjadi hambatan kesuksesan organisasi, mengukur kinerja, dan
mengambil tindakan koreksi.

Perencanaan strategi dibuat dengan mempertimbangkan sumber daya manusia yang


dimiliki dan sumber dana yang tersedia dalam organisasi. Kemudian, mempertimbangkan
waktu pelaksanaan kegiatannya. Waktu dengan tujuan yang telah ditetapkan diperkirakan
relevansinya sehingga penerapan strategi yang telah ditetapkan tidak mempersulit tercapainya
tujuan organisasi. Dengan demikian, strategi berhubungan dengan visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, dan rencana kerja organisasi.

f. Manajemen organisasi
Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian organisasi dari memilih anggota
sampai penyelesaian masalah. manajemen organisasi akan membutuhkan banyak sumber daya
manusia yang bermutu dan hal ini mencakup beberapa hal.

Fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia :

• Memastikan karyawan yang kompeten dapat dikenali dan terpilih


• Memfasilitasi karyawan dengan pengetahuan dan skill yang up-to-date
• Memastikan bahwa organisasi memakai karyawan yang berkompeten dengan performa
yang tinggi

Faktor lingkungan yang mempengatuhi sumber daya manusia :

• Perkumpulan tenaga kerja/karyawan yang berpotensi untuk melancarkan protes mereka


terhadap organisasi dengan persetujuan secara bersama-sama dan kolektif
• Hukum dan aturan pemerintah -> contoh : pembatasan manajerial dalam hal perekrutan,
kenaikan pangkat, dan pemberhentian karyawan

Perencanaan sumber daya manusia organisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan
oleh manajer untuk memastikan bahwa organisasi memiliki jumlah karyawan yang sesuai dan
jenis pekerja pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga bisa secara efektif dan efisien dalam
melakukan pekerjaan mereka.

Kegunaan dari perencanaan sumber daya manusia ini adalah untuk membantu
meminimalisir adanya kekurangan atau kelebihan sumber daya yang ada pada organisasi
dengan cara memperhitungkan kondisi sumber daya manusia pada saat ini dan memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang.

Rekrutmen dan Derekrutmen (Pemberhentian karyawan) :

• Rekrutmen adalah proses mengalokasikan, mengidentifikasi, dan menarik pelamar kerja


yang handal
• Derekrutmen adalah proses mengurangi surplus sumber daya pada tenaga kerja yang ada
pada organisasi
• Perekrutan Online -> mekanisme perekrutan melalui internet (pada website organisasi
ataupun recruiter online)

Seleksi :

1. Proses Selaksi adalah proses penyaringan pelamar kerja untuk memastikan terpilihnya
kandidat yang tepat
2. Seleksi adalah kegiatan memprediksi calon tenaga kerja, apakah diterima atau ditolak
3. Eror pada seleksi : menolak karyawan yang berpotensi sukses atau menerima karyawan
dengan skill yang minim

Cara / alat untuk melakukan Seleksi :

• Lembar permohonan pekerjaan


• Tes tertulis
• Tes simulasi performa
• Wawancara
• Penelusuran backgroung/latar belakang
• Pemeriksaan kesehatan

g. Manajemen Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian
kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup
waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu
proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan
dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-
arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.”
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana
yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan


efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan
dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan
dan ancaman.
4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan
terkontrol.
Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaansumber daya dan pembentukan suatu sistem
komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini
mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan,
pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan

• Menetapkan tujuan dan target bisnis


• Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
• Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
• Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

Langkah langkah dalam menyusun perencanaan

1. Merumuskan Misi dan Tujuan.


Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran

sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud
utama perusahaan yang bersangkutan.

2. Memahami Keadaan Saat ini.


Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat
sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan
pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi
jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.


Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu
sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.


Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :

1. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin


dapat dipilih.
2. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
3. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara
alternatif-alternatif lain.
Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting
dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik.
114. Suatu apotek bisa mengalami kerugian karena ketidaktelitian dalam pengendalian
persediaan obat. Apoteker pendamping memiliki kecakapan dalam bidang klinik, atas
kesimpulan itu Apoteker membuat pelatihan dalam rangka meningkatkan
manajemen

Apoteker dalam mengelola apotek. Manajemen yang digunakan adalah


a. Manajemen SDM
b. Manajemen strategi

c. Manajemen keuangan
d. Manajemen perencanaan
e. Manajemen organisasi
Jawaban:
b. Manajemen SDM
Macam-macam manajemen:
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang menempatkan manusia sebagai
sumber organisasi terpenting dalam suatu proses manajerial. Manusia dalam organisasi bukan
mesin yang bergerak seperti robot tanpa pikiran dan perasaan.

Secara esensial, manajemen sumber daya manusia berbicara tentang peranan manusia
dalam proses manajerial suatu organisasi. Fungsi utama manusia dalam proses manajerial suatu
organisasi erat hubungannya dengan kompetisi atau kecakapan dalam mengelola kegiatan
secara profesional.menurut kadarman dan yusup udaya, fungsi operatif dalam proses
manajerial yang meliputi hal berikut:

Personnel procurement
Memperoleh tenaga kerja dalam jumlah dan spesiikasi yang relevan dengan kebutuhan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Personnel development
Mengembangkan tenaga kerja pengembangan tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara
mengikutsertakan ke dalam aktivitas pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam organisasi.

Compensasion
Kompensasi, balas jasa atau kontribusi yang diberikan oleh karyawan kepada organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal. Seluruh kontribusipegawai perlu
dihargai dengan berbagai kompensasi yang memotivasi mereka bekerja lebih baik,
misalnya dalam bentuk reward atau imbalan penghargaan, mungkin juga dipromosikan
jabatan.
Integration
Kepaduan antara tugas karyawan dan keahliannya, penempatan yang sesuai dengan
kapasitas dan potensinya sehingga pelaksanan tugas dan tanggung jawabnya dapat
meningkatkan produktivitas yang lebih baik. Kemudian seluruh keterampilan yang
dimiliki disatupadukan dengan keadaan masyarakat dan lingkungan sekitarnya agar
organisasi dapat dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan diri situasi dan kondisi
lokal yang dimiliki.
Maintenance
Mempertahankan kondisi yang terbaik yang dihasilkan oleh organisasi. Maintenance dapat
dikatakan sebagao upaya pemeliharaan keadaan organisasi agar stabilitasnya tetap terjaga
dengan baik
Sparation
Mengembangkan fungsi operatif tenaga kerja agar memberikan kemasalahan bagi
masyarakat. Karyawan – karyawan yang memiliki potensi yang baik, prestasi yang
cermelang , keahlian yang menguntugkan, sebaiknya dipisahkan dan dijadikan
percontohan kerja bagi masyarakat, dengan cara memberikan berbagai platihan atau
keterampilan bagi masyrakat. Dengan demikian, sumber dayanya dapat disumbangkan dan
diambil menfaat oleh masyarakat umum.

E.Manajemen produksi
Manajemen produksi, disebut juga dengan manajemen operasi,adalah kegiatan mengatur
penciptaan dan penambahan kegunaan barang atau jasa, penciptaan barang adalah pengadaan
barang yang semula belum tersedia atau penambahan barang yang sama karena permintaan
konsumen. Apabila perusahaan bergerak dalam industri jasa, pengadaan barang adalah
menyediakan pelayanan kepada konsumenyang membutuhkan jasa berua tenaga atau pikiran
yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia.

Bagian produksi berhubungan secara langsung dengan bagian keuangan dalam merespon
permintaaan barang.apabila barang yang diproduksi tidak berhubungan dengan langsung
dengan permintaan , perlu dilakukan analisis pasar sebelum dilakukan produksi barang.
Pertimbangan yang harus dilakukan oleh manajer produksi adalah sebagai berikut :

7. Jenis barang yang di produksi.


8. Barang-barang yang merupakan kebutuhan primer,sekunder, atau kebutuhan
komplementer.
9. Harga barang, apakah terjangkau seluruh kalangan masyarakat.
10. Barang-barang yang hanya terjangkau oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas,
atau hanya kalangan kelas atas.
11. Barang-barang yang cepat habis seperti makanan, atau barang-barang yang lama habis,
seperti barang elektronik, kendraan alat yang berupa mesin, kendraan, dan sejenisnya.
12. Barang-barang musiman, karena tuntutan situasi ,misalnya barang-barang yang hanya di
beli pada saat tahun baru, musim kampanye parpol dan sejenisnya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dilakukan mengingat setiap perusahaan memiliki


persediaan modal yang terbatas atau memperhitungkan perputaran modal yang seimbang
antara input dan output permodalan .jika barang yang diproduksi tidak laku di jual. Barang akan
menumpuk, akhirnya barang akan menumpuk, akhirnya barang akan dilelang dengan harga
rendah ,hal ini mengakibatkan modal tidak kembali secara utuh, sementara biaya produksi yang
sangat tinggi dan gaji karyawan harus di bayar. dengan kondisi tersebut, perusahaan akan
segera gulung tikar.
F. Manajemen pembiayaan atau permodalan
Manajemen permodalan atau pembiayaan, juga disebut dengan istilah manajemen
keuangan. Dalam manajemen keuangan dibicarakan tiga hal pokok yang amat penting yaitu :
d. Berapa jumlah uang yang dimiliki perusahaan
e. Bagaimana memperoleh dana tambahan bagi perusahaan
f. Berapa jumlah laba yang telah diterima perusahaan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisi, dan pengendalian
kegiatan keuangan organisai. Orang yang berperan dalam pengelolaan keuangan memiliki
jabatan manajer keuangan,dan bendahara.pengelolaan keuangan ini berdasarkan pada
keputusan yang diambil oleh manajer utama perusahaan yang bersangkutan, baik melalui
musyawarah maupun dengan otoritas jabatannya.

Manajer keuangan harus memerhatikan sumber-sumber keuangan perusahaan. Ia harus


memiliki kepandaian mengelola dan mengendalikan keuangan perusahaan dengan cara
merencanakan pendanaan kegiatan yang benar-benar telah di ukur efektivitas dan efisiensinya,
terutama perhitungan laba-rugi dari kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan semacam itu
merupakan fungsi langsung dari manajemen keuangan.

Manajemen keuangan berkaitan pula dengan lembaga-lembaga keuangan.keberadaan


lembaga keuangan bertujuan agar proses alokasi tabungan ke pihak – pihak yang memerlukan
investasi dapat lebih efisien. Secara keseluruhan, ada lembaga – lembaga keuangan yang
tergolong system moneter dan ada pula yang di luar system moneter.

Lembaga keuangan sistem moneter yaitu :

c. otoritas moneter , yakni bank sentral


d. bank pencipta uang giral , yaitu bank sentral
Lembaga keuangan di luar sistem moneter dapat berupa:

e. bank bukan pencipta uang giral , misalnya bank perkreditan rakyat


f. lembaga pembiayaan
g. perusahaan asuransi
h. lembaga di bidang pasar modal

Lembaga-lembaga keuangan tersebut sangat dibutuhkan oleh organisasi yang didalamnya


terdapat perencanaan dan pengelolaan keuangan.

d. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kajian manajemen yang menitikberatkan pada pengelolaan
produksi barang dipasaran, pendistribusian barang, promosi, dan penjualan barang. Setiap
barang yang diproduksi berhubungan dengan target pasar tertentu. Upaya untuk memperoleh
pasar yang baik memerlukan proses manajerial yang baik pula. Oleh karena itu,dalam perspektif
manajemen pemasaran, setiap konsumen adalah calon yang akan membeli barang dan mereka
harus merasakan kepuasan dari manfaat barang yang dibeli. Pandangan itulah yang
memperdalam analisis pasar sebelum dilakukamn pendistribusian barang.

Manajemen pemasaran harus menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, serta
merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien sehingga target yang hendak
dicapai dalam pemasaran suatu produk sesuai tujuan yang dimaksudkan.

Banyak strategi pemasaran yang berkembang dewasa ini dengan tujuan agar barang yang
ditawarkan lebih mudah dan lebih cepat habis. Beberapa jenis strategi pemasaran adalah
sebagai berikut:

6. Melakukan diskon atau cuci gudang terhadap barang yang ditawarkan.


7. Melakukan pameran produk yang dapat dilihat seacara langsung oleh masyarakat.
8. Membangun pemasaran melalui system multi level marketing.
9. Memberikan hadiah melalui surat ke alamat calon konsumen, dan
10. Mempromosikan barang dan membagikannya kepada masyarakat secara cuma-cuma.
e. Manajemen strategis
Manajemen strategis adalah suatu proses untuk menempatkan posisi organisasi pada
titik strategis agar perkembangannya senantiasa memperoleh keuntungan atau kemakmuran.
Menurut Achmad Djuaeni Kadmasasmita, dalam manajemen strategis terdapat upaya
pengintegrasian antara perencanaan strategis dan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
organisasi, efisiensi anggaran, optimalisasi penggunaan sumber daya, evaluasi program kinerja,
dan pelaporan.

Dengan pengertian diatas, dalam manajemen strategis terdapat langkah-langkah yang harus
dilaksanakan, yaitu:

d. Melakukan formulasi dengan cara mengembangkan visi dan misi organisasi, identifikasi
peluang dan tantangan dari luar organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
organisasi, menetapkan tujuan, menyusun strategi alternatif, dan memilih strategi
khusus.
e. Melakukan tahapan implementasi, dengan mengalokasikan dana dan pembagian kerja
yang proposional, penjadwalan waktu, dan target yang disesuaikan dengan kemampuan
optimal dari organisasi.
f. Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi, pengumpulan
informasi yang mendukung perbaikan implementasi dan strategi organisasi, serta
membuat perencanaan lanjutan. Dalam evaluasi dilakukan reviu terhadap factor internal
dan eksternal yang menjadi hambatan kesuksesan organisasi, mengukur kinerja, dan
mengambil tindakan koreksi.

Perencanaan strategi dibuat dengan mempertimbangkan sumber daya manusia yang


dimiliki dan sumber dana yang tersedia dalam organisasi. Kemudian, mempertimbangkan
waktu pelaksanaan kegiatannya. Waktu dengan tujuan yang telah ditetapkan diperkirakan
relevansinya sehingga penerapan strategi yang telah ditetapkan tidak mempersulit tercapainya
tujuan organisasi. Dengan demikian, strategi berhubungan dengan visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, dan rencana kerja organisasi.
h. Manajemen organisasi

Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan yang berhubungan dengan bagaimana


seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian organisasi dari memilih anggota
sampai penyelesaian masalah. manajemen organisasi akan membutuhkan banyak sumber daya
manusia yang bermutu dan hal ini mencakup beberapa hal.

Fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia :

• Memastikan karyawan yang kompeten dapat dikenali dan terpilih


• Memfasilitasi karyawan dengan pengetahuan dan skill yang up-to-date
• Memastikan bahwa organisasi memakai karyawan yang berkompeten dengan performa
yang tinggi

Faktor lingkungan yang mempengatuhi sumber daya manusia :

• Perkumpulan tenaga kerja/karyawan yang berpotensi untuk melancarkan protes mereka


terhadap organisasi dengan persetujuan secara bersama-sama dan kolektif
• Hukum dan aturan pemerintah -> contoh : pembatasan manajerial dalam hal perekrutan,
kenaikan pangkat, dan pemberhentian karyawan

Perencanaan sumber daya manusia organisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan
oleh manajer untuk memastikan bahwa organisasi memiliki jumlah karyawan yang sesuai dan
jenis pekerja pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga bisa secara efektif dan efisien dalam
melakukan pekerjaan mereka.

Kegunaan dari perencanaan sumber daya manusia ini adalah untuk membantu
meminimalisir adanya kekurangan atau kelebihan sumber daya yang ada pada organisasi
dengan cara memperhitungkan kondisi sumber daya manusia pada saat ini dan memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang.

Rekrutmen dan Derekrutmen (Pemberhentian karyawan) :

• Rekrutmen adalah proses mengalokasikan, mengidentifikasi, dan menarik pelamar kerja


yang handal
• Derekrutmen adalah proses mengurangi surplus sumber daya pada tenaga kerja yang ada
pada organisasi
• Perekrutan Online -> mekanisme perekrutan melalui internet (pada website organisasi
ataupun recruiter online)

Seleksi :

4. Proses Selaksi adalah proses penyaringan pelamar kerja untuk memastikan terpilihnya
kandidat yang tepat
5. Seleksi adalah kegiatan memprediksi calon tenaga kerja, apakah diterima atau ditolak
6. Eror pada seleksi : menolak karyawan yang berpotensi sukses atau menerima karyawan
dengan skill yang minim

Cara / alat untuk melakukan Seleksi :

• Lembar permohonan pekerjaan


• Tes tertulis
• Tes simulasi performa
• Wawancara
• Penelusuran backgroung/latar belakang
• Pemeriksaan kesehatan

i. Manajemen Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian
kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup
waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu
proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan
dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-
arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.”

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana
yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:

5. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan


efektif dan efisien.
6. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan
dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
7. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan
dan ancaman.
8. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan
terkontrol.
Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaansumber daya dan pembentukan suatu sistem
komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini
mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan,
pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan

• Menetapkan tujuan dan target bisnis


• Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
• Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
• Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

Langkah langkah dalam menyusun perencanaan

2. Merumuskan Misi dan Tujuan.


Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran

sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud
utama perusahaan yang bersangkutan.

3. Memahami Keadaan Saat ini.


Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat
sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan
pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi
jangka pendek dan sampai jangka panjang.

4. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.


Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu
sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

5. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.


Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :

4. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin


dapat dipilih.
5. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
6. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara
alternatif-alternatif lain.
Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting
dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik.

115. Seorang wanita berusia 49 tahun datang ke unit farmasi rawat jalan
rumah sakit dengan membawa resep metformin 3 dd 500 mg. Pasien
memberitahu kepada dokter bahwa dirinya terdiagnosa dm. Apa informasi
yang harus disampaikan terkait penggunaan obat tersebut?

a. Digunakan sebelum makan untuk meningkatkan absorpsi obat

b. Digunkan sebelum makan untuk mencegah pembentukan glukosa

c. Digunakan saat makan untuk meningkatkan absorpsi obat

d. Digunakan setelah makan untuk mengurangi iritasi lambung

e. Digunakan setelah makan untuk mningkatkan motilitas usus

Jawaban : C. Digunakan saat makan untuk meningkatkan absorpsi obat.

Penjelasan :
I. Metformin
Metformin adalah golongan dimetil biguanide merupakan OHO yang dipakai untuk menurunkan
kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II, penggunaannya bertujuan untuk
menurunkan resistensi insulin dengan memperbaiki sensitivitas insulin terhadap jaringan.
Dengan demikian metformin di indikasikan sebagai obat pilihan pertama pada pasien diabetes
mellitus tipe II gemuk yang mana dasar kelainannya adalah resistensi insulin. Walaupun cara
kerja metformin berbeda dengan sulfonilurea akan tetapi efek kontrol glikemik sama dengan
golongan sulfonilurea. Metformin dikenal bekerja sebagai anti hiperglikemia sedang sulfonilurea
sebagai obat yang bekerja sebagai hipoglikemik (Balley, CJ. 1996).

Mekanisme kerja metformin menambah up-take (utilisasi) glukosa diperifer dengan


meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin, menekan produksi glukosa oleh hati,
menurunkan oksidasi Fatty Acid dan meningkatkan pemakaian glukosa dalam usus melalui
proses non oksidatif. Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati dan digunakan
sebagai bahan baku glukoneogenesis. Keadaan ini mencegah terjadinya efek penurunan kadar
glukosa yang berlebihan. Pada pemakaian tunggal metformin dapat menurunkan kadar glukosa
darah sampai 20% (Balley, CJ, 1996).

Metformin adalah satu-satunya biguanida yang tersedia. Metformin mengurangi produksi


glukosa dan meningkatkan penggunaan glukosa di perifer. Metformin juga bisa menyebabkan
anoreksia ringan yang membantu kontrol glisemi dengan memperkecil bertambahnya berat atau
merangsang pengurangan berat. Insulin harus ada agar metformin bisa bekerja. Metformin sama
efektifnya dengan sulfonilurea dalam mengontrol glukosa darah. Metformin umumnya lebih
mempengaruhi lipid, mengurangi trigliserida puasa sekitar 16% dan low density lipoprotein
cholesterol (LDL-C) sekitar 8%, dan meningkatkan HDL-C sekitar 2%. Metformin tidak
menyebabkan hipoglisemia ketika digunakan sendirian. (dipiro).

Efek samping paling umum adalah mual, muntah, diare, anoreksia dan rasa logam. Efek ini bisa
dikurangi dengan mentitrasi dosisnya perlahan dan menggunakannya bersama makanan. Sediaan
lepas lambat (Glucophage XR) mengurangi efek samping saluran cerna dan bisa digunakan
sekali sehari, tapi mempunyai efek yang berbahaya pada lipid dan bisa tidak mempunyai
aktivitas glisemik yang setara dengan sediaan metformin konvensional.

Metformin aksi cepat (Glucophage) diberikan 500 mg dua kali sehari dengan makanan (atau
850 mg sekali sehari) dan ditingkatkan 500 mg tiap minggu (atau 850 mg tiap 2 minggu) sampai
dicapai total 2000 mg/hari. Dosis harian maksimum yang dianjurkan adalah 2550 mg/hari.

Metformin lepas lambat (Glucophage XR) bisa dimulai dengan 500 mg dengan makanan sore
hari dan ditingkatkan 500 mg tiap minggu sampai total 2000 mg/hari. Jika kontrol suboptimal
bisa didapat dengan dosis sekali sehari pada dosis maksimum, bisa diberikan dosis 100 mg dua
kali sehari.

II. Diabetes Melitus


A. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan
hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh
kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya.2 Hiperglikemia kronis pada diabetes
melitus akan disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus ditemukan gangguan
metabolisme semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolisme yang paling utama ialah
kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis diabetes melitus selalu
berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam plasma darah.
Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosisnya berbeda-beda.
Berdasarkan kriteria American Diabetes Association tahun 2012 (ADA 2012), sekitar 10,2 juta
orang di Amerika Serikat menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5-
2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar 6,1%.

Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta


memonitor terapi dan timbulnya komplikasi. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa
dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.

B. Klasifikasi Diabetes Melitus


DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Secara
etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe
lain.

DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun). Sel β pankreas merupakan satu-
satunya sel tubuh yang menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa
dalam tubuh. Bila kerusakan sel β pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai
muncul. Perusakan sel ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar
penderita DM tipe 1 sebagian besar oleh karena proses autoimun dan sebagian kecil non
autoimun. DM tipe 1 yang tidak diketahui penyebabnya juga disebut sebagai type 1 idiopathic,
pada mereka ini ditemukan insulinopenia tanpa adanya petanda imun dan mudah sekali
mengalami ketoasidosis. DM tipe 1 sebagian besar (75% kasus) terjadi sebelum usia 30 tahun
dan DM Tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh kasus DM yang ada.

DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Bentuk DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin,
defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin.3,4 Pada diabetes ini terjadi penurunan
kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β.
Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi
insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Kegemukan
sering berhubungan dengan kondisi ini. DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada
DM tipe 2 terjadi gangguan pengikatan glukosa oleh reseptornya tetapi produksi insulin masih
dalam batas normal sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.3 Walaupun
demikian pada kelompok diabetes melitus tipe-2 sering ditemukan komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskuler.
DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan yang disertai
dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).3 Pada
umumnya mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.4 Faktor risiko GDM
yakni riwayat keluarga DM, kegemukan dan glikosuria. GDM meningkatkan morbiditas
neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia dan makrosomia. Hal ini terjadi karena
bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
makrosomia. Kasus GDM kira-kira 3-5% dari ibu hamil dan para ibu tersebut meningkat
risikonya untuk menjadi DM di kehamilan berikutnya.

Subkelas DM lainnya yakni individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan
genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang
mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-
adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik (Down’s, Klinefelter’s).

C. Gejala dan Tanda Diabetes Mellitus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita diabetes mellitus yaitu dilihat
langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah
mencapai nilai 160 – 180 mg/dl dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glukosa), sehingga sering dikerubuti semut. Penderita umumnya menampakkan tanda dan
gejala di bawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah air seni yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria).


2. Sering atau cepat merasa haus (Polydipsia).
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia).
4. Frekuensi air seni meningkat atau kencing terus (Glycosuria).
5. Kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki.
6. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya.
7. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.
8. Apabila luka atau tergores penyembuhannya akan lama.
9. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosa penderita diabetes mellitus bila dalam pemeriksaan gula darah menunjukkan
ketidaknormalan, menunjukkan gejala klinis maupun dalam pemeriksaan laboratorium urinnya
terdapat kandungan gula. Kemampuan orang untuk meregulasi glukosa plasma dapat ditentukan
melalui uji :
1. Kadar glukosa serum puasa : apabila nilai kadar glukosa puasa selama 8 – 10 jam
menunjukkan hasil ≥ 126 mg/dl maka terdiagnosa diabetes mellitus.
2. Uji toleransi glukosa oral : dilakukan dengan meminum larutan glukosa khusus 75 gram.
Bila setelah 2 jam kadar gula darah menunjukkan nilai ≥ 200 mg/dl maka penderita
menderita diabetes mellitus (Hartini, 2009).

D. Terapi Diabetes Mellitus


1. Non Farmakologi
Terapi nutrisi medis dianjurkan untuk semua pasien. Untuk pasien DM tipe I dengan berat badan
rendah, fokusnya pada pengaturan pemberian insulin dengan diet yang seimbang untuk mencapai
dan menjaga berat badan yang sesuai. Pada umumnya, diet tinggi karbohidrat (dalam bentuk gula
sederhana dalam hidangan campuran), rendah lemak (terutama untuk lemak jenuh), rendah
kolesterol sesuai. Kebanyakan pasien DM tipe II juga membutuhkan pembatasan kalori.
Makanan ringan sebelum tidur dan antar waktu makan biasanya tidak dibutuhkan jika
penanganan farmakologi sesuai.

Kebanyakan pasien mendapat manfaat dari peningkatan aktivitas fisik. Latihan aerobik
menurunkan resistensi insulin dan bisa memperbaiki glisemia pada beberapa pasien. Latihan
fisik sebaiknya dimulai ringan pada pasien yang sebelumnya jarang beraktivitas fisik. Pasien
lansia dan mereka dengan penyakit aterosklerotik sebaiknya menjalani evaluasi kardiovaskular
sebelum memulai porgram latihan.

2. Farmakologi
a. Insulin
Berbagai sediaan insulin berbeda pada sumbernya (manusia atau hewan), kemurnian, mula kerja,
waktu untuk mencapai puncak efek, durasi efek, dan tampilan (Tabel 17-3).

Insulin umum mempunyai mula kerja yang relatif lambat ketika diberikan subkutan, memerlukan
injeksi 30 menit sebelum makan untuk mendapatkan kontrol glukosa post prandial yang optimal
dan mencegah hipoglisemi setelah makan yang tertunda.

Insulin lispro dan insulin aspart adalah analog insulin yang diproduksi dengan modifikasi pada
molekul insulin manusia. Insulin ini lebih cepat diserap dengan durasi efek lebih singkat dari
insulin normal. Insulin ini bisa diberikan segera sebelum makan, menghasilkan efek lebih baik
untuk menurunkan glukosa post prandial daripada insulin normal pada DM tipe I, dan
mengurangi hipoglisemi setelah makan yang tertunda.

NPH dan insulin Lente durasinya intermediet, dan insulin Ultralente durasinya panjang.
Variasi pada absorpsi, penggunaan oleh pasien, dan perbedaaan pada farmakokinetik bisa
menyebabkan respon gluksoa yang labil, nocturnal (malam hari) hipoglisemia, dan hiperglisemia
sewaktu puasa.

Insulin glargine adalah analog insulin manusia durasi panjang yang ‘tanpa puncak’,
dikembangkan untuk menghilangkan kerugian insulin durasi intermediet atau panjang lainnya.
Insulin ini lebih kurang menyebabkan nocturnal hipoglisemia daripada insulin NPH ketika
diberikan sebelum tidur pada pasien DM tipe I.

Pada DM tipe I, rerata kebutuhan harian insulin adalah 0,5-0,6 unit/kg. Ini bisa turun sampai 0,1-
0,4 unit/kg pada fase bulan madu. Dosis lebih tinggi (0,5-1 unit/kg) diperlukan ketika terjadi
serangan akut atau ketosis. Pada DM tipe II, sering diperlukan dosis 0,7-2,5 unit/kg untuk pasien
dengan resistensi insulin.

Hipoglisemia merupakan efek samping paling umum dari insulin. Perawatannya adalah sebagai
berikut:
- Glukosa (10-15 g) oral adalah perawatan yang dianjurkan untuk pasien yang sadar.
- Dextrosa IV bisa diperlukan jika pasien tidak sadar.
- Glukagon, 1 g IM, adalah perawatan pilihan pada pasien yang tidak sadar ketika tidak bisa
digunakan rute IV.

Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah :


- Diabetes mellitus dengan berat badan menurun cepat/kurus.
- Ketoasidosis, asidosis laktat, dan koma hiperosmolar.
- Diabetes mellitus yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat, dan lain-
lain).
- Diabetes mellitus dengan kehamilan / Diabetes mellitus gestasional yang
- tidak terkendali dengan perencanaan makan.
b. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
1. Sulfonilurea
Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara :
a. Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan (stored insulin).
b. Menurunkan ambang sekresi insulin.
c. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Sulfonilurea terikat dengan permukaan reseptor pada membran sel beta dan menghambat “
ATP-Sensitive Potassium Channel” sehingga mencegah keluarnya kalium dan terjadilah
depolarisasi membran sel.

Depolarisasi membuka voltage-dependent calcium channel akibatnya kalsium ekstra seluler


masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan Calcium Cytosolic yang merangsang insulin.
Golongan sulfonilurea dalam pemberiannya dapat menyebabkan kegagalan primer yaitu
sejak awal pasien tidak memberi respons yang memuaskan walaupun sudah ditingkatkan
dosisnya ke dosis maksimal. Keberhasilan menurunkan kadar glukosa puasa terbatas hanya
20-30% penderita. Demikian pula dapat terjadi kegagalan sekunder bila dalam periode yang
lama obat ini sudah tidak memberi hasil yang memuaskan walaupun diberikan dalam dosis
maksimal. Kegagalan sekunder dapat terjadi pada sekitar 10% penderita pertahun. Untuk itu
diperlukan obat OHO tambahan atau insulin untuk memperbaiki control glikemik (Henrichs,
HR. 1988).

Obat golongan ini diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan dipakai pada
penderita yang berat badannya lebih dari normal. Klorpropamid tidak dianjurkan pada
keadaan insufisiensi renal dan orang tua karena resiko hipoglikemia yang berkepanjangan,
demikian juga glibenklamid. Untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek
(tolbutamid, glikuidon). Glikuidon juga diberikan pada penderita diabetes mellitus dengan
gangguan ginjal atau hati ringan (Henrichs, HR. 1988).

2. Meglitinide

Serupa dengan sulfonilurea, meglitinide menurunkan glukosa dengan merangsang sekresi


insulin pankreas, tapi pelepasan insulin adalah tergantung glukosa dan akan hilang pada
konsentrasi glukosa darah rendah. Ini bisa mengurangi potensi untuk hipoglisemi parah.
Agen in menghasilkan pelepasan insulin fisiologis lebih banyak dan lebih hebat menurunkan
glukosa post-prandial dibandingkan dengan sulfonilurea durasi panjang. Rerata pengurangan
HbA1C adalah 0,6-1 %. Obat-obat ini sebaiknya diberikan sebelum makan. Jika ada waktu
makan yang dilewatkan, maka obat ini juga tidak diminum. Saat ini tidak ada penyesuaian
dosis yang diperlukan untuk lansia.

Repaglinide (Prandin) dimulai pada 0,5-2 mg dengan dosis maksimum 4 mg tiap makan
(sampai 4 makan per ahri atau 16 mg/hari)

Nateglinide (Starlix) diberikan 120 mg tiga kali sehari sebelum makan. Dosis bisa
diturunkan sampai 60 mg tiap makan pada pasien yang HbA1C mendekati target terapi ketika
terapi dimulai.

3. Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Preparat yang
ada dan aman adalah metformin. Metformin adalah golongan dimetil biguanide merupakan
OHO yang dipakai untuk menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe
II, penggunaannya bertujuan untuk menurunkan resistensi insulin dengan memperbaiki
sensitivitas insulin terhadap jaringan. Dengan demikian metformin di indikasikan sebagai
obat pilihan pertama pada pasien diabetes mellitus tipe II gemuk yang mana dasar
kelainannya adalah resistensi insulin. Walaupun cara kerja metformin berbeda dengan
sulfonilurea akan tetapi efek kontrol glikemik sama dengan golongan sulfonilurea.
Metformin dikenal bekerja sebagai anti hiperglikemia sedang sulfonilurea sebagai obat yang
bekerja sebagai hipoglikemik (Balley, CJ. 1996).
Mekanisme kerja metformin menambah up-take (utilisasi) glukosa diperifer dengan
meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin, menekan produksi glukosa oleh hati,
menurunkan oksidasi Fatty Acid dan meningkatkan pemakaian glukosa dalam usus melalui
proses non oksidatif. Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati dan digunakan
sebagai bahan baku glukoneogenesis. Keadaan ini mencegah terjadinya efek penurunan
kadar glukosa yang berlebihan. Pada pemakaian tunggal metformin dapat menurunkan kadar
glukosa darah sampai 20% (Balley, CJ, 1996).

4. Inhibitor α glukosidase
Obat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai mekanisme kerja
menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada “brush border” dipermukaan
membran usus halus. Enzim alfa. glukosidase berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat
menjadi glukosa diusus halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat
menjadi glukosa di usus akan menjadi berkurang, dengan sendirinya kadar glukosa darah
akan berkurang (Adam, JMF. 1997).

5. Insulin sensitizing agent


Thoazolidinediones (Troglitazon) adalah golongan obat baru yang mempunyai efek
farmakologi meningkatkan sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin. Obat ini tidak
menyebabkan reaksi hipoglikemia, menghilangkan adanya resistensi insulin, menurunkan
hepatic glucose out put, menormalkan gangguan toleransi glukosa, dan mencegah serta
memperlambat progresifitas gangguan toleransi glukosa menjadi diabetes. Terbukti pula obat
ini dapat memperbaiki kendali glukosa darah dan hiperinsulinemia. Obat ini belum beredar di
Indonesia (Iwamoto, Y. et al. 1996).

116. Sebuah pabrik obat tradisional akan memproduksi obat batuk dari bahan baku akar manis
(Glycyrhizae glabra). Bahan baku tersebut harus distandarisasi. Salah satu uji yang akan
dilakukan yaitu uji kadar abu total. Uji tersebut menggambarkan apa ?

a. tingkat kekeringan simplisia

b. tingkat cemaran mikroorganisme

c. tingkat kandungan senyawa anorganik

jawab : c. tingkat kandungan senyawa anorganik


Penetapan kadar abu dari simplisia bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan abu yang
terkandung dalam simplisia baik abu fisiologis atau internal atau yang berasal dari tanaman itu
sendiri yang berupa unsur anorganik seperti magnesium, natrium, dan kalsium dalam bentuk
trioksida, maupun abu non fisiologis atau eksternal yang berasal dari cemaran luar seperti polusi
udara, tanah dan air.

Pemeriksaan kadar abu larut air menunjukkan adanya abu fisiologis seperti alkali dan alkali
tanah seperti magnesium, natrium, dan kalsium dalam bentuk trioksida yang terdapat dalam
simplisia. Sedangkan pemeriksaan kadar abu tak larut asam bertujuan untuk menentukkan
banyak nya abu non fisiologis seperti silika, tanah dan pasir dalam simplisia.

117. Seorang pasien membawa resep sebagai berikut:

R/ Xanax tab

Menurut permenkes nomor 9/2003 mengenai narkotika hal apa yang memberikan
perbedaan pada obat dalam resep tersebut?

a. No batch dengan kode tertentu


b. No registrasi dengan kode tertentu
c. Harus dengan resep dokter
d. Peringatan obat keras
e. Logo dan lambang pada kemasan

JAWABAN C

Xanax (alprazolam) merupakan obat yang termasuk kedalam golongan benzodiazepine


(minor transkuilizer) yang berkerja dengan cepat setelah dikonsumsi. Xanax bekerja
pada Gamma-amino Butyric Acid (GABA) receptor, neurotransmitter yang penting
diotak manusia. Indikasi : mengatasi anxiety (kecemasan), panik attacck, serta depresi
ringan.

Alprazolam adalah jenis obat keras yang diberikan sesuai dengan resep dokter.
118. Imunodilator adalah senyawa yang dihasilkan dari bahan alam. Termasuk kedalam
golongan obat apakah imunodilator?

a. Jamu

b. Obat herbal terstandar

c. Fitofarmaka

d. Obat tradisional

PENJELASAN
Istilah imunomodulator sendiri merujuk pada suatu agen yang dapat mengembalikan dan
memperbaikan sistem imun yang fungsinya terganggu, atau menekan yang ungsinta
berlebihan. Pada kondisi dimana sistem imun hiperaktif, baik terhadap pparan dari luar
maupun dari dalam tubuh, maka diperlukan suatu imunosupresan. Sebaliknya, jika sistem
imun terlalu lemah dan kurang reaktif sehingga tidak mampu melawan patogen yang masuk,
maka diperlukan suatu imunostimulan. Telah banyak obat-obat sintetik yang bekerja sebagai
imunomodulator, baik sebagai imunostimulan maupun imunosupresan. Herbal dapat pula
menjadi sumber senyawa imunomodulator. Sebagian telah digunakan secara empirik oleh
masyarakat dan dipercaya sebagai penguat daya tahan tubuh. Beberapa diantaranya adalah
Curcuma sp, Rhododendrum spiciferum, caesalpinia sp, Panax ginseng, Echinacea
puppurea, Calendula officinalis, dll.

JAMU

Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia sederhana, seperti
irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan keamanannya baru terbukti
setelah secara empiris berdasarkan pengalaman turun-temurun. Sebuah ramuan disebut jamu
jika telah digunakan masyarakat melewati 3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-
rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika bertahan
minimal 180 tahun. Sebagai contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak
untuk mengatasi hepatitis selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas
pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak
sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika dikemas
dan dipasarkan, produsen dilarang mengklaim temulawak sebagai obat. Selain tertulis
"jamu", dikemasan produk tertera logo berupa ranting daun berwarna hijau dalam lingkaran.
Di pasaran banyak beredar produksi kamu seperti Tolak Angin (PT. Sido Muncul), Pil
Binari (PT. Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll

OBAT HERBAL TERSTANDAR

Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah jamu yang dinaikkan kelasnya menjadi “herbal
Terstandar” denga bentuk sediaanya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan
yang terstandarisasi. Disamping itu herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji
toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik
(keamanan terhadap janin). Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset in vivo
dilakukan terhadap hewan uji seperti mencit, tikus, kelinci atau hewan uji lain. Sedangkan in
vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau mikroba. Riset in vitro
bersifat parsial, artinya baru diuji pada sebagian organ atau cawan petri. Tujuannya untuk
membuktikan klaim sebuah obat. Setelah terbukti aman dan berkhasiat, bahan herbal
tersebut berstatus herbal terstandar. Meski telah teruji secara praklinis, herbal terstandar
tersebut belum dapat diklaim sebagai obat. Namun konsumen dapat mengkonsumsinya
karena telah terbukti aman dan berkhasiat. Hingga saat ini, di Indonesia baru 17 produk
herbal terstandar yang beredar di pasaran. Sebagai contoh Diapet (PT. Soho Indonesia),
Kiranti (PT. Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ. Tradium), Diabmeneer (PT. Nyonya Meneer),
dll. Kemasan produk Herbal terstandar berlogo jari-jari daun dalam lingkaran.

FITOFARMAKA

Fitofarmaka merupakan status tertinggi dari bahan alami sebagai “obat”. Sebuah Herbal
Terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada
manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi manusia. Dari uji itulah
dapat diketahui keamanan efek pada hewan coba dan manusia. Bisa jadi terbukti ampuh
ketika diuji pada hewan coba, belum tentu ampuh juga ketika dicobakan pada manusia. Uji
klinis terdiri atas single center yang dilakukan di laboratorium penelitian dan multicenter di
berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolos uji fitofarmaka, produsen dapat mengklaim
produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak boleh menyimpang dari materi uji
klinis sebelumnya. Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang
mebgklaim produknya sebagai anti kanker dan juga anti diabetes. Salah satu produk
Fitofarmaka adalah Stimuno Dexa Medica yang merupakan imunomodulator dari ekstrak
Phylanthus nirusi atau meniran yang didalamnya berkhasiat merangsang tubuh lebih banyak
antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar bekerja optimal.

Obat Tradisional adalah oabat-obat yang secara tradisional, turun temurun, berdasarkan
resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat
magic maupun pengetahuan tradisional. Pencarian obat herbal yang berkhasiat sebagai
imunomodulator dapat dimulai berdasarkan penggunaan tanaman tersebut secara empiris.
Persyaratan imunomodulator

Menurut WHO, imunomodulator haruslah memenuhi persyaratan berikut:

1. Secara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia.


2. Secara biologik dapat diuraikan dengan cepat.
3. Tidak bersifat kanserogenik atau ko-kanserogenik.
4. Baik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak mempunyai efek samping
farmakologik yang merugikan.
5. Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun terlalu besar.

Dilihat dari persyaratan WHO mengenai imunomodulator maka Fitofarmaka lah yang lebih
direkomendasikan sebagai imunomodulator.

119. Seorang pasien datang ke apotek menanyakan tentang pemakaian salep kombinasi asam
salisilat dan sulfur untuk kulit, pasien menjelaskan ketika memakai salep susah dibilas
dengan air dan terasa lengket, basis salep apa yang digunakan pada sediaan tersebut?
a. Basis larut air
b. Basis anhidrous
c. Basis emulsi tipe o/w
d. Basis oleaginous

Jawaban :
d. Basis Oleaginous
Penjelasan :
Ketika pemakaian salep pasien menjelaskan bahwa salep susah dibilas air. Jika salep tidak bisa
hilang dengan air maka salep tersebut pun tidak dapat larut dalam air. Sehingga pilihan basis
larut air tidak tepat.
Basis anhidrous adalah dasar/basis serap yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak sehingga pilihan basis anhidrous tidak tepat.
Basis emulsi tipe o/w atau oil/water atau minyak dalam air menyatakan bahwa salep tersebut
terdiri dari minyak dalam air dimana jumlah air lebih banyak dari minyak. Sehingga akan mudah
juga dibilas dengan air sehingga jawaban basis emulsi tipe o/w tidak tepat.
Basis oleaginous atau dasar/basis hidrokarbon merupakan salep berlemak dengan tujuan
memperpanjang waktu kontak bahan obat dengan kulit dan sukar untuk dibilas dengan air.
Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan
obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %.

Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu
dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air,
dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut.

1). Dasar Salep Hidrokarbon


Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih.
Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini
dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai
pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sangat lengket,
sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.

2). Dasar Salep Serap


Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang
dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin
anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur
dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.

3). Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air.


Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar salep
ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap
basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi
lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain
dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi
pada kelainan dermatologik.

4). Dasar Salep Larut Dalam Air


Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.
Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep yang dapat dicuci
dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat
atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.

Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan, sifat bahan
obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam
beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas
yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep
hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih
efektif dalam dasar salep yang mangandung air.

Beberapa contoh – contoh dasar salep :


1 Dasar salep hidrokarbon Vaselin putih ( = white petrolatum = whitwe soft paraffin),
vaselin kuning (=yellow petrolatum = yellow soft paraffin),
campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat,
minyak nabati.
2 Dasar salep serap Adeps lanae, unguentum simpleks (cera flava : oleum sesami
(dasar salep absorbsi) = 30 : 70), hydrophilic petrolatum ( vaselin alba : cera alba :
stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 : 3 : 3 )
3 Dasar salep dapat Dasar salep emulsi tipe m/a (seperti vanishing cream),
dicuci dengan air emulsifying ointment B.P., emulsifying wax, hydrophilic
ointment.
4 Dasar salep larut air Poly Ethylen Glycol (PEG), campuran PEG, tragacanth, gummi
arabicum
Kualitas dasar salep yang baik adalah:
o Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembaban kamar.
o Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk
harus lunak dan homogen.
o Mudah dipakai
o Dasar salep yang cocok
o Dapat terdistribusi merata

Asam salisilat, Resorsinol dan Sulfur.


Asam salisilat, resorsinol dan sulfur adalah keratolitik dan mempunyai daya antiseptik.
Kombinasi ketiga obat ini sangat sinergis untuk pengobatan jerawat.
 Salicylic acid, Digunakan pada jerawat dengan tingkat keparahan ringan. Biasanya digunakan
pada facial cleansers. It’s third choice for maintenance therapy. Mempunyai sifat komedolitik
(menghancurkan komedo) dan keratolitik yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat
membantu penyerapan obat lain. Selain itu, asam salisilat mempunyai efek antiinflamasi. Seperti
benzoyl peroksida, asam salisilat harus digunakan berlanjut.. Once stopped, pores clog and acne
returns. Produk asam salisilat ditemukan dalam bentuk lotion, krim, dan pad. Asam salisilat
dapat menyebabkan iritasi kulit.
 Sulfur, Produk sulfur biasanya dikombinasi dengan zat lainnya, misalnya alkohol, asam
salisilat, dan resorcinol. Sulfur belum diketahui bagaimana mekanisme kerja membersihkan
jerawat. Walaupun baunya yang tidak enak, kadang-kadang sulfur digunakan sendiri untuk
menangani jerawat.

120. Seorang laki-laki berumur 60 tahun telah lama menderita penyakit paru obstruktif kronik
dan mengalami eksaserbasi akut sehingga harus dirawat di rumah sakit. Diberikan terapi inhalasi
bronkodilator (kombinasi ipratropium dan albuterol), inhalasi flutikason dan tablet kodein.
Karena pasien mengalami infeksi juga sehingga diberikan eritromisin. Setelah beberapa hari
pasien mengeluh konstipasi. Obat apa saja yang menyebabkan keluhan tersebut?

a. Ipratropium

b. Albuterol

c. Flutikason

d. Kodein

e. Eritromisin
Jawaban d. Kodein

Penjelasan

• Penyakit pulmonari obstruktif kronis (PPOK), dikenal juga sebagai penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit saluran udara obstruktif kronis (PSUOK), adalah sejenis
penyakit paru obstruktif yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang kronis. Biasanya,
kondisi ini akan bertambah buruk seiring dengan waktu. Gejala utamanya antara lain adalah
sesak napas, batuk, dan produksi sputum/lendir.Kebanyakan penderita bronkitis kronis juga
menderita PPOK.

• Eksaserbasi akut dari PPOK didefinisikan sebagai sesak napas bertambah parah, produksi
sputum semakin banyak, dan perubahan warna sputum dari bening menjadi hijau atau kuning,
atau batuk semakin parah yang dialami penderita PPOK. Hal ini dapat disertai dengan tanda-
tanda bertambah besarnya usaha untuk bernapas seperti napas cepat, detak jantung cepat,
berkeringat, penggunaan otot leher secara aktif, kulit membiru, serta kebingungan atau prilaku
agresif pada eksaserbasi parah. Gemerisik juga mungkin terdengar dari paru-paru saat
pemeriksaan dengan stetoskop.

• Bromide ipratropium adalah bronkodilator yang melebarkan (membesar) saluran udara


(bronchi) di paru-paru. Hal ini digunakan dalam mengobati, gejala asma, pilek, alergi, dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) karena emfisema atau bronkitis kronis. Ipratropium blok
efek asetilkolin pada saluran udara (bronkus) dan saluran hidung. Asetilkolin adalah bahan kimia
yang saraf gunakan untuk berkomunikasi dengan sel-sel otot. Dalam asma dan penyakit paru
obstruktif kronik, saraf kolinergik akan ke paru-paru menyebabkan penyempitan saluran udara
dengan menstimulasi otot di sekitar saluran udara untuk berkontraksi. Efek samping yang paling
umum yang terkait dengan ipratropium adalah mulut kering, batuk, sakit kepala, mual, pusing,
dan kesulitan bernapas. Ipratropium dapat menyebabkan bronchospasms yang dapat mengancam
jiwa. Hal ini juga dapat menyebabkan ruam, gatal-gatal, atau reaksi alergi yang serius yang
melibatkan penutupan saluran udara.

• Albuterol adalah bronkodilator yang melemaskan otot-otot di saluran udara dan


meningkatkan aliran udara ke paru-paru. Albuterol inhalasi digunakan untuk mengobati atau
mencegah bronkospasme pada orang dengan penyakit saluran napas obstruktif reversibel. Efek
samping yang umum diantaranya nyeri punggung, nyeri tubuh, sakit kepala, merasa gugup,
mual, diare, sakit perut, sakit tenggorokan, nyeri sinus, dan hidung tersumbat.

• Indikasi flutikason adalah untuk profilaksis asma, pengobatan asma eksaserbasi akut.
Efek samping yang timbul antara lain adalah suara serak dan kandidiasis di mulut atau
tenggorokan, reaksi hipersensitif pada kulit, jarang ditemukan udem wajah dan orofaring,
mungkin menyebabkan efek sistemik supresi adrenal, pertumbuhan terhambat pada anak-anak,
menurunkan densitas mineral pada tulang, katarak, glaucoma.

• Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan irritable bowel syndrome. Pengubahan kodein menjadi
morfin berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan
enzim CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi norkodeina. Efek samping yang umumnya
terjadi akibat menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan senang/bahagia), gatal-gatal, mual,
muntah, mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi ortostatik, penahanan urin, depresi, dan
sembelit. Efek samping yang mengancam jiwa, seperti halnya senyawa opiat lainnya adalah
depresi saluran pernafasan. Depresi saluran pernafasan ini tergantung pada jumlah dosis yang
diberikan, dan berbahaya bila overdosis.

• Indikasi eritromisin adalah sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin untuk
pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit Legionaire, sifilis, uretritis non
gonokokus, prostatitis kronik, akne vulgaris, dan profilaksis difetri dan pertusis. Efek samping
yang dapat timbul antara lain mual, muntah, nyeri perut, diare; urtikaria, ruam dan reaksi alergi
lainnya; gangguan pendengaran yang reversibel pernah dilaporkan setelah pemberian dosis
besar; ikterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada).

121. Pada era perkembangan pelayanan farmasi terjadi pergeseran focus apoteker misalnya
apoteker membuat tablet amlodipine untuk pengobatan hipertensi, era sekarang apoteker harus
membuat obat yang meningkatkan atau bermanfaat bagi pasien. Pernyataan tersebut mempunyai
makna…
a. apoteker membuat formulasi-formulasi yang lebih baik
b. apoteker menjalankan pharmaceutical care
c. apoteker tidak lagi membuat obat
d. apoteker dalam membuat obat dengan menggunakan mesin-mesin canggih
e. apoteker tidak lagi menjalankan pelayanan kefarmasian

jawaban: B. Apoteker menjalankan pharmaceutical care


1. Pengertian pharmaceutical care (PC)
Menurut Linda Strand :
Pharmaceutical care (PC) adalah sebuah praktek dimana praktikan langsung mengambil
tanggung jawab pengobatan pasien dan memegang kebutuhan tanggung jawab untuk komitmen
ini.
Menurut Hepler and strand :
Pharmaceutical care (PC) adalah tanggung jawab dari terapi obat untuk mendapatkan outcome
yang pasti yaitu peningkatan hidup pasien.
Menurut ASHP :
Pharmaceutical care (PC) adalah menunjukkan fungsi dari apoteker dalam penggunaan obat yang
optimal untuk mendapatkan outcome yaitu peningkatan kualitas hidup pasien

Elemen dari Pharmaceutical Care :


1. tanggung jawab
bertanggung jawab penuh, menganggap pasien yang datang adalah pasien ku
2. interaksi langsung
fokus, kontak dan berinteraksi langsung dengan pasien
3. kepedulian
menunjukkan rasa kepedulian terhadap apa yang dialami pasien, menganggap mereka adalah
orang yang kita sayangi, dan menerapkan patient oriented (orientasi terhadap pasien), untuk
menerapkan patient oriented ini kita harus terus mengupdate skill./keterampilan, pengetahuan
dan komunikasi
4. mendapatkan tujuan positif (outcome) :
penyembuhan penyakit, mengurangi dan menghilangkan penyakit dan gejala, mencegah gejala,
dan mencegah perkembangan penyakit.
5. meningkatkan kualitas hidup pasien
6. resolusi dari medication-related problem (MRP's)
DRP seperti : dosis terlalu besar/kecil, obat yang salah, obat tanpa indikasi, ADR, IO, kegagalan
menerima obat dll.

122. Seorang pasien penderita TBC dan diberi pengobatan INH, pirazinamid, piridoksin,
ethambutol, rifampisin. Tujuan pemberian piridoksin untuk mengurangi efek samping dari obat
apa?

Jawaban : B. Isoniazida

ISONIAZIDA RIFAMPISIN PIRAZINAMID ETHABUT ERITROMI


OL SIN
DOSIS DEWASA: 300 mg DEWASA: DEWASA dan DEWASA DEWASA
(1 kali sehari) 600 mg (1 kali ANAK: 15 – 30 dan anak > dan anak >8
ANAK: 10 mg/BB sehari) mg/BB (1 kali 13 tahun: 15 tahun : 250
sampai 300 mg (1 ANAK: 7,5 – sehari) atau 50 – – 25 mg/BB – 500 mg
kali sehari) 15 mg/BB 70 mg/BB (2 – 3 (1 kali tiap 6 jam
kali seminggu) sehari) atau 0,5 – 1
g tiap 12
jam
ANAK: 125
mg tiap
6jam
INDIKAS Untuk terapi semua Obat anti Obat anti Terapi Alternatif
I bentuk tuberkulosis, tuberkulosis tuberkulosis kombinasi untuk
bisa digunakan yang diberikan yang diberikan tuberkulosis pasien
tunggal atau bersama dengan dengan obat anti dengan obat alergi
– sama dengan obat kominasi tuberkulosis lain lain, jika penisilin,
anti tuberkulosis lain dengan obat terjadi enteritis
lain untuk resistensi. kampilobakt
terapi awal Jika er,
atau ulang resistensi pneumonia,
menurun sifilis,
dapat legionaire,
ditinggalkan uretritis non
gonokokus,
akne
vulgaris,
profilaksis
difetri
KONTRA Hipersensitifitas, Gangguan Hipersensiti Penyakit
INDIKAS demam, artritis, fungsi hati vitas hati
I cedera hati, parah, porfiria, terhadap
kerusakan hai akut, hipersensitifitas ethambutol
kehailan seperti
neuritis
optik
KERJA Bakterisid, Bakterisid, Bakterisid, Bakteriostat
OBAT mekanisme kerja : mekanisme mekanisme ik,
mengganggu sintesis kerja: kerja: mekanisme
asam mikolat yang menghambat pengubahannya kerja:
digunakan untuk secara spesifik menjadi asam berdasarkan
sintesis dinding suatu enzim pyrazinamidase penghambat
bakteri bakteri RNA – yang berasal an sintesa
polimerase dari basil RNA dan
sehingga tuberkulosa menghindar
intesis RNA i
terganggu terbentukny
a asam
mikolat
pada
dinding sel
INTERA Inhibitor kuat untuk Mempercepat Garam Hindari
KSI cytochrome p-450 metabolisme almunium penggunaan
isoenzym tapi punya metadon, dalam obat dengan
efek minimal pada absorpsi maag dapat astemizol
CYP3A pemakaian dikurangi oleh mengurangi atau
INH dengan obat – antasida, absorpsi terfenadin
obat tertentu. Dapat menurunkan ethambutol karena
menaikan knsentrasi kadar plasma dapat
obat tersebut dan dizopiramid, menyebabk
menimbulkan resiko meksiletin, an aritmia,
toksis propanon dan hindari juga
Contoh: kinidin kombinasi
- antikonvulsan dengan
- isofluran, casaprid
paracetamol,
karbamazepin(hepat
otoksis)
- antasid dan
adsorben(menurunka
n absorpsi)
- sikloserin
(toksisitas pada SSP)

EFEK Neurologi, Saluran cerna ( Hepatotoksik, Penurunan Mual,


SAMPIN hipersensitifitas panas pada hepatomegali, penglihatan, muntah,
G demam, erupsi kulit, perut, mual, anoreksia, reaksi nyeri perut,
hepatotoksik, muntah, ikhterus, gagal adversus diare,
metabolisme dan anoreksia, hati, mual , berupa sakit urtikaria,
endokrin (adanya kembung), muntah, kepala, ruam, alergi
defisiensi vitamin SSP (letih, rasa artralgia, anemia disorientasi,
B6), hematologi kantuk, sakit Hati – hati mual,
(agranulosit, anemia, kepala, pemakaian pada muntah dan
hemolisis), bingung), penderita encok, sakit perut
methemoglobinemia, gangguan DM, san fungsi
saluran cerna penglihatan, ginjal tidak
(mual,muntah, hipersensitifita sempurna
sembelit), s (demam,
intoksikasi (sakit pruritis,urtikari
kepala, takikardia, a), hematologi,
dispenia), hipotensi intoksikasi,
postura, sindrom proteinurea,
(lupus, eritematosus, sindrom
rematik) hematoreal
PERING >Hati – hati >keamanan >hanya dipakai >dilakukan Gangguan
ATAN digunakan untuk penggunaan pada terapi pemeriksaa fungsi hati
sakit hati kronik, selama kombinasi anti n mata dan porfiria
disfungsi ginjal, kehamilan tuberkulosis sebelum ginjal,
gangguan konvulsi >hati – hati dengan pengobatan perpanjanga
>untuk peminum penggunan pirazinamid >turunkan n interval
alkohol perlu pada penyakit >dapat dipakai dosis pada QT,
monitoring karena hati, riwayat secara tunggal penderita kehamilan,
menyebabkan alkoholisme, untuk gangguan menyusui
hepatitis penggunan penderitaan fungsi
>disarankan bersamaan yang resisten ginjal,
menggunakan dengan obat dengan kehamilan
piridoksin 10 – 20 hepatotoksik pengobatan
mg untuk lain kombinasi
mencegah reaksi >dapat
adversus menghambat
ekskresi asam
urat dari ginjal
(hiperurikemia)
>monitor asm
uratnya

123. seorang ibu 38 tahun mempunyai keluhan 3 hari susah buang air besar. Akan tetapi sudah
rutin mengkonsumsi makanan serat dan mineral. Obat apa yang sebaiknya yang diberikan pada
penyakit tersebut ?
a. Fe
b. Bisakodil
c. Ranitidin
d. loperamid
e. Histigo

Jawaban : c. Bisakodil
Indikasi : konstipasi, tablet bekerja dalam 10-12 jam, supositoria bekerja dalam 20-60 menit;
sebelum prosedur radiologi dan bedah
Peringatan ; lihat keterangan pada pencahar stimulan
Kontraindikasi : Lihat keterangan pada pencahar stimulan, bedah perut akut, Inflammatory
bowel disease akut, dehidrasi berat.
Efek Samping : Lihat keterangan pada pencahar stimulan; tablet: gripping, suppositoria, iritasi
lokal
Dosis :
oral; untuk konstipasi 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20mg;
anak-anak dibawah 10 tahun 5 mg.
Rektum;
Dalam supositoria untuk konstipasi, 10 mg pada pagi hari; anak-anak dibawah 10 tahun 5mg.
Sebelum prosedur radiologi dan bedah, 10 mg oral sebelum tidur malam selama 2 hari sebelum
pemeriksaan dan jika perlu supositoria 10 mg 1 jam sebelum pemeriksaan; anak-anak setengah
dosis dewasa.
Nama dagang: Bicolax, bisakodil, dulcolax, dll.

• Fe ( zat besi ) adalah suatu suplemen penambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil guna mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Zat besi merupakan mineral
mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan. Yaitu sebanyak
3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (
hemoglobin ). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin ( protein yang membawa oksigen ke otot ), kolagen ( protein yang terdapat di
tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung ), serta enzim. Zat besi juga berfungsi
dalam sistem pertahanan tubuh.
Contoh tablet yang mengandung zat besi adalah etabion, sangobion, feroplek, farmobion,
dll.

• Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin
secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
Indikasi: pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif,
mengurangi gejala refluks esofagitis.
Dosis : 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6-8 jam
Efek samping : sakit kepala
Interaksi obat : pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan
waktu protombin.

• Loperamide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare akut. Jenis diare ini
menyerang secara tiba-tiba dan biasanya berhenti dalam waktu beberapa hari. Penyakit
ini umumnya disebabkan oleh infeksi akibat bakteri, virus atau jenis kuman lainnya.
Loperamid berfungsi memperlambat aktivitas usus besar sehingga makanan akan
tertahan lebih lama di dalem usus. Dengan begitu usus akan menyerap lebih banyak air
dan tinja akan menjadi lebih padat. Tetapi harap diingat bahwa obat ini hanya dapat
meredakan gejala diare, dan tidak mengobati penyebabnya.
Dosis :
Diare non spesifik akut : dosis awal 2 kaplet diikuti 1 kaplet setiap habis diare. Maksimal
8 kaplet sehari.
Diare kronik : dosis awal 2 kaplet diikuti dengan 1 kaplet setiap habis diare sampai diare
terkontrol. Maksimal 8 kaplet sehari.
Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan selama 48 hari.
Efek samping : kembung, konstipasi, mual muntah, mulut kering sakit pada abdomina.
Interaksi obat : pemberian bersdama transquillizer atau alkohol, inhibitor monoamn
oksidase harus berhati-hati.
• Histigo caplet untuk vertigo perifer, pusing yang berhubungan dengan gangguan
keseimbangan yang terjadi pada gangguan sirkulasi darah atau sindrom meniere, penyakit
meniere.
Dosis : 1-2 kaplet 3×sehari
Pemberian obat sebaiknya diberikan bersama makanan.
KI : feokromositoma
ES : gangguan Gi, sakit kepala, ruang kulit, pruritus.

124. Seorang pasien TB perempuan berusia 55 tahun sedang menjalani terapi kombinasi obat
2RHZES/4H3R3. Alasan kombinasi oabt tersebut adalah

JAWABAN E. Mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap obat.

TBC

TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Microbacterium tuberculosis.
Dengan gejala umumnya terdapat benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat
organ pernafasan.

 Gejala sistemik / umum :

1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya terasa di malam hari disertai
keringat dingin. Kadang-kadang seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)

4. Perasaan tidak enak (malise), lemah.

 Gejala Khusus

1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena. Bila terjadi sumbatan sebagian bronkusakibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi. Suara nafas
melemah yang disertai sesak.

2. Jika ada cairan di organ pleura dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
3. Bila kena tulang. Maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagai meningitis. Dengan gejala demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pengobatan

• Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap
intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu
(tahap lanjutan).

Diberikan kepada:

o Penderita baru TBC paru BTA positif.

o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

• Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

o Penderita kambuh.

o Penderita gagal terapi.

o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

• Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada:

o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

 Pengobatan TBC dilakukan dengan beberapa kombinasi bertujuan untuk :

1. Mencegah resistensi karena pemakaian obat tunggal.

2. Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal

3. Mengurangi efek samping

Tuberkulostatik dibagi dalam 2 golongan :


a. Obat primer : isoniazid, rifampisin, pirazinamida, etambutol, streptomisin (
kanamisin,amikasin). Obat – obat ini paling efektif dengan toksisitas paling rendah, tapi harus
dikombinasi untuk mencegah resistensi.

b. Obat sekunder : klofazimin, flourkinolon, sikloserin, rifabutin, dan PAS. Obat – obat ini
mempunyai kegiatan lebih lemah, dan hanya di gunakan bila terjadi resistensi.

Informasi obat dengan resep dokter :

1. Rifampisin

indikasi Pengobatan tuberculosis, lepra dan meningitis

Efek samping mual, muntah, diare, pusing, gangguan pengelihatan

Peringatan perlu penerangan rifampisin menyebabkan warna merah pada urin,

tinja, liur, dahak, keringat dan air mata

sediaan kapsul 300mg, 450mg, kaptab 600mg

2. Ethambutol

Indikasi Tuberkilosis dengan kombinasi bersama obat lain

Efek samping Neuritis optic, buta warna merah/hijau, neuritis perifer

Sediaan Tablet 250mh & 500mg

Cara penyimpanan Wadah kedap udara

3. Isoniazid

Indikasi Tuberkulosis, kombinasi obat lain. Khasiat tuberkulostatik paling


kuat

dibanding obat lain

Efek samping neuritis perifer ( gangguan saraf dengan gejala kejang – kejang ) yang

dapat dicegah dengan pemberian pyridoxine ( vitamin B6). INH kalau

digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat

Sediaan tablet 100mg & 300mg

4. Pirazinamid

Indikasi tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lai, khasiatnya diperkuat


oleh isoniazida

Efek samping Hepatotoksik (menimbulkan kerusakan hati ) terutama pada dosis


lebih

dari 2g/ hari

Sediaan Tablet 500mg

Cara penyimpanan wadah kedap udara terlindung dari sinar

Spesialite obat – obat TBC

No Generik dan Latin Dagang Pabrik

1 Isoniazid INH Ciba Sandoz

Pehadoxin Phapros

Inoxin Dexa Medica

2 Rifampisin Rif Armoxindo

Rifamtibi Sanbe

3 Pirazinamid Pezeta-Ciba 500 Sandoz

Prazina Armoxindo

4 Ethambutol HCL Cetabutol Soho

Etibi Rocella

5 Isoniazida + Vit B6 Pehadoxin Phapros

Inoxin Dexa Medica

6 INH + Vit B6 + Intam 6 Aventis


Ethambutol
Metham Promed Rahardjo

Mycotambin-INH United American


forte

7 Rifampicin + INH Rimactazid Sandoz


Ramicin-Iso Westmont Medifarma

125. Logo apakah ini?

a. Obat Herbal Terstarndar


b. Jamu
c. Jamu Gendong
d. Fitofarmaka
e. Generik

Jawaban:

• Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di
standarisasi. OHT memiliki grade setingkat di bawah fitofarmaka. OHT belum mengalami uji
klinis, namun bahan bakunya telah distandarisasi untuk menjaga konsistensi kualitas produknya.
Uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah
distandarisasi.
Logo Herbal Terstandar berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam lingkaran dan harus
mencantumkan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” seperti gambar di atas.
Ada lima macam uji praklinis yaitu uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji
toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus.

• Jamu

Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, jug sebuah tanda untuk menyatakan aman.
Warna hijau perwujudan kekayaan sumber daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati).
Stilsasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian proses yang sederhana yang
merupakan visualisasi proses pembuatan jamu.

• Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah
distandarisasi. Salah satu syarat agar suatu calon obat dapat dipakai dalam praktek kedokteran
dan pelayanan kesehatan formal (fitofarmaka) adalah jika bahan baku tersebut terbukti aman dan
memberikan manfaat klinik.
Syarat fitofarmaka yang lain adalah:
-Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
-Menggunakan bahan baku terstandar
-Memenuhi persyaratan mutu.

Uji klinik harus mengikuti deklarasi Helsinki yang terdiri dari 4 fase.
• Fase pertama: untuk mengetahui dan mengklarifikasi efek dan farmakokinetik dalam
tubuh. Sukarelawan yang sehat dan sejumlah tertentu diberi obat, lalu diamati pola penyerapan,
metabolism, dan ekskresi pasca konsumsi obat.
• Fase kedua: obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat, untuk control
digunakan placebo sebagai pembanding.
• Fase ketiga: jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas. Obat yang akan
diteliti dibandingkan dengan innovator. Pembanding innovator adalah obat yang sudah mapan di
pasaran dan terbukti banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang diklaim. Setelah obat
dibuktikan berkhasiat dan menunjukkan keamanan saat dipakai, maka obat itu diizinkan untuk
diproduksi sebagai legal drug.
• Fase keempat: setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran yang
diamati pada pasien dalam berbagai kondisi, usia dan ras. Studi ini dilakukan dalam jangka
waktu lama untuk melihat efek terapeutik dan pengamatan jangka panjang dalam menggunakan
obat. Dari hasil evaluasi itu masih memungkinkan suatu obat ditarik dari peredaran jika terbukti
membahayakan.

Logo Fitofarmaka berupa jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang) terletak dalam
lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “FITOFARMAKA” seperti gambar di atas.

• Generik

Logo lingkaran hijau bergaris putih dengan tlisan “GENERIK” di bagian tengah lingkaran.
Logo tersebut menunjukkan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan
sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh lapisan masyarakat.

126. Apotek membuat pembukuan akhir tahunan sekaligus merencanakan untuk penawaran
apotek kepada investor lain karena pemilik apotek sedang membutuhkan biaya pengobatan
untuk penyakit kanker yang dideritanya, laporan apa yang dibutuhkan investor untuk analisi
apotek tersebut ?
Jawab b. laporan aliran kas ( kas flow )
karena seorang investor juga ingin mengetahui anggaran laporan laba dan rugi terhadap apotek
tersebut, sebelum apotek dikelola oleh investor tersebut.

127. Seorang apoteker akan mengekstrasi senyawa dari Allium sativum sebagai antihipertensi.
Diketahui senyawa tersebut tidak tahan panas. Bagaimana cara mengekstrasi senyawa tersebut?
a. Dekoktasi

b. Infus

c. Maserasi

d. Sokletasi

e. Refluks

Jawabannya C. Maserasi

a. Dekoktasi adalah roses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus,
perbedaanya terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta
membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu 30 menit
dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan karena proses
penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa
yang termolabil.
b. Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada
suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai
berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan
ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung
mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas melalui kain flanel,
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yang
dikehendaki.

c. Maserasi adalah Maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana yaitu


dengan cara merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 3×5 hari.

Prinsip Maserasi :
Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
sehingga akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka senyawa kimia yang terpekat
didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

d. Sokletasi adalah Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa
bahan alam dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian
dengan pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.

Prinsip Sokletasi :
Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian lebih sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya dapat
diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak yang mengandung komponen kimia tertentu.
Penyarian dihentikan bila pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat
diperiksa dengan pereaksi yang cocok.

e. Refluks adalah metode ektraksi cara panas (membutuhkan pemanasan pada prosesnya),
secara umum pengertian refluks sendiri adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan
adanya pendingin balik

128. Fungsi NaOH dalam pengolahan limbah beta laktam sebelum dimasukin ke
limbah regular selama 24 jam adalah?
a. Memutuskan cincin beta laktam
b. Mencegah hidrolisis
c. Memutus rantai karbon
d. Memutus rantai alifatik
e. Memutus cincin aromatis

Jawaban A. Memutuskan cincin beta laktam


Penjabaran :
Limbah Beta Laktam
Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat dan udara. Limbah cair berasal
dari gedung produksi beta laktam berupa pencucian alat/mesin, pembersihan ruangan, meja dan
kursi serta laundry. Limbah padat berupa wadah bekas bahan baku antibiotic beta laktam, bahan
baku beta laktam yang rusak, buangan proses produksi dan produk jadi antibiotika beta laktam
yang rusak. Limbah udara berupa debu produksi antibiotika beta laktam. Kesemua limbah ini
memiliki sifat yang berbahaya.
Pengelolaan Limbah Beta Laktam :
a. Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan ke bak/kolam perusakan cincin beta
laktam dengan menggunakan larutan NaOH, setelah itu dialirkan/digabung dengan limbah cair
non beta laktam di bak penampungan, dan seterusnya diolah bersama.
b. Limbah Padat
Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan antibiotika beta laktam dicuci dan
dibilas bersih dengan air bersih diruang pencucian di dalam gedung beta laktam. Air pencucian
tersebut merupakan limbah cair dari gedung beta laktam yang dialirkan ke bak perusak cincin
beta laktam, sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih tersebut dikeluarkan dari
gedung beta laktam dan ditangani limbahnya seperti pada pengelolaan limbah padat non beta
laktam.

c. Limbah Udara
Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan oleh dust collector. Cara
pembuangan limbah debu produksi yang dikumpulkan oleh dust collector pada gedung beta
laktam.

Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan,
pengendapan dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu sama lain
berdasarkan proses pengolahan
Proses pengolahan limbah beta laktam dan non beta laktam yaitu:
1. Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke bak pertama, kemudian
ditambahkan asam/ basa kuat untuk memecah cincin beta laktam dan air
sebagai netralisator. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk
diendapkan.
2. Cairan dari limbah bak kedua diendapkan secara gravitasi dan kemudian
dialirkan ke bak ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke
bak ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan
(pH=7, namun jika terlalu asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa
ditambahkan HCl) dan pengenceran dengan penambahan air.
3. Limbah dari bak ketiga dialirkan ke bak keempat untuk proses pengendapan
kedua.
4. Cairan dari limbah bak keempat dialirkan ke bak kelima dimana terjadi proses
aerasi, yaitu pengaliran udara ke air untuk meningkatkan Oxygen Dissolved
dan menurunkan Biologycal Oxygen Demand (BOD) serta Chemical Oxygen
Demand (COD) dari limbah tersebut. Air bak kemudian diuji di laboratorium
untuk penentuan nilai BOD, COD dan TSS. Persyaratan kualitas limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan: COD

Untuk menampung limbah produksi beta laktam dan limbah dari laboratorium. Pada bak
ditambahkan H2SO4 pekat (40%) atau NaOH yang ditujukan untuk memecah cincin beta laktam
sehingga menjadi tidak aktif lagi. Selanjutnya dilakukan proses pengenceran atau hidrolisis
dengan air.
129. Codein termasuk obat apa ?

Jawaban : e. Narkotika

Kodein merupakan obat narkotika golongan III. Kodein merupakan senyawa turunan dari
morfin. Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan sebagai analgesik, antitusif,
sedatif, menghilangkan sesak karena gagal jantung kiri dan antidiare dan irritable bowel
syndrome. Efek samping obat ini adalah penekanan pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual
dan muntah, serta efek adiksi. Opiat dapat menyebabkan terjadinya bronkospasme karena
penglepasan histamin, tetapi efek ini jarang terlihat pada dosis terapeutik untuk antitusif. Di
samping itu narkotik juga dapat mengurangi efek pembersihan mukosilier dengan menghambat
sekresi kelenjar mukosa bronkus dan aktivitas silia. Terapi kodein kurang mempunyai efek
tersebut.
Dalam dosis antitusif biasa, kodein memiliki efek analgesic ringan dan sedative. Efek Analgetik
Kodein ini dapat dimanfaatkan untuk batuk yang disertai dengan nyeri dan ansietas. Dan untuk
dapat menimbulkan ketergantungan fisik.

Kodein diserap baik pada pemberian oral dan puncak efeknya ditemukan 1-2 jam, dan
berlangsung selama 4-6 jam. Metabolisme terutama di hepar, dan diekskresi ke dalam urin dalam
bentuk tidak berubah, diekskresi komplit setelah 24 jam. Dalam jumlah kecil ditemukan dalam
air susu Ibu.

Sediaan terdapat dalam bentuk tablet Kodein Sulfat atau Kodein fosfat berisi 10, 15, dan 20 mg
(dalam soal diresepkan kodein 20 mg). Dosis biasa dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam. Dosis yang
lebih besar tidak lagi menambah besar efek secara proporsional. Dosis anak: 1-1,5 mg/kg BB/
hari dalam dosis terbagi.

Kodein dalam dosis kecil (10-30mg) sering digunakan sebagai obat batuk, jarang ditemukan efek
samping, dan kalau ada tidak lebih tinggi dari placebo. Efek samping dapat berupa mual, pusing,
sedasi, anoreksia, dan sakit kepala. Dosis lebih tinggi (60-80mg) dapat menimbulkan
kegelisahan, hipotensi ortostatik, vertigo, dan midriasis. Dosis lebih besar lagi (100-500mg)
dapat menimbulkan nyeri abdomen atau konstipasi. Jarang-jarang timbul reaksi alergi seperti:
dermatitis, hepatitis, trombopenia, dan anafilaksis. Depresi pernafasan dapat terlihat pada dosis
60 mg dan depresi yang nyata terdapat pada dosis 120 mg setiap beberapa jam. Karena itu dosis
tinggi berbahaya pada penderita dengan kelemahan pernafasan, khususnya pada penderita retensi
CO2.

130. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke apotek menunjukan bungkus suatu jamu untuk
mengatasi gangguan seksualnya. Dia mengeluh jantungnya mudah berdebar-debar dan sering
sakit kepala setelah mengonsumsi jamu tersebut. Jamu tersebut ternyata produk yang ditarik
BPOM karena ada tambahan BKO. Bahan kimia obat (BKO) apakah yang terkandung pada jamu
tersebut?

a. Fenilbutazon

b. Prednison

c. Sibutramin HCl

d. Seidenafil sitrat

e. Siproheptadin
Jawaban D

Fenilbutazon adalah obat anti inflamasi non steroid yang bekerja sebagai anti inflamasi melalui
penghambatan enzim siklooksigenase dan penghambatan terhadap pembentukan mediator
inflamasi, seperti prostaglandin. Efek samping nya dapat menyebabkan gastrointestinal ulcers,
diskrasia darah, kerusakan ginjal, memar pada mulut jika dikonsumdi melalui mulut dan
pendarahan internal.

Prednison termasuk didalam kelompok obat kortikosteroid atau lebih dikenal dengan steroid.
Kelompok obat kortikosteroid berfungsi mengurangi inflamasi dalam beberapa kondidi medis.
Contohnya artritis, kanker, asma, kelainan sistem kekebalan tubuh, kelainan darah, gangguan
pernafasan, alergi parah, penyakit persendian dan otot serta penyakit kulit. Efek samping sakit
perut, merasa mual, infeksi jamur, mudah merasakan kebngungan, susah tidur, berat badan
bertambah, menstruasi tidak teratur.

Sibutramin HCl merupakan antiobesitas/obat pelangsing yang mengurangi nafsu makan


(stimulan sentral) msenghambat pengambilan kembali serotonin dan norepinefrin sehingga nafsu
makan menjadi turun. Efek samping nya yaitu keringat berlebihan, rasa haus berlebihan, jantung
berdebar kencang, terkadang kaki menjadi lebih dingin.

Seidenafil sitrat merupakan salah satu jenis obat baru yang masih dipasarkan sebagai produk
patennya yaitu viagra atau revatio. Sildenafil merupakan salah satu senyawa yan g digunakan
dalam terapi disfungsi ereksi atau lebih dikenal dengan istilah antiimpotensi golongan inhibitor
fofodieserase. Selain digunakan dalam terapi disfungsi ereksi, sidenafil juga digunakan dalam
pulmonary arterial hypertension (PAH). Efek samping yang terjadi yaitu sakit kepala, wwajah
pucat, dispepsia, hidung tersumbat dan pusing. Semuanya terjadi karena adanya penghambatan
isoenzim fosfodiesterase pada jaringan ekstra genital.

Siproheptadin adalah obat alergi di kulit atau pada urtikaria dan angioderma. Efek sampingnya
yaitu mengantuk, sedasi, rash, edema, vertigo, mulut kering, tinitus, hidung dan tenggorokan
kering.

131 .Terdapat pasien anak (umur 2 tahun), mengalami diare spesifik yang disebabkan oleh E.
coli. Antibiotik apa yang cocok untuk pasien tersebut?

a. Kloramfenikol

b. Klindamisin

c. Gentamisin

d. Siprofloksasin
e. Kotrimoksazol

Jawaban E. Kotrimoksazol

Pilihan lebih paling tepat diantara 2 obat diare lainnya yaitu Kloramfenikol dan Klindamisin.
Keduanya dapat digunakan sebagai obat diare yang disebabkan E. coli, Namun pasien masih
berumur 2 tahun sehingga bila diberikan kloramfenikol beresiko timbul efek samping berupa
baby gray syndrome. Klindamisin tidak dipilih dikarenakan tidak ada sediaan berupa suspensi
atau emulsi, dengan usia anak yang baru 2 tahun akan mengalami kesulitan bila harus diberikan
sediaan dalam bentuk tablet atau kapsul. Kotrimoksazol dipilih dikarenakan tepat indikasi
dengan penyesuaian dosis, sediaan berbentuk suspense disertai efek samping yang lebih minim
bila dibandingkan dengan kedua obat tersebut.

132. Seorang pemuda diberi tindakan pembedahan ringan, sehingga rasa sakit yang dirasakannya
juga rasa sakit yang dirasakannya juga rasa sakit yang sedang. Manakah obat yang dapat
diberikan untuk menghilangkan rasa sakit tingkat sedang?

a. Paracetamol

b. meloxicam

c. Antalgin

d. Morfin

c. Kodein

Jawaban : B

Alasan : Meloksikam adalah golongan NSAID yang dapat menghilangkan rasa nyeri sampai
sedang, pasca operasi dimana mekanisme kerjanya menghambat COX-2 selektif sehingga tidak
merangsang mukosa lambung.

Parasetamol tidak digunakan karena untuk tindakan pembedahan parasetamol harus biasanya
dikombinasikan dengan golongan opioid untuk mengurangi rasa nyeri.

Antalgin tidak digunakan karena antalgin digunakan untuk nyeri akut pasca bedah begitu pula
dengan analgetik opioid seperti morfin dan codein.

Penatalaksanaan Nyeri bisa diberikan dengan berbagai cara :


1. Obat-obat golongan opiate (misalnya morfin, pethidin, fentanyl). Merupakan terapi
utama untuk nyeri sedang-berat pasca operasi. Efek analgesia (anti nyeri) didapat dengan
cara menghambat respons otak terhadap stimulus nyeri. Obat golongan ini bisa diberikan
via jalur pembuluh darah, obat minum, suntikan di otot, via jalur epidural. Efek samping
obat-obatan golongan ini adalah mual muntah, gangguan pernafasan, pusing, ngantuk,
konstipasi, gatal-gatal. Efek samping bisa dikurangi dengan cara mengurangi dosis
dengan mengkombinasikan dengan obat-obatan jenis lain, merubah rute pemberian,
kombinasi dengan blok saraf tepi, dll
2. Obat-obat golongan non opiate (misalnya parasetamol, golongan
NSAID). Merupakan obat untuk menangani nyeri ringan – sedang pasca operasi.
Mekanisme kerja utama adalah dengan menghambat prostaglandin, suatu zat yang
berperan dalam timbulnya nyeri. Efek samping berupa nyeri ulu hati, tukak lambung,
gangguan perdarahan, reaksi alergi, asma, gangguan ginjal, dll.
3. Blokade neuroaksial (misalnya blok spinal, epidural, paravertebral, caudal). Dengan
teknik ini obat-obatan anestesi lokal disuntikkan di rongga spinal atau epidural sepanjang
tulang belakang dengan cara penyuntikan langsung atau menggunakan kateter kecil. NPO
biasanya bisa diatasi, namun pada periode waktu tertentu, nyeri bisa terasa. Hal ini terjadi
karena terdapat variasi efek blokade obat anestesi lokal pada masing masing individu.
Biasanya dokter anestesi sudah menyiapkan obat “rescue” sebagai antisipasi.
4. Patient controlled analgesia. Pasien dapat mengontrol pemberian obat obatan tersebut
di atas sesuai kebutuhan dengan alat khusus. Bisa diberikan via pembuluh darah atau
disambung ke kateter epidural. Dosis obat sudah ditetapkan berdasarkan kebutuhan
dengan memperhitungkan efek samping yang mungkin timbul. Bila dosis obat sudah
maksimal, pasien hanya akan menerima placebo (cairan kosong).
5. Blok saraf tepi. Sering digunakan sebagai kombinasi untuk mengurangi dosis obat-
obatan opiate atau non opiate. Transmisi saraf diblok dengan cara menyumbat lorong
natrium sehingga depolarisasi yang diperlukan untuk transmisi saraf tidak terjadi. Teknik
ini memerlukan alat khusus yaitu USG dan neurostimulator untuk hasil yang optimal.
Kerugiannya, obat anestesi local efeknya tidak lama, sehingga perlu ditambahkan lagi.
Saat ini dikembangkan teknik penempatan kateter pada blok saraf tepi sehingga
penambahan dapat diberikan tanpa harus mengulangi prosedur dengan USG dan
neurostimulator.
6. Transkutaneus dan Perkutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS). Alat ini bisa
mengurangi NPO dengan cara perangsangan elektrik pada daerah operasi dengan
kekuatan mulai 100-200 mA dengan frekwensi 2-100 Hz. Stimulasi ini melepaskan
endorphin. Namun terdapat variabilitas yang cukup tinggi antar pasien, sehingga biasanya
diperlukan teknik lain terutama untuk nyeri sedang-berat.Teknik penghangatan,
pemijatan, tusuk jarum dapat mengurangi NPO dengan mekanisme kerja yang hampir
mirip.
7. Intervensi psikologis. Cara ini telah digunakan secara luas pada nyeri kronik. Biasanya
digunakan hipnoterapi, teknik pengalihan (distraksi), edukasi pasien tentang nyerinya,
menghilangkan kecemasan dan ketakutan, teknik relaksasi dan pernafasan.
133. Seorang ibu sedang mengkonsumsi pil KB, suatu ketika ibu tersebut lupa meminum pil KB
(selama waktu 24 jam). Apa yang harus dilakukan ibu tersebut?

a. Meminum pil KB ketika ingat sebanyak 2 pil kemudian pemakaian diteruskan

b. Pemakaian diteruskan sampai pil KB habis

c. Dilakukan penggantian metode kontrasepsi lain

Jawaban : A

Penjelasan

Pil KB sebagai alat kontrasepsi bekerja mencegah kehamilan dengan 3 cara:

1. mencegah pelepasan sel telur dari rahim sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma.
2. mengentalkan lendir di leher rahim sehingga sperma tidak bisa berenang mencapai sel
telur.
3. mencegah pematangan endometrium atau dinding bagian dalam rahim sehingga apabila
sel telur telah terlanjur dibuahi tidak dapat menempel di dinding rahim.

Keuntungan Pil KB :

1. Sangat efektif bila dipakai dengan benar


2. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
3. Menstruasi (haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga
mengurangi rasa nyeri haid.
4. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
5. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
6. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
7. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
8. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
9. Dapat mencegah anemi akibat kekurangan zat besi
10. Membantu mencegah terjadinya :
a. kehamilan diluar kandungan
b. kista ovarium
c, kanker endometrium
d. tumor jinak payudara
e. penyakit radang panggul
f. kanker indung telur

Kekurangan Pil KB : Efek sampingnya berupa :

1. mual (terutama tiga bulan pertama)


2. perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) , terutama bila lupa
menelan pil atau terlambat menelan pil
3. sakit kepala ringan
4. nyeri payudara
5. sedikit meningkatkan berat badan
6. tidak ada haid
7. kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis
8. tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu
Ibu (ASI)
9. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi
terutama pada usia > 35 tahun

Ada dua jenis kemasan pil KB, yaitu :

1. Kemasan 28 pil yang terdiri dari 21 pil aktif yang berisi hormon diikuti oleh 7 pil
berbeda warna yang tidak mengandung hormon sebagai pil pelengkap (reminder)
supaya mudah mengingat waktu menelannya. contohnya Microgynon
2. Kemasan lainnya hanya terdiri dari 21 pil aktif , tanpa pil pelengkap. contohnya Diane

Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi secara aman
dan efektif, meskipun mereka :

1. belum mempunyai anak


2. remaja
3. gemuk atau kurus
4. > 35 tahun , tidak merokok
5. merokok tapi < 35 tahun
6. segera setelah keguguran
7. dan wanita dalam kondisi dibawah ini pada umumnya dapat memakai Pil KB :
a. haidnya banyak dan nyeri
b. anemi kekurangan zat besi
c. siklus haid tidak teratur
d. tumor jinak payudara
e. diabetes tanpa kelainan pembuluh darah
f. endometriosis
g. penyakit radang panggul
h. penyakit tiroid (kelemjar gondok)
i. mioma utyeri
j. TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin)

Cara pemakaian Pil KB:


1. Pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar menelan pil pada malam hari
(sebelum tidur, pada saat makan malam) Bila satu pil aktif lupa, telan segera setelah
ingat, minum pil yang seharusnya pada saat biasa menelan pil
2. Pil KB Untuk Ibu menyusui
Hanya ada 1 macam pil KB yang dibuat untuk ibu menyusui yakni minipil (progesteron
only) , tidak mengandung estrogen. Pil ini mempunyai efek KB seperti suntikan KB
karena tidak mengendung estrogen, sehingga tidak mengganggu laktasi baik kualitas
maupun kuantitas ASI (air susu ibu). Nama dagang yang tersedia di Indonesia : Excluton

Jika dari Anda, ada yang lupa meminumnya, jangan langsung memvonis kalau Anda akan positif
hamil pada hubungan seksual selanjutnya. Berikut tips bagi Anda, bila lupa minum alat
kontrasepi ini.

1. Bila terlupa minum pada hari yang sama hanya beda beberapa jam, langsung minum pil
saat teringat. Contoh pil hari rabu harusnya diminum jam 9 malam, tapi terlupa dan baru ingat
jam 12 malam, maka langsung diminum pada saat itu juga.

2. Bila terlupa minum pada keesokan harinya maka tunggulah sampai jadwal minum pil
tiba, dan minumlah pil hari ini dan hari kemarin. Contoh pil hari rabu jam 9 malam terlupa
minum, dan baru ingat esok harinya, maka pada hari Kamis minumlah pil untuk hari Kamis dan
pil hari Rabu pada jam 9 malam.

3. Bila terlupa minum 2 hari minumlah 2 pil pada hari ini dan 2 pil pada esok
harinya. Contoh: Anda lupa minum pil hari Rabu dan Kamis jam 9 malam, maka pada hari
Jumat, Anda harus minum 2 pil. Yaitu pil hari Rabu dan Kamis pukul 9 malam dan esoknya hari
Sabtu anda harus minum pil Jumat dan Sabtu pada pukul 9 malam.

4. Bila terlupa lebih dari 2 hari sebaiknya konsultasikan kepada dokter anda.

5. Saat terlupa minum pil berapa hari pun dianjurkan untuk menggunakan tambahan
kontrasepsi lainnya misalnya kondom, agar pencegahan kehamilan lebih terjamin.

134. R/Braxidin tab. No. VI


S.2dd.1
Termasuk golongan obat apakah resep diatas ?
a.Obat bebas d.Obat Psikotropika
b.Obat bebas terbatas e.Obat Narkotika
c.Obat Wajib Apotek

Jawaban: E
Braxidin termasuk kedalam narkotika jenis Benzodiazepines (BZO) yang
mengandung Klordiazepoksid. Chlordiazepoxide - Merupakan turunan
benzodiazepin dan terutama sebagai anxiolytic dengan kemampuan
antikonvulsan, sedatif, dan amnesik. Obat ini juga telah digunakan dalam
pengobatan gejala withdrawl alkohol akut, serta mengatasi ketakutan dan
kecemasan pra operasi. Braxidin (Chlordiazepoxide) memiliki efek antianxiety,
sedatif, analgesik ringan dan merangsang nafsu makan. Obat ini tampaknya
bekerja dengan cara memblokir stimulasi EEG dari dalam formasi reticularis
batang otak. Obat ini telah dipelajari secara ekstensif di banyak spesies hewan dan
hasilnya menunjukkan efek obat ini terhadap sistem limbik otak, khususnya yang
terlibat dalam respon emosional. Pada monyet coba yang bersikap bermusuhan
dibuat jinak pada dosis oral obat ini yang tidak menyebabkan sedasi. Braxidin
(Chlordiazepoxide) bekerja "menjinakkan" dengan cara menghapus ketakutan
dan agresi. Efek menjinakkan Braxidin (Chlordiazepoxide) lebih lanjut
ditunjukkan pada tikus yang dibuat liar dengan cara membuat lesi di daerah
septum otaknya. Kemudian braxidin diberikan pada dosis obat yang secara efektif
memblokir reaksi tidak terkendali tikus tersebut. Dosis ini jauh di bawah dosis
yang menyebabkan sedasi pada hewan tersebut.
• Komposisi = Chlordiazepoxide 5 mg.
Clidinium Br 2,5 mg
• Indikasi = - Terapi gangguan saraf otonom dan somatik karena cemas. -
Terapi simtomatik tukak lambung dan usus 12 jari. - Hipersekresi dan
hipermotilitas saluran cerna - Dispepsia nervosa. - Iritasi dan spasme
kolon. - Diskinesia empedu. - Spasme dan diskinesia ureter. - Sindroma
iritasi usus. - Kolitis. - Diare. – Dismenore
• Dosis = Dewasa. 3-4 tab/hari. Lansia dan penderita lemah. Dosis awal 1-2
tablet/hari ditingkatkan bertahap sampai tercapai dosis efektif.
• Pemberian Obat = Tidak bersama makanan (sebelum makan dan
menjelang malam)
• Kontraindikasi = Glaukoma, syok dan psikosis berat
• Perhatian = Usia lanjut, epilepsi, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
kardiovaskular, depresi nafas.
• Efek samping = Gangguan mental, gangguan penglihatan, mengantuk,
amnesia, ketergantungan, retensi urin, hipotensi
• Interaksi obat = Simetidin, alkohol, depresan system saraf pusat dan
lainnya
• Kemasan = Tablet salut selaput 10 x 10

135. R/ Ibuprofen 100 mg

Luminal 30 mg
m.f. da in cap dtd No. XXX
S.3dd1 cap
Berapakah masing-masing yang harus diambil bila sediaan yang ada di apotek:
Ibuprofen 300 mg dan Luminal 30 mg?
a. Ibuprofen diambil 30 tablet dan Luminal diambil 30 tablet.
b. Ibuprofen diambil 30 tablet dan Luminal diambil 10 tablet.
c. Ibuprofen diambil 10 tablet dan Luminal diambil 10 tablet.
d. Ibuprofen diambil 15 tablet dan Luminal diambil 10 tablet.
e. Ibuprofen diambil 10 tablet dan Luminal diambil 30 tablet.

Jawaban E
Ket. resep:
buatlah dalam bentuk kapsul sesuai dosis sebanyak 30.
Tandailah 3 kali sehari 1 kapsul.
 Ibuprofen =

 Luminal = 30 <- yang tersedia di apotek = yang diminta di resep

Maka jawabannya adalah:


e. Ibuprofen diambil 10 tablet dan Luminal diambil 30 tablet.

136. Seorang laki2 dewasa mengalami demam setelah diberikan injeksi. Obat antipiretik tidak
mempan. Demam tersebut diakibatkan oleh?
a. Aflatoksin
b. Endotoksin
c. Enterotoksin
d. Botuli

Jawaban B

Demam karena pelepasan makrofag inte rleukin 1 yang beraksi karena pusat pengaturan
temperatur hipotalamus. Selain itu demam juga dapat disebabkan oleh karena endotoksin dapat
memicu pelepasan protein pirogen endogen (protein didalam sel) yang mempengaruhi pusat
pengatur suhu tubuh didalam otak.

137.Seorang pasien Tn. x menderita asma, memperoleh obat aminofilin. Setelah dilakukan

penggalian informasi, Tn.x sering makan ikan. Sehingga terjadi penurunan aminofilin.

Mekanisme obat yang terjadi?

a. Hambatan aminofilin akibat reaksi dengan mineral dan air

b. terhambatnya aminofilin oleh lemak ikan

c. Akibat terbentuknya senyawa Hidro...


d. Hambatan absorbsi aminofilin

Jawaban B

Aminofilin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit pernapasan,
seperti asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru-paru kronis. Selain itu, obat ini juga dapat
meredakan gejala-gejala penyakit, seperti sesak napas, mengi, dan batuk-batu

Aminofilin adalah jenis teofilin yang berikatan dengan suatu substantial kimia (etilendiamin)
yang membuatnya menjadi lebih larut dengan air. Aminofilin adalah jenis teofilin yang diberikan
dalam bentuk injeksin namun sangat perih dan iritasi jika diberikan melalui suntikan
intramuskular

Ikan mengandung 18 % protein terdiri dari asam-asam amino esensial dan lemak. Aminofilin
yang lebih larut dengan air tidak bisa larut karena terhambat dengan adanya lemak dari ikan.

Akibatnya penyebab penurunan Aminofilin adalah terhambatnya aminofilin oleh lemak ikan.

138.Seorang anak mengalami demam beresiko terjadi kejang, maka diberikan diazepam resita
gel. Dengan maksud keamanan diazepam recita gel digolongkan dalam obat psikotropika. Apa
alasan yang lebih tepat diazepam resital digolongkan dalam obat psikotropika?

a) Beresiko terjadinya penyalahgunaan


b) Beresiko terjadinya kesalahan penggunaan
c) Beresiko tinggi terhadap anak
d) Kesulitan saat penggunaan
e) Perlu pengawasan intensif saat penggunaan

Jawaban B

Diazepam termasuk kelompok obat benzodiazepine yang memengaruhi sistem saraf otak dan
memberikan efek penenang. Obat ini digunakan untuk mengatasi serangan
kecemasan, insomnia, kejang-kejang, gejala putus alkohol akut, serta sebagai obat bius untuk
praoperasi

Diazepam tidak disarankan untuk dikonsumsi jangka panjang, biasanya dokter meresepkan obat
ini untuk jangka pendek. Obat ini jika dikonsumsi jangka panjang dapat menyebabkan
kecanduan, ketergantungan, atau bahkan kebal terhadap efek obat ini. Setelah mengonsumsi
diazepam, efek obat ini bisa bertahan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah
berhenti mengonsumsinya. Obat ini bisa menyebabkan kebingungan, halusinasi, dan bahkan
pikiran untuk bunuh diri.

Obat psikotropika sendiri dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat
dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai
efek stimulasi bagi para pemakainya.

Karena efeknya yang sama dengan psikotropika, di masyarakat Diazepam beresiko terjadinya
penyalahgunaan.

139. Seorang wanita berusia 45 tahun mempunyai diabetes, merasa mual, nyeri dan 3 hari
badannya panas. Gula darah acak nya adalah 550 mg/dL, HCO3 16 mEq. Data lainnya adalah dia
pernah di infus NS, insulin injeksi dan injeksi sefotaksim. Insulin yang harus diberikan melalui
rute apa?
a. Intramuskular
b. Subkutan
c. Intravena bolus
d. Infusa intermiten
e. Infusa kontinu

Jawaban : c . intravena bolus , karena Pada kasus ini pasien mengalami diabetes ketoasidosis
ditandai kadar HCO3 16 mEq, sementara kadar normalnya dalam tubuh adalah berkisar 22-26
mEq/L. Di bawah 22 adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.asidosis atau alkalosis
menunjukkan bahwa kadar darah yang terlalu asam atau basa. Keadaan keasaman pada diabetes
melitus pada umumnya disebabkan oleh kelainan metabolik dimana penggunaan lemak, alih-
alih karbohidrat, untuk menciptakan energi seperti dalam kasus diabetes mellitus, dapat
mengakibatkan produksi asam berlebihan. Aadapun kondisi pasien yang lebih mendukung
bahwa dia terkena diabetes ketoasidosis (KAD) yaitu, meliputi :
– poliuri, polidipsi dan polifagi
– penurunan BB dalam waktu singkat
– mual muntah
– nyeri perut
– dehidrasi
– badan lemas
– penglihatan kabur
– gangguan kesadaran mulai dari apatis sampai koma.
Diantara gejala tersebut tertulis anamnesa pasien mempunyai diabetes, mual muntah, nyeri ,
sementara 3 hari badan panas mengindikasikan bahwa pasien terkena infeksi sehingga diberikan
injeksi sefotaksim antibiotik. Kondisi lainnya Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam
perkembangan Diabetic Ketoacidosis (DKA) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun
kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada DKA (diabetic
ketoacidosis) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan
insulin.Data lain dia diberikan infus NS, yaitu Infusan - Ns adalah produk dari PT Sanbe Farma
Indonesia
Tiap 500ml Infusan - Ns mengandung :
Natrium Klorida ------ > 4,5 g
Air untuk injeksi ad --- > 500 ml

Tiap 250 ml mengandung :


Natrium Klorida ------ > 2.25 g
Air untuk injeksi ad --- > 250 ml

Tiap 100 ml mengandung :


Natrium Klorida ------ > 0.9 g
Air untuk injeksi ad --- > 100 ml

Natrium ..................... > 154 mEq/l


Klorida ..................... > 154 mEq/l
Osmolaritas .............. > 308 mOsm/l

Pemberian infusan NS menunjukkan untuk menangani dehidrasi pasien akibat banyak


mengeluarkan urin dan menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan
menimbulkan hyperglycaemia yang meningkatkan glycosuria. Meningkatnya lipolysis akan
menyebabkan over-produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan dikonversi
(dirubah) menjadi ketone, menimbulkan ketonnaemia, asidosis metabolik dan ketonuria.
Glycosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan
elektrolite-seperti sodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi, bila
terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan shock
hypofolemik. Asidosis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan
derajat ventilasi (peranfasan Kussmaul). Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan
mempercepat kehilangan air dan elektrolite. Jawaban yang paling tepat Insulin yang harus
diberikan melalui rute, intravena bolus, karena efek yang diinginkan cepat.

140. Seorang pasien dengan BB = 75 kg, tinggi badan = 156 cm, hasil pemriksaan menunjukkan
tekanan darah 190/95 mmHg. Memiliki riwayat penyakit infark miokard. Menurut JNC
tekanan darah yang ditargetkan untuk pasien adalah ?

JAWABAN D

a. 190/80 (salah)

rekomendasi JNC diastole blood pressure (DBC) <140 mmHG dan systole blood pressure
(SBC) <90 mmHg

b. 185/90 (salah)

rekomendasi JNC diastole blood pressure (DBC) <140 mmHG dan systole blood pressure
(SBC) <90 mmHg

c. 140/85 (salah)

rekomendasi JNC jika memiliki penyakit diabetes

d. 130/80 (benar)

Direkomendasikan oleh JNC jika memiliki penyakit cardio vascular disease (CVD).

e. 120/70 (salah)

tekanan darah normal tanpa penyakit hipertensi

141 Seorang pasien laki laki usia 65 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk kering.
Dengan riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan osteoarthritis adapun riwayat

pengobatan sebagai berikut: kaptopril, hidroclortiazid, amlodipin, ibuprofen, metformin.

Batuk timbul setelah pemakaian beberapa hari dari obat tersebut. Menurut saudara ,

obat mana yang menyebabkan keluhan?

JAWABAN kaptopril

Captopril mengurangi pembentukan AII sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi
aldosteron yang menyebabkan ekskresi natrium dan air, serta retensi kalium. Akibatnya terjadi
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kadar plasma AII dan aldosteron menurun
sedangkan kadar plasma Angiotensin I (AI) dan aktivitas renin plasma (PRA) meningkat karena
mekanisme kompensasi. Hambatan inaktivasi bradikinin oleh penghambat ACE meningkatkan
bradikinin dan prostaglandin vasodilator sehingga meningkatkan vasodilatasi akibat hambatan
pembentukan AII.

Tetapi captopril mempunyai efek samping, yang paling sering adalah batuk dan angioedema.1,2
Batuk yang disebabkan captopril kira-kira 10-20% dari pasien yang memakainya. Efek samping
batuk lebih banyak muncul pada wanita, bukan perokok dan ras Cina. Batuk ini mungkin muncul
kapan saja mulai dari hitungan hari sampai beberapa bulan setelah minum obat pertama.1,2 Sifat
batuk ini biasanya muncul setelah 2 minggu pemakaian, berupa batuk kering seperti rasa geli
atau digaruk di tenggorokan, biasanya muncul di malam hari dan menghilang segera setelah obat
dihentikan (biasanya 1-4 minggu).1,4 Efek samping batuk ini tidak tergantung dosis obat.4
Kejadian batuk menetap yang sulit dijelaskan, menjadi keterbatasan obat ini1,2 sehingga banyak
yang enggan mengkonsumsi obat ini padahal efek mencegah pembengkakan jantungnya belum
tergantikan.

Captopril yang dapat menyebabkan batuk belum dapat diterangkan secara jelas. Akumulasi
bradikinin diduga punya peranan penting pada efek samping ini. Terakumulasinya bradikinin dan
substansi P di saluran napas atas atau paru-paru akibat pemecahannya ikut dihambat captopril
diduga kuat sebagai penjelasan efek samping batuk tersebut. Predisposisi genetik diperkirakan
mendasari beberapa polymorphism pada gen ACE yang menyebabkan beberapa individu
menjadi batuk.

142. Obat vitamin C termasuk kedalam obat golongan apa ?

a. obat bebas c. logo merah dengan huruf K

b. obat bebas terbatas d. narkotika

JAWABAN : A. OBAT BEBAS


a. Obat bebas
 obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan
untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin
(Livron B Plex, vitamin c )
b. obat bebas terbatas
 Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda peringatan dalam
kemasannya :
 P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
 P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
 P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
 P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
 P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza).
c. Obat keras (obat dengan logo merah dengan huruf k).
 Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis
tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin,
penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat diabetes, obat
penenang, dll)
d. Narkotika
 Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh:Morfin,Petidin

Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :

• Narkotika golongan I

Contohnya : Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium mentah, Opium


masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun koka, Kokain mentah, dll

• Narkotika golongan II
Contohnya : Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll

• Narkotika golongan III

Contohnya : Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmorfina, dll

143. Seseorang datang ke apotek anda dengan membawa resep deksametason 0,5 mg 2x1.
Apoteker memberikan informasi bahwa jika terlalu sering minum obat ini maka akan terjadi
moon face. Mekanisme kerja dari obat ini yang membuat efek tersebut terjadi adalah?

C. Membuat retensi Air dan natrium

Deksametason adalah obat yang termasuk golongan kortikosteroid (senyawa-senyawa hasil


sintesis yang struktur kimianya menyerupai hormon steroid alami). Contoh lain obat
kortikosteroid antara lain : hidrokortison, betametason, beklometason, prednison.

Obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab
radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan
kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain
itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai
jenis alergi, dan lupus. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk
mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi
pendukung kemoterapi.

Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal.
Hormon ini memiliki dua efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek
mineralokortikoid. Efek glukokortikoid antara lain :

1. meningkatkan glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga


beresiko meningkatkan kadar gula darah. Karena itu, orang dengan resiko diabetes dapat
mengalami kenaikan kadar gula darah yang nyata.
2. efek katabolik, yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein,
termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi
osteoporosis atau keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga
menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka
waktu lama.
3. mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan
pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, yaitu di wajah (jadi membulat),
bahu, dan perut.
4. mengurangi menghambat proses radang, sehingga merupakan obat pilihan berbagai
penyakit peradangan,
5. menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan
mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau
imunosupresan.Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur
keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh.
Efek mineralokortikoid mengatur metabolisme mineral dan air. Mineralokortikoid membantu
mengontrol volume cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit (terutama Na dan K), dengan jalan
meningkatkan reabsorbsi Na+, meningkatkan eksresi K+ dan H+. Efek ini diatur oleh aldosteron
(pada kelenjar adenal) yang bekerja pada tubulus ginjal, menyebabkan reabsorbsi natrium,
bikarbonat dan air. Sebaliknya, aldosteron menurunkan reabsorsi kalium, yang kemudian hilang
melalui urine. Peningkatan kadar aldosteron karena pemberian dosis tinggi mineralokortikoid
dapat menyebabkan alkalosis (pH darah alkalis) dan hipokalemia, sedangkan retensi natrium dan
air menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan darah. Efek mineralkortikoid inilah
yang menyebabkan terjadi moon face jika terlalu sering menggunakan dekasametason.

144 .Seorang laki-laki berumur 60 tahun memiliki asma sejak kecil dan hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu, obat apa yang mempunyai kontraindikasi dengan keadaan tersebut.

A. Paracetamol
B. HCT
C. Salbutamol
D. Propanolol
E. Prednisone

Jawaban D

A. Kontra indikasi paracetamol : Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita
hipersensitif terhadap pct. (Yulida 2009)
B. Kontra indikasi HCT : gangguan ginjal dan hati berat, hiponatremia, hiperkalsemia dan
hiperuresemia.
C. Kontra indikasi salbutamol :penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol
D. Kontra indikasi propanolol : Propranolol jangan diberikan kepada :
 Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain,
 Penderita asidosis metabolik (diabetes mellitus )
 Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan yang
cadangan kapasitas jantungnya kecil,
 Kardiogenik syok,
 Bila ada atrioventricular block (AV block) derajat 2 dan 3.
E. Kontraindikasi prednisone : Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap
prednison atau komponen-komponen obat lainnya.

147. Sebuah industri farmasi akan membuat suatu sediaan tablet dari ekstrak umbi bawang
putih. Tetapi ekstrak umbi bawang putih tersebut memiliki sifat fisikokimia sebagai berikut:
kompresibilitas buruk, mudah terhidrolisis dan tidak tahan panas dan lembab. Metode apakah
yang cocok untuk membuat tablet tersebut?

a. Granulasi basah b. Granulasi kering c. Dicetak langsung

d. Granulasi terpisah e. Kempa langsung

Jawab B

1. granulasi basah

Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipienmenjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi.Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat
serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan,suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan kecampuran
serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk diantara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila
jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler
paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran
dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika
sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi
tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah
pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
digunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :


1. Memperoleh aliran yang baik

2. Meningkatkan kompresibilitas

3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

4. Mengontrol pelepasan

5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

6. Distribusi keseragaman kandungan

7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah

1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

2.Biaya cukup tinggi

3.Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

2. Granulasi kering

Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan
dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller
compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai
dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yanglainnya, dan dengan bantuan
tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada
bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :


1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi

2. Zat aktif susah mengalir

3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab

Keuntungan cara granulasi kering adalah:

1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu

2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab

3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:

1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug

2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam

3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinyakontaminasi silang

3. Metode kempa langsung

Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsungcampuran zat
aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebihdahulu. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan
pada kondisi zat aktif yang kecildosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkinlangsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsungdikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tabletkebanyakan sulit untuk pecah jika terkena
air (cairan tubuh).

Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;

1. Alirannya baik,

2. Kompresibilitasnya baik,

3. Bentuknya kristal,
4. Dan mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet.

keuntungan metode kempalangsung yaitu :

1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, makawaktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenagadan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.

3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab

4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,tetapi langsung
menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,sehingga tidak melalui proses dari
granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :

1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.

2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada
kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan
rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.

145. Sebuah industri farmasi akan membuat tablet salut film tamoksifen. Hasilnya tablet
melekat dengan yang lainnya. Faktor apa yang menjadi penyebabnya ?

JAWABAN E

a. cairan penyalut terlalu kental

tablet menjadi keras, menyebabkan tablet mudah retak atau pecah

b. cairan penyalut kurang kental

cairan penyalut akan susah melekat pada tablet

c. cairan penyalut terlalu banyak


akan mempengaruhi waktu hancur tablet. jika diharapkan hancur di lambung,
karena cairan penyalut terlalu banyak maka tablet hancur di usus

d. cairan penyalut terlalu sedikit

jika terlalu sedikit, waktu hancur tablet cepat.

e. cairan penyalut mudah menguap ( benar )

tablet akan lembab dan mudah lengket

146. Asuhan kefarmasian adalah tanggung jawab apoteker untuk menyediakan asuhan terapi
menggunakan obat seperti Amlodipin tablet untuk mencapai manfaat optimal bagi peningkatan
kualitas hidup pasien. Apa yang dimaksud dengan manfaat optimal?

A. Kualitas hidup meningkat

B. Produktivitas pasien meningkat

C. Mengurangi proses penyakit

D. Mengidentifikasi gejala penyakit

E. Mengidentifikasi penyakit

Jawaban : C. Mengurangi proses penyakit

Alasan : karena di atas ada kata kunci "peningkatan kualitas hidup pasien" kemudian sudah
menggunakan terapi Amlodipine, dengan kata lain pasien sudah menderita penyakit, dengan
adanya tujuan peningkatan kualitas hidup pasien, berarti manfaat optimal harus tercapau yaitu
dengan mengurangi proses penyakit.

148. Laki-laki usia 45 tahun, tinggi badan 160 cm, berat badan 90 kg menderita hyperlipidemia
dan diresepkan oleh dokter orlistat. Apa efek orlistat?

Jawaban A. Feses berminyak

Xenical (Orlistat)

Sediaan 120 mg

Khasiat dan efek:


Mekanisme Kerja:

Xenical adalah suatu penghambat enzim lipase saluran cerna yang poten dan spesifik
dengan lama kerja yang panjang. Bekerja pada lumen lambung dan usus halus dengan
membentuk suatu ikatan kovalen pada bagian serine yang aktif dari lipase pankreas dan
lambung. Enzim yang di non-aktifkan tersebut dengan demikian tidak dapat
menghidrolisis trigliserida makanan menjadi asam lemak bebas dan monogliserida yang
dapat diabsorpsi. Karena trigliserida yang utuh tidak diserap, maka defisit kalori akan
berdampak positif pada pengaturan berat badan. Dengan demikian tidak diperlukan
absorpsi sistemik dari obat untuk dapat melakukan aktivitas kerjanya.

Farmakokinetik
Absorpsi :

Studi pada relawan sehat dengan berat badan normal dan relawan dengan obesitas
memperlihatkan jumlah orlistat yang diserap adalah minimal. Konsentrasi plasma
orlistat yang tidak terurai tidak terukur ( < 5 ng/ml) setelah 8 jam pemberian orlistat
per oral . Umumnya pada dosis terapi, kadar plasma orlistat yang tidak terurai hanya
terdeteksi secara sporadis dan dalam konsentrasi yang sangat rendah (<10 ng/ml atau
0,02mm), tanpa bukti-bukti akumulasi, yaitu konsisten dengan tingkat absorpsi yang
dapat diabaikan.

Distribusi

Volume distribusi tidak dapat ditentukan karena tingkat absorpsi obat sangat minimal dan
tidak memiliki farmakokinetik sistemik yang jelas. Orlistat in vitro memperlihatkan > 99
% ikatan protein plasma (terutama lipoprotein dan albumin). Distribusi orlistat ke dalam
eritrosit sangat sedikit.

Metabolisme

Berdasarkan data yang diperoleh dari hewan, sangat mungkin metabolisme orlistat
terutama berlangsung pada dinding usus. Berdasarkan studi pada pasien obesitas, dua
metabolit utama yaitu M1 (cincin lakton 4 anggota dihidrolisis) dan M3 (M1 dengan N-
formil leucine moiety dibelah) meliputi hampir 42 % dari total konsentrasi plasma yang
dihasilkan oleh fraksi yang sangat kecil dari obat yang diabsorpsi secara sistemik. M1
dan M3 mempunyai cincin B-lakton terbuka dan aktivitas hambat lipase yang sangat
lemah (1000 dan 2500 kali lebih lemah dari orlistat). Memperhatikan aktivitas hambat
dan kadar plasma yang rendah pada dosis terapetik (rata-rata 26 ng/ml dan 108 ng/ml),
maka metabolit ini dianggap tidak bermakna secara farmakologi.

Eliminasi
Studi pada orang yang beratnya normal dan pasien obesitas menunjukkan bahwa
ekskresi melalui feses dari obat yang tidak diserap adalah merupakan cara eliminasi
utama. Hampir 97 % dari dosis obat yang diberikan akan diekskresi melalui feses dan
83%nya dalam bentuk orlistat yang tidak terurai. Ekskresi ginjal kumulatif dari total
orlistat adalah < 2% dari dosis. Waktu untuk mencapai ekskresi lengkap (feses dan
kemih) adalah 3 - 5 hari. Ekskresi orlistat tampaknya serupa antara orang yang
mempunyai berat normal dan obesitas. Orlistat, M1 dan M3 juga diekskresi melalui
empedu.

Indikasi dan penggunaan

Xenical bersama-sama dengan diet rendah kalori diindikasikan untuk pengobatan pasien-
pasien obesitas dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih besar atau sama dengan 30
kg/m2, atau pasien dengan berat badan berlebih (BMI >28 kg/m2 dengan faktor risiko
penyerta).

Pengobatan dengan orlistat sebaiknya hanya dimulai jika sebelumnya usaha penurunan
berat badan dengan melakukan diet berhasil mengurangi berat badan sedikitnya 2,5 kg
dalam 4 minggu berturut-turut. Pengobatan dengan orlistat sebaiknya dihentikan setelah
12 minggu jika pasien tidak dapat mencapai penurunan berat sedikitnya 5% dari berat
badan saat memulai pengobatan.

Dosis dan pemakaian


Dewasa

Dosis Xenical yang dianjurkan adalah 1 kapsul 120 mg setiap kali makan (saat
makan atau hingga 1 jam setelah makan). Jika tidak makan atau makanan tidak
mengandung lemak, Xenical boleh tidak diberikan. Khasiat pengobatan Xenical
(termasuk pengaturan berat badan dan perbaikan faktor resiko) terus berlanjut pada
pemakaian jangka panjang.

Anak-anak dibawah 18 tahun

Penggunaan Xenical tidak ditujukan bagi anak-anak

Kontraindikasi

Kontraindikasi
Xenical dikontraindikasikan pada pasien dengan sindroma malabsorpsi kronik, kolestasis,
menyusui, dan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap orlistat atau zat-zat lain
yang ada dalam kapsul.

Peringatan dan perhatian

Pasien perlu dinasehati untuk tetap mematuhi pedoman diet (lihat dosis dan pemberian).
Kemungkinan timbulnya gangguan saluran cerna (lihat Efek samping yang tak
diinginkan) dapat meningkat bila Xenical diberikan bersama makanan yang banyak
mengandung lemak (misalnya dengan diet 2000 kalori /hari , > 30 % kalori total dari
lemak setara dengan >67 g lemak).

Asupan lemak per hari harus terbagi rata dalam tiga kali makan. Jika Xenical diberikan
bersama dengan makanan yang sangat tinggi lemak (misalnya pada makan siang atau
makan malam), kemungkinan timbulnya efek pada saluran cerna yang tidak diinginkan
dapat meningkat.

Pada uji klinis, penurunan berat badan dengan pemberian orlistat didapatkan lebih rendah
pada pasien diabetes tipe II dibandingkan pasien non-diabetes. Pemberian obat anti
diabetes perlu dipantau bila menggunakan orlistat. Pengobatan dengan orlistat dapat
mengganggu absorpsi vitamin-vitamin larut lemak (A, D, E, K).

Kadar vitamin A, D, E dan K dan beta-karoten masih tetap dalam rentang normal pada
mayoritas pasien yang menjalani pengobatan hingga dua tahun penuh. Guna memastikan
nutrisi yang cukup, maka pasien-pasien yang menjalani diet untuk mengontrol berat
badan perlu dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak buah dan sayur serta
mempertimbangkan penggunaan suplemen multivitamin. Jika pemberian suplemen
vitamin dianjurkan, maka suplemen tersebut harus diminum setidaknya dua jam setelah
pemberian orlistat, atau diberikan sebelum tidur.

Berkurangnya berat badan karena Xenical diikuti dengan perbaikan pengaturan metabolik
pada pasien diabetes yang mungkin memerlukan atau membutuhkan penurunan dosis
pengobatan hipoglikemik oral (misalnya sulfonilurea).

Efek samping

Pengalaman dari uji klinis


Efek samping Xenical umumnya pada saluran cerna dan berkaitan dengan efek
farmakologi obat dalam mencegah absorpsi lemak. Kejadian yang umum ditemukan
adalah bercak berminyak, flatus bersama dengan kotoran, terdesak buang air besar, feses
berlemak/berminyak, evakuasi minyak, meningkatnya defekasi dan inkontinensia
fekalis.

Efek samping ini umumnya ringan dan bersifat sementara. Efek saluran cerna terjadi
pada permulaan pengobatan (dalam 3 bulan) dan umumnya pasien hanya mengalamai
satu kali saja. Efek samping yang seringkali dialami pasien yang mendapat Xenical
adalah: sakit perut/ketidaknyamanan, kembung, feses cair atau lunak, nyeri rektum/tidak
nyaman, gangguan gigi atau gusi. Kejadian lain yang amat jarang ditemukan adalah:
infeksi saluran napas atas, infeksi saluran napas bawah; influenza; nyeri kepala;
iregularitasi menstruasi; cemas; keletihan; infeksi saluran kemih.

Interaksi

Pada studi farmakokinetik tidak didapatkan interaksi dengan alkohol, digoksin,


metformin, nifedipin, kontraseptif oral, fenitoin, statin ataupun warfarin. Bagimanapun,
orlistat meningkatkan bioavailabilitas (konsentrasi plasma meningkat sekitar 30%) dan
khasiat menurunkan lipid dari Pravastatin.

Penurunan absorpsi vitamin D, E dan beta karoten telah diamati pada pemberian bersama
Xenical. Jika pemberian suplemen multivitamin dianjurkan, maka sebaiknya diberikan
sedikitnya dua jam setelah pemberian Xenical atau pada saat menjelang tidur.

Pada studi klinis selama 2 tahun, kadar vitamin-vitamin pada kebanyak pasien tersebut
tetap berada dalam batas normal. Karena ketiadaan data mengenai interaksi
farmakokinetik, pemberian olistat bersamaan dengan Fibrates, Acarbose, Biguanides,
atau obat-obatan anoreksia tidak dianjurkan. Bila Warfarin atau antikoagulan lain
diberikan bersama-sama dengan orlistat (dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang),
maka nilai INR harus dimonitor. Penurunan BB, pada penderita diabetes yang
mengkonsumsi Xenical, akan diikuti dengan perbaikan kontrol metabolik, dengan
demikian dibutuhkan pengurangan dosis oral hipoglikemik (contohnya sulfonilurea)

149. Perempuan 27th, mengalami hidung berair, gatal gatal dan ber lendir, terasa makin parah
jika membersihkan rumah. Obat apa yang dapat meredakan gejala tersebut?

a. Klorfeniramin b. Pseudoefedrin c. Dexametason

Jawaban B.
Dekongestan membantu mengurangi pembengkakan dan mempersempit kembali pembuluh-
pembuluh darah yang melebar.Dengan demikian, saluran udara menjadi terbuka dan terbebas
dari sumbatan lender

150. Hasil data laboratorium darah seorang pasien adalah sebagai berikut :

Hb : 12,6 g/dl (14,0-18,0)

MCV : 69,0 fL (79,0-99,0)

MCH : 25 pg (27,0-31,0)

Platelet count : 286x103µL (150,0-400,0)

Dari data laboratorium diatas, obat yang tepat untuk pasien tersebut adalah :

a. Asam Folat

b. Fero Sulfat

c. Vitamin B12

Pembahasan :

Jawban B (Fero Sulfat)

Diperkirakan pemeriksaan darah seorang pasien berjenis kelamin laki-laki dilihat dari rentang
normal nilai lab darah Hb, MCV, dan MCH.

Hb (Hemoglobin) = tidak normal

MCV (Mean Corpusculare Volume) = tidak normal

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) = tidak normal

Platelet count (Trombosit) = normal

Apabila nilai lab darah pasien Hb, MCV dan MCH rendah pasien dikategorikan kekurangan zat
besi atau disebut dengan Anemia Hipokromik Mikrositik
Pengobatan yang dianjurkan adalah dengan pemberian terapi dengan preparat besi oral (FERO
SULFAT). Garam besi yang efisien untuk diabsorbsi. Terapi besi oral direkomendasikan pada
dosis harian 200mg dalam tiga atau empat dosis terbagi.
151. Suatu industri farmasi memproduksi fenofibrate 200 mg merupakan
pengembangan dari produk 100 mg. agar produk tersebut dapat diedarkan
maka harus dilakuakan uji ekivalen. Uji ekivalensi apa yang harus dilakukan
a. uji kandungan senyawa aktif
b. uji disolusi terbanding
c. uji bioavabilitas in sio
d. uji permeabilitas in vitro
e. uji absorpsi in si tu

Jawab : B. Uji Disolusi Terbanding


Karena produk tersebut termasuk ke dalam kriteria untuk uji ekivalensi in vitro
(uji disolusi terbanding). Karena produk obat diatas studi ekivalensi telah
dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan ( biasanya kekuatan yang
tertinggi, kecuali untuk alasan keamanan dipilih kekuatan yang lebih rendah).

KRITERIA UNTUK EKIVALENSI


1. Produk obat yang memerlukan uji ekivalensi in vivo
Uji ekivalensi in vivo dapat berupa studi bioekivalensi farmakokinetik,
studi farmakodinamik komparatif, atau uji klinik komparatif. Dokumentasi
ekivalensi in vivo diperlukan jika ada resiko bahwa peredaran
bioavailabilitas dapat menyebarkan inekivalensi terapi.
1.1 produk obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik, jika memenuhi satu
atau lebih kriteria berikut ini :
a. obat-obat untuk kondisi yang serius yang memerlukan respon terapi
yang pasti (critical use drugs), misal: antituberkulosis, antiretroviral,
antibakteri, antihipertensi, antiangina, obat gagal jantung,
antiepilepsi, antiasma.
b. Batas keamanan/ indeks terapi yang sempit; kurva doses-respons
yang curam, misal: digoksin, antiaritmia, antikoagulan, obat-obat
sitostatik, litium, feniton, siklosporin, sulfonilurea, teofilin.
c. Terbukti ada masalah bioavailabilitas atau bioinekivalensi dengan
obat yang bersangkutan atau obat-obat dengan struktur kimia atau
formulasi yang mirip (tidak berhubungan dengan masalah disolusi,)
misal:
- absorpsi bervariasi atau tidak lengkap;
- eliminasi presistemik yang tinggi;
- farmakokinetik nonlinear;
- sifat-sifat fisiokimia yang tidak menguntungkan (misal: kelarutan
rendah, permeabilitas rendah, tidak stabil, dsb.)
d. eksipien dan proses pembuatannya diketahui mempengaruhi
bioekivalensi
1.2. produk obat non-oral dan non –parenteral yang didesain untuk bekerja
sistemik, misal : sediaan transdermal, supositoria, permen nikotin, gel
testosteron dan kontraseptif bawah kulit,
1.3. Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja sistemik.
1.4. Produk kombinasi tetap untuk bekerja sistemik, yang paling sedikit
salah satu zat aktifnya memerlukan studi in vivo.
1.5. Produk obat bukan larutan bukan untuk penggunaan non sistemik (oral
nasal, okular, dermal, rektal, vaginal, dsb), dan dimaksudkan untuk
bekerja lokal (tidak untuk diabsorpsi sistemik). Untuk produk
demikian, bioekivalensi harus ditunjukkan dengan studi klinik atau
farmakodinamik, dermatofarmakokinetik komparatif dan / atau studi in
vitro. Pada kasus-kasus tertentu, pengukuran kadar obat dalam darah
masih diperlukan dengan alasan keamanan untuk melihat adanya
absorpsi yang tidak diinginkan.
Dalam hal 4.1.1. s/d 4.1.4, pengukuran kadar obat dalam plasma versus
waktu biasanya cukup untuk membuktikan efikasi dan keamanan. Jika tidak,
studi klinik atau farmakodinamik dapat digunakan untuk membuktikan
ekivalensi.

2. Produk obat yang cukup dilakukan uji ekivalensi in vitro ( uji disolusi
terbanding)
2.1. Produk obat yang tidak memerlukan studi in vivo (tidak termasuk butir
4.1).
2.2. Produk obat” copy” yang hanya berbeda kekuatan uji disolusi
terbanding dapat diterima untuk kekuatan yang lebih rendah
berdasarkan perbandingan profil disolusi.
a. Tabel lepas cepat
Produk obat “copy” dengan kekuatan berbeda, yang dibuat oleh
pabrik obat yang sama di tempat produksi yang sama, jika:
- semua kekuatan mempunyai proporsi zat aktif dan inaktif yang persis
sama atau untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10 mg
persatuan dosis), zat inaktifnya sama banyak untuk semua
kekuatan;)
- studi ekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan (
biasanya kekuatan yang tertinggi, kecuali untuk alasan keamanan
dipilih kekuatan yang lebih rendah);
b. Kapsul berisi butir-butir lepas lambat jika kekuatannya berbeda
hanya dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif, maka
perbandingan profil disolusi (f > 5) dengan satu kondisi uji yang
2
direkomendasi sudah cukup.
c. Tablet lepas lambat
Jika produk uji dalam bentuk sediaan yang sama tetapi berbeda
hanya dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif dan inaktif
yang persis sama atau untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10
mg persatuan doses) zat inaktifnya sama banyak, dan mempunyai
mekanisme pelepasan obat yang sama, kekuatan yang lebih rendah
tidak memerlukan studi in vivo jika menunjukkan profil disolusi
yang mirip, f2 > 50 dalam 3 pH yang berbeda (antara pH 1.2 dan 7.5)
dengan metode uji yang direkomendasi
2.3. Berdasarkan sistem klasifikasi biofarmaseutik ( Biopharmaceutic
Classification System= BCS) dari zat aktif * serta karakteristik disolusi
** dan profil disolusi *** dari produk obat.
Berlaku untuk produk obat oral lepas cepat, tetapi tidak berlaku untuk
produk obat lepas cepat yang disebutkan dalam butir 4.1.1.
a. zat aktif memiliki kelarutan dalam air yang tinggi dan permeabilitas dalam
usus yang tinggi (BCS kelas 1), serta:
- Produk obat memiliki disolusi yang sangat cepat, atau;
- Produk obat memiliki disolusi yang cepat dan profil disolusinya mirip
dengan produk pembanding.
b. Zat aktif memiliki kelarutan dalam air yang tinggi tetapi permeabilitas dalam
usus yang rendah (BCS kelas 3) serta:
- produk obat memiliki profil disolusi yang cepat pada pH 6.8, dan;
- Produk obat memiliki profil disolusi yang mirip dengan produk
pembanding (juga berlaku jika disolusi < 10 % pada salah satu pH).
Catatan :
• BCS dari zat aktif
- kelas 2: kelarutan dalam air tinggi, permeabilitas dalam usus tinggi;
- kelas 2: kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus tinggi;
- kelas 3 : kelarutan dalam air tinggi, permeabilitas dalam usus rendah);
- kelas 4 : kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus rendah.
• Kelarutan dalam air tinggi (dari zat aktif): Jika dosis tertinggi yang
direkomendasi WHO (jika terdapat dalam Daftar Obat Esensial WHO) atau
kekuatan dosis tertinggi ( yang ada di pasar) dari produk obat larut dalam < 250
*
ml media air pada kisaran pH 1.2 s/d 6.8 pada suhu 37 + 1 C. penentuan
kelarutan pada setiap pH harus dilakukan minimal triplo.
• Kelarutan dalam usus tinggi (dari zat aktif): Jika absorpsi pada manusia > 85%
dibandingkan dosis intravena dari pembandingnya.
** Karakteristik disolusi (dari produk obat lepas cepat
- Disolusi sangat cepat:
Jika > 85 % dari jumlah zat aktif yang tertera di label melarut dalam waktu < 15
menit dengan menggunakan alat basket pada 100 rpm atau alat paddle pada 50
rpm (atau 75 rpm jika terjadi coning) dalam volume < 900 ml masing-masing
media berikut: (I ) larutan HCI pH 1.2; (ii) bufer asetat pH 4.5; dan (iii) bufer
fosfat pH 6.8.

- Disolusi cepat:
*** Profil disolusi (dari produk obat)
- Uji disolusi terbanding dilakukan dengan menggunakan metode basket pada
100 rpm atau metode paddle pada 50 rpm dalam media pH 1.8 (larutan HCI),
pH 4,5 (bufer sitrat) dan PH 6.8 (bufer fosfat);
- Waktu – waktu pengambilan sampel untuk produk obat lepas cepat:
10,15,30,45 dan 60 menit;
- Digunakan produk obat minimal 12 unit dosis;
- Profil disolusi dibandingkan dengan menggunakan faktor kemiripan f yang
2
dihitung dengan persamaan berikut:
F2 = 50 log Σ==−=ntTtRnt112};{100
Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari
produk pembanding (R = reference)
Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari
produk uji (T = test)
- Nilai f 2 50 atau lebih besar (50-100) menunjukkan kesamaan atau ekivalensi
ke 2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke 2 produk’
- Jika produk “ Copy” dan produk pembanding memiliki disolusi yang sangat
cepat (> 85 % melarut dalam waktu < 15 menit dalam ke-3 media dengan
metode uji yang dianjurkan), perbandingan profil disolusi tidak diperlukan.

Di samping itu harus ditunjukkan bahwa eksipien dalam komposisi


produk obat sudah dikenal, bahwa tidak ada efek terhadap motilitas saluran
cerna atau proses lain yang mempengaruhi absorpsi, juga diperkirakan tidak ada
interaksi antara eksipien dan zat aktif yang dapat mengubah farmakokinetik zat
aktif. Jika digunakan tetapi dalam jumlah yang luar biasa besar, diperlukan
tambahan informasi yang menunjukkan tidak adanya dampak terhadap
bioavailabilitas.
Uji disolusi terbanding juga dapat digunakan untuk memastikan
kemiripan kualitas dan sifat-sifat produk obat dengan perubahan monitor dalam
formulasi atau pembuatan setelah izin pemasaran obat.

152. Industri farmasi pada uji LAF nya terdapat 5 koloni. Untuk memastikan apakah
ada atau tidak kebocoran pada LAF maka dilakukan uji kecepatan aliran udara.
Berapakah standar kecepatan aliran udara?

a. 0,35 m per detik

b. 0,45 m per detik

c. 0,55 m per detik

d. 0,65 m per detik

e. 0,75 m per detik

Laminar air flow (LAF) merupakan tempat bekerja secara aseptik,


untuk uji sterilitas, aseptic dispensing, dan i.v. admixture (pencampuran obat
suntik). Tekanan yang ada di dalam LAF dibuat menjadi tekanan negatif,
artinya aliran udara yang ada mengalir kembali ke dalam ruangan LAF.
Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan
merata antara 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi uji 15 – 30 cm di
bawah filter terminal. Kecepatan aliran udara di daerah kerja minimal 0,36
m/detik. Aliran udara searah (unidirectional airflow/ UDAF) dengan kecepatan
yang lebih rendah dapat digunakan pada isolator yang tertutup dan kotak
bersarung tangan (Glove boxes). Untuk mencapai kebersihan udara Kelas B, C
dan D, perhitungan frekuensi pertukaran udara hendaklah disesuaikan dengan
ukuran ruangan, mesin yang digunakan dan jumlah personil yang bekerja di
dalam ruangan.

REKOMENDASI SISTEM TATA UDARA UNTUK TIAP KELAS


KEBERSIHAN

Ventilasi

Bagian dari Suhu Kelem Efisiensi Pertuka Keterangan


Bangunan oC baban Saringan ran
Kelas Sesuai Nisbi Udara Udara
Kebersiha Kelompok % Akhir
per Jam
Kegiatan (Sesuai
n dan Tingkat Kode
Kebersihan EN 779
& EN
1822)***

A di bawah 16 - 25 45 - 55 H14 Aliran - Pengolahan


aliran udara (99,995 udara dan pengisian
laminer %) satu aseptis
arah - Pengisian salep
dengan mata steril
kecepata - Pengisian
n aliran bubuk steril*
udara - Pengisian
0,36 -
suspensi steril
0,54
m/dt
B ruang steril 16 - 25 45 - 55 H14 Aliran Lingkungan
(99,995 udara latar
%) turbulen belakang zona
dengan kelas A
pertukar untuk
an pengolahan dan
udara pengisian
minimal aseptis
20 kali
C ruang steril 16 - 25 45 - 55 H13 Minimal - Pembuatan
(99,95 %) 20 kali larutan bila ada
risiko di luar
kebiasaan
- Pengisian
produk yang
akan
mengalami
sterilisasi akhir
- Pembuatan
larutan yang
akan disaring
kemudian
pengisian secara
aseptis
dilakukan di
kelas A dengan
latar belakang
kelas B
D bersih 20 - 27 40 - 60 F8 (75 Minimal Pembuatan obat
%) atau 20 kali steril
90 % dengan
ASHRAE sterilisasi akhir
52/76
Bila
menggun
akan
sistem
single
pass (100
% fresh
air )
umum 20 - 27 Maks. F8 (75 % 5-20 Ruang
70 ) atau pengolahan dan
90 % pengemasan
E ASHRAE primer
52/76 obat nonsteril,
Bila pembuatan salep
menggun kecuali
akan salep mata
sistem
single
pass (100
% fresh
air )
khusus 20 - 27 Maks. F8 (75%) 5 - 20 Pengolahan
40 atau bahan
90% higroskopis
ASHRAE
52/76
Bila
menggun
akan
sistem
single
pass (100
% fresh
air)
H13
(99,95 %)
Bila
menggun
akan
sistem
resirkulas
i
ditambah
make
- up air
(10 - 20
% fresh
air )
F - Pengemasan 20 - 28 TD TD TD
sekunder** TP TP TD
- Ruang Suhu
masuk kamar***
karyawan *
G - Daerah Suhu TP TP TD
penerimaan kamar
bahan
awal, gudang
bahan awal
dan
obat jadi TP TP TD
- Ruang ganti Suhu
pakaian luar kamar TD TD TD
- Ruang ganti
pakaian kerja Suhu TD TD TD
- Ruang kamar TP TP TD
Istirahat TP TP TD
- Kantin Suhu TP TP TD
- Kamar kamar TD TD TD
Mandi Suhu
- Toilet kamar TD TD TD
- Suhu
Laboratorium kamar TD TD TD
Gudang: Suhu TD TP TD
- R. Suhu kamar TD TP TD
Kamar 20 - 28
- R. ber-AC
- R. Dingin ≤ 30
- R. Beku
≤ 25
2-8
<0
TP = Tidak Perlu
TD = Tidak Diklasifikasikan
Keterangan
* untuk produk tertentu, kelembaban ruangan dapat memengaruhi material flow
pada waktu pengisian bubuk steril sehingga
memerlukan kelembaban nisbi < 40%
** untuk lingkungan kerja pengemasan sekunder disarankan untuk tidak
berhubungan langsung dengan lingkungan luar
*** lihat Kode Filter dalam Sistem Tata Udara, Lampiran dari Lampiran 3.5a
**** suhu kamar ≤ 30o

153. Pasien dengan berat badan 72 kg menerima obat dengan dosis 2 mg/kg BB
iv, 90% di eliminasi lewat urin, klirens ginjal total 135 mL/menit. Berapa
klirens ginjal pasien tersebut.
a. 100 mL/menit d. 122 mL/menit
b. 110 mL/menit e. 132 mL/menit
c. 120 mL/menit
Teori:
Eksreksi obat merupakan eliminasi obat dari tubuh melalui proses eksresi
atau konversi menjadi bentuk metabolit. Obat dieliminasikan dengan
berbagai rute, yaitu:
 Ginjal (urin)
 Empedu dan Usus (feses)
 Kulit (Keringat)
 ASI
Ginjal memiliki peranan yang paling penting pada sistem eksreksi obat.
Eksreksi obat melalui ginjal dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiko-kimia obat,
ikatan dengan protein plasma dan faal ginjal. Klirens merupakan suatu
ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme
prosesnya.
Mekanisme Klirens Ginjal:
Proses eksreksi obat lewat ginjal
 Filtrasi glomerulus
 Sekresi aktif tubular
 Reabsorpsi tubular
1. Filtrasi Glomerulus
- Tekanan hidrostatika sebagai daya dorong
- Filtrasi terjadi bagi molekul kecil (BM<500)
- Obat terikat protein tidak terfiltrasi
- Laju filtrasi glomerulus (GFR) diukur dengan menggunakan suatu
obat yang dieliminasi hanya dengan filtrasi. GFR berhubungan
langsung dengan [obat]bebas
2. Sekresi aktif tubular: memerlukan energi
- dikenal dua sistem transfort aktif di ginjal, asam lemah dan basa
lemah.
- mengukur sekresi aktif biasanya dilakukan pembandingan dengan
obat yang sudah diketahui proses dan laju klirennya melalui ginjal.
3. Reabsorpsi tubulus distal
- Obat dapat di reabsorpsi kembali di tubular baik secara aktif maupun
pasif.
- Reabsorpsi obat-obat asam atau basa lemah dipengaruhi oleh pH
cairan tubulus ginjal (pH urin) dan pKa obat.
- pKa suatu obat adalah tetap, tetapi pH urin berubah dari 4,5 sampai 8.

Normal GFR pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. GFR


berfungsi untuk mempertahankan homeostasis tubuh. GFR yang terlalu
cepat menyebankan proses reabsorpsi di renal tubule tidak sempurna,
sebaliknya GFR yang lambat menyebabkan tingginya reabsorpsi zat yang
seharusnya dibuang lewat urin. GFR sangat erat kaitannya dengan
Tekanan Darah tubuh. GFR dapat dikatakan normal jika TD 80-180
mmHG. GFR dipertahankan dengan mekanisme autoregulasi dan
miogenik ginjal (renal myogenik autoregulation) dan umpan balik
tubuloglomerular (tubuloglomerular feedback).

Rumus:
1. Menurut Cockroft-Gault
LFG= (14-Usia)x BBx (0,85 jika perempuan) x 1,73
(sCrx72)
LFG= (14-Usia)x BBx (1 jika Laki-laki) x 1,73
(sCrx72)

2. Menurut MDRD
LFG= 186x(sCr)-1,154x(usia)-0,208x(0,742 jika perempuan)

Ket:
BB : Berat Badan
sCr : Kreatinin serum (mg/dl)
LFG : Laju Filtrasi Glomerulus

154. Seorang laki laki 42 tahun dengan riwayat DM 5 tahun,n mengalami


komplikasi jantung koroner 2 tahun yang lalu, dating ke apotek menebus
resep obat. Terapi yang di dapat gibenklamid, metformin, kaptopril, dan
simvastatin. Berapa target kolesterol LDL pasien di atas?

A. 70 mg/dl
B. 110 mg/dl
C. 130 mg/dl
D. 180 mg/dl
E. 100 mg/dl

Jawab : A

Target terapi: Pada pasien DM, target utamanya adalah penurunan LDL
• Pada penyandang diabetes tanpa disertai penyakit kardiovaskular:
 LDL <100 mg/dL (2,6 mmol/L)
 Pasien dengan usia >40 tahun, dianjurkan diberi terapi statin untuk
menurunkan LDL sebesar 30-40% dari kadar awal.
 Pasien dengan usia <40 tahun dengan risiko penyakit kardiovaskular yang
gagal dengan perubahan gaya hidup, dapat diberikan terapi farmakologis
• Pada pasien DM dengan penyakit Acute Coronary Syndrome (ACS):
 LDL <70 mg/dL (1,8 mmol/L)
 semua pasien diberikan terapi statin untuk menurunkan LDL sebesar 30-40%.
 trigliserida < 150 mg/dL (1,7 mmol/L)
 HDL > 40 mg/dL (1,15 mmol/L) untuk pria dan >50 mg/dL untuk wanita
 Setelah target LDL terpenuhi, jika trigliserida ≥150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau
HDL ≤40 mg/dL (1,15 mmol/L) dapat diberikan niasin atau fibrat
 Apabila trigliserida ≥400 mg/dL (4,51 mmol/L) perlu segera diturunkan
dengan terapi farmakologis untuk mencegah timbulnya pankreatitis.
 Terapi kombinasi statin dengan obat pengendali lemak yang lain mungkin
diperlukan untuk mencapai target terapi, dengan memperhatikan peningkatan
risiko timbulnya efek samping
 Niasin merupakan obat yang efektif untuk meningkatkan HDL, namun pada
dosis besar dapat meningkatkan kadar glukosa darah
 Pada wanita hamil penggunaan statin merupakan kontra indikasi

155.Pada proses salut gula, tahap untuk mengeraskan atau melindungi tablet
dilakukan pada tahap :
a. Salut pendahuluan (sub coating) : tahap awal penyalutan gula, terjadi
prrubahan sisi tablet menjadi bundar, biasanya digunakan larutan gula suhu
60-70 derajat C 65%. Formula : gelatin 6%, gom arab 8%, sukrosa 45%, air
41%.

b. Pewarnaan : tujuannya untuk mendapatkan warna yang sesuai biasanya


pewarna dilarutkan dalam larutan gula 70%.

c. Pengkilapan : tujuannya mengkilapkan permukaan tablet salut gula.


Biasanya digunakan cera flava 5% dalam alkohol atau campuran kloroform :
aseton.

Jawaban : a.

156. Seoerang pria diberikan injeksi secara iv, kemudian pria tersebut
mengalami diare… dan tidak kunjung sembuh walaupun sudah meminum
obat antidiare… diare tersebut ditimbulkan oleh…
a. Enterotoksin
b. Endotoksin
Jawab : a. enterotoksin
1. Defenisi Diare
Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air (BAB) yang abnormal. Diare
ini merupakan kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air dan
elektrolit (ISO Farmakoterapi).
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
2. Klasifikasi Diare
a. Lama waktu diare
1) Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 15 hari
sedangkan menurut World Gastroenterology Organisation Global
Guidliness 2005, diare akut didefenisikan sebagai pasase tinja yang
cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari.
2) Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih 15 hari namun tidak
terus meneris dan disertai dengan penyakit lain.
3) Diare persisten, merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang
menyatakan diare berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan
dari diare akut (peralihan akut dan kronik, dimana lama diare kronik
yang dianut yaitu berlangsung lebih dari 30 hari).
3. Etiologi Diare
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri,
parasite dan virus), malabsorpsi, alergi.
a. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli,
Salmonella, Vibrio cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus),
parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal
dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media
akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama
pada bayi berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada
bayi dan anak tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan
protein.
c. Faktor alergi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap
makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung,seperti :
• Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
• Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.
• Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

4. Mekanisme Patofisiologik
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekana osmotic meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isis rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika
peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
d. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif entterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif
Na+ K+ATPase di enterosit dan absorbs Na+ dan air abnormal
e. Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus
sehingga menyebabkan absorbs yang abnormal di usus halus. Penyebab
gangguan motilitas antara lain : diabetes mellitus, pasca vagotomi,
hipertiroid
f. Gangguan permeabilitas usus :
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus abnormal disebabkan adanya
kelainan morfologi membrane epitel spesifik pada usus halus.
g. Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik)
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan usus karena proses inflamasi,
sehingga terjadi produksi mucus yang berlebihan dan eksudasi air dan
elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbs air-elektrolit.
5. Patogenesitas Bakteri
Patogenisitas adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit pada
organisme inang. Mikroba mengungkapkan patogenisitas mereka dengan
cara virulensi, sebuah istilah yang mengacu pada tingkat patogenisitas
mikroba. Oleh karena itu, faktor-faktor penentu virulensi patogen adalah
salah satu dari genetik atau biokimia atau struktural fitur-fiturnya yang
memungkinkan untuk menghasilkan penyakit pada inang.
Yang mendasari mekanisme pathogenesis bakteri :
a. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi
mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal). Produksi
zat ekstraseluler yang memfasilitasi invasi dan kemampuan untuk
memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.
b. Toxigenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat
menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.
1) Exotoxins/enterotoksin adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri
dan dapat bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs
pertumbuhan bakteri.
2) Endotoksin dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil
dari pertahanan inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan
antibiotik tertentu.

6. Enterotoksin dan Endotoksin

a. Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral dari dinding


sel bakteri gram negatife. Aktivitas biologis dari endotoksin dihubungkan
dengan keberadaan LPS (lipopolisakarida) yang merupakan komponen
penyusun permukaan dari membrane terluar bakteri gram negative.
Seperti E. coli, Salmonella, Shigella dan Pseudomonas. Gejala penyakit
karena aktivitas endotoksin LPS terjadi jika bakteri mati (misalnya
karena aktivitas antimikroba, aktivitas fagosit atau obat antobiotik) dan
mengalami lisis sehingga LPS akan dilepas ke lingkungan. Karena
bersifat non enzimatis, maka mekanisme reaksinya tidak spesifik. LPS
menyerang sistem pertahanan tubuh menyebabkan demam, penurunan
kadar besi, peradangan, poembekuan darah, hipotensi dan sebagainya.

b. Enterotoksin merupakan komponen protein terlarut yang disekresikan


oleh bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial. Produksi toksin
ini biasanya spesifik pada beberapa bakteri tertentu (bisa gram positif
maupun gram negatife) yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait
dengan toksin tersebut. Contohnya toksin butalin hanya dihasilkan oleh
Clostridium botulinum, pada beberapa pathogen, toksin merupakan factor
virulence (toksin yang hanya diproduksi oleh strain yang virulent).

Enterotoxigenic diarrhea oleh Vibrio cholera yang mana dihasilkan dsari


enterotoksin oleh bakteri. V. cholera merupakan basillus gram negative
yang mirip dengan family enterobacteriaceae. Toksin kolera merangsang
adenilat siklase, yang meningkatkan cAMP (cyclic adenosin
monophosphate) dan dihasilkan penghambatan penyerapan natrium dan
klorida oleh mikrovili dan toksin mungkin bertindak bersama pada
saluran usus, tetapi kehilangan banyak cairan di daerah duodenum. Efek
bersih dari toksin kolera adalah sekresi cairan isotonik (terutama di
saluran usus kecil) yang melebihi kapasitas penyerapan saluran usus
(terutama usus besar). Hal ini menyebabkan produksi diare encer dengan
konsentrasi elektrolit mirip dengan plasma.
Presentasi klinis Masa inkubasi rata-rata untuk V. cholera infeksi 1-3
hari. Presentasi klinis bervariasi dari tanpa gejala dehidrasi yang
mengancam jiwa karena diare encer. Pasien mungkin kehilangan hingga
1 L cairan isotonik setiap jam. Timbulnya diare adalah tiba-tiba dan
diikuti dengan cepat atau kadang-kadang didahului dengan muntah.
Demam terjadi dalam waktu kurang dari 5% dari pasien, dan
pemeriksaan fisik berkorelasi baik dengan keparahan dehidrasi. Dalam
beberapa kasus, cairan menumpuk di dalam lumen intestinal yang
menyebabkan distensi abdomen dan ileus dan dapat menyebabkan deplesi
intravaskular tanpa diare. Dalam keadaan paling parah, penyakit ini dapat
berkembang sampai mati dalam 2 sampai 4 jam jika tidak dirawat.
Kelainan laboratorium, seperti peningkatan volume sel darah merah dan
total protein, magnesium, dan kalsium meningkat, yang merupakan hasil
hemokonsentrasi. Anak-anak, yang wanita tua, dan hamil pada
peningkatan risiko komplikasi disebabkan oleh kolera.

7. Obat-Obat Penyebab Diare


a. Laksatif
b. Antasida yang mengandung magnesium
c. Antineoplastic
d. Auranolin
e. AntibiotiK (Klindamisn, tetrasiklin, sulfonamide, beberapa antibiotic
spectrum luas)
f. Antihipertensi (reserpine, guanetidinm metildopa, guanabenz, guanadrel)
g. Kolinergik (betanacol, neostigmin)
h. Senyawa yang mempengaruhi jantung (kuinidin, digitalis, digoxin)
i. Obat Antiinflamasi Non Steroid
j. Prostaglandin
k. Kolkisin

157 JAWABAN C. PSEUDOEFEDRIN


1. PSEUDOEFEDRIN
a. SINONIM:
Isoephedrine Hidroklorida
b. NAMA GENERIK:
Pseudoephedrine Sulfate
c. NAMA KIMIA PSEUDOEPHEDRINE :
[S- (R *, R *)] - α- [1- (Methylamino) etil] -benzenemethanol sulfat
d. SIFAT FISIKA KIMIA PSEUDOEPHEDRINE (SULFAT):
Tidak berbau, kristal putih atau bubuk kristal. Mudah larut dalam alkohol.
pH larutan 5% dalam air adalah antara 5.0 dan 6.5. Simpan dalam wadah
kedap udara. Lindungi dari cahaya.
e. FORMULA MOLEKUL PSEUDOEPHEDRINE SULFATE:
C10H15NO • H2SO4
f. PENGGUNAAN / INDIKASI PSEUDOEPHEDRINE :
Kongesti Hidung, Sinus Kongesti dan Kondisi Respiratory Lainnya
Pseudoephedrine digunakan untuk pengobatan sendiri untuk bantuan
sementara dari hidung tersumbat terkait dengan alergi saluran pernapasan
atas (misalnya, demam) atau flu umum,
Pseudoephedrine digunakan untuk pengobatan sendiri untuk bantuan
sementara kongesti dan tekanan sinus.
Pseudoephedrine digunakan dalam kombinasi tetap dengan agen lain
(misalnya, acetaminophen, brompheniramine, klorfeniramin, desloratadine,
dekstrometorfan, fexofenadine, guaifenesin, ibuprofen, loratadin,
methscopolamine, triprolidin) untuk menghilangkan kongesti dan tekanan
hidung / sinus dan / atau gejala lain (misalnya , rhinorrhea, bersin, lakrimasi,
gatal mata, oronasopharyngeal gatal, batuk, demam) terkait dengan rinitis
alergi musiman atau menahun, Rhinitis nonallergic (vasomotor), Alergi
pernapasan bagian atas, atau salesma umum,
Dosis oral 60 mg tunggal hidroklorida pseudoephedrine terbukti
efektif dalam mengurangi kongesti (hidung tersumbat) pada studi klinis,
Pseudoephedrine dapat digunakan sebagai tambahan untuk analgesik,
antihistamin, antitusif, ekspektoran, atau antibiotik. Pseudoephedrine diberi
label dan telah digunakan untuk pengobatan sendiri untuk bantuan sementara
dari hidung tersumbat terkait dengan sinusitis, Namun, data kemanjuran yang
kurang dan / atau kontroversial. Pseudoephedrine tidak efektif sebagai
bronkodilator. Kombinasi pseudoefedrin dan kafein umumnya tidak diakui
aman dan efektif untuk penggunaan OTC.
Pada pasien anak <2 tahun, sediaan OTC batuk dan salesma
(misalnya, mengandung dekongestan nasal, antihistamin, penekan batuk, dan
ekspektoran) tidak lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi batuk
akut dan gejala lain infeksi saluran pernapasan atas dan dilaporkan adalah
terkait dengan efek samping dan kadang-kadang kematian (meskipun jarang).
(Lihat Gunakan Pediatric bawah Perhatian.) Oleh karena itu, CDC
menyatakan bahwa, sebagai alternatif untuk pseudoefedrin dan dekongestan
hidung lain, dapat mempertimbangkan untuk menggunakan bola karet
penghisap untuk membersihkan hidung tersumbat dan menggunakan tetes
hidung saline atau humidifier keren-kabut untuk melunakkan sekresi di bayi.
g. Penyalahgunaan
Pseudoephedrine telah digunakan dalam sintesis klandestin
methamphetamine dan methcathinone.
h. DOSIS DAN ADMINISTRASI PSEUDOEPHEDRINE :
Administrasi Oral
Mengelola 240-mg tablet inti extended-release oral sekali sehari. Menelan
tablet utuh dengan cairan; tidak membagi, menghancurkan, mengunyah, atau
melarutkan. Inti Matrix tablet tidak sepenuhnya larut dan dapat melewati
pada kotoran.

DOSIS
Sediaan Single-entitas: Tersedia sebagai pseudoephedrine hidroklorida;
Dosis dinyatakan dalam garam.
Sediaan kombinasi Tetap: Tersedia sebagai pseudoephedrine hidroklorida
atau pseudoefedrin sulfate.
Karena kombinasi dan kekuatan dosis bervariasi untuk persiapan tetap
kombinasi, konsultasikan label produk produsen untuk dosis yang tepat dari
persiapan khusus.
Pasien Pediatrik
Kongesti hidung (nasal), sinus Kongesti, dan Ketentuan Respiratory Lainnya
Oral:
Pengobatan sendiri pada anak-anak <2 tahun:
Konsultasikan dokter anak. Saat ini tidak ada rekomendasi dosis yang
disetujui FDA untuk sediaan batuk dan salesma untuk pasien <2 tahun.
Pengobatan sendiri pada anak-anak 2-5 tahun:
Pseudoephedrine hidroklorida 15 mg setiap 4-6 jam. Atau, beberapa dokter
anak merekomendasikan 4 mg / kg atau 125 mg / m2 hari, diberikan dalam 4
dosis terbagi.
Pengobatan sendiri pada anak-anak 6-11 tahun:
Pseudoephedrine HCl 30 mg setiap 4-6 jam.
Pengobatan sendiri pada anak ≥12 tahun:
Pseudoephedrine hydrochloride 60 mg (tablet konvensional) setiap 4-6 jam,
120 mg (tablet extended-release) setiap 12 jam, atau 240 mg (tablet sebagai
extended- rilis inti) setelah sehari.
Menghentikan terapi jika gejala menetap selama> 7 hari atau disertai dengan
fever.
DEWASA
Kongesti Hidung, Sinus Kongesti, Dan Ketentuan Respiratory Lainnya
Oral:
Pengobatan sendiri: Pseudoephedrine HCl 60 mg (tablet konvensional) setiap
4-6 jam, 120 mg (sebagai tablet diperpanjang-release) setiap 12 jam, atau 240
mg (tablet inti diperpanjang-release) sekali sehari.
Menghentikan terapi jika gejala menetap selama> 7 hari atau disertai dengan
demam.
Barotrauma Otitic
Oral:
Perjalanan Udara :
Pseudoephedrine HCl 120 mg (tablet extended-release) 30 menit sebelum
keberangkatan penerbangan,
Penyelam bawah air:
Pseudoephedrine hidroklorida 60 mg 30 menit sebelum menyelam.

2. PARACETAMOL
a. Indikasi :
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas
(analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala
jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan
dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain, dismenore
dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada
pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau
dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).

Paracetamol telah dibandingkan dengan banyak analgesik lain dan dianggap


kurang equipotent jika dibandingkan dengan aspirin (asam asetilsalisilat).
Dengan demikian, secara umum, parasetamol kurang mujarab ketimbang
salisilat dan agen antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti-
inflamasi dan antinyeri.
Kabar baiknya paracetamol dapat digunakan pada anak-anak. Ini merupakan
alternatif yang lebih disukai ketika aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan
kontraindikasi (misalnya karena riwayat ulkus atau infeksi virus pada anak).
b. Kontraindikasi
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai
berikut:
• Alergi parasetamol atau acetaminophen
• Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
• Gangguan Fungsi Ginjal Serius,
• Shock
• Overdosis Acetaminophen
• Gizi Buruk
c. Dosis Parasetamol
Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
• Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg
setiap 6 sampai 8 jam.
• Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4
sampai 6 jam
d. Dosis Paracetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
Untuk mengukur dosis paracetamol anak dengan tepat maka kita harus
mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan menjadi
pertimbangan
• <= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
• > 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai
kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).

Jangan obat parasetamol ini melebihi dosis yang direkomendasikan. Jumlah


maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis dan 4
gram (4000 mg) per hari. Menggunakan paracetamol yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan hati.

Pada anak-anak, gunakanlah sediaan sirup atau suppositoria. Hati-hati dan


selalu ikuti petunjuk dosis pada label obat. Jangan memberikan paracetamol
untuk anak di bawah usia2 tahun tanpa nasihat dari dokter.

Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter jika:


• Selama 3 hari penggunaan masih demam.
• Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi) atau 5
hari pada anak-anak.
• Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus, atau
kemerahan atau bengkak. Lebih lanjut baca efek samping parasetamol di
bawah ini
e. Efek Samping Paracetamol
Walaupun efek samping paracetamol jarang, namun jika itu terjadi maka
ditandai dengan:
• Ruam atau pembengkakan – ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi
• Hipotensi (tekanan darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit dengan
infus.
• Kerusakan hati dan ginjal, ketika diambil pada dosis lebih tinggi dari yang
direkomendasikan (overdosis).
Dalam kasus ekstrim kerusakan hati yang dapat disebabkan oleh overdosis
parasetamol bisa berakibat fatal.
Carilah bantuan medis darurat jika Anda memiliki salah satu dari tanda-tanda
reaksi alergi paracetamol seperti : gatal-gatal; kesulitan bernapas;
pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Berhenti menggunakan
obat ini dan hubungi dokter apabila mengalami efek samping parasetamol
yang serius seperti:
• Mual, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan;
• Air seni berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat; atau
• Jaundice (menguningnya kulit atau mata).

Jika salah satu gejala overdosis berikut terjadi, maka segeralah mencari
bantuan medis darurat:
• Diare
• Keringat berlebihan
• Kehilangan nafsu makan
• Mual atau muntah
• Kram perut atau nyeri
• Pembengkakan, atau nyeri di perut atau perut daerah atas

Ibu Hamil dan Menyusui


Paracetamol untuk ibu hamil diyakini aman, asalkan digunakan dalam waktu
yang singkat. Penggunaannya pun harus dengan indikasi atau kebutuhan yang
tepat. Hal ini diperkuat dengan data epidemiologis pada penggunaan
acetaminophen oral pada wanita hamil tidak menunjukkan peningkatan risiko
cacat bawaan pada bayi. Penelitian reproduksi hewan belum dilakukan
dengan acetaminophen, dan tidak diketahui apakah parasetamol IV (infus)
dapat menyebabkan kerusakan janin bila diberikan kepada ibu hamil.

Obat parasetamol diekskresikan ke dalam air susu ibu dalam konsentrasi


kecil. Salah satu kasus ruam telah dilaporkan pada bayi menyusui.
Paracetamol dianggap aman untuk ibu menyusui oleh American Academy of
Pediatrics. Satu studi kecil telah melaporkan bahwa setelah ibu
minum acetaminophen 1000 mg, bayi menyusu akan menerima kurang dari
1,85% dari dosis yang ibu minum.

3. KAFEIN
a. MEREK / NAMA DAGANG KAFEIN (CAFFEINE):
Cafcit®,
No Doz®,
Vivarin®
b. NAMA GENERIK:
Kafein
c. PENGGUNAAN / INDIKASI KAFEIN (CAFFEINE) :
Stimulasi SSP (SISTEM SARAF PUSAT) Digunakan secara oral sebagai
bantuan dalam tetap terjaga dan untuk mengembalikan kewaspadaan mental
pada pasien lelah, Digunakan dalam kombinasi dengan antihistamin untuk
mengatasi sifat sedatif antihistamin; Namun, khasiat dan dosis yang
diperlukan tidak cukup diketahui.

Kafein dan injeksi natrium benzoat telah digunakan bersama dengan langkah-
langkah dukungan untuk mengobati depresi pernapasan yang terkait dengan
overdosis obat depresan SSP (misalnya, analgesik opiat, alkohol) dan dengan
shock listrik, Namun, banyak pihak percaya kafein dan analeptics lainnya
harus tidak digunakan dalam kondisi ini dan merekomendasikan terapi
suportif lain karena manfaat kafein dipertanyakan dan aksi yang sementara,

1. Apnea dari Prematuritas

pengobatan Jangka pendek (10-12 hari) (oral atau IV kafein sitrat) apnea
prematuritas
pada neonatus yang usia kehamilan 28 sampai <33 minggu Gunakan hanya
setelah penyebab lain dari apnea (misalnya, gangguan CNS, penyakit paru
primer, anemia, sepsis, gangguan metabolisme, kelainan kardiovaskular,
apnea obstruktif) telah dikesampingkan atau diperlakukan sewajarnya.

2. Sakit Kepala

Digunakan dalam kombinasi dengan ergotamine untuk mencegah atau


mengobati sakit kepala vaskular (misalnya, migrain dan sakit kepala klaster).
Namun, ada bukti yang bertentangan mengenai kemanjuran kombinasi ini
dalam pengobatan serangan migrain akut.

Digunakan secara oral sebagai sediaan tunggal dan dalam kombinasi dengan
analgesik (misalnya, asetaminofen, aspirin) untuk pengobatan sakit kepala,
termasuk serangan migraine.
Beberapa bukti bahwa kombinasi analgesik-kafein dapat menghasilkan efek
analgesia sedikit lebih dari agen analgesik tunggal dan mungkin memiliki
efek menguntungkan pada suasana hati; Namun, hasil ini tidak selalu
direproduksi dalam studi. Studi tambahan yang terkendali dengan baik
diperlukan untuk menentukan peran, jika ada, kafein sebagai tambahan
analgesik.

Beberapa ahli menyatakan bahwa kombinasi acetaminophen, aspirin, dan


kafein adalah terapi lini pertama yang masuk akal untuk serangan migrain
ringan sampai sedang atau serangan migrain parah yang sebelumnya telah
merespon NSAIAs atau analgesik nonopiate.

Kafein dan natrium benzoat injeksi telah digunakan untuk mengurangi


gejala-gejala sakit kepala diikuti puncture (tusukan) tulang belakang.

3. Penggunaan lainnya

Keamanan dan kemanjuran kafein sitrat dalam pencegahan sindrom kematian


bayi mendadak (SIDS) atau sebelum ekstubasi dalam ventilasi mekanik bayi
tidak diketahui.
Telah digunakan secara oral sebagai sediaan tunggal dan dalam kombinasi
dengan obat lain (misalnya, analgesik, diuretik) untuk mengurangi
ketegangan, kelelahan, dan retensi cairan yang berhubungan dengan
menstruation. Kegunaan dipertanyakan karena aktivitas diuretik kafein pada
pasien dengan retensi cairan minimal.
d. DOSIS DAN ADMINISTRASI KAFEIN (CAFFEINE)
Umum
1. Apnea dari Prematuritas
Sebelum memulai terapi sitrat kafein, menentukan konsentrasi serum kafein
awal pada neonatus sebelumnya diobati dengan teofilin (lihat Obat Tertentu
dan Tes Laboratorium bawah Interaksi) dan pada bayi yang lahir dari ibu
yang mengonsumsi kafein sebelum kelahiran. Mungkin perlu memonitor
konsentrasi serum kafein secara periodik selama terapi untuk menghindari
toxicity (toksisitas).
e. DOSIS
Tersedia sebagai kafein, kafein sitrat, dan kafein dan natrium benzoat; Dosis
kafein (sendiri atau dalam kombinasi tetap dengan natrium benzoat)
dinyatakan dalam kafein anhidrat; Dosis kafein sitrat dinyatakan dalam
bentuk garam.

Kafein juga tersedia secara komersial dalam kombinasi dengan analgesik,


antasida, antihistamin, antipiretik, antitusif, alkaloid belladonna, diuretik,
ergotamine tartrat, ekspektoran, dekongestan hidung, relaksan otot rangka,
simpatomimetik, dan vitamin; konsultasikan pelabelan produk produsen
untuk dosis yang tepat dari persiapan khusus.

Pasien Pediatric
1. Stimulasi SSP
Oral:
Kafein: 100-200 mg diberikan tidak lebih sering daripada setiap 3-4 jam pada
anak-anak ≥12 tahun.
> IV, IM, atau Sub-Q
Kafein dan natrium benzoat injeksi: 8 mg / kg (maksimal 500 mg) (4 mg / kg
bila dinyatakan dalam kafein anhidrat) atau 250 mg / m2 (125 mg / m2 bila
dinyatakan dalam kafein anhidrat) diberikan sampai setiap 4 jam jika perlu
telah direkomendasikan, sebuah namun kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
Apnea dari Prematuritas
> Memuat Dosis Kafein Sitrat
Oral:
Memuat dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein
anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
IV:
Memuat dosis 20 mg / kg (10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sebagai dosis tunggal
Atau, pemuatan dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam
kafein anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
IM:
Memuat dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein
anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
> Perawatan Terapi dengan Kafein Sitrat
Oral:
5 mg / kg (2,5 mg / kg saat dinyatakan dalam kafein anhidrat) setiap 24 jam
tidak lebih dari 10-12 hari, dimulai 24 jam setelah loading dose.
Atau, 5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sekali sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan.
Sesuaikan dosis pemeliharaan sesuai dengan respon dan toleransi pasien dan
konsentrasi plasma kafein.
IV:
5 mg / kg (2,5 mg / kg saat dinyatakan dalam kafein anhidrat) setiap 24 jam
tidak lebih dari 10-12 hari, dimulai 24 jam setelah loading dose.
Atau, 5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sekali sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan.
Sesuaikan dosis pemeliharaan sesuai dengan respon dan toleransi pasien dan
konsentrasi plasma kafein.
IM:
5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat) sekali
sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan. Sesuaikan
dosis pemeliharaan sesuai dengan respon pasien dan toleransi dan konsentrasi
plasma kafein.
Sakit Kepala
Oral:
Kafein dalam kombinasi tetap dengan analgesik (misalnya, asetaminofen,
aspirin, salisilamid) untuk pengobatan sendiri: Kombinasi dan ukur kekuatan
bervariasi; konsultasikan pelabelan produk produsen untuk dosis yang tepat
dari preparation tertentu,
> Tension Headache
Oral:
Butalbital, acetaminophen, dan kafein pada anak-anak ≥12 tahun: 1 atau 2
kapsul atau tablet (masing-masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen
325 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul atau tablet setiap
hari) atau, 1 kapsul atau tablet (yang mengandung butalbital 50 mg,
acetaminophen 500 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam pada anak-anak ≥12
tahun. Hindari penggunaan jangka panjang dan penggunaan ulang.
Butalbital, aspirin, dan kafein pada anak-anak ≥12 tahun: 1 atau 2 tablet
(masing-masing berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, dan 40 mg kafein)
setiap 4 jam (sampai 6 tablet sehari). Hindari penggunaan jangka panjang dan
pengulangan.
Dewasa
Stimulasi SSP
> Mild CNS Stimulasi
Oral:
Kafein: 100-200 mg diberikan tidak lebih sering daripada setiap 3-4 jam.
> Darurat Kegagalan Pernapasan
IV:
Kafein dan natrium benzoat: 500 mg-1 g (250-500 mg ketika dinyatakan
dalam kafein anhidrat); Namun, kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
> Respiratory Depresi Terkait dengan Overdosis CNS depressants dan
dengan Electric Shock
IM:
Kafein dan natrium benzoat: 500 mg-1 g (250-500 mg ketika dinyatakan
dalam kafein anhidrat); Namun, kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
Sakit Kepala
Oral:
Kafein dalam kombinasi tetap dengan analgesik (misalnya, asetaminofen,
aspirin, salisilamid) untuk pengobatan sendiri: Kombinasi dan ukur kekuatan
bervariasi; konsultasikan pelabelan produk produsen untuk dosis yang tepat
dari preparasi tertentu,
> Tension Headache
Oral:
Butalbital, acetaminophen, dan kafein: 1 atau 2 kapsul atau tablet (masing-
masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen 325 mg, dan 40 mg kafein)
setiap 4 jam (sampai 6 kapsul atau tablet setiap hari) Atau, 1 kapsul atau
tablet (yang mengandung butalbital 50 mg, acetaminophen 500 mg, dan 40
mg kafein) setiap 4 jam. Hindari penggunaan diperpanjang dan diulangi.
Butalbital, aspirin, dan kafein: 1 atau 2 kapsul atau tablet (masing-masing
berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam
(sampai 6 kapsul atau tablet setiap hari). Hindari penggunaan diperpanjang
dan penggunaan berulang.
Butalbital, acetaminophen, kafein, dan kodein fosfat: 1 atau 2 kapsul
(masing-masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen 325 mg, 40 mg
kafein, dan kodein fosfat 30 mg) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul setiap hari).
Hindari penggunaan diperpanjang dan penggunaan berulang.
Butalbital, aspirin, kafein, dan kodein fosfat: 1 atau 2 kapsul (masing-masing
berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, 40 mg kafein, dan kodein fosfat 30
mg) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul setiap hari). Hindari penggunaan
diperpanjang dan penggunaan berulang.
> Vascular Headache
Oral:
Acetaminophen, aspirin, dan kafein: 2 tablet (masing-masing berisi
acetaminophen 250 mg, aspirin 250 mg, dan kafein 65 mg) untuk pengobatan
migraine.
Ergotamine dan kafein: 2 tablet (masing-masing berisi ergotamine tartrat 1
mg dan kafein 100 mg) awalnya, diikuti dengan 1 tablet pada interval 30
menit sampai serangan telah mereda (maksimal 6 tablet per serangan).
Rektal:
Ergotamin dan kafein: 1 supositoria (mengandung ergotamine tartrat 2 mg
dan kafein 100 mg) awalnya; jika perlu, dapat memberikan dosis kedua (1
supositoria) dalam 1 jam.
Pada beberapa pasien dengan sakit kepala cluster di pagi hari, 1-2 supositoria
dapat diberikan pada waktu tidur pada basis jangka pendek,

4. GUAIFENESIN
Guaifenesin digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh
bronkitis, flu, dan penyakit pernapasan lainnya. Produk ini biasanya tidak
digunakan untuk batuk yang terus menerus akibat merokok atau masalah
pernapasan jangka panjang (seperti emfisema bronchitis kronis) kecuali
diarahkan oleh dokter.
Guaifenesin adalah ekspektoran yang bekerja dengan menipiskan dan
melonggarkan lendir di saluran napas dan meringankan pernapasan.Produk
obat batuk belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak yang berusia
kurang dari 6 tahun.
Oleh karena itu, jangan gunakan produk ini untuk mengobati gejala flu batuk
pada anak-anak kecuali diperintahkan oleh dokter.
a. Indikasi
Obat untuk mengatasi batuk akibat bronkitis, pilek, dan penyakit
pernapasan lainnya.
Beberapa merek produk guaifenesin ada yang tidak boleh digunakan pada
anak-anak di bawah umur 12 tahun. Karena itu, ikuti petunjuk dari dokter
dan baca aturan pakai pada kemasan yang tertera di dalam produk sebelum
menggunakannya.

Jenis obat Obat ekspektoran

Golongan Obat resep

Mengobati batuk-batuk dan penyumbatan dahak akibat


Manfaat
kondisi seperti bronkitis, flu, dan pilek

Dikonsumsi
Dewasa dan anak-anak
oleh

Bentuk
Tablet, kapsul, sirop
obat
b. Peringatan:
• Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dosis dengan
anjuran dokter.
• Tanyakan dosis guaifenesin untuk anak-anak, terutama yang masih di bawah
12 tahun, kepada dokter. Beberapa merek produk guaifenesin ada yang tidak
boleh digunakan pada golongan usia tersebut.
• Harap berhati-hati jika Anda menderita epilepsi, gangguan hati, gangguan
ginjal, dan telah menderita batuk-batuk sejak lama.
• Jika dalam waktu 5 hari batuk tidak kunjung sembuh, atau kambuh setelah
sembuh dengan disertai dengan gejala sakit kepala, demam, dan ruam, maka
secepatnya hubungi dokter.
• Tanyakan terlebih dahulu pada dokter jika Anda akan menggunakan obat-
obatan lain ketika ingin mulai mengonsumsi guaifenesin.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
c. Dosis Guaifenesin
Untuk usia di atas 12 tahun ke atas, dosis yang digunakan adalah 100 mg
hingga 200 mg sebanyak 3-4 kali dalam sehari. Untuk anak-anak usia di
bawah 12 tahun, tanyakan dosisnya kepada dokter.
Mengonsumsi Guaifenesin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan
guaifenesin sebelum mulai mengonsumsinya.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi guaifenesin, disarankan
segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat. Selain itu jangan menggandakan dosis guaifenesin pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pastikan Anda tetap mengonsumsi guaifenesin hingga batas waktu yang
ditentukan oleh dokter, meski kondisi Anda sudah lebih baik. Hal ini untuk
mencegah gejala datang kembali.
Jangan sembarangan menggunakan obat-obatan lainnya saat Anda sedang
menjalani pengobatan dengan guaifenesin tanpa memberi tahu dokter terlebih
dahulu, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang buruk.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Guaifenesin
Sama seperti obat-obat lain, guaifenesin juga berpotensi menyebabkan efek
samping. Beberapa efek samping yang bisa saja muncul setelah
mengonsumsi obat ini adalah:
• Sakit perut
• Diare
• Mual
• Muntah
• Pusing
Jika efek samping parah, berkepanjangan atau terjadi reaksi alergi,
periksakan diri ke dokter.
5. CHLORPHENIRAMINE MALEAT/CHLORPHENON/CTM
a. INDIKASI
Semua kondisi alergi.
b. KONTRA INDIKASI
Serangan asmatis akut.
Bayi prematur.
c. PERHATIAN
• Glaukoma sudut tertutup.
• Kehamilan.
• Retensi urin, hipertrofi/pembesaran prostat.
• Pasien dengan lesi fokal pada korteks serebri.
• Hindari mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.
• Sensitifitas silang terhadap obat-obat terkait.
Interaksi obat : Alkohol, depresan susunan saraf pusat, antikolinergik, obat-
obat
penghambat mono amin oksidase.
d. EFEK SAMPING
• Sedasi.
• Gangguan saluran pencernaan.
• Efek antimuskarinik.
• Hipotensi, lemah otot, telinga berdering tanpa rangsang dari luar, euforia,
sakit
kepala.
• Rangsangan sistem saraf pusat.
• Reaksi alergi.
• Kelainan darah.
e. KEMASAN
Tablet 4 mg x 1000 biji.
f. DOSIS
3-4 kali sehari &frac12-1 tablet.
158. Suatu apotek membutuhkan seorang apoteker pendamping. Kriteria utama yang
harus dimiliki apoteker pendamping adalah?
a. Bodily kinesthetic
b. Spatial
c. Musical
d. Intrapersonal
e. Interpersonal

JAWABAN :
E. Interpersonal

PENJELASAN :

A. Bodily kinesthetic adalah kemampuan menggunakan badan untuk


mengekspresikan emosi, berkomunikasi dengan orang lain menggunakan
bahasa tubuh.
B. Spatial atau data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian
dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial
C. Musical adalah karya pertunjukan teater, yang diadakan diatas pagung besar
maupun kecil.
D. Intrapersonal atau Komunikasi pribadi adalah penggunaan bahasa atau
pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara diri dengan
Tuhan
E. Interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara
komunikator dengan komunikan secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal ataupun non-verbal

Kriteria utama yang harus dimiliki apoteker pendamping adalah Interpersonal

159. Braxidin adalah merupakan gabungan antara Klordiazepoksida yang


mempunyai daya anti-ansietas dan Klidinium Bromida yang mempunyai
efek anti-kolinergik/spasmolitik.Sebagai anti-ansietas, Klordiazepoksida
bekerja dengan cara menekan durasi 'electrical after discharge' pada sistem
limbik otak sehingga terjadi penghambatan pada penghantaran rangsangan
emosi. Klordiazepoksida mempunyai batas keamanan yang luas dan sangat
efektif untuk meredakan ansietas. Absorpsi seluruhnya berlangsung di
saluran pencernaan dan kadar puncak dalam plasma tercapai antara 30- 90
menit. Kecepatan absorpsi tergantung pada umur dan cenderung diperlambat
pada orang tua. Waktu paruh berlangsung antara 1 - 2 hari. Klordiazepoksida
mengalami metabolisme di hati dan ekskresinya melalui air kemih sebagian
besar dalam bentuk metabolitnya. Klidinium Bromida sebagai anti-
kolinergik mempunyai efek perifer serupa atropin dengan sentral yang
kurang nyata. Secara klinis telah terbukti bahwa Klidinium Bromida efektif
sebagai anti-spasmodik dan anti-sekresi pada saluran pencernaan.
Braxidin menurut peraturan mentri kesehatan termasuk kedalam golongan
pisikotropika karena mengandung klordiazepoksida yg dapat mempengaruhi
aktivitas pisikis.

Berdaskan Peraturan Mentri Kesehatan No 949 Tahun 2000

A. Obat bebas adalah golongaan obat yg relatif paling aman, dapat diperoleh
dengan resep domter, selain diapotek juga dpat diperoleh di warung-warung.
Obat bebas dalam kemasanya ditandai dg lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
B. Obat bebas terbatas golongan ini juga ralatif aman selama pemakaiannya
mengikuti aturan pakai yg ada.
C. Golongan obat keras adalah obat yg jika penggunanya tidak memperhatikan
dosis,aturan pakai, peringatan yg diberikan, dapat menimbulkan efek yg
berbahaya. Obat ini hanya dapat didapat dengan resep dokter.
D. Obat psikotropika adalah golongan obat keras, tetapi bedanya dapat
mempengaruhi aktivitas pisikis. Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan
dan hnya golongan 2-4 yg dapat digunakan sebgi pengobatan.
Klordiazepoksida termasuk kedalam golongan 4.
E. Narkotika merupakan kelompok obat yg paling berbahaya karena dapat
menimbulkan adiksi (ketergantungan) dan toleransi.

160. Seorang perempuan 38 tahun datang ke apotek dengan keluhan sulit


buang air besar selama 3 hari, padahal dia mengaku sudah mengkonsumsi
makanan yang berserat dan minum yang cukup, obat sistem pencernaan apa
yang akan diberikan?
a. Tablet attapulgit  merupakan suatu antidiare  mekanisme: mengabsorpsi
cairan di intestine misalkan racun dan mengurangi eksresi cairan
b. Bisakodil  merupakan suatu laxatives, stimulant sehingga memacu
peningkatan peristaltic
c. Ranitidine  merupakan suatu Histamin H2 antagonis (obat maag) 
mekanisme: merupakan suatu antagonis kompetitif pada resepor H2 di sel
parietal menyebabkan sekresi HCl berkurang
d. Loperamid  merupakan suatu antidiare  mekanisme: menghambat
motilitas saluran pencernaan dengan cara menghambat kerja dari Ach,
sehingga terjadi efek antikolinergik yang berakibat berkurangnya motilitas
dan dan kontraksi saluran pencernaan
e. Hyosiamin  Perangsang sistem syaraf pusat, digunakan untuk meringankan
spasmae atau kolik saluran uroginetal dan tukak lambung  mekanisme
dengan cara memblok aksi dari asetilkolin

Pencahar adalah obat yang digunakan untuk memudahkan perlintasan dan


pengeluaran tinja dari kolondan rectum atau memudahkan BAB. Pencahar
bermanfaat untuk konstipasi karena efek samping obat, untuk mengeluarkan parasit
(cacing) setelah pemberian antielmintik atau untuk mengosongkan saluran
pencernaan. Ada beberapa saluran penceranaan yaitu:

1. Pencahar pembentuk masa


Pencahar ini meringankan konstipasi dengan membentuk masa gel di usus
besar yang menyebabkan retensi air dan distensi. Adanya massa yang besar
dan encer di usus besar akan merangsang peningkatan peristaltik dan
memacu BAB secara alami.
Jenis pencahar ini adalah agar, metilselulosa, dan psilium
2. Pencahar stimulant
Pencahar stimulant menyebabkan iritasi sehingga memacu peningkatan
peristaltic. Karena mamacu peristaltic dengan realatif kuat.
Contoh pencahar ini bisakodil, natrium dokusat, dioktil sulfosuksinat,
fenolftalin, dan gliserol.
3. Pelunak tinja
Golongan pencahar ini akan membentuk emulsi dengan tinja menyebabkan
tinja menjadi lebih lunak. Tinja yang lunak akan mudah dikeluarkan.
Contoh golongan ini Na-dokusat, minyak mineral.
4. Pencahar osmotic
Pencahar ini membentuk massa dengan cara menarik air dalam usus sehingga
tinja menjadi lebih encer.
Contoh golongan ini MgSO4 (garam inggris), Mg(OH)2, dan laktulosa.
Sumber : Priyanto. 2010. Farmakologi Dasar untuk mahasiswa farmasi dan
keperawatan. Leskonfi.

161. Asuhan kefarmasian merupakan tanggung jawab apoteker melaksanakan


asuhan terapi pada penggunaan obat seperti amlodipin tablet untuk mencapai
manfaat optimal guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Apakah yang
dimaksud dengan manfaat optimal??
Jawab:
a. Kualitas hidup pasien meningkat
b. Produktivitas pasien meningkat
c. Memperlambat proses penyakit
d. Mengidentifikasi gejala penyakit
e. Mengidentifikasi penyakit

(Medscape)
Jenis obat Calcium-channel blocker (antagonis kalsium)
Golongan Obat keras
Manfaat Mengatasi hipertensi dan serangan angina
Bentuk sediaan tablet
2.5 mg
5 mg
10 mg

Dosis 5 mg dalam sehari, dapat ditingkatkan 2,5 mg/har


PO setiap 7-14 hari namun tidak lebih dari 10
mg/hari. Dosis pemeliharaan 5-10 mg/hari PO.
dosis dimulai 2,5 mg/hari PO untuk pasien dengan
penurunan fungsi hati.
Anak: tdk boleh < 6 thn. Untuk ≥6 thn : 2,5-5
mg/hari PO

Amlodipine bekerja dengan cara melemaskan dinding dan melebarkan


diameter pembuluh darah. Efeknya akan memperlancar aliran darah
menuju jantung dan mengurangi tekanan darah dalam pembuluh.
Umumnya dosis awal amlodipine adalah 5 mg per hari. Ini bisa
ditingkatkan ke dosis maksimum yaitu 10 mg per hari.
Terapi amlodipine yang ditangani dengan baik, akan mencegah
perkembangan kea rah penyakit-penyakit kardiovaskular lainnya seperti
serangan stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal.

162. Ada seorang apoteker bekerja di industri ingin mengambil minyak atsiri
dari kulit jeruk dengan ekstraksi. Metode ekstraksi apa yang tepat?
a. Destilasi
b. Ekstraksi pelarut
c. Maserasi
d. Perkolasi
e. Sokletasi
Jawabannya adalah a. Destilasi
Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan,
yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji
maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat
juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan
menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa
dan secara enzimatik.
Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut,
maupun dengan distilasi. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan
adalah dengan metode distilasi uap/air.
a. Proses distilasi merupakan salah satu cara atau metode pemisahan
komponen cair-cair yang saling melarut dan mudah menguap, yang
bergantung pada distribusi dari beragam komponen-komponen
diantara fasa uap dan cair. Pemisahan secara distilasi digunakan
untuk komponen-komponen campuran yang memiliki perbedaan
titik didih yang cukup jauh, apabila titik didihnya berdekatan
pemisahan secara distilasi tidak dapat dilakukan karena struktur
kimia dan tekanan uap komponen yang hampir sama. Persyaratan
dasar untuk proses pemisahan dengan distilasi yaitu komposisi
uapnya berbeda dari komposisi cairannya, dimana uap akan berada
dalam kesetimbangan dengan cairan pada titik didihnya.
Cara penyulingan minyak atsiri, pertama-tama adalah
memasukkan bahan baku dari tanaman yang mengandung
minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel
penyulingan dan dialiri uap. Air yang panas dan uap, tentu
akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel
terdapat dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua
cairan tersebut didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk
campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak.
Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin
dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali
mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat
pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air
berdasarkan berat jenisnya. Prinsip dasar metode destilasi
adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri
dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan
dengan air mengalir.
b. Metode ekstraksi pelarut (solvent extraction) digunakan untuk
memperoleh minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas atau
terlalu rentan terhadap panas untuk didestilasi. Pada metode ini
digunakan pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis
untuk mengekstraksi minyak atsiri. Ekstrak yang diperoleh dari
pelarut heksan atau pelarut hidrofobik lainnya dinamakanconcretes,
yang mengandung campuran minyak atsiri, lilin (wax), resin, dan
senyawa larut minyak lainnya dari tanaman.
Pelarut lain, yakni etil alkohol, digunakan untuk memisahkan
komponen minyak atsiri dari concretes. Alkohol dihilangkan melalui
proses destilasi tahap kedua, meninggalkan komponen minyak atsiri
yang dinamakan absolute.
c. Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya
merendam) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut
bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol
encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam
buku resmi kefarmasian (Farmakope Indonesia, 1995). Langkah
kerjanya adalah merendam simplisia dalam suatu wadah
menggunakan pelarut penyari tertentuk selama beberapa hari sambil
sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil beningannya. Selama ini
dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif dari suatu
tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-
pelarut tersebut ada yang bersifat “bisa campur air” (contohnya air
sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat “tidak
campur air” (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar
atau pelarut organik). Metode Maserasi umumnya menggunakan
pelarut non air atau pelarut non-polar.
Teorinya, ketika simplisia yang akan di maserasi direndam
dalam pelarut yang dipilih, maka ketika direndam, cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang penuh
dengan zat aktif dan karena ada pertemuan antara zat aktif dan
penyari itu terjadi proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari)
sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan
mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang
berada di luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat adanya
perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel ini akan
muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju
keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif
di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti,
setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya “jenuh”).
Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat
aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama,
yaitu masing-masing 50%.

d. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan


melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam
suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik
seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-
sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan
diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
e. Soxhletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih
sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke
kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan
membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi
pelarut dalam pipa siphon sama dengan tinggi pelarut di selongsong.
Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke
dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan
efek siphon. Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke
dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan
pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang
berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya.
Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih
banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak
merata. Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi
kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu
alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan siphon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi
sirkulasi.
Tetapi kelemahan dari metode soxhletasi adalah sampel
sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel
yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak
tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi
atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung.

163. Seorang pasien umur 45 tahun mengeluh radang, nyeri, mual, muntah. Obat apa
yang tepat ?
a. Paracetamol d. Indometasin
b. Asam mefenamat e. Natrium diklofenak
c. Piroksikam
Jawab : e. Natrium diklofenak
Alasan :
Karena dilihat dari kondisi pasien yang mengeluh radang, nyeri maka
untuk menghilangkan keluhan tersebut, obat yang tepat untuk dikonsumsi oleh
pasien adalah obat golongan NSAID, yaitu Natrium Diklofenak yang mana
obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri. Obat ini merupakan
NSAID terkuat daya antiinflamasinya dengan efek samping kurang kuat dan
lebih poten dibandingkan obat lainnya (indometasin dan piroxicam).
Mekanisme Kerja : Derivat fenilasetat ini menghambat siklo-oksigenase
(COX)1 dan (COX)2, dengan demikian menghambat
sintesis prostaglandin.
Indikasi : Nyeri dan radang pada penyakit rematik (termasuk Juvenile
arthritis) dan gangguan obat skelet lainnya; gout/pirai akut;
nyeri paskah bedah.
Dosis : Dewasa : 150 – 200 mg; Anak-anak : -
Jadwal Pemberian dosis : 3 – 4 kali sehari, Extended Release : 2 kali sehari
ES : Konstipasi, edema, nyeri kepala, dan mual
Adapun keluhan minor pasien, seperti mual, dispepsia, anorexia, nyeri
abdomen,perut kembung, dan diare pada 10 - 60% pasien, maka untuk
meminimalisir hal tersebut NSAID (Natrium diklofenak) dapat diminum
bersama makanan atau susu, kecuali untuk tablet salut enterik tidak bisa
diminum bersama susu atau antasid. Hai ini juga dijelaskan bahwa NSAID
golongan Nonacetylated salicylates (seperti : salisilat) dan partially selective
NSAID (seperti : etodolac, nabumetone, meloxicam, diklofenak, dan
celecoxib) dapat menurunkan toksisitas dari saluran percernaan.

- Paracetamol
Derivat asetanilida ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
pada SSP. Hal ini menerangkan efek antipiretik fan analgesiknya. Namun
efeknya kurang terhadap siklo-oksigenase jaringan perifer, yang
mengakibatkan aktivitas anti-inflamasinya lemah.
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, demam
Dosis : 325 – 650 mg tiap 4 jam PRN atau 1000 mg tiap 6-8 jam,
dosis maks 4000 mg sehari
ES : PCT dengan dosis besar menyebabkan persediaan glutation
di hati berkurang dan N-asetil-benzokuinoneimin bereaksi
dengan grup sulfhidril protein hati membentuk ikatan
kovalen yang mengakibatkan terjadinya nekrosis hati.

- Asam Mefenamat
Derivat –antranilat bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin di
jaringan tubuh, menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase,
siklooksigenase (COX)1 dan (COX)2. Obat ini tidak mempunyai anti-
inflamasi dibandingkan dengan obat NSAID yang lain.
Indikasi : Nyeri dan radang pada rheumatoid arthritis (termasuk
juvenille arthritis) dan gangguan otot skelet lainnya,
dismenorhea, dan gout.
Dosis : Dewasa : awal 500 mg, 250 tiap 6 jam (maks 7 hari)
Dosis maksimal 1000 mg/hari
ES : Gangguan lambung-usus

- Piroksikam
Derivat-benzothiazin ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
di jaringan tubuh, menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase,
siklooksigenase (COX)1 dan (COX). Piroxicam berkhasiat sebagai analgetik,
antipiretik, dan anti radang kuat yang bekerja lama (dengan t½ = 14-158 jam
(rata-rata 50 jam) sehingga pemberiannya sekali sehari.
Indikasi : arthritis rheumatoid, spondilitis ankilosa, dan osteoartritis.
Dosis : Dewasa : 10 – 20 mg
Anak-anak :-
Jadwal pemberian dosis : sekali per hari
ES : Nyeri kepala, nyeri abdomen, diare, mual, muntah, edema,
konstipasi, dan demam.
- Indometasin
Derivat – indolasetat ini berkhasiat amat kuat, disamakan dengan diklofenak,
tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan
perdarahan.
Mekanisme Kerja : Derivat - indolilasetat ini bekerja menghambat
siklooksigenase secara reversibel.
Indikasi : Menghilangkan gejala inflamasi dan nyeri pada RA,
arthritis deformans, periatritis pada bahu, dan sindroma
leher-bahu-lengan.
Dosis : Dewasa : 50 – 200 mg
Anak-anak : 2 – 4 mg/kg (maks 200 mg)
Jadwal pemberian dosis : extended release sekali per hari
ES : Terjadi sampai pada 50% penderita yang diobati, sekitar
20% ditemukan efek samping yang tidak bisa
ditoleransi. Kebanyakan efek samping ini berhubungan
dengan dosis, sering terjadi gangguan lambung-usus dan
efek-efek sentral, seperti nyeri kepala, perasaan kacau,
rasa lelah, dan depresi.

164. Seorang laki-laki 70 tahun, dengan keluhan hipertensi dan ulkus pepti,
mendapat obat dari dokter kaptropil (1x1), antasida (2x1), omeprazole(1x1).
Setelah 7 hari pasien di cek ke dokter terjadi kegagan pada hipertensi padahal
sebelumnya keberhasilan pasien pada kaptropil. Apa yang menyebabkan
kegagalan pada kaptropil tersebut?

a. Hambatan metabolisme kaptropil oleh antasida

b. Hambatan metabolisme kaptropil oleh omeprazole

c. Hambatan distribusi kaptropil oleh antasida

d. Hambatan distribusi kaptropil oleh omeprazole

e. Hambatan absorbsi kaptropil oleh antasida

Jawaban : e. Hambatan absorbsi kaptropil oleh antasida


Golongan obat antihipertensi :
• DIURETIK
Diuretik merupakan ‘initial drug choices’, obat ini biasanya menjadi pilihan
untuk terapi awal HIPERTENSI yang tidak disertai dengan komplikasi / kondisi
khusus. Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan cairan
dan garam. Minum diuretik menyebabkan frekuensi miksi (kencing) jadi
meningkat.
Contoh diuretik adalah HCT ('Hydro Chloro Tiazid').
Diuretik sering dikombinasikan dengan OBAT ANTI HIPERTENSI dari
golongan lain. Saat ini sudah tersedia HCT dengan OBAT ANTI
HIPERTENSI golongan lain dalam satu sediaan tablet.
• GOLONGAN ‘ACE-INHIBITOR’
Yaitu 'Angiotensin-Converting Enzyme' (ACE) Inhibitor. Obat ini mencegah
'konstriksi' (pengkerutan) pembuluh darah akibat formasi hormon 'angiotensin
II' dengan cara memblokade enzim ACE, mencegah pembentukan angiotensin I
menjadi angiotensin II.
Contoh obat golongan ini : Kaptopril.
• GOLONGAN ‘ANGIOTENSIN-II RECEPTOR BLOCKERS’
Obat ini akan secara langsung memblokade aksi hormon angiotensin II. Obat ini
dapat digunakan bila penggunaan ACE inhibitor menimbulkan keluhan / efek
samping.
Contoh obat golongan ini : Valsartan, Telmisartan, Olmesartan.
• GOLONGAN ‘BETA BLOCKER’ (PENYEKAT BETA)
Obat golongan ini memblokade aksi 'adrenalin' pada sistem saraf otonom,
sehingga menurunkan frekuensi jantung (heart's rate) dan curah jantung (heart's
output). Golongan 'beta blocker' juga akan mengurangi beban jantung.
Contoh obat golongan ini : Propanolol, Atenolol.
• GOLONGAN ‘CALCIUM CHANNEL BLOCKER’
Obat ini melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan kapiler menurun. Obat
ini mencegah masuknya 'Calsium' ke jaringan melalui 'Calcium Channel'
sehingga akan me'relaksasi' (mengendurkan) dinding pembuluh darah arteri dan
menurunkan kontraksi jantung.
Contoh obat golongan ini : Verapamil, Diltiazem, Nifedipine.
• GOLONGAN ‘DIRECT RENIN INHIBITOR’ (DRI)
Obat golongan ini merupakan OBAT ANTI HIPERTENSI terbaru, memiliki
efek menghambat hormon renin dari ginjal.
Contoh obat golongan ini: Aliskiren
Golongan Obat Peptic Ulcus:
• Antasida
Antasida bekerja sebagai antiulkus peptikum dengan cara menetralisasi asam
lambung, menonaktifkan pepsin dan mengikat garam empedu. Selain itu
aluminium yang terkandung dalam antasida juga akan menekan pertumbuhan
bakteri Helicobacter pylori (HP) dan meningkatkan pertahanan mukosa. Salah
satu efek yang kurang menyenangkan dari antasida adalah kinerjanya yang
tergantung pada dosis, garam magnesium (Mg) menyebabkan diare osmotik,
sedangkan garam alumunium (Al) menyebabkan sembelit (konstipasi). Efek
diare umumnya lebih dominan pada sediaan antasida yang mengandung garam
Mg dan Al. Kandungan Al dalam antasida (kecuali Al fosfat) berinteraksi
membentuk garam yang tidak larut dengan fosfor dan mengakibatkan penurunan
absorpsi fosfor, sehingga beresiko mengakibatkan hipofosfatemia. Kondisi
hipofosfatemia ini akan mudah dialami pasien-pasien dengan asupan nutrisi
rendah fosfor, seperti pada penderita gizi buruk atau alkoholisme. Penggunaan
bersama antasida yang mengandung Al dengan sukralfat akan semakin
meningkatkan resiko hipofosfatemia dan toksisitasnya.
Antasida dengan kandungan Mg tidak boleh digunakan pada pasien dengan
bersihan kreatinin (creatinine clearence) kurang dari 30 ml/menit karena
ekskresinya akan terhambat. Hiperkalsemia dapat terjadi pada pasien yang
menerima terapi kalsium karbonat (CaCO3) lebih dari 20 g/hari pada pasien
dengan fungsi ginjal normal atau lebih dari 4 g/hari pada pasien gagal ginjal.
Sindrom alkali susu (hiperkalsemia, alkalosis, batu ginjal, peningkatan nitrogen
urea darah (blood urea nitrogen (BUN)), dan peningkatan konsentrasi kreatinin
serum) dan muntah berkepanjangan dapat terjadi pada pasien dengan asupan
nutrisi tinggi kalsium pada pasien alkalosis sistemik.
Antasida juga dapat mengubah pola absorpsi dan ekskresi beberapa obat jika
diberikan secara bersamaan. Interaksi bermakna dapat terjadi jika antasida
diberikan secara bersamaan dengan suplemen besi, tetrasiklin, warfarin,
digoksin, kuinidin, isoniazid, ketokonazol, dan florokuinolon. Interaksi ini dapat
dicegah dengan cara memisahkan pemberian antasida dengan obat-obat tersebut
diatas dengan selang waktu sekurang-kurangnya 2 jam.
Antasida memiliki durasi kerja yang pendek, sehingga diperlukan frekuensi
pemberian antasida yang sering untuk mendapatkan efek netralisasi asam
lambung yang terus menerus. Dosis tipikal antasida adalah 4x2tablet atau 4x1
sendok makan setiap setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian antasida
setelah makan meningkatkan durasi kerjanya dari 1 jam menjadi 3 jam.
• Antagonis Reseptor H2 (H2 Receptor Antagonist/ H2RA)
Kelompok obat ini terdiri dari famotidin, nizatidin, ranitidin dan simetidin.
Obat-obat ini dapat diberikan dalam dosis harian tunggal ataupun terbagi dua,
terutama diberikan setelah makan malam atau menjelang tidur malam.
Pemberian obat ini dalam 2 dosis memberikan keuntungan berupa penekanan
produksi asam lambung pada siang hari dan dalam mengatasi nyeri ulkus pada
siang hari.
Para perokok umumnya memerlukan terapi obat ini dengan dosis yang lebih
tinggi atau dengan durasi pengobatan yang lebih lama. Obat ini dieliminasi
diginjal, sehingga pada pasien dengan gagal ginjal memerlukan penyesuaian
dosis dengan pengurangan dosisnya.
Keempat jenis obat H2RA ini mempunyai tingkat keamanan yang sama baik
pada penggunaan jangka panjang maupun jangka pendek. Trombositopenia
adalah efek hematologi reversibel yang paling umum yang dapat terjadi selama
terapi H2RA.
Simetidin menghambat beberapa isoenzim CYP450 sehingga menimbulkan
banyak interaksi dengan obat-obat lain seperti teofilin, lidokain, fenitoin dan
warfarin. Sedangkan ranitidin tidak memiliki ikatan yang kuat dengan isoenzim
CYP450 dibandingkan dengan simetidin, sehingga potensi interaksinya lebih
kecil. Inilah alasan ranitidin lebih sering digunakan daripada simetidin.
Famotidin dan nizatidin tidak berinteraksi dengan obat-obat yang dimetabolisme
hepatik pada isoenzim CYP450. Karena H2RA bekerja dengan menurunkan
sekresi asam dan meningkatkan PH intragastrik, maka obat-obat ini dapat
menurunkan ketersediaan hayati obat-obat yang absorpsinya tergantung PH
yang lebih rendah seperti ketokonazol.
• Inhibitor Pompa Proton (Proton Pump Inhibitor/ PPI)
PPI terdiri dari omeprazole, esomeprazole, rabeprazole, pantoprazole dan
lanzoprazole. Kerja PPI tergantung dosis. Obat ini bekerja dengan menghambat
sekresi asam lambung basal dan terstimulasi. Penekanan asam lambung
meningkat selama 3 sampai 4 hari pertama terapi dengan PPI dimulai, sebagai
akibat semakin banyaknya pompa proton yang dihambat. Setelah terapi
dihentikan, pemulihan sekresi asam lambung memerlukan waktu 3-5 hari.
Karena PPI hanya akan menghambat pompa proton yang aktif mensekresikan
asam, maka terapi dengan PPI ini akan efektif bila diberikan pada waktu 15-30
menit sebelum makan.
PPI diformulasikan dalam bentuk granul bersalut enterik sensitif PH yang
kemudian dikemas dalam kapsul gelatin (omeprazole, esomeprazole, dan
lanzoprazole), bubuk (lanzoprazole), tablet disintegrasi cepat (lanzoprazole),
atau tablet salut enterik (rabeprazole, pantoprazole dan omeprazole yang dijual
bebas). Produk intravena juga tersedia untuk zat aktif pantoprazole,
lanzoprazole dan esomeprazole, namun masih dalam proses menunggu
persetujuan FDA. Salut enterik sensitif PH tersebut akan mencegah degradasi
dan protonasi prematur zat aktif dalam caira lambung yang asam. Lapisan
enterik akan melarut dalam duodenum dengan PH lebih dari 6 sehingga zat aktif
obat terlepas dan akhirnya diabsorpsi secara sistemik.
Semua PPI memberikan efek penyembuhan terhadap ulkus yang sama jika
diberikan dalam dosis terapi yang direkomendasikan. Ketika diberikan dosis
yang lebih tinggi, maka dosis harus dibagi untuk menghasilkan efek kontrol
asam lambung selama 24 jam. Penyesuaian/penurunan dosis tidak perlu
dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal atau geriatrik, kecuali pada pada
pasien dengan penyakit hati yang parah penyesuaian dosis diperlukan.
Penggunaan PPI jangka pendek (kurang dari 12 minggu) pada semua jenis akan
memberikan efek merugikan yang sama. Karena PPI bekerja dengan
meningkatkan PH intragastrik, maka obat ini dapat menghambat absorpsi obat-
obat yang absorpsinya tergantung PH seperti ketokonazole dan digoksin.
Omeprazole selektif menghambat sitokrom P450 isoenzim 2C19 dihati dan
menyebabkan penurunan eliminasi fenitoin, diazepam dan R-warparin.
Lanzoprazole dapat meningkatkan sedikit metabolisme teofilin, yang mungkin
terjadi melalui induksi CYP1A. Rabeprazole dan pantoprazole tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja enzim sitokrom (CYP)
sehingga potensi interaksinya dengan obat-obat yang dimediasi enzim tersebut
relatif rendah.
Semua PPI meningkatkan konsentrasi gastrin serum. Tingginya konsentrasi
gastrin ini biasanya masih berada dalam kisaran normal dan akan kembali pada
kondisi baseline sekitar 1 bulan setelah terapi PPI dihentikan. Penggunaan PPI
juga dapat mengakibatkan hiperplasia enterochromaffin (ECL). Penggunaan PPI
jangka panjang juga berkaitan dengan kanker lambung pada pasien positif
infeksi HP.
• Sukralfat
Sukralfat harus diberikan saat perut kosong untuk mencegah pengikatan protein
dan fosfor dalam makanan. Hindari penggunaannya dalam dosis besar beberapa
kali perhari. Lakukan pembatasan selang waktu konsumsi makanan dengan obat
ini untuk mencegah interaksinya. Sembelit adalah efek merugikan yang paling
sering terjadi dengan penggunaan obat ini. Mual, pusing dan mulut kering
jarang terjadi. Kejang dapat terjadi pada pasien dialisis yang menerima terapi
sukralfat dan antasida mengandung Al. Penggunaan jangka panjang dapat
mengakibatkan hipofosfatemia. Penggunaan bersama sukralfat dengan
florokuinolon oral, fenitoin, digoksin, teofilin, kuinidin, amitriptilin,
ketokonazole, dan warfarin dapat menyebabkan penurunan ketersediaan hayati
obat-obat tersebut.
• Prostaglandin
Misoprostol adalah analog prostaglandin E1 sintetis yang menghambat sekresi
asam lambung dan memperbaiki pertahanan mukosa. Efek antisekretorik
dihasilkan pada dosis 50-200 mcg. Sedangkan pada dosis lebih dari 200 mcg
dapat memberikan efek sitoprotektif. Karena efek proteksi dihasilkan pada dosis
yang lebih tinggi itu berarti bahwa efek proteksi ini tidak tergantung kerja
antisekretoriknya. Walaupun tidak direkomendasikan oleh FDA, namun dosis
4x200 mcg atau 2x400 mcg dalam penyembuhan ulkus peptikum dan duodenum
memberikan efek yang sebanding dengan H2RA atau sukralfat.
Diare merupakan efek merugikan yang paling sering terjadi dalam terapi obat
ini yang terjadi pada sekitar 10-30% pasien. Nyeri abdomen, mual, pusing dan
sakit kepala juga sering menyertai diare selama terapi misoprostol. Pemberian
obat ini bersama atau setelah makan dan menjelang tidur dapat mengurangi
resiko diare. Misoprostol dapat mengakibatkan kontraksi uterus sehingga
membayakan bila digunakan saat hamil.
• Bismuth
Bismuth subsalasilat adalah satu-satunya sediaan garam bismuth yang tersedia
di Amerika Serikat. Mekanisme penyembuhan ulkus yang paling mungkin
adalah melalui efek antibakteri, efek lokal gastroproteksi, dan stimulasi sekresi
prostaglandin endogen. Garam bismuth tidak menghambat sekresi asam
lambung atau pun menetralisasikannya. Garam bismuth subsalasilat dinyatakan
aman dengan sedikit efek merugikan jika digunakan pada dosis yang
direkomendasikan. Karena insufisiensi ginjal dapat menurunkan ekskresi
bismuth, maka penggunaan bismuth pada pasien gagal ginjal harus disertai
peringatan. Bismuth subsalisilat dapat meningkatkan sensitivitas terhadap
salisilat dan penyakit pendarahan, sehingga harus ada peringatan terhadap
pasien yang juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa
selama terapi bismuth subsalasilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna
hitam.

Interaksi obat
Antasida memiliki interaksi dengan obat lain dimana :
Antasida berpengaruh pada penyerapan/absorbsi obat : efek obat menurun
Penanggulangan : digunakan setelah 1 atau 2 jam sebelum dan setelah
penggunaan antasida

165. Levofloksasin merupakan antibiotik golongan....


a. Aminoglikosida

b. Kuinolon

c. Penisilin

d. Makrolida

e. Sefalosporin
Jawaban : B

Penggolongan antibiotik

a. Antibiotik golongan Beta-Laktam

Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan penisilin, golongan


sefalosporin, golongan karbapenem,dan golongan monobaktam.

• Golongan penicillin

Diperoleh dari jamur Penicillinum chrysogenum. Penisilin


termasuk antibiotik golongan betalaktam, karena mempunyai rumus
bangun dan struktur seperti cincin Betalaktam yang merupakan syarat
mutlak untuk menunjukan khasiatnya.

Terdapat empat golongan senyawa penicillin yaitu

1. Penicillin alami, bersifat sensitif terhadap penisilinase dan


berspektrum sempit hanya pada bakteri gram positif.
Contohnya penisillin G dan penisilin V.

2. Resisten terhadap penisilinase, produk sintesis yang


resisten terhadap enzim betalaktamase, dan berspektrum
sempit hanya pada bakteri gram positif. Contohnya
methisilin, oksasilin, kloksasilin.

3. Aminopenisilin, bersifat sensitif terhadap penisilinase dan


berspektrum lebih luas. Contoh amoksisilin dan ampisilin.

4. Turunan penisilin lain dengan spektrum diperluas.


Golongan penisilin ini aktif terhadap pseudomonas dan
klebsiella. Namun tidak efektif terhadap bakteri gram
positif. Contohnya mezlosilin dan piperasilin.

• Golongan Sefalosporin

Golongan Sefalosporin merupakan antibiotik golongan B-


laktam yang memiliki efek bakterisidal (mematikan bakteri) dengan
cara mengganggu sintesis selaput peptidoglycan dari dinding sel
bakteri. Sefalosporin sendiri dibagi menjadi beberapa generasi
berdasarkan kemampuan antibakterial yaitu :
1. Sefalosporin generasi pertama
Generasi pertama adalah agen antibiotik dengan spektrum
luas, baik untuk kuman gram positif maupun gram negatif, namun
kemampuanya untuk kuman gram negatif masih jauh di bawah
generasi ketiga.contohnya cefadroxil,cefalexin,dansefazolin.

2.Sefalosporin generasi II

Sefalosporin generasi ini mampu melawan gram positif dan


memiliki spektrum gram negatif yang lebih kuat dibandingkan
generasi pertama.contohnya sefaklor, sefamandol, sefoksitin.

3.Sefalosporin generasi III :

Generasi ini memiliki spektrum luas sebagai antibakteri


dengan kemampuan melawan kuman gram negatif yang lebih baik
dibandingkan generasisebelumnya. Contoh ceftriakson, cefoperazone,
ceftazidim, cefotaxim, ceftizoxim

4.Sefalosporin generasi IV

Generasi keempat ini memiliki spektrum luas dengan


kemampuan melawan bakteri gram positif sama seperti generasi
pertama, mampu melawan kuman gram negatif, dapat melewati barier
otak, dan efektif dalam menangani meningitis.Contoh : cefepime,
cefpirome

• Golongan karbapenem

karbapenem merupakan antibiotika golongan beta laktam


yang baru, contohnya imipenem dan meropenem. Keduanya hanya
bisa diberikan secara intravena. Imipenem mempunyai spektrum yang
sangat luas dan aktif baik terhadap bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif.

• Golongan monobaktam

Monobaktam merupakan antibiotik golongan beta laktam baru,


mempunyai struktur beta laktam monosiklik. Berspektrum sempit dan
sangat resisten terhadap beta laktamase. Contohnya aztreonam.

b. Antibiotik golongan aminoglikosida,

Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan


Micromonospora. Semua senyawa dan turunan semi-sintesisnya
mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam molekulnya, yang saling
terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas dan meliputi terutama
banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif terhadap gonococci dan
sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya adalah bakterisid, berdasarkan
dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di
dalam sel. Contohnya streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan
paranomisin.

c. Antibiotik golongan tetrasiklin,

Khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya melalui injeksi intravena


dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah. Mekanisme kerjanya
berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Spektrum antibakterinya
luas dan meliputi banyak cocci gram positif dan gram negatif serta
kebanyakan bacilli. Tidak efektif Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif
terhadap mikroba khusus Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata
trachoma dan penyakit kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya.
Contohnya tetrasiklin, doksisiklin, dan monosiklin.
d. Antibiotik golongan makrolida,

Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap


terutama bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G.
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman,
sehingga sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau
sering dapat menyebabkan resistensi. Absorbinya tidak teratur, agak sering
menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya singkat,
maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari. Contohnya eritromisin,
azitromisin, claritromisin.

e. Antibiotik golongan klindamisin

Antibiotik golongan klindamisin dihasilkan oleh srteptomyces


lincolnensis (AS 1960). Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja
lebih sempit daripada makrolida,n terutama terhadap kuman gram positif dan
anaerob. Berhubung efek sampingnya hebat kini hanya digunakan bila
terdapat resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya linkomisin.

f. Antibiotik golongan kuinolon,

senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada fase


pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase
kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan. Golongan ini hanya dapat
digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi. Contohnya
ciprofloksacin, levofloksacin, onofloksacin, dan ofofloksacin.

g. Antibiotik golongan kloramfenikol

kloramfenikol mempunyai spektrum luas. Berkhasiat bakteriostatis


terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram
negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida
kuman. Contohnya kloramfenikol.

h. Kombinasi Antimikroba

Karena kerja dari dua antimikroba Trimetropim dan Sulfametoksazol


dalam menghambat reaksi enzimatik obligat berurutan sehingga kombinasi
antimikroba ini memberikan efek sinergi. Kombinasi ini lebih dikenal dengan
nama Kotrimoksazol.
i. Antibiotika Golongan Lain
Antiobiotika golongan lain yang ada di Indonesia adalah klindamisin,
metronidazol, colistin, tinidazol, fosfomycin, teicoplanin, vancomycin dan
linezolid.
• Klindamisin
Digunakan untuk infeksi bakteri anaerob. Seperti infeksi pada
saluran nafas, septikemia, dan peritonitis.. Klindamisin juga dapat
digunakan untuk infeksi pada tulang yang disebabkan staphylococcus
aureus. Sediaan topikalnya dalam bentuk Klindamisin posfat
digunkan untuk jerawat yang parah.
• Metronidazol
Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob dan protozoa yang
sensitif karena beberapa organisme memiliki kemampuan untuk
mengurangi bentuk aktif metronidazol di dalam selnya. Secara
sistemik metronidazol digunakan untuk infeksi anaerobik,
trikomonasis, amubiasis, lambiasis dan amubiasis hati.
• Colistin
Colistin digunakan dalam bentuk sulfat atau kompleks
sulfomethyl, colistimetate. Tablet Colistin sulfat digunakan untuk
mengobati infeksi usus atau untuk menekan flora di kolon. Colistin
sulfat juga digunakan dalam bentuk krim kulit, bubuk dan tetes mata.
Colistimethat digunakan untuk sedian parenteral dan dalam bentuk
aerosol untuk pengobatan infeksi paru-paru.
• Tinidazol
Tinidazol merupakan kelompok antibiotika azol. Mekanisme
kerjanya dengan cara masuk ke dalam sel mikroba dan berikatan
dengan DNA. Dengan cara ini mikroba tidak dapat berkembang biak.
Tinidazol adalah antibiotika khusus yang digunakan untuk
menghentikan penyebaran bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya
menginfeksi lambung, tulang, otak dan paru-paru.

• Teicoplanin
Teicoplanin merupakan kelompok antibiotika dari
glikopeptida. Bakteri memiliki dinding sel luar yang dipertahankan
oleh molekul peptidoglikan.Teicoplanin bekerja dengan mengunci
formasi dari peptidoglikan. Dengan cara tersebut dinding bakteri
menjadi lemah sehingga bakteri mati. Teicoplanin digunakan untuk
infeksi serius pada hati dan darah. Teicoplanin tidak dapat diserap di
lambung sehingga hanya diberikan dengan cara infus atau injeksi.
• Vancomycin
Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan
perkembangan bakteri. Vancomycin digunakan untuk mengobati
infeksi pada beberapa bagian tubuh. Kadangkala digabung dengan
antibiotika lain. Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan
gangguan hati atau prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan
penisilin. Dengan kondisi khusus, antibiotika ini juga dapat
digunakan untuk mencegah endocarditis pada pasien yang telah
melakukan operasi gigi atau operasi saluran nafas atas (hidung atau
tenggorokan).
Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi
serius kalau obat lain tidak berguna. Walaupun demikian, obat ini
dapat menimbulkan beberapa efek samping yang serius, termasuk
merusak pendengaran dan ginjal. Efek samping ini akan sering terjadi
pada pasien yang berumur lanjut.
• Linezolid
Linezolid digunakan untuk mengobati infeksi termasuk
pneumonia,infeksi saluran kemih dan infeksi pada kulit dan darah.
Linezolid termasuk golongan antibiotika oxazolidinon.Cara kerja
dengan menghentikan perkembang biakan bakteri.
j. Golongan Linkosamid
Golongan ini kadang digunakan sebagai pelengkap dalam mengatasi
kuman yang tahan terhadap penisilin.
k. Golongan Polipeptida
Golongan polipeptida dikenal aktif terhadap bakteri gram negative
seperti pseudomonas. Golongan ini diantaranya terdiri dari polimiksin, A, B,
C, D, E.

l. Golongan Antimikobakterium
Banyak digunakan untuk melawan mikobakterium. Diantaranya yang
termasuk dalam golongan ini adalah etambutol, dapson, streptomisin, INH,
dan rifampisin, yang dikenal untuk menyembuhkan TBC dan penyakit lepra.

166.Seorang pasien laki-laki berusia 4 tahun menderita penyakit diabetes melitus


tipe 2 selama 2 tahun. Ia mengkomsumsi metformin dan glibenklamid, sudah
berlangsung 3 bulan. Hasil lab menunjukan kadar glukosa puasa 100 mg/dl,
dan HbA 1c 6,3%. Apa rekomendasi yang tepat untuk pasien?

Jawaban: A. Melanjutkan meminum metformin dan glibenklamid

Alasan: Kadar gula darah sudah normal , Biasanya penderita diabetes dalam
keadaan berpuasa mempunyai kadar gula darah ≥ 126 mg/dl atau pada 2 jam
setelah makan ≥ 200 mg/dl atau HbA1c ≥ 8% . Jika kadar glukosa 2 jam
setelah makan > 140 mg/dl tetapi lebeih kecil dari 200 mg/dl dinyatakan
glukosa toleransi lemah.

Diabetes Melitus?
(DM) adalah penyakit kelainan metabolik Yang dikarakteristikkan dengan
Hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun
keduanya. Diagnosis penyakit diabetes Melitus selain berdasarkan aspek klinis
yang meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik, sangatlah diperlukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan
laboratorium yang paling sederhana adalah pemeriksaan gula darah.Tahapan
preanalitik dan interpretasi hasil pemeriksaan gula darah sangatlah perlu
diperhatikan agar didapatkan hasil yang bermakna sehingga diagnosis diabetes
melitus dapat ditegakkan dan sebagai monitoring hasil pengobatan.

HbA1c?
HbA1c yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah salah satu fraksi
hemoglobin didalam tubuh manusia yang berikatan dengan glukosa secara
enzimatik. Hal ini dapat dimengerti jika kadar glukosa yang berlebih akan
selalu terikat didalam hemoglobin, juga dengan kadar yang tingggi. Akan
tetapi kadar HbA1c yang terukur sekarang atausewaktu
mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang lampau (sesuai dengan
umur sel darah merah manusia kira-kira 100-120 hari), sehingga hal ini dapat
memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang
lalu. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita juga dapat mengetahui seberapa
besar kepatuhan dalam berobat pada penderita DM. Selain dapat memberikan
informasi mengenai kepatuhan berobat penderita DM, juga dapat memprediksi
kemungkinan terjadinya komplikasi dan prognosis (dugaan perbaikan).
Berapakah nilai rujukan kadar HbA1c ? Sebenarnya pada manusia normal,
terdapat juga keterikatan antara hemoglobin dengan glukosa tetapi dalam
jumlah yang normal yaitu sekitar 4-6%, pada penderita DM yang diprediksi
memiliki kerentanan terhadap terjadinya komplikasi adalah 8-10%.

167. Seorang laki-laki berumur 46 tahun mengkonsumsi asetilsalisilat untuk


mengurangi sakit kepalanya seminggu ini. Dia mengalami keracunan
salisilat, apakah gejala keracunan itu?

a. Hipertensi
b. Batuk
c. Myopia

Jawab: a. Hipertensi
Keracunan aspirin dapat terjadi jika obat ini dipakai dalam dosis
yang tidak pantas, atau selama periode waktu yang lama. Jika dosis
harian normal aspirin menumpuk dalam tubuh dari waktu ke waktu
dapat menyebabkan gejala disebut overdosis kronis. Overdosis kronis
biasa terlihat pada pasien yang lebih tua saat cuaca panas.

Keracunan kronis dapat meliputi:


1) Kelelahan
2) Sedikit demam
3) Kebingungan
4) Kolaps
5) Denyut jantung yang cepat
6) Napas cepat tak terkendali (Hiperventilasi)

Gejala keracunan akut dapat meliputi:

1) Perut tidak enak dan sakit perut


2) Mual
3) Muntah, dapat menyebabkan tukak lambung atau iritasi perut yang
dikenal sebagai gastritis
Keracunan yang parah dapat menyebabkan:
1) Dering ditelinga
2) Tuli sementara
3) Hiperaktif
4) Dehidrasi
5) Kantuk
6) Pusing
7) Kejang
8) Koma
Asetilsalisilat atau anti inflamasi non steroid (OAINS) adalah
golongan obat yang bekerja terutama di perifer yang berfungsi
sebagai analgesik (pereda nyeri), antipirektik (penurun panas) dan
antiinflamasi (anti radang).
Mekanisme kerja obat Asetilsalisilat yaitu menghambat
biosintesis prostaglandin dari asam arakhidonat melalui
penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Asam Asetilsalisilat
merupakan inhibitor irreversibel siklooksigenase (COX). Asam
arakhidonat mulanya merupakan komponen normal yang disimpan
pada sel dalam bentuk fosfolipid dan dibebaskan dari sel penyimpan
lipid oleh asil hidrosilase sebagai respon adanya noksi . Asam
arakidonat kemudian mengalami metabolisme menjadi dua alur. Alur
siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan. Alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan
berbagai substansi seperti HPETE (Hydroperoxieicosatetraenoic).
Prostaglandin yang dihasilkan melalui jalur siklooksigenase berperan
dalam proses timbulnya nyeri, demam dan reaksi-reaksi peradangan.
Selain itu, prostaglandin juga berperanan penting pada proses-proses
fisiologis normal dan pemeliharaan fungsi regulasi berbagai organ.
Pada selaput lendir saluran pencernaan, prostaglandin berefek
protektif dengan meningkatkan resistensi selaput lendir terhadap
iritasi mekanis, osmotis, termis atau kimiawi. Karena prostaglandin
berperan dalam proses timbulnya nyeri, demam, dan reaksi
peradangan, maka Asam Asetilsalisilat melalui penghambatan
aktivitas enzim siklooksigenase mampu menekan gejala-gejala
tersebut.
Asetilsalisilat pada hipertensi berguna untuk mencegah terjadinya
mani-festasi klinis dari kardiovaskular, tetapi dapat menyebabkan
terjadi pengerasan dinding arteri dan terjadinya penurunan
kemampuan hemostasis juga kekakuan pembuluh darah. Secara
umum, resiko per-darahan meningkat dengan bertambahnya dosis
aspirin.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
mengkonsumsi asetilsalisilat secara terus menerus dapat
menimbulkan keracunan salah satu gejala manifestasi klinisnya yaitu
hipertensi. Peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan oleh
denyut jantung yang cepat sehingga kuncup jantung mengeluarkan
volume darah yang tinggi akibatnya tekanan darah pun meningkat
sehingga obat asetilsalisilat tidak dapat dikonsumsi secara terus-
menerus.
Hipertensi juga dapat menjadi penyebab jantung berdetak lebih
kencang. Jika seseorang mengalami hipertensi, maka dinding arteri
akan semakin sempit dan tebal. Oleh sebab itu, aliran darah akan sulit
melewati arteri hingga perlu upaya yang keras untuk melewatinya.
Semakin keras upaya darah melewati arteri maka detak jantung pun
akan semakin kencang.
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara
terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal
adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output.
Tanda dan Gejala Hipertensi
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan
gejala sampai bertahun-tahun. Sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala
saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial, Penglihatan kabur akibat
kerusakan retina akibat hipertensi, Ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat, Nokturia karena peningkatan
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, Edema dependen dan
pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang
umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah,
sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain.
Faktor-faktor Resiko Hipertensi
Faktor resiko hipertensi meliputi :
1. Faktor usia
Sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko
hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan
meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah
di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan
hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan
menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
2. Jenis kelamin
Sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada
masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada
laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika
seorang wanita mengalami menopause.
3. Riwayat keluarga
Merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi
hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang
dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang
hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi.
4. Garam dapur
Merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3
gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan
garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung dan tekanan darah. Garam mempunyai sifat menahan air.
Mengkonsumsi garam lebih atau makanmakanan yang diasinkan
dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari
pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal
ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan
makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi.
5. Merokok
Merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan
merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan
peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu
darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu dadarah
hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin
(Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu
darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap
rokok menggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan
menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa
untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan
jaringan tubuh.
6. Aktivitas
Sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang
yang kurang aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja
lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan
pada arteri.
7. Stress
Sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi
dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan
darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi.

168. R/Vaselin 30%


Asetilsalisilat 20 g
Emlgator 2g
Aqua ad 100 ml

Fase minyak % HLB HLB yang dibutuhkan


Vaselin 30 8 30/50 X 8 = 4,8
Asetilsalisilat 20 15 20/50 X 15 = 6
Total 50 10,8

Jumlah emulgator yang digunakan


Tween 60 15
Span 60 5

Tween 60 = 15 5,8

10,8

Span 60 = 5 4,2
10
KETT :

15 – 10,8 = 4,2

10,8 – 5 = 5,8

Perbandingan Tweem 60 dan Span 60 = 5,8 : 4,2

= Tween 60 yang dipakai = 5,8/10 X 2 g = 1,66 (1,2)

= Span 60 yang dipakai = 4,2/10 X 2 g = 0,84

Jawabannya C . 1,2 : 0,8

Metoda Aligasi

HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance) adalah nilai untuk


mengukur efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka
semakin tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan
surfaktan terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai
HLB yang cocok agar emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu diperlukan
perhitungan HLB. cara perhitungan HBL.

Aligasi adalah suatu metode aritmetika yang digunakan menyelesaikan masalah


yang berkaitan dengan pencampuran sediaan dengan kekuatan yang berbeda.

169. Seorang wanita 56 tahun didiagnosa dokter terkena kolesterolimia dengan hasil
pemeriksaan lab kadar kolesterol 290 mm/Hg. LDL 224 mm/Hg, HDL 55
mm/Hg. Dokter memberikan obat simvastatin 10 mg sekali satu hari, informasi
apa yang disampaikan kepada pasien tentang cara penggunaan obat pasien?

Jawab : simvastatin diminum pada malam hari sebelum tidur karena pada saat
tidur tidak ada asupan makanan. Sehingga akan terjadi peningkatan
metabolisme kolesterol. Simvastatin bekerja menghambat enzim HMG-CoA
reduktase yang berperan dalam biosintesis kolesterol di hati sehingga tidak akan
terjadi peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterolimia atau disebut juga dyslipidemia adalah peningkatan salah satu
atau lebih kolesterol, kolesterol lipid, fosfolipid, atau trigliserida.

Hiperlipidemia dapat disebabkan oleh faktor primer (genetik) dan factor


sekunder. Faktor primer disebut juga hiperlipidemia familial. Faktor sekunder
berhubungan dengan adanya masalah kesehatan dan gaya hidup.

Tipe hiperlipidemia :

Patofisiologi : Peningkatan kolesterol total dan LDL dan penurunan kolesterol


HDL berhubungan dengan perkembangan penyakit jantung koroner. Kerusakan
primer pada hiperkolesterol familial adalah ketidakmampuan pengikatan LDL
thd reseptor LDL atau kerusakan pencernaan kompleks LDL-R ke dalam sel
setelah pengikatan normal. Hal ini mengarah pd kurangnya degradasi LDL oleh
sel dan tidak teraturnya biosintesis kolesterol, dgn jumlah kolesterol total dan
LDL tidak seimbang dengan kurangnya reseptor LDL.

Klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL dan Trigliserida


Tujuan terapi : Penurunan kolesterol total dan LDL untuk mengurangi resiko
pertama atau berulang dari infark miokardial, angina, gagal jantung, stroke iskemia,
atau kejadian lain pada penyakit arterial perifer.

Anjuran obat dalam pengobatan :


Penggolongan obat:

1. Inhibitor Hmg Coa Reduktase (atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin,


rosuvastatin, dan simvastatin)

Golongan ini bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase


yang berperan dalam biosintesis kolesterol di hati. Sebagai monoterapi, inhibitor
HMG-CoA reduktase merupakan obat penurun kolesterol total dan LDL yang
paling kuat dan paling dapat ditoleransi. memiliki dua efek samping mayor tapi
relatif tidak biasa terjadi yaitu peningkatan enzim-enzim hati dan kelainan otot
(mialgia, miopati, dan rabdomiolisis).
2. Resin asam empedu ( kolestiramin, kolestipol, colesevalam)
MK : Resin pengikat asam empedu yang bermuatan sangat positif mengikat
asam empedu yang bermuatan negatif. Ukurannya yang besar membuat
kompleks yang terbentuk tak diserap di usus dan selanjutnya akan dieksresikan
melalui feses. Jumlah asam empedu yang sangat sedikit di saluran pencernaan
berdampak pula pada simpanan asam empedu hati. Hal ini akan memicu hati
untuk meningkatkan sintesa asam empedu yang bersumber dari kolesterol
kolestrol hati akan menurun
3. Niasin atau asam nikotinat, mengurangi sintesis hepatik VLDL yang akan
mengarah pada pengurangan sintesis LDL. Niasin juga meningkatkan HDL
dengan mengurangi katabolismenya. Prinsip penggunaan niasin adalah untuk
hiperlipidemia campuran atau agen sekunder dalam terapi kombinasi untuk
hiperkolesterolemia. Merupakan agen primer atau alternatif untuk pengobatan
hipertigliseridemia dan dislipidemia diabetik.

Dosis awal 10-20 mg/hari sebagai terapi tunggal pd malam hari.


ES : konstipasi terjadi kurang dari 10 %, peningkatan kadar aminotransferase
dalam serum (terutama alanin aminotransferase), peningkatan kadar kreatini
kinase, miopati, dan jarang rabdomiolisis.
4. Derivat asam fibrat (gemfibrozil, fenofibrat, klofibrat)

Golongan ini efektif dalam menurunkan VLDL namun sebaliknya, peningkatan


LDL mungkin terjadi dan nilai kolesterol total mungkin relatif tidak berubah.
Gemfibrozil menurunkan sintesis VLDL dan apolipoprotein B serta
meningkatkan laju pemindahan lipoprotein kaya trigliserida dari plasma.
Konsentrasi HDL juga dapat meningkat sekitar 10-15%. Terapi tunggal efektif
dalam penurunan VLDL, tapi akibatnya terjadi peningkatan LDL dan kadar
kolesterol total akan cenderung berubah.
Dosis fenofibrat 300 mg/hari, dpt ditingkatkan mjd 400 mg.
5. Ezetimibe

Ezetimibe mengganggu absorbsi kolesterol dari membran fili saluran cerna,


mekanisme baru yang membuatnya menjadi pilihan baik untuk terapi tambahan.
Obat ini dapat digunakan baik dalam terapi tunggal atau digunakan bersama
statin.
Dosis 10mg 1 kali/hari, tunggal atau bersama dgn statin atau fenofibrat.
6. Suplementasi minyak ikan

Makanan tinggi omega-3 asam lemak rantai panjang-tidak jenuh (dari minyak
ikan), lebih dikenal dengan asam eikosapentanoat (EPA), menguarangi
kolesterol, trigliserida, LDL, dan VLDL dan dapat meningkatkan kolesterol
HDL.
Pasien yg diobati untuk gangguan sekunder, gejala penyakit jantung
aterosklerosis, seperti angina atau iskemia yg menyebabkan nyeri seperti kram,
dapat meningkat dari bulan ke tahun.

170. Metode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap
jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan
kedalam tiga kategori yakni :

1. Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat penyelamat (life saving
drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk
mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang
termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung,
2. Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh
obatyang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat
gastrointestinal, NSAID dan lain lain.
3. Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang
digunakanuntuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease),
perbekalanfarmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang
mahal namuntidak mempunyai kelebihan manfaat disbanding perbekalan
farmasi lainnya.Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah
vitamin, suplemen dan lain-lain.

Penggolongan Obat Sistem VEN dapat digunakan :

1. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia.


2. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar
diusahakan tidak terjadi kekosongan obat
3. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan terlebih dahulu kriteria
penentuan VEN. Dlm penentuan kriteria perlu mempertimbangkan
kebutuhan masing-masing spesialisasi.

171. Seorang perempuan usia 25 tahun mengalami nyeri lambung, mual muntah
berlebihan dan penurunan bobot badan. Pasien juga mempunyai riwayat
maag kronis. Dokter menyarankan pasien untuk tes lab, hasilnya adalah
pasien mengalami ulkus peptikum yang disebabkan oleh H. Pylori. Terapi
yang diberikan adalah…
a. Antasida, Ranitidin, Omeprasol
b. Ranitidin, Omeprazol, Sukralfat
c. Antasida, Sukralfat, Omeprazol
d. Sukralfat, Kanamyicin, Ranitidin
e. Omeprazol, Kanamycin, Metronidazol

Jawaban :
(e) Karena pengobatan efektif dengan 2 macam kombinasi antibiotic dan PPI

Ulkus Peptikum
• Definisi
Ulkus peptikum (UP) adalah kerusakan pada lapisan mukosa, sub mukosa
sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktifitas pepsin
dan asam lambung.

• Etiologi
Infeksi bakteri H. pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non steroid
(NSAID) menjadi penyebab utama terjadinya tukak lambung.
 H. pylori melemahkan lapisan lendir yang melindungi bagian dalam
lambung dan usus duabelasjari, sehingga zat asam menembus sampai ke
lapisan yang sensitif dibawahnya. Keduanya, bakteri dan zat asam
menggaggu lapisan dalam ini sehingga menyebabkan luka, atau tukak.
H. pylori dapat bertahan hidup di dalam larutan asam lambung karena
bakteri itu mengeluarkan semacam enzim yang menetralisir asam.
Mekanisme ini memungkinkan bakteri H. pylori dapat menjalar sampai ke
balik lapisan pelindung lambung yang berupa lendir itu. Sesampai di sana,
dengan bantuknya yang seperti spiral dia dapat membenamkan diri
diantara lapisan lendir di dinding lambung.
 NSAID dapat menyebabkan tukak lambung melalui 2 cara :
mengiritasi epitelium lambung secara langsung atau melalui
penghambatan sintesis prostaglandin. Namun, penghambatan sintesis
prostaglandin merupakan faktor dominan penyebab tukak lambung oleh
NSAID. Prostaglandin merupakan senyawa yang disintesis di mukosa
lambung yang melindungi fungsi fisiologis tubuh seperti fungsi ginjal,
homeostasis, dan mukosa lambung.
 Faktor lain yang memicu tukak lambung adalah kebiasaan merokok dan
stress. Mekanisme yang terjadi belum diketahui pasti namun diduga
produksi prostaglandin pada lambung dihambat sehingga perlindungan
terhadap mukosa lambung berkurang dan resiko tukak meningkat. Stress
dapat memicu tukak lambung karena dalam kondisi stress sangat
dimungkinkan orang akan melakukan tindakan yang beresiko terjadinya
tukak lambung seperti merokok, mengkonsumsi obat NSAID atau alkohol.
Selain itu diperkirakan dalam kondisi stress, hormon adrenalin akan
meningkat produksinya mengakibatkan produksi asam oleh reseptor
asetilkolin meningkat pula, efeknya asam lambung pun juga meningkat.
• Manifestasi Klinik
1. Nyeri abdomen seperti terbakar (dispepsia) sering terjadi di malam hari.
Nyeri biasanya terletak di area tengah epigastrium, dan sering bersifat
ritmik
2. Nyeri yang terjadi ketika lambung kosong (sebagai contoh di malam hari)
sering menjadi tanda ulkus duodenum, dan kondisi ini adalah yang paling
sering terjadi
3. Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama malam adalah ulkus gaster.
Kadang, nyeri dapat menyebar ke punggung atau bahu.
4. Nyeri sering hilang-timbul : nyeri sering terjadi setiap hari selama
beberapa minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan
selanjutnya
5. Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus gaster. Penambahan
berat badan dapat terjadi bersamaan dengan ulkus duodenum akibat
makan dapat meredakan rasa tidak nyaman

• Mekanisme Penyakit/ Patofisiologi


Mekanisme kerusakan mukosa pada gastritis diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara faktor-faktor pencernaan, seperti asam lambung
dan pepsin dengan produksi mukous, bikarbonat dan aliran darah.
Makanan yang masuk ke lambung akan dicerna secara kimiawi dengan
bantuan enzim pepsin dan renin serta asam lambung (HCl). Pada orang
sehat, terdapat suatu keseimbangan antara enzim dan asam lambung
dengan daya tahan mukosa lambung (lapisan lendir pada lambung).
Artinya keberadaan enzim dan asam lambung tidak menimbulkan
gangguan pada lapisan mukosa lambung. Mereka hidup bertetangga
dengan baik, sehingga suasana damai tercipta dalam rongga lambung. Bila
terjadi gangguan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan pada
mukosa yang menimbulkan rasa sakit (nyeri). Bila gangguan ini terjadi
terus menerus, maka terjadi luka pada lapisan mukosa lambung.
Rasa nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung terhadap
lapisan mukosa lambung, sehingga ujung-ujung syaraf yang ada padanya
lebih peka terhadap rasa nyeri. Rasa nyeri ini biasanya dirasakan di daerah
ulu hati dan terasa jelas sehingga bisa ditunjukkan dengan pasti lokasinya.
Kadang-kadang nyeri ini dirasakan di dinding dada depan atau bisa juga di
punggung. Selain nyeri, rangsangan asam lambung tadi juga
mengakibatkan munculnya rasa mual. Nyeri ini akan terasa saat lambung
kosong dan hilang setelah diisi makanan.

• Penatalaksanaan
 Medikamentosa
 Hindari rokok dan makanan yang menyebabkan nyeri
 Antasida untuk terapi simtomatik
 Bloker H2 (ranitidin, cimetidine)
 PPI (omeprazole)
 Bismuth koloidal
 Ampisilin atau tetrasiklin + metronidazole (efektif melawan Helicobacter
pylori)
 Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster setelah 6 minggu karena
terdapat risiko keganasan
 Pembedahan
 Hanya diindikasikan untuk kegagalan terapi medikamentosa dan
komplikasi.
 Operasi elektif untuk ulkus duodenum : vagotomi seletif tinggi ; saat ini
jarang digunakan : Operasi elektif untuk ulkus gaster : gastrektomi
Billroth I
 Ulkus duodenum/gastrikum yang telah perforasi : penutupan sederhana
pada perforasi dan biopsi.
 Perdarahan : kontrol endoskopik dengan skleroterapi, menjahit pembuluh
darah yang rusak
 Stenosis pilorik : gastroenterostomi

Obat – obat yang diberikan dikelompokkan berdasarkan mekanisme


kerjanya :

 Menghambat sekresi atau produksi asam lambung


Dibagi menjadi 4 golongan menurut mekanisme kerjanya
a. H2-blockers, Obat-obat ini menempati reseptor histamin-H2 secara efektif
disekitar permukaan sel-sel parietal, sehingga sekresi asam lambung dan
pepsin berkurang. Contoh golongan obat ini ialah simetidin, ranitidin,
famotidin, dan roxatidin).
Wanita hamil dan menyusui tidak boleh menggunakan obat simetidin,
ranitidin, dan nizatidin, karena dapat melintasi plasenta dan mencapai air
susu. Cimetidin dan Ranitidin merupakan antihistamin paenghambat
reseptor Histamin H2 yang berperan dalam efek histamine terhadap
sekresi cairan lambung. Berdasarkan dari mekanisme kerja kedua obat
tersebut kita akan melihat profil dari masing-masing obat tersebut.
 Menetralkan asam lambung adalah antasida.
Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih
akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam
lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein.
Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai
mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme
perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh
asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar,
dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
Umumnya antasida merupakan basa lemah. Biasanya terdiri dari zat aktif
yang mengandung alumunium hidroksida, madnesium hidroksida, dan
kalsium. Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang
dapat mengurangi kelebihan gas.
 Memberi perlindungan terhadap mukosa lambung adalah sukralfat.
Sukralfat
Pengobatan ulkus peptikum mulai ditujukan untuk memperkuat
mekanisme defensif mukosa lambung duodenum, yakni dengan obat-obat
sitoproteksi. Obat sitoproteksi bermula dari prostaglandin didefinisikan
sebagai obat yang dapat mencegah atau mengurangi kerusakan mukosa
lambung atau duodenum oleh berbagai zat ulserogenik atau zat penyebab
nekrosis, tanpa menghambat sekresi atau menetralkan asam lambung. Jadi,
obat sitoproteksi dapat mencegah kerusakan mukosa lambung secara acid-
mediated (misalnya aspirin) maupun secaraacid-independent (misalnya
oleh alkohol). H-bloker tidak termasuk obat sitoproteksi yang efektif
untuk mencegah kerusakan mukosa yang acid-mediated.
 Membunuh mikroorganisme H. pylori adalah klaritromisin, amoksisilin,
metronidazol
Metronidazol
Metronidazole memiliki aktivitivas yang tinggi terhadap bakteri anaerob
dan protozoa. Metronidazol melalui per rectal adalah alternatif
efektif terhadap rute intravena bila rute per oral tidak mungkin.

Tata Laksana Terkini Infeksi H. pylori


 Tata laksana awal yang paling sering digunakan yaitu triple therapy yang
terdiri dari PPI, amoksisilin dan klaritromisin yang diberikan 2 kali sehari
selama 7-14 hari. Metronidazol dapat digunakan untuk menggantikan
amoksisilin pada pasien yang alergi terhadap penisilin.2 Variasi dalam
lamanya terapi bergantung pada pola resistensi H. pylori yang berbeda di
setiap daerah. Untuk wilayah Eropa dan Asia Pasifik dianjurkan lama
eradikasi ini 7 hari sementara American College of Gastroenterology
(ACG) menganjurkan lama eradikasi 14 hari. Dosis yang digunakan
adalah amoksisilin 2x1g/hari, klaritromisin 2x500 mg/hari. dan omeprazol
2x20 mg/hari.6Ada pula yang menggunakan pantoprazol karena
pantoprazol memiliki kemungkinan interaksi obat yang lebih kecil
dibandingkan dengan PPI lainnya.7 Studi HYPER menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara efektivitas regimen triple
therapy 7 hari dengan regimen triple therapy 14 hari
 Tata Laksana Lini Kedua untuk Kegagalan Lini Pertama
Walaupun efektivitas regimen triple therapy untuk eradikasi H. pylori
cukup tinggi, masih ditemukan sekitar 20% pasien yang menunjukkan
adanya infeksi H. pylori pascaregimen. Kegagalan tata laksana dengan lini
pertama merupakan tanda adanya resistensi H. pylori terhadap salah satu
antibiotik yang digunakan. Resistensi terhadap klaritromisin merupakan
yang paling sering walaupun tidak tertutup kemungkinan adanya resistensi
terhadap antibiotik yang lain. Ketika tata laksana dengan lini pertama
gagal, maka digunakan lini kedua yang sering disebut dengan quadruple
therapy. Quadruple therapy terdiri dari kombinasi PPI, bismuth
subsalisilat, metronidazol, dan tetrasiklin. Efektivitas regimen quadruple
therapy mencapai 93%, sementara efektivitas regimen triple therapy
sekitar 77%. Dosis regimen quadruple therapy ini adalah omeprazol 2x20
mg/hari, bismuth subsalisilat 4x525 mg/hari, metronidazol 4x250 mg/hari,
dan tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 10-14 hari.3 Permasalahan utama
pada regimen quadruple therapy ini adalah jadwal konsumsi obat yang
rumit dan insiden efek samping yang lebih besar. Bila masih terdapat
kegagalan dalam eradikasi H. pylori dengan regimen quadruple therapy,
maka dianjurkan untuk menggunakan regimen lini ketiga yaitu kombinasi
levofloksasin, amoksisilin, dan PPI selama 10 hari. Kegagalan eradikasi
dengan lini kedua dapat mencapai 20%. Penggunaan kultur untuk
mengetahui resistensi dalam praktik sehari-hari masih kontroversial
karena selain prosedurnya rumit, juga makan waktu dan biaya. Dosis yang
digunakan untuk levofloksasin adalah 2x500 mg/hari, amoksisilin 2x1 g/
hari, dan omeprazol 2x20 mg/hari.3Levofloxacine-based triple therapy
(levofloksasin, amoksisilin, dan PPI) seringkali disebut sebagai regimen
lini ketiga. Gisbert et al membandingkan levofloxacine-based triple
therapy (levofloksasin 2x500 mg/hari, amoksisilin 2x1 g/hari, dan
omeprazol 2x20 mg/hari) dengan rifabutin 2x150 mg/hari, amoksisilin 2x1
g/hari, dan omeprazol 2x20 mg/hari pada masing-masing 20 pasien
dengan riwayat gagal eradikasi H. pylori dengan lini pertama dan kedua,
dan terlihat bahwa nilai eradikasi dengan levofloksasin lebih tinggi
dibandingkan dengan rifabutin (85% vs. 45%). Sementara itu, Gatta et al
juga memperlihatkan keberhasilan eradikasi levofloxacine-based triple
therapy mencapai 92% pada 151 pasien dengan infeksi H. pylori yang
persisten dengan lini pertama dan kedua.
172. Seorang apoteker bekerja di bagian produksi obat tradisional, ingin
memperoleh minyak atsiri oleum citri (citrus lemon) dengan menggunakan
ekstraksi, metode apakah yang sesuai ?
a. destilasi c. maserasi
b. ekstraksi pelarut d. perkolasi

Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan
dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara
terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna
tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran.
Karena sifatnya yang mudah menguap minyak atsiri sering disebut sebagai
minyak menguap atau minyak eteris
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting
atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada
aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya
rempah-rempah, daun-daunan dan bunga).

Cara isolasi minyak atsiri


Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: penyulingan
(distillation), pengepresan (pressing), ekstraksi dengan pelarut menguap
(solvent extraction), ekstraksi dengan lemak.
1. Metode penyulingan
a. Penyulingan dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung
dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau terendam secara
sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri
khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih.
Oleh karena itu, sering disebut penyulingan
langsung.
Penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen
minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu minyak
yang diperoleh.
b.Penyulingan dengan uap
Model ini disebut juga penyulingan uap atau penyulingan tak langsung. Pada
prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja, air
penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan. Uap yang
digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1
atmosfer.
c. Penyulingan dengan air dan uap
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan di
atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan diisi dengan
air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan. Ciri khas
model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas.
Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan
dengan uap dan tidak dengan air panas.
2. Metode pengepresan
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap
bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki kandungan minyak atsiri
yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung
minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan mengalir ke permukaan bahan.
Contohnya minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan cara ini.
3. Ekstraksi dengan pelarut menguap
Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri dalam pelarut organik yang mudah
menguap. Ekstraksi dengan pelarut organik pada umumnya digunakan
mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air,
terutama untuk mengekstraksi minyak atsiri yang berasal dari bunga misalnya
bunga cempaka, melati, mawar, dan kenanga.
Pelarut yang umum digunakan adalah petroleum eter, karbon tetra klorida dan
sebagainya.
4. Ekstraksi dengan lemak padat
Proses ini umumnya digunakan untuk mengekstraksi bunga-bungaan, untuk
mendapatkan mutu dan rendeman minyak atsiri yang tinggi. Metode ekstraksi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu enfleurasi dan maserasi.

Ekstraksi
merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan
lain-lain dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan
berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses
ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah
dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi.
Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang dig selama
penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara difusi akan berlangsung lebih
cepat, selain itu juga mengurangi kemungkinan terbentuknya polimer berupa
resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses pengeringan.
Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air didalam sampel
sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti
mikroba.

Beberapa macam metode ekstraksi :


1. Maserasi
Maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana yaitu dengan cara
merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 3×5 hari.

Prinsip maserasi :
Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
sehingga akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam sel dengan yang di luar sel, maka senyawa kimia yang terpekat didesak
ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Kecuali dinyatakan lain, dilakukan
dengan merendam 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu, dimasukkan kedalam bejana. Tambahkan pelarut sebanyak
70 bagian sebagai penyari, tutup dan biarkan 3-5 hari pada tempat yang
terlindung cahaya. Diaduk berulang- ulang serta diperas, cuci ampas dengan
cairan penyari secukupnya, hingga didapatkan hasil maserasi sbyk 100 bagian.
Pindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan ditempat sejuk terlindung dari
cahaya selama 2 hari.

Keuntungan :
Teknik pengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta dapat digunakan
untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat termolabil.
2. Sokletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam
dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan
pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.

Prinsip sokletasi :
Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian
lebih sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian telah
selesai maka pelarutnya dapat diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak
yang mengandung komponen kimia tertentu. Penyarian dihentikan bila pelarut
yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan
pereaksi yang cocok.

Keuntungan :
• Sampel terekstraksi secar sempurna, karena dilakukan berulang kali dan
kontinu.
• Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu didinginkan dengan
kondenser dan dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
• Proses ekstraksi lebih cepat (wkt nya singkat)
• Pelarut yang digunakan lebih sedikit.

Kelemahan :
• Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas (senyawa
termobil), contoh : Beta karoten.

Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat sokletasi harus dihentikan
adlh :
 Pelarutnya sudah bening atau tidak berwarna lagi
 Jika pelarut bening, maka diuji dengan meneteskan setetes pelarut pada kaca
arloji dan biarkan menguap. Bila tidak ada lagi bercak noda, berarti sokletasi
telah selesai.
 Untuk mengetahui senyawa hasil penyarian (kandungannya) , dapat dilakukan
dengan tes identifikasi dengan menggunakan beberapa pereaksi.

3. Perkolasi
Merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat
menggunakan alat perkolator.

Prinsip perkolator :
 Dilakukan dg merendam 10 bagian sampel dg derajat kehalusan tertentu dg
cairan penyari sebyk 2,5- 5 bagian, perendaman sekurang-kurangnya selama 3
jam dalam bejana tertutup.
 Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dlm perkolator, sambil sesekali ditekan
secara hati-hati, tuang dg cairan penyari secukupnya hingga cairan penyari
menetes (bahan harus terendam cairan penyari).
 Tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes selam 1
ml/menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian perkolat.
 Tutup dan biarkan selama 2 hari ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
 Pada cara ini pelarut dialirkan melewati sampel sehingga penyarian lebih
sempurna. Tapi metoda ini membutuhkan pelarut yang relatif banyak.

4. Digesti
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan
menggunakan pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk
simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.

5. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan
air pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan
cara sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan
kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air
selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi
panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

6. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya
terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta
membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu
30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan
karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang termolabil.
7. fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia
ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut
yang tidak bercampur dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda

Tujuan fraksinasi :
Tujuan fraksinasi adalah memisahkan senyawa-senyawa kimia yang ada di
dalam ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa-senyawa yang
bersifat non polar akan tertarik oleh pelarut non polar seperti heksan &
pertolium eter. Senyawa yg semipolar seperti golongan terpenoid dan alkaloid
akan tertarik oleh pelarut semi polar seperti etil asetat & DCM. Senyawa-
senyawa yang bersifat polar seperti golongan flavonoid dan glikosida akan
tertarik oleh pelarut polar seperti butanol dan etanol.

173. Seorang ibu ke apotek untuk membeli paracetamol untuk anaknya (BB 12,5
kg). apoteker memberikan paracetamol syr 250 mg/5 ml. Dosis paracetamol
adalah 10 mg/kg BB. Berapa ml paracetamol yang diberikan untuk
pemberian satu kali?
a. 2,5 ml d. 5 ml
b. 3 ml e. 7,5 ml
c. 4 ml
Jawab :
A. 2.5 ml
*Dicari dosis pct utk anak (BB 12,5 kg)
Dosis pct anak (BB 12,5 kg) = BB x Dosis Pct
= 12,5 kg x 10 mg/kg BB
= 125 mg
*Cari ml
125 mg/ml = 250mg/5ml
= 625/250
= 2,5 ml

Soal 174 :

Suatu industri farmasi minuman kaleng yang mengandung aspartam,


as.benzoat, dan kafein di analisis oleh KCKT dengan colom c18, fase gerak
metanol 20% dan panjang gelombang 220nm-270nm. Hasil analisis
menunjukan bahwa aspartam lebih kecil dari kafein dan as. Benzoat lebih
besar dari pada kafein. Bagaimana cara membaca spektrum dalam KCKT ?

a. Aspartam, as.benzoat, kafein d. Aspartam, kafein, as.benzoat


b. Kafein, as.benzoat, aspartam e. Kafein as.benzoat, aspartam
c. As.benzoat, aspartam, kafein

Alasan dan jawabannya !!

Pada KCKT digunakan kolom (C18) yang tlah dimodifikasi yaitu silika
hidrokarbon yang bersifat non-polar seperti dengan oktadesilsilana sebagai
fase diam pada KCKT yang paling populer digunakan (ODS atau C18) yang
kebanyakan pemisahannya dengan fase terbalik karna hasil modifikasi pada
rantai karbonnya. Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam
mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Memisahkan senyawa polar dan non polar, biasanya
menggunakan fase balik dimana fase gerak lebih polar dari pada fase diam.
(Johnson, 1991).
Mekanisme pemisahan yang terjadi didasarkan pada kompetensi antara
fase gerak dan sampel berikatan dengan kolom. Zat yang keluar terlebih
dahulu, adalah zat yang yang lebih polar dari pada zat yang lainnya, sedangkan
zat yang tertahan lebih lama dari kolom, merupakan zat yang lebih non polar
(Meyers, 2000).

Senyawa polar :
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Ciri senyawa
polar dapat larut dalam air dan pelarut lain,

Senyawa non polar :


adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. Ciri senyawa non
polar Tidak larut dalam air atau pelarut polar lain.

ASPARTAM (polar)
Senyawa yang aspartam adalah peptida yang mengandung asam amino
fenilanin dan asam aspartat dengan gugus metal ester pada fenilalanin.
Pemerian :
Secara fisik aspartam sebagaian besar berbentuk serbeuk putih.
kelarutan :
Larut kedalam air dan lebih larut dalam asam dibandingkan dalam larutan
minyak dan lemak. Lebih larut dalam suhu panas dari pada suhu dingin.

KAFEIN (semi polar)


Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid, yaitu senywa
yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan
dalam tanaman.
Kafein adalah suatu senyawa senyawa organik yang mempunyai nama lain
yaitu kafein, tein, atau 1,3,7-trimetilxantin.
Pemerian :
Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak
mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234 oC-239 oC dan menyublim
pada suhu yang lebih rendah.
Kelarutan :
kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi serikit larut dalam air
dingin dan alkohol. Kafein bersifat basa lemah dan hanya dapat membentuk
garam dengan basa kuat (Abraham, 2010).
ASAM BENZOAT (non-polar)
Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut (Anonim, 1995) : Bobot
molekul 122,12, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
100,5% C7H6O2 dihitung terhadap zat anhidrat.
pemerian :
hablur berbentuk jarum atau sisik, putih, sedikit berbau, biasanya bau
benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah
menguap dalam uap air,
kelarutan :
sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam
eter.

Jawaban !
Berdasarkan kelarutannya atau sifat kepolaranya maka senyawa yang
akan terdeteksi lebih dulu pada spektrum KCKT adalah ? D. Aspartam, kefein,
as.benzoat
Alasan karna pada KCKT yang di gunakan sebagai fase gerak adalah
metanol 20% (polar) dan fase diam colom c18 (non-polar) mekanisme
pemisahan yang terjadi didasarkan pada kompetensi antara fase gerak dan
sampel berikatan dengan kolom. Zat yang keluar terlebih dahulu, adalah zat
yang yang lebih polar dari pada zat yang lainnya, sedangkan zat yang tertahan
lebih lama dari kolom, merupakan zat yang lebih non polar. (Meyers, 2000).

Jika pilihan jawaban lainnya


A. Aspartam, as.benzoat, kafein : dilihat dari sifat kepolaran serta kelarutannya di
dalam air maka aspartam lebih larut dalam air, (polar) dari pada as.benzoat
tidak larut dalam air (non-polar) kafein sedikit larut dalam air (semi polar).
B. Kafein, as.benzoat, aspartam : dilihat dari sifat kepolaran serta kelarutannya
maka kafein sedikit larut dalam air (semi polar), as.benzoat tidak larut dalam
air (non-polar), aspartam larut dalam air (polar).
C. As.benzoat, aspartam, kafein : dilihat dari sifat kepolaran serta kelarutannya
maka as.benzoat tidak larut dalam air (non-polar), aspartam larut dalam air
(polar), kafein sedikit larut dalam air (semi polar).
E. Kafein, as.benzoat, aspartam : dilihat dari sifat kepolaran serta kelarutannya
maka kafein sedikit larut dalam air (semi polar), as.benzoat tidak larut
dalam air (non-polar), aspartam larut dalam air (polar).

175. Seorang Pria Usia 50 tahun menderita hipertensi. Pria tersebut mempunyai
riwayat asma. Obat apa yang harus dihindari ?
a. HCT d. Enalapril
b. Propanolol e. Nifedipin
c. Salbutamol

Jawab :
b. Propanolol
Alasan :
Karena propanolol termasuk obat Non-selektif Beta bloker dimana
mekanisme kerjanya adalah memblok semua reseptor beta yang terdapat
pada otot polos. Reseptor Beta 1 terdapat dijantung dan reseptor Beta 2
terdapat pada bronkus, pembulu darah, dan saluran cerna. Aktivasi reseptor
Beta 1 dapat menurunkan denyut jantung dan menurunkan tekanan darah,
sedangkan aktivasi Beta 2 dapat menyebabkan bronkospasme sehingga tidak
boleh diberikan pada pasien asma.
Sedangkan salbutamol termasuk obat selektif reseptor Beta 2 pada bronkus,
karena efeknya hanya menghambat reseptor beta 2, maka salbutamol hanya
digunakan pada pasien asma dan tidak pada hipertensi.

Rencana kebutuhan obat 3 bulan = 3 x (jumlah


pemakaian rata2/bulan + stok kosong bulan
lalu + kebutuhan lead time + safety stock – sisa stok
bulan lalu)
- Kombinasi adalah suatu penggabungan antara metode analisa satu dan
metode analisa yg lain. Metode yang digunakan untuk menghasilkan
beberapa macam jenis produk yang dihasilkan dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang meliputi mesin, tenaga kerja serta bahan baku.
- Just in time : digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan
kanban. Dalam system ini, jenis dan jumlah unit yang diperlukan oleh proses
berikutnya, diambil dari proses sebelumnya, pada saat diperlukan.

176.Seorang anak didiagnosa oleh dokter typoid. Klorampenikol merupakan


antibiotik Pilihan pertama yang efektif mengobati thypoid, tetapi ada efek
samping yang harus dihindari dari klorampenikol yaitu..

a. Hepatotoksik
b. Nefrotoksik

Jawaban : Hepatotoksik
Uraian penjelasan :
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang mengenai
sistem retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna, dan kandung
empedu. Disebabkan terutama oleh Salmonella enterica serovar typhi
(S.typhi) dan menular melalui jalur fekal-oral. Demam tifoid endemis di
negara berkembang khususnya Asia Tenggara.1 Sebuah penelitian berbasis
populasi yang melibatkan 13 negara di berbagai benua, melaporkan bahwa
selama tahun 2000 terdapat 21.650.974 kasus
demam tifoid dengan angka kematian 10%. Insiden demam tifoid pada anak
tertinggi ditemukan pada kelompok usia 5-15 tahun. Indonesia merupakan
salah satu negara dengan insidens demam tifoid, pada kelompok umur 5-15
tahun dilaporkan 180,3 per 100,000 penduduk.
Pemberian antibiotik empiris yang tepat pada pasien demam tifoid sangat
penting, karena dapat mencegah komplikasi dan mengurangi angka
kematian.
Pilihan obat antibiotik lini pertama pengobatan tifoid pada anak di Negara
berkembang didasarkan pada faktor efikasi, ketersediaan dan biaya.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut,kloramfenikol masih menjadi obat
pilihan pertama pengobatan tifoid pada anak. Pemberian kloramfenikol
harus memenuhi peryaratan yaitu kadar Hb > 8 g/dL dan leukosit tidak
kurang dari 2000/µL, sehingga pengobatan demam tifoid ini beralih kepada
antibiotik selain kloramfenikol. Di samping itu pemakaian kloramfenikol
dapat menimbulkan efek samping berupa penekanan sumsum tulang
belakang dan yang paling ditakuti terjadi anemia aplastik. Serta dilaporkan
beberapa Negara terjadi Strain Multi Drug Resistance (MDR) terhadap
antibiotik kloramfenikol.
Berdasarkan African Journal of Biomedical Research (2000): Vol 3,
kloramfenikol ditemukan hepatotoksik. Untuk efek nefrototoksik, tidak ada
bukti kuat yang menunjukkan bahwa kloramfenikol adalah nefrotoksik.
Berdasarkan hal tersebut telah banyak yang mencari obat alternatif dalam
pengobatan demam tifoid diantaranya seftriakson dan siprofloksasin yang
paling banyak menjadi pilihan alternatif.
177. Salah satu pengaturan manajerial pelayanan kefarmasian adalah
perencanaan,saudara akan merencanakan pembelian vaksin hepatitis dengan harga
yg mahal dan jarang digunakan. Bagaimana anda melakukan analisa perencaannya?

a. Konsumsi

b. Kombinasi

c. Just in time

d. Analisa ABC

Jawaban : D
Alasan :
Dengan menggunakan analisis ABC dapat dikelompokkan obat menurut nilai
pemakaian dan nilai investasinya, sehingga lebih memudahkan di dalam
perencanaan dan pengendalian persediaannnya

Pustaka :

- Tujuan pelayanan farmasi RS adalah pelayanan farmasi yang paripurna,3


termasuk didalamnya adalah perencanaan pengadaan obat,4 sehingga dapat
meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan berupa : tepat pasien, tepat dosis,
tepat cara pemakaian, tepat kombinasi, tepat waktu dan tepat harga. Instalasi
farmasi harus bertanggung jawab terhadap pengadaan, distribusi dan
pengawasan seluruh produk obat yang digunakan di RS (termasuk
perbekalan kesehatan dan produk diagnostik), baik untuk pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap. Kebijaksanaan dan prosedur yang mengatur
fungsi ini harus disusun oleh instalasi farmasi dengan masukan dari staf RS
yang berhubungan ataupun komite-komite yang ada di RS.

- Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat sesuai
dengan kebutuhan.6 Keberhasilan perencanaan jumlah kebutuhan obat bisa
dicapai dengan melibatkan tim dan kombinasi dari berbagai metode. Metode
konsumsi merupakan salah satu metode standar yang digunakan untuk
perencanaan jumlah kebutuhan obat. Metode ini memberikan prediksi
keakuratan yang baik terhadap perencanaan kebutuhan obat. Namun
demikian tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan, karena metode ini
hanya meramalkan berapa jumlah kebutuhan obat yang akan direncanakan,
tidak dapat diketahui kapan saatnya harus memesan obat lagi. Disamping itu,
metode konsumsi juga tidak bisa memberikan informasi tentang perencanaan
obat berdasarkan prioritas nilai investasinya.
- Analisis ABC disebut juga sebagai analisis Pareto atau hukum Pareto 80/20
adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen logistik untuk
membagi kelompok barang menjadi tiga yaitu A, B dan C. Kelompok A
merupakan barang dengan jumlah item sekitar 20% tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 80% dari nilai investasi total, kelompok B merupakan
barang dengan jumlah item sekitar 30% tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 15% dari nilai investasi total, sedangkan kelompok C merupakan
barang dengan jumlah item sekitar 50% tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 5% dari nilai investasi total. Dengan pengelompokan tersebut maka
cara pengelolaan masing-masing akan lebih mudah, sehingga perencanaan,
pengendalian fisik, keandalan pemasok dan pengurangan besar stok
pengaman dapat menjadi lebih baik.

- Penggunan analisis ABC pada perencanaan obat dimaksudkan untuk


memprioritaskan perencanaan obat yang sering digunakan dan biasanya
jenisnya sedikit akan tetapi mempunyai biaya investasi yang besar. Maka
apabila Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dapat mengendalikan obat
berarti sudah bisa mengendalikan 80% - 95% dari nilai obat yang digunakan
di RS.

- Metode Konsumsi yaitu metode perencanaan yang digunakan untuk


menghitung kebutuhan obat antibiotic fast moving selama tiga bulan.
1) Tujuan : menentukan kuantifikasi atau jumlah kebutuhan obat antibiotik
fast moving selama tiga bulan.
2) Cara menghitung sesuai rumus 1 :

178. Seorang laki-laki berusia 55 tahun masuk ke Unit Gawat Darurat dalam
keadaan sesak dan nyeri pada perut. Keluarga menyatakan bahwa pasien
adalah penderita DM-2, dua hari yang lalu mengalami demam dengan suhu
mencapai 39,50C. Berdasarkan pemeriksaan BGA dokter mendiagnosis
pasien DM-2 asidosis berat. Penanganan yang tepat untuk asidosisnya adalah
?

a. Infus NaCO3 d. Infus NaCl


b. Infus NaH2CO3 e. Infus CaCl2
C. Infus NaOH

Jawab :
A. Infus NaCO3
Alasan :
Pengertian dari asidosis sendiri adalah suatu keadaan dimana adanya
peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai penyakit
tertentu sehingga tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur
keseimbangan asam basa. Akibat tubuh tidak bisa mengeluarkan asam
sehingga menyebabkan kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat
adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
Penanganan untuk pasien diatas adalah dengan menggunakan Infus
NaCO3 karena NaCO3 bersifat basa sehingga dapat meningkatkan pH darah
menjadi normal.

179. Seorang wanita ( umur 45 tahun) mengalami hiperlipidemia, kemudian


dokter meresepkan obat simvastatin 20 mg 1 x 1 sehari yang digunakan pada
malam hari. Apa upaya yang dilakukan apoteker dalam memberikan informasi
mengenai obat tersebut?
a. Terjadinya pembentukan lemak pada malam hari
b. Terjadinya penyerapan lemak pada malam hari
c. Terjadinya penguraian lemak pada malam hari

JAWABAN

a. Terjadinya pembentukan lemak pada malam hari

PENJELASAN

Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol


ester, fosfolipid atau trigliserid. kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid dibawa
dalam darah sebagai kompleks lipid dan protein, dikenal dengan lipoprotein.
Peningkatan kolesterol total dan LDL (Low Density Lipoprotein) dan
penurunan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) berhubungan dengan
perkembangan penyakit jantung koroner
Diaknosa Hiperlipidemia aterogenik yang tepat membutuhkan penentuan
abnormalitas lipoprotein yang spesifik dan pengobatan diarahkan untuk
memperbaiki kelainan lipoprotein, bukan hanya menurunkan kadar total
kolesterol dan tigliserida plasma saja

Obat yang tersedia di Indonesia untuk terapi hiperlidip (generik) :


1. Golongan Statin : simvastatin, lovastatin, pravastatin : Cara kerjanya adalah
menghambat kerja dari enzim HMG coA. Enzim ini berguna dalam pembuatan
kolesterol. Saat mengonsumsi statin, tidak dianjurkan diminum bersamaan
dengan antibiotik erytromicyn. Obat ini diminum saat menjelang tidur, karena
pembuatan kolesterol paling banyak terjadi saat malam hari.

2. Golongan Fibrat : gemfibrozil, fenofibrat, clofibrat : Cara kerja cukup rumit,


sehingga tidak saya terangkan disini. Penggunaan obat ini adalah pilihan terapi
nomor 2 setelah statin. Penggunaannya tidak boleh digabung dengan statin ,
karena dapat meningkatkan kadar statin dalam tubuh dan dapat menimbulkan
keracunan. Fibrat ini lebih baik dikonsumsi setelah makan, karena lebih efektif
jika ada makanan. Jika Anda menderita gangguan hepar atau ginjal. Misalnya
di lembar hasil test laoratorium nilai SGOT dan SGPT atau nilai Serum
Kreatinin dan BUN tidak dalam batas normal, Anda disarankan tidak
menggunakan obat ini..

3. Dolongan Niasin. : Cara kerjanya adalah menurunkan LDL dan


menigkatkan HDL. Sangat baik jika dikombinasikan dengan golongan statin.
Obat ini baik jika dikonsumsi malam hari menjelang tidur. Minum obat ini
tidak boleh dengan air panas. Bisanya banyak "suplemen" (bukan "obat") yang
diresepkan dokter yang mengandung Niasin, sangat perlu diawasi
penggunaannya.

Komposisi:
SIMVASTATIN 5 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................5 mg

SIMVASTATIN 10 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................10 mg

SIMVASTATIN 20 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................20 mg

Cara Kerja Obat:


Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol
(hipolipidemik) dan merupakan hasil sintesis dari hasil permentasi Aspergillus
terreus. Secara in vitro simvastatin akan dihidrolisis menjadi metabolit aktif.
Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut dengan cara menghambat kerja
3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), di
mana enzim ini mengkatalisis perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat
yang merupakan langkah awal dari sintesis kolesterol.

Farmakologi:
Simvastatin adalah senyawa antilipermic derivat asam mevinat yang
mempunyai mekanisme kerja menghambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-
koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis
dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA reduktase bertanggung jawab
terhadap perubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat.
Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesa
kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor Low Density Lipoprotein (LDL)
yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga
menyebabkan banyak LDL yang hilang dalam plasma.
Simvastatin cenderung mengurangi jumlah trigliserida dan meningkatkan High
Density Lipoprotein (HDL) kolesterol.

Indikasi:
Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, singkirkan dulu penyebab
hiperkolesterolemia sekunder (misal: diabetes melitus tidak terkontrol,
hipertiroidisme, sindroma nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif,
alkoholisme serta terapi dengan obat lain) dan lakukan pengukuran profil lipid
total kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida.
Penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer, bila respon terhadap diet dan penatalaksanaan non farmakologik saja
tidak memadai.
Simvastatin meningkatkan kadar kolesterol HDL dan karenanya menurunkan
rasio LDL/HDL serta rasio kolesterol total/LDL. Meskipun mungkin
bermanfaat mengurangi kolesterol LDL yang meninkat pada penderita dengan
hiperkolesterolemia campuran dan hipertrigliseridemia (dengan
hiperkolesterolemia sebagai kelainan utama), namun simvastatin belum diteliti
pada kelainan utama berupa peningkatan kadar Chylemicron.

Kontraindikasi:
• Pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi
hati.
• Pasien yang mengalami peningkatan jumlah serum transaminase yang
abnormal.
• Pecandu alkohol.
• Bagi wanita hamil dan menyusui.
• Hipersensitif terhadap simvastatin.

Dosis:
Penderita harus melakukan diet pengurangan kolesterol baku sebelum dan
selama memulai pengobatan dengan simvastatin dan harus melanjutkan diet
selama pengobatan dengan simvastatin.
Dosis awal 10 mg/hari sebagai dosis tunggal malam hari. Dosis awal untuk
pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg/hari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimal 40 mg/hari (diberikan malam hari).
Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu
dan dosis disesuaikan dengan respon penderita. Pada pasien yang diobati
dengan obat-obat imunosupresan bersama HMG-CoA reduktase inhibitor,
dosis simvastatin yang dianjurkan adalah terendah.
Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total kolesterol
plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan
dosis simvastatin.

Penderita gangguan fungsi ginjal:


Pemberian simvastatin tidak perlu penyesuaian dosis, karena simvastatin tidak
diekskresi ginjal secara bermakna. Simvastatin efektif diberikan dalam bentuk
tunggal, atau bersamaan dengan Bile Acid Sesquestran akan lebih efektif.

Efek samping:

• Sakit kepala, konstipasi, nausea, flatulen, diare, dispepsia, sakit perut, fatigue,
nyeri dada dan angina.
• Astenia, miopathy, ruam kulit, rhabdomyolisis, hepatitis, angioneurotik edema
terisolasi.

Peringatan dan perhatian:

• Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati.


Pemeriksaan level transaminase dalam serum, termasuk ALT (SGPT) harus
dilakukan sebelum pengobatan, setiap 6 minggu dan 12 minggu setelah
pengobatan atau penaikan dosis dan kemudian secara berkala setiap 6 bulan.
• Pemberian simvastatin harus dihentikan bagi pasien yang mengalami
peningkatan serum transaminase 3 kali lebih besar diatas normal.
• Efek pada otot: pasien harus diminta segera melaporkan bila mengalami nyeri
otot, lemah atau lemas.
• Segera hentikan pengobatan bila terjadi peningkatan kadar creatinine
phosphokinase.
• Myopathy harus dipertimbangkan pada penderita dengan myalgia, otot lemah
dan / atau peningkatan kadar creatinine phosphokinase (10 x batas normal
atas).
• Pengobatan dengan HMG-CoA reduktase inhibitor harus ditunda atau
dihentikan pada penderita dengan gejala akut dan serius yang cenderung
merupakan myopathy, atau merupakan faktor predisposisi untuk
perkembangan gagal ginjal akut sekunder karena adanya rhabdomyolisis.
• Penggunaan pada anak-anak: keamanan dan efektifitas penggunaan
simvastatin pada anak-anak dan remaja belum diketahui, karena itu pemberian
simvastatin tidak dianjurkan.
• Penderita dengan homozygous familial hypercholesterolemia tidak memiliki
reseptor LDL, pengobatan simvastatin kurang berhasil.
• Pada penderita hipertrigliseridemia, simvastatin hanya berkhasiat menurunkan
trigliserida terbatas dan tidak diindikasikan untuk hiperlipidemia tipe I, IV, V.

Interaksi obat:
Bila simvastatin dikombinasikan dengan siklosporin, eritromisin, gemfibrozil
dan niacin dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadi myopathy dan
rhabdomyolisis.

• Bila simvastatin dikombinasikan dengan warfarin akan meningkatkan aktivitas


warfarin sebagai antikoagulan.
• Pemberian simvastatin bersamaan waktu dengan digoksin dapat menyebabkan
aktivitas jantung akan meningkat.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPANLAH DITEMPAT KERING, PADA SUHU DIBAWAH 30oC

180. Seorang laki-laki 57 tahun menderita sakit gigi. Seorang apoteker


menyaranakan obat untuk laki-laki tersebut adalah ...
a. Ibuprofen 400mg, 15 tablet
b. Ibuprofen 600mg, 25 tablet
c. Ibuprofen 500mg, 10 tablet
d. Asam mefenamat 500mg, 25 tablet
e. Natrium diklofenak 50mg, 10 tablet.
Jawab :
The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri
sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan
dalam kerusakan tersebut. Nyeri digolongkan sebagai gangguan sensorik positif.
Patofisiologi Nyeri :
Proses rangsangan yang menimbulkan nyeri bersifat destruktif terhadap jaringan
yang dilengkapi dengan serabut saraf penghantar impuls nyeri. Serabut saraf ini
disebut juga serabut nyeri, sedangkan jaringan tersebut disebut jaringan peka nyeri.
Reseptor untuk stimulus nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor adalah ujung saraf
tidak bermielin A delta dan ujung saraf C bermielin. Distribusi nosiseptor bervariasi
di seluruh tubuh dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di
jaringan subkutis, otot rangka, dan sendi. Nosiseptor yang terangsang oleh stimulus
yang potensial dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Stimulus ini disebut sebagai
stimulus noksius. Selanjutnya stimulus noksius ditransmisikan ke sistem syaraf
pusat, yang kemudian menimbulkan emosi dan perasaan tidak menyenanggan
sehingga timbul rasa nyeri dan reaksi menghindar.
Nyeri odontogenik adalah nyeri yang berasal dari pulpa gigi atau jaringan
periodonsium. Nyeri periodonsium merupakan nyeri dalam somatik. Penyebab nyeri
ini bervariasi, antara lain inflamasi atau trauma oklusi, impaksi gigi, akibat tindakan
profilaksis, perawatan endodonsia, ortodonsia, preparasi mahkota, kontur gigi yang
tidak tepat, atau trauma pembedahan. Dapat pula disebabkan penyebaran inflamasi
pulpa melalui foramen apikalis.
Dalam kasus diatas, si pasien yang mengalami sakit gigi belum tentu atau
bahkan diduga menderita nyeri odontogenik. Hal ini belum bisa dipastikan karena
data dari soal tersebut hanyalah terbatas, yaitu hanya menyatakan bahwa pasien
menderita sakit gigi. Namun, salah satu penyebab utama rasa sakit adalah karena
adanya radang/ inflamasi. Sehingganya, pada pilihan jawaban yang diberikan, semua
obat yang tertera termasuk dalam golongan NSAID (Non-Steroidal Anti-
inflammatory), yaitu obat ibuprofen, asam mefenamat dan natrium diklofenak.
Ketiga obat ini bersifat NSAID non selektif.
Obat antiinflamasi adalah obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi peradangan, aktivitas ini dapat dicapai melalui berbagai cara, yaitu
menghambat pembentukan mediator radang prostaglandin, menghambat migrasi sel-
sel leukosit ke daerah radang dan menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel
tempat kedudukannya.
• Ibuprofen merupakan turunan sederhana asam fenilpropionat. Menurut Katzung
dalam buku farmakologi dasar dan klinik tahun 2002 bahwa ibuprofen oral
sering diresepkan dalam dosis yang lebih kecil (2400mg/hari). Pada dosis ini,
ibuprofen efektif sebagai analgesik tapi tidak sebagai anti-inflamasi. Sedangkan
dalam medscape, dosis untuk nyeri yaitu 200-400mg PO setiap 4-6 jam, dan
tidak lebih dari 1200mg, atau sesuai petunjuk dokter. Dalam pilihan jawaban
disini, ibuprofen diberikan dalam pilihan 3 dosis yang berbeda, yaitu 400mg
sebanyak 15 tablet, 600mg sebanyak 25 tablet, dan 500mg sebanyak 10 tablet.
Pada pilihan yang pertama, jika seandainya mengikuti dosis, maka dalam sehari
diberikan 3x, jadi sebanyak 15 tablet dapat habis dalam 5 hari (1200mg/hari).
Pada pilihan kedua, jika seandainya mengikuti dosis, maka dalam sehari
diberikan 2x, jadi sebanyak 25 tablet dapat habis dalam 12 hari (1200mg/hari),
dan untuk pilihan yang ketiga, jika seandainya mengikuti dosis, maka dalam
sehari diberikan 2x sehari, jadi sebanyak 10 tablet dapat habis dalam 5 hari
(dengan dosisnya masih lebih rendah dibandingkan pilihan pertama, yaitu hanya
1000mg/hari).
• Diklofenak adalah suatu turunan asam fenilasetat yang relatif tidak selektif
sebagai penghambat COX. Dosisnya untuk dewasa 100-150mg/hari dalam 2-3
dosis terbagi. Dalam pilihan jawaban disini, Natrium diklofenak diberikan dalam
dosis 50mg sebanyak 10 tablet, jika seandainya dalam sehari diberikan 3x, jadi
sebanyak 10 tablet dapat habis dalam 3 hari (150mg/hari).
• Asam mefenamat merupakan obat yang menghambat kedua COX. Adapun dosis
untuk nyeri akut yaitu 500mg PO sekali dan 250mg PO setiap 6 jam (Jika perlu)
dan jangan digunakan lebih dari 7 hari. Dalam pilihan jawaban disini, asam
mefenamat diberikan dalam dosis 500mg sebanyak 25 tablet, jika seandainya
dalam sehari diberikan 3x, jadi sebanyak 25 tablet dapat habis dalam 8 hari. Ini
sudah tidak sesuai dengan aturan yang tertera dalam literatur bahwa pemakaian
asam mefenamat tidak bisa lebih dari 7 hari.
Jawabannya yaitu E. Natrium diklofenak 50mg, sebanyak 10tablet. Hal ini
dikarenakan jangka waktu penggunaan obat Na-diclofenak lebih pendek yaitu hanya
3 hari, dibandingkan penggunaan obat lainnya. Dilihat juga dari kondisi pasien yang
telah lanjut usia, dimana ketiga obat ini sebenarnya masuk dalam kriteria beers
(beer’s list), sehingga penggunaanya perlu dibatasi atau dikurangi pada orang tua.
Selain itu dilihat juga dari fungsi metabolisme dari pasien yang sudah lanjut usia,
sehingga penggunaan obat sebaiknya dalam jangka pendek. Dalam hal ini yang
paling disarankan yaitu natrium diklofenak.

181. Jawaban C

Pemusnahan untuk tablet alprazolam, karena tidak memenuhi syarat kadar. Pada
pemusnahan bentuk sediaan solid isinya harus digerus dengan air kemudian dibuang
dan kemasannya langsung ditimbun dalam tanah.

Cara Pemusnahan Perbekalan Farmasi Dengan Penimbuan

Berdasarkan UU Republik Indonesia No7 Tahun 1963, yang dimaksud dengan


perbekalan keehatan dibidang farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan
obat, obat asli indonesia. Bahan obat asli indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan
sebagainya.

Pemusnahan Dengan Cara Penimbunan

Pemusnahan dengan cara penimbunan dapat dilakukan dengan cara ditimbun di


dalam tanahdiman sebelumnya seluruh produk yang akan dimusnakan dikeluarkan
atau dilepaskan dari kemasan primernya sehingga produk tersebut dapat terurai di
tanah.

Sediaan solid (tablet, kapsul, serbuk, kaplet)


Pada pemusnahan bentuk sediaan solid isinya harus di gerus dengan air kemudian
langsung dibuang dan kemesannya langsung ditimbun di tanah. Atau dapat juga
dilakukan dengan mengeuarkan isinya kemudian melarutkan dalam air dan kemasan
dibakar.

Sediaan liquid

Untuk sediaan liquid terlebih dahulu isi dalam kemasan dibung lalu kemasan (botol)
di pecah kemudian ditimbun dalam tanah.

Sediaan semisolid

Dengan mengeluarkan isi sediaan dari kemasan kemudian diencerkan lalu dibuang.
Pembuangan cairan dilakukan di wastafel khusus pembuangan limbah. Kemudian
kemasan primernya ditimbun.

Pemusnahan resep

Resep yang akan dimusnahkan adalah resep yang sudah disimpan selama 3 tahun
atau lebih yang ditmbang terlebih dahulu. Pemusnahan ini dapat dilakukan dengan
memasukkan resep ke dalam air lalu resp itu hancur barullah ditimbun di dlam tanah.

182. Seorang anak perempuan usia 4 tahun sakit demam dan batuk. Dokter spesialis
anak meresepkan obat

R/ Paracetamol 125 mg

CTM 2 mg

Codein HCl 10 mg

M.f. pulv. Dtd. No. XX

S 3 dd pulv 1

Sediaan paracetamol yang tersedia yaitu paracetamol 500 mg. Berapa tablet
paracetamol yang dibutuhkan?

Jawab : e. 5 tablet

Obat dibuat puyer sebanyak 20

Paracetamol yang dibutuhkan = 125mg x 20 = 2500 mg


Paracetamol yang tersedia 500 mg

Tablet paracetamol yang dibutuhkan = 2500 mg : 500 mg = 5 tablet

183. seorang wanita datang ke dokter dengan keluhan pusing dan lemas. Selama 6
bulan terakhir ini, menstruasi sebulan 2 kali dengan volume yang lebih banyak dari
biasanya. Lalu beliau melakukan pengecekan kadar HB nya 8, dan di diagnosis oleh
dokter anemia normositik. Terapi yang tepat adalah..

a. Vitamin D d. eritropoietin

b. Vitamin B6 e. Zat Besi

c. Asam Folat

• Kadar normal Hemoglobin (HB) pada dewasa pria 13,5-18,0 gram/dL, pada
wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL.
• HB rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia. Sebab dan
rendahnya Hb antara lain pendarahan hebat,hemolisis,leukemia
leukemik.Dari obat obatan : obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin,
sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
• HB tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, diare.
Dari obat-obatan metildopa, dan gentamisin.
• Anemia normositik adalah jumlah sel darah merah abnormal rendah, namun
ukuran sel-sel nya normal. Kondisi ini dapat bawaan ataupun dapatan.
• Anemia normositik bawaan (congenital) disebabkan oleh pemecahan sel
darah merah. Penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia normositik
termasuk penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis dan tiroditis.
• Vitamin D berfungsi dalam proses kalsium, mengatur metabolisme Ca dan F,
bersama-sama hormone tiroid dan hormone paratiroid. Defisiensinya
menimbulkan penyakit rachitis ( tulang mudah bengkok ). Vitamin D
terdapat di dalam sayuran dan ragi.
• Berikut adalah beberapa penyakit yang berhubungan dengan defisiensi atau
kekurangan vitamin D:
. Osteoporisis
. Kanker
. Penyakit Parkinson
. Osteoarthritis
. Penyakit autoimun
. dll
• Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme protein dan asam-
asam amino. Defisiensi jarang terjadi, kecuali pada pasien terapi jangka
panjang dengan INH ( obat TBC ) Hidralazin, dan Penisilamin. Keadaan
defisiensi mual dan muntah.
• Manfaat vitamin B6 antara lain: Menguatkan sistem kekebalan tubuh,
Mencegah batu ginjal, Mengatur tekanan darah,
• Akibat kekurangan vitamin B6 antara lain: Depresi, terserang masalah kulit,
sariawan.
• Asam folat terdapat pada daun sayur-sayuran, dan kuning telur. Penting
dalam sintesis serin, metionin, glisin dan purin. Penggunaan nya pada ibu
hamil untuk npeningkatan poliferasi di dalam darah, kemudian anemia
megaloblaster.
• Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan mengakibatkan kecacatan pada
janin. Dikarenakan asam folat merupakan salah satu vitamin yang menjaga
bayi dari kecacatan pada tubuhnya ketika lahir nanti.
• Eritropoietin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel khusus di ginjal
yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah
merah. Eritropoietin rekombinan digunakan untuk mengobati anemia pada
pasien gagal ginjal tahap akhir. Setelah itu eritropoietin juga dapat
meningkatkan hemoglobin ( HB).
• Hormon eritropoietin merupakan suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh
ginjal, yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah merah.
Eritropoietin
rekombinan dapat menyembuhkan gejala-gejala anemia dari pasien dengan
gagal
ginjal kronik. Eritropoietin akan dikeluarkan ketika kadar hemoglobin dan
hematokrit turun. Sebagian kelainan tersebut dihubungkan dengan penurunan
sekresi hormon
eritropoietin. Kadar eritropoietin, walaupun di sekitar normal, memiliki
hubungan
dengan derajat anemia, mengindikasikan hubungannya dengan defisiensi
eritropoietin terhadap anemia pada kelainan-kelainan kronis. Akibat
gangguan
sintesis eritropoietin pada sel-sel ginjal dapat diperkirakan karena
penghambatan
sitokin. Anemia yang disebabkan karena gangguan sintesis eritropoietin
umumnya
gagal bereaksi terhadap terapi zat besi.
• Zat Besi berfungsi utama : bergabung dengan protein dan tembaga yang akan
membentuk hemoglobin ( transport O2 dari paru paru ke jaringan yang
membutuhkan ). Penting pula untuk pembentukan myoglobulin ( pengangkut
O2 di dalam otot) dan berfungsi sebagai pencegahan anemi ferriprive.
• Jawaban pada pertanyaan ini adalah D (eritropoietin)

184. Laki-Laki 50 tahun menderita diare hebat disertai muntah. Dibawa ke Rumah
Sakit dalam kondisi dehidrasi berat. Pemeriksaan lebih ;anjut gagal ginjal akut. Apa
penyebab kondisi tersebut?

a. prarenal d. intrinsik

b. postrenal e. nekrosis

c. fungsional

jawaban : A. prarenal

karena :

- Prarenal adalah jenis yang paling umum dari gagal ginajl akut ( 60%-70%
dari semua kasus). Ginjal tidak menerima cukup darah untuk menyajring
molekul-molekul yang tidak diperlukan tubuh (seperti toksin). Dalam
,keadaan ini mdapat disebebkan oleh dehidrasi, muntah, diare atau
kehilangan darah.
- Postrenal adalah dapat disebut sebagai gagal ginjal obstruktif adalah gagal
ginjal karena sering disebabkan oleh seesuatu yang menghalangi
penghapusan urin (obstruksi) yang diproduksi oleh ginjal. Ini adalah
penyebab paling langka dari gagal ginjal akut ( 5%-10%dari semua kasus).
Masalah ini dapat dikembalikan, kecuali halangan hadir cukup lama untuk
menyebabkankerusakan pada jaringan ginjal. Obstruksi salah satu atau kedua
ureter dapat disebabkan oleh batu ginal, kanker organ saluran kemih, atau
struktur dekat saluran kemih yang dapat menghambat arus keluar urin, obat-
obatan, dan faktor perdisposisi lainnya.
- Fungsional dasar ginjal disebut nefron yang berfungsi sebagai regulator air
dan zatterlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian mereabsorbsi cairan yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorbsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil yang
dieksresikan ini disebut dengan urine.
- Intrinsic adalah gagal ginjal akut yangdapat disebabkan oleh penyakit-
penyakit yang menyerang glomeruli, tubulus renal, interstitum, atau
vaskulatur. Penyebab yang paling lazim adalah nekrosis tubulus akut yang
terjadi berlanjutnya proses patofisiologi yang sama dan menyebabkan
hipoperfungsi prerenal.
- Nekrosis adalah kematian patologis satu atau lebih sel ireversibel atau
sebagian jaringan atau organ yang terjadi ketika sel cedera berat dalam
waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki
dirinya sendiri (hemostatis)

185. SEORANG APOTEKER SEDANG MEMERIKSA LOGO OBAT DI


APOTIK. TERGANTUNG LOGO OBAT APAKAH YANG DIBAWAH INI

a. Obat tradisional
b. Jamu
c. Fitofarmaka
d. Bahan alam
e. Obat herbal terstandar

JAWABAN :

E. Obat Herbal Terstandar

PENJELASAN :

Obat Herbal Terstandar adalah obat dari bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya
telah distandarisasi. Jadi, OHT ini tingkatanya sudah lebih tinggi dibandingkan
jamu. Yang terakhir, Fitofarmaka merupakan obat dari bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji
klinik. Bahan baku dan produk jadinya juga telah distandarisasi. Nah, obat yang
sudah tergolong fitofarmaka inilah yang boleh digunakan dalam praktek kedokteran
dan pelayanan kesehatan formal. Sayangnya, di Indonesia obat herbal yang
tergolong fitofarmaka ini masih sangat sedikit jumlahnya. Salah satu alasannya
karna biaya yang dibutuhkan untuk uji klinik dan pra klinik ini cukup mahal.
Sebagian besar obat herbal Indonesia masih berupa jamu meskipun sudah dikemas
dengan kemasan yang modern seperti kapsul dan puyer.

186.

187. Seorang pasien pergi ke dokter dengan penyakit hipertensi, DM, dan gout,
lalu mendapatkan terapi captopril, glibenklamid, propanolol, allopurinol,
metformin. Lalu setelah menggunakan obat tersebut pasien menderita batuk-
batuk. Obat apakah yang menyebabkan efek samping tersebut.
A. Captopril
B. Glibenklamid
C. Propanolol
D. Allopurinol
E. Metformin

Penjelasan :
A. Captopril
Captopril merupakan salah satu terapi farmakologi hipertensi. Captopril
termasuk dalam golongan ACE Inhibitor. Mekanisme kerjanya membantu
produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah
arteri). Mencegah perubahan angitensin I menjadi angiotesin II. Mencega
degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator lainnya
termasuk prostaglandin E dan prostasiklin.
Efek samping yang ditimbulkan adalah persistensi batuk kering,
neutropenia dan agranulosit, proteinuria dan gagal ginjal akut.
B. Glibenklamid
Merupakan salah satu terapi farmakologi DM golongan sulfonilurea.
Mekanisme kerjanya bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas
sehinga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi. Efek
samping yang sering terjadi yaitu gejala-gejala hipoglikemia, Merasa mual,
Nyeri ulu hati, Sembelit atau konstipasi, Mengalami diare, Berat badan
naik.
C. Propanolol
Propranolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah
pada jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung yang tidak
normal pada penderita aritmia, melindungi jantung dari serangan jantung,
meredakan nyeri dada pada penderita angina, dan menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
Propranolol masuk ke dalam kelompok obat penghambat beta. Obat ini
memiliki efek pada pembuluh darah dan jantung. Propranolol dapat
menurunkan aktivitas otot jantung sehingga detak dan tekanan jantung akan
menjadi lebih rendah. Propranolol juga bisa digunakan untuk mencegah
serangan migrain. Selain itu, obat ini juga dapat meredakan gejala
menggigil dan detak jantung cepat pada penderita gangguan tiroid dan
gangguan kecemasan. Efek sampingnya antara lain Detak jantung
melambat, Gangguan tidur, Tubuh terasa lelah, Sesak napas, Tangan dan
kaki terasa dingin, Batuk basah atau batuk yang disertai lendir.
D. Allopurinol
Allopurinol merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi kadar asam
urat pada plasma dan/atau urin ketika kadar asam urat tinggi secara
signifikan. Obat ini diindikasikan pada pasien dengan hiperurisemia (kadar
asam urat berlebih) yang kronik, penyakit ginjal yang disebabkan oleh asam
urat, batu asam urat pada saluran kemih, dan kondisi – kondisi lain yang
berhubungan dengan kadar asam urat yang berlebih seperti hiperurisemia
yang berhubungan dengan obat – obatan untuk pasien kanker. Akan tetapi,
allopurinol tidak digunakan pada kasus serangan asam urat (gout) akut
karena obat ini tidak memiliki efek anti-nyeri dan efek anti-radang serta
efek yang meningkatkan pembuangan asam urat yang tinggi melalui ginjal
dapat memperpanjang serangan nyeri. Reaksi hipersensitivitas (alergi)
merupakan kontraindikasi penggunaan obat ini. Perhatian khusus juga perlu
diberikan pada kasus dengan reaksi kulit dan pasien yang sedang dalam
kondisi hamil dan menyusui.
Efek samping yang paling sering muncul dengan penggunaan allopurinol
adalah reaksi kulit berupa bercak kemerahan yang gatal (1,3%) yang angka
kejadiannya lebih sering pada pasien dengan gagal ginjal. Mual (1,3%),
gagal ginjal (1,2%), dan muntah (1,2%) merupakan efek samping yang juga
cukup sering terjadi. Efek samping lain seperti nyeri sendi, kelainan darah,
kelainan elektrolit, kelainan jantung, buang air kecil dengan darah,
keracunan hati, gatal – gatal, sampai sindrom steven johnson juga pernah
ditemui.
E. Metformin
Metformin adalah obat penurun gula darah bagi penderita kencing manis
(diabetes). Terdapat beberapa golongan obat diabetes. Metformin termasuk
dalam golongan obat yang bekerja menghambat pembentukan gula di dalam
hati. Di antara berbagai obat diabetes, metformin adalah obat lini pertama,
artinya bagi penderita diabetes tanpa komplikasi berat metformin adalah
obat pertama yang akan diresepkan. Metformin juga sangat cocok untuk
penderita diabetes dengan tubuh gemuk.
Metformin adalah obat diabetes yang aman. Beberapa efek samping berikut
pernah dilaporkan tetapi angka kejadiannya sangat jarang, yakni: Diare;
Banyak buang gas; Rasa lelah; Nyeri-nyeri otot; Infeksi saluran nafas
bagian atas; Gula darah rendah (hipoglikemia); Penurunan kadar vitamin B-
12 dalam tubuh; Sulit buang air besar; Sakit maag.
Jawaban yang benar adalah A karena efek samping dari captropil yang
merupakan golongan ACE Inhibitor adalah batuk kering.

188. Tablet asetosal pada saat pencetakan mengalami capping. Bahan tambahan
apakah yang harus ditambahkan?

a. Pengisi d. Pelincir

b. Pengikat e. Pelicin

c. Penghancur

Jawab :

b. Pengikat

alasan :

Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan
tablet.

Penyebab :

- Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus

· Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya
udara yang terjebak antara pons dan die

- Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)

- Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan
bahan cair dan tidak mudah menguap

- Zat pengikat yang kurang tepat.

- Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)

Penanggulangannya :

· Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan


pengikat atau tidak cocok.
· Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC,
LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan
kekompakan tablet.

· Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.

Soal 189
Pria berumur 60 tahun mengeluhkan gatal dan ruam di ketiak dan paha dan terdapat
bercak putih di permukaan kulit. Sebagai apoteker, obat apakah yang akan anda
sarankan?
a). Anti inflamasi b). Antibiotik c). Anti jamur
Jawab

(C) ANTI JAMUR

Pembahasan jawaban
Berdasarkan ciri-ciri pada soal di atas dapat disimpulkan bawha bapak tersebut
terkena infeksi kulit jenis panu. Panu adalah infeksi ringan yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia Furfur. Jamur ini juga ditemukan pada kulit yang sehat,
namun baru akan memberikan gejala bila tumbuh berlebih. Beberapa faktor yang
dapat meningkatkan angka terjadinya pitiriasis versikolor, di antaranya adalah
turunya kekebalan tubuh, faktor temperatur, kelembapan udara, hormonal dan
keringat. Nama lainnya adalah Tinea Versikolor atau Pityriasis Versicolor. Penyakit
jamur ini adalah penyakit kronis yang di tandai dengan bercak putih sampai coklat
yang bersisik di sertai dengan rasa gatal terutama pada waktu berkeringat. Bercak
putih tersebut disebabkan oleh asam dekarboksilase yang di hasilkan oleh jamur
yang bersifat kompetitif inhibitor terhadap enzim tirosinase dan mempunyai efek
sitotoksik terhadap melanosit yang menghasilkan pigmen warna pada kulit.Penyakit
ini terutama di temukan pada daerah yang menghasilkan banyak keringat dan pada
daerah yang tertutup pakaian yang bersifat lembab. Biasanya menyerang badan,
ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. Penyakit ini bisa
menular lewat persentuhan kulit yang terinfeksi jamur penyebab panu, atau juga dari
pakaian yang terkontaminasi jamur.
Terapi Obat
 KLOTRIMAZOL1 %
Kegunaanobat: untuk infeksi jamur pada kulit
 MIKONAZOLENITRAT2 %
Kegunaan Obat :
Untuk infeksi ringan akibat jamur pada kulit seperti panu, kutu air, kadas
kurap dan infeksi jamur pada kuku
 ASAMUNDESILENAT, SENGUNDESILENAT, KALSIUMPROPIONAT,
NATRIUMPROPIONAT
Kegunaan obat: Untuk mengobati penyakit kulit luar yang ditimbulkan oleh
jamur misalnya panu, kadas, kurap, kutu air.

190.

191. Seorang pasien asma menerima terapi aminofilin. Bagaimana mekanisme kerja
obat aminofilin tersebut ?

Jawab : Aminofilin bekerja sebagai bronkodilator, dengan cara menginhibisi


fosfodiesterase (yang kemudian meningkatkan kadar cAMP), menginhibisi influks
ion kalsium ke dalam otot polos, antagonis prostaglandin, stimulasi katekolamin
endogen, antagonis reseptor adenosine dan inhibisin pelepasan mediator dari sel
mast dan leukosit (ISO FARMAKOTERAPI, hal 472).

192. Pasien hamil 3 bulan dan sedang mendapatkan terapi TB. Obat yang diminum
adalah Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol. Obat
manakah yang beresiko bagi pasien tersebut ?

a. Rifampisin d. Streptomisin

b. INH e. Etambutol

c. Pirazinamid

JAWAB : d. Streptomisin

Streptomisin tidak dapat digunakan pada kehamilan, hal ini karena


streptomisin bersifat permanen ototoksik dan dapat menembus barier plasenta.
Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan
keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan.

Rifampisin, dapat menyebabkan gangguan saluran cerana meliputi mual,


muntah, anoreksia, dan warna kemerahan pada urin.

Isoniazid, dapat menyebabkan kejang, hiperglikemia, reaksi hipersensitivitas


seperti eritema multiporme, dan ginekomastia.

Pirazinamid, dapat menyebabkan hepatotoksisitas termasuk demam anoreksia,


hepatomegal, ikterus, gagal hati.

Etambutol, dapat menyebabkan gangguan penglihatan.


193. Seorang pria berumur 45 tahun menderita hipertensi diberikan kaptopril 25 mg
2x1.

Dengan tekanan darah 195/90. Berapakah tekanan darah yang harus Dicapai
setelah emberin obat tersebut?

Jawaban: B. 120/80 karena pada orang dewasa normal tekanan darah


normalnya adalah 120/80, sehingga diharapkan dapat normal kembali apabila
tekanan darahnya turun setelah pemberian kaptopril. Hal itu juga karena
rentang usia tersebut belum termasuk ke dalam kategori lanjut usia.

Captopril merupakan obat umum yang digunakan untuk menurunkan tekanan


darah. Obat ini merupakan obat golongan ACE (Angiotensin Converting
Enzyme) inhibitor. Captopril dapat digunakan bersamaan dengan obat anti
hipertensi golongan lain untuk mencapai tekanan darah yang diharapkan. Jadi
dari namanya pun sudah dapat dimengerti bahwa captopril menghambat kerja
enzim yang mengubah angiotensin. Angiotensin II merupakan suatu zat aktif
yang mengakibatkan vasokonstriksi (mengecilnya pembuluh darah). Jadi
secara logika, bila zat yang mengakibatkan pembuluh darah mengecil
dihambat, maka pembuluh darah akan “tetap besar” sehingga tekanan di dalam
pembuluh darah itu pun tidak meningkat. Hal ini tentu saja dapat dijelaskan,
karena secara hukum fisika, tekanan akan meningkat bila luas penampangnya
mengecil dan tekanan akan menurun bila luas penampangnya besar.

Captopril tidak hanya menurunkan tekanan darah namun juga melindungi


jantung. Obat ini merupakan obat yang sangat baik pada pasien hipertensi
dengan gangguan jantung seperti gagal jantung atau pasca serangan jantung.
Untuk masalah ini tidak ada obat yang memiliki efektifitas lebih tinggi
daripada obat golongan ACEI termasuk captopril sehingga captopril
merupakan salah satu obat “dewa” bagi penderita hipertensi karena harganya
yang murah dan sudah teruji sekian lama dapat menurunkan angka morbiditas.

Captopril tersedia dalam bentuk sediaan 12,5 mg, 25 mg, dan 50 mg. Captopril
diminum sehari 3 kali setiap 8 jam. Sebaiknya obat ini dikonsumsi dalam
keadaan perut kosong atau 1 jam sebelum makan. Dosis captopril yang
diberikan oleh dokter akan berdasarkan target tekanan darah yang ingin
dicapai. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka efek samping pun akan
semakin besar namun disaat yang bersamaan akan dapat memberikan
keuntungan yang lebih baik bagi sang pasien.

Untuk mendapatkan efek pengobatan yang maksimal, captopril perlu


dikonsumsi 3 kali sehari atau selang 8 jam. Hal ini terkadang menjadi kendala
besar bagi individu aktif karena ketaatan minum obat yang baik merupakan
salah satu kunci penting keberhasilan pengobatan hipertensi. Namun dengan
berkembangnya dunia farmasi, saat ini terdapat obat golongan ACEI yang
dapat bekerja 24 jam penuh sehingga hanya perlu diminum sekali sehari
(Lisinopril). Efek pengobatan obat ini sama dengan captopril. Kendalanya
hanya satu: mahal, karena obat ini tidak dijual dalam sediaan generik.

Penggunaan captopril tidak dianjurkan untuk ibu hamil (terutama trimester


kedua dan ketiga karena dapat mengakibatkan gangguan hingga kematian pada
janin) atau ibu menyusui. Gunakanlah kontrasepsi bila mengkonsumsi
captopril dan informasikan segera kepada dokter Anda bila ternyata Anda
hamil.

Capropril juga tidak biasa diberikan pada pasien dengan gagal ginjal. Perlu
diketahui bahwa salah satu efek samping pemberian captopril adalah terjadinya
kenaikan kreatinin. Dokter akan secara berkala memeriksa kemungkinan
terjadinya efek samping ini. Efek samping lain yang paling umum adalah batuk
kering. Efek samping ini tidak berbahaya. Pada beberapa individu, efek
samping batuk ini sangat mengganggu sehingga dia enggan untuk
mengkonsumsi captopril. Selain captopril ada juga obat golongan yang sama
dengan efek samping batuk yang minimal, sayangnya obat ini dibandrol
dengan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan captopril.

Jadi tidak perlu takut untuk mengkonsumsi captopril dan bila ada keluhan
setelah mengkonsumsi captopril segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda
untuk mengetahui apakah keluhan yang Anda rasakan memang akibat
captopril. Jika tidak, akan sangat menguntungkan bagi Anda untuk terus
mengkonsumsi obat ini.
Sebaiknya obat captopril diminum sebelum makan atau 1-2 jam setelah makan.
Minumlah dengan air putih dengan suhu ruangan. Minumlah sesuai dengan
anjuran dokter, bila dokter mengatakan 3×1, artinya minumlah captopril setiap
8 jam. Untuk mendapatkan efek terapi yang maksimal, minumlah di waktu
yang sama tiap harinya.

194. R/ aminofilin 150 mg

Ctm 2 mg

Prednison 4 mg

M.f. pulv dtd XVII

S. 3 dd 1

Berapa ctm yg diambil ?

A. 2
B. 4
C. 6
D. 8
Jawab

Dosis 1 tab ctm = 4 mg

Yg akan dibuat 2 mg x 17 = 34 mg

34 mg : 4 mg = 8.5 –> d. 8 tablet

195. Seorang salesman hendak k aptk mengantar pesanan obat,di faktur tersebut
berisi obat alprazolam 1mg sebanyak 2 box. Siapa yg berwenang menerima
faktur tersebut?

a. Petugas bagian gudang

b. Kasir

c. Apoteker pengelola apotek

d. Tenaga teknik kefarmasian


e. Asisten apoteker

Penjelasan : saya memilih jawaban c karena apoteker pengelola apotek


merupakan penganggung jawab dalam segala bentuk kegiatan di apotek
termasuk dalam pemesanan barang. Kalau dilapangan, biasanya yang
bertugas untuk menerima faktur adalah petugas bagian gudang (a). Tetapi
Apoteker pengelola apotek lah yang mensetujui penerimaan barang tersebut.

Kasir (b) bertugas untuk melayani dalam pelayanan administrasi keuangan .

Tenaga teknis kefarmasian (c) (sarjana farmasi, Ahli madya farmasi, dan
analisis farmasi) dan asisten apoteker (d) Hanya bertugas dalam kegiatan
kefarmasian di dalam apotek seperti dispensing , compounding, dan analisis
obat dan bahan baku.

196. seorang laki-laki berusia 42 tahun dengan berat badan 72 kg mendapat


injeksi tobramisin dosis 2 mg/kg i.m sekali sehari. Profil farmakokinetika obat
menunjukkan 90% dosis terdapat pada urin dengan bentuk tak berubah dengan
klirens total 135 ml/menit. Berapa nilai klirens obat ini ?

a. 106

b. 112

c. 116

d. 122

jawab :

klirens merupakan suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa


mempermasalahkan mekanisme prosesnya.

Diketahui klirens total = 135 ml/menit


Konsetrasi obat dalam urin = 90%

90
Maka nilai klirens obat = 100 𝑥𝑥 135 𝑚𝑚𝑚𝑚/𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚

= 121,5 ml/menit ≈ 122 ml/menit


Jadi klirens obat dari klirens total yaitu sebesar 122 ml/menit
197. Sesuai Permenkes No.917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Daftar Wajib
Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan
yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan
serta pengamanan distribusi yang terdiri dari :
1. Obat bebas,
Yaitu obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkara berwarna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam.
Contohnya: asetosal, OBH, antasida, dan termasuk juga Vitamin C (maka
jawaban dari soal no. 197 adalah A)
2. Obat bebas terbatas (W)
Obat dalam golongan ini relative aman selama pemakaiannya mengikuti aturan
pakai yang ada, bisa didapat tanpa resep dokter. Penandaan golongan ini
adalah adanya lingkaran berwarna biru dengan 6 peringatan khusus.
Contohnya: CTM, Mebendazol, obat flu kombinasi, dll.
3. Obat keras (G, gevaarlijk=berbahaya)
Adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Dditandai
dengan lingkaran berwarna merah yang terdapat huruf “K” di dalamnya
menyentuh garis tepi berwarna hitam.
4. Obat Wajib Apotek (OWA)
Menurut KepMenKes No.347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib
Apotek, yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien
di apotek tanpa resep dokter. Contoh obat golongan ini dapat dilihat pada
lampiran dari Kepmenkes yang telah disebut di atas.
5. Obat narkotika
Merupakan kelompok obat paling berbahaya karena dapat menimbulkan adiksi
(ketergantungan), maka dari itu peredaran dan pemakaiannya diawasi secara
ketat. Contohnya: opium, coca, morfin, dll

6. Obat psikotropika
Menurut UU Psikotropika No.6 thn 1997 pasal 1, psikotropika adalah zat baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada mental dan perilaku. Dibagi atas:
- Golongan I, hanya untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk tujuan
pengobatan. Contoh: metilendioksi metamfetamin, LSD, dll.
- Golongan II, III, dan IV dapat digunakan asalkan sudah didaftarkan. Namun
kenyataannya hanya sebagian dari gol.IV saja yang telah terdaftar, seperti
diazepam, lorazepam, fenobarbital, klordiazepoksida, dll

198. Seorang pria berumur 41 tahun mengalami DM tipe 2, diberikan terapi


metformin selama 4 bulan. Car mengontrol kadar gula dalam darah yang baik
adalah
B. Pengontrolan kadar glukosa darah puasa

Alasan
Tes glukosa dalam darah puasa adalah pengukuran tingkat glukosa darah
seseorang setelah orang tsbtidak makan selama 8-10 jam. Tes ini digunakan
untuk mendiagnosis pra diabetes dan diabet. Tes ini juga digunakan untuk
memantau pasien diabetes

Teori tentang dibetes


Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap
diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus
dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
• poliuria (banyak berkemih)
• polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
• polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
• penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat
diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
• lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
• penglihatan kabur
• penyembuhan luka yang buruk
• disfungsi ereksi pada pasien pria
• gatal pada kelamin pasien wanita

Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin


saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari
pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi
dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan
glucometer, seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau
lebih kriteria dibawah ini :
• Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
• Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL
• Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200
mg/dL
• Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%

Keterangan
• Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
• Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
• TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan
glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam
dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang
dipraktekkan.

Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak
masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes.
Yang termasuk ke dalamnya adalah
• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL
dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO <
140 mg/dL
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa
plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199
mg/dL

Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM:
Bukan Belum Pasti
DM DM DM
Plasma
Kadar glukosa vena <100 100-199 ≥200
darah sewaktu Darah
(mg/dL) kapiler <90 90-199 ≥200
Plasma
Kadar glukosa vena <100 100-125 ≥126
darah puasa Darah
(mg/dL) kapiler <90 90-99 ≥100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia – PERKENI tahun 2011

Referensi: http://diabetesmelitus.org/gejala-diabetes-
melitus/DiabetesMelitus.org

Diabetes Tipe 1 dipercaya sebagai penyakit autoimun, di mana sistem imun


tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin
yang terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya
kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu berperan dalam
prosesnya. Walaupun diabetes tipe 1 berhubungan dengan faktor genetik,
namun faktor genetik lebih banyak berperan pada kejadian diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan


lingkungan. Banyak pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang
juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang berhubungan
dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi
(hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik, Afrika dan Asia memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2. Sedangkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi risiko menderita diabetes tipe 2 adalah
makanan dan aktivitas fisik kita sehari-hari.
Berikut ini adalah faktor-faktor risiko mayor seseorang untuk menderita
diabetes tipe 2.
• Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau
adik)
• Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
• Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl)
atau kadar kolesterol HDL <40mg/dl
• Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa
Terganggu (GDPT)
• Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi dengan
berat lahir lebih dari 4.500 gram
• Makanan tinggi lemak, tinggi kalori
• Gaya hidup tidak aktif (sedentary)
• Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan ideal
• Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun
• Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga
resistensi insulin
Diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta
membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi
insulin). Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi
hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang
telah terjadi.

Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih
banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang
terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar
glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.
Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar
gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan
berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Pencegahan penyakit diabetes melitus tipe 2 terutama ditujukan kepada orang-


orang yang memiliki risiko untuk menderita DM tipe 2. Tujuannya adalah
untuk memperlambat timbulnya DM tipe 2, menjaga fungsi sel penghasil
insulin di pankreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan
pada jantung dan pembuluh darah. Faktor risiko DM tipe 2 dibedakan menjadi
faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
Usaha pencegahan dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat
dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik, riwayat
anggota keluarga menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi
dengan BB lahir bayi>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari
2,5 kg.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi contohnya berat badan berlebih,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid
dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak
sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan DM juga harus dilakukan oleh
pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami intoleransi glukosa
(GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita DM tipe 2.

Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya adalah


dengan mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat badan,
dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang
dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling
berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan
berat badan 5-10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya DM tipe 2.
Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari
karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.
Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.

Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150
menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki
resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar
HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah
raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan
memilih menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar
daripada menggunakan mobil, dll.

Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi glukosa,


dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa dan
DM tipe 2. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok.
199. pada gudang penyimpanan terdapat larutan konsentrat yang tidak boleh
disimpan pada ruang pelayanan kecuali di ruang ICU larutan tersebut adalah:

a. injeksi doksorubisin

b. infus ringer laktat

c. h2o2

d. dextrose 5%

jawab: A. Injeksi Doksorubisin, obat ini merupakan agen kemoterapi golongan


antibiotik antrasiklin yang secara luas digunakan sebagai obat anti kanker.
(termasuk sitostatika )

berdasarkan daftar permenkes no 58 tentang standar pelayanan kefarmasian di


RS, ada beberapa jenis obat yang masuk karegori high alert. Yaitu:

1. Kategori LASA
2. Elektrolit konsentrasi tinggi
3. Sitostatika.

Untuk point B. Infus Ringer Laktat


NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali diUnit
Perawatan Intensif (ICU). Ringer laktat merupakan larutan yang mengandung
KCl, CaCl2, dan NaCl. Seperti yang kita ketahui bahwa elektrolit yang penting
dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Itu semua ada dalam
infus ringer laktat. Namun kandungan NaCl nya tidak 0,3%

Untuk point D. Dextrose 5%, memang merupakan salah satu contoh obat yang
masuk dalam kategori high alert, namun dengan konsentrasi 20% atau lebih
tinggi, dan dengan sifat hipertonis.

Untuk point C. H2O2,

200. Seorang pria 50 thun ke klinik memeriksa hemodialisis rutin,pria itu


mempunyai penyakit hipertensi,dan gagal ginjal kronik, hasil lab Hb 10,5 dan
serum Fe normal, dokter mendiagnosis anemia nerkolisis karena kronik
a. Zat besi
b. Asam folat
c. Injeksi eritopoietin alfa
d. Injeksi Fe dekstran
e. Vitamin B12

Pembahasan :
Manifestasi klinik :
Perkembangan dan kemajuan gagal ginjal kronik (CKD) tidak dapat
diprediksi. Pasien dengan kondisi CKD tahap 1 atau 2 umumnya tidak
mengalami gejala atau gangguan metabolic yang umumnya dialami pasien
CKD tahap 3 sampai 5 yakni anemia, hiperparatiroid sekunder, gangguan
kardiovaskular, malnutrisi, serta abnormalitas cairan dan elektrolit yang
merupakan petanda kerusakan fungsi ginjal.
Penyebab utama anemia pada pasien Chronik Kidney Disease (CKD) atau End
Stage Renal Disease (ESRD) adalah defisiensi eritroprotein. Faktor lain yang
berkontribusi adalah penurunan siklus hidup sel darah merah, kehilangan darah
dan defisiensi besi.
Anemia / Hematinika
Anemia adalah keadaan ketika kadar eritrosit (sel darah merah) atau
hemoglobin (Hb) berada di bawah normal. Kadar Hb normal pada wanita
dewasa adalah 12,0 – 16,0 g/dl dan 13,0 – 17,5 g/dl pada laki-laki.
Pembentukan sel darah merah terjadi di dalam sumsum tulang yang pipih.
Untuk membentuk sel darah merah tersebut dibutuhkan zat besi, Vit B12 dan
asam folat. Zat besi untuk membentuk hemoglobin, sedangkan vitamin B12
dan asam folat untuk membentuk sel darah merah. Zart-zat tersebut di peroleh
dari makanan dan ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang.
Klasifikasi anemia :
1. Anemia ferriprive / anemia hipokrom / anemia mikrosit / anemia sekunder
(defisiensi zat besi)
Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Tanda-tanda anemia
ferriprive adalah kadar Hb di bawah normal (hipokrom), ukuran eritrosit lebih
kecil (mikrosit) dari ukuran normal.
2. Anemia megaloblaster / anemia makrosit / anemia hiperkrom / anemia primer
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat.
Tanda-tanda anemia megaloblaster adalah sel darah merah membesar
(makrosit) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hiperkrom). Dalam
keadaan lebih berat disebut anemia pernisiosa (penurunan absorbs B12)

3. Anemia lain-lain
Anemia yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan zat pembentukan sel
darah merah. Yang termasuk golongan ini :
a. Anemia aplastic adalah anemia yang ditandai dengan eritrosit atau unsur darah
lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara lain factor keturunan (disebut
juga anemia aplastik primer); rusaknya sumsum tulang akibat efek samping
obat seperti kloramfenikol dan sitostatika (disebut juga anemia aplastic
sekunder).
b. Anemia hemolitik adalah anemia yang ditandai dengan adanya kerusakan
eritrosit, Hb dilrutkan dalam serum dan diekskresikan malalui urin, misalnya
pada malaria tropika.
c. Anemia Meiloptisik adalah anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum
tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.
d. Anemia normositik contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti
gangguan ginjal
Pengobatan anemia penyakit kronis
 Pengobatan anemia penyakit kronis kurang spesifik dibandingkan pengobatan
anemia lainnya dan harus difokuskan pada memperbaiki penyebab yang
reversible. Terapi besi tidak efektif jika terdapat inflamasi. Transfusi sel darah
merah efektif tetapi harus dibatasi pada kondisi transport oksigen yan tidak
mencukupi dn kadar hemoglobin 8 – 10 g/dl.
 Epoetin alfa dapat dipertimbangkan, terutama jika status kardiovaskular
membahayakan; tetapi respon dapat terganggu pada pasien dengan anemia
penyakit kronis.
 Epoetin alfa biasanya di toleransi dengan baik. Hipertensi yang terlihat pada
pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir , jarang terjadi pada pasien
dengan AIDS.
Mekanisme kerja obat :
a. Zat besi : Besi merupakan komponen hemoglobin, myoglobin dan beberapa
enzim. Besi terutama disimpan sebagai hemosiderin atau ferritin teagregasi,
ditemukan pada system retikuloendotelial dan hepatosit. Defisiensi besi dapat
mempengaruhi metabolisme otot, produksi panas, metabolism ketokolamin,
dan dikaitkan dengan masalah perilaku atau proses belajar pada anak.
Indikasi : Defisiensi besi, suplemen besi, penggunaan tidak berlabel :
suplementasi besi dapat diperlukan oleh kebanyakan pasien yang menerima
terapi epoetin.
b. Asam folat : Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan
pemeliharaan eritropoiesis normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah
merah, sel darah putih, dan platelet pada anemia megaloblastik.
Indikasi : Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat.
c. Eritopoietin alfa : epoetin alfa menstimulasi eritropoiesis pada pasien anemia
yang sedang menjalani dialisi.
Indikasi : Pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal kronis,
pengobatan anemia yang berkaitan dengan terpi zidovudin pada pasien yang
terinfeksi HIV, pengobatan anemia pada pasien kenker yang menjalani
kemoterapi, penurunan transfuse darah allogenik pada pasien yang dioperasi.
KI : Hipertensi yang tak terkendalikan
ES : Kenaikan tekanan darah yang berkaitan dengan dosis atau hipertensi
memburuk.
d. Fe Dekstran : Besi dekstran yang bersirkulasi dibuang dari plasma oleh system
retikuloendotelial yang membagi kompleks menjadi komponen besi dan
dekstran. Besi segera terikat pada protein membentuk hemosiderin atau
ferritin. Besi ini mengisi hemoglobin dan penyimpanan besi yang kosong.
Indikasi : Defisiensi besi, penggunaan tidak berlabel : suplementasi besi dapat
dibutuhkan oleh kebanyakan pasien yang menerima terapi epoetin.
e. Vitamin B12 : Vitamin B12 penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel,
hemstopoiesis, dan sintesis nucleoprotein dan myelin. Vitamin B12 berperan
dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim sam folat.
Indikasi : Defisiensi vitamin B12, peningkatan kebutuhan vitamin B12.

Pasien sebaiknya di monitor apabila potensial mengalami komplikasi,


misalnya hipertensi, yang harus ditangani sebelum memulai penggunaan agen
eritropoietin.
Agen eritropoietin ditoleransi dengan baik. ES utama yang sering muncul
adalah hipertensi.

Berdarkan penjelasan diaatas, maka jawaban yang benar untuk sosl tesebut
adalah :
c. Injeksi eritopoietin alfa

Anda mungkin juga menyukai