- Glibenklamid 10 mg, 2 x 1
- Ramipril 10 mg, 1 x 1
- Amlodipine 100 mg, 1 x 1
- Diltiazem 240 mg, 1 x 1
- Doxazosin XL 4 mg, 1 x 1
- Furosemid 40 mg, 1 x 1
- Domperidone 10 mg, 3 x 1
- Pravastatin 10 mg, 1 x 1 (malam)
- Insulin Mixtard 30, 22 units am, 20 units pm
DEFINISI
Dehidrasi,
Kehilangan
banyak darah banyak saat
operasi
Hipertensi DM
(Penyakit yang merusak ginjal
perlahan)
Perbedaan antara ARF dan CKD
Darbepoetin alfa
Darbepoetin alfa untuk pengobatan anemia yang terkait gagal ginjal kronis (CRF) (yang menjalani dialisis dan
Darbepoetin memiliki rantai karbohidrat (oligosakarida) yang lebih panjang, sehingga memiliki masa kerja lebih lama
dan aktivitas biologis lebih baik sehingga cukup diberikan seminggu sekali bagi penderita gagal ginjal (Saputra, 2017).
Mekanisme : Sama dengan eritropoietin endogen; berikatan dengan EPO-R, akan aktivasi jalur pensinyalan
instraseluler, terjadi proliferasi dan diferensiasi eritrosit di sumsum tulang dan melindungi apoptosis sel eritrosit
Epoetin alfa tidak dapat diberikan secara oral karena akan hancur saat sampai
di saluran gastrointestinal, dikarenakan oleh sifat protein yang dimiliki oleh obat.
Sehingga harus diberikan melalui parental (IV, injeksi subkutan, injeksi
intraperitoneal)
EPOETIN BETA
(Richmond, 2005).
Obat yang di konsumsi pasien
1. Glibenklamid 10 mg, 2 kli sehari = Antidiabetes
2. Ramipril 10 mg, 1 kali sehari = Antihipertensi ( ACEI )
3. amlodipine 100 mg, 1kali sehari = Antihipertensi ( CCB )
4. Diltiazem 240 mg, 1 kali sehari = Antihipertesni
5. Doxazosin XL 4 mg, 1 kali sehari = Antihipertensi ( alfa - bloker )
6. Furosemid 40 mg, 1 kali sehari = Antihipertensi ( Diuretik )
7. Domperidone 10 mg, 3 kali sehari = Antiemetik ( DRA )
8. Pravastatin 10 mg, 1kali sehari ( malam) = Antikolesterol
9. Insulin Mixtard 30, 22 unit am, 20 unit pm = Antidiabetes
Ket:
No 3,7, dan 9. obat yang
Terapi yang dihentikan : tetap dipertahankan
Ramipril (ACE I), Doxazosin ( Penyekat alfa-1), Diltiazem ( CCB- Non Dihidropoetin ),
Furosemid ( Diuretik ), Glibenklamid,
Planning
Guideline
Pengobatan
Hipertensi
klasifikasi Anemia
Pengobatan
- Penatalaksanaan Hipertensi
- Penatalaksanaan Anemia
- Penatalaksanaan Antiemetik
Insulin Mixtard 30
Dosis: 0,3-1 IU/kg setiap hari SC. untuk pasien 0,3 x 60 kg = 18 IU.
Interaksi: Pengurangan insulin dengan adanya antidiabetes oral, MAOI, non selective beta
blocker, ACE Inhibitor, salisilat, steroid anabolik, sulfonamid. Penambahan insulin
bersama OC, thiazid, glukokortikoid, hormon tiroid, simpatomimetik, danazol, hormon
pertumbuhan
Monitoring
1. Memantau gejala yang dirasakan pasien
2. Memantau parameter biokimia seperti :
● Nilai Hb (target : 10 g/dL (PDSPD, 2001). atau 11- 12 g/dL (KDOQI, 2007).
● Serum Kreatinin dan Serum Urea (Normal Serum Urea (BUN) : 5-20 mg/dl; Normal serum kreatinin :
0.5-1.1 mg/dl) (Hosten, 1990)
● GFR dan output urin (normal GFR : 90 to 120 mL/min/1.73 m 2; normal output urin : 800-2,000
mL/hari (normal fluid intake : 2 L/hari) (Martin, 2017)
● Analisis Gas Darah (pH : 7,35-7,45 dan PCO2 : 35-45 mmHg)
● Tekanan darah (target untuk pasien hipertensi : < 140 mmHg/< 90 mmHg) (Perki, 2015).
● Glukosa darah puasa
1. Elektrolit, seperti :
● Natrium : 135-144 mEq/L
● Kalium : 3,6 – 4,8 mEq/L
● Kalsium : 2,2-2,6 mmol/L
● Fosfor : 0,84-1,48 mmol/L
Daftar Pustaka
Schonder, K.S., 2008. Chronic and End-Stage Renal Disease. In Burns, M.A.C., Wells,
B.G., Schwinghammer, T.L., Malone, P.M., Kolesar, J.M., Rotschafer, J.C. &J. T.
Dipiro,eds. Pharmacotherapy Principles and Practice. New York: The McGraw-Hill
Companies.
MIMS Filipina. 2016. Epoetin Beta.. Available online at
http://www.mims.com/philippines/drug/info/epoetin%20beta?mtype=generic [diakses
21 Mei 2019].
Richmond TD, Chohan M, Barber DL. 2005. Turning cells red: signal transduction
mediated by erythropoietin. Trends Cell Biol. 15: 146-155.
Weiss, Mitchell J. 2003. New Insights Into Erythropoietin and Epoetin Alfa:
Mechanisms of Action, Target Tissues, and Clinical Applications. The Oncologist. Vol.
8(3): 18-29