B1 – 2016
Khoirina Nur S 260110160054 Krysta Desela 260110160069
Aulia Annisa P. 260110160055 Dina Sembiring 260110160070
Fajra Dinda C. 260110160056 M. Nadiva Mardiana 260110160071
Dian Amalia M. 260110160057 Meidiana Putri 260110160073
Irsarina Rahma W. 260110160058 Fitri Nurjanah 260110160074
Utari Yulia Alfi 260110160059 Yusuf Prakoso 260110160076
Nia Kurniasih 260110160060 Dwi Prihastuti 260110160077
Syara Nur Fitri 260110160061 Diena Karfiena R. 260110160078
Sifa Muhamad Y. 260110160062 Vini Fakhriyani Ulfah 260110160079
Hanifa Rifdah Aiman 260110160063 Syahida Azahra 260110160080
Hanum Firdausya 260110160064
Hanifah Kamilah A. 260110160065
Nata Rimana Fadila 260110160066
Sausan Rihhadatulaisy 260110160067
Wan M. Aulia Arif 260110160068
KASUS
HASIL LABOLATORIUM :
DEFINISI
ETIOLOGI
1. Virus hepatitis B, C, dan D.
2. Alkohol.
3. Obat-obatan atau toksin.
4. Kelainan metabolik : hemokromatosis, penyakit Wilson, defisiensi α1 antitripsin,
diabetes melitus, glikogenosis tipe IV, galaktosemia, tirosinemia, fruktosa intoleran.
5. Kolestasis intra dan ekstra hepatik.
6. Gagal jantung dan obstruksi aliran vena hepatika.
7. Gangguan imunitas.
8. Sirosis biliaris primer dan sekunder.
9. Idiopatik atau kriptogenik.
(Don, 2006)
Hubungan sirosis hati dengan hipertensi
Sirosis merupakan kejadian dimana jaringan hati yang mengeras
menyebabkan fungsi hati tidak normal. Jika fungsi hati tidak berjalan
dengan normal maka dapat menyebabkan terjadinya hipertensi portal.
Terjadinya hipertensi portal dikarenakan darah tidak bisa lagi mengalir
dengan baik di area hati dan terdapat tekanan lebih pada pembuluh vena
portal. Di Indonesia hepatitis B dan C menjadi penyebab terjadinya
hipertensi portal.
Adanya perbedaan pasien penderita hipertensi portal dan hipertensi
pada umumnya. Pada hipertensi portal pasien akan mengeluhkan
peningkatan tekanan pembuluh darah di daerah porta, yang dapat
mengakibatkan muntah darah, feses hitam, atau kaki bengkak.
Sedangkan pada hipertensi yang biasanya dikeluhkan, terjadi kondisi
dimana tekanan darah seluruh tubuh mengalami peningkatan dari nilai
normal (Prasetya, 2017).
PROGNOSIS
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, diantaranya etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan
penyakit yang menyertai (Sudoyo dkk., 2009).
Komplikasi dari sirosis adalah hipertensi portal, varises di saluran cerna: varises esophagus,
asites, ensefalopati hati dan gangguan pembekuan darah (koagulopati). Penyebab sirosis
bermacam-macam yang terbanyak karena alkohol, infeksi virus hepatitis B dan C. Istilah
“hepatitis” digunakan untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Hepatitis B adalah penyebab utama hepatitis kronik, sirosis, dan karsinoma sel hati
(Adnyana dkk., 2008).
Klasifikasi Child merupakan salah satu parameter untuk menilai derajat
keparahan pasien sirosis hepatis, dimana variabelnya meliputi konsentrasi
bilirubin, albumin, ada tidaknya ascites dan ensefalopati, serta status nutrisi.
Klasifikasi ini terdiri dari Child kelas A,B dan C (Sudoyo dkk., 2009).
Komplikasi
1. Pendarahan Varises
Pendarahan Varises adalah komplikasi yang paling umum yang terkait dengan
hipertensi portal. Hampir 90% dari pasien-pasien dengan sirosis mengalami varises, dan
sekitar 30% mengalami perdarahan varises. Angka kematian yang diperkirakan untuk
episode pertama dari varises perdarahan adalah 30-50% (Carale, 2015).
Varises esofagus, dikarenakan sirosis yang menyebabkan tekanan portal meningkat
sehingga terbentuk varises. Dengan berjalannya waktu terjadi peningkatan sirkulasi
hiperdinamik maka aliran darah di dalam varises akan meningkat dan meningkatkan
tekanan dinding.
cont.
Asites penderita sirosis hati disertai hipertensi portal memiliki sistem pengaturan
volume cairan ekstraseluler yang tidak normal sehingga terjadi retensi air dan natrium.
(Cardenas A, 2003).
cont.
Sindroma hepatorenal Keadaan ini terjadi pada penderita penyakit hati kronik lanjut,
ditandai oleh kerusakan fungsi ginjal dan abnormalitas sirkulasi arteri menyebabkan
vasokonstriksi ginjal yang nyata dan penurunan GFR . (Friedman SL, 2003)
Hipertensi portal penyebabnya adalah meningkatnya tekanan aliran darah akibat sirosis.
Hipertensi portal menyebabkan terbentuknya pembuluh darah venosa (pembuluh kolateral), yang
menghubungkan sistem portal dengan sirkulasi besar, sehingga melompati hati (membentuk bypass).
Dengan adanya pembuluh darah ini, maka zat dalam keadaan normal dibuang dalam darah oleh hati
dan akan masuk ke sirkulasi besar.
Pembuluh kolateral terbentuk di tempat tempat tertentu, terutama di ujung bawah
kerongkongan. Didaerah ini, pembuluh akan tersumbat dan meliuk liuk, membentuk vena verikosa
(varises esofagealis). Varises ini rapuh dan mudah mengalami perdarahan. Pembuluh kolateral
lainnya terbentuk di sekitar pusar dan rektum (Wreda, 2017).
HASIL
LABORATORIUM
No Parameter Nilai Normal Hasil Keterangan Hubungan
Pemeriksaan
•Indikasi : Propranolol digunakan untuk mengobati •Mekanisme kerja : Merupakan golongan beta blocker.
tremor, angina (nyeri dada), hipertensi (tekanan darah Golongan obat ini menghambat adrenoseptor beta di
tinggi), gangguan irama jantung, dan kondisi jantung jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas,
atau peredaran darah lainnya. Digunakan untuk dan hati.
mengobati atau mencegah serangan jantung, dan untuk •Dosis : Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2 kali
mengurangi keparahan dan frekuensi sakit kepala sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai
migrain. dengan frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali
•Kontraindikasi : asma, gagal jantung yang tak sehari.
terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom •Efek Samping : mual, muntah, diare, konstipasi, kram
penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok perut, dorongan seksual menurun, masalah tidur
kardiogenik; feokromositoma. (insomnia); atau perasaan lelah
(BPOM, 2015).
2. NADOLOL
Indikasi : Nadolol digunakan untuk mengobati angina (nyeri dada) atau hipertensi
(tekanan darah tinggi).
Kontraindikasi : lihat propanolol
Mekanisme Kerja : lihat propanolol
Dosis : 20 – 40 mg sehari
Efek samping : Mati rasa atau perasaan dingin di tangan atau kaki; pusing;
merasa lelah; sakit perut, muntah, diare, sembelit; masalah penglihatan; atau
perubahan mood, kebingungan, masalah memori.
(BPOM, 2015).
EVL (Endoskopi Varises Ligasi)
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
- Modifikasi lifestyle : menjaga asupan makanan dan olahraga
- Membatasi asupan protein (jika terdapat ensepalopati)
- Menghidari obat-obatan yang mempengaruhi hati seperti sulfonamide, eritromisin, asetaminofen,
obat anti kejang trimetadion, difenilhidantoin dan lain-lain.
- Berhenti konsumsi alkohol
- Makanan sebaiknya diberikan dalam jumlah yang sedikit tapi sering
- Folate, Thiamin, B6, C, D, K, A, Zinc, Iron, Kalsium, Kalium karena terjadi peningkatan ekskresi
senyawa tersebut akibat konsumsi alkohol
- .Bed rest karena jika tidur dengan posisi tegak dapat memperparah kodisi pasien
Don C. Rockey, Scott L. Friedman. 2006. Hepatic Fibrosis And Cirrhosis. http
://www.eu.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9781416032588/9781416032588.pdf . [Diakses pada tanggal 26
November 2018]
Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH. Current diagnosis and treatment in gastroenterology. 2nd ed. New York: Mc Graw Hill, 2003:
644-62
Netiana dan Juniati, S. 2012. Varises Esofagus. Tersedia online di www.journal.unair.ac.id [diakses pada 25 November 2018 WIB]
Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi keempat.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2007.
Iwi, Puteriragil Atma, Wahyu Widyaningsih. 2015. Efek ekstrak etanol ganggang hijau (ulva lactuca L) terhadap aktivitas SGOT-SGPT .
Jakarta: Pusat Penerbitan
Porth CM. 1998. Pathophysiology: concepts of altered health states. 5th ed. Philadelphia. pada tikus. Traditional Medicine Journal Vol.
20(1)
Prasetya, Budi Fauzan. 2017. Kenapa Penderita Hepatitis Rentan Mengalami Hipertensi?. Tersedia Online di https
://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/hubungan-hepatitis-dan-hipertensi/ [diakses pada 26 November 2018]
Rivera Y, Espinoza, Muriel P. 2009. Pharmacological actions of curcumin in liver diseases or damage. Liver International.
29(10):1457-66. 16.
Samuhasaneeto S, Tong-Ngam D, Kulaputana O, Suyasunanont D, Klaikeaw N. 2009. Curcumin decreased oxidative stress, inhibited
NF-kB activation, and improved liver pathology in ethanol- induced liver injury in rats. Journal of biomedicine and
Biotechnology. hlm. 1-8.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alvi, I., Simadibrata, M.K., Setiati, S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.
Walker, H. Kenneth., W. Dallas Hall., J. Willis Hurst. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations 3rd
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Setyaningsih, A., et al. 2013. Perbedaan Kadar Ureum & Creatinin Pada Klien yang Menjalani Hemodialisa dengan Hollow Fiber Baru
dan Hollow Fiber Re Use Di Rsud Ungaran. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 1, No. 1, Hal. 15-24.