NAMA ANGGOTA:
EDY CHANDRA IRAWAN
EKA PUTRI ANDAYANI
MUHAMMAD MAULIDI
MUNA AFIDAH
RUSDAMAYANTI
SARI MAWADDAH
RESEP 6 RUBAH AKAN INI
JADI TULISAN BIASA
AJA SUPAYA JELAS
KASUS
Pasien mengalami batu berdahak dan hidung tersumbat serta
infeksi pada mata kedua matanya, sudah lebih dari 3 hari, dimana
dahak yang dikeluarkan berwarna kuning kehijauan. Pasien
hanya akan mengambil resep untuk persediaan 3 hari. Pasien
tidak suka meminum obat dalam bentuk serbuk.
Bentuk Sediaan : Syrup ,kapsul dan tetes mata.
Khasiat sediaan
CARIKAN KHASIAT
SEDIAAN ?
PERUBAHAN RESEP
Perubahan resep :
R/ CTM 1/4 tab
GG 1/3 tab
Salbutamol 1 mg
Prednison 1/4 tab
Mf.pulv.dtd.da.in.cap No IX
S.3dd 1 caps
R/ Erysanbe Syr No.1
S.2dd 1 C
Dosis Erysanbe dinaikkan dosisnya menjadi 15 ml C sendok
makan 2x sehari
Alasan : Pasien tidak bisa meminum obat dalam bentuk puyer
atau serbuk sehingga resep dibuat menjadi kapsul.
TINJAUAN PUSTAKA
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut.cangkang umumnya terbuat dari pati atau bahan lain
yang sesuai (FI IV. 1995).
Larutan atau solutionis adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut.larutan
terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut
secara kimia atau fisika kedalam bahan cair (FI IV . 1995).
Sirup adalah cairan atau larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tunggi
(sirup simplek adalah sirup yang hampir jenuh dengan
sukrosa) (FI IV. 1995).
I. SKRINING ADMINISTRATIF
1. Inscriptio : ada (nama dan alamat dokter, surat izin apotek,
tanggal resep)
2. praescriptio : ada (nama obat, jumlah, perintah pembuatan)
3. Signatura : ada (aturan pakai obat)
4. Subsriptio : tidak terdapat paraf dokter
II. SKIRINING FARMASETIK
Inkompatibilitas (ott) : -
Penyelesaian : -
Perhitungan dosis :
Dosis erysanbe Syr (DL = anak >20 kg= 1-2 g/hari) ISO
hal:122
BNF 3 mg/kg 4 x sehari tiap 6 jam
Dosis diresep = 3 x sehari 7,5 ml
kandungan erytromicin = 250 mg / 5 ml
7,5 ml = 375 mg x 3 = 1,125 gram (tidak
underdose)
Berarti signa boleh
3 x sehari 1 sendok bubur (tiap 8 jam)
Atau = 2 x sehari 1 sendok makan (tiap 12 jam)
Atau = 4 x sehari 1 sendok bubur (tiap 6 jam)
1. CTM ( DM =-/40 mg) 3. Salbutamol (DL= 6-12 th=2mg/hari,
1 tab = 4 mg 3-4x sehari)
(6mg-8mg)(BNF,2011)
= 4 mg x tab = 1 mg 1tab = 2mg
8,42
1 hari = x 4omg = 16,84 mg Dosis di resep = 1mg x 3 = 3mg(under dose)
20
1 dosis dinaikkan menjadi 2mg
%1 hari = x 3 x 100% = 17,81 % 2mg x 3-4 x sehari= 6mg 8mg
16,84
2. GG (DL= 100-200mg) 4. Prednison ( DL=1-6 tablet sehari)
1 tab= 5 mg
1 tab = 100 mg
tab x 5 mg = 1,25mg ( under dose )
1x = 1/3 tab x 100 mg = 33,33 mg maka dosis dinaikan menjadi 1 tab= 5 mg
(underdose) -> dinaikkan menjadi 1 Tab
Cara dan lama pemberian
Cara pemberian : secara oral atau diminum
Lama pemberian : erysanbe syrup diminum 2 x sehari 15 ml 1
sendok teh. Resep racikan diminum 3 x sehari 1 kapsul
gentamisin tetes mata diteteskan 3 x sehari 1 tetes pada mata
kanan dan kiri.
Lain-lain : obat yang diberikan adalah obat pemberian oral
III. SKIRINING KLINIK
Tinjauan farmakologi Kontra indikasi
Efek utama : mengobati batuk Erysanbe : kepekaan terhadap
berdahak karena infeksi bakteri eritomisin
disertai melegakan saluran Gg : hipersensitifitas tehadap gg
pernapasan. Salbutamol : hipersensitif
Efek samping :
Prednison : hipersensitif terhadap
Gg : mual prednisone
Prednison : gangguan cairan dan Gentamisin :
elektrolit Lain-lain -
Salbutamol : dapat menyebabkan
tremor , dan sakit kelapa
Ctm : mengantuk, dan mulut kering
Erysanbe : mual, muntah, perut
tidak nyaman, dan diare
IV. URAIAN BAHAN
CTM (Chlorpeniramine GG (Glyceril Guaiacolat)
Maleas) Sinonom : Guayfenacin
Sinonom : klorfeniramina Penggolongan obat : DG
Maleat Indikasi : Ekspektoransia
Penggolongan obat : DW
DM : (100 200mg)
Indikasi : Anti Alargi
Pemerian : serbuk hablur,
DM : (-/40 mg) putih sampai agak kelabu,
Pemerian : serbuk hablur bau khas lemah, rasa pahit.
berwana putih, tidak berbau, Penyimpanan : dalam wadah
rasa pahit. tertutup baik dan rapat.
Penyimpanan : simpan (FI Edisi IV, hal:298)
didalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya.
(FI Edisi III, hal:153)
Salbutamol Prednison
Sinonom : Salbotulum Sinonom : Prednison Delta
Penggolongan obat : DG Cortison
Indikasi : Bronkitis kronis dan Penggolongan obat : DG
enfisema Indikasi :
DL : Usia 6-12 tahun = 2mg / DL : 1-6 tab sehari (5mg
hari, 3-4 kali sehari. 30mg sehari)
Pemerian : serbuk hablur, putih Pemerian : serbuk hablur, putih
sampai agak kelabu, bau khas atau hampir putih, tidak berbau,
lemah, rasa pahit. mula-mula tidak
Penyimpanan : dalam wadah Berasa kemudian menjadi
tertutup baik, terlindung dari pahit.
cahaya. Penyimpanan : dalam wadah
(FI Edisi III) tertutup baik.
(FI Edisi III)
Gentamisin tetes mata
Sinonim : gentamisin sulfat
Penggolongan obat : DG
Indikasi : antibiotik
DM : ISO 2007 (gentafilm,
Genoint dan Isotic Timact)
hal.412. tetes mata 0,3%
atau 3 mg 1-2 tetes sehari
Kelarutan : mudah larut
dalam air, praktis tidk larut
dalam etanol (%%, kloroform
dan eter
Penyimpanan : dalam wadah
tertututp rapat
(FI Edisi III,1979)
V. PENIMBANGAN
NO Nama Bahan Kererangan Total yang di timbang
1 Erysanbe syr 60ml 1 botol
2 Ctm ( 4 mg/tab ) tab x 9 2 mg
3 GG ( 100 mg/tab) 1 tab x 9 9 tablet
4 Salbutamol ( 2mg/tab) 1 mg x 9 = 9 mg 4,5 tablet
5 Prednison ( 5mg/tab) 1x9 9
6 Gentamisin tetes mata 1 botol 1 botol
VI. Cara Kerja
R/1
Siapkan gentamisin
tetes mata Kemas dalam plastik klip
Total Rp.57.400
IX. INFORMASI DAN EDUKASI
Erysanbe syrup untuk mengobati infeksi saluran nafas,
diminum2 x sehari 1 sendok makan, harus dihabiskan
Resep racikan untuk obat batuk dan sesa nafas sekaligus radang,
diminum 3 x sehari 1 kapsul sesudah makan
Lama pemakaian 3 hari, jika keluhan sudah sembuh,
pengobatan dapat dihentikan. Tetapi apabila belum sembuh
maka diharapkan konsulkan ke dokter
Gentamisin tetes mata untuk infeksi pada kedua mata, di
teteskan 3 x sehari 1 tetes pada mata kanan dan kiri
Pasien disarankan beristirahat yang cukup, diperbanyak
menkonsumsi buah dan sayur, perbanyak minum air putih,
hindari makanan yang berat dan minuman dingin
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. ISO (Informasi Spesialite Obat I ndonesia
Volume 47. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.
Farmakopr Indonesia Edisi III . Jakarta:
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.
Farmakopr Indonesia Edisi IV . Jakarta:
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia
Syamsuni, A. 2006. Ilmu resep. Jakarta: EGC