STROKE ISKHEMIK
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
Bp. HP diantar keluarganya ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing, dan kesulitan berbicara
(pelo). Pada bagian tubuh bagian kanannya sulit digerakkan yang dimulai sekitar 1,5 jam
sebelum datang ke Rumah Sakit.
Tn. HP adalah seorang perokok sejak remaja. Dia merokok 1 bungkus perhari.
Tn. HP pernah mengalami trauma / cedera kepala berat karena kecelakaan pada 2 bulan
yang lalu
Hasil CT scan : ada sumbatan pada pembuluh darah otak
3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 5/3
GCS 224
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
5/3
Kreatinin mg/dL 0,9
Natrium mmol/L 134 – 145 140
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 4,5
BUN 20 mg/dL
Patofisiologi
Hasil stroke iskemik adalah oklusi arteri serebral yang mengarah ke penurunan aliran darah
otak. Rata-rata aliran darah otak yang normal 50 mL/100 g per menit, dan ini dipertahankan melalui
berbagai tekanan darah (berarti tekanan arteri 50-150 mm Hg) dengan proses yang disebut
autoregulasi serebral. Pembuluh darah otak melebar dan menyempit dalam menanggapi perubahan
tekanan darah, tetapi proses ini dapat terganggu oleh aterosklerosis, hipertensi kronis, dan cedera
akut, seperti stroke. Oklusi arteri menyebabkan pengurangan berat pada aliran darah otak yang
mengarah ke infark. Mekanisme utama yang mendasari stroke iskemik yaitu oklusi dari pembuluh
intrakranial oleh embolus dari tempat yang jauh (misalnya, embolus kardiogenik), in situ trombosis
dari pembuluh intrakranial, biasanya mempengaruhi arteri menembus kecil, dan hipoperfusi
disebabkan oleh pembatasan aliran stenosis arteri ekstrakranial besar.
(Dipiro 10th:991-992)
Etiologi
Stroke dapat berupa iskemik atau hemoragik (masing-masing 87% dan 13%, menurut
American Heart Association 2015). Stroke iskemik disebabkan oleh pembentukan trombus lokal
atau oleh fenomena emboli, yang mengakibatkan aliran darah pada arteri serebral terhambat.
Aterosklerosis, khususnya pembuluh darah serebral, merupakan faktor penyebab pada sebagian
besar kasus stroke iskemik, walaupun 30% bersifat kriptogenik. Emboli dapat timbul dari arteri
intra atau ekstrakranial (termasuk lengkung aorta) atau seperti halnya pada 20% dari semua stroke
iskemik, jantung. Emboli kardiogenik diduga terjadi jika pasien memiliki fibrilasi atrium yang
bersamaan, penyakit jantung vaskular, atau kondisi jantung lainnya yang dapat menyebabkan
pembentukan bekuan darah.
Faktor-faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi tidak dapat dimodifikasi, dimodifikasi, dan
berpotensi dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, ras, jenis kelamin,
berat badan lahir rendah, dan riwayat keluarga. Faktor-faktor risiko yang paling umum dimodifikasi
dan didokumentasikan dengan baik adalah hipertensi, merokok, diabetes, fibrilasi atrium, dan
dislipidemia. Sedangkan faktor resiko yang berpotensi dimodifikasi adalah migrain, sindrom
metabolik, penyalahgunaan obat dan alkohol, serta gangguan pernapasaan saat tidur.
(Dipiro 10th:988-990)
I. IDENTITAS PASIEN
III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 5/3/2020
TD 225/125 mmhg
Suhu 380 C
Nadi 80 X/Menit
RR 20 X/Menit
3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 5/3/2020
GCS 224
b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
OBAT SEKARANG
- tPA 63 mg : inisiasi fibrinolisis lokal dengan mengikat fibrin dalam trombus dan mengubah plasminogen yang terperangkap
menjadi plasmin (DIH 17th Edition, 2008).
- Aspirin 80 mg/hari : inhibitor enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2) secara irreversibel, yang mengakibatkan
penurunan pembentukan prekursor prostaglandin. Berfungsi sebagai antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi (DIH 17th
Edition, 2008).
- Nicardipin 5 mg/hari : mencegah kalsium ion masuk ke saluran lambat atau daerah sensitive-tegangan otot polos pembuluh darah
dan miokardium selama depolarisasi, memproduksi relaksasi otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi koroner;
meningkatkan pengiriman oksigen miokardial pada pasien denga vasopatik angina (DIH 17th Edition, 2008).
Diberikan pilihan
obat lain sebagai
Aspirin 80 mg
Tepat indikasi: Tepat Tidak tepat dosis Aspirin:
acute treatment
Antiplatelet untuk stroke iskemik akut Monitoring
misalnya
(DiPiro 10 , 2008: Hal. 410).
th
perdarahan setiap
Aspirin. Tn. HP
Tepat obat: Tepat hari.
termasuk pasien
Sebelum diberi
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16
apirin tekanan
darah Tn. HP
diturunkan
sekitar 15%
sistolik
maupun diastolik
(191,25/106,25
mmHg) dalam 24
jam pertama
apabila tekanan
darah
sistolik (TDS)
>220 mmHg atau
tekanan darah
diastolic (TDD)
>120 mmHg
(Perdossi, 2011:
hal. 49). Obat
yang digunakan
untuk
menurunkan TD
adalah
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17
Nitroprusside
dengan dosis
0,5mcg/kg/menit
(35 mcg/menit)
melalui infus
dengan
monitoring
tekanan darah.
Dipilih
Nitroprusside
karena pasien
memiliki TD
Diastole>120
mmHg (DiPiro
10th, 2017: Hal.
995). Nitroprussid
yang ada dalam
pasaran adalah
Nitropressa
50mg/2 ml Vial
(25mg/mL) (DIH
Untuk secondary
prevention dapat
digunakan
Aspirin
50mg/hari,
karena Aspirin
50mg/hari
merupakan first
line untuk secon-
dary prevention
(DiPiro 10th,
2017: Hal. 1000),
termasuk dalam
evidence kelas
1B yang
menandakan
bahwa kegunaan
dan
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20
keefektifannya
sudah terbukti
(10th, 2017: Hal.
999).
Penggunaan
aspirin untuk
secondary
preven-tion
digunakan saat
penggunaan
aspirin sebagai
acute treatment
telah selesai.
Sela-in itu,
aspirin lebih
dipilih sebagai
secondary
preven-tion
karena ketika
obat dihentikan
efek sakit kepala
lebih rendah
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21
(0,9%) daripada
penggunaan
kom-binasi
aspirin dengan
dipirida-mol
(5,9%) (10th,
2017: Hal. 1004).
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
HIPERTENSI S:- Nicardipin 5 mg Tepat indikasi: Tepat -Tidak tepat Nicardipin Nitroprusside:
pasien,
O : TD : 225/125 Nicardipin merupakan Antihipertensi
-tidak tepat obat, diganti dengan monitoring
mmHg untuk stroke iskemik akut (DiPiro 10th -tidak tepat dosis nitroprussid, tekanan darah
Edition, 2017: Hal.995). karena (DiPiro 10th,
Tepat pasien: Tidak tepat nitroprussid 2017: Hal. 995).
Nicardipin digunakan untuk pasien digunakan untuk Perindopril dan
yang memiliki tekanan darah 180- hipertensi pada Indapamid: Mo-
230/105-120 mmHg, sedangkan stroke iskemik nitoring tekanan
pasien memiliki tekanan darah akut dengan di- darah, BUN,
diastolik >120 mmHg yaitu, 225/125 astole >120 serum kreatinin,
VI. KONSELING
- Membiasakan untuk tidak merokok. Perokok aktif disarankan untuk berhenti merokok
karena studi epidemiologi menunjukkan hubungan yang konsisten antara merokok dengan
stroke iskemik maupun perdarahan subarachnoid(AHA/ASA, Class 1, Level of evidence B)
(Perdossi, 2011: hal 21).
- Konseling mengenai produk nikotin dan dapat memberikan obat orang untuk
menghentikan kebiasaan merokok sebagai upaya efektif untuk membantu perokok
berhenti merokok (Perdossi, 2011: hal 22).
- Untuk pasien dengan stroke iskemik atau TIA yang masih dapat melakukan aktifitas
fisik setidaknya 30 menit latihan fisik dengan intensitas sedang (berjalan cepat,
menggunakan sepeda statis. Intensitas sedang didefinisikan sebagai aktifitas fisik yang
cukup berarti hingga berkeringat atau meningkatkan frekuensi denyut jantung, 1-3 kali
perminggu (Perdossi, 2011: hal 98).
- Menambah asupan kalium dan mengurangi asupan antrium (<6 gram/hari). Bahan-bahan
yang mengandung natrium seperti monosodium glutamate dan sodium nitrat, sebaiknya
dikurangi. Makanan sebaiknya harus segar. Pada penderita stroke dengan hipertensi, asupan
natrium yang dianjurkan ≤2,3 gram/hari dan asupan kalium ≥4,7 gram/hari (Perdossi, 2011:
hal 19)
Surakarta, ……………………………………
(……………………………………………) (……………………………………………)