Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH FARMAKOTERAPI TERAPAN

MODUL I
GASTROINTESTINAL DISORDERS
( KASUS 2 : STRESS ULCER )

Disusun Oleh:

Shafa Aulia Nur'annisa K100180124

Muhammad Luthfi Prasetyo K100180138

Aulia Ishthofa Hanindita K100180151

Inanda Damantia K100180168

Luthfia Firdaus Maharani K100180181

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI

● PANKREATITIS NEFROTIK BERAT


Pankreatitis akut merupakan inflamasi pada pankreas yang disertai dengan
rasa sakit hebat pada perut bagian atas dan peningkatan konsentrasi serum lipase dan
amilase. Pankreatitis akut berat akan mengalami komplikasi lokal seperti
penumpukan cairan, nekrosis pankreas, dan abses (Sukandar et al, 2008).

● PNEUMONIA (HAP)
Pneumonia adalah suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Peradangan paru yang disebabkan
oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan
dan lain-lain) disebut pneumonitis. Pneumonia nosokomial (HAP) adalah pneumonia
yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan semua
infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah sakit (PDPI, 2003).

● STRESS ULCER
Stress Ulcer atau SRMD adalah penyakit yang terjadi akibat adanya stress
fisiologis seperti trauma, operasi, kegagalan organ dan sepsis. Biasanya asimtomatik,
tanpa perforasi, dan biasanya berdarah dari kapiler mukosa superfisial (Koda
Kimble, 2013).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
● ETIOLOGI
○ PANKREATITIS NEFROTIK BERAT
Pankreatitis nefrotik berat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya batu empedu, obesitas abdomen, dan autoimun. Penyakit
autoimun yang menjadi salah satu faktor resiko peningkatan penyakit
pankreatitis akut adalah diabetes melitus (DIPIRO Edisi 11, 2020).

○ PNEUMONIA (HAP)
Patogen penyebab pneumonia nosokomial berbeda dengan
pneumonia komuniti. Pneumonia nosokomial dapat disebabkan oleh kuman
bukan multi drug resistance (MDR) misalnya S.pneumoniae, H. Influenzae,
Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus (MSSA) dan kuman MDR
misalnya Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Acinetobacter spp dan Gram positif seperti Methicillin Resistance
Staphylococcus aureus (MRSA). Pneumonia nosokomial yang disebabkan
jamur, kuman anaerob dan virus jarang terjadi (PDPI, 2003).

○ STRESS ULCER
Stress ulcer dapat diakibatkan karena adanya gangguan seperti gagal
nafas, sepsis, hipotensi, coagulopathy, Hepatic failure, dan acute renal failure
(Koda Kimble, 2013).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● PATOFISIOLOGI
○ PANKREATITIS NEFROTIK BERAT
Penyebab pankreatitis nefrotik akut seperti batu empedu, kebiasaan
konsumsi alkohol, dan penyebab lainnya menghasilkan tingkat efek yang
berbeda pada terjadinya pankreatitis akut. Namun, pada proses
patofisiologinya terdapat kesamaan meliputi autodigesti, sel acinar, dan
respon inflamasi. Pada sel acinar penyebaran zymogen dan lisosom dapat
terganggu dan menyebabkan paparan tripsinogen ke enzim lisosom seperti
cathepsin B (DIPIRO Edisi 11, 2020).

○ PNEUMONIA (HAP)
Pasien yang mempunyai faktor predisposisi terjadi aspirasi
mempunyai risiko mengalami pneumonia nosokomial. Apabila sejumlah
bakteri dalam jumlah besar berhasil masuk ke dalam saluran napas bagian
bawah yang steril, maka pertahanan pejamu yang gagal membersihkan
inokulum dapat menimbulkan proliferasi dan inflamasi sehingga terjadi
pneumonia. Interaksi antara faktor pejamu (endogen) dan faktor risiko dari
luar (eksogen) akan menyebabkan kolonisasi bakteri patogen di saluran napas
bagian atas atau pencernaan makanan. Patogen penyebab pneumonia
nosokomial ialah bakteri gram negatif dan Staphylococcus aureus yang
merupakan flora normal sebanyak < 5%. Kolonisasi di saluran napas bagian
atas karena bakteri-bakteri tersebut merupakan titik awal yang penting untuk
terjadi pneumoniA (PDIP. 2003).

○ STRESS ULCER
Banyak faktor telah diidentifikasi dalam patogenesis SRMD dan
perdarahan yang dihasilkan, termasuk asam lambung dan sekresi pepsin.
Asam lambung kemungkinan merupakan faktor utama yang terkait dengan
perkembangan SRMD. Sekresi pepsin dikaitkan dengan lisis bekuan darah
karena aksi proteolitik pada fibrin (Koda Kimble, 2013).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


BAB II
ISI

A. PAPARAN KASUS
Bp. Wiro berusia 58 tahun, 110 kg dirawat di ICU medis karena pankreatitis nekrotik
berat. Terapi yg diberikan:
1. Imipenem / cilastatin 1g IV, tiap 8 jam
2. Meperidin 50 mg IM, tiap 6 jam.
Hari ke-3, Bp. Wiro mengalami sesak nafas. Dia membutuhkan intubasi dan ditempatkan di
ventilator. Foto rontgen dada menunjukkan infiltrasi lobus kiri bawah yang menunjukkan
pneumonia (HAP). Pemberian antibiotik ditingkatkan dengan penambahan:
3. Ciprofloxacin 400 mg IV, tiap 12 jam
4. Linezolid 600 mg IV, tiap 12 jam.

Pemeriksaan Fisik
● Tekanan Darah (TD) = 70/40 mmHg
● Detak Jantung (RR) = 115 kali/ menit
● Suhu (T) = 39°C

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil Parameter Hasil

WBC 38.000 / mm3 Trombosit 150.000 / mm3

Hb 13,6 g / dL SrCr 1,3 mg / dL

Hct 40% BUN 24 mg / dL

aPTT 39 detik INR 1,0

AST 292 Unit / L ALT 305 Unit / L

Amilase 508 Unit / L Lipase 624 Unit / L.


● Selain terapi antimikroba dan inisiasi resusitasi cairan, dokter sedang
mempertimbangkan profilaksis ulkus stres dengan ranitidin injeksi 50 mg tiap 8 jam.

Tugas :
Berdasarkan informasi yang tersedia, buat care plan (rencana perawatan) untuk pasien
mencakup: 1. Identifikasi adanya Drug Related Problems 2. Rencana terapi untuk pasien 3.
Rencana konseling 4. Rencana monitoring efektivitas dan efek samping obat

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


B. PEMBAHASAN

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Kelompok 2


FAKULTAS FARMASI NIM : 124, 138, 151, 168, 181
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : C
SURAKARTA

FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Bp. Wiro


Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang : ICU medis
Umur : 58 tahun
BB/TB : 110 kg/ -
Tanggal MRS :-
Diagnosa : Pankreatitis nekrotik berat,

Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
Sesak nafas

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


Pankreatitis nekrotik berat, HAP, Stress ulcer

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


-
II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
-
II.5 Riwayat Sosial (Social History)
-

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
- - - - - - - - -

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 15-09-2021 Keterangan
TD 70/40 mmHg Hipotensi
Suhu 39°C Demam
RR 115 kali/ menit Normal

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 15-09-2021
Sesak nafas ✓

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P) - -
Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 13,6 g/dL Normal
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P) 40% ↓ turun
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0 - -
Eosinofil % 1,0 – 3,0 - -
Batang1 % 2,0 – 6,0 - -
Segmen1 % 50,0 – 70,0 - -
Limfosit % 20,0 – 40,0 - -
Monosit % 2,0 – 8,0 - -
Retikulosist % 0,5-2 - -
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P) - -
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit 38.000/ ↑ naik
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih) mm3
MCH/HER Pg/sel 27 – 31 - -
MCHC/KHER g/dL 32 – 36 - -
MCV/VER fl 80 – 96 - -
Trombosit 150.000 / Normal
103/µL 150 – 400
mm3
Prothrombin time/PT Detik 10-15 - -
Activated Partial Thromboplastin 39 detik Normal
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24 - -
Fibrinogen mg/dl 200-450 - -
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5 - -
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2 1,0 Normal

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
ALT (SGPT) < 23 (P) 305 U/L ↑ naik
U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P) 292 U/L ↑ naik
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69 - -
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38 - -
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0 - -

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25 - -
Protein Total g/L 61 – 82 - -
Albumin g/L 37 – 52 - -

c. Elektrolit
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
Kreatinin 60 – 150 (P) - -
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145 - -
Klorid mmol/L 94 – 111 - -
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 - -
BUN mg/dL 8 - 25 24 mg/dL Normal
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 - -
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P) - -
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 - -
d. Analisa Gas Darah (AGD)
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 - -
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 - -
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 - -
pH - 7,35-7,45 - -
CO2 mEq/L 22-32 - -
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17 - -
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
Kolesterol Total mg/dL 150 – 200 - -
HDL 45 – 65 (P) - -
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130 - -
Trigliserid mg/dL 120 – 190 - -
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
15-09-21 KET.
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 - -
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100 - -
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 - -
Amilase U/L 30 – 130 508 U/L ↑ naik
Lipase U/L 10-140 624 U/L ↑ naik
SrCr mg/dL 0,6 - 1,2 1,3 mg/dL ↑ naik

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


IV. ASSESSMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal 15-09-21
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi

Imipenem / cilastatin IV 1 gram tiap 8 jam

Meperidin IM 50 mg tiap 6 jam

Ciprofloxacin IV 400 mg tiap 12 jam

Linezolid IV 600 mg tiap 12 jam

Ranitidin IV 50 mg tiap 8 jam

Paracetamol IV 10 mg tiap 6 jam

Morfin IM 5 mg tiap 4 jam

Ringer Laktat IV 5 ml/KgBB setiap jam

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
OBAT SEBELUM

No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk


- - - -

OBAT SEKARANG
No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
1 Imipenem / cilastatin Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau
lebih protein pengikat penisilin (PBPs); yang pada gilirannya
menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di
dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel
(DIH, 17 th , 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


2 Meperidin Mengikat reseptor opiat di SSP, menyebabkan penghambatan jalur
nyeri menaik, mengubah persepsi dan respons terhadap nyeri;
menghasilkan depresi SSP umum (DIH, 17 th , 2009)

3 Ciprofloxacin Menghambat DNA-girase pada organisme yang rentan; menghambat


relaksasi DNA superkoil dan mendorong kerusakan DNA untai ganda
(DIH, 17 th , 2009)

4 Linezolid Menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat RNA ribosom


23S bakteri dari subunit 50S (DIH, 17 th , 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


OBAT REKOMENDASI
No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
1 Ranitidin Menghambat histamin pada reseptor H2 pada sel parietal lambung
(DIH, 17 th , 2009)

2 Paracetamol
Mekanisme Aksi Menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem
saraf pusat dan secara perifer memblokir pembentukan impuls nyeri;
menghasilkan antipyresis dari penghambatan pusat pengatur panas
hipotalamus (DIH, 17 th , 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


3 Morfin Mengikat reseptor opiat di SSP, menyebabkan penghambatan jalur
nyeri menaik, mengubah persepsi dan respons terhadap nyeri;
menghasilkan depresi SSP umum (DIH, 17 th , 2009)

4 Ringer Laktat CaCl2 (Memoderasi kinerja saraf dan otot melalui tindakan potensial
ambang batas eksitasi),

NaCl (menyeimbangkan cairan dan elektrolit, control tekanan osmotic


dan distribusi air) ,

KCl (Kation untama cairan intraseluler dan sangat penting untuk


konduksi implus saraf di jantung, otak, dan otot rangka; kontraksi
mukosa jantung, kerangka dan otot polos, pemeliharaan fungsi ginjal
normal, keseimbangan asam-basa, metabolism karbohidrat dan sekresi
lambung) (DIH, 17 th , 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


5 Ceftriaxone Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau
lebih protein pengikat penisilin (PBPs) yang pada gilirannya
menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di
dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel (DIH,
2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems
Problem Medik 1: Pankreatitis nefrotik berat

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subjektif: Tidak Imipenem/cilastat Tidak tepat Menurunkan dosis Tanda klinis : Tidak Tanda klinis:
ada dosis Imipenem/Cilastatin menjadi 500 mg
in 1 g IV, tiap 8 ada ● Takikardi
IV tiap 8 jam.
Objektif: jam ● Seizure
● Leukosit Lab : ● Rash
38.000/mm3 ● Nilai normal ● Mual muntah
● Hematokrit leukosit : ● diare
40% 5.000-10.000/mm ● oliguria
● Amilase 508 3 ● anuria
unit / L
● Lipase 624 unit ● Nilai hematoktit ● phlebitis
/L normal : 45-55% ● Thrombophlebi
● ALT 305 U/L ● Nilai normal tis
● AST 292 U/L amilase : 30 - 130
U/L Lab : Tidak ada
● Nilai normal
lipase : 10 - 140
U/L
● Nilai normal ALT
: <30 U/L
● Nilai normal AST
: <25 U/L

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Meperidin 50 mg Tidak tepat Mengganti Meperidin 50 mg IM tiap Tanda klinis: Tanda klinis:
obat dan tidak 6 jam dengan Morfin 5 mg IM tiap 4
IM tiap 6 jam hilangnya rasa sakit ● Mual, muntah,
tepat dosis jam
pada perut konstipasi,
mulut kering,
Lab : ● Bradikardia,
● Nilai normal takikardia,
leukosit : ● Ruam,
5.000-10.000/mm urtikaria, dan
3 pruritus.
● Nilai hematoktit
normal : 45-55% Lab : Tidak ada
● Nilai normal
amilase : 30 - 130
U/L
● Nilai normal
lipase : 10 - 140
U/L
● Nilai normal ALT
: <30 U/L
● Nilai normal AST
: <25 U/L

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Analisis Evaluasi DRP atau 4T Imipenem/Cilastatin 1 g IV tiap 8 jam
(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Imipenem/Cilastatin diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan bawah, saluran kemih, intra-abdominal, ginekologi, tulang dan
sendi, kulit dan struktur kulit, dan infeksi polimikroba serta septikemia bakteri dan endokarditis. (DIH Edisi 17, 2009).

● TEPAT OBAT → TEPAT


Imipenem tepat diberikan pada pasien karena Imipenem memiliki penetrasi yang baik pada pankreas dan merupakan antibiotik
profilaksis yang lebih banyak digunakan pada terapi pankreatitis akut (DIPIRO Edisi 11, 2020).

● TEPAT PASIEN → TEPAT


Pasien tidak dikontraindikasikan terhadap imipenem atau Cilastatin karena tidak mengalami hipersensitivitas terhadap
imipenem/cilastatin atau komponen lain dari formulasi.(DIH Edisi 17, 2009).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT DOSIS → TIDAK TEPAT
Dosis Imipenem/Cilastatin 1g IV, tiap 8 jam tidak tepat karena dosis Imipenem/Cilastatin yang diberikan secara IV seharusnya 500 mg
tiap 8 jam (DIPIRO Edisi 11 hal 1726, 2020).

Analisis Evaluasi DRP atau 4T Meperidin 50 mg IM tiap 6 jam


(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Meperidin diindikasikan untuk meredakan nyeri sedang hingga berat (DIH Edisi 17, 2009).

● TEPAT OBAT → TIDAK TEPAT


Pada pasien yang menderita penyakit pankreatitis akut untuk mengontrol rasa sakit pada bagian perut dapat menggunakan morfin
karena memiliki durasi yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis golongan obat opioid yang lainnya (DIPIRO Edisi 11 hal 1726,
2020).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT PASIEN → TEPAT
Pasien tidak dikontraindikasikan dengan Meperidin karena pasien tidak mengalami hipersensitivitas terhadap meperidin dan komponen
formulasinya dan sedang tidak menggunakan obat golongan MAO inhibitor (DIH Edisi 17, 2009).

● TEPAT DOSIS → TIDAK TEPAT


Dosis Meperidin yang diberikan kepada pasien sebesar 50 mg tiap 6 jam secara IM tidak tepat dosis karena dosis tersebut melebihi
dosis maksimum menurut DIH, yaitu sebesar 50-75 mg tiap 3-4 jam sekali (DIH Edisi 17, 2009).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Analisis Evaluasi DRP atau 4T Rekomendasi Morfin
(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Morfin diindikasikan untuk meredakan nyeri akibat pankrititis (DIH ed 17, 2009).

● TEPAT OBAT → TEPAT


Morfin digunakan untuk mengontrol rasa sakit pada bagian perut karena memiliki durasi yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis
golongan obat opioid yang lainnya (DIPIRO Edisi 11 hal 1726, 2020).

● TEPAT PASIEN → TEPAT


Pasien tidak kontraindikasi terhadap morfin (DIH ed 17, 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT DOSIS → TEPAT
Dosis morfin menurut DIH ed 17, 2009 yaitu 5 mg IM tiap 4 jam

Analisis Evaluasi DRP atau 4T Rekomendasi Ringer Laktat


(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
● TEPAT INDIKASI → TEPAT
Ringer laktat diindikasikan untuk terapi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh(PIONAS, 2015).

● TEPAT OBAT → TEPAT


Ringer laktat direkomendasikan untuk pasien yang menderita pankreatitis akut untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan organ
lain akibat kekurangan elektrolit (DIPIRO Edisi 11, 2020).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT PASIEN → TEPAT
Pasien tidak mengalami penyakit lain seperti gangguan fungsi ginjal, hahal jantung, hipertensi, dan udem sehingga pemberian ringer
laktat sudah tepat (PIONAS, 2015).

● TEPAT DOSIS → TEPAT


Dosis ringer laktat yang direkomendasikan diberikan secara IV adalah 5 mL/kg/jam (DIPIRO Edisi 11, 2020).

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


FPP Farmakoterapi Terapan | 2
Problem Medik 2 : Pneumonia (HAP)

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subjektif: Ciprofloxacin 400 - Tidak tepat - Ciprofloxacin dan linezolid Tanda klinis: Tanda klinis:
● sesak nafas mg IV tiap 12 jam obat diganti dengan seftriakson.
● Tidak sesak nafas ● flatulen,
- Tidak tepat
Objektif: frekuensi Lab : disfagia,
● Suhu : 39°C ● Suhu : <37°C pankreatitis,taki
● TD : 70/40 ● TD : 120/80 kardia, udem
mmHg mmHg
● Leukosit : 38 x ● Leukosit : 5 - 10 Lab :
103/µL x 103/µL ● -
● Foto rontgen
dada : infiltrasi Linezolid 600 mg -Tidak tepat Tanda klinis: Tanda klinis:
lobus kiri IV tiap 12 jam obat
● tidak sesak nafas ● Diare, mual,
bawah
Lab : muntah, sakit
● Suhu : <37°C kepala,
● TD : 120/80 Hipertensi,
mmHg demam,
● Leukosit : 5 - Pankreatitis
3
10 x 10 /µL Lab :
● suhu >37oC

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Analisis Evaluasi DRP atau 4T Ciprofloxacin 400 mg IV tiap 12 jam
(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Ciprofloksasin diindikasikan untuk pasien pneumonia nosokomial (HAP) (DIH ed 17, 2009).

● TEPAT OBAT → TIDAK TEPAT


Ciprofloksasin dapat menginduksi pankreatitis (Dipiro, 2020), sehingga direkomendasikan untukdiganti dengan Ceftriakson .

● TEPAT PASIEN → TEPAT


Pasien tidak dikontraindikasikan dengan ciprofloxacin (DIH, 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT DOSIS → TIDAK TEPAT
Pasien diberikan Ciprofloxacin tiap 12 jam, sedangkan menurut DIH pada pasien pneumonia ciprofloxacin diberikan tiap 8 jam,
sehingga tidak tepat pemberian interval.

Analisis Evaluasi DRP atau 4T Linezolid 600 mg IV tiap 12 jam


(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Linezolid diindikasikan untuk pasien penderita pneumonia (BNF 61, 2011, Hal 357).

● TEPAT OBAT → TIDAK TEPAT


Linezolid dapat menyebabkan Pankreatitis (DIH, 2009), sehingga Tidak tepat obat. Direkomendasikan mengganti linezolid dengan
Ceftriaxon (Dipiro, 2020)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT PASIEN → TEPAT
Pasien tidak kontraindikasi terhadap linezolid (DIH ed 17, 2009).

● TEPAT DOSIS → TEPAT


Dosis linezolid tepat karena sesuai dengan BNF 57 (2011, Hal 313) yaitu 600 mg tiap 12 jam.

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Analisis Evaluasi DRP atau 4T Rekomendasi Ceftriaxon
(dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Ceftriaxone diindikasikan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah (DIH, 2009)

● TEPAT OBAT → TEPAT


Berdasarkan algoritma terapi menurut Dipiro dan PDPI terapi antibiotik empirik awal pada HAP direkomendasikan menggunakan
Ceftriaxon (Dipiro ed 9, 2015 : Hal 425)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


● TEPAT PASIEN → TEPAT
Pasien tidak dikontraindikasikan dengan ceftriaxone (DIH, 2009)

● TEPAT DOSIS → TEPAT


Dosis ceftriaxone yang diberikan untuk pengobatan pneumonia sebesar 75 mg/kg 1xsehari secara IV (DIH ed 17, 2009)

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Problem Medik 3 : Stress Ulcer

Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subjektif: tidak Ranitidin 50 mg Tidak ada Terapi dilanjutkan Tanda klinis: Tanda klinis:
ada IV tiap 6 jam
● Tidak ada ● Gangguan kardiovaskular,
Objektif: tidak Lab : gangguan sistem syaraf
ada ● Tidak ada pusat, peningkatan level
prolaktin, nyeri perut,
konstipasi, diare, mual,
pankreatitis, muntah,
gangguan hematologi, Gagal
hati, hepatitis, gangguan
pada Neuromuskular &
skeletal, Penglihatan kabur,
Kreatinin serum meningkat,
Pneumonia (hubungan sebab
akibat tidak ditetapkan)

Lab :
● SrCr

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)

● TEPAT INDIKASI → TEPAT


Ranitidin diindikasikan untuk mencegah stress ulcer (DIH ed17, 2009).

● TEPAT OBAT → TEPAT


Ranitidin merupakan golongan obat H2RA yang
direkomendasikan untuk pasien dengan stress
related mucosal bleeding (DIPIRO Edisi 11, 2020).

● TEPAT PASIEN → TEPAT


Pasien tidak kontraindikasi dengan ranitidine (DIH ed 17, 2009).

● TEPAT DOSIS → TEPAT


Dosis ranitidin sudah tepat dosis karena tidak melebihi dosis
maksimal untuk stress ulcer (DIH ed 17, 2009

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dengan Adakah obat tanpa indikasi medis? ✓
masalah medis
(Correlation between Adakah masalah medis yang tidak
drug therapy & ✓
diobati
medical problem)
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ ✓
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan
(therapeutic outcome)?
Apakah obat yang digunakan ✓
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan ✓
merupakan drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? ✓

Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat ✓ Dosis Meperidin melebihi
untuk pasien?
dosis maksimum menurut
DIH.
Apakah frekuensi pemberian sudah ✓
tepat?
Apakah lama pemberian obat sudah ✓ Terdapat beberapa obat
tepat?
yang diganti
Duplikasi Adakah terjadi duplikasi terapi? ✓
terapi/Polifarmasi
Adverse Drug Adakah gejala/ masalah medis yang ✓
Reactions disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg ✓
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg ✓
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan ✓
laboratorium yang berdampak
klinis?
Alergi Obat/ Apakah terjadi alergi /intoleransi ✓
Intoleransi terhadap obat ?
Adherence/ Adakah masalah ketidakpatuhan ✓
Compliance pasien terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami ✓ Pasien disarankan
hambatan/ kesulitan dalam
menggunaakan IV
penggunaan obat?

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
○ Imipenem/ cilastatin 1 g IV tiap 8 jam diganti dengan dosis 500 mg IV tiap 8 jam
○ Meperidin 50 mg IM tiap 6 jam diganti dengan Morfin 5 mg IM tiap 4 jam
○ Menambahkan penggunaan Ringer laktat 5 mL/kg/jam
○ Penggunaan Obat Siprofloksasin diganti dengan seftriakson 75 mg/kg IV 1xsehari
○ Penggunaan Obat Linezolid diganti dengan seftriakson 75 mg/kg IV 1xsehari
○ Ranitidin 50 mg IV tiap 6 jam tetap dilanjutkan.
○ Direkomendasikan pemberian parasetamol untuk membantu menurunkan demam

B. KONSELING

1. Edukasi pasien cara penggunaan obat :


a. Imipenem/Cilastatin dengan dosis 500 mg digunakan setiap 8 jam, yakni 3 kali
sehari, diberikan secara IV
b. Morfin dengan dosis 5 mg diberikan setiap 4 jam, yakni 6 kali sehari diberikan
secara IM
c. Seftriakson diberikan 1 x sehari dengan dosis 75 mg/kg secara IV
d. Ranitidin diberikan setiap 6 jam yakni 4 kali sehari dengan dosis 50 mg secara
IV
e. Pada penggunaan obat Paracetamol, 4 x sehari tiap pemakaian tiap 6 jam
sebanyak 10 mg/L

2. Terapi non farmakologi :


a. Memberikan dorongan untuk menambah nutrisi dan cairan bagi penderita
b. Pasien disarankan untuk memodifikasi gaya hidup sehat
c. Disarankan berpuasa untuk meminimalisasi stimulasi eksokrin pada pankreas
d. Pasien diminta selalu memonitor secara konstan sebagai tindakan pengamanan
dan pengobatan lanjutan dengan pengobatan kardiovaskuler sistem pernafasan
ginjal dan sistem metabolik

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


e. Analgesik diberikan untuk mengurangi resiko pada abdomen pengobatan awal
yang diberikan
f. Menghindari minuman beralkohol karena dapat menyebabkan penurunan
antibiotik profilaksis terhadap penanganan pasien
g. Hindari stres dan dilakukan manajemen terhadap stres karena dapat
memperburuk gangguan pencernaan dilakukan dengan cara menciptakan
lingkungan yang tenang saat makan dan melakukan teknik relaksasi seperti
pernapasan meditasi atau yoga
h. Meskipun tidak perlu melakukan diet khusus, pasien harus menghindari
makanan dan minuman yang menyebabkan gastritis yang bisa membuat perut
sakit dan menimbulkan indikasi yang lainnya.

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J. A., et al. 2009. Drug Information Handbook 17th edition. Lexi-Comp for the
American Pharmacist Association.
Alldredge, B.L., et al, 2013, Koda-kimble & Youngs Applied Therapeutics The Clinical
Use of drugs, 10th Edition, Appleton and Lange, New York.
BNF, 2020, British National Formulary 80th Edition, London : Royal Pharmaceutical
Society
Depkes RI, 2019. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 19. UBM Medica Asia
Jakarta
BPOM RI. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta : Koperpom
dan CV Sagung Seto.
DiPiro, J. T., et al., 2015, Phamracotherapy Handbook, 9th Edition, Appleton and Lange,
New York..
DiPiro, J. T., et al., 2020, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 11th Edition,
Appleton and Lange, New York.
PDPI, 2003, Pneumonia Nosokomial Pedoman Diagnosis dan Penataklasanaan Di
Indonesia, Jakarta : PDPI.
Sukandar et al. 2008. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta : ISFI Penerbitan.

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


(LEMBAR NOTULENSI/ BUKAN TERMASUK MAKALAH)
NOTULENSI DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK

Penjawab Materi : Shafa Aulia Nur'annisa ( K100180124 )


No Nama NIM Pertanyaan Jawaban

1 Nama K1001801

SS Sumber :

2 Nama K1001801

SS Sumber :

3 Nama K1001801

SS Sumber :

4 Nama K1001801

SS Sumber :

5 Nama K1001801

SS Sumber :

Penjawab Materi : Muhammad Luthfi Prasetyo ( K100180138 )

No Nama NIM Pertanyaan Jawaban

1 Nama K1001801

SS Sumber :

2 Nama K1001801

SS Sumber :

3 Nama K1001801

SS Sumber :

4 Nama K1001801

SS Sumber :

5 Nama K1001801

SS Sumber :

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Penjawab Materi : Aulia Ishthofa Hanindita ( K100180151 )

No Nama NIM Pertanyaan Jawaban

1 Nama K1001801

SS Sumber :

2 Nama K1001801

SS Sumber :

3 Nama K1001801

SS Sumber :

4 Nama K1001801

SS Sumber :

5 Nama K1001801

SS Sumber :

Penjawab Materi : Inanda Damantia ( K100180168 )

No Nama NIM Pertanyaan Jawaban

1 Nama K1001801

SS Sumber :

2 Nama K1001801

SS Sumber :

3 Nama K1001801

SS Sumber :

4 Nama K1001801

SS Sumber :

5 Nama K1001801

SS Sumber :

FPP Farmakoterapi Terapan | 2


Penjawab Materi : Luthfia Firdaus Maharani ( K100180181 )

No Nama NIM Pertanyaan Jawaban

1 Nama K1001801

SS Sumber :

2 Nama K1001801

SS Sumber :

3 Nama K1001801

SS Sumber :

4 Nama K1001801

SS Sumber :

5 Nama K1001801

SS Sumber :

FPP Farmakoterapi Terapan | 2

Anda mungkin juga menyukai