TERAPI OSTEOMIELITIS
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi
Oleh:
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
WAHYU PUSPITA ANGGRAENI
K 100 180 088
Dewan Penguji:
Dekan,
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan
iv
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IMPLAN BERLAPIS ANTIBIOTIK PADA TERAPI
OSTEOMIELITIS
Wahyu Puspita Anggraeni, Teguh Imanto*
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
*E-mail: teguh.imanto@ums.ac.id
Abstrak
Osteomielitis merupakan komplikasi yang umum terjadi dan menjadi tantangan yang
sulit bagi ahli bedah karena merupakan penyakit jangka panjang yang mudah kambuh
dan sulit untuk berhasil diobati dalam operasi. Pengobatan osteomielitis biasanya melalui
pemberian secara sistemik, namun antibiotik yang sampai pada target hanya sebagian
kecil. Pelapis antibakteri implan telah dikembangkan sebagai alternatif untuk pengobatan
antibiotik sistemik. Khususnya antibiotik lokal yang memiliki konsentrasi lebih tinggi
sementara konsentrasi sistemik tetap rendah, sehingga dapat meningkatkan keselamatan
pasien dengan peningkatan efektivitas lokal tanpa efek samping sistemik. Dari data data
yang dikumpulkan dari beberapa artikel ilmiah menemukan bahwa tingkat kesembuhan
keseluruhan pasien osteomielitis adalah 65,5% hingga 95%. Metode yang digunakan
pada literature review ini adalah metode boolean. Sumber informasi didapatkan dari
database science direct dan pubmed Terdapat hasil yang baik pada pelepasan antibiotik
gentamisin dengan menggunakan implant paku, dan dengan menggunakan manik manik
PMMA berlapis gentamisin. Sehingga pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
efektivitas gentamisin pada terapi osteomielitis pada implan paku dan manik manik
PMMA. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan rentang waktu pemulihan tulang
antara 3 sampai 9 bulan dengan ditandai adanya penyatuan tulang yang terinfeksi. Dan
minimnya komplikasi pada hasil outcome yang didapatkan. Sehingga penggunaan
implan berlapis antibiotik gentamisin ini lebih efektif digunakan pada pasien
osteomielitis.
Abstract
1
Keywords: osteomielitis, antibiotik implants, gentamicin, effectiveness.
1. PENDAHULUAN
Osteomielitis adalah infeksi progresif yang menyebabkan kerusakan inflamasi, nekrosis, dan
neoformasi tulang, yang dapat berkembang menjadi tahap kronis dan persisten (Jorge et al., 2015).
Osteomielitis merupakan komplikasi yang umum terjadi setelah patah tulang dan menjadi tantangan
yang sulit bagi ahli bedah karena merupakan penyakit jangka panjang yang mudah kambuh dan sulit
untuk berhasil diobati dalam operasi (Wang et al., 2020). Pengobatan osteomielitis biasanya melalui
pemberian secara sistemik, namun antibiotik yang sampai pada target hanya sebagian kecil.
Debridement radikal, terapi anti infeksi yang tepat, dan pembedahan rekonstruktif adalah penting
untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dalam pengelolaannya. (Wu et al., 2017).
Pengobatan pasien osteomielitis dapat dilakukan dengan teknik penyisipan spacer semen polimetil
metakrilat (PMMA) ke dalam cacat tulang setelah debridement radikal yang memfiksasi ekstremitas
dengan fixator eksternal pada tahap pertama. Pada tahap kedua, cangkok tulang ditanamkan, dan
anggota badan difiksasi dengan pelat atau paku intramedulla (Luo et al., 2017).
Metode yang paling banyak digunakan pada pengobatan osteomielitis adalah menggunakan
semen tulang polimetil metakrilat (PMMA) yang mengandung gentamisin, dan telah tersebar luas
dalam praktik klinis selama lebih dari 40 tahun (Mifsud and McNally, 2019) . Dalam beberapa tahun
terakhir, dokter Prancis Masquelet melaporkan penggunaan teknik membran induksi untuk
keberhasilan pengobatan infeksi tulang. Teknik ini dilakukan dengan penyisipan spacer semen
polimetil metakrilat (PMMA) ke dalam defek setelah debridement radikal yang memfiksasi
ekstremitas dengan fixator eksternal pada tahap pertama. Pada tahap kedua, cangkok tulang
ditanamkan, dan tungkai difiksasi dengan pelat atau paku intramedullary (Wu et al., 2017). Aplikasi
antibiotik pun dapat dilakukan dengan menggunakan implan paku semen antibiotik menawarkan
keuntungan memberikan antibiotik konsentrasi tinggi secara lokal dan memberikan dukungan
mekanis dan stabilisasi fraktur (Walter et al., 2022).
Paku intramedullary tetap menjadi standar perawatan dalam pengobatan patah tulang tibia
(Moghaddam et al., 2019). Secara historis, aminoglikosida gentamisin sangat efektif sebagai
antibiotik pelapis, karena memungkinkan, di sekitar implan, pelepasan antibiotik yang terletak di atas
konsentrasi penghambatan minimal spesies bakteri yang paling umum dan mengurangi kolonisasi
bakteri pada permukaan paku (Vicenti et al., 2019). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Maffulli et al., 2016) menemukan bahwa tingkat kesembuhan pasien 65,5% hingga 95%. Terdapat
hasil yang baik pada pelepasan antibiotik gentamisin dengan menggunakan implant paku, dan
dengan menggunakan manik manik PMMA berlapis gentamisin. Sehingga pada penelitian ini
2
ditujukan untuk mengetahui efektivitas gentamisin pada terapi osteomielitis pada implan paku dan
manik manik PMMA.
2. METODE
Literature review ini disusun dengan metode boolean. Sumber informasi artikel ilmiah mengenai
efektivitas implant antibiotik gentamisin pada terapi osteomielitis menggunakan database Science
Direct dan PubMed pada bulan Mei tahun 2022. Kata kunci yang digunakan adalah gentamicin AND
osteomielitis AND Implant. Jenis artikel meliputi research artikel yang membahas efektivitas
antibiotik gentamisin pada terapi osteomielitis dengan publication title Injury, Journal of Clinical
Orthopaedics and Trauma, Orthopaedics & Traumatology: Surgery & Research. Berdasarkan
pencarian didapatkan 63 artikel. Pada database PubMed didapatkan 8 jurnal. Kriteria eksklusi yang
digunakan artikel dengan tahun publikasi dibawah tahun 2014, bukan termasuk artikel penelitian.
Hasil akhir artikel ilmiah yang diperoleh 23 artikel. Skema identifikasi sumber informasi ditunjukkan
pada Gambar 1.
Hasil pencarian = 23
3
Gambar 1. Skema identifikasi sumber informasi dari database
3.1 Pemilihan pasien yang akan dianalisa tingkat keberhasilan implan berlapis antibiotik
Penelitiaan kali ini dilakukan dengan hasil survei langsung pada pasien. Kriteria pasien dalam
penelitian efektivitas penggunaan antibiotik gentamisin pada terapi osteomielitis juga penting dalam
penelitian ini. Kriteria inklusi pasien adalah, pasien berusia diatas 18 tahun, menderita infeksi tulang
pasca trauma (osteomielitis), tidak memiliki gangguan dasar seperti hipertensi, jantung koroner, dan
diabetes mellitus (Tong et al., 2017; Schmidmaier et al., 2017). Kriteria eksklusi pasien adalah jika
pasien diketahui alergi terhadap aminoglikosida; infeksi saluran pin; kerusakan jaringan lunak yang
persisten; pasien hamil, menyusui atau berencana hamil selama penelitian; riwayat penyakit ganas;
harapan hidup kurang dari tiga bulan; penyakit medis atau gangguan kognitif yang menghalangi
partisipasi dalam pemeriksaan lanjutan (Moghaddam et al., 2019; Vicenti et al., 2019).
Pasien yang telah memenuhi kriteria dalam peneliian selanjutnya akan dimintai izin
persetujuan untuk mengikuti terapi osteomielitis dengan implan berlapis gentamisin dengan menanda
tangani surat persetujuan. Selama masa penelitian berlangsung, pasien tidak diperbolehkan untuk
melakukan hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan terapi implan berlapis gentamisin ini.
Faktor yang dapat menggagalkan keberhasilan outcome yaitu seperti merokok, meminum alkohol,
memaksakan untuk melakukan pekerjaan berat. Untuk penilaian follow up ini dilakukan pada bulan
ke 3, 6, 12, 18, dan seterusnya sesuai dengan lama masa pengujian yang dituangkan dalam jurnal
(Wang et al., 2020; Tong et al., 2017; Simpson and Tsang, 2017).
Diagnosa osteomielitis disini dibuat berdasarkan nyeri tulang lokal dan pembengkakan yang
terjadi selama dilakukannya pemeriksaan, prosedur imaging, pemeriksaan mikrobiologi dan
4
histopatologi, serta pemeriksaan laboratorium (seperti gold standard biopsy atau kultur jaringan)
(Luo et al., 2017). Setelah di lakukannya pemeriksaan pada pasien selanjutnya pasien akan diberi
tindakan implantasi dengan menggunakan implan berlapis antibiotik gentamisin. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kembali pada pasien setiap 3 bulan kedepan untuk menilai follow up pasien
terhadap implan berlapis antibiotik tersebut serta menilai apakah terdapat efek samping yang dialami
pada pasien atau tidak (Jiang et al., 2019).
Pada prosedur implan beads semen tulang yang berisikan antibiotik gentamisin ini disiapkan
terlebih dahulu sebelum dimulainya operasi pada pasien di ruang operasi dengan lingkungan yang
steril. Bubuk cefuroxime (tiga vial 1,5 g) atau Vankomisin (1 g vial) dicampur secara homogen
dengan bubuk polimer (20 g) dalam mangkuk steril. Cairan monomer (10 ml) kemudian
ditambahkan dan dicampur. Setelah campuran dalam keadaan tidak lengket, adonan dibentuk
menjadi beads kecil (5 mm sampai 8 mm) dengan cara digulung dengan menggunakan tangan.
Beads dijalin pada kawat baja tahan karat, dan ujung kawat dipilin menjadi simpul (Patel et al.,
2020). Implan tulang dengan menggunakan PMMA semen (mengandung gentamisin) digunakan
untuk mengisi ruang tulang yang cacat (Luo et al., 2017).
5
dilakukan pada saat perekrutan dan saat tindak lanjut, untuk menilai penempatan paku
intramedullary yang benar dan penyembuhan tulang. (Vicenti et al., 2019). Penelitian yang telah
dilakukan (Schmidmaier et al., 2017) tidak ditemukan efek toksik lokal atau sistemik yang terkait
dengan gentamisin selama penelitian. Didukung dengan hasil penelitian (Graeser et al., 2016) yang
mengamati tidak ada gentamisin terkait efek samping yang parah pada 25 pasien yang diobati
dengan paku berlapis gentamisin.
Selama prosedur operasi pemasangan paku berlapis antibioti ini, pasien ditempatkan
terlentang di atas meja fraktur dan penyangga terlipat ditempatkan di bawah fraktur tempat lutut
ditekuk nyaman dan diberikan anestesi spinal. Operasi dilaksanakan dengan kisaran waktu 60-100
menit (Erdem et al., 2019). Pada prosedur pencangkokan ini antibiotik yang ditambahkan ke semen
tulang akan secara perlahan dilepaskan dari waktu ke waktu. Dosis tinggi antibiotik mengelilingi
implan paku untuk mencapai penghambatan lokal minimum konsentrasi (Luo et al., 2017). Infeksi
kompleks dapat memerlukan beberapa prosedur pembedahan untuk menghilangkan infeksi dan
mencapai penyatuan tulang (Bauer et al., 2017).
3.4 Analisis hasil penggunaan implan berlapis antibiotik pada terapi osteomielitis
Pemeriksaan derajat debridement dilakukan dengan menggunakan radiografi, computerized
tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan pemindaian tulang radionuklida.
Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan pada pemeriksaan sinus, sequestrum, dan jaringan lunak
dibersihkan dan sampel dikirim untuk kultur menganalisis intraoperatif (Luo et al., 2017).
Penyembuhan berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiografi, yaitu tidak ada rasa sakit di lokasi
infeksi dan adanya bridging callus yang solid pada tiga dari empat korteks, menghubungkan
fragmen fraktur pada kedua anteroposterior (AP ) dan pandangan lateral (Vicenti et al., 2019).
Pasien akan dilakukan pemeriksaan ulang dan dilakukan terapi tambahan jika mengalami
kekambuhan infek yang ditandai dengan adanya kemerahan, bengkak, nyeri, dan gejala lain yang
muncul kembali di tempat utama, dan indikator darah tinggi (WBC, CRP, atau ESR), tidak termasuk
infeksi di bagian lain dari tubuh, sinus atau nanah terus menerus di situs utama.
Rentang gerak lutut diperiksa dengan pemeriksa independen dibandingkan dengan sisi sehat
kontralateral menggunakan goniometer. Fleksi 90° diperoleh kembali pada 3 minggu, sementara
110° fleksi dan ekstensi penuh diamati pada 2 bulan pasca operasi. (Erdem et al., 2019).
Pemeriksaan klinis dan radiologis pada 3-4 bulan pasca operasi sangat penting sehingga setiap tulang
tambahan pencangkokan tidak tertunda lebih jauh (Bauer et al., 2017). Dihitung juga Rasio kalus-
diafisis, yaitu rasio antara diameter kalus fraktur dan diameter tulang diafisis normal, dinilai pada
6
semua pasien. Dari hasil yang didapatkan penggunaan implant berlapis antibiotik ini dapat
memperbaiki lebih efektif (Vicenti et al., 2019).
7
Tabel 1. Data hasil outcome pada pasien dengan menggunakan implan antibiotik gentamisin
9
Tabel 2. Lanjutan data hasil outcome pada pasien dengan menggunakan implan antibiotik gentamisin
10
4. PENUTUP
Osteomielitis sampai saat ini masih menjadi tantangan terbesar dalam penyembuhannya bagi ahli
ortopedi, karena dosis tinggi pemberian antibiotik secara sistemik dapat menimbulkan efek samping.
Para ahli ortopedi telah menemukan alternatif terapi osteomielitis ini dengan pemberian implant
berlapis antibiotik gentamisin. Gentamisin adalah antimikroba berspektrum luas sehingga lebih di
utamakan pemberiannya dalam terapi ini. Dari hasil data artikel ilmiah yang mengaplikasikan
implant berlapis antibiotik gentamisin memberikan efek terapi yang baik hamper 80% pasien dapat
sembuh tanpa mengalami kegagalan terapi infeksi. Implant berlapis antibiotik sendiri telah banyak
dikembangkan dengan diaplikasikan pada berbagai macam alat seperti, paku, pelat, beads, dsb.
Namun banyak dokterortopedi yang mengaplikasikan dalam bentuk beads PMMA dengan
kandungan gentamisin sebagai tahap pertama penyembuhan. Karena dengan manik manik tidak data
terurai secara hayati maka, dilakukan tidakan tahap dua yaitu pencakokan beads diganti dengan paku
berlapis semen gentamisin. Pencakokan paku ini dilakukan ketika infeksi telah menunjukan follow-
up yang baik tidak adanya tanda tanda kekambuhan infeksi maka selanjutnya dilakukan pencakokan
tersebut dengan tujuan agar tulang dapat tersambung kembali. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada
keberhasilan terapi adalah minimal 18 bulan. Dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan dan pemeriksaan
klinis setiap bulannya. Jika pasien mengalami gejala yang menyimpang dari kesembuhan maka akan
dilakukan kultur jaringan untuk menentukan bakteri apa yang menyerang berulangnya infeksi
tersebut. Dan diberikan tindakan serta antibiotik yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bauer T., Klouche S., Grimaud O. and Hardy P., 2017, Ac ce pt e cr t, Orthopaedics &
Traumatology: Surgery & Research Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.otsr.2017.10.014.
Erdem Y., Neyisci C., Koca K., Ersen O. and Bek D., 2019, Is staged management with immediate
conversion of external fixation to retrograde intramedullary nailing for combat-related Gustilo
Type III supracondylar femur fractures safe and reliable method?, Injury Terdapat di:
https://doi.org/10.1016/j.injury.2019.01.019.
Graeser V., Westhauser F., Dapunt U. and Schmidmaier G., 2016, Patients ’ safety : is there a
systemic release of gentamicin by gentamicin-coated tibia nails in clinical use ?, , 1387–1393.
Jiang N., Wang B., Chai Y., Wu X., Tang P., Zhang Y., Yu B., Group T.O., Orthopaedics S.,
Association C.M., Fixation E., Reconstruction L., Orthopaedics S., Association C.M.,
Committee E., Surgeons T., et al., 2019, ur na of, Injury Terdapat di:
https://doi.org/10.1016/j.injury.2019.08.002.
Jorge L.S., Chueire A.G. and Baptista Rossit A.R., 2015, Osteomyelitis: a current challenge, The
Brazilian Journal of Infectious Diseases, 14 (3), 310–315. Terdapat di:
http://dx.doi.org/10.1016/S1413-8670(10)70063-5.
11
Kim J.W., Cuellar D.O., Hao J., Seligson D. and Mauffrey C., 2014, Custom-made antibiotic
cement nails: A comparative study of different fabrication techniques, Injury, 45 (8), 1179–
1184. Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2014.03.006.
Kumar R., Singh S. and Jalan D., 2014, Management of nonunion of lower-extremity long bones
using mono-lateral external fixator – Report of 37 cases, Injury, 45 (3), 560–567. Terdapat di:
http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2013.11.019.
Luo F., Wang X., Wang S., Fu J. and Xie Z., 2017, Induced membrane technique combined with
two-stage internal fixation for the treatment of tibial osteomyelitis defects, Injury Terdapat di:
http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2017.04.052.
Maffulli N., Papalia R., Zampogna B., Torre G., Albo E. and Denaro V., 2016, ScienceDirect The
Surgeon , Journal of the Royal Colleges of Surgeons of Edinburgh and Ireland The
management of osteomyelitis in the adult, The Surgeon Terdapat di:
http://dx.doi.org/10.1016/j.surge.2015.12.005.
Mifsud M. and McNally M., 2019, Local delivery of antimicrobials in the treatment of bone
infections, Orthopaedics and Trauma, 33 (3), 160–165. Terdapat di:
https://doi.org/10.1016/j.mporth.2019.03.007.
Moghaddam A., Weis J., Haubruck P., Friedrich T., Addali A. and Schmidmaier G., 2019,
Evaluation of the clinical use of the ETN PROtect 1 in non-union therapy, Injury Terdapat di:
https://doi.org/10.1016/j.injury.2019.07.009.
Pablo S. Coronasebuah M.A.C.A.M.V.R.V., 2020, Rekonstruksi cacat tulang pasca-trauma yang
terinfeksi pada femur distal dengan Compress© Rmencangkok. Hasil awal dari sebuah stage
strategi non-biologis, , (xxxx)
Patel K.H., Bhat S.N. and Mamatha H., 2020, Outcome analysis of antibiotic-loaded poly methyl
methacrylate ( PMMA ) beads in musculoskeletal infections, Journal of Taibah University
Medical Sciences, (xxxx) Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.jtumed.2020.10.015.
Patel K.H., Bhat S.N. and Mamatha H., 2021, Outcome analysis of antibiotic-loaded poly methyl
methacrylate ( PMMA ) beads in musculoskeletal infections, Journal of Taibah University
Medical Sciences, 16 (2), 177–183. Terdapat di: https://doi.org/10.1016/j.jtumed.2020.10.015.
Schmidmaier G., Kerstan M., Schwabe P., Südkamp N. and Raschke N.M., 2017, Clinical
Experiences in the use of a Gentamicin-Coated Titanium Nail in Tibia Fractures and
Revisions, Injury Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2017.07.008.
Sherif R.D., Ingargiola M., Sanati-Mehrizy P., Torina P.J. and Harmaty M.A., 2017, Use of
antibiotic beads to salvage infected breast implants, Journal of Plastic, Reconstructive and
Aesthetic Surgery, 70 (10), 1386–1390.
Simpson H. and Tsang S.T.J., 2017, Current treatment of infected non-union after intramedullary
nailing, Injury Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2017.04.026.
Tong K., Zhong Z., Peng Y., Lin C., Cao S., Yang Y. and Wang G., 2017, Masquelet technique
versus Ilizarov bone transport for reconstruction of lower extremity bone defects following
posttraumatic osteomyelitis, Injury Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2017.03.042.
Tosun B., 2020, Medial approach for the treatment of femur fractures in association, , (xxxx), 1–6.
Vicenti G., Bizzoca D., Cotugno D., Carrozzo M., Riefoli F., Rifino F., Belviso V., Elia R.,
Solarino G., Moretti B., Vicenti G., Bizzoca D. and Cotugno D., 2019, The use of a
gentamicin-coated titanium nail, combined with RIA system, in the management of non-unions
of open tibial fractures: a single centre prospective study, Injury Terdapat di:
12
https://doi.org/10.1016/j.injury.2019.09.024.
Walter N., Rupp M., Krückel J. and Alt V., 2022, Individual and commercially available
antimicrobial coatings for intramedullary nails for the treatment of infected long bone non-
unions – a systematic review, Injury, (xxxx) Terdapat di:
https://doi.org/10.1016/j.injury.2022.05.008.
Wang X., Wang S., Fu J., Sun D., Shen J. and Xie Z., 2020, Risk factors associated with recurrence
of extremity osteomyelitis treated with the induced membrane technique, Injury, 51 (2), 307–
311. Terdapat di: https://doi.org/10.1016/j.injury.2019.11.026.
Wu H., Shen J., Yu X., Fu J., Yu S., Sun D. and Xie Z., 2017, Two Stage Management of Cierny-
Mader Type IV Chronic Osteomyelitis of the Long Bones, Injury Terdapat di:
http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2017.01.007.
13