Disusun Oleh:
dr. Rizky Lumalessil
Pembimbing:
dr. Aletha D. Pian, MPH
dr. Arley Sadra Telussa, Sp.U
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. DB
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 23 tahun
• Agama : Kristen
• Pekerjaan :-
• Alamat : Manutapen
• Nomor Rekam Medis : 0-52-66-69
• Tanggal MRS : 29 Januari 2020
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan Utama: Nyeri pada buah zakar sebelah kanan
• Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke IGD RSU Prof Dr. W.Z.
Johannes dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kanan sejak
4 hari SMRS. Nyeri dirasakan semakin hari semakin memberat dan
menjalar ke perut bagian kanan bawah dan dirasakan terus menerus.
Nyeri dirasakan makin memberat bila buah zakarnya tersentuh dan
berkurang jika berbaring. Pasien mengeluhkan nyeri BAK sejak 4 hari
SMRS, BAB dalam batas normal. Keluhan mual (-), muntah (-).
• Riwayat Pengobatan :
Belum melakukan pengobatan
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan serupa disangkal, riwayat penyakit menular seksual
disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5
• Tanda vital : Suhu 370C, RR 20x/menit, Nadi 72 x/ menit, TD =
110/70mmHg
• Antropometri :
• Berat Badan = 65kg
• Tinggi badan = 172 cm
• IMT 21,98 kg/m2
• Kulit : (-), sianosis (-), ikterus (-) pucat • Dada : pengembangan dada simetris,
• Kepala: normocephal retraksi (-)
• Rambut: hitam, keriting, tersebar merata, • Jantung: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
tidak mudah dicabut gallop (-)
• Paru-paru: vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
• Wajah : Simetris, deformitas (-)
wheezing (-/-), nyeri tekan (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
• Abdomen:- Inspeksi: perut tampak
ikterik (-/-), pupil isokor/isokor, refleks cahaya
membesar
(+/+), udem palpebra (-/-)
• Telinga: otore (-/-), deformitas (-/-) • Auskultasi: bising usus (+)
• Palpasi: supel, splenomegali Schuffner II/III
• Hidung: rinore (-/-), pernapasan cuping
hidung (-/-) • Perkusi: shifting dullness (-), venektasis (-),
• Mulut pembesaranhepar (-)
: mukosa lembab, warna merah
muda • Ekstremitas: akralhangat, CRT < 2 detik, nyeri
• Leher : pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-), di pergelangankedua kaki.
pembesaran kelenjar parotis kanan dan kiri, • Genitalia: skrotum sebelah kanan
nyeri (+) membengkak, phren sign (+) nyeri membaik
ketika skrotum diangkat.
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
MCV 83.3 fL 81 – 96
MCH 25.9 L pg 27 – 36
RDW-CV 11.6 % 11 – 16
RDW-SD *0000 fL 37 - 54
Neutrofil 61.8 % 25 – 60
Limfosit 27.2 % 25 – 50
Kimia Darah
Glukosa Sewaktu 69 L mg/dL 70 - 150
BUN 11.0 mg/dL < 48
Kreatinin Darah 0.43 L mg/dL 0.70 - 1.3
Elektrolit
Natrium Darah 140 mmol/L 132 - 147
Sedimen
Eritrosit NEG /lbp Negatif
Leukosit NEG /lbp 0-5
Silinder Negatif /lpk Negatif
Sel epitel 5 - 10 /lpk 0-2
Bakteri Negatif Negatif
USG SKROTUM
• Caput epididymis dextra
membesar, massa (-)
• Kedua testis dalam batas normal
• Kesan : Epididimitis Dextra
• DIAGNOSIS • TATALAKSANA
Epididimitis - Injeksi ciprofloksasin 2x400mg
- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
- Ranitidin 50 mg IV
- Antrain 1 gr IV
- Ketorolac 30 mg IV
FOLLOW UP (TANGGAL 15 FEBRUARI
2020)
• Follow up dilakukan via telepon dikarenakan pasien tidak kembali
untuk kontrol ke Poli Urologi.
• Pasien mengaku tidak terdapat nyeri lagi pada buah zakarnya,
bengkak pada skrotum sudah hilang, dan tidak terdapat demam.
Nyeri saat buang air kecil juga sudah tidak ada
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDIDIMITIS
• Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada
epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva
(koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma yang matur
ANATOMI EPIDIDIMIS
• A: Caput epididimis.
• B: Corpus epididimis.
• C: Cauda epididymis.
• D: Vas deferens.
• E: Testis
ETIOLOGI
• Infeksi bakteri non spesifik • Penyakit Menular Seksual
Bakteri coliforms (misalnya E coli, Chlamydia merupakan penyebab
Pseudomonas, Proteus,Klebsiella) tersering pada laki-laki berusia
menjadi penyebab umum kurang dari 35 tahun dengan
terjadinya epididimitis pada anak- aktivitas seksual aktif. Infeksi yang
anak, dewasa dengan usia lebih disebabkan oleh Neisseria
dari 35 tahun dan homoseksual. gonorrhoeae, Treponema pallidum,
Trichomonas dan Gardnerella
vaginalis juga sering terjadi pada
populasi ini.
• Virus • Tuberkulosis
Virus menjadi penyebab yang • Penyebab infeksi lain
cukup dominan pada anak-anak. Seperti brucellosis,
Pada epididimitis yang disebabkan coccidioidomycosis,
oleh virus tidak didapatkan blastomycosis, cytomegalovirus
adanya pyuria. Mumps (CMV), candidiasis, CMV pada HIV
merupakan virus yang sering dapat menjadi penyebab
menyebabkan epididimitis selain terjadinya epididimitis namun
coxsackie virus A dan varicella biasanya hanya terjadi pada
individu dengan
imunokompromais
• Obstruksi (seperti BPH,
malformasi urogenital) memicu
terjadinya refluks
• Penggunaan Amiodarone dosis
tinggi
• Prostatitis
• Tindakan pembedahan seperti
prostatektomi.
• Kateterisasi dan instrumentasi
PATOFISIOLOGI
• Patofisiologi terjadinya epididimitis masih belum jelas, dimana
diperkirakan terjadinya epididimitis disebabkan oleh aliran balik dari
urin yang mengandung bakteri, dari uretra pars prostatika menuju
epididimis melalui duktus ejakulatorius vesika seminalis, ampula dan
vas deferens.
• Penyumbatan yang terjadi di prostat dan uretra serta adanya anomali
kongenital pada bagian genito-urinaria sering menyebabkan
timbulnya epididimitis karena tekanan tinggi sewaktu miksi. Setiap
kateterisasi maupun instrumentasi seperti sistoskopi merupakan
faktor resiko yang sering menimbulkan epididimitis bakterial
GEJALA KLINIS
• Gejala yang timbul tidak hanya berasal dari infeksi lokal namun juga
berasal dari sumber infeksi yang asli. Gejala yang sering berasal dari
sumber infeksi asli seperti duh uretra dan nyeri \ pada uretra (akibat
uretritis), nyeri panggul dan frekuensi miksi yang meningkat, dan rasa
terbakar saat miksi (akibat infeksi pada vesika urinaria yang disebut
Cystitis), demam, nyeri pada daerah perineum, frekuensi miksi yang
meningkat, urgensi, dan rasa perih dan terbakar saat miksi (akibat
infeksi pada prostat yang disebut prostatitis), demam dan nyeri pada
regio flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut pielonefritis).
• Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum.
• Nyeri mulai timbul dari bagian belakang salah satu testis namun
dengan cepat akan menyebar ke seluruh testis, skrotum dan
kadangkala ke daerah inguinal disertai peningkatan suhu badan yang
tinggi.
• Biasanya hanya mengenai salah satu skrotum saja dan tidak disertai
dengan mual dan muntah
Tanda Klinis
• Pada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal, ukuran
kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu
testis dan epididimis membengkak di permukaan dorsal testis yang
sangat nyeri
• refleks kremaster normal
• Phren sign positif
• Pembesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis.
• Pada colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronik yaitu
adanya pengeluaran sekret atau nanah setelah dilakukan masase
prostat.
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat
dengan shift to the left (10.000-30.000/µl)
• Kultur urin dan pengecatan gram untuk kuman penyebab infeksi
• Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
• Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
• Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita
Pemeriksaan Radiologis
• Color Doppler Ultrasonography
Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dilakukan untuk melihat
aliran darah pada arteri testikularis. Pada epididimitis, aliran darah
pada arteri testikularis cenderung meningkat.
Ultrasonografi juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya abses
skrotum sebagai komplikasi dari epididimitis.
Nuclear Scintigraphy
• Pemeriksaan ini menggunakan technetium-99 tracer dan dilakukan
untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang
meragukan dengan memakai ultrasonografi.
• Pada epididimitis akut, akan terlihat gambaran peningkatan
penangkapan kontras
• Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100% dalam menentukan
daerah iskemia akibat infeksi.
• Vesicouretrogram (VCUG), cystourethroscopy, dan USG abdomen
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui suatu anomali kongenital
pada pasien anak-anak dengan bakteriuria dan epididimitis.