Disusun Oleh:
Wan Muhammad Adib (120100517)
Sudirman (120100258)
Rama Dhanianda (120100367)
Pembimbing :
Dr. Yutu Solihat, Sp.An, KAKV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Aspek Anestesi Pada Sepsis”. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing, Dr. Yutu Solihat, Sp. An,
KAKV yang telah meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan serta
masukan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.
Laporan kasus ini diharapkan bermanfaat bagi yang membaca dan dapat
menjadi referensi dalam pengembangan wawasan di bidang medis.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Memahami alur penanganan kegawatdaruratan di Instalasi
Gawat Darurat khususnya pada kasus sepsis dan syok sepsis.
2. Meningkatkan kemampuan penulis dalam penulisan karya
ilmiah di bidang kedokteran.
3. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Kedokteran di
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.2.Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan laporan kasus
ini adalah meningkatkan pemahaman terhadap kasus
kegawatdarutan sepsis dan syok sepsis serta penanganan
kegawatdaruratan sesuai kompetensi pada tingkat pelayanan
primer.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kriteria SIRS
Terdapat dua atau lebih kriteria berikut:
Suhu >380C atau < 360C
Nadi > 90x/menit
Pernapasan > 20x/menit atau
PaCO2< 32mmHg (4,3 kPa)
Leukosit >12.000/mm3 atau < 4000/mm3
Penurunan kesadaran
2.2. Epidemiologi
2.4. Diagnosis
2.5. Tatalaksana
1. Resusitasi awal
Sepsis Bundles3
2. Terapi Antibiotik13
Berikan antibiotik empirik dengan konsentrasi adekuat
pada 1 jam pertama terdiagnosis sepsis. Pemberian antibiotik
harus dinilai setiap hari untuk kemungkinan deeskalasi.Gunakan
kombinasi antibiotik untuk pasien syok sepsis, pasien netropeni,
dan pasien dengan infeksi bakteri patogen MDR (multi drug
resistant). Durasi terapi berkisar 7-10 hari, penggunaan lebih
lama pada pasien dengan respon klinis lambat, bacteremia
S.aureus, infeksi jamur dan infeksi virus atau defisiensi
imunologis.
13
4. Terapi cairan22
5. Vasopresor13
6. Inotropik13
7. Kortikosteroid13
9. Pemberian imunoglobulin13
Intubasi Endotrakea
Merupakan suatu cara pemberian ventilasi dengan alat
bantu nafas tingkat lanjut dengan cara memasukkan pipa
endotrakea ke dalam trakea pasien. Indikasi utama intubasi
adalah:
21
BAB III
Umur : 87 tahun
Pekerjaan : Petani
Berat Badan : 50 kg
3.2 Alloanamnesis
KU : Penurunan Kesadaran
Telaah : Hal ini telah dialami oleh pasien 6 jam sebelum masuk rumah
sakit. Kondisi ini dialami oleh pasien secara perlahan-lahan. Pasien ini
sebelumnya pagi tadi masih bisa beraktivitas seperti biasa dan masih bisa
berjalan namun pada sejak sore tadi pasien mula menjadi lemas dan sulit
diajak berkomunikasi. Selain itu, pasien mengeluhkan ada batuk selama
satu minggu sebelum masuk ke rumah sakit. Riwayat batuk berdahak dan
batuk berdarah tidak dijumpai. Pasien juga mengalami demam sejak ±
satu hari sebelum masuk rumah sakit. Sifat demam adalah naik turun
dengan obat penurun panas. Riwayat tekanan darah,sakit gula dan
kolesterol tidak dijumpai. Riwayat trauma dan nyeri kepala tidak
dijumpai. Riwayat mual muntah tidak dijumpai. Riwayat pemakaian obat
6 bulan tidak dijumpai. Riwayat merokok dan minum alkohol tidak
dijumpai. Keluarga yang mempunyai keluhan yang sama tidak dijumpai
A (Airway)
Airway clear
Snoring(-), Gurgling(-), Crowing(-)
B (Breathing)
RR: 28 kali per menit, SaO2:99%
C (Circulation)
Tekanan darah: 90/60 mmHg
Frekuensi Nadi: 132 kali per menit, regular, t/v kuat/cukup
Akral Hangat, Merah, Kering
CRT <2 detik
Terpasang IV Line di tangan kanan ukuran 18G, jalan IV line lancar
D (Disability)
Kesadaran/AVPU: Somnolen. GCS: 9 E2 M4V3
Pupil isokor, diameter 3 mm/3 mm, RC: +/+
E (Exposure)
Suhu aksila: 38ºC
Paracetamol 3x500mg
3.8.1 Laboratorium
HEMATOLOGI
Hematokrit 32 % 36 – 47 %
ELEKTROLIT
102 96 – 106
Klorida (Cl)
mEq/L mEq/L
METABOLISME KARBOHIDRAT
150
Gula Darah (Sewaktu) <200mg/dl
mg/dl
GINJAL
ANALISA GAS
DARAH
Ph 7.430 7,35-7,45
Pco2 32.0mmhg 38-42 mmhg
Po2 192.0 U/L 85-100 U/L
HCO3 21.2 U/L 22-26 U/L
BE -2.3 U/L (-2)–(+2) U/L
Sa O2 100.0% 95-100%
26
Kesimpulan: Aorta elongasi dan kalsifikasi. Proses Spesifik lama aktif dengan
hemidiafragma kiri letak tinggi ec penarikan DD/ parese nervus prenikus kiri
3.8.3 EKG
Kesimpulan: Normal
3.8.6 Diagnosis
BAB 4
FOLLOW UP
24 Februari 2018
S -
Airway clear S/G/C: -/-/-, SP: vesikuler ST: (-/-), RR : 24x/i, SpO2 98 %
TD: 119/76 mmHg, HR: 110x/i reguler t/v: kuat/cukup, Akral H/M/K,
CRT < 2”
IVFD RL 20gtt/i
P
Ciprofloxacin 400mg/12jam
HASIL LABORATORIUM
28
12.2/37/20 750/125000
INR: 1.66
Trombin: Pasien/Kontrol:17.8/19.5
Fibrinogen: 211.0
D-Dimer: 450
Kimia Klinik
IMMUNOSEROLOGI
25 Februari 2018
S -
IVFD RL 20gtt/i
Cefepime 2gr/8j/IV
D-dimer/Fibrinogen
HASIL LABORATORIUM
30
AGDA: pH/pCO2/pO2/HCO3/TCO2/BE/SaO2
7.370/27.0/163.0/15.6/16.4/-8.2/99.0
Ginjal: BUN/Ur/Kr
28/60/0.91
Elektrolit: Na/K/Cl
137/4.3/105
31
S -
Airway clear terintubasi dengan ETT Fr 7.5 cuff(f). Support ventilator dengan modus
SIMV 12. FiO2: 50, VT: 400, PEEP: 5. S/G/C: -/-/-, SP: vesikuler ST: (-/-), RR :
22x/i, SpO2 98 %
TD: 119/76 mmHg, HR: 110x/i reguler t/v: kuat/cukup, Akral H/M/K, CRT < 2”
IVFD RL 20gtt/i
Cefepime 2gr/8j/IV
Omeperazole 40mg/12jam
32
Amikasin1gr/24 jam
Konsul Paru
Fisioterapi
HASIL LABORATORIUM
AGDA: pH/pCO2/pO2/HCO3/TCO2/BE/SaO2
7.280/32.0/123.0/15.0/16.0/-10.6/98.0
Lain-Lain
\
33
DISKUSI
NO TEORI KASUS
1 DEFINISI
Penurunan kesadaran
nilai prognostik.
Antaralain :
3. kadar endotoksin,
Kesimpulan: Aorta elongasi dan
4. gelombang fisik aPTT.
kalsifikasi. Proses Spesifik lama aktif
Kultur harus dilakukan dengan hemidiafragma kiri letak
sebelum pemberian tinggi ec penarikan DD/ parese nervus
antibiotik awal. prenikus kiri
Setidaknya 2 set kultur
darah (aerob dan
anaerob) diambil.
Pemeriksaan radiologi
dilakukan untuk
mengkonfirmasi
kemungkinan sumber
infeksi.
12. Kontrol kadar gula darah Inj MO 10mg+ Miloz 15mg/ 50c Nacl-
13. Renal replacement 2cc/jam
therapy (RRT) pada
sepsis Inj Lovenox 2 amp/24jam
Amikasin1gr/24 jam
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA