Oleh:
Pembimbing:
dr. Gunawan Tohir, Sp.B, M.M
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Nutrisi
Anak gizi cukup
Riwayat Tumbuh Kembang
Sesuai Usia
Thoraks :
a. Inspeksi : gerak nafas simetris, retraksi tidak ada, frekuensi nafas 30
x/menit, iktus kordis tidak terlihat
b. Palpasi : iktus kordis tidak teraba, stem frermitus kanan kiri sama
c. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
d. Auskultasi : suara jantung jelas dan reguler, suara paru vesikuler, ronki
tidak ada, wheezing tidak ada, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen:
a. Inspeksi : datar, lemas,massa (-), hemtoma (-), venektasi (-), scar (-),
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), benjolan/massa (-)
c. Perkusi : timpani, nyeri ketok (-)
d. Auskultasi : bising usus 6x/menit normal, tidak ada bunyi tambahan
Ekstremitas
• Atas: edema tidak ada, massa tidak ada, jejas tidak ada, akral hangat
• Bawah: edema tidak ada, massa tidak ada, jejas tidak ada, akral hangat
Status Lokalis
Genitalia eksterna
Inspeksi : tampak penis belum sirkumsisi, tanda radang (-), skrotum kiri tampak
membesar, permukaan rata, hiperemi (-), warna sama dengan warna kulit, hematoma
(-), scar (-), bekas operasi (-), jejas (-)
Palpasi : pada penis tidak teraba massa tumor, tidak ada nyeri tekan. Pada palpasi
skrotum kiri terdapat massa kistik , ukuran 4x5 cm, tidak hangat, permukaan rata
(tidak berbenjol-benjol), fluktuasi (+), pulsasi (-), batas tidak tegas, teraba lunak,
benjolan tidak tegang, benjolan terasa seperti mengelilingi testis, testis kiri susah
diraba, gambaran usus(-), Skrotum kanan teraba testis (+)
1.7 Penatalaksanaan
Farmakologi
IVFD RL gtt 20x/m
Non-Farmakologi
Tirah baring
Rencana pembedahan
1.8 Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hydrocele
2.1.1 Definisi
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsi oleh sitem limfatik di sekitarnya.1
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan
tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus
terdapat sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus
seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel spermatogenia pada proses
spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi
memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau
disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon
testosteron.2,3
2.1.3 Etiologi
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat yang terjadi pada bayi baru
lahir dapat disebabkan karena: (1) belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis, suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis
inguinalis dan membentuk tunika vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada
bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam
skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi
cairan yang mengelilingi testis tersebut.4
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder dapat terjadi secara idiopatik
(primer) dan sekunder. Penyebab hidrokel sekunder terjadi karena didapatkan
kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem
sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong hidrokel. Kelainan pada testis itu
mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis. Hal ini
cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dan kemudian dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi
alliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. 1
2.1.4 Klasifikasi
Terdapat dua jenis hidrokel: Komunikan dan non-komunikan (sederhana).
Dalam hidrokel komunikan, terdapat hubungan langsung antara cavum
peritoneum dengan tunika vaginalis, yang memungkinkan cairan peritoneum
mengalir bebas. Jika hubungannya besar, isi perut (usus, kandung kemih, atau
omentum) dapat masuk ke pangkal paha, dan komplikasi ini disebut hernia
inguinalis.2
Hidrokel non-komunikan atau sederhana terjadi ketika processus vaginalis
ditutup dan lebih banyak cairan dihasilkan oleh tunica vaginalis daripada
diserap. Merupakan jenis hidrokel yang biasa terjadi pada orang dewasa. Pada
hidrokel jenis ini tidak didapatkan hubungan antara tunika vaginalis dengan
rongga peritoneum dan prosesus vaginalis paten.5
Gambar 2.1 Hidrokel Komunikan dan Non Komunikan
2.1.5 Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis
yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran
mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan
demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong
hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada kehidupan fetal,
prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Ujung
bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila
terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang
mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokel testikularis. 4.6
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus,
juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada
undesensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun
pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak
disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa
beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang prosesus vaginalis
peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari
karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi
tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur
semalaman.6
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu
tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal
cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi dalam sistem limfatik.1
2.1.6Diagnosis
a. Anamnesis2.4
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan
yan berat dan besar di daerah skrotum. Tergantung pada jenis hidrokel
biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu
tertentu.
Pada hidrokel testis besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat
beruba-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat
penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti
infeksi atau riwayat trauma pada testis.
b. Pemeriksaan Fisik2 .4
Pada inspeksi skrotum akan tampak lebih besar dari yang
lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif
kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan
biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah
cairan minimun, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan yang
tekumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga penting dilakukan palpasi
korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik
karena hernia atau hidrokel atau padat karena tumor. Normalnya korda
spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan
hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk
menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah pemeriksaan
transiluminasi hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel
berisi cairan jernih, straw-coloured dan mentransiluminasi (meneruskan)
berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat terjadi akibat penebalan
tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di skrotum tersebut
bukan hidrokel.
Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis. Jika
hidrokel muncul antara 18-35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik
yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada
aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skrotum. Berbeda
dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih, opalescent
dan mengandung spermatozoa.
c. Pemeriksaan Penunjang2,4
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati
skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel
atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya
tumor.
2.1.8 Tatalaksana
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru
dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak
nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam
aliran darah ke testis.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi dengan bantuan
sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi,
kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi.
Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin,
natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di
kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali.
Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi
dengan pembedahan sesegera mungkin.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai
usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup,
hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau
bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel
adalah: (1) hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh
darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan
terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi atau ligasi
tinggi hidrokel. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum
ataupun regional (spinal).
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi hidrokel yaitu kompresi pada peredaran darah testis;
perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi; sekunder
infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami
trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang
menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis. 4
2.1.10 Prognosis
Dengan terapi operasi, angka rekurensi adalah kurang dari 1%.
Direkomendasikan untuk memantau hidrokel 6 bulan sampai 1 tahun. 4
DAFTAR PUSTAKA
2012
6. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition,
2000.
7. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,
EGC, 2017