Anda di halaman 1dari 11

Status Ujian

TUMOR DUODENUM

Oleh :
Woro Nurul Sandra A, S.Ked

NIM: 71 2018 069

Pembimbing
dr. H. Gunawan Tohir, Sp.B., MM.

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
BAB I
LAPORAN KASUS

3.1 Identifikasi Pasien


Nama : Ny. Kirana Binti Larasati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 2 Mei 1954

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Jl. Jaya VII Komplek pematang Sejahtera, Plaju
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah
MRS : Senin, 21 Maret 2021
No. RM : 11.66.97
Pembiayaan : BPJS

3.2 Anamnesis (Auto anamnesis, Senin 15 Maret 2021)


Keluhan Utama
Nyeri ulu hati sejak 5 bulan yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan dengan keluhan nyeri
ulu hati sejak 5 bulan yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak menjalar
ke daerah lain. Nyeri perut awalnya muncul dengan intensitas ringan, tetapi saat
ini dirasa semakin berat. Nyeri pada ulu hati terasa seperti diremas-remas. Nyeri
perut akan timbul kurang lebih 4 jam setelah makan. Pasien juga mengeluh badan
lemas dan pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan sebanyak sepuluh kilogram sejak 2 bulan yang lalu.
Pasien juga mengatakan bahwa perutnya terasa kembung.

2
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluh BAB nya berdarah, dan pasien
memang sudah jarang buang air besar sejak 1 bulan ini. Pasien BAB 3-4 hari
sekali dan tidak teratur. Konsistensi BAB lunak. Pasien jarang makan-makanan
yang berserat. Pasien sangat suka makan-makanan pedas, asam, makanan yang
berminyak, dan bersantan.
Sejak 4 hari yang lalu pasien mual dan muntah. Muntah apa yang dimakan.
Muntah kurang lebih 3-4 kali dalam sehari. Pasien juga mengeluh perutnya
semakin sakit dan badannya semakin lemas. Pasien juga mengatakan perutnya
semakin kembung. Pasien juga mengatakan mukanya lebih pucat dari biasanya. Pasien
menyangkal ada riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol. Pasien
menyangkal ada riwayat demam dan menggigil. Pasien menyangkal timbul nyeri
langsung setelah makan atau ketika kenyang. Pasien menyangkal adanya keluhan
badan kuning. Pasien menyangkal adanya nyeri perut yang timbul ketika ia
makan-makanan yang berlemak. Keluhan nyeri pada saat menarik napas dalam
tidak ada.
Pasien sudah pernah pernah berobat sebelumnya dan dikatakan maag dan
diberikan obat tablet dan sirup yang dikonsumsi 30 menit sebelum makan namun karena
keluhan tidak berkurang dan semakin memberat pasien memutuskan pergi
berobat ke IGD RSUD Palembang BARI.

Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit keganasan
sebelumnya. Riwayat hipertensi, kencing manis, kolesterol, penyakit hati, asam
urat, penyakit ginjal dan penyakit paru-paru di sangkal oleh pasien. Riwayat
alergi obat dan makanan tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan terdapat riwayat keganasan pada keluarganya.
Ayah pasien meninggal setelah didiagnosis kanker 20 tahun yang lalu.
Tetapi pasien lupa jenis kanker yang diderita ayahnya.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan mengenai riwayat kebiasaan pasien tidak merokok dan

3
tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien memiliki riwayat kebiasaan mengkonsumsi

4
makanan dengan jumlah serat yang rendah. Pasien suka makan-makanan
berminyak/yang digoreng, makanan pedas, asam dan bersantan. Pasien lebih suka
makan daging dan ikan dalam jumlah banyak dibandingkan sayur dan buah-
buahan.

3.3 Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
KU : Tampak Sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis (GCS: E4, V5, M6)
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 98 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,70C
Berat badan : 49 kg
Tinggi badan : 158 cm
IMT : 20,4 (BB normal)
Skala Nyeri : 7

Nyeri berdasarkan SOCRATES


Site (Lokasi) : di regio epigastrium
Onset (Mulai Timbul) : 5 bulan yang lalu
Character : Nyeri sedang dan nyeri yang dirasakan hilang timbul
seperti diremas-remas
Radiation : Nyeri tidak menjalar, tidak menembus sampai
kebelakang punggung
Association : Tidak ada
Timing : Memberat 4 jam setelah makan
Exacerbating and Relieving factor : nyeri berkurang apabila istirahat
Severity :7

5
Keadaan Spesifik
Kepala:
a. Mata : konjungtiva pucat, sklera kuning (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor kanan kiri, oedem palpebral (-/-), eksoftalmus (-/-)
b. Hidung : Deviasi septum (-), epistaksis (-)
c. Telinga : simetris, serumen kanan/kiri (+/+)
d. Mulut: bibir kering (-) sedikit hitam, sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil
(T1/T1), faring tidak hiperemis
e. Leher : tidak terlihat benjolan, vena jugularis datar (tidak distansi),
trakea di tengah, pembesaran KGB (-/-), massa (+), JVP 5-2 cm H2O

Thoraks :
Pulmo
Pemeriksaan ANTERIOR POSTERIOR
Inspeksi Kiri Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan
statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi
iga: Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)
Kanan Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan
statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi
iga: Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)
Palpasi Kiri - Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
- Tidak tertinggal saat -Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas
- Tidak teraba massa

6
Kanan - Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
- Tidak tertinggal saat - Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas
- Tidak teraba massa - Tidak teraba massa
Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru
Kanan Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru
Auskultasi Kiri Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular
normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)
Kanan Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular
normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
 Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
 Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra
 Batas atas : ICS II, línea parasternalis sinistra
Auskultasi
 Suara dasar : S1-S2 reguler, irama teratur, frekuensi 74x/menit
 Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)

7
Abdomen:
a. Inspeksi : datar, venektasi (-), scar (-), distensi abdomen (+), caput medusae
(-), jejas (-)
b. Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), nyeri tekan CVA (-), nyeri tekan supra
pubis (-). Ballotement (-), nyeri tekan McBurney (-) Hepar dan Lien: tidak
teraba
c. Perkusi : Hipertimpani di semua kuadran abdomen, Shifting dullness (-)
undulasi (-)
d. Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, metallic sound (+)

Ekstremitas superior inferior dextra et sinistra:


Akral hangat, tremor (-), deformitas (-), perdarahan (-), CRT <2 detik, eritema
(-), nyeri otot dan sendi (-), gerakan ke segala arah, atrofi (-), edema pada kedua
lengan dan tangan (-), hiperpigmentasi (-), pitting edema pretibia (-).

Status Lokalis
Regio Epigastrium
Inspeksi : Distensi abdomen (+), warna kulit sawo matang, tampak benjolan pada
regio epigastrik, berbentuk bulat, warna sama dengan kulit sekitar,
kemerahan (-), peau d’orange (-), punctate hitam (-), puncta (-), scar (-),
ekimosis pada regio flank (-), ekimosis pada sekitar umbilikal (-), badan
kuning (-), venektasi (-),luka bekas operasi(-), caput medusae (-), jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat, metallic sound (+)
Palpasi : lemas, nyeri tekan (+), teraba massa, berbentuk bulat, tunggal, dugaan
ukuran ± 9 cm x 5 cm x 2 cm. permukaan benjolan tidak rata atau
berdungkul, tepi berbatas tidak tegas, konsistensi kenyal, padat, disertai
dengan nyeri tekan, tidak dapat digerakkan/ terfiksir (+), benjolan seperti
melekat dengan dasar/jaringan sekitar, fluktuasi (-), pulsasi (-), defans
muscular (-), murphy sign (-)

Perkusi : Hipertimpani (+)


8
3.4 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Darah Rutin (15 Maret 2021)
Hematologi
Hematologi Lengkap Hasil Nilai normal
Hemoglobin 7,0 g/dL 12.0-14.0
Leukosit 12,10 /mm3 5.000 – 10.000
Eritrosit 3,27 juta/uL 3.6-5.8
Trombosit 500 ribu/mm3 150-450
Hematokrit 26,4 % 35-47

Hitung Jenis Leukosit


Basofil 0,1 % 0.1-1
Eosinofil 5 % 1-6
Batang 4 % 3-5
Segmen 88 % 40-70
Limfosit 7 % 30-45
Monosit 6 % 2-10

3.5 Diagnosis Banding


1. Tumor duodenum suspek CA duodenum maligna
2. Pankreatiris Akut
3. Kolesistitis Akut
4. Tumor kolon transversum

3.6 Pemeriksaan Tambahan


Pada pasien ini dapat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan
berupa :

Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tinja yaitu


tes darah tersamar tau FOBT, pemeriksaan kadar CEA serum (Carcino Embryonic
Antigen), kemudian pemeriksaan radiologi seperti foto polos abdomen, foto
9
kontras barium atau foto barium kontras ganda. Pemeriksaan penunjang lain dapat
dilakukan seperti kolonoskopi dan patologi anatomi.

3.7 Diagnosis Kerja


Tumor duodenum suspek CA duodenum maligna

3.8 Penatalaksanaan
A. Non-Farmakologi
1. Edukasi mengenai penyakit yang mendasari
2. Edukasi mengenai pola makan yang sehat (terutama buah-buahan, sayur,
dan rendah lemak) untuk memperlancar buang air besar
3. Berolahraga dan banyak gerak sehingga semakin mudah dan teratur
untuk buang air besar.

Tindakan :
Rujuk ke Sp.B untuk penanganan lebih lanjut.

3.9 Komplikasi
1. Metastasis ke organ sekitar
2. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses disekitar
tumor
3. Peritonitis umum disertai sepsis dapat menimbulkan syok.

3.10 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

10
11

Anda mungkin juga menyukai