TUMOR DUODENUM
Oleh :
Woro Nurul Sandra A, S.Ked
Pembimbing
dr. H. Gunawan Tohir, Sp.B., MM.
2
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluh BAB nya berdarah, dan pasien
memang sudah jarang buang air besar sejak 1 bulan ini. Pasien BAB 3-4 hari
sekali dan tidak teratur. Konsistensi BAB lunak. Pasien jarang makan-makanan
yang berserat. Pasien sangat suka makan-makanan pedas, asam, makanan yang
berminyak, dan bersantan.
Sejak 4 hari yang lalu pasien mual dan muntah. Muntah apa yang dimakan.
Muntah kurang lebih 3-4 kali dalam sehari. Pasien juga mengeluh perutnya
semakin sakit dan badannya semakin lemas. Pasien juga mengatakan perutnya
semakin kembung. Pasien juga mengatakan mukanya lebih pucat dari biasanya. Pasien
menyangkal ada riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol. Pasien
menyangkal ada riwayat demam dan menggigil. Pasien menyangkal timbul nyeri
langsung setelah makan atau ketika kenyang. Pasien menyangkal adanya keluhan
badan kuning. Pasien menyangkal adanya nyeri perut yang timbul ketika ia
makan-makanan yang berlemak. Keluhan nyeri pada saat menarik napas dalam
tidak ada.
Pasien sudah pernah pernah berobat sebelumnya dan dikatakan maag dan
diberikan obat tablet dan sirup yang dikonsumsi 30 menit sebelum makan namun karena
keluhan tidak berkurang dan semakin memberat pasien memutuskan pergi
berobat ke IGD RSUD Palembang BARI.
3
tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien memiliki riwayat kebiasaan mengkonsumsi
4
makanan dengan jumlah serat yang rendah. Pasien suka makan-makanan
berminyak/yang digoreng, makanan pedas, asam dan bersantan. Pasien lebih suka
makan daging dan ikan dalam jumlah banyak dibandingkan sayur dan buah-
buahan.
5
Keadaan Spesifik
Kepala:
a. Mata : konjungtiva pucat, sklera kuning (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor kanan kiri, oedem palpebral (-/-), eksoftalmus (-/-)
b. Hidung : Deviasi septum (-), epistaksis (-)
c. Telinga : simetris, serumen kanan/kiri (+/+)
d. Mulut: bibir kering (-) sedikit hitam, sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil
(T1/T1), faring tidak hiperemis
e. Leher : tidak terlihat benjolan, vena jugularis datar (tidak distansi),
trakea di tengah, pembesaran KGB (-/-), massa (+), JVP 5-2 cm H2O
Thoraks :
Pulmo
Pemeriksaan ANTERIOR POSTERIOR
Inspeksi Kiri Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan
statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi
iga: Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)
Kanan Pengembangan dada saat Simetris saat statis dan
statis maupun dinamis dinamis
tampak simetris. Retraksi
iga: Supra sternal (-/-),
Intercostae (-/-)
Palpasi Kiri - Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
- Tidak tertinggal saat -Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas
- Tidak teraba massa
6
Kanan - Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
- Tidak tertinggal saat - Tidak tertinggal saat
bernapas bernapas
- Tidak teraba massa - Tidak teraba massa
Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru
Kanan Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru
Auskultasi Kiri Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular
normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)
Kanan Suara Nafas vesikular Suara Nafas vesikular
normal, Ronkhi (-/-), normal, Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra
Batas atas : ICS II, línea parasternalis sinistra
Auskultasi
Suara dasar : S1-S2 reguler, irama teratur, frekuensi 74x/menit
Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)
7
Abdomen:
a. Inspeksi : datar, venektasi (-), scar (-), distensi abdomen (+), caput medusae
(-), jejas (-)
b. Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), nyeri tekan CVA (-), nyeri tekan supra
pubis (-). Ballotement (-), nyeri tekan McBurney (-) Hepar dan Lien: tidak
teraba
c. Perkusi : Hipertimpani di semua kuadran abdomen, Shifting dullness (-)
undulasi (-)
d. Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, metallic sound (+)
Status Lokalis
Regio Epigastrium
Inspeksi : Distensi abdomen (+), warna kulit sawo matang, tampak benjolan pada
regio epigastrik, berbentuk bulat, warna sama dengan kulit sekitar,
kemerahan (-), peau d’orange (-), punctate hitam (-), puncta (-), scar (-),
ekimosis pada regio flank (-), ekimosis pada sekitar umbilikal (-), badan
kuning (-), venektasi (-),luka bekas operasi(-), caput medusae (-), jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat, metallic sound (+)
Palpasi : lemas, nyeri tekan (+), teraba massa, berbentuk bulat, tunggal, dugaan
ukuran ± 9 cm x 5 cm x 2 cm. permukaan benjolan tidak rata atau
berdungkul, tepi berbatas tidak tegas, konsistensi kenyal, padat, disertai
dengan nyeri tekan, tidak dapat digerakkan/ terfiksir (+), benjolan seperti
melekat dengan dasar/jaringan sekitar, fluktuasi (-), pulsasi (-), defans
muscular (-), murphy sign (-)
3.8 Penatalaksanaan
A. Non-Farmakologi
1. Edukasi mengenai penyakit yang mendasari
2. Edukasi mengenai pola makan yang sehat (terutama buah-buahan, sayur,
dan rendah lemak) untuk memperlancar buang air besar
3. Berolahraga dan banyak gerak sehingga semakin mudah dan teratur
untuk buang air besar.
Tindakan :
Rujuk ke Sp.B untuk penanganan lebih lanjut.
3.9 Komplikasi
1. Metastasis ke organ sekitar
2. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses disekitar
tumor
3. Peritonitis umum disertai sepsis dapat menimbulkan syok.
3.10 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
10
11