Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus glandula
saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak. Umumnya sering
diakibatkan oleh trauma lokal atau mekanik. Mukokel merupakan kista benigna, tetapi
dikatakan bukan kista yang sesungguhnya, karena tidak memiliki epithelial lining pada
gambaran histopatologisnya. Lokasinya bervariasi. Bibir bawah merupakan bagian yang
paling sering terkena mukokel, yaitu lebih dari 60% dari seluruh kasus yang ada.
Umumnya terletak di bagian lateral mengarah ke midline. Beberapa kasus ditemui pada
mukosa bukal dan ventral lidah, dan jarang terjadi pada bibir atas. Banyak literatur yang
menyebut mukokel sebagai mucous cyst. Kebanyakan kasus melaporkan insidensi
tertinggi mukokel adalah usia muda tetapi hingga saat ini belum ada studi khusus pada
usia yang spesifik.

Etiopatogenesis

Mukokel melibatkan duktus glandula saliva minor dengan etiologi yang tidak begitu
jelas, namun diduga terbagi atas dua, pertama diakibatkan trauma, baik trauma lokal atau
mekanik pada duktus glandula saliva minor, untuk tipe ini disebut mukus ekstravasasi.
Trauma lokal atau mekanik dapat disebabkan karena trauma pada mukosa mulut hingga
melibatkan duktus glandula saliva minor akibat pengunyahan, atau kebiasaan buruk
seperti menghisap mukosa bibir diantara dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir,
kebiasaan menggesek-gesekkan bagian ventral lidah pada permukaan gigi rahang bawah
(biasanya pada anak yang memiliki kebiasaan minum susu botol atau dot), dan lain-lain.
Dapat juga akibat trauma pada proses kelahiran bayi, misalnya trauma akibat proses
kelahiran bayi yang menggunakan alat bantu forceps, trauma pada saat dilakukan suction
untuk membersihkan saluran nafas sesaat setelah bayi dilahirkan, ataupun trauma yang
disebabkan karena ibu jari bayi yang dilahirkan masih berada dalam posisi sucking
(menghisap) pada saat bayi melewati jalan lahir. Ketiga contoh trauma pada proses
kelahiran bayi akan mengakibatkan mukokel kongenital. Setelah terjadi trauma yang
dikarenakan salah satu atau beberapa hal di atas, duktus glandula saliva minor rusak,
akibatnya saliva keluar menuju lapisan submukosa kemudian cairan mukus terdorong dan
sekresinya tertahan lalu terbentuk inflamasi (adanya penumpukan jaringan granulasi di
sekeliling kista) mengakibatkan penyumbatan pada daerah tersebut, terbentuk
pembengkakan lunak, berfluktuasi, translusen kebiruan pada mukosa mulut yang disebut
mukokel.

Kedua diakibatkan adanya genangan mukus dalam duktus ekskresi yang tersumbat dan
melebar, tipe ini disebut mukus retensi. Genangan mukus dalam duktus ekskresi yang
tersumbat dan melebar dapat disebabkan karena plug mukus dari sialolith atau inflamasi
pada mukosa yang menekan duktus glandula saliva minor lalu mengakibatkan terjadinya
penyumbatan pada duktus glandula saliva minor tersebut, terjadi dilatasi akibat cairan
mukus yang menggenang dan menumpuk pada duktus glandula saliva, dan pada akhirnya
ruptur, kemudian lapisan subepitel digenangi oleh cairan mukus dan menimbulkan
pembengkakan pada mukosa mulut yang disebut mukokel.

Klasifikasi

Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum mukokel dapat diklasifikasikan


menjadi dua, yaitu mukokel ekstravasasi mukus yang sering disebut sebagai mukokel
superfisial dimana etiologinya trauma lokal atau mekanik, dan mukokel retensi mukus
atau sering disebut kista retensi mukus dimana etiologinya plug mukus akibat sialolith
atau inflamasi pada mukosa mulut yang menyebabkan duktus glandula saliva tertekan
dan tersumbat secara tidak langsung. Literatur lain mengklasifikasikan mukokel menjadi
tiga, yaitu superficial mucocele yang letaknya tepat di bawah lapisan mukosa dengan
diameter 0,1-0,4 cm, classic mucocele yang letaknya tepat di atas lapisan submukosa
dengan diameter lebih kecil dari 1 cm, dan deep mucocele yang letaknya lebih dalam dari
kedua mukokel sebelumnya. Dikenal pula tipe mukokel kongenital yang etiologinya
trauma pada proses kelahiran bayi.

Mucocele ekstravasasi mukus


Mucocele retensi mukus

Gambaran Klinis dan Histopatologi

Mukokel memiliki gambaran klinis yang khas, yaitu massa atau pembengkakan lunak
yang berfluktuasi, berwarna translusen kebiruan apabila massa belum begitu dalam
letaknya, kadang-kadang warnanya normal seperti warna mukosa mulut apabila massa
sudah terletak lebih dalam, apabila dipalpasi pasien tidak sakit. Massa ini berdiameter 1
mm hingga beberapa sentimeter, beberapa literatur menuliskan diameter mukokel
umumnya kurang dari 1 cm.

Mukokel pada anterior median line permukaan Mukokel pada bibir bawah
ventral lidah yang melibatkan blandin-nuhn
Penatalaksanaan
Pada umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi dan meminta perawatan, memiliki
ukuran mukokel yang relatif besar. Perawatan mukokel dilakukan untuk mengurangi dan
menghilangkan gangguan fungsi mulut yang dirasakan pasien akibat ukuran dan
keberadaan massa. Sejumlah literatur menuliskan beberapa kasus mukokel dapat hilang
dengan sendirinya tanpa dilakukan perawatan terutama pada pasien anak-anak.
Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan pembedahan
massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya
rekurensi. Umumnya mukokel yang etiologinya trauma akibat kebiasaan buruk atau
trauma lokal dan mekanik yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
rekurensi mukokel. Karena jika kebiasaan buruk atau hal yang menyebabkan terjadinya
trauma tidak segera disingkirkan atau dihilangkan, maka mukokel akan dengan mudah
muncul kembali walaupun sebelumnya sudah dilakukan perawatan bedah.
Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan dissecting.
Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dan lokasi massa.

Komplikasi
Mucocele biasanya tidak menimbulkan keluhan bila kecil, namun jika besar akan
menimbulkandeformitas, penipisan korteks tulang, sehingga timbul fenomena bola
pingpong (pingpong phenomenon). Bila terus membesar akan menembus tulang,
sehingga akan ditutupi jaringanlunak. Pada perabaan akan juga akan teraba fluktuasi. Bila
kista ini terinfeksi akan terasa sakitdan timbul pus (nanah).

Anda mungkin juga menyukai