Anda di halaman 1dari 7

Mukokel (mucocele) didefinisikan sebagai kista berisi mukus yang bias muncul di rongga mulut,

usus buntu (appendiks), kandung empedu, sinus paranasal atau kantung lakrimal. Istilah
mukokel berasal dari Kata latin,muco yang artinya lender dan cocele berarti rongga.
Secara klinis mukokel dibedakan menjadi duajenis, mukokel tipe ekstravasasi dan mukokel tipe
retensi. Mukokel tipe ekstravasasi disebabkan oleh bocornya cairan dari Saluran kelenjar saliva
dan asini ke sekitar jaringan lunak. Jenis mukokel ini terlihat pada kelenjar saliva minor.
Sedangkan mukokel tipe retensi disebabkan karena adanya dorongan kelenjar saliva dan
biasanya terlihat pada saluran kelenjar saliva mayor. Secara klinis tidak ada perbedaan antara
mukokel tipe ekstravasasi dan tipe retensi. Apabila mukoke lterletak di dasar mulut di mana akan
tampak seperti 'pipikodok' maka disebut sebagai ranula.
Ozturk K, Yaman H, Arbag H, Koroglu D, Toy H (2005). Submandibulargland mucocele:
report of two cases. Oral Surg Oral Med OralPathol OralRadiolEndod. 100:732-35.9.

EPIDEMIOLOGI
Dalam Studi Prevalensi Oral Minnesota di Amerika Serikat yangmelibatkan 23.616 orang
dewasa kulit putih yang berusia lebih dari 35 tahun,mukokel mewakili lesi mukosa oral
menduduki peringkat 17 besar dengan prevalensi 2,4 kasus per 1000 orang. Data dari Survei
Pemeriksaan Kesehatandan Gizi Nasional Ketiga (NHANES III) yang mencakup 17.235
orangdewasa berusia 17 tahun atau lebih mendokumentasikan mukokel menduduki peringkat 44
besar dengan prevalensi 0,02%.
Pada penelitian yang sama, yangterdiri dari 10.030 anak usia 2-17 tahun, prevalensi
mukokel sebesar 0,04%.Mukokel congenital pada bayi baru lahir jarang terjadi, dengan laporan
kasussporadic dan rangkaian kasus kecil muncul dalam literature
Mukokel pada kelenjar saliva anterior (kelenjar Blandin dan Nuhn) relative jarang terjadi.
Dalam Studi Prevalensi Penyakit Oral Minnesota(masih dalam penelitian yang sama), mukokel
Blandin dan Nuhn memiliki prevalensi yang lebih rendah daripada mukokel di lokasi lain, atau
0,1 kasus per 1000 orang. Jenis mukokel ini mewakili sekitar 2-10% dari semua jenis mukokel.
Sedangkan dalam penelitian terhadap 30.000 orang di Swedia prevalensi mukokel adalah 0,11%
pada usia 15 tahun keatas. 3

ETIOLOGI
Mukokel melibatkan duktus glandula saliva minor dengan etiologiyang tidak begitu jelas,
namun diduga terbagi atas dua, pertama diakibat kan trauma, baik trauma lokal atau mekanik
pada duktus glandula saliva minor,untuk tipe ini disebut mukus ekstravasasi.Trauma lokal atau
mekanik dapatdisebabkan karena trauma pada mukosa mulut hingga melibatkan duktusglandula
saliva minor akibat pengunyahan, atau kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara
dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir,kebiasaan menggesek-gesekkan bagian ventral lidah
pada permukaan gigirahang bawah (biasanya pada anak yang memiliki kebiasaan minum susu
botol atau dot), dan lain-lain.
Dapat juga akibat trauma pada proses kelahiran bayi, misalnya trauma akibat proses
kelahiran bayi yang menggunakan alat bantu forceps , trauma pada saat dilakukan suction untuk
membersihkan saluran nafas sesaat setelah bayi dilahirkan, ataupun trauma yang disebabkan
karena ibu jari bayi yang dilahirkan masih berada dalam posisi sucking (menghisap) pada saat
bayi melewati jalan lahir.Ketiga contoh trauma pada proses kelahiran bayi akan mengakibatkan
mukokel kongenital.Setelah terjaditrauma yang dikarenakan salah satu atau beberapa hal di atas,
duktus glandula saliva minor rusak, akibatnya saliva keluar menuju lapisan submucosa kemudian
cairan mukus terdorong dan sekresinya tertahan lalu terbentukinflamasi (adanya penumpukan
jaringan granulasi di sekeliling kista)mengakibatkan penyumbatan pada daerah tersebut,
terbentuk pembengkakan, lunak, berfluktuasi, translusen kebiruan pada mukosa mulut yang
disebut mukokel.
Kedua diakibatkan adanya genangan mukus dalam duktus ekskresi yang tersumbat dan
melebar, tipe ini disebut mukus retensi. Genangan mucus dalam duktus ekskresi yang tersumbat
dan melebar dapat disebabkan karena plug mukus dari sialolith atau inflamasi pada mukosa yang
menekan duktusglandula saliva minor lalu mengakibatkan terjadinya penyumbatan padaduktus
glandula saliva minor tersebut, terjadi dilatasi akibat cairan mucus yang menggenang dan
menumpuk pada duktus glandula saliva, dan padaakhirnya ruptur, kemudian lapisan subepitel
digenangi oleh cairan mukus dan menimbulkan pembengkakan pada mukosa mulut yang disebut
mukokel.
Boneu BF, Vidal HE, Maizcurrana TA, González- LJ (2005). Submaxillarygland mucocele:
presentation of a case. Med Oral Patol Oral Cir Bucal.10:180-84.7
D. PATOFISIOLOGI
Berasal dari kelenjar saliva minor tipe mucus. Terjadi karena mucus mengisi ruangan dalam
jaringan ikat dengan cara menembus dinding saluran kelenjar saliva ekstravasasi. Mucocele
terjadi karena pada saat air liur kita dialirkan dari kelenjar air liurke dalam mulut melalui suatu
saluran kecil yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbatatau karena
trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air liur menjaditertahan tidak
dapat mengalir keluar dan menyebabkan pembengkakan (mucocele).
Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah terluka. Manusia memiliki banyak kelenjar ludah
dalam mulut yang menghasilkan ludah. Ludah tesebut mengandung air, lendir, dan enzim. Ludah
dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui saluran kecil yang disebutduct (pembuluh). Terkadang
salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul pada titik yang terpotongitu dan
menyebabkan pembengkakan, atau mucocele. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam
bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit
dan dasar mulut. Akantetapi jarang didapati di atas lidah
Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct ) tersumbat dan ludah mengumpul di
dalam saluran. Jika pembengkakan terjadi karena submandibular duct, mucocele tersebut
dinamakan ranula. Sebuah ranula mempunyai ukuran yang cukup besar dan muncul di bawah
lidah.
Chandramani BM, Khushbu B, SaurabhVarma, Mansi Tailor (2014). Oralmucocele: A
clinical and histopathological study. Journal of Oral &Maxillofacial Pathology3.
GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGIS
Mukokel memiliki gambaran klinis yang khas, yaitu massa atau pembengkakan lunak yang
berfluktuasi, berwarna translusen kebiruan apabilamassa belum begitu dalam letaknya, kadang-
kadang warnanya normal sepertiwarna mukosa mulut apabila massa sudah terletak lebih dalam,
apabila d ipalpasi pasien tidak sakit. Massa ini berdiameter 1 mm hingga beberapa centimeter,
beberapa literatur menuliskan diameter mukokel umumnya kurang dari 1 cm.

Chandramani BM, Khushbu B, SaurabhVarma, Mansi Tailor (2014). Oralmucocele: A


clinical and histopathological study. Journal of Oral &Maxillofacial Pathology3.
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum mukokel dapat di klasifikasikan menjadi
dua, yaitu mukokel ekstravasasi mukus yang sering disebut sebagai mukokel superfisial dimana
etiologinya trauma lokal atau mekanik, dan mukokel retensi mukus atau sering disebut kista
retensi mucus dimana etiologinya plug mukus akibat sialolith atau inflamasi pada mukosa mulut
yang menyebabkan duktus glandula saliva tertekan dan tersumbat secara tidak langsung.
Literatur lain mengklasifikasikan mukokel menjaditiga, yaitu superficial mucocele yang
letaknya tepat di bawah lapisan mukosadengan diameter 0,1-0,4 cm, classic mucocele yang
letaknya tepat di atas lapisan submukosa dengan diameter lebih kecil dari 1 cm, dan deep
mucocele yang letaknya lebih dalam dari kedua mukokel sebelumnya. Dikenal pula tipe mukokel
kongenital yang etiologinya trauma pada proses kelahiran bayi.

Gambar 5. Mukokel Ekstravasase Mucus

Gambar 6. Mucocel retensi mucus

DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosa mukokel dilakukan prosedur-proseduryang meliputi
beberapa tahap. Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat pasien. Pada pasien anak
dilakukan alo anamnese yaitu anamnese yang diperoleh dari orang terdekat pasien. Pada pasien
dewasa dengan auto anamnese yaitu yang diperoleh dari pasien itu sendiri. Kedua melakukan
pemeriksaan terhadap pasien dan pemeriksaan pendukung.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dengan tujuan melihat tanda-
tanda yang terdapat pada pasien, yaitu pemeriksaan keadaan umum mencakup pengukuran
temperatur dan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan ekstraoral mencakup pemeriksaan
kelenjar limfe, pemeriksaan keadaan abnormal dengan memperhatikan konsistensi, warna, dan
jenis keadaan abnormal,kemudian pemeriksaan intra oral yaitu secara visual melihat
pembengkakan pada rongga mulut yang dikeluhkan pasien dan melakukan palpasi pada massa
tersebut.
Diperhatikan apakah ada perubahan warna pada saat dilakukan palpasi pada massa.
Ditanyakan kepada pasien apakah ada rasa sakit pada saat dilakukan palpasi. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
radiografi. Pemeriksaan laboratorium sangat membantu dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus
mukokel, cairan diambil secara aspirasi dan jaringan diambil secara biopsi, kemudian dievaluasi
secaramikroskopis untuk mengetahui kelainan-kelainan jaringan yang terlibat. Kemudian dapat
dilakukan pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara MRI (Magnetic Resonance
Imaging), CT Scan (ComputedTomography Scan), ultrasonografi, sialografi, dan juga radiografi
konfensional.
Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara MRI
(MagneticResonance Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan),
ultrasonografi,sialografi, dan juga radiografi konfensional. Gambaran Pemeriksaan MRI MRI T2
MRI T1MRI T1 C+ Gambar involving ethmoid sinus : T1 involving ethmoid and sphenoid sinus
with soft tissue windowing
Prasanna KR, Divya H, Shishir RS, Laxmikanth C, Prashanth S (2012).Oral Mucocele –
Diagnosis and Management.Journal of Dentistry, Medicine and Medical Sciences Vol. 2(2) pp.
26-30.2.
mm

Anda mungkin juga menyukai