Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri
dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor)
yang ada pada mukosa oral . saliva melindungi gigi dan selaput lunak di rongga
mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa
dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob
(hidup dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga
keseimbangannya.
- Glandula Parotis
- Glandula Submandibularis
- Glandula Sublingualis
1. Mucocele
2. Ranula
3. Sialadenitis
4. Sialodenitis
5. Xerostemia
6. sjorgen syndrome
7. sialorrhea.
1. MUCOCELE
ETIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
- Batas tegas
- konsistensi lunak
- Warna transluscent
- Ukuran biasanya kecil
- Tidak ada keluhan sakit
- kadang-kadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagi
DIAGNOSIS
Diagnosis mucocele bisa secara langsung dari riwayat penyakit, keadaan klinis
dan palpasi.
Langkah-langkah cara mendiagnosis ranula adalah :
- Melakukan anamnesa lengkap dan cermat
- secara visual
- Bimanual palpasi intra & extraoral
- Aspirasi
- Melakukan pemeriksaan laboratories
- Pemeriksaan radiologis dengan kontras media
- Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan 5iopsy/PA
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Differential diagnosis dari mucocele adalah sebagaiberikut :
- Adenoma Pleomorfik
6
-Kista Implantasi
PENATALAKSANAAN
Mucocele adalah lesi yang tidak berumur panjang, bervariasi dari beberapa
hari hingga beberapa minggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun banyak
juga lesi yang sifatnya kronik dan membutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat di
eksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semua kelenjar liur minor yang
7
2. RANULA
Gambar 2.
Ranula pada
Kelenjar
Submandibularis
disekitar saluran tersebut. Selain terhalangnya aliran liur, ranula bisa juga terjadi
karena trauma dan peradangan. Ranula mirip dengan mucocele tetapi ukurannya
lebih besar. Bila letaknya didasar mulut, jenis ranula ini disebut ranula
Superfisialis. Bila kista menerobos dibawah otot milohiodeusdan menimbulkan
pembengkakan submandibular, ranula jenis ini disebut ranula Dissecting atau
Plunging.
GAMBARAN KLINIS
- Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar
(Rana=Kodok)
- Dinding sangat tipis dan mengkilap
- Warna translucent
- Kebiru-biruan
- Palpasi ada fluktuasi
- Tumbuh lambat dan expansif
DIAGNOSIS
- Diagnosis mucocele bisa secara langsung dari riwayat penyakit, keadaan
klinis dan palpasi.
- Langkah-langkah cara mendiagnosis ranula adalah :
- Melakukan anamnesa lengkap dan cermat
- Secara visual
- Bimanual palpasi intra & extraoral
- Punksi dan aspirasi
- Melakukan pemeriksaan laboratories
- Pemeriksaan radiologis dengan kontras media
- Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan biopsy/PA
Klasifikasi
a. Ranula simple
Disebut juga dengan oral ranula merupakan ranula yang terbentuk karena
obstruksi duktus glandula saliva tanpa diikuti dengan rupturnya duktus tersebut.
Letaknya tidakmelewati ruang submandibula, dengan kata lain tidak berpenetrasi
ke otot milohioideus
9
b. Ranula Plunging
Disebut ranula diving merupakan massa yang terbentuk akibat rupturnya glandula
saliva tanpa diikuti rupturnya ruang submandibula yang kemudian menimbulkan
plug pseudokista yang meluas hingga ke ruang submandibula atau dengan kata
lain berpenetrasi ke otot milohioideus.
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
- Kista Dermoid
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ranula biasanya dilakukan dengan cara marsupialisasi
ranula atau pembuatan jendela pada lesi. Biasanya menggunakan anestesi blok
lingual ditambah dengan infiltrasi regional. Di sekitar tepi lesi ditempatkan
rangkaian jahitan menyatukan mukosa perifer dengan mukosa lesi dan jaringan
dasar lesi. Kemudian dilakukan juga drainase dengan penekanan lesi. Setelah itu
dilakukan eksisi pada atap lesi sesuai dengan batas penjahitan kemudian lesi
ditutup dengan tampon.
3. SIALADENITIS
Merupakan kondisi inflamasi dari kelenjar saliva yang umumnya disertai rasa
sakit atau nyeri dan pembengkakan kelenjar, paling sering disebabkan oleh
gangguan ductus dikarenakannya infeksi bakteri yang akan menurunkan aliran
saliva dan stasis dari sekresi.
Proses inflamasi yang melibatkan kelenjar saliva disebabkan oleh banyak
faktor etiologi. Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan
pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri. Keterlibatannya dapat
bersifat unilateral atau bilateral seperti pada infeksi virus. Sedangkan Sialadenitis
kronis nonspesifik merupakan akibat dari obstruksi duktus karena sialolithiasis
atau radiasi eksternal atau mungkin spesifik,yang disebabkan dari berbagai agen
menular dan gangguan imunologi.
11
ETIOLOGI
GEJALA UMUM
Meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, terdapat
pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah,
demam, menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit).
PENATALAKSANAAN
beberapa investasi fasia dalam kelenjar. Jadi, adalah mustahil untuk menentukan
adanya pembentukan abses awal berdasarkan pemeriksaan fisik saja.
a. Sialolithosis
Definisi :
Sialolithosis merupakan Calculi atau ‘batu’ yang dapat terjadi dalam
duktus saliva dari endapan garam-garam kalsium yang keluar dari saliva di dalam
lapisan konsentrik disekitar debris.
Etiologi
Masih belum diketahui namun ada beberapa factor yang berkontribusi dari
pembentukan batu yaitu inflamasi,ketidakteraturan dari system duktus ,iritasi local
dan antikoligernik (obat-obatan) yang mungkin akan menyebabkan adanya suatu
genangan saliva di dalam duktus yan mana lama kelamaan akan terbentuk batu.
Terjadi paling sering di kelenjar submandibular,mungkin karena viskositas yang
tinggi dari kombinasi saliva dengan relatif yang lama dan bentuk yang berliku-
liku dari duktus.
Gejala klinis
Gejala khas dari pasien adalah pembengkakan dan rasa sakit yang tiba-tiba
dari kelenjar yang akan menjadi bertambah parah ketika akan makan.
Pemeriksaan
Batu tersebut kemungkinan bisa dipalpasi pada saat pemeriksaan atau dari
penglihatan secara radiografi,dimana kebanyakan batu kelenjar saliva tersebut
terlihat opak.Pada pemeriksaan kelenjar diharuskan penekanan yang lembut atau
gerakan menggerakan batu keluar untuk aliran saliva dari kelenjar bisa keluar
dengan baik.
13
Tes diagnose
Perawatan
Pemijatan dari kelenjar .
Hidrasi dan penggunaan dari sialagogues (seperti tetesan asam lemon)
untuk mendorong sekresi ke depan.
Antibiotik dibutuhkan untuk mengobati infeksi sekunder.
Analgesik untuk mengurangi rasa sakit.
Pembedahan jika diperlukan
b. Necrotizing Sialometaplasia
Definisi
Merupakan kondisi inflamasi yang jarang terjadi karena tidak tuntasnya
suatu etiologi yang berefek ke kelenjar saliva palatal minor.
Etiologi
Hal ini mungkin hasil dari iskemik lokal dan nekrosisnya dari kelenjar
Diagnosa
Untuk menentukan diagnosa dibutuhkan biopsi,meskipun kadang gambaran dari
histopatologinya sering dikira bentuk dari karsinoma.
Terapi
Tidak ada terapi lebih lanjut,biasanya akan sembuh sendiri dalam periode
waktu beberapa minggu (biasanya 6 minggu)
Dapat dilakukan debridement dan pembilasan dengan larutan salin untuk
mempercepat proses penyembuhan.
4. Sialadenosis (sialosi)
Etiologi
Etiologinya tidak di ketahui , namun berhubungan dengan sistem stimulus
saraf otonom yang tidak tepat.
Gambar 5.Sialadenosis
Diagnosa
Evaluasi kelainan sistemik utama, termasuk endokrinopati, defisiensi nutrisi,
alkoholisme, dan gangguan makan. Pertimbangkan pemeriksaan radiografi untuk
menyingkirkan tumor jika di curigai terutama jika bilateral
Biopsi : Tidak dilakukan
Perawatan : Perawatan berdasarkan kondisi sistemik utama. Jarang dilakukan
bedah reduksi.
Tindak lanjut : Jika dibutuhkan
5. Xerostomia
16
Banyak keluhan yang dapat timbul di rongga mulut. Salah satu keluhan
tersebut adalah keluhan mulut kering atau xerostomia. Keadaan ini umumnya
berhubungan dengan berkurangnya aliran saliva. Keluhan mulut kering dapat
terjadi akut atau kronis, sementara atau permanen dan kurang atau agak sempurna.
Gambar 6. Xerostomia
Faktor Penyebab
diketahui adalah adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan
penurunan produksi saliva, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, penyakit
lokal pada kelenjar saliva dan lain-lain.
Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah
terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai
derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini
ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva. Jumlah dan keparahan
kerusakan jaringan kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran
(Amerongan, 1991).
Hubungan Antara Dosis Penyinaran Dan Sekresi Saliva < 10 Gray
Reduksi tidak tetap sekresi saliva 10 -15 Gray Hiposialia yang jelas dapat
ditunjukkan 15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversible > 40 Gray
Perusakan irreversibel jaringan kelenjar, Hiposialia irreversible Pengaruh radiasi
lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva serous dibandingkan dengan
kelenjar saliva mukus. Tingkat perubahan kelenjar saliva setelah radiasi yaitu:
untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva, setelah satu minggu terjadi
penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan kelenjar saliva dan
penyumbatan.
18
Penggunaan obat-obatan.
Banyak sekali obat yang mempengaruh sekresi sativa. Pacta tabet 1
dicantumkan kelompok obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya mulut
kering.
Keadaan Fisiologis.
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis.
Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya
aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan
memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa
dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan
emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf
autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya
sekresi saliva.
Usia.
Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan
pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah
komposisinya sedikit Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses aging.
Terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar
parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung, lining sel
20
5. Neoplasma
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak
terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun
rangsang yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi
oleh karena mereka terus- menerus membelah.
Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang
mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic. Sel
neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah . Neoplasma
bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik
menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada
jaringan tubuh membentuk tumor. Klasifikasi neoplasma yang digunakan
biasanya berdasarkan :
paling umum dan dapat hadir bilateral. Hal ini lambat tumbuh, tanpa gejala, dan
biasanya agak lembut untuk palpasi. Paling sering terjadi pada pria 50-60 tahun
dan ada hubungannya dengan faktor resiko merokok. Eksisi bedah dianjurkan,
meskipun transformasi ganas sangat langka.
mungkin muncul ulserasi. Tumor ini terkenal karena kecenderungan untuk invasi
perineural, yang mengakibatkan rasa sakit dan kecenderungan untuk kambuh.
Sjorgen syndrome merupakan suatu penyakit auto imun yang ditandai oleh
produksi abnormal dari extra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadap
berbagai jaringan tubuh. Ini merupakan suatu penyakit autoimun peradangan pada
kelenjar saliva yang dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering.
DIAGNOSIS
GEJALA
25
Gejala dari sjorgen syndrome antara lain; mulut kering, kesulitan menelan,
kerusakan gigi, penyakit gingiva, mulut luka dan pembengkakan, dan infeksi pada
kelenjar parotis bagian dalam pipi.
PENATALAKSANAAN
Mulut yang kering dapat dibantu dengan minum air yang banyak dan
perawatan gigi yang baik untuk menghindari kerusakan pada gigi. Kelenjar dapat
dirangsang dengan menghisap tetesan air lemon tanpa gula atau gliserin
pembersih. Perawatan tambahan untuk gejala mulut kering adalah obat resep
untuk menstimulasi air liur seperti pilocarpine dan ceuimeline. Obat-obatan ini
harus dihinari oleh orang yang berpenyakit jantung, asma, dan glukoma.
PENYEBAB
7. SIALORRHEA
PENYEBAB
PENATALAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Bruch JM, Triester NS. Clinical Oral Medecine and Pathology New York:
Humana Press; 2010.
2. Laskaris G. Pocket Atlas of Oral Disease Stuttgart: Thieme; 2006.
3. Bagian Bedah Umum RSGM Universitas Jember. Tumor Kelenjar Saliva :
Tumor Parotis dan Kelenjar Saliva Lainya Jember: Universitas Jember; 2010.
Disusun oleh :
Endah (04101004007)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA