Anda di halaman 1dari 8

Kelainan Pada Kelenjar Saliva - Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi

menjadi kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari
sepasang kelenjar parotis, submandibula

dan sublingual. Kelenjar saliva minor jumlahnya ratusan dan terletak di rongga
mulut. Kelenjar saliva mayor berkembang pada minggu ke-6 sampai ke-8
kehidupan embrio dan berasal dari jaringan ektoderm. Kelenjar saliva minor
berasal dari jaringan ektoderm oral serta endoderm nasofaring dan membentuk
sistem tubuloasiner sederhana. Kelenjar saliva berfungsi memproduksi saliva yang
bermanfaat untuk membantu pencernaan, mencegah mukosa dari kekeringan,
memberikan perlindungan pada gigi terhadap karies serta mempertahankan
homeostasis.
Kelenjar ini juga tidak terlepas dari penyakit. Penyakit yang banyak mengenai
kelenjar ludah disebabkan oleh infeksi, inflamasi, trauma, kondisi imun, serta
tumor. Untuk menegakkan diagnosa penyakit pada kelenjar air ludah, perlu
dilakukan anamnesa, pemeriksaan obyektif, serta pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu penegakan diagnosa. Selain itu, perlu diketahui tindakan apa
yang paling sesuai untuk penanganan penyakit pada glandula salivarius.

1. ANATOMI KELENJAR SALIVA
Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam
mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva merupakan organ
yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva ke dalam rongga mulut.
Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang
mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva
dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjar saliva mayor dan kelenjar
saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan saliva yang berbeda-
beda menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa
rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis,asam, asin dan pahit), neural,
psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Macam-macam kelenjar ludah:
1. Kelenjar saliva utama/mayor
Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan
sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva
mayor sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari :
Kelenjar parotis
Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula (antara prossesus
mastoideus dan ramus mandibula)
Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase
asam, aldolase, dan kolinesterase. Merupakan kelenjar serous pada manusia
dewasa, kaya akan air sekresi encer. Pada anak-anak masih mengandung
kelenjar mucous. Saliva terdiri dari 25% sekresi kelenjar parotis
Merupakan kelenjar terbesar dibandingkan dengan kelenjar saliva lainnya
dengan berat 20-30 gram, panjang duktus 35-40 mm, dengan diameter 3
mm
Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula meluas ke
lengkung zygomaticum di depan telinga dan mencapai dasar dari musculus
masseter


Duktus parotis yakni duktus Stensen yang berjalan menyilang permukaan
otot masseter. Duktus kelenjar ini berjalan menembus pipi dan bermuara
pada vestibulum oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan
molar 2 atas
Kelenjar Submandibularis
Terletak di bawah ramus mandibula
Merupakan kelenjar saliva terbesar ke dua berat 8-10 gram
Bentuk oval seperti kacang, terletak di trigonum submandibular
Duktus submandibular disebut duktus Wharton
Duktus muncul dari permukaan bagian dalam kelenjar dan berjalan sampai
mencapai dasar mulut, kemudian bermuara pada caruncula sublingualis di
dekat frenulum lidah
Panjang duktus 40-50 mm, diameter lebih kecil dari kelenjar parotis
Kelenjar submandibula 75% bersifat serous dan 25% mucous
Kelenjar Sublingualis
Terletak dibawah lidah dan dibawah membran mukosa mulut
Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar saliva mayor
Kelenjar ini bentuknya memanjang dengan berat 2-3 gram
Duktus kelenjar ini yaitu duktus Bartholin
Kelenjar sublingual hampir seluruhnya mucous dengan sedikit serous

Gambar 1. Glandula salivarius mayor; (1) glandula parotis; (2) glandula
submandibula; (3) glandula sublingual







Gambar 2. Duktus glandula salivarius mayor


2. Kelenjar ludah tambahan/ minor
Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam
mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam
24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua
kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva
minor tediri dari:
Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah
dengan asinus-asinus seromukus
Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan
asinus-asinus seromukus
Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian
bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-
asinus seromukus
Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada
pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus. Kelenjar Weber yang juga
terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mucus. Kelenjar Von
Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus


3. Trauma
a. Mucoceles, merupakan istilah klinis yang mendeskripsikan pembengkakan yang
disebabkan oleh akumulasi saliva pada sisi yang terkena trauma maupun daerah
yang mengalami pemnyumbatan pada duktus glandula saliva minor. Mucocele
diklasifikasikan menjadi tipe retensi dan ekstravasasi.


Gambar 3. Mucocele pada bibir bawah sebelah kanan

b. Ranula, merupakan mucocele yang terletak di dasar mulut. Ranula
kemungkinan merupakan fenomena ekstravasasi mucus maupun retensi mucus dan


sebagian besar terjadi pada duktus glandula saliva sublingual. Pembentukan
ranula biasanya terjadi karena trauma. Penyebab lain yaitu penyumbatan pada
kelenjar saliva atau aneurism duktus.


Gambar 4. Ranula pada dasar mulut

Penatalaksanaan Ranula
Dalam kasus ranula, dokter spesialis bedah mulut dapat merekomendasikan
marsupialisasi atau eksisi, dimana ranula diinsisi untuk membuat outlet pada kista
retensi kelenjar ludah sehingga cairan dapat dikeluarkan. Berikut ini merupakan
tahap-tahap prosedur marsupialisasi serta komplikasi yang ditimbulkan :
Menjelang operasi
1. Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi
yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan
persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi.
(Informed consent).
2. Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
3. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
4. Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan
Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Tahapan operasi
1. Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan
intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi
kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas.
2. Posisi penderita telentang sedikit head-up (20-25
0
) dan kepala menoleh
kearah kontralateral, ekstensi (perubahan posisi kepala setelah
didesinfeksi).
3. Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di
orofaring.
4. Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000


5. Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut, untuk memudahkan
mengeluarkan lidah/ dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah
dengan benang sutera 0/1.


6. Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut yang membesar
akibat kista tersebut dan pilih yang paling sedikit vaskularisasinya,
kemudian rawat perdarahan yang terjadi, lakukan sondase atau palpasi,
sebab kadang ada sedimentasi/ sialolithiasis, atau sebab lain sehingga
menimbulkan sumbatan pada saluran kelenjar liur sublingual. Tepi eksisi
dijahit marsupialisasi dengan Dexon 0/3 agar tidak menutup lagi.




7.


8.
7. Apabila masih teraba kista maka bisa dilakukan memecahkan septa yang
ada sehingga isinya bisa ter-drainase. Pada kista yang cukup besar setelah
dievaluasi tidak ada kista lagi maka bisa dipasang tampon pita sampai
keujungnya dipertahankan sampai 5 hari sebagai tuntunan epitelialisasi
pada permukaan kista tadi dan tidak obliterasi lagi.
8. Apabila didapat sebagian ranula dibawah m. milohioid, maka memerlukan
pendekatan yang lebih bagus dari ekstra oral. Dan yang perlu diperhatikan
adalah preservasi nervus hipoglossus, nervus lingualis. Pasang redon drain
apabila melakukan pendekatan ekstra oral.
9. Evaluasi ulang untuk perdarahan yang terjadi.
10. Lapangan operasi dicuci dengan kasa-PZ steril, luka operasi yang diluar
ditutup dengan kasa steril dan di hipafiks.
11. Tampon orofaring diambil, sebelum ekstubasi.
12. Buat laporan operasi dan surat pengantar untuk pemeriksaan PA.

Komplikasi operasi
Perdarahan
Kerusakan nervus hipoglosus atau nervus lingualis
Infeksi
Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan extra oral
Residif

Perawatan Pasca Bedah
Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari)
Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6 jam tidak
mual bisa diberi makan.


Pada penderita yang terpasang drain redon dilepas jika produksinya < 10
cc/24 jam.
Luka operasi dirawat dan ganti perban pada hari ke-3.
Pada penderita yang dipasang kasa dengan tampon steril pada saat operasi
pada bekas kista sublingual maka tampon dipertahankan sampai hari ke 5,
dan kemudian dicabut sehingga mengurang kemungkinan tertutup lagi kista
kelenjar liur tersebut.
Penderita dipulangkan sehari setelah angkat drain dan tampon, anjurkan
dan angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
Follow-Up iiap minggu sampai luka operasi sembuh baik

Anda mungkin juga menyukai