Anda di halaman 1dari 7

Nama : dhea

Nim : 203308010025

3. PHYSIOLOGY OF SALIVARY GLANDS


KELENJAR SALIVA MAYOR
Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui
berpasang–pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang
sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari
rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga
mulut. Menurut struktur anatomi dan letaknya, kelenjar saliva mayor dapat
dibagi atas tiga tipe yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis.
Masing–masing kelenjar mayor ini menghasilkan sekret yang berbeda–
beda sesuai rangsangan yang diterimanya. Saliva pada manusia terdiri atas
sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis
(5%).
Kelenjar Parotis
Histologi:
- Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung
sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam,
aldolase, dan kolinesterase.
- Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang
pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh
kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat
termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang
kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang
rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah duktus
striata.
- Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen
terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum
rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar
parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis
epidemika.
Fisiologi:
- Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air
yaitu serous.
- Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.
Kelenjar Submandibularis
Histologi:
- Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat.
- Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks,
yang pada manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel
serosa yang dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat
duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak
banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik
dan panjang.
- Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton
bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut
dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.
Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada
kelenjar submandibularis.

Fisiologi:
- Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah
yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang padat).
- Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi
air liur terbanyak.
- Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar
submandibularis.
Kelenjar Sublingual
Histologi:
- Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar
tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah kelenjar
campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu disebut
seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut
membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata
jaringan terlihat.
- Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini
lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus
sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa yaitu
plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor
bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama
dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.

Fisiologi:
- Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan
konsistensinya kental.
- Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar sublingualis

KELENJAR SALIVA MINOR


Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang
terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya
menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-
kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang
menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh
epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit
sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung
dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul
yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor
secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar
lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-
7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin.

Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan
glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar
sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.

Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada
midline dan memiliki banyak duktus.

Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan
kelenjar labial.

Kelenjar Palatinal
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum
molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh
jaringanfibrous yang padat.

Kelenjar Lingual

Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :

Kelenjar anterior lingual


Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.

Kelenjar lingual Van Ebner


Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.

Kelenjar posterior lingual


Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.
4. PATOLOGY OF SALIVARY GLANS
a. Patologi Kelenjar Saliva
Saluran pencernaan makanan dan pernafasan bagian atas memiliki kelenjar-
kelenjar serosa dan mukus yang menghasilkan air ludah dan pelumas mukus
rongga oronasal dan laring. Kelenjar saliva mayor parotis, submandibula dan
sublingua ialah produsen ludah utama. Walau demikian kelenjar-kelenjar
saliva minor yang terletak di bawah mukosa rongga mulut, terdapat di
seluruh mulut, kecuali lidah bagian dorsal. Kelenjar- kelenjar ini baik mayor
maupun minor, bertanggung jawab atas terjadinya penyakit infeksi,
imunopatik, metabolik, degeneratif dan neoplasma.
Secara klinik kelainan kelenjar saliva ditandai dengan pembengkakan
jaringan lunak dan gangguan sekresi. Pada umumnya pembengkakan parotis
bilateral dengan xerostomia (mulut kering) merupakan petunjuk penyakit
radang imunopati yang disebut sindrom Sj𝑜̈rgen. Neoplasma yang ditandai
pembengkakan, biasanya mengenai daerah parotis pra-aurikel. Kebanyakan
tumor parotis jinak, sedangkan neoplasma kelenjar sublingua biasanya ganas.
Kelainan bukan neoplasma kelenjar saliva kebanyakan mukokel kelenjar-
kelenjar minor atau sialolitiasis dan sialodenitis kelenjar saliva mayor.
1) Sialolithiasis
Sialolithiasis adalah pembentukan obstruksi kalsifikasi dalam saluran air
ludah. Sialolit dapat terbentuk di kelenjar saliva mayor, minor atau
salurannya, tapi biasanya hanya satu kelenjar yang terdapat kalsifikasi.
Kelenjar dan duktus submandibula adalah yang paling sering mengalaminya
(83% kasus). Sialolit dapat menghalangi saluran sekretori, mengakibatkan
infeksi retrograde kronis karena penurunan aliran saliva.
2) Sialadenitis bakteri
Sialadenitis bakteri adalah infeksi bakteri akut atau kronis pada parenkim
kelenjar saliva. Infeksi bakteri akut paling sering mempengaruhi kelenjar
parotis dan kelenjar submandibula. Infeksi ini diakibatkan oleh berkurangnya
sekresi ludah dan infeksi retrograde oleh Staphylococcus aureus dan
Streptococcus viridans. Peradangan kronis dapat mempengaruhi kelenjar
ludah utama manapun, menyebabkan pembengkakan luas dan berakhir pada
fibrosis.
3) Sialodochiti
Sialodochitis atau sialadenitis duktus adalah peradangan pada sistem duktus
kelenjar saliva terdapat pelebaran sistem duktal. Dalam kasus kronis, fibrosis
interstisial juga dapat menyebabkan penyempitan segme kecil dari duktus
yang melebar. Dapat terjadi pada kelenjar submandibula dan kelenjar parotis.
4) Sialadenitis autoimu
Sialadenitis jenis ini sering ditemukan pada sindrom Sj𝑜̈rgen yang ditandai
dengan mata kering dan mulut kering yang diakibatkan oleh perusakan
kelenjar lakrimal dan kelenjar saliva yang diperantai oleh imun

b. Gangguan non-inflamasi
1) Sialosis
Sialosis adalah pembesaran non-inflamasi yang sering terjadi pada kelenjar
parotis. Biasanya terkait dengan gangguan metabolik dan sekresi parenkim
yang terkait dengan penyakit kebanyakan kelenjar endokrin (hormonal
sialadenosa), kekurangan protein, kekurangan gizi pada pecandu alkohol,
kekurangan vitamin, dan kelainan neurologis.
2) Kista kelenjar saliva
Kista kelenjar saliva jarang terjadi (<5% dari seluruh massa kelenjar saliva)
dan paling sering terjadi secara unilateral pada kelenjar parotis. Kista
mungkin kongenital (bercabang), limfoepitel, atau dermoid termasuk kista
retensi lendir. Lesi kista dapat bersifat intraglandular atau extraglandular dan
dapat berkembang menjadi proporsi sedemikian rupa sehingga dapat teraba
secara klinis dan harus dibedakan dari neoplasia. Berikut ini beberapa jenis
kista kelenjar saliva:
a) Pseudokista ekstravasasi lendir kekurangan lapisan epitel dan hasil
dari ruptur duktal.
b) Ranula adalah kista retensi yang biasanya terjadi akibat penyumbatan
saluran sublingua.
c) Kista lymphoepithelial jinak diperkirakan merupakan gejala
degenerasi kistik dari inkontinensia ludah dalam kelenjar getah bening.
d) Kista parotid multikentrik yang terkait dengan HIV telah dilaporkan
dan disebut lesi kelenjar getah bening lymphoepithelial human
immunodeficiency syndrome. Lesi ini disertai dengan limfadenopati cervikal,
terjadi secara bilateral, dan biasanya berada di bagian dangkal kelenjar
parotis.
c. Tumor jinak pada kelenjar saliva
Tumor kelenjar saliva jarang terjadi, terjadi <0,003% populasi. Sekitar 80%
tumor saliva muncul pada kelenjar parotis, 5% timbul pada kelenjar
submandibula, 1% timbul pada kelenjar sublingua, dan 10% sampai 15%
timbul pada kelenjar saliva minor. Sebagian besar (70% sampai 80%) tumor
ini terjadi di lobus superfisial kelenjar parotis.
d. Tumor ganas pada kelenjar saliva
Sekitar 20% tumor pada parotis bersifat ganas dibandingkan dengan 50%
sampai 60% tumor submandibula, 90% tumor sublingua, dan 60% sampai
75% tumor kelenjar saliva minor. Salah satu dari tumor ganas kelenjar saliva
adalah karsinoma mucoepidermoid yang merupakan tumor ganas yang terdiri
dari sel campuran sel epidermoid dan mukus yang timbul dari epitel duktus
kelenjar saliva.

REFERENSI

1. Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih
Bahasa Rafiah Abyono. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
2. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7 th. Jakarta: EGC.
3. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC
4. Dixon, Andrew D. Anatomi untuk Kedokteran Gigi ed.5. Jakarta:
Hipokrates. 1993
5. Roth GL, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: CV Mosby.
6. Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai