Anda di halaman 1dari 8

ESSAY KULIAH

FISIOLOGI KELENJAR SALIVA

Nama : Nurhafizhah
NIM : 022.06.0079
Blok : Blok Digestive 1
Dosen : drg. Dwi Arianto, Sp. KGA

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
TAHUN 2023
1. Pendahuluan
Sistem pencernaan adalah sistem organ yang membantu dalam proses
pencerna dan penyerap nutrisi dari makanan. Secara anatomi sistem
pencernaan manusia terdiri dari Uper Gastrointestinal Tract dan Lower
Gastrointestinal Tract. Mulut merupakan salah satu bagian dari Uper
Gastrointestinal Tract, didalam mulut terdapat kelenjar ludah atau saliva
yang berperan sebagai pembantu dalam proses digestive dengan
mengeluarkan saliva atau ludah.
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan
keseimbangan ekosistem di dalam rongga mulut. Saliva merupakan hasil
sekresi dari beberapa kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva
disekresikan oleh kelenjar saliva mayor yang meliputi kelenjar parotid,
submandibular, dan sublingual, sedangkan sisa 7% lainnya disekresikan
oleh kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar bukal, labial, palatinal,
glossopalatinal, dan lingual. Saliva memegang peranan penting dalam
proses karies gigi. Penurunan volume saliva akan memudahkan terjadinya
proses karies, karena aliran saliva membantu self cleansing
Materi ini sangat penting untuk dipelajari agar mahasiswa mampu
untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari kelenjar
saliva. Dengan memahami anatomi dan fisiologi kelenjar saliva mahasiswa
mampu menentukan dan menganalisis penyakit yang disebabkan oleh
kelainan anatomi dan fisiologi kelenjar saliva.
2. Pembahasan
Kelenjar saliva merupakan struktur penting dalam rongga mulut dan
merupakan kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran
sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi amilase,
enzim yang memecah karbohidrat menjadi maltosa. Kelenjar saliva terdiri
dari kelenjar mayor dan minor. Kelenjar ludah mayor dan minor
menghasilkan dan mengeluarkan cairan pencernaan atau cairan kaya
protein. Terdapat tiga pasang kelenjar ludah mayor yaitu kelenjar parotid,
submandibular dan sublingual yang berperan untuk memproduksi dan
mengsekresi cairan saliva di rongga mulut. Cairan saliva yang disekresikan
membantu dalam melembabkan dan menjaga kebersihan mulut serta
membantu dalam proses digestif (Sabirin et al., 2020).
 Kelenjar parotis
Kelenjar parotis adalah sepasang kelenjar-liur yang terbesar. Kelenjar
parotis dikelilingi oleh ramus mandibula dan menyekresikan air liur
melalui Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu
mengunyah dan menelan. Kelenjar parotis 25% menghasilkan air liur.
 Kelenjar submandibula
Kelenjar submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di
rahang bawah, di atas otot digatrik. Produksi sekresinya adalah
campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut melalui duktus
Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70%
saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
 Kelenjar sublingua
Kelenjar sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah
lidah di dekat kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk
ke kavum oral keluar dari kelenjar ini.

Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kacum oral
di dalam lamina propria mukosa oral, dengan diameternya 1-2mm.
Kelenjar ini biasanya merupakan sejumlah asinus yang terhubung dalam
lobulus kecil. Secara alami, sekresi utama dari kelenjar minor adalah
mukous (kecuali Kelenjar Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi,
seperti membasahi kavum oral dengan saliva. Masalah gigi biasanya
berhubungan dengan kelenjar liur minor. Kelenjar Von Ebner terletak di
papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang
memulai hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial indra
perasa (Porcheri & Mitsiadis, 2019).
Gambar 1 Anatomi Kelenjar Saliva
Saliva adalah campuran sekret semua kelenjar saliva yng selalu
membasahi rongga mulut dan membantu membersihkan mulut dari sisa
makanan. Saliva terdiri dari air, garam mineral, enzim amylase, mucus,
lisozim dan immunoglobulin. Sekret kelenjar saliva yang dikenal sebagai
whole saliva atau total saliva yang berpengaruh sangat penting terhadap
cairan dalam rongga mulut. Cairan mulut terdiri dari sekret kelenjar saliva
mayor dan kelenjar saliva minor, bakteri, sel epitel mati, cairan sulkus gusi
dan sisa makanan. Aliran saliva dipengaruhi oleh oleh jenis kelamin,
musim, posisi tubuh, umur, keadaan psikis, penyakit tertentu, diet dan
obat. Aliran saliva dapat dipengaruhi juga oleh berbagai stimulus dan
tanpa stimulus. Kelenjar submandibularis tanpa stimulasi menghasilkan
sekret terbanyak, meskipun rata-rata aliran saliva pada waktu istirahat
sangat lambat untuk semua kelenjar saliva mayor. Sekresi saliva paling
rendah berkisar 0,26 ml/menit oleh kelenjar submandibularis, 0,12 ml/
menit oleh kelenjar sublingualis dan 0,11 ml/menit oleh kelenjar parotis.
Pada waktu stimulasi sedang berlangsung, kelenjar submandibularis dan
kelenjar parotis menghasilkan kira-kira saliva dalam jumlah yang sama.
Pada waktu stimulasi maksimum kelenjar parotis menghasilkan saliva
terbanyak. Pada waktu aliran saliva distimulasi oleh pengunyahan permen
karet atau paraffin, saliva dapat dikumpulkan kira-kira 1-2 ml/menit
(Susanti, 2016).
Kandungan saliva 99,5% adalah air, zat lainnya terdiri dari kalsium,
fosfor, natrium, magnesium. Fungsi saliva sebagai pelicin, pelindung,
buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika saliva tidak ada atau jumlahnya
menurun drastis dan berhenti melindungi gigi maka akan terjadi hal yang
buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan bakteri dan bekas
makanan dari mulut, berkurangnya buffer karena perubahan asam mulut,
hingga aktivitas mulut menjadi semakin asam. Selain itu kelenjar saliva
juga memproduksi mmilase yang mengubah pati dan glikogen menjadi
kesatuan karbohidrat yang lebih kecil, lisozim yang membunuh bakteri
tertentu berperan dalam system penolakan imun, kallikrein yang berperan
pada proses pembekuan darah, laktoperoksida yang menghambat
pertukaran bakteri dan pertumbuhan kristal, protein kaya prolin, bagian
utama pelikel muda pada email gigi yang berfungsi sebagai bahan
penghambat pertumbuhan kristal, dan musin yang membuat ludah pekat
dan dapat melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Sumbangan
sekret berbagai kelenjar saliva pada produksi total saliva sangat tergantung
pada tingkat stimulasi dan sifat stimulus (Dinyanti et al., 2020). Kecepatan
sekresi bervariasi dari hamper yang tidak dapat diukur selama tidur sampai
3-4 ml/menit pada stimulasi maksimal. Jumlah total saliva setiap 24 jam
berdasarkan pengukuran pada beberapa pasien diperkirakan antara 500-
600 ml yang sebagian berasal dari kelenjar saliva yang tidak distimulasi
sedangkan sebagian lain berasal dari kelenjar saliva yang distimulasi. Pada
malam hari produksi kelenjar saliva menurun sampai 10 ml/8 jam. Pada
malam hari kelenjar parotis tidak mensekresikan saliva. Pada malam hari
kelenjar submandibularis mensekresikan sekitar 70% dan sisanya
dihasilkan oleh kelenjar sublingualis dan kelenjar asesoris lainnya (Sawitri
& Maulina, 2021).
Sekresi saliva diatur oleh system saraf otonom yang terletak di
medulla oblongata yang berupa saraf eferen yang terdiri dari saraf
parasimpatis dan simpatis. Saraf parasimpatis terdiri dari nucleus
salivatorius superior yang mempengaruhi sekresi kelenjar submandibularis
dan sublingualis, sedangkan nucleus salivatorius inferior mempengaruhi
kelenjar parotis dan lingualis. Saraf simpatis yang menuju kelenjar saliva
berasal dari ganglion servikal superior yang bersamaan dengan pembuluh
darah. Saraf aferen dari kelejar saliva ditemukan di korda timpani saraf
glosofaringeal. Saraf ini membawa impuls rasa sakit dari kelenjar
saliva.Sekresi saliva dapat dirangsang atau dihambat oleh impuls yang
datang pada nucleus salivatorius. Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh
penciuman, penglihatan dan pemikiran. Sekresi saliva terjadi akibat respon
reflex oleh stimulasi reseptor yang diatur oleh saraf trigeminus atau
stimulasi putik kecap yang disarafi oleh saraf VII,IX,X (Porcheri &
Mitsiadis, 2019).
Air liur akan diproduksi dan disekresikan dalam sel asinar. Sel asinar
merupakan sel-sel epitel dari potongan ujung serosa. Pada serosa Na/K
ATPase akan memompa natrium keluar dari sel, yang kemudian
terakumulasi di ruang antar sel. Setelah stimulus kolinergik, Ca2+
dilepaskan dari situs penyimpanan intraseluler (yaitu, ER, mitokondria)
dan pada sat yang bersamaan konsentrasi mulai meningkat 5-10 kali lipat
dalam sitoplasma. Perubahan kimia ini akan membuka saluran untuk Clÿ,
yang berdifusi ke dalam lumen asinar mengikuti gradien
konsentrasinya.Na+ kemudian juga akan mentranslokasi melalui ruang
paraseluler ke lumen. Air dari kapiler yang berdekatan akan masuk ke
lumen melalui osmosis, baik melalui aliran paraselular maupun saluran
aquaporin khusus (terutama AQP5). Air liur primer yang terbentuk
terakumulasi dalam lumen asinar dan mulai berdifusi sepanjang duktus
sekretori. Selama perjalanannya di saluran, komposisi kimiawi airliur
diubah secara signifikan. Sel-sel duktus striatal mengandung pompa Na/K
ATPase dan pompa karbonat/Cl untuk mengekstraksi NaCl dari saliva
primer dan mengurangi konsentrasi garam dalam cairan, sedangkan
peningkatan jumlah tight junction membuat sel duktus tetap tersegel,
menghindari kehilangan air. Oleh karena itu, sekresi serosa terakhir adalah
cairan hipotonik encer (Porcheri & Mitsiadis, 2019).
Gambar 2 Proses Produksi dan Sekresi Saliva
3. Kesimpulan
Kelenjar saliva merupakan struktur penting dalam rongga mulut dan
merupakan kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran
sendiri, yang memproduksi air liur. Kandungan saliva 99,5% adalah air,
zat lainnya terdiri dari kalsium, fosfor, natrium, magnesium, amilase,
lisozim, kallikrein, laktoperoksida, protein kaya prolin, musin. Sekresi
saliva diatur oleh system saraf otonom yang terletak di medulla oblongata
yang berupa saraf eferen yang terdiri dari saraf parasimpatis dan simpatis.
Referensi
Dinyanti, S., Budirahardjo, R., & Nugroho, R. (2020). Perbedaan pH, Viskositas
dan Volume Saliva setelah Berkumur dengan Obat Kumur Sintetik yang
Mengandung Chlorhexidine dan Larutan Propolis pada Anak Usia 11-12
Tahun. Pustaka Kesehatan, 7(3), 158.
https://doi.org/10.19184/pk.v7i3.10715
Porcheri, C., & Mitsiadis, T. A. (2019). Physiology, pathology and regeneration
of salivary glands. Cells, 8(9). https://doi.org/10.3390/cells8090976
Sabirin, I. P. R., Widyasari, R., & Putri, N. D. A. (2020). <p>Hubungan jam tidur
kurang optimal terhadap laju alir saliva pada dokter muda</p><p>The
relationship of less optimal sleep hour on the salivary flow rate in young
doctor</p>. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 32(3), 220.
https://doi.org/10.24198/jkg.v32i3.28958
Sawitri, H., & Maulina, N. (2021). Derajat pH Saliva Pada Mahasiswa Program
Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Yang
Mengkonsumsi Kopi Tahun 2020. AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan Malikussaleh, 7(1), 84.
Susanti, L. (2016). Pengaruh Minuman Ringan Berkarbonat yang Mengandung
Kafein Terhadap pH Saliva. Journal of Dentistry, 06(1), 116–124.

Anda mungkin juga menyukai