Anda di halaman 1dari 6

ESSAI

Fisiologi Kelenjar Saliva

Nama : Kadek Artana Kusumajaya

NIM : 019.06.0045

Blok : Digestive I

Dosen : drg. Dwi Arianto. Sp. KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2020
1.Pendahuluan

Kelenjal saliva merupakan salah satu organ pencernaan aksesoris yang memiliki
fungsi dalam pencernaan kimiawi karena saliva mengandung enzim amilase yang
berperan penting dalam memecah amilum menjadi maltose, selain itu saliva juga
memiliki fungsi untuk membasahi makanan untuk mempermudah dalam proses
mengunyah, membasahi rongga mulut, melindungi rongga mulut dari bakteri atau
benda asing yang berbahaya bagi tubuh, dan membandu dalam berbicara. Kelenjar
saliva didalam tubuh ada tiga yaitu kelenjar parotis, sublinguinalis, dan
mandibularis. Pengeluaran saliva diatur oleh aktivitas otonom yaitu simpatis dan
parasimpatis dan medulla oblongata menjadi pusat pengeluaran liur.

2.Isi Materi

Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga
pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur
melalui duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandrrng 99,5% H2O dan 0,5%
elektrolit dan proteiri. Konsentrasi NaCI (garam) dalam liur hariya sepertujuh
konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersep- sikan rasa asin.
Demikian juga, diskriminasi rasa manis di- tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di
liur. Protein liur yang terpenting adalah amrlase, mukus, dan lisozim. Pratein-protein
ini berperan dalarn fungsi saliva sebagai berikut:

 Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur.


Produk-produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang
terdiri dari dua molekul glukosa, dan a-limit dekstrin, yaitu poEisakarida
rantai cabang sebagai hasil dari pencernaan amilopektin
 Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan
sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan
oleh adanya mukus, yang kental dan Iicin.
 Liur memiliki silat antibakteri melalui efek empat kali lipat—pertama,
dengan lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan, bakteri
tertentu dengan merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat
yang mengikat erat besi yang di perlukan untuk multiplikasi baktari; dan
keempat, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber
makanan untuk bakteri.
 Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum
kecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi de ngan reseptor
kuntum kecap. Anda dapat membuktikannya send-iri: Keringkan lidah Anda
dan kemudian teteskan gula di atasanya-Anda tidak merasakan gula tersebut
hingga gula terbasahi. Aliran saliva juga membilas partikel-partikel
makanan di kuntum kecap sehingga Anda dapat mengecap gigitan makanan
selanjutnya.
 Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
Kita sulit berbicara jika mulut kita kering.
 Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut dan
gigi bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan,
partikel asing, dan sel epitel tua yang terlepas dari mukosa mulut.
Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang yang pernah
mengalami bau mulut ketika salivasi tertekan sementara, misalnya ketika
demam atau mengalami kecemasar berkepanjangan.
 Liurkaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan
serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis
dapat dicegah.

Secara rerata, sekitar 1 hingga 2 liter liur dikeluarkan setiap hari, berkisar dari
laju basal spontan kontinu sebesar 0,5 mL/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5
ml/mnt sebagai respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. Tanpa
adanya rangsangan terkait-makanan, stimulasi tingkat-rendah oleh saraf parasimpatis
memicu sekresi basal saliva. Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan
tenggorok selalu basah.Selain sekresi kontinu tingkat rendah ini, sekresi liur dapat
ditingkatkan oleh dua jenis refleks liur, yaitu refleks liur sederhana dan terkondisi.

Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor tekan di dalam
rongga mulut berespons terhadap keberadaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-
reseptor ini menghasilkan impuls serat-serat sarat aferen yang membawa informasi
ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak, seperti semua pusat otak yang
mengontrol aktivitas pencernaan. Pusat liur, nantinya, mengirim impuls melalui saraf
autonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan sekresi liur. Tindakan gigi
mendorong sekresi liur tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
reseptor tekan di mulut. Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi terjadi
tanpa stimulasi oral. Hanya berpikir, melihat, mencium, atau mendengar pembuatan
makanan yang lezat memicu salivasi melalui refleks ini. Kita semua pernah
mengalami "liur menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk dimakan.
Ini adalah respons yang dipelajari berdasarkan pengalaman sebelumnya. Sinyal yang
berasal dari luar mulut dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan,
bekerja melalui korteks serebrum wituk merangsang pusat liur di medula.

Pusat liur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf autonom yang
menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf autonom di tempat lairt di tubuli,
respons simpatis dan parasimpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik stimulasi
simpatis maupun parasinapatis meningkatkan sekresi liur tetapi jumlah, karakteristik,
dan mekanismenya berbeda. Stimulasi parasinapatis, yang memiliki efek dominan
dalani sekresi liur, menghasilkan liur yang encer, segera keluar, berjumlah besar, dan
kaya enzim. Stimulasi simpatis, sebaliknya, menghasilkan liur dengan volume
terbatas, kental, dan kaya mukus. Karena stimulasi simpatis menghasilkan lebih
sedikit liur, mulut terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan-keadaan
ketika sistem simpatis dominan, misalnya situasi penuh stres. Contohnya, orang
sering merasa mulutnya kering karena rasa cemas ketika akan berpidato.. Sekresi liur
adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang seluruhnya berada di bawah kontrol
saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan hormon.

3.Kesimpulan

Kelenjar saliva merupakan kelenjar yang berfungsi untuk mengsekresikan


sejumlah saliva yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan, selain itu
saliva juga memiliki fungsi untuk membasahi makanan untuk mempermudah dalam
proses mengunyah, membasahi rongga mulut, melindungi rongga mulut dari
bakteri atau benda asing yang berbahaya bagi tubuh, dan membandu dalam
berbicara.
Referensi

Guyton and Hall. 2011. Fisiologi Kedokteran. Ed-11. Jakarta: EGC.


Sherwood. 2013. Introduction To Human Fisiology, Ed-8. China: Brooks/Cole,
Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai