Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“ Sistem Pencernaan “

Disusun Oleh

Nama : Maria Jessica Valent Santoso

NIM : 1911102415135
Kelas Praktikum :K

Dosen Pengampu : Chaerul Fadly Mochtar Luthfi M, S.Farm., M.Biomed.

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021/2022

1
1. Apa perbedaan pencernaan fisik dan kimiawi?

JAWAB:
Proses pencernaan makanan pada manusia melalui dua tahap, yaitu
pencernaan fisik (mekanis) dan percernaan kimiawi. Pencernaan
fisik merupakan proses yang melibatkan gerakan gerakan fisik/mekanis misalnya
penghancuran makanan dengan gigi atau gerangan dorongan makanan atau
peristaltik oleh otot otot kerongkongan, lambung, dan usus. Pencernaan
kimiawi adalah proses perubahan molekul-molekul bahan organik yang ada
dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks menjadi molekul lebih
sederhana dengan bantuan enzim.
Sistem pencernaan pada manusia tersusun atas beberapa organ dan kelenjar
aksesoris yang saling terhubung. Sistem ini terdiri atas organ mulut –
kerongkongan (esofagus) – lambung (ventriculus) – usus halus (intestinum) –
usus besar (kolon) – rectum- anus. Kelenjar yang terdapat pada sistem
pencernaan adalah kelenjar air liur, pankreas, dan empedu. Kelenjar-kelenjar
tersebut menyekresikan zat-zat lain yang dibutuhkan dalam proses mencerna
makanan. Proses pencernaan makanan melalui mekanisme yang cukup panjang.
Pada mulut, terjadi proses pemecahan makanan menjadi bagian yang lebih kecil
dan halus secara mekanik dan kimiawi menggunakan gigi dan enzim ptialin.
Selanjutnya makanan didorong ke lambung melalui kerongkongan. Pada
kerongkongan, terdapat otot-otot yang mengatur gerakan mendorong makanan
yang disebut gerak peristalsis. Pada lambung, pencernaan terjadi secara kimiawi
oleh enzim renin, pepsin, lipase dan HCl. Kemudian, proses penyerapan sari-sari
makanan terjadi di usus halus. Proses penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa
makanan terjadi di usus besar. Kemudian, sisa-sisa makanan ini dikeluarkan
melalui anus.

2. Bagaimana mekanisme kelenjar ludah bekerja dalam proses

pencernaan?

JAWAB:
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks, terdiri atas campuran sekresi
dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral(Edwin et al., 2008).
Saliva merupakan cairan eksokrin yang dikeluarkan kedalam rongga mulut
melalui kelenjar saliva. Secara umum saliva berperan dalam proses pencernaan
makanan, aktivitas antibakteri, pengaturan keseimbangan air, buffer, menjaga
integritas gigidan berperan penting bagi kesehatan rongga mulut (Indriana, 2011).
Kelenjar saliva terbagi menjadi kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar
saliva mayor terdiri dari sepasang kelenjar parotis, sublingual dan submandibula.
Kelenjar saliva minor jumlahnya ratusan dan terletak di rongga mulut,
diantaranya adalah glandula glossopalatinalis, glandula labialis, glandula
2
palatinalis, glandula lingualis dan glandula bukalis(Tamin dan Yassi,
2011).Kelenjar saliva berfungsi memproduksi saliva yang bermanfaat untuk
mencegah mukosa dari kekeringan, membantu pencernaan, memberikan
perlindungan pada gigi terhadap karies serta mempertahankan homeostasis
(Tamin dan Yassi, 2011). Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang
diterima oleh kelenjar saliva. Rangsangan tersebut dapat terjadi melalui
rangsangan mekanis seperti mengunyah buah belimbing dan salak atau makanan
yang keras lain, juga rangsangan kimiawi seperti rasa asam, manis, asin, pahit
dan juga pedas (Pradanta et al., 2016).
Kecepatan aliran sekresi saliva berubah-ubah pada individu atau bersifat
kondisional sesuai dengan fungsi waktu, yaitu sekresi saliva mencapai maksimal
pada saat distimulasi dan mencapai minimal pada saat tidak distimulasi. Saliva
juga tidak diproduksi dalam jumlah besar secara tetap, hanya pada waktu tertentu
saja sekresi saliva meningkat. Rata-rata aliran saliva 20ml/jam pada saat istirahat,
150ml/jam pada saat makan dan 20-50ml selama tidur. Komposisi saliva terdiri
dari 94,0%-99,5% air, bahan organik dan anorganik. Komponen organik utama
adalah protein, selain itu juga ditemukan lipida, glukosa, asam amino, ureum,
amoniak dan vitamin, sedangkan komponen anorganik saliva yang berkaitan
dengan gigi antara lain Na+, K+, Ca 2+, Mg2+,Cl , SO4, H2PO4, HPO4 (Indriana,
2010).
Saliva disekresi sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tingkat perangsangan
saliva tergantung pada kecepatan aliran saliva yang bervariasi antara 0,1 sampai 4
ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar
parotis (saliva encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin),
sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan
mukosa mulut.19 Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, tanpa adanya
rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-
ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva berfungsi untuk
menjaga mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu.
Sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui reflek saliva terstimulasi dan
refleks saliva tidak terstimulasi. Refleks saliva terstimulasi terjadi sewaktu
kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespon terhadap
adanya makanan. Reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen
yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat
saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar
saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Gerakan mengunyah merangsang
sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi
terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut. Pada refleks saliva tidak
terstimulasi, pengeluaran saliva terjadi tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir,
melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu
pengeluaran saliva melalui refleks ini. Pusat saliva mengontrol derajat
pengeluaran saliva melalui saraf otonom yang mensarafi kelenjar saliva.
Stimulasi simpatis dan parasimpatis meningkatkan sekresi saliva tetapi jumlah,
karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis
3
berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer
dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis menghasilkan volume
saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus. Karena
rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva dalam jumlah sedikit, mulut
terasa lebih kering daripada biasanya saat sistem simpatis dominan, misalnya
pada keadaan stress.
Didalam rongga mulut saliva memiliki fungsi melicinkan dan membasahi
rongga mulut sehingga membantu membasahi dan melembutkan makanan
menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan,
membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membersihkan rongga
mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, membantu proses pencernaan makanan
melalui aktivitas enzim ptialin (amilase ludah) dan lipase ludah, mempunyai
aktivitas antibakteri dan sistem buffer, berpartisipasi dalam proses pembekuan
dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal
growth factor pada saliva.Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran
tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu seseorang bicara
(Rahmawati et al., 2015).

3. Sebutkan dan jelaskan nama enzim yang berada dilambung dan

fungsi dari masing-masing enzim tersebut?

JAWAB:
Proses pencernaan didalam lambung berlangsung secara kimiawi dengan
bantuan enzim-enzim yang berada didalam lambung. Dinding lambung
menghasilkan hormon gastrin dan getah lambung yang berfungsi merangsang
dinding lambung agar mensekresikan getah lambung.
Didalam getah lambung terkandung asam klorida (HCl), enzim pepsin,
lipase, dan renin.
1. Asam klorida (HCl) berfungsi membunuh kuman yang ikut
bersama makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin,
merangsang membuka dan menutupnya sfinkter pilorus, dan merangsang
sekresi getah usus.
2. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.

3. Lipase berfungsi mencerna lemak.


4. Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang terdapat dalam susu

4
5. Apa perbedaan dari duodenum, jejenul. ileum, colon?

JAWAB:
Bagian pertama dari usus halus adalah duodenum. Duodenum
merupakan tabung berbentuk C dengan panjang perkiraan 25 cm (10 inch)
dimulai dari sfingter pilorus lambung hingga flexura duodenojejunalis10.
Struktur ini terletak retroperitoneal kecuali bagian awalnya, yang
dihubungkan dengan hepar oleh suatu ligamentum hepatoduodenal, yang
merupakan bagian dari omentum minus.
Duodenum terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
a. Pars superior duodeni terbentang dari ostium pyloricum gaster
sampai collum vesica fellea, berada tepat di sisi kanan corpus
vertebrae LI, dan berjalan di anterior ductus choledochus,
arteria gastroduodenalis, vena porta hepatis, dan vena cava
inferior.
b. Pars descendens duodeni berada tepat disisi kanan garis tengah
tubuh dan terbentang dari collum vesica fellea sampai ke tepi
bawah vertebra LIII.
c. Pars inferior duodeni adalah bagian yang terpanjang, menyilang
vena cava inferior, aorta dan columna vertebralis. Bagian ini
disilang di anteriornya oleh arteria dan vena mesenterica
superior
d. Pars ascendens duodeni berjalan naik pada, atau disisi kiri dari
aorta sampai kira-kira di tepi atas vertebra LII dan berakhir
sebagai flexura duodenojejunalis.

Jejunum merupakan bagian kedua dari usus halus, dimulai dari flexura
duodenojejunalis dimana traktus gastrointestinalis kembali menjadi
intraperitoneal. Sebagian besar jejunum berada di kuadran kiri atas abdomen
dan lebih besar diameternya serta memiliki dinding yang lebih tebal
dibandingkan ileum. Lapisan bagian dalam mukosa jejunum ditandai dengan
adanya banyak lipatan menonjol yang mengelilingi lumennya (plika
sirkularis). Karakteristik unik jejunum adalah adanya arcade arteriae yang
kurang jelas dan vasa recta yang lebih panjang dibandingkan dengan yang
ada di ileum.

Ileum merupakan bagian ketiga dari usus halus yang akan berakhir
pada ileocecal junction.11 Dibandingkan dengan jejunum, ileum memiliki
dinding yang lebih tipis, lipatan-lipatan mukosa (plika sirkularis) yang lebih
sedikit dan kurang menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak
mesenterium lebih banyak, dan lebih banyak arcade arteriae.

5
6. Jelaskan secara singkat mengenai proses pencernaan?
JAWAB:
Makanan masuk melalui mulut. Organ yang ada di dalam rongga mulut
seperti gigi, lidah, dan kelenjar mulut ikut ambil bagian dalam proses ini. Di
dalam mulut, makanan dikunyah secara mekanik dan kimiawi.Makanan yang
sudah dikunyah akan melewati faring atau persimpangan saluran dari rongga
mulut ke kerongkongan. Setelah melewati faring, makanan kemudian masuk
ke kerongkongan. Di dalam kerongkongan, makanan akan didorong menuju
lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik.
Setelah sampai ke lambung, makanan akan diolah secara kimiawi dan
mekanik. Secara kimiawi, makanan dicerna oleh asam lambung, enzim
pepsin, dan renin. Secara mekanik, makanan akan diremas-remas di dalam
lambung. Dari lambung, makanan akan didorong ke usus halus. Di dalam
usus halus, sari-sari makanan diserap. Dari usus halus, makanan akan
didorong ke dalam usus besar. Fungsi usus besar adalah tempat untuk
menyerap air dan mineral dari sisa-sisa makanan. Makanan yang sudah
dicerna akan dikeluarkan melalui anus.

6
DAFTAR PUSTAKA

Pradanta, Y. E., Adhani, R., & Khatimah, I. H. 2016. Laporan Penelitian Hubungan
Kadar pH dan Volume Saliva Terhadap Indeks Karies Masyarakat Menginang
Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin (Studi Observasional dengan
Pengumpulan Saliva Metode Spitting), I(2).

Rahmawati, I., Said, F., & Hidayati, S. 2015. Penelitian pH Saliva antara Sebelum
dan Sesudah Mengkonsumsi Minuman Ringan, 6(1).

Indriana, T. 2010. The relationship between salivary flow rate and calcium ion
secretion in saliva., 6–8.

Indriana, T. 2011. Perbedaan Laju Aliran Saliva dan pH karena Pengaruh


Stimulus Kimiawi dan Mekanis. Staf Pengajar Bagian Biomedik Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember, Indonesia Alamat, 17(44), 1–5.

Tamin, S., & Yassi, D. 2011. Penyakit Kelenjar Saliva dan Peran Sialoendoskopi
untuk Diagnostik dan Terapi. Jurnal ORLI, 41(2), 1–16.

Anda mungkin juga menyukai