TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis dan sementara atau
permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari
penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi
2
3
pada daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek
samping obat-obatan, stress dan juga usia.2, 4, 8, 10
Saliva atau ludah adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa
mulut. Saliva terdiri dari 99.5% air dan 0.5% benda padat.3, 4, 5
Pada orang dewasa yang sehat, saliva diproduksi lebih kurang 1,5 liter dalam
waktu 24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh sistem persarafan, terutama sekali
oleh reseptor kolinergik. Rangsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah
melalui rangsang mekanik.4, 5
a. Kelenjar ludah
Sekresi dilakukan oleh tiga pasang kelenjar saliva mayor, yaitu kelenjar
parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis, serta sekresi dari
kelenjar saliva minor yang terdapat di dalam mukosa pipi, bibir, langit-langit keras
dan lunak serta lidah. 3, 4, 5
Pada individu yang sehat, gigi geligi secara terus menerus terendam di
dalam saliva (resting) sampai sebanyak 0.5 mL, keadaan ini akan membantu
4
melindungi gigi, mukosa mulut, lidah, orofaring. Pada orang dewasa sekresi saliva
+ 1 mL per menit, pada keadaan berkurangnya produksi saliva yang tidak begitu
parah produksinya 0.1-0.7 mL per menit. 4, 5
Sifat kelenjar ludah dan sekresinya ditentukan oleh tipe sel sekretori, yaitu:
serous, seromukus, mukus. Ludah serous menunjukkan ludah yang encer,
dihasilkan oleh kelenjar Parotis, sedangkan ludah mukus adalah ludah pekat yang
dihasilkan oleh kelenjar sublingualis, dan glandula submandibularis menghasilkan
ludah seromukous. Musin membuat ludah pekat, sehingga tidak mengalir pada
semua permukaan karena mempunyai selubung air dan terdapat pada semua
permukaan mulut, dapat melindungi jaringan mulut dari kekeringan, serta
melindungi mukosa terhadap infeksi bakteri dengan pembentukan lapisan lendir,
yang sukar ditembus dan dirusak oleh bakteri-bakteri.4
b. Sekresi saliva
Sekresi ludah sebagian besar merupakan proses aktif, yang menunjukkan
bahwa proses tersebut membutuhkan energi. Dalam proses ini dibedakan 2 fase:
1) Sintesis dan sekresi cairan asiner oleh sel-sel sekretori
2) Perubahan yang terjadi pada muara pembuangan yaitu pada duktus
striata 4
Rangsangan β adrenergik biasanya menghasilkan sekresi ludah pekat, kaya
protein dan berbusa dari sel-sel asiner. Di pihak lain rangsangan kolinergik
neurotransmiter asetilkolin menghasilkan reaksi air yang kuat dengan kadar protein
rendah. Pada rangsangan β adrenergik melalui neurotransmiter noradrenalin (=
pesuruh pertama) di dalam sel dibentuk cyclic Adenosin Mono Phospate (cAMP)
sebagai “pesuruh kedua” untuk meneruskan rangsangan di dalam sel. 4
5
Volume saliva dipengaruhi oleh banyak hal dan dalam waktu 24 jam volume
saliva sekitar 1000–1500 mL dengan derajat keasaman saliva sekitar 7. Pada waktu
tidur dihasilkan volume saliva 0.1 mL per menit. Pada waktu terjaga dan tidak ada
rangsangan volumenya sekitar 0.3 mL per menit. Tetapi pada waktu mengunyah
makanan volume akan meningkat menjadi 1-2 mL per menit. Pada keadaan
xerostomia penurunan produksi saliva bisa mencapai 0.7-0.1 mL/mnt, bahkan pada
keadaan yang sangat parah bisa mencapai kurang dari 0.1mL/mnt. 4, 5, 8
6
4) Psikologis
Stres menghambat sekresi.
Ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.
5) Rangsangan rasa sakit
Misal oleh radang, ginggivitis, protesa dapat menstimulasi sekresi4
c. Fungsi Saliva
Nilai kegunaan saliva biasanya baru dirasakan kalau produksinya sudah
berkurang. Mukosa oral, tanpa daya proteksi dan lubrikasi dari saliva akan mudah
mengalami luka dan terkena infeksi. Sekresi ludah dapat menurun pada keadaan
dehidrasi, usia lanjut, gangguan emosional seperti stres, putus asa, dan rasa takut.4,5
Peranan saliva yang paling penting adalah untuk mempertahankan integritas
gigi, lidah, dan membran mukosa daerah oral dan orofaring.5 Saliva yang disekresi
mengandung suatu protein air liur, antara lain amilase, mukus, dan lisozim. Hal ini
cukup berperan dalam menentukan fungsi saliva, yaitu:
1) Memulai pencernaan karbohidrat di dalam mulut melalui kerja
amilase ludah, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi
disakarida.4
2) Mempermudah untuk menelan makanan dengan membasahi
partikel-partikel makanan, sehingga mereka saling menyatu dan
dengan melumasi oleh karena adanya mukus yang kental dan licin.
Lapisan mukus pelindung pada membran mukosa juga bertindak
sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan.5
3) Air liur memiliki efek anti bakteri melalui efek ganda. Efek ini
pertama kali dilakukan oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan
atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua dilakukan dengan
membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sehingga sumber
makanan.4
4) Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang
merangsang papil pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang
dapat bereaksi dengan reseptor papil pengecap.4
8
terjadi peningkatan kadar protein total yang cukup besar sehingga saliva menjadi
kental.3, 4, 5
Dosis Gejala
< 10 Gray Reduksi tidak tetap sekresi saliva
10 -15 Gray Hiposalivasi yang jelas dapat ditunjukkan
15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversibel
> 40 Gray Perusakan irreversibel jaringan kelenjar
Hiposalivasi irreversibel
Pengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva serous
dibandingkan dengan kelenjar saliva mukus.4 Tingkat perubahan kelenjar saliva
setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva, setelah satu
minggu terjadi penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan kelenjar saliva dan
penyumbatan.3
Selain berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva,
dimana viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi
Ig A berkurang. 4
Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kecepatan sekresi saliva
menjadi normal kembali tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah
diterima. 5
Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan
menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis lebih umum
mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan
degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. 4
10
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat
menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan
dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva. 4, 5
d. Penggunaan obat-obatan
Banyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi sativa. Ada sekitar 400 macam
obat yang bisa menyebabkan xerostomia. Yang tersering adalah obat-obatan anti
kolinergik, anti parkinson, dan anti neoplastik. Xerostomia yang disebabkan oleh
obat-obatan biasanya menghilang bila pemakaian obat dihentikan.1, 2, 8
11
e. Keadaan fisiologis.
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis.
Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya
aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan
12
memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa
dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan
emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf
autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya
sekresi saliva.4, 6
f. Usia.
Peningkatan usia akan menyebabkan terjadinya perubahan atropik pada
kelenjar ludah yang akan menurunkan sekresi saliva. Sampai dengan umur 15
tahun volume saliva lebih besar dibandingkan dengan umur yang lebih dewasa.
Dengan bertambahnya umur seseorang, akan terjadi penurunan produksi saliva.
Perubahan terbesar terjadi pada glandula parotis, karena secara bertahap akan
terjadi perubahan jaringan yang menyusunnya. Selain terjadi perubahan pada sel-
selnya terjadi juga penurunan sintesis protein. Hal ini akan berakibat pada
terjadinya penurunan produksi saliva. 5
Pada umumnya penurunan produksi saliva dianggap merupakan akibat proses
penuaan yang tidak dapat dihindari, akan tetapi penyelidikan terakhir menunjukkan
bahwa tidak ada penurunan cairan produksi kelenjar parotid pada individu yang
beranjak tua namun sehat dan tidak minum obat. Dilain pihak ada bukti yang
menunjukkan bahwa perubahan atropik yang terjadi di kelenjar submandibularis
sesuai dengan pertambahan usia akan menurunkan produksi saliva dan mengubah
komposisinya sedikit. Dengan demikian, setiap penurunan produksi saliva
dianggap sebagai akibat dari faktor usia, namun hal ini tidak berarti apa-apa bila
dibandingkan dengan penurunan akibat penyakit dan penggunaan obat-obatan.5
g. Keadaan-keadaan lain.
Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang ada
pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir. Hasil sialograf
menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva.4
Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple akan
mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim
kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat
13
selama mungkin.10,11
Kinerja motorik
Perubahan kinerja motorik mulut akibat peningkatan usia tidak
nampak sejelas perubahan di bagian tubuh lain. Sebagai contoh, aktivitas
refleks sederhana maseter terus bertahan sampai usia yang sangat tua. Hal
ini mungkin disebabkan penggunaan otot rahang terus menerus untuk
mengunyah, menelan, berbicara, tersenyum dan peran fungsional refleks
tertentu individu.7
Zat ini hanya berfungsi jika masih ada kelenjar liur yang masih
aktif/berespon terhadap rangsangan. Berikut merupakan obat-obat yang
biasa digunakan:
Permen karet atau permen isap asam, akan lebih jika menggunakan
permen karet bebas sukrosa (sugar free) agar tidak
membahayakan gigi.5 Pengunyahan permen karet sugar free
mampu meningkatkan produksi saliva tujuh kali lebih besar dari
pada tanpa stimulasi permen karet. Penggunaan permen karet ini
dirasa lebih efektif dari pada pilihan lainya.2 Ada pendapat yang
mengatakan bahwa pasien lebih menyukai mengunyah zat tanpa
rasa yaitu lilin parafin (1.0-1.5mg) tiga sampai lima kali sehari.4,
5
Mouth Lubricant (pH 2.0) dan Lemon Mucilage (pH 2.8). kedua
zat ini mengandung asam sitrat. Stimulasi dengan zat asam sitrat
mampu merangsang sangat kuat sekresi ludah encer dan
memberikan rasa kesegaran di mulut, tetapi zat ini memiliki
kerugian berupa mudah terjadi iritasi pada selaput lendir yang
peka dan rendahnya pH akan mempermudah demineralisasi gigi.2,
4, 5