Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN JOURNAL READING

“HEMANGIOMA SENTRAL: LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN


LITERATUR”

INTEGUMEN

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
I Gusti Ngurah Oko Suria Wirawan : 016.06.0035
I Putu Ryan Aryadana : 019.06.0042
I Wayan Agus Merta Wiguna : 019.06.0043
Irawati Sofia : 019.06.0044
Kadek Artana Kusumajaya : 019.06.0045

Tutor : dr. Rizki Mulianti, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021/2022

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 1


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karenaatas rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun makalah yang
berjudul “Hemangioma Sentral: Laporan Kasus Dan Tinjauan Literatur” tepat pada
waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai Journal
Reading. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Rizki Mulianti, S. Ked selaku tutor Journal Reading kelompok 5.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami dalam
pengamatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Mataram, 21 November 2021

Penyusun

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 2


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1. Identitas Jurnal .............................................................................................. 4

1.2. Abstrak .......................................................................................................... 5

1.3. Introduction ................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

2.1. Definisi Hemangioma ................................................................................... 6

2.2. Etiologi Hemangioma ................................................................................... 7

2.3. Patofisiologi Hemangioma ............................................................................ 7

2.4. Diagnosis Hemangioma ................................................................................ 7

2.5. Gambaran Klinis & Radiografi ..................................................................... 9

2.6. Angiografi .................................................................................................... 10

2.7. Skintigrafi ..................................................................................................... 11

2.8. MRI & DCFI ................................................................................................ 11

2.9. Laporan Kasus .............................................................................................. 12

2.10. Diskusi ........................................................................................................ 15

BAB III KESIMPULAN..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 3


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Identitas Jurnal


• Judul : Central hemangioma: A case report and review of literature
• Penulis : Sandeep Jain, Sasidhar Singaraju, Medhini Singaraju.
• Tahun Terbit : September, 2016.
• Penerbit : Department of Oral and Maxillofacial Pathology and Microbiology,
Rishiraj College of Dental Sciences and Research Centre, Gandhi Nagar,
Bhopal, Madhya Pradesh, India.
1.2. Abstract

Hemangioma adalah tumor jinak sel endotel dengan pertumbuhan yang cepat
diikuti fase involusi sampai regresi. Hemangioma adalah lesi bawaan atau
kongenital jinak yang paling umum pada manusia dan ditandai dengan proliferasi
pembuluh darah. Hemangioma sering muncul saat lahir atau segera setelah lahir,
dan tumbuh dengan cepat akibat proliferasi endotel. Artikel ini menyajikan kasus
langka hemangioma sentral yang terjadi pada mandibula anak laki-laki berusia 13
tahun, dan ulasan singkat tentang karakteristik klinis, radiologis, dan histopatologis
dari hemangioma senttral.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 4


1.3. Introduction

Hemangioma adalah lesi kongenital jinak yang paling umum pada manusia dan
ditandai dengan proliferasi pembuluh darah. Hemangioma sering hadir saat lahir atau
muncul segera setelah lahir, hemangioma tumbuh dengan cepat oleh proliferasi
endotel. Apakah neoplasma sejati dari sistem pembuluh darah ada tetap menjadi
pertanyaan terbuka, dan dengan demikian diskusi hari ini berlanjut tentang apakah
mereka sebenarnya neoplasma atau hamartoma.
Hemangioma tulang secara histologis diklasifikasikan oleh Thoma sebagai tipe
perifer (berasal dari periosteum) dan tipe sentral atau intraosseus (berasal dari
spongiosa sentral). Kebanyakan hemangioma sentral adalah tipe kavernosa
(pembuluh darah besar), tetapi bisa juga tipe kapiler (pembuluh darah kecil).
Hemangioma kapiler terdiri dari banyak kapiler kecil yang dilapisi oleh satu lapisan
sel endotel yang terdapat di dalam stroma jaringan ikat dengan kepadatan yang
bervariasi, sedangkan hemangioma kavernosa dibentuk oleh pembuluh darah besar
berdinding tipis atau sinusoid yang dilapisi dengan satu lapisan endotelium yang
dipisahkan oleh septa tipis jaringan ikat. Tipe sentral (intraosseous) sering ditemukan
di tulang belakang dan tengkorak dan jarang berkembang di rahang. Lesi
menghasilkan pembengkakan keras yang tumbuh lambat dan tidak nyeri. Mandibula
adalah lokasi yang sangat jarang meskipun memungkinkan. Rasio perempuan dan
laki-laki adalah 2:1 dan puncak insiden adalah antara dekade kedua dan kelima
kehidupan. Pada mandibula, frekuensi kejadian terbesar adalah pada regio tubuh,
tetapi tumor kondilus juga telah dilaporkan. Wat son dan Mc-Carthy dan Matthews
menganggap hemangioma sebagai kongenital, tetapi pada 50% kasus didapatkan
riwayat trauma. 75% hemangioma muncul saat lahir, sedangkan 85% dicatat pada
usia 1 tahun. Meskipun daerah kepala dan leher hanya mewakili 14% dari luas
permukaan tubuh, tetapi 65% dari hemangioma muncul di lokasi ini.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 5


BAB II

PEMBAHASN

2.1. Definisi Hemangioma

Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering


dijumpai pada masa bayi (10%-12% dari seluruh anak mendekati umur 1 tahun),
ditandai dengan fase proliferasi yang berlangsung cepat selama 8 hingga 18 bulan,
diikuti dengan fase involusi spontan selama 5 sampai 8 tahun. Tumor jinak ini bisa
terlihat pada saat lahir ( lebih kurang 50% kasus), sisanya baru tampak pada masa
satu hingga empat minggu setelah lahir. Walaupun termasuk jinak, namun secara
psikologis sangat berpengaruh terhadap anak dan keluarga dan sering dipertanyakan
kapan terjadi involusi spontan. Banyak ahli yang menyarankan untuk mengobati
hemangioma yang berukuran > 10 cm karena besar kemungkinan terjadi giant
hemangioma.

Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil


dan kongenital. Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak
lahir, dan tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh
setelah usia satu tahun hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara
umum dibagi ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan
fase sembuh (5-10 tahun). Hemangioma kongenital tumbuh secara lengkap setelah
lahir dan bisa terjadi involusi atau noninvolusi (menetap). Hemangioma umumnya
mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan anggota gerak (25%).
Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga sentimeter.
Hemangioma dapat juga mengenai organ viseral seperti hati, limpa, usus, jatung
bahkan otak yang dapat mengancam jiwa penderita. Sering tidak diketahui adanya
hemangioma pada organ viseral ini sampai muncul tanda – tanda klinis yang jelas,
misalnya terjadi gagal jantung pada hemangioma yang mengenai jantung, juga dapat

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 6


terjadi gangguan fungsi hati jika hemangioma mengenai hati pada daerah yang
cukup luas.

2.2. Etiologi Hemangioma


Penyebab hemangioma yaitu adanya pertumbuhan yang tidak normal dari
pembuluh darah tambahan. Selain itu ada beberapa faktor yang bisa membuat
seseorang terkena penyakit itu, diantaranya yaitu kelahiran prematur, berjenis
kelamin perempuan dan faktor keturunan.

2.3. Patofisiologi Hemangioma

Patogenesis hemangioma belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan bahwa


hemangioma terjadi akibat gangguan proses angiogenesis dan vaskulogenesis yang
menyebabkan terjadinya proliferasi elemen vaskuler yang tidak terkontrol.
Vaskulogenesis ialah proses terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh
darah, sedangkan angiogenesis ialah perkembangan pembuluh darah baru dari
sistem pembuluh darah yang sudah ada. Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial
mempunyai kontribusi terhadap terjadinya penyebaran awal hemangioma.

2.4. Diagnosis Hemangioma

Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif


berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa
jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular atau jenis
tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

a. USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur
dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 7


secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan
penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz) dapat
digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5
pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan
menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik
untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari
massa jaringan lunak lain.
b. MRI

MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui


lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga
dapat membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari
lesi vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi arteriovenus).
Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi
vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena)

c. CT scan

Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT


scan walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau
aliran darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan
hemangioma dari penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai
hemangioma.

d. Foto polos

Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk
melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.

e. Biopsi kulit

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 8


Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis atau- pun untuk
menyingkirkan hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit
keganasan. Pemeriksaan immunohistokimia dapat membantu menegakkan
diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah
perdarahan.

2.5. Gambaran Klinis dan Radiografi

Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung ukuran tumor, lokasi,


kedalaman dan stadium klinis. Tanda yang paling dini suatu hemangioma adalah
terlihatnya warna lila pada bagian kulit yang terkena. Hemangioma jarang
menimbulkan rasa sakit kecuali jika terdapat ulserasi. Kebanyakan, terutama yang
berukuran ukuran besar hangat jika diraba, bahkan kadang-kadang pada daerah yang
banyak aliran darah bisa terdengar suara (bruit). Kondisi seperti ini merupakan
petunjuk bagi kita sedang terjadi fase involusi. Secara morfologi hemangioma dapat
dikelompok- kan menjadi localized, segmental, intermediate, dan multifocal. Tipe
localized ditujukan pada jenis hemangioma yang tumbuh dari satu titik atau
terlokalisir pada suatu area tanpa perkembangan konfigurasi linier yang jelas.
Hemangioma segmental merupakan hemangioma yang berkelompok membentuk
suatu konfigurasi. Sedangkan tipe intermediate adalah hemangioma yang tidak
dapat dikelompokkan pada jenis localized maupun segmental, dan disebut
hemangioma multifocal jika terdapat 10 hemangioma kutis. Hemangioma bisa
hanya mengenai bagian superfisial (capillary) pada 50-60% kasus, dalam
(cavernosus) pada 15% kasus, atau campuran (capillary- cavernosus) pada 25-35%
kasus. Hemangioma jenis capillary umumnya muncul pada kulit dan jarang pada
organ viseral. Bentuknya bervariasi mulai dari yang lunak, nodul merah-terang
hingga ungu atau berbentuk plak yang sudah kelihatan sejak lahir, atau segera
setelah lahir, tumbuh dengan cepat, dan terjadi involusi spontan biasanya pada usia
5 tahun. Hemangioma dalam (cavernosus) muncul dalam berbagai bentuk, bisa
keras, lentur dan bisa muncul sebagai suatu massa subkutan berwarna biru atau
keunguan tanpa ada bagian yang menonjol ke permukaaan. Hemangioma campuran

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 9


muncul sebagai tumor kulit berwarna merah, dengan dasar biru, dan massa subkutan
yang berwarna kemerahan (25-35%).

Pada kasus hemangioma sentral secara klinis, pasien mungkin benar-benar


bebas gejala / tidak merasakan gejala apapun atau asimtomatis tetapi sebagian
pasien juga mungkin menunjukkan rasa tidak nyaman, pulsasi, perdarahan,
perubahan warna kebiruan, gigi bergerak, kelainan bentuk lengkung gigi atau
percepatan pengelupasan gigi, dan agenesis gigi. Lesi yang sangat ekspansif
menyebabkan sensasi pulsasi, bruit yang dapat didengar pada perluasan ke jaringan
lunak, dan memucat pada tekanan. Kadang-kadang pasien mengalami parestesia di
daerah lesi. Beberapa hemangioma tidak menunjukan tanda atau gejala apapun
(Asimtomatik).
Lesi tulang ini disebut sebagai “the great mimikker” karena dapat
menghasilkan banyak gambar radiografi yang berbeda. Lesi dapat muncul sebagai
daerah radiolusen yang unilokular atau multilokular, retikulat atau sarang lebah.
Temuan radiografi yang paling sering adalah gambar radiolusen multilokular
dengan tampilan sarang lebah atau gelembung sabun. Phleboliths muncul sebagai
radiopacities bulat kecil atau berbentuk sosis memiliki struktur konsentris dengan
titik radiolusen kecil di tengah juga dapat dilihat. Ini sering menunjukkan efek
sunburst. Computed tomography (CT) imaging menunjukkan gambaran yang buruk,
padat, massa ekspansif, mengingatkan pada lesi fibro-osseous. Dalam kasus yang
mencurigakan, skintigrafi dengan sel darah merah berlabel, dan angiografi mungkin
berguna.

2.6. Angiografi
Angiografi adalah prosedur pemeriksaan dengan bantuan foto Rontgen untuk
melihat kondisi pembuluh darah arteri dan vena. Angiografi membantu dokter
untuk menentukan gangguan dan tingkat kerusakan pembuluh darah. Secara
angiografi, hemangioma tampak sebagai lesi berbatas tegas yang menunjukkan
pewarnaan jaringan yang intens, biasanya tersusun dalam pola lobular. Angiografi
menunjukkan pembuluh darah aferen dan eferen dari lesi ini. Selain itu, angiografi

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 10


dapat dilakukan untuk menentukan luas atau suplai vaskular dari lesi atau untuk
menunjukkan efek terapeutik.
2.7. Skintigrafi
Pemindaian tulang atau biasa disebut juga skintifrafi tulang merupakan suata
pemeriskaan dengan menggunakan bahan radioaktif atau radiofarmaka yang
diamasukan kedalam tubuh melalui intravena yang bertujuan untuk membantu
mendiagnosa abnomalitas.
Hemangioma menunjukkan serapan fokus yang intens di seluruh lesi.
Diagnosis banding dengan histologi saja seringkali tidak cukup karena sifat
hemodinamik dari lesi tidak terlihat. Angiografi, skintigrafi, dan prosedur
pencitraan lainnya dapat membantu menegakkan diagnosis yang benar, meskipun
gambaran klinis, radiologis, dan patologis mungkin tidak banyak berbeda, tetapi
banyak juga yang berbeda. Oleh karena itu, perjalanan klinis dapat menjadi
petunjuk penting dalam situasi tertentu.
2.8. Magnetic Resonance Imaging dan Doppler Colour Flow Imaging
Lesi vaskular sangat umum terjadi. Namun, nomenklatur untuk
mengklasifikasikan lesi-lesi tersebut sering kali dipersulit dan membingungkan.
Sistem pengklasifikasian yang bervariasi sudah sering digunakan pada anomali
vaskular baik pada sistem saraf pusat dan jaringan lunak. Pada analisis patologik,
lesi vaskular dapat diklasifikasikan menjadi malformasi kapiler , kavernosa, vena,
dan arteriovenosa tergantung pada kanal anomali vaskular predominan. Secara
alternatif, macam-macam malformasi dapat dikategorikan menjadi lesi vaskular
aliran tinggi (arteriovenosa) atau lesi vaskular aliran rendah (kapiler, kavernosa,
vena). Namun lesi aliran rendah dapat memiliki ciri dan manifestasi yang tumpang
tindih dengan corakan yang mirip pada MRI, sehingga sulit untuk dibedakan.

MRI sangat berguna untuk mengkarakterisasikan dan menentukan tingkat lesi


vaskular. Kombinasi MRI konvensional dengan MRA dinamik dengan kontras
dapat sangat membantu dalam membedakan antara lesi aliran tinggi dengan lesi
aliran rendah. Meningkatnya penggunaan MRI sebagai alat bantu diagnostik

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 11


seluruh tubuh yang dapat membantu mendeteksi adanya hemangioma, baik secara
kebetulan atau secara disengaja atas indikasi klinis untuk mengkarakterisasikan
sebuah tumor yang terdeteksi dengan teknik diagnostik yang lain atau untuk
mendokumentasikan tingkat anomali. MRI dapat mengkarakterisasi hemangioma
dengan ciri khas yang dibedakan berdasarkan lokasi anatomisnya.
2.9. Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
mandibula sisi kanan wajah yang sudah ada sejak 2 tahun. Riwayat medis pasien
tidak diketahui, namun pada riwayat gigi pasien terdapat adanya ekstraksi sebelum
perkembangan lesi karena adanya lesi karies yang dalam. Awalnya, lesi
berkembang sebagai pembengkakan kecil tanpa rasa sakit yang secara bertahap
meningkat ke ukuran sekarang. Pasien mengalami nyeri saat lesi bertambah besar.
Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan pembengkakan oval keras tulang yang
meluas dari sudut kanan mulut sampai ke sendi temporomandibular (TMJ) antero-
posterior dan dari batas bawah mandibula hingga sepertiga tengah wajah
berukuran sekitar 4 × 5 cm. Pemeriksaan mulut menunjukkan pembengkakan
dengan karakteristik keras karena tulang yang meluas dari regio kaninus kanan
mandibula ke TMJ yang menyebabkan sulkus vestibular.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 12


a. Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan orthopantomography menggambarkan radiolusensi
multilokular dengan banyak trabekulasi radiopak memanjang dari premolar
pertama sampai ke leher kondilus di sisi kanan mandibula. Pada
orthopantomograph (OPG) juga menunjukkan perluasan pelat kortikal bukal.
Gigi ke 45 terlihat mengambang di tulang. Pencitraan CT mengkonfirmasi
temuan radiografi.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 13


b. Temuan Sitopatologis dan Histopatologis
Pada pemeriksaan sitologi menggunakan aspirasi jarum halus
menunjukkan sel darah merah (RBC) yang mengkonfirmasi diagnosis
hemangioma. Dilakukan pengangkatan lesi, termasuk 1 cm tulang sehat.
Sebuah pelat titanium nikel ditempatkan di atas tulang yang diangkat. Delapan
minggu pascaoperasi, anak itu sembuh dengan baik, dan pencangkokan
sedang direncanakan.
Spesimen besar yang diambil adalah segmen mandibula dengan lesi
memanjang dari gigi 45 premolar menuju prosesus koronoideus mandibula,
berukuran 7,5 cm × 5 cm × 2,5 cm, berwarna kecoklatan, dan bentuk dan
permukaan tidak beraturan. Permukaan potongan spesimen menunjukkan
perubahan warna kecoklatan dengan tampilan multilokular dan saluran
vaskular yang kaya.

Di bawah pemeriksaan mikroskopis, bagian yang diwarnai H dan E


menunjukkan banyak kapiler kecil dan pembuluh darah melebar yang diisi
dengan sel darah merah yang dilapisi oleh sel endotel yang rata. Jaringan ikat
terjalin terbuat dari serat kolagen fibrillar. Trabekula tulang dilapisi oleh
osteoblas dan menunjukkan osteosit di dalam lakuna. Dengan demikian,
diagnosis hemangioma kapiler sentral dikonfirmasi.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 14


2.10. Diskusi
Hemangioma adalah tumor jinak sel endotel dengan karakteristik fase awal
pertumbuhan yang cepat diikuti fase involusi sampai regresi. Kata "hemangioma"
berasal dari kata Yunani hema yang berarti "darah", angeio yang berarti
"pembuluh darah" dan akhiran-oma yang berarti "tumor". Hemangioma sentral
dapat bersifat asimtomatik/simptomatik, dan dapat menunjukkan tanda dan gejala
seperti rasa tidak nyaman, perdarahan yang mengalir atau berdenyut dari gingiva
di sekitar gigi di daerah lesi, perubahan warna kebiruan pada gingiva dan
pergeseran gigi. Dalam kasus ini, terdapat pembengkakan ekstraoral di sisi kanan
wajah yang mengakibatkan asimetri wajah. Sebagian besar hemangioma intraoral
muncul sebagai pembengkakan tanpa rasa sakit terutama di daerah premolar-molar
dan gigi di daerah yang terkena mungkin menunjukkan perpindahan atau resorpsi
akar. Presentasi klinis yang serupa terlihat pada kasus ini dimana lesi dimulai
sebagai pertumbuhan kecil tanpa rasa sakit, yang secara bertahap mengalami
peningkatan ukuran dan kemudian menjadi lunak. Pada pemeriksaan
orthopantomograph (OPG) mnunjukan gambaran gigi ke 45 mengambang di
tulang.
Secara radiografis, hemangioma sentral tampak sebagai lesi radiolusen
multilokular dengan batas yang jelas, di mana radiolusen menggambarkan ruang
sumsum yang membesar dikelilingi oleh trabekula radiopak kasar, padat, dan
berbatas tegas. Namun, pemeriksaan orthopantomograph (OPG) dari kasus ini
menunjukkan area radiolusensi yang luas sehingga memberikan tampilan ground
glass yang khas, mirip dengan displasia fibrosa. Pada gambar CT memperlihatkan

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 15


visualisasi yang lebih baik dari keterlibatan kortikal dan perluasan lesi dan
hubungannya dengan struktur sekitarnya.
Angiografi, skintigrafi, dan MRI telah terbukti berguna sebagai alat diagnostik
ketika karakteristik klinis dan radiografi menunjukkan diagnosis hemangioma. Ini
akan menunjukkan adanya lesi vaskular dan menggambarkan batas-batasnya.
Biopsi insisional secara formal dikontraindikasikan karena risiko perdarahan yang
tinggi.
Berbagai pilihan pengobatan tersedia untuk hemangioma sentral tergantung
pada ukuran lesi, lokasi lesi, dan usia pasien. Pengobatan yang diberikan berupa
terapi steroid, agen sclerosing, iradiasi, dan eksisi bedah dengan atau tanpa ligasi
pembuluh darah, embolisasi, terapi laser, dan penggantian area yang direseksi
dengan cangkok tulang iliaka. Biasanya, pengobatan hanya diindikasikan dalam
beberapa kondisi seperti kerusakan estetika atau dalam kasus ukuran yang sangat
besar atau lokasi lesi yang tidak biasa karena perdarahan yang tidak terkontrol akan
menyebabkan komplikasi yang paling berbahaya. Radioterapi dan laser berguna
untuk mengurangi volume tumor. Namun radioterapi dan laser memiliki banyak
efek samping seperti kerusakan pada jaringan normal yang berdekatan dan
jaringan parut yang tersisa. Oleh karena itu, radioterapi dianggap sebagai pilihan
terapi yang tidak dapat diterima. Kuretase sederhana dapat menyebabkan
perdarahan yang tidak terkendali serta eksisi lesi yang tidak lengkap. Dalam kasus
ini, hemi-sectioning mandibula dilakukan karena ukuran dan luasnya lesi. Tindak
lanjut pasca operasi pasien selama 6 bulan menunjukkan tidak ada komplikasi atau
kekambuhan.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 16


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahayanya hemangioma mandibula meningkat berlipat ganda karena secara


anatomi berdekatan dengan gigi yang mewakili risiko tinggi perdarahan akibat
trauma atau ekstraksi. Hemangioma sentral memiliki gambaran radiologis yang
bervariasi. Oleh karena itu, penting bagi ahli radiologi dan patologi untuk
membedakan hemangioma dari lesi yang serupa. Ketika merencanakan pendekatan
pengobatan, seseorang harus mengingat usia pasien karena sebagian besar lesi pada
masa kanak-kanak mengalami involusi spontan dan tidak memerlukan intervensi
bedah.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 17


DAFTAR PUSTAK

Buckmiller LM. Update on hemangiomas and vascular malformations. Curr Opin


Otolaryngol Head Neck Surg 2004.

Bruckner AL, Frieden IJ. Infantile hemangioma. J Am Acad Dermatol 2006.

Douri T. Segmental facial hemangioma accompaniedby brain anomalies. DOJ 2003.

Edgerton MT. Steroid therapy of haemangioma. In: Williams HG, editor. Symposium
on Vascular Malformation and Melanotic Lesions. St. Louis, MO, Mosby; 1983.

Frieden IJ, Haggstrom AN, Drolet BA, Mancini AJ, Friedlander SF, Boon L. Infantile
hemangiomas: Current knowledge, future directions. Proceeding of a research
workshop on infantile hemangiomas. Pediatr Dermatol 2005.

Watson WL, McCarthy MD. Blood and lymph vessel tumors: A report of 1056 cases.
Surg Gyneco Obstet 1940.

Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A Textbook of Oral Pathology. 4th ed. Philadelphia:
W.B. Saunders Company; 1983.

Puneet, Khanna R, Khanna AK, Kumar M. Haemangioma of the mandible. Indian J


Otolaryngol Head Neck Surg 2004;56:159-60.

Knezevic G. Kirurgija O, Zagreb D. Medicinska Naklada. Oral surgery 2 nd Medical


edi Zagreb.

JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 18


JOURNAL READING KELOMPOK 5 HEMANGIOMA 19

Anda mungkin juga menyukai