i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sering dijumpai pada masa bayi (10 % - 12 % dari seluruh anak mendekati
leher (60 %), dan anggota gerak (25 %). Ukurannya dapat bervariasi mulai
pilihan utama di banding operasi atau terapi lain. Terapi steroid merupakan
efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus yang berat dan gagal dengan
1
Berdasarkan hal diatas, maka dalam makalah ini akan mengangkat judul
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Adapun tujuan ini meliputi 2 hal yaitu Tujuan Umum dan Tujuan Khusus :
1) Tujuan Umum
Penulis dapat memahami dan memaparkan hasil dari asuhan keperawatan
pada pasien dengan Hemangioma di Poliklinik Anak Reguler RSUD Dr.
Moewardi.
2) Tujuan Khusus
a) Dapat melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hemangioma di Poliklinik Anak Reguler RSUD Dr. Moewardi
b) Dapat merumuskan masalah dan membuat asuhan keperawatan pada
pasien dengan Hemangioma di Poliklinik Anak Reguler RSUD Dr.
Moewardi
c) Dapat membuat perencanaan yang akan dilakukan pada pasien dengan
Hemangioma di Poliklinik Anak Reguler RSUD Dr. Moewardi
d) Menjelaskan implementasi yang akan dilakukan sesuai dengan
penerapan pemberian terapi cairan pada pasien dengan Hemangioma di
Poliklinik Anak Reguler RSUD Dr. Moewardi
2
e) Menjelaskan hasil evaluasi keperawatan yang didapat dalam melakukan
proses keperawatan pada pasien dengan Hemangioma di Poliklinik
Anak Reguler RSUD Dr. Moewardi
D. MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data
secara subjektif (data yang didapatkan dari Klien/keluarga) melalui
metode anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau
8
b. Diagnosis Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi
yang tertahan (0001)
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat
pernafasan (0005)
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplay dan kebutuhan oksigen (D.0056)
4) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (0019)
c. Intervensi keperawatan
Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Pemantauan Respirasi
(I.01014)
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor hasil x-ray
thoraks
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Nafas
b.d depresi pusat keperawatan selama 3x24 (I.01011)
pernafasan jam maka pola nafas - Monitor pola nafas
(L.0005) membaik dengan (frekuensi, kedalaman,
kriteria hasil: usaha nafas)
- Dispnea menurun - Monitor bunyi nafas
- Orthopnea menurun tambahan (wheezing)
- Pernafasan pursed-lip - Posisikan semi-fowler
menurun atau fowler
11
14
15
E. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
X : meninggal
: tinggal serumah
: klien
: garis keturunan
F. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh dan alasannya
Klien di asuh oleh ibunya sendiri karena ibunya ingin memberikan
yang terbaik untuk anaknya.
2. Pembawaan secara umum
Sebelum sakit An. A cukup aktif bermain dengan adik dan juga
tetangganya, saat ini anak tampak lesu berbaring ditempat tidur dan
tidak dapat beraktivitas seperti biasa.
3. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan bahwa lingkungan rumahnya bersih akantetapi
setiap hari suaminya merokok didalam rumah.
17
G. Terapi Medis
- O2 NRM 6 lpm
- Infus : D ¼ NS
- Ceftriaxone 200 mg/ 24 jam (IV)
- Paracetamol 60 mg/ 6 jam (IV)
- Ambroxol 2,5 mL/8 jam (P.O)
H. Pemeriksaan Laborat
Kimia Klinik
GDS 50 Mg/dl 50-80
Albumin 3,5 gr/dl 3,8-5,4
Eletrolit
Natrium 130 mmol/L 129-147
Pemeriksaan radiologi :
Hasil Thorax
Cor : Ukuran dan bentuk kesan normal
Pulmo : Tampak infitrat dengan air bronchogram di lapang paru kiri
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Distribusi gas usus normal berxcampur fecal material
Bayangan hepar dan lien tak tampak membesar
Contour ginjal kanan kiri dalam batas normal
Tak tampak bayangan radioopaque sepanjang traktus urinarius
Psoas shadow kanan kiri simetris
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tampak baik
Kesimpulan : Pneumonia
Antropometri : IMT = 2n + 8
= 2 (2 th) + 8
= 12
Biomechanical :
- Hemoglobin : 10 g/dl
- Hematokrit : 30%
- Trombosit : 420 ribu/ul
- Leukosit : 25,2 ribu/ul
19
J. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah
TTV : Suhu : 38,5oC
Nadi : 98x/menit
RR : 46x/menit
TD : -
TB/BB : 80cm/12 kg
Mata : konjungtiva anemis, penglihatan normal, pupil
isokor, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Telinga : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan.
Dada :
Jantung :
- Inspeksi : ictus cordis (IC) tidak tampak
- Palpasi : IC teraba di ICS 5 teraba kuat
- Perkusi : bunyi jantung pekak
- Auskultasi : bunyi jantung I Lub II Dub, tidak ada bunyi
jantung tambahan
Paru-paru :
- Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada jejas
- Palpasi : vocal vermitus ka/ki sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : ronkhi pada area paru kanan
Perut : tidak ada distensi, bising usus 14x/menit, perkusi
tympani, tidak ada pembesaran hepar.
Genetalia : tidak ada kelainan.
21
DO :
jika perlu
- Berikan oksigen, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
nebulisasi
Pemantauan Respirasi
(I.01014)
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor hasil x-ray
thoraks
Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermi
infeksi (D.0130) keperawatan selama 3x24 (I.15505)
jam diharapkan - Monitor suhu tubuh
Termoregulasi (L.14134) - Longgarkan atau
membaik dengan kriteria lepaskan pakaian
hasil : - Berikan oksigen bila
- Kulit merah menurun perlu
- Pucat menurun - Anjurkan tirah baring
- Suhu tubuh membaik - Kolaborasi pemberian
- Takipnea menurun antipiretik
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal / No
Implementasi Respon Klien TTD
waktu Dx
19-11-2020 1 Memonitor pernafasan S : keluarga mengatakan
08.00 klien batuk berdahak
sehingga sulit bernafas
O: RY
- RR 46x/menit
- Pola nafas ireguler
- Auskultasi paru
ronkhi
19-11-2020 1,2 Memberikan terapi S:-
08.10 ampicilin 200 mg/8 O:
jam, paracetamol 200 -Tidak terjadi phlebitis
mg/8 jam pada daerah infus
-Tidak ada tanda - tanda RY
alergi pada klien
- Terapi ampicilin 200
mg/8 jam, paracetamol
200 mg/8 jam
19-11-2020 2 Memposisikan semi- S:-
08.30 fowler atau fowler O : An. A tampak rileks, RY
RR
25
- Auskultasi paru
ronkhi
20-11-2020 1,2 Memberikan terapi S:- RY
08.10 ampicilin 200 mg/8 O:
jam, paracetamol 200 -Tidak terjadi phlebitis
mg/8 jam pada daerah infus
-Tidak ada tanda - tanda
alergi pada klien
- Terapi ampicilin 200
mg/8 jam, paracetamol
200 mg/8 jam telah
diberikan
20-11-2020 2 Memposisikan semi- S:- RY
08.30 fowler atau fowler O : An. A tampak rileks,
RR
20-11-2020 1 Mengkaji Tanda - S:- RY
10.00 WIB Tanda vital O:
-Suhu tubuh 36,8oC
-Nadi 94x/menit
-Akral teraba hangat
-RR 38x/menit
20-11-2020 1 Mengkaji keadaan S : Keluarga Klien RY
11.15 WIB umum klien mengatakan An. A
sudah sedikit membaik
O:
- Sesak nafas tampak
berkurang
- O2 NRM 6 lpm
- Pernapasan 38x/menit
- SPO2 98%
20-11-2020 1 Melakukan fisioterapi S:- RY
11.30 WIB dada O : anak tampak dapat
mengeluarkan sputum
27
meskipun sedikit
dengan konsistensi
kental
20-11-2020 2 Mengobservasi suhu S : keluarga mengatakan RY
12.00 WIB tubuh badan anaknya masih
hangat
O : Suhu 36,8oC, kulit
teraba hangat
20-11-2020 3 Mengidentifikasi status S : ibu mengatakan RY
12.30 WIB nutrisi bahwa anaknya masih
tidak mau makan
O : Anak tampak hanya
menghabiskan ½ porsi
makan yang disediakan.
21-11-2020 1 Memonitor pernafasan S : keluarga mengatakan RY
08.00 WIB sesak berkurang
O:
- RR 30x/menit
- Pola nafas reguler
- Auskultasi paru
ronkhi
21-11-2020 1,2 Memberikan terapi S:- RY
08.10 ampicilin 200 mg/8 O:
jam, paracetamol 200 -Tidak terjadi phlebitis
mg/8 jam pada daerah infus
-Tidak ada tanda - tanda
alergi pada klien
- Terapi ampicilin 200
mg/8 jam, paracetamol
200 mg/8 jam telah
diberikan
21-11-2020 2 Memposisikan semi- S:- RY
08.30 fowler atau fowler O : An. A tampak rileks,
RR : 30x/menit
28
makan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor BB
- Kolaborasi dengan hli gizi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada
pasien Pneumonia di ruang HCU Anak Melati 2 RSUD Dr. Moewardi. Selain itu,
penulis akan membahas mengenai kesesuaian dan kesenjangan yang terjadi antara
teori dan kenyataan pada pasien tersebut yang meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
31
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari asuhan keperawatan serta pembahasan pada kasus An.
A, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pengkajian pada klien Tn. A dengan pneumonia dilakukan dengan data
subyektif dan obyektif. Data subyektif dilakukan melalui wawancara
dalam hal ini lebih di fokuskan kepada keluarga karena klien belum
mampu mengungkapkan apa yang dirasakan dan data obyektif diperoleh
dari hasil observasi pada keadaan klien.
b. Diagnosis keperawatan dapat ditetapkan setelah proses pengkajian selesai.
Penulis mentetapkan diagnosis keperawatan pada An. A yaitu :
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0149)
- Hipertermi b.d proses infeksi (D.0130)
- Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolism (D.0019)
c. Dalam intervensi yang dilakukan pada klien An. A disusun berdasarkan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
d. Implementasi yang dilakukan pada klien An. A dilakukan secara
menyeluruh dan tindakan keperawatan dilakukan sesuai intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Jenis tindakan keperawatan yang
dilakukan berupa tindakan mandiri perawat serta tindakan kolaborasi
dengan tim medis lainnya. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan
keadaan klian. Seluruh tindakan yang dilakukan sudah mendapat
persetujuan dari keluarga klien. Implementasi dilakukan selama 2x24 jam
dengan hasil sesuai dengan kondisi klien yang membaik ataupun tanpa
perubahan.
e. Evaluasi pada klien Tn.A dengan 3 masalah keperawatan hasilnya adalah
masalah teratasi sebagian.
32
33
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan secara kontinu mengadakan pelatihan bagi perawat sehingga
dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
2. Bagi dunia keperawatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih memahami bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien pneumonia dan dapat memberikan intervensi
berbasis penelitian.
3. Bagi Penulis
Agar penulis selalu membuat pendokumentasian terhadap tindakan dan
respon klien setiap selesai melakukan tindakan keperawatan, karena
pendokumentasian sangat diperlukan sebagai evaluasi dari setiap tindakan
yang dilakukan serta sebagai pelindung bagi perawat dalam hal tanggung
jawab dan tangung gugat dalam hal pemberian asuhan keperawatan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2010). Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 2. Jakata;.
EGC.
Dahlan, Z. (2014). Pneumonia : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi 6.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Marni. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan. Pernapasan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu.
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.