Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MUMPS

Nama : M. Dwiky Yunarko


NIM : 133307010111

Dosen Pembimbing :
dr. Masyitah, Sp.A

Rumah Sakit Royal Prima Medan


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas berkat

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula

saya mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing saya dokter-dokter

spesialis anak (Sp.A) yang telah memberikan tugas kepada saya sebagai upaya

untuk menjadikan saya manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Keberhasilan saya dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih pada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, saya

mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga

dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Juli 2017

M. Dwiky Yunarko

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Epidemiologi ............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3


2.1 Definisi ..................................................................................... 3
2.2 Etiologi ..................................................................................... 3
2.3 Patologi dan Patogenesis .......................................................... 4
2.4 Manifestasi Klinis ..................................................................... 6
2.5 Diagnosis .................................................................................. 7
2.6 Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 7
2.7 Diagnosis Banding .................................................................... 8
2.8 Penatalaksanaan ........................................................................ 9
2.9 Pencegahan ............................................................................... 9
2.10Komplikasi .............................................................................. 10
2.11Prognosis ................................................................................. 10

BAB III DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 11

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 18 Tahun .................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kelenjar Leher Kepala ............................................................. 5


Gambar 2.2 Skematik Kelenjar Parotid yang Terinfeksi Mumps ............... 5
Gambar 2.3 Seorang Anak Dengan Infeksi Gondong (Mumps) ................. 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parotitis epidemika adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus

dengan predileksi pada jaringan kelenjar dan saraf. Pada abad kelima sebelum

masehi, Hippocrates mengambarkan parotitis epidemika sebagai penakit yang

ditandai oleh pembengkakan pada telinga, nyeri dan pembesaran pada satu atau

kedua testis.1

1.2 Epidemiologi

Parotitis epidemika dapat ditemukan di seluruh dunia dan menyerang kedua

jenis kelamin secara seimbang terutama menyerang anak berumur antara 5 10

tahun. Delapan puluh lima persen ditemukan pada anak-anak yang berumur di

bawah 15 tahun.1

Sebelum era vaksinasi, parotitis epidemika merupakan penyakit endemis

hampir di seluruh daerah di dunia dengan puncak insiden yang terjadi pada usia

5 9 tahun, namun setelah era vaksinasi, insiden parotitis epidemika bergeser ke

usia dewasa muda. Di Amerika Serikat sebelum era vaksinasi, sekitar 50% anak

pernah terinfeksi dan sekitar 1500 kasus dilaporkan tiap tahunnya. Setelah era

vaksinasi, terjadi penurunan sebanyak 99% kasus dari tahun 1968 sampai 1998.

Saat ini di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 1000 kasus tiap tahunnya.

Walaupun terjadinya penurunan insiden pada semua kelompok umur tetapi

penurunan yang paling tnggi terjadi pada anak di atas 10 tahun. Kematian karena

1
parotitis epidemika sangat jarang dan lebih sering terjadi pada anak di atas 19 tahun.

Kematian karena komplikasi ensefalitis berkisar 1,4%.

Di daerah dengan empat musim, parotitis epidemika terutama terjadi pada

musim dingin dan musim semi. Namun penyakit ini tetap dapat ditemukan

sepanjang tahun. Virus menyebar dari reservoir manusia melalui kontak langsung

lewat droplet. Sumber infeksi adalah saliva atau bahan-bahan yang tercemar oleh

saliva yang terinfeksi dan masuk ke host yang baru lewat saluran pernapasan. Virus

dapat diisolasi dari saliva 6 7 hari sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah

munculnya pembengkakan pada kelenjar ludah. Penularan terjadi 24 jam sebelum

pembengkakan kelenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan menghilang.1

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Parotitis epidemika adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.1

2.2 Etiologi

Virus yang menyebabkan parotitis epidemika adalah virus RNA rantai

tungal negative sense, berukuran 100 sampai 600 nm, dengan panjang 15.000

nukleotida termasuk dalam genus Rubulavirus, sub-famili Paramyxovirinae dan

famili Paramyxoviridae. RNA rantai tunggal terdapat pada virus ini terdiri dari 7

gena yang mengkode 7 protein yaitu :

Nucleocapsid-associated protein (NP)

Phospo (P)

Membrane (M)

Fusion (F)

Small hidrophobic (SH)

Haemagglutinin-neuramidase (HN)

Large (L)

Sekuen nukleotida pada genetika pada hena SH dapat membedakan strain

virus parotitis epidemika di seluruh dunia yang terdiri dari 10 genotipe dan

diberikan nama A J, berguna untuk penelitian kejadian ikuan pasca vaksinasi

virulensi yang berbeda. Parotitis epidemika virus bersifat sitopatik, mempunyai

3
hubungan antigenik dengan grup myxovirus termasuk virus Parainfluenza dan

virus Newcastle. Virus parotitis epidemika dapat ditemukan pada saliva, cairan

serebrospinal, urin, darah, jaringan yang terinfeksi dar ipenderita parotitis

epidemika serta dapat dikultur pada jaringan manusia atau kera.1

2.3 Patologi dan Patogenesis

Virus parotitis (Paramyxovirus dan genus Rubula Virus) menyerang kelenjar

liur, sistem saraf pusat, pankreas, testis dan sampai kepada yang terkecil, tiroid,

ovarium, jantung, ginjal, hati dan sinovial sendi. Dengan perjalanan infeksi, replikasi

inisial virus terjadi pada epitelium traktur pernapasan atas. Infeksi menyebar ke

nodus limfoideus melalui drainase limfatik, dan viremia, menyebar sampai kepada

target jaringan.

Virus parotitis disebabkan oleh nekrosisnya sel terinfeksi dan dihubungkan

dengan adanya infiltrasi limfositik inflamatori. Duktus kelenjar liur sejajar dengan

epitelium ternekrosis dan intersititium yang terinfiltrasi oleh limfosit. Pembengkakan

jaringan di dalam testis akan mengakibatkan infark iskemia fokal. Cairan

serebrospinal kadang mengandung pleositosis mononuklear, bahkan secara

individual tanpa gejala klinis meningitis.2

4
Gambar 2.1
Kelenjar Leher Kepala

Gambar 2.2
Skematik Kelenjar Parotid yang Terinfeksi Mumps

Dari gambar di atas, terlihat skematik dari kelenjar parotid (ludah) yang

terinfeksi dengan mumps (kanan) dibandingkan dengan kelenjar yang normal (kiri).

Garis khayal yang membelah sumbu panjang telinga membagi kelenjar parotid

menjadi dua bagian yang sama. Hubungan anatomis ini tidak berubah dalam kelenjar

yang membesar. Sebuah kelenjar getah bening yang membesar biasanya berada di

posterior garis khayal.2

5
Gambar 2.3
Seorang Anak Dengan Infeksi Gondong (Mumps)

Gambar di atas terlihat seorang anak dengan infeksi gondong (mumps)

menunjukkan pembengkakan pada kelenjar parotis.2

2.4 Manifestasi Klinis

Periode infeksi parotitis berkisar antara 12 25 hari tetapi biasanya 16 18

hari setalah paparan terhadap virus mumps (Paramyxovirus dan genus Rubula

Virus). Infeksi parotitis dapat terlihat pada presentasi klinis yang berkisar dari

asimptomatik atau simptom tidak spesifik ke sakit tipikal yang berhubungan dengan

parotitis dengan atau tanpa komplikasi yang melibatkan beberapa sistem tubuh.2

Fase Prodromal, berlangsung 1-2 hari, ditemukan:

Demam

Sakit kepala

Muntah

Pruritus

6
Parotitis kemudian muncul dan bisa inisialnya unilateral tetapi menjadi

bilateral pada sebagian 70% kasus. Kelenjar parotis teraba hangat, dan dapat menjadi

parotitis atau disertai nyeri pada telinga pada sisi ipsilateral. Pembengkakan parotis

puncaknya mencapai 3 hari dan berkurang hingga hari ke-7. Demam dan gejala

sistemik berakhir 3-5 hari. Ruam morbiliform jarang terlihat. Kelenjar liur

submandibula juga terlibat atau dapat membesar tanpa pembengkakan parotis.

Edema pada sternum sebagai bentuk obstruksi limfatik juga dapat terjadi.2

2.5 Diagnosis

Diagnosis dapat didapatkan dari dasar riwayat:2

Riwayat terpaparnya infeksi parotis

Periode inkubasinya

Temuan klinis tipikal yang terjadi

Konfirmasi adanya parotitis didapatkan dengan adanya :

Elevasi serum amilase

Leukopeni dengan hubungannya dengan limfositosis

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Isolasi virus dengan kultur sel

Deteksi antigen viral dengan imunofluorosens direk, atau

Identifikasi asam nukleat dengan transkriptase PCR

7
Virus dapat diisolasi dari:

Sekresi traktus pernapasan

CSS, atau

Urin saat penyakit sedang akut

Peningkatan signifikan serum antibodi IgG parotis antara serum spesimen akut

dan konvalesens dideteksi dengan fiksasi komplemen, netralisasi hemaglutinasi, atau

uji enzim imunoesai memenuhi kriteria diagnosis.2

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding parotitis epidemika adalah :

1) Parotitis supuratifa, yaitu infeksi bakteri pada kelenjar parotis dan paling sering

disebabkan Staphylococus aureus

2) Parotitis berulang

3) Obstruksi duktusStensoni sering disebabkan kalkulus

4) Infeksi HIV pada anak-anak dapat diikuti oleh parotitis. Biasanya terjadi

pembengkakan kelenjar bilateral yang bersifat kronik, berlangsung dalam

beberapa bulan atau tahun.

5) Lesi pada ramus mandibula karena osteomielitis

6) Pembesaran kelenjar limfe pada bagian proksimal dari kelenjar parotis1

8
2.8 Penatalaksanaan

Tidak ada terapi antiviral yang tersedia untuk parotitis. Penatalaksanaan

hanya ditujukan untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan meningitis atau

orkhitis dan menjaga keseimbangan adekuat hidrasi. Antipiretik dapat diberikan

untuk demam.2

2.9 Pencegahan

Imunisasi pasif dengan imunoglobulin tidk efektif mencegah infeksi setelah

terpapar oleh virus parotitis epidemika. Imunisasi aktif dengan virus parotitis

epidemika hidup tersedia dalam bentuk vaksin monovalen atau kombinasi dengan

vaksin campak dan rubella yang disebut MMR (parotitis epidemika/mumps,

measles, rubella). Penggunaan vaksin kombinasi ini menghasilkan respon imun

yang sama dengan pemberian terpisah.1

Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 -18 Tahun

9
2.10 Komplikasi3

1) Meningitis

Virus bermultiplikasi pada koroid dan sel ependim pada permukaan epitel

ventrikel dan sel ini mengalami deskuamasi ke cairan serebrospinal dan

menyebabkan meningitis.

2) Pankreatitis

3) Artritis

2.11 Prognosis

Secara umum, parotitis epidemika baik kecuali pada keadaan tertentu yang

menyebabkan terjadinya ketulian, sterilitas karena atrofi testis dan sekuele karena

meningoensefalitis.1

10
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Infeksi 7 Pediatri Anak, Ikatan Doketer Anak Indonesia, 2015,

pg. 195, 196, 200, 202.

2. Mumps, Nelson, 2017, pg. 1552

3. Mumps, DISEASES and the VACCINES that prevent them, February, 2013.

Pg. 1

4. Mumps Division of Community and Public Health, 2013,

11

Anda mungkin juga menyukai