Kelompok 5:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Myocardium adalah lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas
jaringan otot jantung yang sangat khusus. Myocardium ini dapat mengalami
peradangan, pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi
dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahanbahan kimia dan radiasi.
Myocarditis
menjadi
penyebab
paling
umum
terjadinya
B. Rumusan Masalah
1.
2.
C. Tujuan
1.
2.
Untuk
mengetahui
efektivitas
tiap
treatment
dalam
menekan
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dan perawat dapat mengetahui pengobatan yang sesuai
untuk miokarditis sesuai dengan lama pasien menderita miokarditis.
2. Agar mahasiswa dan perawat
E. Metode Penelitian
Jenis peserta penelitian
Pasien pria atau wanita, dari beberapa usia dan ras atau suku, yang
mengalami viral myokarditis (akut ataupun kronis). Viral myokarditis
didiagnosis berdasarkan : sejarah anteseden seperti syndrom flu yang disertai
gejala panas, arthralgia, dan malaise, disertai dengan tanda dan gejala klinis
gagal jantung dan dilatasi ventricular, berdasarkan hasil laboratorium,
ditemukannya
leukositosis,
tingkat
sedimentasi
tinggi,
eosinofilia,
produk turunan dari tanaman atau bagian tanaman misalnya daun, batang,
tunas, bunga, akar, atau bonggol, yang digunakan sebagai pengobatan penyakit.
Obat-obatan herbal yang digunakan dalam intervensi ini adalah obat-obatan
cina, berupa rebusan, cairan oral, tablet, kapsul, pil, serbuk, granul, injeksi,
atau plester ( penggunaan eksternal dressin yang dibuat dari ekstrak herbal).
Kami melakukan uji coba obat-obatan herbal ditambah dengan intervensi
Kriteria outcome
Hasil utama :
1. Mortalitas ( yang disebabkan dan terkait dengan myocarditis)
2. Insiden komplikasi (gagal jantung dan aritmia)
Hasilsekunder :
1. Fungsi jantung
2. Respons biokimia, yang didefinisikan sebagai penurunan maupun
normalisasi dari tingkat serum enzim.
3. Jumlah dan jenis efek samping
4. Kualitas hidup yang dinilai dengan skala yang sudah divalidasi
5. Ekonomi (seperti biaya intervensi dan lamanya tinggal di rumah sakit )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Miokarditis adalah inflamasidariotojantungdanperadangan jantung yang
tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau infark miokard. Miokarditis
paling sering terjadi akibat infeksi virus pada miokardium, infeksi bakteri atau
jamur yang sering diduga adalah infeksi coxsackievirus.Tetapi dapat juga
disebabkan
oleh
responimunilogik,
ataudisebabkanefekdariradiasi,
pendarahan
berbintik
yang
terbentuk
dilapisan
endokardium,
C. Patofisiologis
D. Manifestasi
Manifestasi dari miokarditis tergantung pada derajat kerusakan
miokardial dan sangat bervariasi mulai dari asimtomatis (self limited disease)
hingga syok kardiogenik. Manifestasi yang non spesifik dari inflamasi seperti
demam, fatigue, general malaise, dyspnea, jantungberdebar, dan arthralgia
mungkin ditemukan. Penyakit febrile nonspesifik atau infeksi pernafasan atas
sering mengawali gejala miokarditis. Gejala miokarditis dipengaruhi oleh jenis
infeksi, derajat kerusakan jantung dan kemampuan miokardium untuk
memulihkan diri. Bunyi jantung yang abnormal seperti muffled s1, s3, murmur,
dan gesekan friksi pericardial mungkin terdengar. Di beberapa kasus,
manifestasi dari infraksi miokardial, termasuk nyeri dada, dapat menyerang.
Sebagian besar pasien tidak memiliki keluhan kardiovaskular yang spesifik
namun dapat memiliki kelainan segmen ST dangan gelombang T pada EKG.
Nyeri dada dapat berupa iskemia yang biasanya menunjukan perikarditis yang
terkait, namun terkadang dikarenakan ada iskemia miokard. Adanya
pemeriksaan klinis dapat membantu dalam memeriksa ada atau tidak
pembesaran pada jantung, suara jantung tambahan, irama gallop dan bising
sistolik. Biasanya terdengar friction rub pericardial bila pasien mengalami
perikarditis juga. Denyut alternans (denyut dimana terdapat perubahan reguler
antara denyut kuat dan lemah) mungkin ditemukan. Demam dan takikardia
sering ditemukan sebagai gejala yang menyebabkan gagal jantung kongesti.
E. Interdisiplin care
Pengobatan miokarditis focus pada penanganan proses inflamasi untuk
mencegah kerusakan yang lebih jauh dari miokardium. Pasien dapat diberikan
pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasarinya dan dapat
dibaringkan di tempat tidur untuk mengurangi beban jantung sengan cara
merubah posisi pasien untuk mempercepat penyembuhan. Berbaring juga
membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi
miokarditis. Fungsi jantung dan suhu tubuh selalu di evaluasi untuk
menentukan apakah penyakit sudah menghilang dan apakah sudah terjadi gagal
jantung kongestik. Bila terjadi disritmia pasien harus dirawat di unit yang
mempunyai sarana pemantauan jantung berkesinambungan sehingga personel
dan peralatan selalu tersedia bila terjadi disritmia yang mengancam jiwa. Bila
telah terjadi gagal jantung kongestif, harus diberi obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraktilitas. Stoking elastik
dan latihan aktif dan pasif harus dilakukan karena embolisasi dari trombus
vena.
Pasien dengan miokarditis sangat sensitif terhadap digitalis, maka
pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya toksisisitas digitalis atau dapat
dilihat dengan adanya disritmia, anoreksia, nausea, muntah, bradikardia, sakit
kepala dan malaise.
Studi diagnosis mungkin diminta untuk membantu mendiagnosa
miokarditis:
Elektrokardiografi
mungkin
menunjukkan
ST-segmen
sementara
dan
F. Nursing care
Asuhan keperawatan bertujuan menurunkan kerja miokardial dan
mempertahankan cardiac output. Istirahat fisikal dan emosional keduanya
terindikasi, karena kecemasan meningkatkan penggunaan oksigen miokardial.
Parameter hemodinamik dan EKG harus benar-benar dimonitor, khususnya
selama fase akut dari penyakit. Toleransi aktifitas, urine output, dan bunyi
jantung dan pernafasan sering dikaji untuk menifestasi dari gagal jantung.
Diagnose keperawatan untuk pasien dengan miokarditis:
disorder
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Miokarditis adalah uatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada otot jantung yang terletak di lapisan tengah (miokardium) dinding
jantung. Di negara maju, infeksi virus merupakan penyebab terbanyak
terjadinya miokarditis. Selain disebabkan karena infeksi virus, miokarditis juga
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan protozoa, toksin, reaksi obat,
penyakit autoimun,dll.
B. Angka Kejadian
Berdasarkan peneletian yang dilakukan pada tikus,hasil menunjukkan
bahwa miokarditis lebih banyak terjadi pada tikus jantan. Pada tikus betina
hormon estrogen dapat melindungi terhadap viremia dan mengurangi potensi
respon inflamasi yang membahayakan miokard. Sebaliknya, testosteron telah
terbukti memiliki efek yang merugikan melalui penghambatan respon
antiinflamasi pada tikus jantan.
Pada manusia, populasi yang paling sering terkena adalah pada dewasa
muda. Usia rata-rata pasien dengan miokarditis sel raksasa (GCM) adalah 42
tahun, sedangkan usia rata-rata pasien dewasa dengan miokarditis lain telah
dilaporkan pada kisaran 20-51 tahun. Pada studi otopsi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun, anggota militer, dan atlet muda, miokarditis menjadi
penyebab kematian mendadak hingga 12 %
Kadang, miokarditis terjadi bersamaan dengan kardiomiopati lain dan
dapat mempengaruhi hasil. Apabila penderita mengalami miokarditis yang
disertai dengan kardiomiopati atau sebaliknya, maka angka kematian akan
menjadi lebih tinggi.
C. Gambaran Klinis
Gambaran klinis miokarditis akut pada orang dewasa sangat bervariasi,
mulai dari penyakit subklinis gagal jantung fulminan. Sebuah prodrome virus
seperti demam, ruam, mialgia, arthralgia, kelelahan, dan gejala pernapasan atau
pencernaan, namun tidak selalu mendahului timbulnya miokarditis oleh
beberapa hari sampai beberapa minggu. Pasien mungkin hadir dengan nyeri
dada, dyspnea, palpitasi, kelelahan, penurunan toleransi latihan, atau sinkop.
Nyeri dada di miokarditis akut dapat meniru angina yang khas dan terkait
dengan perubahan elektrokardiografi, termasuk elevasi segmen ST. Jarang,
nyeri dada yang berhubungan dengan vasospasme arteri koroner dapat terjadi
pada pasien dengan miokarditis. Atau, nyeri dada mungkin lebih khas untuk
perikarditis, menunjukkan keterlibatan perikardial. Gangguan irama jantung
yang tidak biasa dan mungkin termasuk aritmia atrium atau ventrikel juga
terjadi. Dari 3055 pasien dewasa dengan dugaan miokarditis akut atau kronis
yang disaring dalam Studi Eropa Epidemiologi dan Pengobatan Penyakit
Jantung inflamasi, 72% memiliki dyspnea, 32% mengalami nyeri dada, dan
18% memiliki aritmia. Pasien dengan miokarditis fulminan biasanya hadir
dengan gejala gagal jantung parah yang mungkin cepat menyebabkan syok
kardiogenik, sedangkan pasien dengan GCM biasanya hadir dengan gejala
gagal jantung yang tanpa henti dan biasanya akan berujung pada kematian
meskipun pengobatan yang optimal.
D. Diagnosis
Electrocardiogram
Meskipun
banyak
digunakan
sebagai
alat
skrining,
sensitivitas
manajemen
klinis.
Tiga
kriteria
pencitraan
untuk
Tak satu pun dari kriteria ini, namun timbulnya gejala sangat baru,
Endomyocardial biopsy
Peran EMB dalam evaluasi diduga miokarditis baru-baru ini dibahas
dalam sebuah pernyataan ilmiah oleh American College of Cardiology dan
Masyarakat Kardiologi Eropa. Empat belas skenario dijelaskan, hanya 2 yang
menerima kelas I rekomendasi untuk EMB. Yang pertama dari 2 skenario
menggambarkan presentasi klasik miokarditis fulminan, yaitu, gejala gagal
jantung dijelaskan kurang dari 2 minggu di durasi berhubungan dengan
ventrikel kiri. Skenario kedua menggambarkan gambaran klinis khas yang
terkait dengan GCM, yaitu, dijelaskan gejala gagal jantung 2 minggu sampai 3
bulan.
Peran EMB pada pasien yang tidak hadir dengan skenario klinis tidak
mapan. Pasien dengan 1 dari 2 Indikasi dijelaskan di atas harus menjalani EMB
di sebuah pusat medis dengan keahlian khusus dalam prosedur ini. Meskipun
tingkat komplikasi rendah, kematian dapat terjadi bahkan tangan yang paling
berpengalaman.
E. Etiologi dan Patofisiologi
Patogenesis miokarditis telah diteliti sebelumnya pada model hewan .
Virus masuk ke miosit jantung dan makrofag melalui reseptor spesifik , yang
menimbulkan efek sitotoksik . kejadian myocarditis sulit untuk diketahui.
Namun satu penelitian menunjukkan bahwa myocarditis adalah penyebab
kematian jantung yang mendadak dalam 8,6 % kasus dan diidentifikasi
meningkat hingga 9 % dari pemeriksaan postmortem rutin. Sebagian besar dari
studi penelitian miokarditis melaporkan laki-laki sedikit mendominasi .
Meskipun penyebab dalam kasus-kasus individu myocarditis sering tidak
teridentifikasi , penyebab spesifik harus diselidiki termasuk infeksi , penyakit
autoimun sistemik, dan hipersensitif terhadap obat-obatan tertentu . Selain itu,
human immunodeficiency virus , penyakit Chagas , dan penyebab gizi harus
diselidiki dalam pengaturan klinis yang tepat .
sistemik
dosis yang sangat rendah karena jika digunakan dengan dosis yang tinggi
dapat meningkatkan resiko kematian .
antiviral pada miokarditis jumlahnya terbatas dan kasus yang terjadi pada
manusia juga hanya sedikit, tetapi hasil yang ditunjukkan menjajikan.
Terapi antiviral dengan ribavirin atau interferon pada tikus yang
mengalami miokarditis virus dapat mencegah serangan kardiomiopathy,
megurangi keparahan penyakit dan menurunkan angka kematian. Tetapi,
terapi antiviral ini tidak menunjukkan hasil yang baik pada miokarditis
fulminan. Sedangkan pada pasien dengan DCM kronik terapi dengan
interferon dapat mengeliminasi genome virus dan meningkatkan fungsi
ventrikel kiri.
Dalam jurnal kedua,
hari selama 6 bulan. Pada 12 bulan, kedua pasien tanpa gejala, PCR
negatif untuk genom enterovirus, dan peradangan miokard telah benarbenar diselesaikan. Dalam sebuah studi Tahap II, 22 pasien dengan
disfungsi ventrikel kiri persisten dan dikonfirmasi Enterovirus atau
adenovirus infeksi diobati dengan interferon-beta. Pasien awalnya
menerima 2 juta unit s.c. tiga kali satu minggu pada hari yang bergantian.
Dosis meningkat menjadi 12 juta unit pada minggu 2 dan 18 juta unit pada
minggu 3. Terapi dilanjutkan selama 24 minggu. Hasil percobaan
menujukkan manfaat interferon-beta pada miokarditis virus.
4. Pengobatan Imunosupresif
Pada jurnal pertama, disebutkan bahwa berdasarkan percobaan
kontrol yang dilakukan secara acak pada pasien dengan miokarditis akut
dan
idiopatik
DCM
menunjukkan
hasil
yang
mengecewakan.
5. Immunoglobulin Intravena
Imunoglobulin Intravena (IVIG) memiliki kedua efek dari antivirus
dan imunomodulasi. Sidang terakhir Immune Modulation for Acute
dan excercise kuat lainnya hingga 6 bulan atau lebih setelah timbulnya
gejala, dengan panjang penyembuhan yang dibutuhkan berdasarkan
pemulihan fungsi ventrikel kiri .
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian menunjukkan bahwa myocarditis adalah penyebab kematian
jantung yang mendadak dalam 8,6 % kasus dan diidentifikasi meningkat
hingga 9 % dari pemeriksaan postmortem rutin. Sejak dikenalnya terapi
HAART atau highly active antiretroviral ,insidensi myocarditis dapat menurun
tetapi mengingat keterbatasan terapi HAART di negara berkembang
kemungkinan insidensi myocarditis terus meningkat. Peradangan miokard
dapat disebabkan oleh obat-obatan baik toxic langsung pada jantung atau
induksi reaksi hypersensitivitas.
Manifestasi
klinis
seperti
CHF,
c.
Obat antiviral
d.
Obat imunosupresif
e.
Immunoglobulin intravena
f.
Obat aritmia
g.
Obat herbal
Dari beberapa pengobatan di atas, antiviral terapi adalah terapi yang
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa harus lebih memahami tentang tanda dan gejala serta asuhan
keperawatan yang dapat diberikan kepada penderita miokarditis sehingga
dapat ikut serta dan bersikap kritis dalam tindakan kolaboratif dengan tim
medis yang lain.
b.
c.
Bagi Masyarakat
Agar lebih tanggap mengenai tanda, gejala, dan pengobatan efektif untuk
penyakit miokarditis.
DAFTAR PUSTAKA