PANDU HERBOWO
14655
KARINA KRISTIANTI
14277
14317
INDRIANI SAFILA
14347
14409
HERLINA RISTANTI
14467
HIKMAHTIKA W. A.
14523
14579
14590
14672
HERLINA N SILABAN
14732
PUTI DAMAYANTI
14230
KARUNIA SHOLICHAH
14733
NURMA DWI S.
14557
Blok
: 3.1
Hadir
:14
Minggu
:5
Tidak hadir
:-
Tanggal
: 7 Oktober 2013
Acara
: tutorial
Nama tutor
Ketua
: Herlina N Silaban
Sekretaris
(14732)
Step 1
1. Faringitis :
Step 2
1. Apakah itu ISPA? Apa sajakah penyakit yang termasuk ke dalam ISPA?
2. Apa sajakah pemeriksaan untuk mengetahui penyakit penyerta pada an.Wartini?
3. Apakah asama itu berisiko untuk ISPA?
4. Apa sajakah kemungkinan penyakit pernyerta pada an.Wartini?
5. Apa saja manifestasi klinis ISPA & asma?
6. Bagaimana patofisiologi dari ISPA dan asma?
7. Adakah perbedaan ISPA pada anak dan dewasa dari segi penularannya?
STEP 3
1. ISPA : infeksi saluran pernafasan akut, yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Dibagi
menjadi 2 yaitu atas dan bawah. Atas termasuk rongga hidung. Bawah termasuk
pneumonia.
2. Asma:
ISPA:
Allergen, debu
- infeksi influenza
Terpapar hewan
- stress
Infeksi
Factor keturunan
- imunitas
Cuaca, dingin
3. Asma berisiko terhadap ISPA disebabkan factor pencetus yang sama. ISPA menimbulkan
asma, namun asma belum tentu ISPA.
4. LO
5. Manifestasi klinis ISPA:
-
Hidung tersumbat
Gatal ditenggorokan
Sesak, mengi
Gatal ditenggorokan
6. 3 tahap ISPA :
-
Prepatogenesis
Inkubasi
Dini penyakit
LO
11.
LO
12.
Asma:
ISPA:
- allergen, debu
- Infeksi influenza
- infeksi
- stress
- faktor keturunan
- cuaca dingin
- Imunitas
- usia, jenis kelamin
- lingkungan, konstruksi rumah
- kebiasaan memasak
LO
15.
16.
Lebih berisiko ISPA, penyebab kematian terbesar ke-2 setelah diare pada anak.
STEP 4
12.
VIT C untuk imunitas, otomatis jika kekurangan maka akan lebih mudah terserang
ISPA
VIT D ISPA dapat meningkatkan aktivasi vit D. Pada epitel sel diaktifkannya vit D
ketika ada pathogen atau bakteri yang masuk.
STEP 5
Anak
Tingkatan
Penyakit
penyerta
Tanda
Gejala
Tingkatan
Faktor
mempengaruhi
ISPA
Penyakit
penyerta
Asma
komplikasi
Patofisiolo
gi
Pemeriksaa
n
ASKEP
ISPA
Tanda
Gejala
penularan
ASKEP
Asma
Pemeriksaan
Evaluasi
Resiko kematian
LO:
1. Apa sajakah macam-macam penyakit ISPA?
2. Bagaimanakah patofisiologi ISPA dan asma?
3. Apa sajakah komplikasi dari masing-masing ISPA dan asma?
4. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi pernafasan anak dan dewasa?
5. Bagaimanakah hubungan ISPA dan asma?
STEP 6
Mancari literatur
STEP 7
1. Apa sajakah macam-macam penyakit ISPA?
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulant atau berurutan (Muttaqin, 2003). ISPA
adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan
mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003)
Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002):
a. ISPA ringan
Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek, dan
sesak
b. ISPA sedang
Apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 39C dan bila bernafas
mengeluarkan suara seperti mengorok.
c. ISPA berat
Gejala meliputi : kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan
menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan 5 tahun (Muttaqin, 2008)
a. Golongan umur kurang 2 bulan
1. Pneumonia berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat dinding pada bagian bawah atau nafas
cepat. Batas nafas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x permenit atau
lebih.
2. Bukan pneumonia (batuk pilek biasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat.
Tanda bahaya untuk golongann umur kurang 2 bulan, yaitu: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari volume yang biasa
diminum), kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam/dingin
b. Golongan umur 2 bulan-5 tahun
1. Pneumonia berat
Bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke dalam
pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan
tenang, tidak menangis atau meronta)
2. Pneumonia sedang
Bila disertai nafas cepat. Batas nafas cepat ialah:
a. Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
b. Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih
3. Bukan pneumonia
Bila ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat. Tanda
bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5tahun yaitu:
a. Tidak bisa minum
b. Kejang
c. Kesadaran menurun
d. Stridor
e. Gizi buruk
Macam penyakit ISPA
Rinitis
Sinusitis
:
: Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal.
Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya didahului oleh
infeksi saluran napas atas.
Faringitis : Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke
jaringan sekitarnya. Faringitis biasanya timbul bersama-sama dengan tonsilitis,
rhinitis dan laryngitis.
Bronkiolitis
Pneumoniae
yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.
Ditinjau dari asal patogen, maka pneumonia dibagi menjadi tiga macam yang
berbeda penatalaksanaannya.
1. Community acquired pneumonia (CAP)
Merupakan pneumonia yang didapat di luar rumah sakit atau panti jompo. Patogen
umum yang biasa menginfeksi adalah Streptococcus pneumonia, H. influenzae,
bakteri atypical, virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV). Pada anak-anak
patogen yang biasa dijumpai sedikit berbeda yaitu adanya keterlibatan Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, di samping bakteri pada pasien dewasa.
2. Nosokomial Pneumonia
Merupakan pneumonia yang didapat selama pasien di rawat di rumah sakit. Patogen
yang umum terlibat adalah bakteri nosokomial yang resisten terhadap antibiotika
yang beredar di rumah sakit. Biasanya adalah bakteri enterik golongan gram negatif
batang seperti E.coli, Klebsiella sp, Proteus sp. Pada pasien yang sudah lebih dulu
mendapat terapi cefalosporin generasi ke-tiga, biasanya dijumpai bakteri enterik yang
lebih bandel seperti Citrobacter sp., Serratia sp., Enterobacter sp.. Pseudomonas
aeruginosa merupakan pathogen
yang kurang umum dijumpai, namun sering dijumpai pada pneumonia yang fulminan.
Staphylococcus aureus khususnya yang resisten terhadap methicilin seringkali
dijumpai pada pasien yang dirawat di ICU.
3. Pneumonia Aspirasi
Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi sekret oropharyngeal dan cairan
lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat pada pasien dengan status mental
terdepresi, maupun pasien dengan gangguan refleks menelan. Patogen yang
menginfeksi pada Community Acquired Aspiration Pneumoniae adalah kombinasi
dari flora mulut dan flora saluran napas atas, yakni meliputi Streptococci anaerob.
Sedangkan pada Nosocomial Aspiration Pneumoniae bakteri yang lazim dijumpai
campuran antara Gram negatif batang + S. aureus
+ anaerob
Patofisiologi ISPA:
Virus (Streptococcus & Shaphy lococcus)
Masuk ke bronkus
Tampak tanda dan gejala influenza seperti : batuk, pilek, demam, dan sakit kepala
3. Apa sajakah komplikasi dari masing-masing ISPA dan asma?
Komplikasi ISPA:
Infeksi telinga akut yang berulang dapat menyebabkan mastoiditis dan infeksi
menyebar sampai meningitis
Struktur tulang toraks agak bundar (6 tahun), lunak, memungkinkan kerangka dada
tertarik selama pernafasan yang memerlukan usaha besar. Bayi punya sedikit
kartilago dan jaringan pada trachea dan bronkus yang memungkinkan struktur ini
mudah kolaps.
Bayi bernafas melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati sempit, di bawah 6-7
tahun pernafasan diafragma dan abdomen. Volume CO2 yang diekspirasi oleh bayi
dan anak-anak lebih besar dari pada yang diekspresikan oleh dewasa.
di dalam rumah, banyak kecoa, terdapat bagian yang lembab di dalam rumah. Untuk
mengetahui adanya tungau debu rumah,
tanyakan apakah menggunakan karpet berbulu, sofa kain bludru, kasur kapuk, banyak
barang di kamar tidur. Apakah sesak dengan bau-bauan seperti parfum, spray pembunuh
serangga, apakah pasien merokok, orang lain yang merokok di rumah atau lingkungan
kerja, obat yang digunakan pasien, apakah ada beta blocker, aspirin atau steroid.
Pemeriksaan Klinis1
Untuk menegakkan diagnosis asma, harus dilakukan anamnesis secara rinci, menentukan
adanya episode gejala dan obstruksi saluran napas. Pada pemeriksaan fisis pasien asma,
sering ditemukan perubahan cara bernapas, dan terjadi perubahan bentuk anatomi toraks.
Pada inspeksi dapat ditemukan; napas cepat, kesulitan bernapas, menggunakan otot napas
tambahan di leher, perut dan dada. Pada auskultasi dapat ditemukan; mengi, ekspirasi
memanjang.
Pemeriksaan Penunjang1,2,5
-
Spirometer. Alat pengukur faal paru, selain penting untuk menegakkan diagnosis
juga untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan.
Peak Flow Meter/PFM. Peak flow meter merupakan alat pengukur faal paru
sederhana, alat tersebut digunakan untuk mengukur jumlah udara yang berasal dari
paru. Oleh karena pemeriksaan jasmani dapat normal, dalam menegakkan diagnosis
asma diperlukan pemeriksaan obyektif (spirometer/FEV1 atau PFM). Spirometer
lebih diutamakan dibanding PFM oleh karena; PFM tidak begitu sensitif dibanding
FEV. untuk diagnosis obstruksi saluran napas, PFM mengukur terutama saluran napas
besar, PFM dibuat untuk pemantauan dan bukan alat diagnostik, APE dapat
digunakan dalam diagnosis untuk penderita yang tidak dapat melakukan pemeriksaan
FEV1.
Pemeriksaan IgE. Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya
antibodi IgE spesifik pada kulit. Uji tersebut untuk menyokong anamnesis dan
mencari faktor pencetus. Uji alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab
asma. Pemeriksaan darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada dermographism).
Petanda inflamasi. Derajat berat asma dan pengobatannya dalam klinik sebenarnya
tidak berdasarkan atas penilaian obyektif inflamasi saluran napas. Gejala klinis dan
spirometri bukan merupakan petanda ideal inflamasi. Penilaian semi-kuantitatif
inflamasi saluran napas dapat dilakukan melalui biopsi paru, pemeriksaan sel
eosinofil dalam sputum, dan kadar oksida nitrit udara yang dikeluarkan dengan napas.
Analisis sputum yang diinduksi menunjukkan hubungan antara jumlah eosinofil dan
Eosinophyl Cationic Protein (ECP) dengan inflamasi dan derajat berat asma. Biopsi
Sadapan paru perkutan. Dengan menggunakan teknik yang sangat serupa dengan
teknik torasentesis, sadapan paru perkutan merupakan metode pengambilan specimen
bakteriologi yang paling langsung dari parenkim paru dan merupakan satu-satunya
teknik selain dari biopsy paru terbuka yang sekurang-kurangnya tidak disertai dengan
beberapa risiko kontaminasi oleh flora mulut. Sesudah anastesi local, jarun 1,5 inci,
ukuran no. 20 atau 22 dilekatkan pada tabung 10 ml yang berisi sekitar 1 mL salin
streril non bakteriostatik, lalu dimasukkan dengan menggunakan teknik aseptic
melalui sisi inferior sela antar-iga pada daerah yang diinginkan. Jarum dengan cepat
didorong ke dalam paru, salin disuntikkan dan diaspirasi ulang, dan jarum ditarik.
Tindakan ini dulakukan secepat mungkin.
Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan
clock wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi oto jantung, yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES
atau terjadi depresi segmen ST negative.
20-35 % kematian pada balita itu akibat ISPA, umumnya adalah ISPA bagian bawah
dan hampir semua pneumonia
Prevalensi asma 4%, pada ISPA penyebab kematian disebabkan berobat dalam
keadaan sudah parah dan disertai penyakit lain dan kurang gizi.
9. Bagaimanakah perbedaan ISPA dan asma dan sisi penularan pada ISPA dan asma?
-
Pada bayi anatomi system pernafan memudahkan virus dan infeksi turun ke saluran
pernafasan bagian bawah,namun pada umur 0- <3 bulan antibody lebih kuat, > 3
bulan masa transisi untuk produksi antibody sendiri.
Pada anak jaringan pernafasan mudah kolabse dan rupture disebabkan struktur tulang
dada lebih bundar sehingga masih pernafasan perut, dan pada pertukaran gas keluaran
CO2 lebih besar dari pada dewasa.
Anak > 2 tahun bronkus kanan pendek, lebar, lebih vertical dari pada yang kiri,
pernafasan perut karena muskulus dada sedikit
Neonates < 4 minggu, bernafas lewat hidung, jika ada sumbatan belum bisa untuk
reflex nafas dari mulut, dan alveoli berjumlah 25 juta, 3 tahun 300 juta. Dan juga
terdapat airway resisten > dari orang dewasa sampai 15 kali
Apakah pasien tertekan, ketakutan, maupun tidak mampu berbicara (kalimat lengkap)
lelah atau kecapaian
Pada pasien yang sakit ringan periksa teknik inhalasinya apakah penggunaan oto
bantu pernafasan, retraksi interkonsta?
Sebab lain sesak nafas dan mengi: edema, PPOK, stridor, anafilaksis
Pulsus paradoksus juga bisa terjadi pada tamponade, syok hipovolemik, gagal
ventrikel kanan, dan emboli paru
Diagnose
NOC
: anxiety control
NIC
: - positioning fowler
-
Oksigen 90 %
Sumber:
-
Buku Ajar Ilmu penyakit dalam jilid II edisi ketiga, Heru Sundaru, Balai penerbit UI,
Jakarta
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2005