MENINGIOMA
Oleh :
Ayu Azizah Syen
111 2019 2134
Pembimbing :
dr. Mahyuddin Rasyid, Sp.B, FINACS, FINS
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahuwa Ta’ala atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini sebagai salah satu
tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
2.1 Definisi..........................................................................................................6
2.2 Epidemiologi.................................................................................................7
2.3 Etiologi..........................................................................................................8
2.4 Patofisiologi.................................................................................................12
2.5 Klasifikasi....................................................................................................13
2.8 Tatalaksana..................................................................................................24
2.9 Prognosis.....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor otak merupakan penyebab kematian kedua setelah stroke dalam kelompok
penyakit neurologis. Diperkirakan sekitar 11.000 orang meninggal akibat tumor otak
(WHO) meningioma adalah tumor otak primer yang berasal dari sel meningothelial
(arachnoid) leptomeningen. Tumor ini dapat terjadi dimana saja sepanjang lokasi sel
tumbuh lambat. Meskipun umumnya meningioma bersifat jinak dan tidak memiliki
mater, dan jaringan tulang di sekitarnya. Lesi pada meningioma ini sering ditemukan
dengan ukuran yang besar, kecepatan pertumbuhan yang sangat lambat, tingkat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
tahun 1922. Meningioma merupakan tumor jinak ekstra-aksial atau tumor yang
terjadi di luar jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meninges otak. Meningioma
tumbuh dari sel-sel pembungkus arachnoid atau arachnoid cap cells dan sering
diasosiasikan dengan villi arachnoid yang berada di sinus vena dural. Sel – sel yang
berasal dari lapisan luar arachnoid mater dan arachnoid villi ini menunjukkan
Gambar 1. Meningioma
6
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian meningioma sekitar 35% dari semua tumor primer susunan
saraf pusat (SSP), 15% dari tumor intrakranial, dan sekitar 25% dari tumor
intraspinal, dengan tingkat kejadian diperkirakan sekitar 6.29% per 100.000 orang
pertahun. Meningioma dapat terjadi pada berbagai usia, namun yang tersering pada
usia lanjut. Meningioma sering didapatkan pada usia 40–70 tahun. Berdasarkan
7
Data dari Central Brain Tumor Registry of The United States (CBTRUS)
menunjukan angka kejadian meningioma pada wanita dua kali lipat lebih tinggi
yaitu 8,36 untuk wanita dan 3.61 untuk pria dengan perbandingan sekitar 2:1.2
Beberapa hal yang memengaruhi insiden adalah usia, jenis kelamin dan ras.
puncak pada usia di atas 60 tahun. Insiden meningioma pada anak- anak sekitar 4%
insiden meningioma pada ras hitam Non-hispanics sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan ras putih Non-Hispanics dan Hispanics. Jenis kelamin juga memengaruhi
prevalensi dari meningioma, yaitu dua kali lebih tinggi pada wanita dibandingkan
dengan pria.4
2.3 Etiologi
Radiasi ionisasi merupakan salah satu faktor resiko yang telah terbukti
menyebabkan tumor otak. Telah banyak penelitian yang mendukung hubungan antara
paparan radiasi dan meningioma. Salah satunya adalah penelitian yang menunjukkan
peningkatan resiko yang signifikan pada korban selamat bom atom untuk menderita
8
disebabkan oleh perubahan produksi base-pair dan kerusakan DNA yang belum
Dalam salah satu penelitian paling terkenal tentang radiasi pengion dan risiko
meningioma, anak-anak yang diberi terapi radiasi untuk kurap kulit kepala (scalp
ringworm) di Israel antara tahun 1948 dan 1960 (Kelompok Tinea Capitis), diamati
memiliki risiko relatif hampir 10 untuk mengalami meningioma.4 Selain itu, paparan
mendapatkan dental X-ray lebih dari enam kali antara usia 15 hingga 40 tahun.5
sampai saat ini belum dapat dipastikan. Secara teori, telepon genggam menghasilkan
meskipun hasil penilitian belum terbukti secara konsisten. Beberapa studi kasus kecil
9
melaporkan peningkatan risiko meningioma terkait dengan cedera kepala, namun
tidak dapat dijelaskan secara pasti. Salah satunya adalah penelitian kohort pada
penderita cedera kepala dan fraktur tulang kepala menunjukkan adanya hubungan
juga menemukan hasil bahwa adanya hubungan antara cedera kepala dengan resiko
Resiko meningioma berdasarkan banyaknya kejadian cedera kepala dan bukan dari
tingkat keparahannya.1,4
2.3.4 Genetik
sporadik yaitu tumor yang timbul pada pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga
dengan penderita tumor otak jenis apapun. Sindroma genetik turunan yang memicu
terjadi kelainan gen autosomal dominan yang jarang dan disebabkan oleh mutasi
germline pada kromosom 22q12 (insiden di US: 1 per 30.000-40.000 jiwa). NF2
merupakan gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40%
10
kromosom, seperti 1p, 6q, 10, 14q dan 18q atau tambahan kromosom seperti 1q, 9q,
resiko terjadinya meningioma termasuk pada perbaikan DNA, regulasi siklus sel,
detoksifikasi dan jalur metabolisme hormon. Penelitian terbaru fokus pada variasi gen
CYP450 dan GST, yaitu gen yang terlibat dalam metabolisme dan detoksifikasi
karsinogen endogen dan eksogen. Namun belum dijumpai hubungan yang signifikan
antara resiko terjadinya meningioma dan variasi gen GST atau CYP450. Penelitian
lain yang berfokus pada gen supresor tumor TP53 juga tidak menunjukkan hubungan
yang signifikan.1
2.3.5 Hormon
Insiden meningioma yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan laki-
laki memicu timbulnya dugaan bahwa ada pengaruh ekspresi hormon seks. Hormon
11
Berbagai studi menunjukkan bahwa sebagian besar meningioma
yang positif ditemukan secara signifikan pada meningioma benigna dan berasosiasi
payudara. Keduanya memiliki faktor resiko yang sama, seperti jenis kelamin, umur,
induksi hormon dan variabel lain. Selain itu adanya faktor resiko seperti hormon
eksogen dan endogen, predisposisi genetik dan variasi perbaikan DNA diduga
menjadi dasar hubungan antara kanker payudara dan meningioma. Namun hubungan
2.4 Patofisiologi
dipaham. Mengenai latar belakang genetik, meningioma bisa menjadi bagian dari
(NF2) dengan mutasi gen NF2. Gen tersebut mengkode protein penekan tumor
merlin, yang memiliki mutasi hingga 60% kasus sporadic. . Seperti yang sudah
dipaparkan sebelumnya bahwa meningioma terjadi sebagian besar pada wanita hamil
12
dan yang mengalami menstruasi dibanding pria, hal ini disebabkan adanya pengaruh
biasanya terjadi pada fase luteal dari siklus menstruasi atau pada trimester kedua atau
peran hormon seks dalam mekanisme tersebut. Selain itu, pada kehamilan terdapat
protein hPL (human placental lactogen) dan PRL (prolactin), keduanya ternyata
Seperti banyak kasus neoplasma lainnya, masih banyak hal yang belum
diketahui dari meningioma. Tumor otak yang tergolong jinak ini secara histopatologis
berasal dari sel pembungkus arachnoid (arachnoid cap cells) yang mengalami
2.5 Klasifikasi
supratentorial sepanjang sinus vena dural, antara lain daerah convexity (34,7%),
parasagital (22,3%), daerah sayap sphenoid (17,1%). Lokasi yang lebih jarang
13
Meningioma juga dapat timbul secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu
pada medula spinalis, orbita , cavum nasi, glandula parotis, mediastinum dan paru-
paru.1
bentuk massa (en masse) dan pertumbuhan memanjang seperti karpet (en plaque).
adalah tumor dengan adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura yang luas.1
14
WHO mengklasifikasikan meningioma melalui tipe sel dan derajat pada hasil
terdiri dari 3 grading dengan resiko rekuren yang meningkat seiring dengan
pertambahan grading.1
Grade I:
- Meningothelial meningioma
- Fibrous meningioma
- Transisitional menginioma
- Psammomatous meningioma
- Angiomatous meningioma
15
- Mycrocystic meningioma
- Lymphoplasmacyte-ric meningioma
- Metaplastic meningioma
- Secretory meningioma
mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodic.
Jika tumor semakin berkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala,
Grade II
- Atypical meningioma
- Chordoid meningioma
Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih
tinggi juga. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini. Meningioma
Grade III
16
- Rhabdoid meningioma
- Papillary meningioma
pertama untuk grade III diikuti dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi tumor,
dan / atau menyerang jaringan lunak di atasnya, atau menyebabkan cedera vaskular
ke otak.1,3
pasien dengan meningioma dapat merasakan nyeri kepala local atau nonspesifik.
17
Kompresi otak yang mendasari dapat menyebabkan disfungsi serebral fokal atau
lebih umum, seperti yang ditunjukkan oleh kelemahan fokal, disfasia, apatis, dan /
atau mengantuk.3
Lokasi Gejala
Parasagital Monoparesis dari tungkai kontralateral
Subfrontal Perubahan mental, sikap apatis, ,
inkontinensia urin
Olfactory groove Anosmia dengan kemungkinan atrofi
optik ipsilateral dan papilledema
kontralateral (triad ini disebut sindrom
Kennedy-Foster)
Sinus cavernosus Defisit saraf kranial multipel (II, III, IV,
V, VI), menyebabkan penurunan
penglihatan dan diplopia disertai mati
rasa wajah
Lobus occipital Hemianopsia kontralateral
Sudut cerebellopontine Penurunan pendengaran dengan
kemungkinan kelemahan wajah dan
wajah mati rasa
Spinal cord Nyeri tulang belakang terlokalisasi,
sindrom Brown-Sequard (hemispinal
cord)
18
Nervus optikus Exophthalmos, kehilangan penglihatan
atau kebutaan monokuler, pupil
berdilatasi ipsilateral yang tidak
bereaksi terhadap stimulasi cahaya
langsung tetapi mungkin berkontraksi
pada stimulasi cahaya yang disetujui;
Seringkali, pembengkakan saraf optik
monokuler dengan pembuluh pintas
optosiliar
Sphenoid wing Kejang; kelumpuhan saraf kranial
multipel jika melibatkan fisura orbita
superior
berada pada dasar tengkorak dapat menyumbat arteri serebral penting, kemungkinan
muncul sebagai episode seperti serangan iskemik transien (TIA) atau sebagai stroke.
19
Meningioma yang menekan jalur visual menghasilkan berbagai cacat bidang visual,
tergantung lokasinya.3
keterlibatan saraf kranial, kompresi parenkim yang mendasari, dan keterlibatan tulang
20
Pemeriksaan penunjang radiologi pada meningioma dapat berupa foto x- ray,
CT-scan kepala baik dengan maupun tanpa kontras dan MRI. Pada foto x-ray dapat
kalsifikasi. Hiperostosis adalah salah satu gambaran mayor dari meningioma. Tampak
erosi tulang dan dekstruksi sinus sphenoidales, kalsifikasi dan lesi litik pada tulang
meninx akibat dilatasi arteri meninx yang mensuplai darah ke tumor. Kalsifikasi
Modalitas CT-scan baik yang tanpa kontras maupun dengan kontras paling
sentral dapat dijumpai pada pencitraan CT-scan kepala. Gambaran khas pada CT-
scan kepala adalah adanya dural tail yaitu duramater yang melekat pada tulang.1
21
Gambar 4. CT Scan Bonw Window menunjukkan kalsifikasi meningioma
meningioma. MRI memperlihatkan lesi berupa massa, dengan gejala tergantung pada
lokasi tumor berada. Pada MRI dengan T1W1 umumnya memberikan gambaran
22
Gambar 5.. MRI Meningioma
23
Gambar 6. Meningioma tentorial. (a). CT-Scan dengan kontras menunjukkan gambaran peningkatan densitas, (b, c). MRI T1 Transversal
menunjukkan isointensitas tumor dibandingkan dengan otak di sekitarnya, ( d) Koronal, (f) T1-weighted MRI. Panah pada G Angiogram pada
2.8 Tatalaksana
24
embolisasi. Pembedahan merupakan terapi utama pada penatalaksanaan semua jenis
meningioma. Terdapat dua tujuan utama dari pembedahan yaitu paliatif dan reseksi
sebersih mungkin agar memberikan hasil yang lebih baik dan menurunkan kejadian
rekurensi. Reseksi yang dilakukan tidak hanya mengangkat seluruh tumor tetapi juga
meliputi jaringan lunak, batas duramater sekitar tumor, dan tulang kranium apabila
terlibat. Reseksi tumor pada skull base sering kali subtotal karena lokasi dan
Gambar 7. Gambaran bedah tumor. Dura terbuka, dan meningioma dapat terlihat memanjang di permukaan otak
25
Gambar 8. Spesimen bedah. Reseksi lengkap tercapai.
banyak dipakai. Radioterapi telah dilaporkan memberikan manfaat secara klinis pada
banyak serial kasus yaitu baik regresi ataupun berhentinya pertumbuhan tumor.
adjuvan pada reseksi inkomplit, tumor rekuren dan atau grade tinggi, serta sebagai terapi
utama pada beberapa kasus seperti meningioma saraf optik dan beberapa tumor yang tidak
dapat direseksi.1
26
malignan umumnya memiliki vaskularisasi yang tinggi, sehingga embolisasi
berkurangnya darah yang hilang secara signifikan saat reseksi. Embolisasi preoperatif
dilakukan pada tumor yang berukuran kurang dari 6 cm dan dengan pertimbangan
sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit sekali
mekanisme kerja kortikosteroid yang didalilkan pada tumor otak meliputi penurunan
2.9 Prognosis
prognosis yang sangat baik. Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik,
27
karena sebagian besar bersifat jinak, tumbuh lambat dan berbatas tegas sehingga
Namun pada 10- 15% kasus, resiko kekambuhan tumor ini tinggi bahkan setelah
28
BAB III
KESIMPULAN
Meningioma adalah tumor jinak yang berasal dari meninges otak, dimana ia
tumbuh dari sel-sel pembungkus arachnoid atau arachnoid cap cell. Meningioma
diduga timbul akibat beberapa factor seperti radiasi pengion, radiasi telepon
mekanisme meningioma hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun
progesterone memainkan peran besar. Oleh karena itu, kejadian meningioma lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Meningioma bisa terjadi dilokasi
29
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Hasanuddin.
https://emedicine.medscape.com/article/1156552-overview#a4 pada
Januari 2021.
https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/cncr.26625
30
6. Hortobagyi, Tibor. 2017. Patophysiology of meningioma growth in
https://www.degruyter.com/view/journals/med/12/1/article-p195.xml pada
31