Anda di halaman 1dari 62

TUMOR MEDIASTINUM

Ahmad Iffa M
Pendahuluan

Secara garis besar


Tumor mediastinum adalah Rongga mediastinum ini
mediastinum dibagi atas 4
tumor yang terdapat di sempit dan tidak dapat
bagian penting yaitu
dalam mediastinum yaitu diperluas, maka pembesaran mediastinum superior,
rongga yang berada diantara tumor dapat menekan organ anterior, posterior dan
paru kanan dan kiri. di dekatnya
mediastinum medial.

Keluhan penderita biasanya Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat


berkaitan dengan ukuran dan bergantung pada sifat tumor, jinak atau ganas.
invasi atau kompresi Tindakan untuk tumor mediastinum yang bersifat
terhadap organ sekitar jinak adalah bedah, sedangkan untuk tumor ganas
misalnya sindrom vena kava tergantung dari jenisnya tetapi secara umum terapi
superior (SVKS). untuk tumor mediastinum ganas adalah
multimodalitas yaitu bedah, kemoterapi dan radiasi.
TUMOR MEDIASTINUM

• tumor yang terdapat di dalam


Definisi mediastinum yaitu rongga
yang berada diantara paru
kanan dan kiri

• Jantung
• Pembuluh darah arteri
• Pembuluh darah vena
Isi • Trakea
mediastinum • Kelenjar timus
• Saraf
• Kelenjar getah bening
• Jaringan ikat
1. Mediastinum superior
Mediastinum 2. Mediastinum anterior
dibagi 3.Mediastinum posterior
4. Mediastinum medial
Diagnosis Banding
berdasarkan lokasi tumor
Chest radiograph.

James C et al. BMJ 2009;339:bmj.b2787

©2009 by British Medical Journal Publishing Group


Computed tomogram of the chest at the level of the great vessels.

James C et al. BMJ 2009;339:bmj.b2787

©2009 by British Medical Journal Publishing Group


KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM
Gambaran Klinis
Batuk, sesak/stridor  trakea-bronkus

Disfagia  esofagus

SVCS  >> tumor ganas

Suara serak & batuk  n laringeus

Paralisis diafragma n frenikus

Nyeri dinding dada  tumor neurogenik dan


penekanan sistem syaraf
myasthenic pain, palpable mass
Chest wall invasion ptosis, diplopia, dysarthria

Myasthenic symptoms
easy fatigability, drooping eyelid,
double vision, dysarthria
Constitutional symptoms
of malignancy

weight loss, night sweats, fever.


fever, pallor, petechiae, hepatosplenomegaly,
abdominal mass.
Tumor epitel yang bersifat jinak
Ditemukan pada mediastinum
anterior
Prevalensi : > 40 th, jarang pada Keluhan : nyeri dada,
anak dan dewasa muda batuk, sesak

Klasifikasi timoma
Timoma jinak
Timoma ganas
KLASIFIKASI TIMOMA MENURUT
MULLER HERMELINK
STAGING BERDASARKAN SISTEM
MASAOKA
T factor
T1 Makroskopis berkapsul, tidak tampak invasi ke kapsul secara
mikroskopis
T2 Invasi secara makroskopis ke jaringan lemak sekitar pleura
mediastinum atau invasi ke kapsul secara mikroskopis
T3 Invasi secara makroskopis ke organ sekitarnya
T4 Penyebaran ke pleura atau perikard
STAGING BERDASARKAN SISTEM
MASAOKA
N factor
N0 Tidak ada pembesaran limfonodi
N1 Pembesaran kelenjar limfe di mediastinum anterior
N2 Pembesaran kelenjar limfe intrathorakal kecuali kelenjar limfe
mediastinum anterior
N3 Pembesaran kelenjar limfe ekstrathorakal
M factor
M0 Tidak ada metastasis
M1 Metastasis
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat
bergantung pada sifat tumor, jinak atau ganas

• Tindakan untuk tumor mediastinum yang bersifat


jinak adalah bedah, sedangkan untuk tumor ganas
berdasarkan jenisnya

• Secara umum terapi untuk tumor mediastinum ganas


adalah multimodalitas yaitu bedah, kemoterapi dan radiasi

• Pilihan terapi untuk timoma ditentukan oleh staging penyakit saat


diagnosis. Untuk tumor sel germinal sangat bergantung pada
subtipe tumor sedangkan tumor saraf berdasarkan jaringan yang
dominan pada tumor
• Terapi untuk timoma Kemoterapi diberikan dengan
adalah bedah berbagai rejimen tetapi hasil
• Jenis tindakan bedah terbaik adalah cisplatin based
untuk timoma adalah rejimen. Rejimen yang sering
Extended Thymo digunakan adalah kombinasi
Thymectomy (ETT) atau cisplatin, doksorubisin dan
reseksi komplet yaitu siklofosfamid (CAP)
mengangkat kelenjar
timus beserta jaringan
lemak sekitarnya
• Reseksi komplet diyakini
dapat mengurangi risiko
invasi dan meningkatkan
umur harapan hidup
Penatalaksanaan Timoma
Sindroma Vena Cava Superior

• Sindroma vena cava superior (SVCS) merupakan


salah satu gejala pada keganasan terutama kanker
paru dan limfoma yang mengganggu aliran darah
vena cava superior atau cabang-cabangnya.
• Tanda khas untuk SVCS adalah peningkatan gejala
disebabkan oleh pertambahan ukuran massa yang
bersifat invasif (khusus untuk keganasan). Sesak napas
adalah keluhan yang paling sering, kemudian leher dan
lengan bengkak.

• Keluhan yang juga dapat terjadi adalah suara serak,


sakit menelan dan sinkop. Sedangkan tanda –tanda
fisik yang paling sering ditemukan adalah
pembengkakan vena-vena di leher dan lengan dan
edema akibat penumpukan cairan di wajah dan lengan.
Gejala Klinis

Gejala Klinis Tanda Klinis


Sesak napas (Dyspnea) Pelebaran vena leher
Muka bengkak Pletora pada wajah
Lengan bengkak Venektasi vena di daerah dada,
punggung, lengan
Batuk Lengan bengkak
Ortopnea Edema
Nyeri dada
Sakit kepala
Gambaran Radiologis
• Pada foto toraks polos terlihat bayangan massa di
mediastinum superior kanan (90%), adenopati
hilus (50%), efusi pleura kanan (25%).
• Informasi lebih baik dengan menggunakan CT-
scan toraks. Pada CT-scan toraks indikator paling
baik untuk oklusi (penyempitan) pada vena cava
superior
• Kemampuan magnetic resonance imaging (MRI)
untuk mendeteksi obstruksi pada vena toraksik
juga tinggi yaitu dengan sensitifitas 94% dan
spesifisitas 100%.
Kategori Penekanan Vena Cava
Superior
Tipe IA. Penyempitan sedang dan tanpa aliran kolateral atau tidak terjadi
penambahan ukuran vena azigos

Tipe IB. Penyempitan berat menyebabkan aliran darah balik (retrograde) ke


vena azigos

Tipe II. Obstruksi di atas azygos arch aliran darah balik ke vena torasis,
vertebra dan perifer

Tipe III. Obstruksi di bawah azygos arch menyebabkan aliran darah balik
melalui azygos arch ke vena kava inferior

Tipe IV. Obstruksi pada azygos arch dengan multipel kolateral perifer
sedangkan vena azigos tidak terlihat
• Sesak nafas
• Cefalgia
• Dyspneu d’effort
• Paroxymal nocturnal dyspneu
• Ortopneu
• Nyeri dada
• Batuk
• Oedem palpebra superior
• Oedem wajah
• Oedem leher
• JVP 5+4 cmH2O
• Paru: Kesan effusi pada lapang paru kanan
• Jantung: kesan sulit dinilai
Terapi untuk
seminoma

resectable tidak resectable

multimodaliti yaitu kemoterapi


bedah, radiasi dan
kemoterapi
SEMINOMA
SANGAT DOSIS RADIASI 4500 – 5000 cGY
RADIOSENSITIF

• Kemoterapi yang diberikan adalah cisplatin based, rejimen


yang sering digunakan mengandung vinblastin, bleomisin
dan sisplatin.
Tumor Sel Germinal

 Tumor sel germinal terdiri dari tumor seminoma,


teratoma dan nonseminoma.

 Teratoma adalah tumor sel germinal yang paling


sering ditemukan diikuti seminoma. Tumor ini
dapat berbentuk kista atau padat atau campuran
keduanya yang terdiri dari lapisan sel germinal
yaitu ectoderm, mesoderm atau endoderm.

 Teratoma dibagi menjadi tiga kelompok yaitu


matur (benigna), immatur (maligna), dan
monodermal.
Tumor Sel Germinal
Tumor Saraf

• Tumor saraf adalah • Tumor ini • Pembedahan


tumor yang terjadi di tumbuh dari merupakan
mediastinum saraf perifer, terapi utama
posterior, tumor itu ganglia untuk tumor ini.
dapat bersifat jinak simpatis, atau Reseksi lengkap
atau ganas dan dari sel – sel dibutuhkan
biasanya diklasifikasi paraganglionik. untuk
berdasarkan pencegahan
jaringan yang kekambuhan
membentuknya. lokal.
Pembagian Tumor Saraf
Limfoma

Limfoma Limfoma
Hodgkin Non Hodgkin
Limfoma Hodgkin

 Limfoma Hodgkin merupakan suatu jenis limfoma


yang ditandai dengan adanya sel datia.

 Salah satu gejala klinis yang tersering yaitu


limfadenopati, paling sering terjadi pada setengah
atas dari tubuh dari tubuh yang mengenai kelenjar
limfe daerah leher dan ketiak.

 Secara mikroskopis kelenjar limfe menunjukkan


hilangnya sebagian atau seluruh struktur kelenjar
yang normal akibat infiltrasi campuran yang
mengandung limfosit, histiosit, sel plasma, dan
eosinofil.
Stadium Limfoma Hodgkin
• mengenai 1 kelenjar limfe dalam satu regio atau satu tempat atau organ
Stadium 1
ekstralimfatik

• mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada
diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan
Stadium 2 satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma

• mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula
disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra
Stadium 3 limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.

• tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan
sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Stadium 4
Limfoma Non Hodgkin

Kebanyakan berasal dari sel limfosit B. Klasifikasi


berdasarkan asal anatomi (sentral, perifer),
arsitektur histologis, dan sel yang predominan,
folikuler atau difus, sentrositik, sentroblastik,
imunoblastik, dan sebagainya
Stadium limfoma non Hodgkin
• mengenai 1 kelenjar limfe dalam satu regio atau satu tempat atau organ
Stadium 1
ekstralimfatik

• mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada
diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan
Stadium 2 satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma

• mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula
disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra
Stadium 3 limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.

• tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan
sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Stadium 4
Diagnosis
Anamnesis
• Tanpa gejala
>> • Terdeteksi saat pemeriksaan Ro
toraks rutin

• Penekanan pada organ


Jinak sekitar

• Penekanan & invasi organ


Ganas sekitar
Gambaran Klinis

 Batuk, sesak/stridor trakea-


bronkus
 Disfagia esofagus
 SVCS >> tumor ganas
 Suara serak & batuk n laringeus
 Paralisis n. frenikus n frenikus
 Nyeri dinding dada tumor
neurogenik dan penekanan sistem
syaraf
Pemeriksaan Fisik

 informasi -> sesuai lokasi, ukuran dan


keterbatasan organ lain
 Dapat dikaitkan dg beberapa keadaan klinis
spt:
 - miastenia gravis -> timoma
 - limfadenopati -> limfoma
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen toraks
 ->Lokasi tumor -> anterior, medial atau posterior
 ->Tumor besar -> sulit
Pemeriksaan Penunjang

Tomografi
 jarang dilakukan
CT scan toraks dgn kontras
 lokasi tumor -> perkiraan jenis
 Menentukan stage ->invasi sekitar +/-
 Guiding -> sampel sitologi
 Untuk menentukan luas radiasi
Pemeriksaan Penunjang

Angiografi
 Mendeteksi aneurisma aorta
Pemeriksaan Penunjang

Ekokardiografi
 deteksi pulsasi pada tumor yang diduga aneurisma
aorta
Oesofagografi
 penekan atau invasi pada oesofagus
Pemeriksaan Penunjang

Prosedur endoskopi

Bronkoskopi

->indikasi operasi
->penekanan / pendorongan
->invasi ke saluran napas +/-
->membedakan tumor paru dgn tumor
mediastinum
Pemeriksaan Penunjang

Torakoskopi
diagnostik

Terbatas pada mediastinum


Esofagoskopi
bagian bawah
Pemeriksaan Penunjang
Prosedur Patologi
Anatomi Sampel
Pemeriksaan
Sitologi

 BJH -> KGB, tumor superfisial


 Punksi pleura -> efusi pleura
 Bilasan/Sikatan bronkus -> bronkoskopi
 Biopsi jarum halus -> massa intrabronkial yg mudah berdarah
 TTB -> massa dekat dinding dada dan tidak dekat pembuluh darah
Pemeriksaan Penunjang

Prosedur Patologi
Anatomi
Sampel

Pemeriksaan
Histologi

 Biopsi KGB atau Biopsi Daniels


 Biopsi mediastinal
 Biopsi eksisi pada massa tumor yang besar
 Torakoskopi diagnostik
 VATS
Pemeriksaan Laboratorium

 Darah rutin ?? ->LED -> Limfoma & TB


 Uji tuberkulin -> Limfadenitis TB
 T3 – T4 -> tumor tiroid
 α- fetoprotein dan β-HCG -> tumor sel germinal
golongan nonseminoma
Tindakan Bedah
 Torakotomi eksplorasi
 Bila semua upaya diagnostik gagal

Pemeriksaan Lain
 EMG -> timoma / tumor lain
-> miastenia gravis / myesthenic reaction
Diagnosis Banding berdasarkan lokasi
tumor
Anterior mediastinum: “four Ts”— Thymoma, Thyroid
tumor, Terrible lymphoma, teratoma
NON SEMINOMA
Penatalaksanaan Tumor Sel Germinal
TUMOR SARAF

• Penatalaksanaan untuk semua tumor


neurogenik adalah pembedahan, kecualii
neuroblastoma.
• Tumor ini radiosensitif sehingga pemberian
kombinasi radio kemoterapi akan
memberikan hasil yang baik
INTERPRETASI

 Interpretasi :
 Cor letak baik. Tampak lesi hipodens pada atrium kanan
bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi sebagian irregular (uk
AP 4,29 x CC 4,21 x LL 4,29 cm), meluas sampai ke v. Cava
superior sepanjang 5,4 cm yang menyebabkan obliterasi total.
Pasca contras tampak enhancement inhomogen.
 Pada mediastinum anterior kiri tampak lesi isodens bentuk
lobulated batas tegas, tepi irregular (uk AP 4,9 x LL 4,1 x CC 7
cm) sebagian tampak menempel dengan batas kiri jantung.
Pasca injeksi kontras tampak enhancement inhomogen.
 Tampak lesi isodens, bentuk relatif bulat, batas sebagian
tegas, tepi sebagian regular, pada mediastinum superior kiri
(uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm)
 Tampak multiple lymfadenopaty berkonglomerasi pada
highest mediastinum, upper lower paratrakea kanan-kiri,
subaortik, subcarina, posterior aorta setinggi V. Thoraxal 7.
 Tampak multipel penebalan pleura noduler bentuk oval,
batas tegas, tepi reguler (uk AP 2,1 x CC 2,65 x LL 2,8 cm)
yang menempel pada apeks hemithorax kiri dan dinding
posterior cavum thorax kiri setinggi dengan corpus VTh 9
pasca injeksi kontras tampak slight hiperdens.
 Paru kanan : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak
massa, nodul maupun infiltrat, collaps segmen 6 dan 10.
 Paru kiri : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak
massa, nodul, tampak infiltrat pada segmen 4 paru kiri.
 Tampak efusi pleura kanan
KESAN

 Massa padat pada atrium kanan bentuk relatif bulat,


batas tegas, tepi sebagian irregular (uk AP 4,29 x CC
4,21 x LL 4,29 cm), meluas sampai ke v. Cava
superior sepanjang 5,4 cm yang menyebabkan
obliterasi total  dd/ trombus myxoma
 Massa padat pada mediastinum anterior kiri tampak
lesi isodens bentuk lobulated batas tegas, tepi
irregular (uk AP 4,9 x LL 4,1 x CC 7 cm) sebagian
tampak menempel dengan batas kiri jantung  dd/
tumor mediastinum
 Massa isodens pada mediastinum superior kiri (uk AP 3,2 x
LL 3,1 x CC 5 cm) disertai multiple lymfadenopaty
berkonglomerasi pada higest mediastinum, upper lower
paratrakea kanan-kiri, subaortik, subcarina, posterior aorta
setinggi V. Thoraxal 7 (uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm) 
limfoma dd/ limfadenopati metastasis
 Multipel penebalan pleura noduler bentuk oval, batas tegas,
tepi reguler (uk AP 2,1 x CC 2,65 x LL 2,8 cm) yang menempel
pada apeks hemithorax kiri dan dinding posterior cavum
thorax kiri setinggi dengan corpus VTh 9.
 Infiltrat pada segmen 4 paru kiri
 Efusi pleura kanan disertai collaps paru kanan segmen 6 dan
10
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai