Ahmad Iffa M
Pendahuluan
• Jantung
• Pembuluh darah arteri
• Pembuluh darah vena
Isi • Trakea
mediastinum • Kelenjar timus
• Saraf
• Kelenjar getah bening
• Jaringan ikat
1. Mediastinum superior
Mediastinum 2. Mediastinum anterior
dibagi 3.Mediastinum posterior
4. Mediastinum medial
Diagnosis Banding
berdasarkan lokasi tumor
Chest radiograph.
Disfagia esofagus
Myasthenic symptoms
easy fatigability, drooping eyelid,
double vision, dysarthria
Constitutional symptoms
of malignancy
Klasifikasi timoma
Timoma jinak
Timoma ganas
KLASIFIKASI TIMOMA MENURUT
MULLER HERMELINK
STAGING BERDASARKAN SISTEM
MASAOKA
T factor
T1 Makroskopis berkapsul, tidak tampak invasi ke kapsul secara
mikroskopis
T2 Invasi secara makroskopis ke jaringan lemak sekitar pleura
mediastinum atau invasi ke kapsul secara mikroskopis
T3 Invasi secara makroskopis ke organ sekitarnya
T4 Penyebaran ke pleura atau perikard
STAGING BERDASARKAN SISTEM
MASAOKA
N factor
N0 Tidak ada pembesaran limfonodi
N1 Pembesaran kelenjar limfe di mediastinum anterior
N2 Pembesaran kelenjar limfe intrathorakal kecuali kelenjar limfe
mediastinum anterior
N3 Pembesaran kelenjar limfe ekstrathorakal
M factor
M0 Tidak ada metastasis
M1 Metastasis
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat
bergantung pada sifat tumor, jinak atau ganas
Tipe II. Obstruksi di atas azygos arch aliran darah balik ke vena torasis,
vertebra dan perifer
Tipe III. Obstruksi di bawah azygos arch menyebabkan aliran darah balik
melalui azygos arch ke vena kava inferior
Tipe IV. Obstruksi pada azygos arch dengan multipel kolateral perifer
sedangkan vena azigos tidak terlihat
• Sesak nafas
• Cefalgia
• Dyspneu d’effort
• Paroxymal nocturnal dyspneu
• Ortopneu
• Nyeri dada
• Batuk
• Oedem palpebra superior
• Oedem wajah
• Oedem leher
• JVP 5+4 cmH2O
• Paru: Kesan effusi pada lapang paru kanan
• Jantung: kesan sulit dinilai
Terapi untuk
seminoma
Limfoma Limfoma
Hodgkin Non Hodgkin
Limfoma Hodgkin
• mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada
diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan
Stadium 2 satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma
• mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula
disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra
Stadium 3 limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.
• tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan
sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Stadium 4
Limfoma Non Hodgkin
• mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada
diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan
Stadium 2 satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma
• mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula
disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra
Stadium 3 limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.
• tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan
sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Stadium 4
Diagnosis
Anamnesis
• Tanpa gejala
>> • Terdeteksi saat pemeriksaan Ro
toraks rutin
Rontgen toraks
->Lokasi tumor -> anterior, medial atau posterior
->Tumor besar -> sulit
Pemeriksaan Penunjang
Tomografi
jarang dilakukan
CT scan toraks dgn kontras
lokasi tumor -> perkiraan jenis
Menentukan stage ->invasi sekitar +/-
Guiding -> sampel sitologi
Untuk menentukan luas radiasi
Pemeriksaan Penunjang
Angiografi
Mendeteksi aneurisma aorta
Pemeriksaan Penunjang
Ekokardiografi
deteksi pulsasi pada tumor yang diduga aneurisma
aorta
Oesofagografi
penekan atau invasi pada oesofagus
Pemeriksaan Penunjang
Prosedur endoskopi
Bronkoskopi
->indikasi operasi
->penekanan / pendorongan
->invasi ke saluran napas +/-
->membedakan tumor paru dgn tumor
mediastinum
Pemeriksaan Penunjang
Torakoskopi
diagnostik
Prosedur Patologi
Anatomi
Sampel
Pemeriksaan
Histologi
Pemeriksaan Lain
EMG -> timoma / tumor lain
-> miastenia gravis / myesthenic reaction
Diagnosis Banding berdasarkan lokasi
tumor
Anterior mediastinum: “four Ts”— Thymoma, Thyroid
tumor, Terrible lymphoma, teratoma
NON SEMINOMA
Penatalaksanaan Tumor Sel Germinal
TUMOR SARAF
Interpretasi :
Cor letak baik. Tampak lesi hipodens pada atrium kanan
bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi sebagian irregular (uk
AP 4,29 x CC 4,21 x LL 4,29 cm), meluas sampai ke v. Cava
superior sepanjang 5,4 cm yang menyebabkan obliterasi total.
Pasca contras tampak enhancement inhomogen.
Pada mediastinum anterior kiri tampak lesi isodens bentuk
lobulated batas tegas, tepi irregular (uk AP 4,9 x LL 4,1 x CC 7
cm) sebagian tampak menempel dengan batas kiri jantung.
Pasca injeksi kontras tampak enhancement inhomogen.
Tampak lesi isodens, bentuk relatif bulat, batas sebagian
tegas, tepi sebagian regular, pada mediastinum superior kiri
(uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm)
Tampak multiple lymfadenopaty berkonglomerasi pada
highest mediastinum, upper lower paratrakea kanan-kiri,
subaortik, subcarina, posterior aorta setinggi V. Thoraxal 7.
Tampak multipel penebalan pleura noduler bentuk oval,
batas tegas, tepi reguler (uk AP 2,1 x CC 2,65 x LL 2,8 cm)
yang menempel pada apeks hemithorax kiri dan dinding
posterior cavum thorax kiri setinggi dengan corpus VTh 9
pasca injeksi kontras tampak slight hiperdens.
Paru kanan : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak
massa, nodul maupun infiltrat, collaps segmen 6 dan 10.
Paru kiri : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak
massa, nodul, tampak infiltrat pada segmen 4 paru kiri.
Tampak efusi pleura kanan
KESAN