DISUSUN OLEH:
WITA APRIANI 12100115100
PRESEPTOR :
DYANA EKA HADIATI, DR., SP.RAD
Mediastinum Anterior
Mediastinum anterior, dari
dinding belakang sternum
sampai dinding depan
perikardium. Dalam
mediastinum anterior terdapat
jaringan ikat jarang, lemak,
pembuluh limfe, beberapa
kelenjar limfe dan cabang
pembuluh thoracica interna
Mediastinum Posterior Mediastinum posterior, dari
dinding belakang perikardium
sampai dinding depan corpus
vertebrae torakalis.
Mediastinum posterior berisi
pars thoracica aortae, ductus
thoracicus, nodi lymphatici
mediastinales posteriors, v.
azygos, oesophagus, plexus
oesophagealis, kedua truncus
sympathicus torakal dan nn.
Splanchnici thoracici
Tumor mediastinum
belum diketahui secara pasti namun diduga berbagai faktor predisposisi yang kompleks
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat maupun timbul
dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk menimbulkan manifestasi klinik.
semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi
pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-
protein reaktif secara berlebihan dapat meningkatkan sel-sel kanker terhadap jaringan sekitarnya
Kanker yang memiliki ikatan yang longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker
lebih mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui
kelenjar dan pembuluh darah.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik menyebabkan penekanan
(direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang
menimbulkan penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan
produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah
kanker meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder: infeksi saluran nafas seperti pneumonia,
tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang
menonjol.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM DIDASARKAN ATAS ORGAN/JARINGAN ASAL TUMOR
ATAU JENIS HISTOLOGISNYA, SEPERTI DIKEMUKAKAN OLEH ROSENBERG. 8
tidak memberi gejala dan terdeteksi pada saat dilakukan foto toraks.
tumor jinak: timbul bila terjadi peningkatan ukuran tumor yang menyebabkan
terjadinya penekanan struktur mediastinum
tumor ganas dapat menimbulkan gejala akibat invasi ke struktur mediastinum.
batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada
trakea dan/atau bronkus utama.
disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus
sindrom vena kava superior (SVKS) lebih sering terjadi pada tumor
mediastinum yang ganas dibandingkan dengan tumor jinak.
suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis
diafragma timbul apabila penekanan nervus frenikus
nyeri dinding dada muncul pada tumor neurogenik atau pada penekanan
sistem syaraf.
Lebih dari 60% lesi pada dewasa ditemukan pada rongga
anterior-superior mediastinum, sedangkan pada anak-anak 60%
lesi ditemukan di posterior mediastinum
Pada 75% dewasa dan 50% anak-anak massa yang terjadi adalah
jinak
Massa ganas yang paling umum terjadi di rongga anterior
superior adalah timoma, penyakit hodgkin, limfoma non hodgkin
dan tumor germ cell.
Neurinoma adalah tumor yang paling sering terjadi di rongga
posterior dan mudah dikenal dari bentuknya yang klasik seperti
dumbbell-shaped contour.
Pemeriksaan penunjang:
Dari foto toraks PA/ lateral sudah dapat ditentukan lokasi tumor,
anterior, medial atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran
tumor yang besar sulit ditentukan lokasi yang pasti. Adanya
struktur berupa lesi kistik, kalsifikasi, lemak dan vaskuler dapat
dinilai dengan lebih akurat dibandingkan film polos.
Tumor mediastinum anterior (tiga T-tiroid, timus, teratodermoid)
Tiroid retrosternal: massa berbatas tegas dan mungkin berlobul.
Perluasan ke mediastinum terjadi dalam berbagai derajat hingga
mencapai karina
Tumor timus: tumor ini dapat bersifat jinak atau ganas dan sering
disebabkan oleh miastenia gravis
Teratodermoid: tumor ini biasanya jinak namun berpotensi
menjadi ganas. Biasanya dapat terlihat lemak, kalsifikasi di
bagian tepi, fragmen tulang dan gigi
Timoma (Tumor Mediastinum Anterior
Teratoma (Tumor Mediastinum Kista bronkogenik (Tumor
Anterior) Mediastinum Superior)
Kista perikardium (Tumor Mediastinum Medius)
Limfadenopati: limfoma, metastasis,
sarkoid atau tuberkulosis
Neurofibroma (Tumor Mediastinum Posterior)
Tumor neurogenik yang berkembang
dari saraf interkostal dan rantai
simpatis. Neurofibroma (tumor yang
dibungkus saraf). Ganglioneuroma
(tumor sel saraf simpatis).
Tomografi: menentukan lokasi tumor, mendeteksi klasifikasi pada
lesi, yang sering ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid dan
kadang-kadang timoma. jarang digunakan
CT-Scan toraks dengan kontras: kelainan tumor, menentukan
perkiraan jenis tumor, misalnya teratoma dan timoma. CT-Scan
juga dapat menentukan stage timoma dengan cara mencari
apakah telah terjadi invasi atau belum, pengambilan bahan
untuk pemeriksaan sitologi, menentukan luas radiasi beberapa
jenis tumor mediastinum sebaiknya dilakukan CT-Scan toraks dan
CTScan abdomen.
Flouroskopi: untuk melihat kemungkinan aneurisma aorta.
Ekokardiografi: mendeteksi pulsasi pada tumor yang diduga
aneurisma.
Angiografi: mendeteksi aneurisma dibandingkan flouroskopi dan
ekokardiogram
Esofagografi: dianjurkan bila ada dugaan invasi atau penekanan
ke esofagus
USG, MRI dan Kedokteran Nuklir: jarang dilakukan, dilakukan
untuk beberapa kasus tumor mediastinum.
TERIMA KASIH