Anda di halaman 1dari 7

Psikofarmaka: Obat-obat yang memiliki efek utama terhadap proses mental di

susunan saraf pusat, seperti proses pikir, perasaan, dan fungsi motorik atau perilaku.
 Anti psikotik
 Anti ansietas
 Anti depresan
 Anti manik
Anti psikotik:
 Fenotiazin: low potency, anti psikotik tipikal , cara kejanya dopamin reseptor
antagonis
 Non fenotiazin : high potensi, antipsikotik atipikal, cara kerjanya serotonin
dopamin reseptor antagonis

Haloperidol merupakan Obat anti psikosis dengan potensi tinggi, memiliki afek
sedasi rendah dan memberikan efek extrapiramidal yang besar. Sebagai dopamin
receptor antagonis yang meblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron
diotak khususnya disitem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

Indikasi:

- Kecemasan yang parah


- Gangguan tingkah laku yang parah
- Kegugupan
- Gangguan emosional dan mental
- Mual dan muntah
- Skizofrenia

Kontraindikasi

pasien dengan keadaan depresi berat, lesi ganglia basal dan sindrom Parkinson,
Tidak boleh digunakan pada pasien yang hipersensitif dengan terhadap obat ini, ibu
menyusui dan pasien dengan penyakit jantung atau hati yang berat.

Sediaan Obat:

1
 Tablet: 1,5 mg, 2 mg, 5 mg
 Larutan injeksi sebagai laktat
 Injeksi sebagai dekanoat, 50mg/ml, 1ml
a. Dosis
1. Anak-anak (3-6 tahun)
Oral:
- Awal: 0,05 mg/kgBB/hari atau 0,25-0,5 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis;
peningkatan 0,25- 0,5 mg setiap 5-7 hari maksimum 0,15 mg/kgBB/hari.
- Agitasi/hiperkinesia: 0,01-0,003 mg/kgBB/hari, sehari satu atau dua kali
- Gangguan nonpsikosis: 0,05-0,075 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis
- Gangguan psikosis: 0,05-15 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis.
2. Anak-anak (6-12 tahun)
Gangguan psikosis/sedasi: IM sebagai laktat: 1-3 mg/dosis setiap 4-8 jam
ditingkatkan sampai maksimum 0,15 mg/kg/hari; ubah ke terapi oral sesegera
mungkin.
3. Dewasa
- Psikosis :
Oral : 0,5-5 mg, sehari 2-3 kali, maksimum lazimnya 30 mg/hari.
I.m. sebagai laktat : 2-5 mg setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan;
Sebagai dekanoat : awal 10-20 x dosis harian oral, diberikan dengan interval 4
minggu.
- Dosis pemeliharaan : 10-15 kali dosis awal oral, digunakan untuk menstabilkan
gejala psikiatri.
4. Orang tua
- Awal 0,25-0,5 mg oral sehari 1-2 kali, tingkatkan dosis 0,25-0,5 mg/hari setiap
interval 4-7 hari. Naikkan interval pemberian sehari 2 kali, sehari 3 kali dan
seterusnya bila diperlukan untuk mengontrol efek samping.

b. Efek Samping

2
Haloperidol memiliki dua efek samping berdasarkan akut dan kronis.
1. EFEK SAMPING AKUT HALOPERIDOL DAN PENATALAKSANAANNYA
• Extra-Pyramidal Syndrome (EPS):
 Parkinsonisme:
Akibat blokade dopamin diganglia basalis.
Gejala: Gelisah (akathisia), Sindrom Parkinson : tremor, bradikinesia,
rigiditas.
Gejala sering terjadi 5-30 hari pertama pengobatan
 Distonia akut:
Spasme otot yang menetap atau intermiten.
Biasanya tiba- tiba, sekitar 10% distonia terjadi pada jam-jam pertama terapi
dan 90% terjadi dalam 3 hari pertama terapi.
Gejala yang paling sering muncul: spasme pada sebelah atau kedua mata
sehingga mata mendelik keatas.
 Akatisia:
Pasien tidak mampu duduk diam, jalan ditempat, pasien merasa gelisah,
pasien selalu ingin bergerak atau jalan.
Terlihat pada hari kedua atau ketiga penggunaan antipsikotik, tersering pada
hari kelima.

Penatalaksanaan:

Bila terjadi efek samping sindrom ekstrapiramidal dilakukan penurunan dosis obat
dan jika tidak dapat ditanggulangi diberikan antikolinergik seperti triheksilfenidil
dengan dosis 2-4 kali 2 mg/hari, jika tidak berhasil diberikan antipsikotik lain
seperti chlorpromazine

2. EFEK SAMPING KRONIS HALOPERIDOL DAN PENATALAKSANAANYA


 Tardive dyskinesia:
Sering terjadi setelah terapi jangka panjang dengan APG 1. gerakan otot
yang sifatnya involunter pada lidah, wajah, mulut, dan anggota gerak
dimana waktu tidur gejala tersebut menghilang.

3
 Penanggulangannya: Mempertahankan pemberian dosis terendah atau
dengan penggantian haloperidol dengan obat anti-psikosis yang tanpa efek
samping EPS, contoh : clozapine 50-100 mg/hari

Chlorpromazine
Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Prinsip
efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan mempunyai efek sedatif dan
antiemetik. Chlorpromazine bekerja di susunan saraf pusat, terutama pada tingkat
subkortikal dengan memblokade dopamine (D2) pada reseptor pasca sinaptik
neuron. Chlorpromazine juga mempunya efek anti histamin, anti-adrenergik, dan
anti-serotonin..
a. Indikasi
Psikosis, neurosis, gangguan susunan saraf pusat yang membutuhkan
sedasi, premedikasi anestesi, mengontrol hipotensi, anitemetik, skizofrenia,
sindroma paranoid dan keadaan mania akut.
b. Kontraindikasi
Kelainan fungsi hati, koma, pasien dengan pemakaian obat penekan susunan saraf
pusat, dan depresi sum-sum tulang.
c. Sediaan obat
- Tablet 100 mg
- Ampul 50 mg/2 ml
d. Dosis
- Psikotik: 200-800 mg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam
- Anti-emetik: 100-200 mg/hr
- Anak-anak: sehari 2-4 mg/kg berat badan dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam.
e. Efek samping
- Klorpromazin HCl dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal serupa dengan yang
terlihat pada Parkinsonisme
- hipotermia, takikardia atau mulut dan tenggorokan kering,mengantuk, konstipasi
dan retensi urin.

4
EFEK SAMPING OBAT NEUROLEPTIK
EFEK GAMBARAN PENGOBATAN
KLINIS
Distonia akut Spasme otot lidah, wajah, leher, obat anti Parkinson
punggung

Akatisia Ketidak-tenangan, motorik, bukan Kurangi dosis atau ganti obat; obat anti
ansietas atau agitasi Parkinson,

Parkinsonisme Bradikinesia, rigiditas, macam- trihexyphenidyl (artane) 3-4 x 2


macam tremor mg/hari, jika sudah terkendali, lakukan
tapering-off. Dapat juga diberikan
Sulfas atropin (im) 0,5-0,75 mg.

Sindroma Katatonik, stupor, demam, Hentikan neuroleptik segera;


malignan tekanan darah tidak stabil, dantrolene 0,8-2,5 mg/kgBB/Hari IV
dengan dosis maksimal 10 mg/hari.
Bila dapat konsumsi per oral maka
diberikan dantrolen 100-200 mg/hari.
Bromokriptin 20-30 mg/hari dibagi
dalam 4 dosis. Atau diganti dengan
golongan atipikal khususnya clozapin

Tremor Tremor Obat antiparkinson

Tardive Diskinesia mulut-wajah; distonia Penurunan dosis antipsikotika atau


Diskinesia mengganti dengan clozapine

Carbamazepine
Carbamazepine sebagai antiepilepsi perbaikan kewaspadaan dan perasaan,
sehingga dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti
epilepsi,mania/bipolar, skizfrenia, gangguan skizoafektif dan gangguan depresif.
Carbamazepine bekerja dengan menstabilisasi kanal sodium pada neuron sehingga
kurang dapat terksitasi. Carbamazepine juga mempotensiansi reseptor GABA pada
subunit α1, β2, γ2.

5
 Indikasi:
Epilepsi lobus temporalis, epilepsi psikomotor, kejang tonik-klonik (Grand mal)
terutama pada anak, neuralgia trigeminal, neuralgia glosofaringeal, polidipsia dan
poliuria neurohormonal.
 Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap carbamazepine atau senyawa listrik.
 Sediaan obat
Tablet: 200 mg (setiap tablet mengandung carbamazepine 200 mg)
a. Dosis
- Anak (1-6 tahun): ½-1 tablet 2x1
- Anak (6-12 tahun): 1-2 tabler 2x1
- Dewasa:
Awal: 2x1 tablet (200 mg), kemudian ditingkatkan secara bertahap maksimum 6
tablet sehari dalam dosis terbagi setelah makan.
Penunjang: 4-6 tablet untuk epilepsi dan 3-4 tablet untuk neuralgia trigeminal.
b. Efek samping
pusing, vertigo, ataksia, dan penglihatan kabur, reaksi-reaksi hematologic,
hepatic, dermatologic dan cardiovasculer, yang memerlukan penyetopan
pengobatan. Jika perawatan yang lain dengan carbamazepina harus dihentikan
maka dialihkan ,kepada obat antiepileptik harus di bawah perlindungan diazepam.

Alprazolam
Alprazolam merupakan obat anti cemas. Alprazolam memiliki sifat yang
sama dengan golongan benzodiazepine lainnya, yaitu berikatan pada reseptor
GABA. Beberapa efek dari Alprazolam adalah anti cemas, hipnotik (membuat
ngantuk), pelemas otot rangka, anti kejang, dan memiliki efek amnestik
(kemampuan membuat orang lupa terhadap sesuatu).
A. SEDIAAN
- Tablet: 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, dan 2 mg.
- Sirup: dosis 0,5 mg / 5 mL.

6
B. INDIKASI
gangguan panik, gangguan cemas , gangguan cemas social. Alprazolam juga
digunakan untuk mengurangi mual pada pasien yang menjalani kemoterapi,
Alprazolam juga dapat digunakan pada pasien depresi sebagai terapi kombinasi,
pasien dengan gangguan sulit tidur.
C. KONTRAINDIKASI
Alprazolam pada wanita hamil dapat memicu terjadinya gangguan congenital
atau kecacatan pada bayi dan ibu menyusui, Alprazolam juga dikontraindikasikan
pada anak-anak dan orang dengan ketergantungan alkohol, penggunaan pada orang
tua harus dengan hati-hati dan dosis disesuaikan.
D. EFEK SAMPING
perubahan libido, mulut kering, gangguan keseimbangan, retensi buang air
kecil, amnesia, mengantuk, ataupun pusing serta nyeri kepala.

Dosis dan Cara Pemakaian :


 Untuk keadaan ansietas dosis diberikan mulai dari 0.25-0,5 mg 3 kali sehari
maksimal 4 mg sehari dalam dosis terbagi
 Untuk keadaan gangguan panik dosis diberikan mulai 0.5 mg – 1 0 mg diberikan
saat menjelang tidur atau 0.5 mg sehari 3 kali
 Untuk pasien lanjut usia dan gangguan fungsi berat dosis diberikan mulai 0,25mg
2-3 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai