Anda di halaman 1dari 45

OBSTRUKSI NASI

Obstruksi hidung adalah penyumbatan pada


bagian hidung yang disebabkan lapisan
membran hidung menjadi bengkak karena
proses inflamasi pada hidung.
Hal ini juga dikenal sebagai hidung
tersumbat.

ANATOMI HIDUNG

PENYEBAB:
1.
2.
3.
4.
5.

Kelainan bawaan
koane)
Proses Radang
akut, rinitis alergi)
Kelainan anatomis
septum nasi)
Massa dalam rongga hidung
Polip, tumor)
Benda Asing

(contoh: atresia
(contoh: rinitis
(contoh: Deviasi
(contoh:

AKIBAT PADA MATA


Hidung buntu (edem)ductus nasolakrimalis
terganggu penyaluran air mata terganggu
akumulasi air mata epifora

AKIBAT PADA HIDUNG DAN


SINUS PARANASAL
Gangguan resonansi suara :
1. Rinolaila klausa
2. Rinolalia aperta
. Gangguan pembauan (anosmia)

AKIBAT PADA MULUT


Hidung buntu bernafas melalui mulut
ludah menguap untuk membasahi udara
pernafasan feto eks ore

AKIBAT PADA TELINGA

Muara tuba eustachius buntu gangguan


drainase dan ventilasi telinga tengah oklusi
tubainfeksi otitis media

POLIP NASI
Massa lunak yang banyak mengandung cairan
didalam rongga hidung warna putih keabu
abuan yag terjadi karena inflamasi mukosa
(UI, 2014)

ETIOLOGI

Peradangan kronik berulang pada mukosa


hidung dan sinus

GEJALA

Hidung tersumbat, progresif


Hiposmia, anosmia,
Post nasal drip, suara bindeng,nyeri muka

DIAGNOSIS

Buntu hidung unilateral atau bilateral parsial


atau total
RA : benjolan warna putih keabu-abuan
multipel atau soliter
RP : kadang dapat terlihat polip koanal

TERAPI
Ada 3 macam terapi polip hidung, yaitu :
1. Medikamentosa : kortikosteroid, antibiotik &
anti alergi.
2. Operasi : polipektomi & etmoidektomi.
3. Kombinasi : medikamentosa & operasi.

KOMPLIKASI

Sinusitis paranasal
Otitis media

DEVIASI SEPTUM

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana


terjadi peralihan posisi dari septum nasi dari
letaknya yang berada di garis medial tubuh

KLASIFIKASI

Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu


aliran udara.
Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu
aliran udara, namun masih belum menunjukkan gejala
klinis yang bermakna.
Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal
dan turbinasi tengah).
Tipe IV, S septum (posterior ke sisi lain, dan anterior
ke sisi lainnya).
Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum,
sementara di sisi lain masih normal.
Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudalventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri.
Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe
VI.

KLASIFIKASI

ETIOLOGI
trauma langsung.
Birth Moulding Theory (posisi yag abnormal
ketika dalam rahim),
kelainan kongenital,
trauma sesudah lahir,

DIAGNOSIS

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat


melalui inspeksi langsung pada hidungnya
namun terkadang diperlukan juga
pemeriksaan radiologi untuk memastikan
diagnosisnya

TERAPI

Analgesik. Digunakan untuk mengurangi rasa


sakit.
Dekongestan, digunakan untuk mengurangi
sekresi cairan hidung.

HEMATOMA SEPTUM

Sebagai akibat dari trauma, pembuluh darah


submukosa akan pecah dan darah akan
berkumpul diantara perikondrium dan tulang
rawan septum dan membentuk hematoma
pada septum

GEJALA KLINIS
Gejala yg menonjol:
Sumbatan hidung
Rasa nyeri

TERAPI

Drainase yang segera dilakukan dapat


mencegah terjadinya nekrosis tulang rawan
Antibiotika diberikan untuk mencegah
infeksi sekunder.

KOMPLIKASI

Abses septum
Deformitas hidung luar atau saddle nose

ABSES SEPTUM

Gejala :
Hidung tersumbat progresif disertai dengan
rasa nyeri berat, terutama di puncak hidung
Keluhan demam dan sakit kepala.

TERAPI

Terapinya dilakukan insisi dan drainase nanah


serta diberikan antibiotika dosis tinggi.
Untuk nyeri dan demamnya diberikan
analgetika.

KOMPLIKASI

Destruksi tulang rawan septum yang dapat


menyebabkan perforasi septum atau hidung

RHINITIS ALERGI

Inflamasi membran mukosa hidung yang


disebabkan oleh alergen yg terhirupreaksi
hipersensitivitas

PATOFIS
ALERGEN infiltrasi sel inflamasi ke mukosa
hidung release sitokinmerangsang
produksi IgEpelepasan mediator rasa
gatal

CARA MASUK ALERGEN

Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan


udara pernapasan, misalnya debu rumah
Alergen ingestan, yang masuk ke saluran
cerna, berupa makanan
Alergen injektan, yang masuk melalui
suntikan atau tusukan, misalnya penisilin dan
sengatan lebah.
Alergen kontaktan, yang masuk melalui
kontak kulit atau jaringan mukosa, misalnya
bahan kosametik

GEJALA
Rinore

(cairan hidung

yang bening dan

encer)
Bersin berulangkali
Hidung tersumbat baik menetep/hilang
timbul
Gatal pada daerah
telinga,hidung,tenggorokan
Mata gatal, merah berair
Batuk kronik

DIAGNOSIS
Anamnesis
Alergi terhadap bahan tertentu
Alergi di organ tubuh lain

Pmx Fisik :
Rinoskopi anterioredem konka,sekret encer
dan bening, mukosa pucat dan edem

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab: eosinofil pada sekret hidung dan darah


Tes alergi

TATALAKSANA

Cara menghindari alergen


Anti histamin

KOMPLIKASI

Polip Hidung
Otitis media
Sinusitis paranasal.

RHINITIS VASOMOTOR

Rinitis vasomotor adalah gangguan pada


mukosa hidung yang ditandai dengan adanya
edema yang persisten dan hipersekresi
kelenjar pada mukosa hidung apabila
terpapar oleh iritan spesifik.

ETIOLOGI

Akibat gangguan keseimbangan sistem saraf


otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu.

GEJALA

Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila


dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak
terdapat rasa gatal di hidung dan mata.
Gejala dapat memburuk pada pagi hari
waktu bangun tidur oleh karena adanya
perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab,
dan juga oleh karena asap rokok dan
sebagainya
Ingus yang jatuh ke tenggorok ( post nasal
drip).

DIAGNOSIS

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior: edema


mukosa hidung, konka hipertrofi dan
berwarna merah gelap atau merah tua,
tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat.
Permukaan konka dapat licin atau berbenjol.
Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid.
Pada rinoskopi posterior dapat dijumpai post
nasal drip.

TATALAKSANA
1. Menghindari penyebab / pencetus
2. Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :
Dekongestan atau obat simpatomimetik
digunakan untuk mengurangi keluhan hidung
tersumbat. Contohnya : Pseudoephedrine
Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan
hidung tersumbat, rinore dan bersin-bersin
dengan menekan respon inflamasi lokal yang
disebabkan oleh mediator vasoaktif.
Budesonide, Fluticasone

Anti kolinergik juga efektif pada pasien


dengan rinore sebagai keluhan utamanya.
Contoh : Ipratropium bromide ( nasal spray )
Terapi operatif ( dilakukan bila pengobatan
konservatif gagal )

KOMPLIKASI

1.Sinusitis
2. Eritema pada hidung sebelah luar
3. Pembengkakan wajah

Anda mungkin juga menyukai