KELOMPOK 13
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui Landasan Hukum penanganan
PAK.
2. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui factor-faktor penyebab Early
Chronic Encephalopathy.
3. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui perbedaan dari PAK/PAHK.
4. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui hubungan keluhan pasien
dengan pekerjaannya.
5. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui cara pengendalian akibat kerja
dengan surveilans medis dan Health Risk Assesment.
6. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui penerapan konsep dasar
pencegahan diagnosis dan pengendalian.
7. Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk mendiagnosa penyebab pusing.
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
1) Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja berdasarkan surat
keterangan dokter berhak atas manfaat JKK meskipun hubungan kerja telah
berakhir.
2) Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan apabila
Penyakit Akibat Kerja timbul dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak hubungan kerja berakhir.
3) Penyakit Akibat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis
penyakit :
a. Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
b. Berdasarkan sistem target organ;
c. Kanker akibat kerja; dan
d. Spesifik lainnya.
Pasal 5
1) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pemberi keda, fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayan
kesehatan Penyakit Akibat Kerja, instansi daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan, dan instansi pusat dan
instansi daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Penilaian Pajanan
Proses penilaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan
kuantitatif terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di
tempat dan pekerjaan tertentu dengan jenis pajanan risiko kesehatan yang
Kelompok itu dikenal juga dengan similar exposure group (kelompok
pekerja dengan pajanan yang sama). Penilaian pajanan harus memenuhi
tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak hanya mengukur konsentrasi
atau intensitas pajanan, tetapi juga faktor lain. pemantauan konsentrasi
dan intensitas secara kuantitatif saja tidak cukup, karena pengaruhnya
terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor lain itu. Faktor tersebut perlu
dipertimbangkan untuk menilai potensial faktor risiko (bahaya'hazards)
yang dapat menjadi nyata dalam situasi tertentu.3 Risiko adalah
probabilitas suatu bahaya menjadi nyata, yang ditentukan oleh frekuensi
dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan
untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Temasuk yang perlu
diperhatikan juga adalah perilaku bekerja, hygiene perorangan, serta
kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan
kesehatan.
Karakterisasi Risiko
Karakterisasi adalah Tujuan mengevaluasi besaran (magnitude) risiko
kesehatan pada pekerja. Dalam hal ini adalah perpaduan keparahan
gangguan kesehatan yang mungkin timbul termasuk daya langkah
toksisitas bila ada efek toksik, dengan kemungkinan gangguan kesehatan
atau efek toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya
potensial. Karakterisasi risiko dimulai dengan mengintegrasikan
informasi tentang bahaya yang teridentifikasi (efek gangguan'toksisitas
spesifik) dengan perkiraan atau pengukuran intensitas/konsentrasi pajanan
bahaya dan status kesehatan pekerja.
B. Surveillans Medis
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
1) menetapkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
penempatan pekerja
2) mengidentifikasi kondisi kesehatan yang mungkin diperburuk
kerentananan calon pekerja terhadap bahaya kesehatan tertentu yang
memerlukan eksklusi pada individu dengan pajanan tertentu. Oleh
pajanan bahaya kesehatan,
3) menetapkan data dasar (baseline data) evaluasi sebelum pekerja
ditempatkan atau melaksanakan pekerjaannya. Data dasar ini berguna
sebagai pertimbangan kelak adanya gangguan kesehatan dan adanya
kaitan denganpajanan bahaya kesehatan di tempat kerja.
Pemeriksaan kesehatan
Pembinaan dan pengawasan, penyesuaian pekerja terhadap tenaga kerja
Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja, sanitasi, perlengkapan
kesehatan tenaga kerja
Pengobatan penyakit umum maupun PAK РЗК
Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja, promosi kesehatan
Rehabilitasi kecelakaan kerja
Pelaporan secara berkala
A. Diagnosis
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Untuk dapat mendiagnosis Penyakit
Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya
secara tepat.Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang
dapat digunakan sebagai pedoman:
Menentukan diagnosis klinis
B. Pencegahan
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
LAMPIRAN SUMBER
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5