Anda di halaman 1dari 36

PENYAKIT AKIBAT

08/06/21
KERJA
Lily Kusumasita Burkon

1
CAPAIAN PEMBELAJARAN

08/06/21
 Mampu menjelaskan pengertian penyakit akibat kerja dan
upaya kesehatan kerja
 Mampu menjelaskan langkah-langkah penyusunan diagnosis
penyakit akibat kerja, penyakit yang diperberat oleh
pekerjaan, penatalaksanaan dan pencegahannya
 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pencegahan penyakit
akibat kerja dan jenis pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Mampu menjelaskan surveilans penyakit akibat kerja dan
peranan dokter perusahaan dalam kesehatan kerja

2
DEFINISI

 Definisi dari Penyakit Akibat Kerja secara mendasar dapat dibagi


menurut beberapa versi.

08/06/21
 Versi pertama menurut Perdoki, yang mengacu ke ILO dan WHO serta
ACOEM.
 Versi kedua adalah sesuai Keputusan Presiden RI no 22 tahun 1993
serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no 333 tahun
1989.
 Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan
Kerja
 Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat
Kerja
 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
3
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
PELAYANAN K3 DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
(PAK)

 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang


Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no
333 tahun 1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja
 Keputusan Presiden RI no 22 tahun 1993 tentang
Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
MENURUT PERDOKI , YANG DITUANGKAN DALAM BUKU KONSENSUS DIAGNOSIS
OKUPASI TAHUN 2011, YANG JUGA BERDASARKAN DARI DEFINISI
INTERNATIONAL LABOR ORGANIZATION (ILO) & WORLD HEALTH ORGANIZATION
(WHO) SERTA AMERICAN COLLEGE OF OCCUPATIONAL AND ENVIRONTMENTAL
MEDICINE (ACOEM):

 1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases) adalah penyakit yg

08/06/21
mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat dg pekerjaan yg sebab utama
terdiri dari satu agen penyebab yg sudah diakui (evidance based ada)
 Penyakit Yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Realted Disease)
Adalah penyakit yg mempunyai bbrp agen penyebab, dimana faktor pekerjaan
memegang peranan penting bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit Untuk Penyakit Akibat Kerja ataupun Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dalam penggolongannya dijadikan satu menjadi
Penyakit akibat Kerja
 2. Penyakit diperberat oleh pekerjaan atau Penyakit yang mengenai Populasi
Pekerja (Disease affecting working population), adalah penyakit yang terjadi
pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun
dapat diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
 3. Penyakit bukan Penyakit akibat kerja Umumnya termasuk penyakit umum
(yang ada pada masyarakat umum) dan pajanan tidak menyebabkan terjadinya
penyakit akibat kerja

5
WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO)

08/06/21
 Membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan,
misalnya Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah
pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab
di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis
khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi
yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.
6
KEPPRES RI NO. 22 TAHUN 1993

08/06/21
 Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan
pekerjaan atau lingkungan kerja.
 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja ada 31 penyakit.

 Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik,


kimia, biologi, ergonomi ataupun psikologi di tempat kerja.

7
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KEJRA
DAN TRANSMIGRASI NO 333/1989

08/06/21
 Penyakit Akibat Kerja ditemukan/didiagnosa saat
pemeriksaan kesehatan berkala, ditetapkan oleh dokter ,
dengan dasar pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kondisi lingkungan kerja.

8
PRINSIP PAK

08/06/21
1. Hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit
2. Frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih
tinggi daripada pada masyarakat
3. Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

9
FAKTOR PENYEBAB

 Golongan fisika : suhu ekstrem (panas/dingin), bising, pencahayaan,

08/06/21
vibrasi, radiasi pengion dan non pengion dan tekanan udara yang sangat
tinggi.
 Golongan kimia : bahan kimia dalam bentuk debu, uap, uap logam, gas,
larutan, awan, kabut, partikel nano dan lainnya. Ada kurang lebih 100.000
bahan kimia yang sudah digunakan dalam proses industri, namun dalam
daftar penyakit ILO, baru dapat diidentifikasi 31 bahan kimia.
 Golongan biologi : bakteri, virus, jamur, bioaerosol, parasit.
 Golongan ergonomi : Disain tempat kerja yang kurang ergonomis, tidak
sesuai dengan fisiologi dan anatomi manusia, alat kerja yang tidak sesuai,
dan cara kerja yang banyak menggunakan posisi janggal dalam waktu lama,
cara mengangkat beban berat, posisi kerja statis, gerak repetitif, Visual
Display Terminal (VDT),.
 Golongan psikososial : Beban kerja kualitatif dan kuantitatif, organisasi
kerja, kerja monoton, hubungan interpersonal, kerja shift, lokasi kerja.
10
IDENTIFIKASI PENYAKIT AKIBAT KERJA

 Dapat dilakukan dg cara :


1. Mapping pajanan di tempat kerja dan pekerjaan  Penentuan

08/06/21
pajanan melalui walk through survey dan bila memungkinkan dilakukan
pengukuran pajanan di lingkungan kerja.
2. Mengenali gangguan kesehatan yg mungkin timbul Penelusuran scr
evidence based pajanan yg ada di lingkungan kerja scr jumlah total
apakah sudah dpt menimbulkan PAK.
3. Konsultasi ke dokter, sebaiknya ke dokter perusahaan atau yg mengerti
mengenai PAK. Dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan
untuk menentukan Diagnosis Okupasi (Sesuai Konsensus 7 Langkah
Diagnosis Okupasi, PERDOKI 2010) dg kesimpulan Diagnosis Okupasi
pd pekerja :
– Penyakit Akibat Kerja (termasuk work related diseases)
– Penyakit Diperberat oleh pekerjaan
– Bukan Penyakit Akibat Kerja 11
LANGKAH DIAGNOSIS PAK

08/06/21
12
LANGKAH 1

08/06/21
 Anamnesa
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Tambahan
 Penentuan Diagnosis Klinis / Diagnosis Kerja

13
LANGKAH 2
 Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis dan pajanan yg dialami
(pekerjaan terdahulu sampai saat ini)

08/06/21
 Periode waktu melakukan masing-masing pekerjaan
 Produk yang dihasilkan
 Bahan baku / materi yang digunakan
 Jumlah pajanan
 Cara bekerja
 Proses kerja
 Riwayat kecelakaan kerja (tumpahan bahan kimia)
 Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
 Informasi keluhan dan gejala yang sama pd pekerja lain
 Data objektif : MSDS (Material Safety Data Sheet)
 Penentuan Pajanan yg Dialami/Terpapar pd Pekerja di tempat
14
kerja
WHEN TO TAKE A COMPLETE
OCCUPATIONAL HISTORY ?

08/06/21
 Respiratory disease
 Skin disorders
 Hearing impairment
 Back and joint symptoms
 Cancer
 Liver disease
 Neuropsychiatric problems
 Illnesses of unknown cause

15
LANGKAH 3
 Penentuan pajanan yg teridentifikasi berdasarkan evidence based
dihubungkan dg penyakit yg dialami.

08/06/21
 Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dlm kepustakaan yg mendukung
pendapat bahwa pajanan yg dialami menyebabkan penyakit yang
diderita.
 Jika dlm kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yg
menyatakan hal tsb maka tidak dapat ditegakkan diagnosa PAK.
 Jika dlm kepustakaan ada yg mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut
secara khusus mengenai pajanan sehingga dpt menyebabkan penyakit
yg diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).
 Hubungan pajanan dg diagnosis klinis dipengaruhi oleh
1. Waktu timbulnya gejala
2. Gejala lebih sering timbul apabila berada di tempat kerja dan berkurang
saat libur atau cuti.
 Hasil pemeriksaan pra-kerja dan berkala 16
LANGKAH 4
Kualitatif :

08/06/21
1.
 pengamatan cara, proses dan lingkungan kerja dengan
memperhitungkan lama kerja dan masa kerja
 pemakaian alat pelindung secara benar dan konsisten untuk
mengurangi besar pajanan
2. Kuantitatif :
 data pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan secara
periodik
 data monitoring biologis.

Penentuan jumlah pajanan yg dialami cukup besar untuk dpt


mengakibatkan penyakit tsb.
17
LANGKAH 5
1. Jenis kelamin

08/06/21
2. Usia
3. Kebiasaan penggunaan APD
4. Riwayat penyakit terdahulu
5. Riwayat pajanan serupa sebelumnya
6. Riwayat penyakit keluarga (genetik)
7. Riwayat atopi
8. Penyakit penyerta

Penentuan faktor-faktor lain yg mungkin dapat mempengaruhi /


meningkatkan risiko PAK
18
LANGKAH 6

08/06/21
 Kegiatan yang dilakukan di luar tempat kerja seperti hobi,
pekerjaan rumah dan pekerjaan sampingan.

 Penentuan faktor-faktor lain di luar lingkungan tempat


kerja.

19
LANGKAH 7

08/06/21
 Berdasarkan enam langkah diatas, dibuat kesimpulan penyakit
yg diderita oleh pekerja adalah penyakit akibat kerja atau
bukan penyakit akibat kerja.
 Penentuan Keputusan PAK atau BUKAN PAK.

20
TATALAKSANA PAK

08/06/21
1. Tatalaksana medis  standar profesi, standar pelayanan,
standar operasional prosedur
2. Tatalaksana okupasi  individu dan komunitas
 Pelayanan pencegahan penyakit akibat kerja
 Pelayanan penemuan dini penyakit akibat kerja
 Pelayanan kelaikan kerja
 Pelayanan kembali bekerja
 Pelayanan penentuan kecacatan.

21
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PAK

08/06/21
 Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama  dokter dg
tambahan kompetensi pendidikan formal atau informal berupa
pelatihan HIPERKES
 Fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan  Dokter
SpOk

22
PRINSIP PENCEGAHAN PAK

08/06/21
 Eliminasi
 Substitusi

 Pengendalian tehnik

 Pengendalian administrasi

 Alat Pelindung Diri

23
PRINSIP PENCEGAHAN PENYAKIT
Health

TAHAP PENCEGAHAN
1. Pendidikan, penyuluhan dan penerangan /
pemberian informasi
Promotion
2. Perbaikan gizi, menu seimbang dan pemilihan
makanan yg sehat, aman dan hygiene kantin
terjaga
3. Perkembangan kejiwaan yang sehat
4. Perumahan sehat
5. Rekreasi
6. Tempat, cara, lingkungan kerja yang sehat
7. Nasehat perkawinan, KB
8. Faktor keturunan
9. Kesehatan fisik, olahraga dan kebugaran
Imunisasi Spesific

TAHAP PENCEGAHAN
1.

2. Higene dan Sanitasi lingkungan kerja Protection


(Kesehatan Lingkungan Kerja)
3. Perlindungan thd bahaya
4. Pengendalian bahaya
5. Bahan makanan khusus
6. Perlindungan karsinogen
7. Menghindari penyebab alergi
8. Ergonomi
9. Suplemen gizi
10. Survailance Kesehatan Kerja
11. Pre employment, annual and special MCU
TAHAP PENCEGAHAN
Early
Diagnosis
and Prompt
1.Mencari tenaga kerja untuk kasus/gangguan
tertentu Treatment
2.Screening

3.Periodical / Annual MCU  mengobati dan


mencegah proses penyakit, cegah penularan,
cegah komplikasi/cacat, perpendek cacat
TAHAP PENCEGAHAN
Disability Limitation

1. Pengobatan tepat  menghentikan


proses penyakit dan mencegah
komplikasi/cacat
2. Penyediaan fasilitas untuk membatasi
cacat dan mencegah kematian
TAHAP PELAYANAN PENGOBATAN
Kuratif

 Pelayanan pengobatan diberikan pada


pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan
 Bersifat pelayanan umum thdp penyakit
umum maupun penyakit akibat kerja
ataupun kejadian kecelakaan kerja
 Terapi yg diberikan untuk Penyakit
Akibat Kerja (PAK) adalah terapu kausal /
utama dan terapi simptomatik
TAHAP PENCEGAHAN
Rehabilitation

1. Latihan dan pendidikan untuk penggunaan


maksimal kemampuan
2. Pendidikan masyarakat untuk menggunakan
tenaga cacat
3. Bekerja secara penuh
4. Penempatan selektif sesuai bidang
kemampuannya
5. Terapi kerja di RS
6. Tempat kerja dilindungi (sheltered workshop)
7. Penempatan kembali pekerja yg cacat secara
selektif sesuai kemampuannya
PERATURAN
UU no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan PERUNDANGA
N

1. Jam kerja
2. Cuti tahunan
3. Cuti hamil
4. Cuti haid
5. Peraturan kerja bagi anak-anak
6. Peraturan kerja bagi wanita
7. Persyaratan tempat kerja
JENIS PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA

08/06/21
 MEDICAL CHECK UP (MCU)
Pra Kerja
Rutin (Annual)
Khusus

32
SURVEILANS PENYAKIT AKIBAT
KERJA

08/06/21
 Sulitnya mendapatkan data dan informasi
 Membutuhkan tenaga, waktu dan kejujuran

 Tahapan pelaksanaan surveilans kesehatan kerja, meliputi :

1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data dan analisis data
3. Pelaporan dan pemanfaatan data
(bagi organisasi, bagi individu, bagi pemerintah)

33
PERANAN DOKTER PERUSAHAAN
DALAM KESEHATAN KERJA

08/06/21
Mampu menegakkan diagnosis PAK dg melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang sesuai Konsensus 7 Langkah
Diagnosis Okupasi (PERDOKI 2010) dg kesimpulan pd pekerja :
– Penyakit Akibat Kerja (termasuk work related diseases)
– Penyakit Diperberat oleh pekerjaan
– Bukan Penyakit Akibat Kerja

Mampu melaporkan kejadian kecelakaan kerja serta menganalisa


penyebabnya bersama tim Health Safety Environment (HSE) di
perusahaan 34
KESIMPULAN

08/06/21
 Sudah siapkah generasi Soedirman mengambil
keputusan berbeda?
 MENJADI DOKTER PERUSAHAAN YG BERJIWA
UNGGUL, TANGGUNGJAWAB, WAWASAN LUAS,
PENGALAMAN DAN DEDIKASI TINGGI UNTUK
PERUSAHAAN

35
08/06/21
BERMIMPILAH DAN
BERDOALAH,
SEMUA ITU KAN
MENJADI NYATA
DG IRINGAN RESTU
TERIMAKASI 36
KEDUA ORANGTUA.
H

Anda mungkin juga menyukai