Bakhita (21801101098) Gejala obstruksi airway 1. Sesak • Mengeluh sesak (pasien sadar) • Takipnea • Retraksi 2. Pernafasan berbunyi - Gurgling ( bunyikumur-kumur) -> cairan - Snoring (mengorok) -> lidah jatuh ke belakang 3. Sumbatan anatomis (stridor) • Trauma -> edema laring pada luka bakar • Non trauma -> benda asing, difteri Cara menilai pernafasan 1. Look : lihat pergerakan dada 2. Listen : dengar hembusan nafas dari hidung 3. Feel : rasakan hembusan nafas dari hidung dengan pipi Non Definitive 1. Oropharyngeal airway 2. Nasopharngeal airway 1. Oropharyngeal airway (OPA) •Menahan lidah tidak jatuh ke belakang . •Fasilitas suction. •Mencegah lidah/ ETT tergigit. •Merangsang muntah pada pasien sadar/ setengah sadar. •Hati – hati pada anak dapat lukai jaringan lunak. Bermacam-macam ukuran oropharyngeal airway Cara mengukur ukuran oropharyngeal, yaitu dengan menempatkan jalan nafas di pipi pasien dengan bagian datar di bibir Komplikasi • Obstruksi total • Laringospasme • Muntah Cara memasang OPA 1. Dimasukkan mulut dg lengkungan menghadap palatum. 2. Setelah masuk separuh panjangnya, putar 180° hingga lengkungan menempel pada lengkungan lidah. Pemasangan OPA pada bayi 2. Nasopharyngeal Airway (NPA) Jalan nafas buatan dengan ujung di belakang lidah. Hati hati pada fraktur basis cranii. Indikasi: Pasien setengah sadar dengan nafas spontan. Lebih dapat ditoleransi pasien daripada OPA, kecil kemungkinan rangsang muntah. Komplikasi • Kerusakan mukosa nasal • Laryngospasme Cara Pemasangan Nasopharyngeal Airway Beri jelly pelicin, didorong memasuki lubang hidung hingga ujung pipa terletak di orofaring. Arah ujungnya datar menyusur dasar rongga hidung, arah menuju anak telinga (tragus). Terimakasih