Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
Laryngocele adalah kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan jinak
laring saccule. Kondisi ini bisa jadi asimtomatik pada mayoritas pasien, tapi bisa juga
diderita dengan leher bengkak, suara serak, batuk dan stridor. Secara klinis tiga jenis
Laryngocele telah didokumentasikan yaitu internal, eksternal dan gabungan.1
Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1867. Virchow
lah yang menciptakan istilah Laryngocele. Deskripsi klinis pertama Laryngocele
dijelaskan oleh Larry Surgeon, tentara Napoleon di Mesir pada 1829. Dia
menjelaskannya sebagai kantong yang dapat dimampatkan dan berhubungan dengan
membran thyrohyoid. Laryngocele diketahui berkaitan erat dengan saccule laring,
dalam kaitannya dengan saccule laring yang merupakan lampiran dari ventrikel laring
yang terletak antara pita suara palsu (false cord) dan permukaan bagian dalam dari
tulang rawan tiroid. 1
Kejadian laryngocele berkisar 1 per 2,5 juta penduduk per tahun. Tidak ada
angka akurat yang tersedia di India. Laryngocele lebih umum terjadi pada laki-laki.
Rasio pria dan wanita adalah 5: 1. 1
Laryngocele diketahui berkaitan erat dengan saccule laring, dalam kaitannya
dengan saccule laring yang merupakan lampiran dari ventrikel laring yang terletak
antara pita suara palsu dan permukaan bagian dalam dari tulang rawan tiroid. 1

BAB II
ANATOMI LARING
Laring berada di depan dan sejajar dengan vetebre cervical 4 sampai 6, bagian
atasnya yang aka melanjutkan ke faring berbentuk seperti bentuk limas segitiga dan
bagian bawahnya yg akan melanjutkan ke trakea berbentuk seperti sirkular.
Laring dibentuk oleh sebuah tulang yaitu tulang hioid di bagian atas dan
beberapa tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti huruf U, yang permukaan
atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh tendon dan otototot. Saat menelan, konstraksi otot-otot (M.sternohioid dan M.Tirohioid) ini akan
menyebabkan laring tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini
bekerja untuk membantu menggerakan lidah
Batas atas rongga laring (cavum laryngis) ialah aditus laring, batas bawahnya
ialah bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid. Batas depannya ialah
permukaan belakang epiglottis, tuberkulum epiglotic, ligamentum tiroepiglotic, sudut
antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid. Batas
lateralnya ialah membran kuadranagularis, kartilago aritenoid, konus elasticus, dan
arkus kartilago krikoid, sedangkan batas belakangnya ialah M.aritenoid transverses
dan lamina kartilago krikoid.
Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vocale dan ligamentum
ventrikulare, maka terbentuklah plika vocalis (pita suara asli) dan plica ventrikularis
(pita suara palsu).
Bidang antara plica vocalis kiri dan kanan, disebut rima glottis, sedangkan antara
kedua plica ventrikularis disebut rima vestibuli.
Plica vocalis dan plica ventrikularis membagi rongga laring dalam tiga bagian,
yaitu vestibulum laring , glotic dan subglotic.
Vestibulum laring ialah rongga laring yang terdapat diatas plica ventrikularis.
Daerah ini disebut supraglotic. Antara plica vocalis dan pita ventrikularis, pada tiap
sisinya disebut ventriculus laring morgagni.
2

Rima glottis terdiri dari dua bagian, yaitu bagian intermembran dan bagian
interkartilago. Bagian intermembran ialah ruang antara kedua plica vocalis, dan
terletak dibagian anterior, sedangkan bagian interkartilago terletak antara kedua
puncak kartilago aritenoid, dan terletak di bagian posterioir. Daerah subglotic adalah
rongga laring yang terletak di bawah pita suara (plicavocalis).
Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago tiroid, krikoid, aritenoid,
kornikulata, kuneiform, dan epiglotis. Kartilago tiroid, merupakan tulang rawan
laring yang terbesar, terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan
mengembang ke arah belakang. Tulang rawan ini berbentuk seperti kapal, bagian
depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple dan di dalam tulang
rawan ini terdapat pita suara, dihubungkan dengan kartilago krikoid oleh ligamentum
krikotiroid.
Kartilago krikoid terbentuk dari kartilago hialin yang berada tepat dibawah
kartilago tiroid berbentuk seperti cincin signet, pada orang dewasa kartilago krikoid
terletak setinggi dengan vetebra C6 sampai C7 dan pada anak-anak setinggi vetebra
C3 sampai C4. Kartilago aritenoid mempunyai ukuran yang lebih kecil, bertanggung
jawab untuk membuka dan menutup laring, berbentuk seperti piramid, terdapat 2
buah (sepasang) yang terletak dekat permukaan belakang laring dan membentuk
sendi dengan kartilago krikoid, sendi ini disebut artikulasi krikoaritenoid
Sepasang kartilago kornikulata atau bisa disebut kartilago santorini melekat
pada kartilago aritenoid di daerah apeks dan berada di dalam lipatan ariepiglotik.
Sepasang kartilago kuneiformis atau bisa disebut kartilago wrisberg terdapat di dalam
lipatan ariepiglotik , kartilago kornikulata dan kuneiformis berperan dalam rigiditas
dari lipatan ariepiglotik. Sedangkan kartilago tritisea terletak di dalam ligamentum
hiotiroid lateral.

Gambar anatomi laring(11)


Epiglotis merupakan Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas
dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang kartilago
thyroidea. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis
menuju cartilage arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Membrana mukosa di Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius,
terdiridari sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam kartilago
thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis
palsu adalah dua lipatan membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian
ini tidak terlibat dalarn produksi suara.

Gambar pita suara


Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid. Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah ligamentum
seratokrikoid (anterior, lateral, dan posterior ), ligamentum krikotiroid medial,
ligamentum

krikotiroid posterior, ligamentum kornikulofaringeal, ligamentum

hiotoroid lateral, ligamentum hiotiroid media, ligamentum hioepiglotica, ligamentum


ventricularis , ligamentum vocale yang menghubungkan kartilago aritenoid dengan
kartilago tiroid dan ligamentum tiroepiglotica.
Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan otot-otot
instrinsik, otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan ,
sedangkan otot-otot instrinsik menyebabkan gerakan bagian-bagian laring sendiri.
Otot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak diatas tulang hyoid (suprahioid), dan ada
yang terletak dibawah tulang hyoid (infrahioid). Otot ekstrinsik yang supra hyoid
ialah M. Digastricus, M.Geniohioid, M.Stylohioid, dan M.Milohioid. Otot yang
infrahioid ialah M.sternohioid dan M.Tirohioid. Otot-otot ekstrinsik laring yang
suprahioid berfungsi menarik laring kebawah, sedangkan yang infrahioid menarik
laring

keatas.

Otot-otot

intrinsik

laring

ialah

M.

Krikoaritenoid

lateral.

M.Tiroepiglotica, M.vocalis,M. Tiroaritenoid, M.Ariepiglotica, dan M.Krikotiroid.


Otot-otot ini terletak di bagian lateral laring.Otot-otot intrinsik laring yang terletak di
5

bagian

posterior,

ialah

M.aritenoid

transversum,

M.Krioaritenoid posterior.

Gambar otot pada laring

M.Ariteniod

obliq

dan

BAB III
LARYNGOCELE
A. Definisi
Laryngoceles adalah saccules berisi udara dilatasi yang terhubung dengan
Lummen laring, ketika terinfeksi akan menjadi laryngopyceles. 1
B. Epidemiologi
Kejadian laryngocele berkisar 1 per 2,5 juta penduduk per tahun. Tidak ada
angka akurat yang tersedia di India. Laryngocele lebih umum terjadi pada laki-laki.
Rasio pria dan wanita adalah 5: 1. 1
C. Etiologi
Pada bayi, gangguan saccular didapatkan secara kongenital. Sedangkan yang
menyebabkan udara-terisi pada laryngocele mungkin tidak pasti pada beberapa kasus
individu. Beberapa penulis mengutip peningkatan tekanan transglottic, seperti pada
pemain trompet, glass blower. 1
Etiologi dari laryngocele sangat tidak jelas. Banyak kontroversi menyelubungi
topik ini. Laryngocele telah dijelaskan pada neonatus oleh karena itu unsur bawaan
juga bisa terlibat. Variasi anatomi saccule dikombinasikan dengan peningkatan
tekanan intra laring dapat memainkan peran. Penyebab naiknya tekanan
intralaryngeal meliputi:1. batuk terus-menerus,2. Keganasan laring,3. pada profesi
yang terus-menerus secara sukarela meningkatkan tekanan intralaryngeal seperti
pemain terompet.
D. Patofisiologi
Pada ujung anterior , yang ventrikel laring yang normal memiliki outpouching
kecil yang disebut saccule atau lampiran laring . Struktur ini adalah kantung buta
yang memanjang ke atas antara lipatan vokal palsu dan tulang rawan tyhroid .
Laryngoceles adalah saccules berisi udara dilatasi yang terhubung dengan Lummen
7

laring, ketika terinfeksi akan menjadi laryngopyceles. Laryngocele bisa saja terjadi
akibat ukuran saccule terlalu besar yang membentang di atas tulang rawan tiroid.
Struktur ini berhubungan dengan lumen laring dan berisikan udara. Laryngocele ini
bisa jadi bawaan dan diperoleh.2
Klasifikasi Laryngoceles dapat dibagi menjadi tiga, (1) Laryngocele internal,
hanya terbatas pada interior rongga laring. Meluas ke wilayah paraglottic dari pita
suara palsu dan lipatan aryepiglottic. (2) Laryngocele external, : jenis laryngocele ini
meluas dan memotong secara hebat melalui membran thyrohyoid. Hal ini berkaitan
erat dengan saraf laring superior. Hal ini disebut laryngocele eksternal karena sering
menampilkan dirinya sebagai massa leher lateral (3) Laryngocele Kombinasi,
gabungan kedua komponen dari Laryngocele internal dan eksternal. 1
E. Diagnosis
Diagnosis dan klasifikasi dari kelainan pada laryngeal saccule didapatkan dari
kombinasi riwayat penyakit pasien, pemeriksaan yang teliti dari laryng dan leher, dan
computed tomography untuk menentukan cairan atau udara tentu saja untuk
menentukan ukuran pasti dan arah dari pembesaran.Gejala klinis yang sering muncul
adalah suara serak, suara mengorok, sulit menelan, dan batuk. 2
X-ray sederhana pada jaringan lunak leher menunjukkan udara mengisi
kantung menonjol dari jaringan lunak leher. X-ray ketika diulang saat manuver
Valsava, ukuran massa mengalami peningkatan ukuran. Laryngocele internal kecil
sulit untuk diidentifikasi secara radiologi dalam film polos. 2
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk Laryngocele adalah pembedahan. Pada bayi atau anak
anak dengan kongenital lateral saccular cysts dengan gejala menangis lemah, stridor,
dan sianosis, jalan nafas harus ditangani terlebih dahulu. Ini bisa dilakukan dengan
melakukan aspirasi pada cyst, dimana dilakukan dengan cara direct laryngoscope atau
endoscopic marsupialization dengan atau tidak dengan pengupasan pada lapisan kista.
8

Booth dan Brick, pada laryngocele dan lateral saccular cyst pada bayi, dapat
menggunakan simpel cup forceps untuk membuka kedua lesi, diikuti dengan 3 hari
intubasi yang digunakan sebagai stent dan menjaga jalan nafas. 2
Penatalaksaan saccular cysts terus berkembang dari aspirasi menggunakan
jarum dan dekompresi menjadi eksisi eksternal, dengan tekhnik endoscopic. Pada
bayi aspirasi menggunakan jarum biasanya menjadi penatalaksaan awal. Pada
dewasa, penatalaksaan dilakukan dengan eksisi menggunakan forceps selama
laryngoscopy, sementara lesi lateral diatasi dengan endoscopic marsupialization.3
Pendekatan leher lateral eksternal pada umumnya disukai oleh sebagian besar
ahli bedah untuk menghilangkan laryngocele karena dapat terekspos dengan sangat
baik, morbitidity minimal dan mengurangi kemungkinan kekambuhan. Untuk
mengatasi laryngocele internal, sebagian kecil dari tulang rawan tiroid mungkin harus
dihilangkan agar mendapatkan eksposur yang memadai. Laryngocele eksternal dan
gabungan dapat dibedah melalui membran thyrohyoid dan tidak perlu mengorbankan
tulang rawan. 1

BAB IV
RESUME
Laryngocele adalah kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan
jinak laring saccule. Kondisi ini bisa jadi asimtomatik pada mayoritas pasien, tapi
bisa juga diderita dengan leher bengkak, suara serak, batuk dan stridor. Secara klinis
tiga jenis Laryngocele telah didokumentasikan yaitu internal, eksternal dan gabungan.
Laryngocele diketahui berkaitan erat dengan saccule laring, dalam kaitannya dengan
saccule laring yang merupakan lampiran dari ventrikel laring yang terletak antara pita
suara palsu (false cord) dan permukaan bagian dalam dari tulang rawan tiroid.
Kejadian laryngocele berkisar 1 per 2,5 juta penduduk per tahun. Tidak ada
angka akurat yang tersedia di India. Laryngocele lebih umum terjadi pada laki-laki.
Rasio pria dan wanita adalah 5: 1.
Etiologi dari laryngocele sangat tidak jelas. Banyak kontroversi
menyelubungi topik ini. Laryngocele telah dijelaskan pada neonatus oleh karena itu
unsur bawaan juga bisa terlibat. Variasi anatomi saccule dikombinasikan dengan
peningkatan tekanan intra laring dapat memainkan peran. Penyebab naiknya tekanan
intralaryngeal meliputi:1. batuk terus-menerus,2. Keganasan laring,3. pada profesi
yang terus-menerus secara sukarela meningkatkan tekanan intralaryngeal seperti
pemain terompet.
Klasifikasi Laryngoceles dapat dibagi menjadi tiga, (1) Laryngocele
internal, hanya terbatas pada interior rongga laring. Meluas ke wilayah paraglottic
dari pita suara palsu dan lipatan aryepiglottic. (2) Laryngocele external, : jenis
laryngocele ini meluas dan memotong secara hebat melalui membran thyrohyoid. Hal
ini berkaitan erat dengan saraf laring superior. Hal ini disebut laryngocele eksternal
karena sering menampilkan dirinya sebagai massa leher lateral (3) Laryngocele
Kombinasi, gabungan kedua komponen dari Laryngocele internal dan eksternal.
Diagnosis dan klasifikasi dari kelainan pada laryngeal saccule
didapatkan dari kombinasi riwayat penyakit pasien, pemeriksaan yang teliti dari
10

laryng dan leher, dan computed tomography untuk menentukan cairan atau udara
tentu saja untuk menentukan ukuran pasti dan arah dari pembesaran.
Penatalaksanaan untuk Laryngocele adalah pembedahan. Pada bayi
atau anak anak dengan kongenital lateral saccular cysts dengan gejala menangis
lemah, stridor, dan sianosis, jalan nafas harus ditangani terlebih dahulu. Ini bisa
dilakukan dengan melakukan aspirasi pada cyst, dimana dilakukan dengan cara direct
laryngoscope atau endoscopic marsupialization dengan atau tidak dengan pengupasan
pada lapisan kista. Booth dan Brick, pada laryngocele dan lateral saccular cyst pada
bayi, dapat menggunakan simpel cup forceps untuk membuka kedua lesi, diikuti
dengan 3 hari intubasi yang digunakan sebagai stent dan menjaga jalan nafas

11

Anda mungkin juga menyukai