Anda di halaman 1dari 33

HEMOPTISIS

Pendahuluan

Hemoptisis (batuk darah)


 Merupakan kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan segera karena
dapat mengancam jiwa.
 Penyebab: TB Paru, mikosis Paru, Keganasan/cancer, Bronkiektaisis,
Bronkhits kronis, gangguan kardiovaskuler, kelainan hematologi.
 Prevalensi hemoptisis masiv 5% dari seluruh kasus hemoptysis,
motalitas tinggi 80%
Definisi

 Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau


dahak mengandung darah yang berasal dari
bawah glotis / pita suara (saluran napas bawah
dan parenkim paru).
 Pseudoheoptisis : sumber perdarahan dari saluran
napas atas.
ANATOMI VASKULARISASI PARU

 Sirkulasi pulmoner dan sirkulasi bronkial

 Sirkulasi bronkial :
 nutrisi pada paru dan saluran napas
 tekanan pembuluh darah sistemik
 cenderung terjadi perdarahan lebih hebat

 Sirkulasi pulmonar
 mengatur pertukaran gas O2 dan CO2
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
---------------------------------------------------------------
Prodromal - Darah dibatukkan dengan - Darah dimuntahkan dengan
rasa panas di tenggorokan rasa mual(stomach distres)
Onset - Darah dibatukkan,dapat - Darah dimuntahkan, dpt
disertai muntah disertai batuk
Tamplan - Darah berbuih,merah segar - Darah tidak berbuih,
merah tua
Isi - Lekosit, mikroorg, hemosi - Sisa makanan
siderin, makrofag
Reaksi pH - alkalis - asam

Riwayat peny - peny. Paru, jantung , - peminum alkohol,


hemostasis - ulkus peptikum,
- penyakit liver

Anemia - kadang-kadang - sering

Feses - Blood test/ - Blood test/


benzidine test (-) benzidine test
(+)
Patogenesis batuk darah
TB Paru
 Pecah aneurisma Rasmussen pada dinding
kavitas TB (dilatasi a. pulmonalis)
 Arteri bronkialis yang mengalami dilatasi dan
radang kronik
 Kavitas yang baru terbentuk, dindingnya penuh
jaringan granulasi
 Ulserasi mukosa bronkus
 Limfonodi mengalami kalsifikasi --->
menekan bronkus ---> menimbulkan nekrosis
Patogenesis batuk darah
Bronkiektasis
rupturnya a. bronkialis yang mengalami
dilatasi akibat peradangan dan infeksi

Stenosis mitral
 kelainan katup mitral ->bendungan dan tek. atrium
meningkat-> dilatasi vena bronkialis-> infeksi, batuk, tek.
Meningkat-> hemoptisis

Ruptur pembuluh darah yang nekrosis


akibat proses tromboemboli

Neoplasma
proliferasi a. bronkial pd kanker bronkus -> erosi
Mikosis Paru
 Jenis : aspergillosis, coccidioidomycosis,
histoplasmosis
 Invasi vaskuler jamur pd didnding kavitas
-> kolateral dan anastomosis-> mudah
pecah

Gangguan koagulasi
 Trombositopenia, DIC, hemofilia, obat
antikoagulan
 Berkurangnya faktor-faktor pembekuan
Hemoptisis/Batuk darah masif

 Kondisi ekpektorasi darah dengan jumlah yglebih besar


dan atau tingkat perdarahan yg lebih cepat.

 Bagian Pulmonologi FKUI/RS Persahabatan Jakarta


masih menggunakan kriteria hemoptisis masif yang
diajukan Busroh (1978), mengancam jiwa & indikasi
pembedahan segera, yaitu :
 Batuk darah sedikitnya 600 mL /24 jam
 Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250
mL/24 jam, Hb < 10g% dan masih terus berlangsung
 Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250
mL/24 jam, Hb > 10g% dalam 48 jam belum berhenti.
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Riwayat batuk darah : kapan, jumlah,
warna, sifat (campuran dahak+darah,
gumpalan darah, campur makanan
 Keluhan lain, sesak nyeri dada, aritmia,
pusing dll
 Usia,
riwayat merokok, penyakit
komorbid
 Membedakan hemoptisis dan
hematemesis
Pemeriksaan Fisis
 Tanda vital, pulse oximetry
 Demam, hipotensi, takikardia, takipnea, perubahan
BB,hipoksia
 Kulit dan mukosa : sianosis, pucat,
ekimosis,ginggivitis, perdarahan mulut atau hidung
 Pembesaran kelenjar getah bening (supraklavikular)
 Jari tabuh (clubbing finger)  petunjuk kemungkinan
keganasan intratorakal dan supurasi intratorakal
(abses paru, bronkiektasis)
 Stridor atau mengi dapat memberikan petunjuk
tumor/benda asing di daerah trakeolaring.
 Ronki terutama dibasal  bronkiektasis / edema paru
Pemeriksaan Penunjang
Awal :
 Pemeriksaan sputum (BTA, MO, Jamur)
 Pemeriksaan laboratorium darah : darah rutin, hitung
jenis, profil pembekuan darah,fungsi hati, fungsi ginjal
 Autoimune test: ANA test, ENA test, ANCA test
 Sputum : TCM/BTA, gram, kultur, sitology, parasite, jamur
 Pemeriksaan Foto Toraks (PA & Lat)

Lanjutan:
 CT scan toraks
 Bronkoskopi
 Angiografi, bronkografi, MRI.
Pemeriksaan radiologis
 Foto toraks PA dan lateral
~ atelektasis ~ kalsifikasi
~ infiltrat ~ kavitas
~ fibrosis ~ tumor
~ ektasis/ sarang tawon

 CT Scan toraks
Tumor, bronkiektasis, arteriovenous
malformation.
Bronkoskopi
 Diagnostik : mencari sumber perdarahan
 Terapeutik : pembersihan saluran napas dan
instilasi medikasi
 Menemukan lokasi perdarahan pd 73-93 %
kasus
 Waktu tepat saat perdarahan masih terjadi
atau 24-48 jam post perdarahan
Pemeriksaan angiografi dan scan perfusi
paru

 Melihat emboli paru


 15% kasus hemoptisis tidak diketahui
penyebabnya
~ idiopatik
~ hemoptisis essential
Penatalaksanaan

Tujuan
1. Mencegah asfiksia akibat batuk darah
2. Melokasi asal perdarahan
3. Menghentikan perdarahan
4. Tatalaksana penyakit dasar
ALGORITMA PENATALAKSANAAN AWAL HEMOPTISIS DI UGD
Hemoptisis

 Pencegahandan proteksi diri terhadap infeksi melalui penular an droplets


airborne dan darahpasien
 Cek pulse oximetry,suplementasi oksigen,lakukan intubasi bilapasien
mengalami desaturasi
 Pasanginfus 2jalur
 Pemeriksaan darah rutin, hitungjenis sel,fungsi ginjal,elektrolit,profil
koagulasi darah,analisis gas darah,D-dimer,urinalisis
 Cross matchapabilaadarencanatranfusi darah
 Foto toraks
 Persiapan rawat ICUbila diperlukan
 Konsultasi ahliparu

Koreksi koagulapati,jika ada

Cek tandavital danoksigenasi

Kurang atau tidak Adekuat

Intubasi,tr anfusi CTscantoraks dengan


kontras

Pendarahandapat Pendar ahan tidak


ditentukandengan dapat ditentukan Lesi kavitasi;pertimbangkanTB,infeksi
bronkoskopi denganbronkoskopi jamur,abses

Infiltrat;berikan antibiotika

Tamponade
endobronkialatau Penatalaksanaan Massa atau nodul;mungkinneoplasma

intubasi konservatif
endobronkial Bentukan retikular atau interstisial;
mungkinGoodpasture s syndrome atau
penyakit par uinterstisial

Penyakit pembuluhdarah;aneurisma,
emboli,malformasi arteriovena

Babtise EJ. Management of hemoptysis in the emergencydepartment.Hospital Physician. 2005;28:53-9


Tahap I . Pembebasan jalan napas
dan stabilisasi penderita
:
 Menenangkan dan mengistirahatkan
penderita, os diberitahu agar tidak takut
membatukkan darah yang ada di saluran
napasnya
 Menjaga agar jalan napas tetap terbuka
bila perlu dilakukan suctioning (dengan
bronkoskop akan lebih baik)
 Resusitasi cairan / darah : infus, tranfusi
 Pemberian obat hemostatik :
~ Bila didapatkan gangguan hemostatik
tdk ada gangguan faal hemostatic ->
debatable: asam traneksamat 0,5-1
gram(2-3x/hr),tab oral 1-1,5 gram(2-3x/hr)
~ Sedasi bila pasien gelisah
~ Obat penekan refleks batuk(antitusiv)->batuk
berlebihan & merangsang perdarahan lbh
banyak : codein, noskapin.

 Tranfusi drh -> Hematokrit < 25-30% atau Hb < 10


gr/dL dan masih perdarahanan
 Pemeriksaan faal hemostasis : AT, CT, BT, PT, D-dimer
dll.
Tata Laksana
 Observasi & evaluasi
Banyaknya/jumlah batuk darah yg terjadi : pot
pengukur,  selalu menggambarkan jumlah
perdarahan yg terjadi dlm paru →
aspirasi/tertinggal dlm paru/saluran nafas,
periode 24 jam
Klinis : tanda-tanda vital (FP, FN, TD), tanda-
tanda syok (hipotensi, nadi cepat, halus & kecil,
sesak nafas, sianotik dll), ronki basah difus
(aspirasi)
Tindakan yang dilakukan pada serangan batuk
darah  tergantung keadaan orang sakit yaitu
:

 Os dengan KU dan refleks batuk yang baik


penderita didudukkan dan diinstruksikan agar
membatukkan darah dengan benar
 Os dengan KU berat dan refleks batuk yang
tidak adekuat  letakkan pada posisi
Trendelenberg ringan dan miring ke sisi yang
sakit. Bila batuk darah terus berlanjut
pasang ETT  bila perlu dipasang kateter
Forgaty  menghentikan perdarahan
 Pemasangan ventilasi mekanik bila gagal napas
Posisi tredelenberg
Tahap II. Melokalisasi sumber dan
mencari penyebab perdarahan
Tahap kedua ini dapat dilakukan dengan
pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT
Scan toraks, angiografi) dan pemeriksaan
bronkoskopi
Tahap III. Pemberian terapi spesifik:
Terapi spesifik ditujukan untuk menghentikan dan
mencegah berulangnya perdarahan, terdiri dari :
Terapi menggunakan bronkoskop :
 Alirkan bronkus dengan larutan garam
fisiologis dingin
 Pemberian obat topikal vasokonstriksi
pembuluh darah diusahakan dengan larutan
epineprin (1:20.000) melalui Bronkoskop
 Intubasi Endotrakeal : ET single/double lumen
 Tamponade endobronkial
Intubasi paru unilateral

Crit Care Med 2000;28:1642-7


Intubasi ETT double lumen
 Pembedahan
 Embolisasi arteri bronkialis dan
pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk
penderita dengan penyakit bilateral,
fungsi paru sisa yang minimal, menolak
pembedahan ataupun memiliki
kontraindikasi tindakan pembedahan
Tindakan pembedahan

 Tujuan pembedahan selain untuk


menghentikan perdarahan , juga untuk
menyelamatkan penderita (life saving)
 Bila dengan cara konservatif tidak bisa
menghentikan batuk darah yang masif
 Sumber perdarahan harus diketahui dengan
jelas (pemeriksaan bronkoskopi)
 Toleransi pembedahan harus menunjang
ALGORITMA PENATALAKSANAAN HEMOPTISIS DI MASIF
STABILISASI: INVESTIGASI:
Suplementasi oksigenmasker Hemoptisis masif
Leukosit,BUN,elektrolit, Hb,Golongandarah,
Pasang jalurinfus crossmatching, Profil koagulasi, Foto toraks
Koreksi profil pembekuandarah Lokalisasi sumber pendarahan:
JagaHb>10gr/dL Bronkoskopi ?
CTScan?
KONSULTASIUNITPARU:
Stabilisasi
Intubasi jikadiperlukan
Pemberian antibiotika, terapi TB Responbaik:
Bedrest total,posisi pasien baring Tidak adalagi hemoptisis atau ekspektoransi
miringkesisi sumber pendarahan darah berkurang
Obat batuksupresif
Inhalasi ornipressin (POR-8) Responburuk:
Investigasi Hemoptisis terusberlangsung

Responbaik Responburuk

Embolisasi

Sesaknapas derajat 0-2 Sesaknapas derajat 3-4 atau


atauhemodinamikadekuat insufisensi hemodinamik

Sumber pendarahan Sumber pendarahan tidak


diketahui danoperabel diketahui dannon-operabel

Terapi konservatif
sesuai penilaian
Observasi Pembedahan individual

Theron J et all. Management of massive hemoptysis.Repiratory Emergencies. UK: The


European Respiratory monograph;2006.p.5-105.
Komplikasi batuk darah

 Anemia hipovolemik
 Syok hipovolemik
 Hipotensi
 Kematian karena asfiksia (gumpalan darah
menyumbat jalan napas)
PROGNOSIS

 Dengan tatalaksana tepat 


kebanyakan penderita memiliki prognosis
yang baik

 Akibat keganasan dan gangguan


pembekuan darah memiliki prognosis yang
lebih buruk
`

Anda mungkin juga menyukai