Anda di halaman 1dari 64

PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA

SILIKOSIS
Dr. Adam Herman, SpOk – FK Uniba
PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA
Kerusakan paru yg disebabkan
oleh debu, uap maupun gas
yang terhirup di tempat kerja

Salah satu penyebab utama


Ketidakmampuan, Kecacatan,
Kehilangan Hari Kerja,dan Kematian
pada pekerja
SPEKTRUM PPAK
Manifestasi klinis penyakit paru sama walaupun
penyebab berbeda

Penyakit Jalan Nafas


*Asma (reversibel)
*PPOK (peny paru obstruktif
kronik (irreversibel)
*Kanker

Penyakit Parenkim paru


* Pneumonitis hipersensitif
(reversibel)
*Pneumokoniosis /fibrosis
diffus (irreversibel)
mis. silikosis, asbestosis
Mekanisme Pertahanan
Jalan Nafas
Silika
• Mineral yg alamiah terdapat pada kerak bumi
• Terdapat dalam 2 bentuk :
– silika bebas (tidak terikat pada mineral lain) (quartz mempunyai
konsentrasi silica bebas paling tinggi) dan
– Terkombinasi dengan mineral lain dan disebut silikat mis.
asbestos, talc.

• Silika (SiO2) terdapat dalam bentuk :


– amorf dan
– Silika kristal (termasuk kuarsa, cristobalite dan tridymite)
• Pada Oktober 1996, The International Agency for Research on
Cancer (IARC) menggolongkan kristal silika sebagai karsinogen
Group I ("sufficient evidence of carcinogenicity in humans“).
SILIKOSIS
• PENYEBAB : Inhalasi kristal silikon dioksida, dlm btk quartz (0.5
– 5.0 micrometers in diameter).
• Silicon dioxide, juga dikenal sebagai silica, yaitu senyawa kimia dioksida dari
silikon dengan rumus kimia SiO2.

• PEKERJAAN :
– Penambangan, penggalian
– Peleburan logam, sand-blasting
– Tempat peleburan pasir, pekerjaan konstruksi,
– Pekerjaan yg melibatkan pengasahan, pengeboran atau
pemecahan batu, keramik yg mengandung silika
– Pabrik kaca, serat optik
Aktivitas Yg Meningkatkan Risiko
• Crushing, drilling, chipping rock
• Blasting, loading, shovelling and dumping rock
• Abrasive blasting (sandblasting)
• Polishing stone
• Cutting, hammering, drilling concrete
• Excavation and moving rock or earth
• Demolition
Silica exposure and its health effects were responsible
for the largest industrial disaster in American history.
• The events took place in Gauley Bridge, West Virginia during
from 1930 - 1932. Union Carbide and its subsidiary power
company were building a hydroelectric project along the New
River and the Kanawha River in southern WV and were building
a tunnel, to divert water near the town of Gauley Bridge, WV.
• The subcontractor for the tunnel construction project recruited
workers from the rural hill country of WV and from out of state.
• Working conditions in the tunnel were very bad. Drilling
operations with no suppression of the dust and with no
ventilation exposed hundreds of workers to high
concentrations of dust. The crystalline silica (quartz) content of
the rock was greater than 90%.
• As the project continued increasing numbers of workers
became short of breath and died within only a few months of
exposure. It was estimated that 169 black workers who died in
the tunnel were buried in a mass grave in nearby fields. It is
estimated that more than 475 workers – both black and white-
died during the project and that 1,500 workers contracted
silicosis and were disabled from the disease.
SILIKOSIS
• Paparan dosis rendah yg cukup lama  opasitas bulat kecil
terutama di bgn atas paru (simple silicosis)  opasitas bertambah
besar & lebih profus setelah paparan berhenti secara perlahan 
PMF

• Simple silicosis biasanya tanpa gejala, tanda fisik atau gangguan


funggsi paru

• Paparan dosis tinggi  fibrosis yg cepat di lapangan atas paru yg


berbtk nodular  silikosis subakut  sesak nafas & ggn restriktif
 progresif & fatal

• Paparan dosis yg amat tinggi  edema paru pd foto toraks


setelah hanya beberapa bulan  silikosis akut  sesak progresif
& kematian dalam 1-2 tahun
SILIKOSIS
• Komplikasi : TBC, PMF, Pneumotoraks, infeksi Mycobacterium
lain (avium & kansasi), rematoid, skleroderma, peny kolagen
lain, nefritis, kanker paru.

• PA simple silicosis : nodul kolagen bergulung dikelilingi


jaringan paru normal

• PMF : akibat agregasi nodul kecil, & sering dikelilingi emfisema

• Silikosis subakut : fibrosis interstisial diffus, nodul

• Silikosis akut : alveol diisi cairan edema protein (terdiri dari


fosfolipid atau surfaktan) secara diffus  mirip idiopathic
alveolar proteinosis
Gangguan Kesehatan
• Silikosis (akut, accelerated, dan kronik)
• PMF (Progessive massive fibrosis)
• PPOK (emfisema, bronchitis kronik)
• Kanker paru
• Dikaitkan dengan beberapa penyakit lain :
– Kelainan jaringan ikat tertentu seperti scleroderma
– Penyakit Auto-immune diseases seperti Rematoid
artritis, SLE
– Penyakit ginjal (rapid progressive glomerulonephritis,
nephrotic syndrome, and end stage real disease)
Gambaran Klinis
• Tergantung pada :
– Konsentrasi pajanan debu silica bebas
– Karakteristik fisik dan sifat fibrogenik pembawaan debu (fraksi silica
kristal), dan
– Lama pajanan debu
– Faktor pejamu seperti merokok, penyakit penyerta dan genetik pekerja

• Silikosis kronik (klasik) : gambaran klinis yang paling umum dari


silicosis. Timbul akibat pajanan rendah sampai sedang terhadap
debu silica kristal selama 15-20 tahun atau lebih.
• Accelerated silicosis, suatu bentuk silicosis klasik, timbul akibat
pajanan debu kristal silica yang lebih tinggi selama 5-10 tahun.
• Silokosis akut paling jarang dan bentuk yang paling parah. Timbul
akibat pajanan debu kristal silica dengan konsentrasi amat
berlebihan selama beberapa bulan sampai tahun.
Patogenesis
• Dimulai dengan inhalasi partikel Kristal silica. Partikel
berukuran 0.5-3 micrometer mempunyai kesempatan paling
besar memasuki alveol paru.
• Interaksi antara partikel silica dan makrofag alveol memulai
proses silicosis.
– Partikel silica yang terinhalasi difagositosis oleh makrofag.
– Makrofag alveol menjadi teraktivasi dan terjadi respon radang
yang hebat
– Makrofag mensekresi mediator ( interleukin-1, macrophage-
derived growth factor, fibronectin, tumor necrosis factor) yang
melanggengkan respon radang dan memulai proses fibrosis.
– Makrofag akhirnya pecah dan mati melepaskan partikel silica
yang tidak berubah ke dalam interstitium paru untuk diambil
lagi oleh makrofag lain.
– Siklus berulang dari fagositosis makrofag, kematian sel,
melepaskan enzim seluler, dan pengambilan kembali silica
mengekalkan proses radang dan fibrosis.
Patogenesis
• Radang yg terus menerus menghasilkan nodul silicosis.
• Nodul silicosis biasanya terbentuk dekat bronkiolus kecil.
• Nodul = susunan makrofag yang dipenuhi debu, dikelilingi
oleh reticulum jaringan ikat.
• Bagian tengah nodul = campuran jaringan ikat berhialin dan
debu silica. Dikelilingi secara konsentris oleh jaringan ikat
dalam pola seperti kulit bawang.
• Peradangan aktif dan fibrosis terjadi tepi nodul. Dengan
semakin meluasnya bagian tepi, bagian pusat membesar
merusak jalan nafas kecil, pleura, pembuluh darah & limfe.
• Tergantung jumlah debu dan kecepatan perkembangan
penyakit, nodul dapat terus berkembang setelah pajanan
berhenti.
Silikosis
• Infiltrat Retikonodular
– KGB hilus kalsifikasi
/membesar
– Kalsifikasi “Eggshell”
– Fibrosis apeks
– “Angel wings”

• Silikotuberkulosis
– Proses Fibrotik

• Infeksi Acinetobacter
– Penyakit kavitasi
Nodul Silikosis
Nodul Silikosis
SANDBLASTING
Penyemprotan pasir
SILIKOSIS
FOUNDRY
Pengecoran logam
SILIKOSIS
SILIKOSIS

•Miliary nodules •Miliary nodules


•Blunting of right costophrenic angle •Left subpulmonic effusion
SILIKOSIS -Egg shell calcification
of nodes
SILIKOSIS

•Bilateral upper lobe disease


•Calcified mediastinal nodes
•Egg shell calcification
SILIKOSIS

•Bilateral upper lobe disease •Egg shell calcification of nodes


•Basal hyperlucency
PROGRESSIVE MASSIVE FIBROSIS PADA SILIKOSIS
Gejala Silikosis
• Gejala dini berupa batuk, sesak nafas dan rasa
lemah

• Tidak biasanya terdeteksi sampai sudah menjadi


lanjut

• Dapat mengalami infeksi

• Dapat terus berkembang setelah pajanan


berhenti
Diagnosis Silikosis
• Riwayat penyakit
• Riwayat pekerjaan
• Pemeriksaan fisik
• Foto toraks
• CT scan resolusi tinggi
• Uji fungsi paru
• Uji tes kulit atau darah TB
Terapi Silikosis
• Hindari pajanan lebih lanjut dan iritan sal nafas

• Berkaitan dengan penyakit lain termasuk kanker


paru & TB

• Antibiotik untuk infeksi

• Obat batuk, bronkodilator, oksigen

• Berhenti merokok
PENCEGAHAN SILIKOSIS

• Tidak ada terapi selain suportif

• Pencegahan :
– Mengontrol paparan debu pada industri di
mana batu dipotong, dihancurkan, dihaluskan
atau dibor
– Substitusi, enclosure, ventilasi ekshaust
– APD
Pemeriksaan Kesehatan Pra-Kerja
• Meliputi
(a) riwayat pekerjaan;
(b) kuesioner pernafasan;
(c) uji fungsi paru / spirometri;
(d) foto toraks (Full size PA view); dan
(e) anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
menekankan sistem pernafasan.
Case Study
• A 55-year-old man consulted his general practitioner for vague
chest pain and shortness of breath on climbing up stairs for the
past two to three years. A chest X-ray was done and it showed
bilateral scattered opacities through the lung fields. There were
also “egg shell calcifications” in the hilar areas. The X-ray was
classified as 2/2 pqr according to the International Labour
Organisation (ILO) Classification for Pneumoconiosis.
• Clinically, no abnormalities were detected. His FEV1 was 84% and
FVC was 79% of the predicted values. He was a tombstone
engraver for the past 36 years. He was exposed to dust from the
cutting, grinding, polishing and engraving of tombstones. He
smoked 10 cigarettes a day for the past 30 days and has no
history of tuberculosis. A repeat chest X-ray done six months later
showed a similar picture.
Clinical Case 2

• 55 year old male who worked in mine 32 years.


• Regular screening with Chest x-rays. Changes suggestive of
silicosis on recent film.
• Upon discussion he has noted increased cough and
shortness of breath on exertion – thought it was because he
smoked ½ pack of cigarettes daily.
• High resolution CT scan – interstitial lung disease suggestive
of silicosis. Decreased lung function on pulmonary function
tests.
• Lung Biopsy confirms silicosis.
Sampling silika
• Silika Respirable tidak terlihat
• Debu Visible
• Bulk sampling
• Instantaneous sampling
• Personal sampling
• Area sampling
Air monitoring
Air monitoring
Rencana Sampling
• Tetapkan goals!
• Berapa Shift
• Berapa banyak sample
• Area / pekerjaan
Ambil Keputusan
• Bandingkan hasil terhadap NAB (ACGIH)

• NAB rata-rata = 0.025mg/m3

• Ambil keputusan :
– Pajanan Acceptable
– Pajanan Unacceptable
– Perlu informasi tambahan
Implementasi
Tindakan Pengendalian
Pengendalian Silika
• Eliminasi
• Substitusi
• Pengendalian teknis
• Pengendalian Administratif
• APD / PPE
• Survailans Kesehatan
Eliminasi/Substitusi
• Sandblasting/Abrasive blasting
– Substitusi pasir silika
Pengendalian Teknis
• Ventilasi Mekanik
• Local exhaust ventilation
• Supresi Basah
• Isolasi pekerja
• Dust suppression skirting
Local exhaust ventilation
Wet suppression
Isolasi pekerja
Dust suppression skirts
Pengendalian Administratif

• Air monitoring
• Cara kerja & prosedur kerja aman
• Good hygiene practices
• Tidak ada sapu kering
• Program pemeliharaan preventif
Alat Pelindung Diri
• Seleksi Berdasarkan Konsentrasi Udara

• Pertahanan terakhir

• Kadang digunakan sebagai tindakan


sementara

• Program proteksi pernafasan


Respiratory protection program
• Seleksi Respirator
• Use, care and maintenance
• Fit-testing
• Training
• Clean shaven (tidak berjanggut)
• Health surveillance
Debu Batubara
• Debu batubara merupakan campuran karbon & mineral
silika lain tmsk quartz, kaolin, mika & berbagai mineral
tanah
• Semakin keras, semakin tua, semakin mudah terbakar
(combustible) seperti antrasit lebih toksik daripada batubara
lunak bitumen
• Jumlah quarts dalam batubara : >10% di dalam debu 
silikosis

• Kemungkinan mengidap PPTB tergtg konsentrasi debu,


kekerasan/kdgan karbon & kandungan quartz batubara
• PPTB timbul setelah bbrp tahun terpapar debu batubara &
tpk sbg opasitas nodul kecil di foto toraks
• Semakin besar paparan  semakin profus nodul tetapi tidak
berkembang lebih lanjut jika paparan berhenti
PNEUMOKONIOSIS PEKERJA TAMBANG
BATUBARA (PPTB)

• Diagnosis ditegakkan atas dasar adanya riwayat terpapar debu


batubara. Biasanya minimal 10 tahun + adanya kelainan khas pd
foto toraks
• Sesak jarang dijumpai

• Didiagnosis & diklasifikasi menurut jumlah bercak kecil pada foto


toraks
• Sulit dibedakan dgn silikosis, kecuali ada ‘egg-shell calcification’
atau ‘parenchymal opacities’ pada silikosis
• Tdk ada hubungan antara kelainan radiologis & kelainan faal paru

• Setiap bayangan dengan diameter > 1 cm dianggap sbg PMF


(fibrosis masif progresif) kecuali terbukti lain
• Penyakit dapat berkembang setelah tidak ada lagi paparan
PNEUMOKONIOSIS PEKERJA TAMBANG
BATUBARA (PPTB)

• Gejala & tanda hanya sedikit : sesak, batuk &


produksi sputum menjadi sering
• Bila berlanjut  terjadi kolaps lobus terutama
lobus atas
• Deviasi trakea sering terjadi

• Pembesaran ventrikel kanan, tanda hipertensi


pulmonal & gagal jantung kanan
Coal Worker’s Disease
• Riwayat pekerjaan-”Paru hitam / Black Lung”
• Foto toraks
– Pola Interstitial –opasitas nodul kecil
– Coal-dust macule
• Fungsi Paru
– Penyakit jalan nafas kecil
• Progressive Massive Fibrosis
– Hipertensi Pulmonal / cor pulmonale
• Sindrom Caplan-
– Pulmonary rheumatoid arthritis
PNEUMOCONIOSIS,
COAL WORKER
FIBROSIS
PNEUMOKONIOSIS AKIBAT DEBU NON-ORGANIK
LAINNYA

• PARU-PARU ALUMINOSIS
– Penyebab : Aluminium
• FIBROSIS PARU-PARU BAUKSIT
– Penyebab : Bauksit
• Beriliosis,
– Penyebab : Berilium
– Pekejraan : Ekstraksi berilium & metalurgi, industri ruang
angkasa, industri nuklir
• Fibrosis paru-paru grafit, kaolin, talc
– Penyebab : Debu graft
– Pekerjaan : produksi barang grafit, artifisial grafit dari
batu bara atau minyak mineral
• SIDEROSIS
– Penyebab : Serpihan / debu besi
– Pekerjaan : penambangan besi & metalurgi

• STANNOSIS –tin oxide

• Mineral spt Barium sulfat (barytes), Fero oksid, Sn


oksid menyebabkan nodul radio-opak pd foto toraks
tanpa ggnan fungsional, dikenal sbg pneumokoniosis
jinak dan perubahan radiologis berhenti ketika paparan
berhenti
• Kalsium karbonat (limestone) tdk menblkan ggnan
kecuali disertai quartz
• Pekerja tambang mineral lain ini terpapar pd quartz &
berisiko menderita silikosis
Pencegahan
penyakit paru akibat kerja
Pencegahan primer

• Mengurangi pajanan
• Skrining pra-kerja
– Atopi
– Faktor Genetik
• Edukasi
• Skrin sensitizer paru yang berpotensi
Ringkasan
• Kesadaran pajanan kerja sebagai penyebab
penyakit penting
• Riwayat pekerjaan mutlak
• Untuk menegakan hubungan kerja, bukti
obyektif pajanan dan terjadinya gejala atau
perubahan fungsi paru diperlukan
• Mengurangi pajanan merupakan kunci
pencegahan

Anda mungkin juga menyukai