DISUSUN OLEH :
FITRA HERNAYANTI
SRI WAHYUNI
PEMINATAN K3
TAHUN 2015
BERILIOSIS
Berilliosis adalah suatu peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup debu atau
asap yang mengandung berilium.
Karena sifatnya yang ringan dan memiliki ketahanan terhadap temperatur yang tinggi maka
berilium memiliki banyak pengguaan mekanis. Berilium dulu biasa digunakan untuk
membuat bola lampu pijar dan industri elektronik serta kimia. Kini berillium sering digunakan
dalam industri pembuatan pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, kaca satelit, bahkan
kaca teleskop Spitzer Space.
Pekerja industri atau orang-orang yang tinggal di sekitar penyulingan berillium berisiko
terkena berilliosis, yaitu peradangan paru-paru yang diakibatkan masuknya asap atau debu
yang mengandung berillium.
Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam
campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio
dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan
juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed
berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis.
PENYEBAB
Pemaparan berilium terutama terjadi melalui penghirupan asap atau debu berilium dan
kontak langsung melalui kulit yang terluka. Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2
gejala paru-paru, yaitu pneumonitis kimia akut dan penyakit paru granulomatosa yang
disebut penyakit berilium kronis atau beriliosis.
Pada penyakit berilium akut, logam ini bertindak sebagai iritan kimia langsung, yang
menyebabkan suatu reaksi peradangan non-spesifik. Dengan semakin meningkatnya
higienis dalam bidang industri, pada saat ini penyakit berilium akut sudah menghilang.
Beriliosis masih ditemukan di industri pengolahan berilium, dimana para pekerjanya terpapar
oleh asap atau debu berilium.
Beriliosis berbeda dari penyakit akibat pekerjaan lainnya dimana masalah paru-paru hanya
timbul pada orang yang sensitif terhadap berillium, yaitu sekitar 2% dari mereka yang kontak
dengan berillium. Penyakit ini dapat muncul bahkan pada mereka yang terpapar berillium
dalam waktu yang singkat dan gejalanya baru timbul setelah 10-20 tahun.
GEJALA
Penderita pneumonitis kimia akut biasanya mengalami gangguan pernafasan, batuk, dan
penurunan berat badan secara tiba-tiba. Bentuk yang akut juga bisa mengenai mata dan
kulit.
Nyeri sendi
Nyeri dada
lelah
DIAGNOSA
PENGOBATAN
Pengobatan terpilih adalah corticosteroid. Belum ada kesepakatan mengenai dosis maupun
lamanya pemberian corticosteroid.
Pada awalnya diberikan prednisone per-oral (melalui mulut) dengan dosis 20-40 mg/hari
selama 4-6 minggu, selanjutnya dosisnya diturunkan sesuai dengan respon klinis yang
terjadi.
Kepada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian corticosteroid atau
penderita yang mengalami efek samping yang serius akibat pemberian corticosteroid,
diberikan methotrexat
PENCEGAHAN
bisa dicegah dengan cara mengurangi kadar debu di dalam pabrik pengolahan tekstil
melalui perbaikan mesin atau sirkulasi udara. Pekerja harus menjalani pemeriksaan foto
dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal.
DAFTAR PUSTAKA
http://doktersehat.com/waspadai-debu-dan-asap-penyebab-beriliosis/
http://blogkputih.blogspot.com/2012/07/berilliosis.html
http://belajardoyan.blogspot.com/2011/09/gangguan-sistem-pernapasan-akibat-kerja.html
http://dokumen.tips/documents/mklh-beriliosis-n-alveolis-alrgika-ext.html