DISUSUN OLEH :
Arif Ridwan
Elsa Supriani
Rifka Rosiyani
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2015
Administrasi dan manajemen kesehatan lingkungan di Rumah Sakit
1. Pengertian
Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad dan ministrate yang artinya
pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa Inggris disebut Administration artinya
To Serve, yaitu melayani dengan sebaik-baiknya.
Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, dan adanya kemampuan pengendalian untuk
mencapai tujuan Rumah Sakit.
Keberhasilan program sanitasi rumah sakit sangat ditentukan oleh peranan petugas
kesehatan lingkungan untuk menciptakan keberhasilan sistem manajemen kesehatan
lingkungan yang ada di rumah sakit. Dasar semua tindakan yang dilakukan petugas
kesehatan lingkungan adalah komitmen organisasi terhadap kepedulian lingkungan,
sehingga komitmen merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kinerja petugas
terhadap upaya pengelolaan lingkungan rumah sakit. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Azhar, (2010) bahwa komitmen berpengaruh terhadap implementasi upaya
kesehatan lingkungan rumah sakit. Ditambahkan oleh Utami, (2011) bahwa komitmen
mempengaruhi prestasi kerja pegawai.
Pelayanan
Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien (Menurut American Hospital Assocition).
Menurut Kotter (1983) definisi rumah sakit adalah merupakan suatu perusahaan
yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa kesehatan, berbagai faktor mempengaruhi
perkembangan RS, antara lain; teknologi, epidemiologi, demografi, sosial ekonomi, faktor
kebutuhan masyarakat terhadap mutu pelayanan dan peraturan, serta faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berlaku.
Sedangkan menurut Wolper dan Pena (1987), mereka mendefinisikan rumah sakit
sebagai tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat serta berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar, modal, dan
teknologi,namun keberadaan rumah sakit juga memiliki dampak negatif terhadap timbulnya
penyakit. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan kebijakan pelaksanaan KLRS yang bertujuan
untuk mendukung ketercapaian program Kesehatan Lingkungan. Kebijakan pelaksanaan
KLRS tersebut antara lain:
Perencanaan meliputi:
Pengorganisasian usaha sanitasi rumah sakit harus mencerminkan fungsi dinamis dengan
wadah kegiatan terdiri dari unsur:
Petugas yang berwenang dalam pelaksanaan usaha sanitasi rumah sakit merupakan kunci
dalam panitia/komite keamanan dan harus melaksanakan tugasnya dalam pengawasan
infeksi. Petugas harus melakukan suatu pengamatan (surveilence) sanitasi yang efektif dan
melaporkan pelaksanaan programnya kepada pimpinan rumah sakit. Petugas sanitasi rumah
sakit menentukan hasil layanan yang paling dominan dalam usaha pelayanan sanitasi rumah
sakit. Petugas sebagai pemberi layanan kepada penderita dapat mempengaruhi proses
pengobatan. Hubungan psikobiososial penderita dengan petugas maupun dengan
pengunjung dapat mempengaruhi hasil penyembuhan, lebih-lebih apabila interaksi faktor
biopsikososial ini berproses dalam suasana lingkungan yang bersih, nyaman, dan asri.
Tenaga sanitasi rumah sakit adalah unsur (provider) utama yang bertanggung jawab
terhadap layanan sanitasi rumah sakit. Upaya penyehatan lingkungan RS meliputi kegiatan-
kegiatan yang kompleks sehingga memerlukan tenaga dengan kualifikasi sebagai berikut:
Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang merupakan alat (tools)
yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus
dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi (Hapsari, 2010).
Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja
yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri (Marsum dkk, 2007).
Upaya pengelolaan limbah RS dapat dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat
lunaknya yang berupa peraturan, pedoman, dan kebijakan yang mengatur
pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan RS. Unsur-unsur yang terkait
dengan penyelenggaraan kegitan pelayanan RS (termasuk pengelolaan limbahnya),
yaitu :
Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Supaya pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen (Hapsari, 2010).
6. Pengorganisasian
Pelaksanaan KLRS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam pelaksanaan
KLRS. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola
pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan
serta penegakkan disiplin.
1) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang
berhubungan dengan KLRS.
2) Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi KLRS.
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan program KLRS
4) Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
5) Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi bagian dari Rumah Sakit.
6) Memberi nasehat tentang manajemen KLRS di Rumah Sakit, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
Pengawasan (monitoring)
a. Auditing
- Prosedur keuangan
- Fasilitas fisik
- Kebijakan
- Program penggunaan wewenang
- Prosedur dan metode operasi
b. Internal Auditing
- Pemeriksaan dilakukan oleh pihak dalam
- Pemeriksaan keuangan
- Pemeriksaan kegiatan operasional
c. External Auditing
- Pemeriksaan dilakukan pihak luar
- Untuk mengetahui secara objektif keadaan keuangan dan hasil usaha
Evaluasi
a. Pengevaluasian hasil yang telah dicapai dari program yang telah dilakukan.
b. Pengevaluasian dengan membandingkan kesesuaian antara pelaksanaan program
dengan tujuan program kesehatan lingkungan yang telah dibuat.
c. Pengevaluasian peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam
penyampaian program kesehatan lingkungan.
d. Pengevaluasian program yang telah dibuat dengan kesesuaian peraturan perundang-
undangan, apakah tidak melanggar HAM dan hak-hak individu.
Setelah dilakukan pengevaluasian terhadap program kesehatan lingkungan yang telah
dibuat, akan ada tiga kemungkinan yang muncul, yaitu dilanjutkan, diperbaiki, atau diakhiri.
Namun kebanyakan program akan diteruskan dengan hanya sedikit revisi/perbaikan.
Daftar Pustaka
http://staypublichealth.blogspot.com/2012/11/manajemen-sanitasi-rumah-
sakit.html#sthash.NFM80ffv.dpuf
https://www.academia.edu/5070021/Administrasi_Rumah_Sakit_Kesehatan_dan_Keselam
atan_Kerja_Laboratorium_Rumah_Sakit
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41596/5/Chapter%20I.pdf