Anda di halaman 1dari 45

K3 IPAL CAIR INFEKSIUS PADA

PELAYANAN KESEHATAN
(RS, FARMASI, PUSKESMAS)

NURUL AMALIYAH, SKM,M.Sc


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Bahaya limbah yang dihasilkan
1. manusia
2. lingkungan
Peraturan perundang-undangan
UU No 13/2003
Kesehatan Kerja pasal 86,87
Undang-undang RI No 1 tahun 1970
KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Pragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Undang-undang RI No 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yang memuat tentang
ketentuan-ketentuan salah satunya adalah
mencegah, mengendalikan penyakit akibat
kerja dan keracunan, dan kewajiban
memeriksakan kesehatan awal, berkala dan
khusus bagi tenaga kerja.
KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
Rumah Sakit harus mempunyai fasilitas
pengelolaan limbah sendiri, yaitu:

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat Setiap


Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah
dimulai dari sumber dan harus mengelola dan
mengawasi penggunaan bahan kimia yang
berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai
dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan
harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
2. Fasilitas Pengolahan Limbah Cair Limbah
cair harus dikumpulkan dalam container yang
sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan
radiologi, volume, dan prosedur penanganan
dan penyimpanannya. Rumah sakit harus
memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah
sendiri.
DEFINISI K3
A. Filosofi: Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan:
Tenaga kerja dan manusia pada umumnya baik
jasmani maupun rohani
Hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
makmur dan sejahtera
B. Keilmuan: suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan kerja. Termasuk:
kebakaran,peledakan, pencemaran, penyakit dll
Definisi
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kesehatan dan
keselamatan yang berkaitan dengan tenaga kerja, pekerjaan
dan lingkungan kerja, meliputi segala upaya untuk mencegah
dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja
dengan tujuan agar tercipta masyarakat dan lingkungan kerja
yang aman, sehat dan sejahtera guna mencapai produktifitas
yang optimal.

Tujuan K3 antara lain untuk melindungi tenaga kerja atas hak


kesehatan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan
5 MATERI PENTING DALAM KESJA

SARANA PRASARANA

SOP TEMPAT ORANG


KERJA

PEMEL. KESEHATAN
DANGER
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.

adalah suatu kondisi


sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)
Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda
Piramida kasus kecelakaan
1 kec. fatal Data yg

10 dilaporkan
kec. ringan dan
30
Kerusakan alat tercatat

600
Nyaris Kecelakaan

10.000
Sumber bahaya
Sasaran K3
Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan
lancar
RUANG LINGKUP KESEHATAN KERJA

meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan


lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja,
proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat


pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun kesejahteraan sosialnya.

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja


yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam


pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.

Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan


yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Tiga langkah utama k3

1. Pengenalan lingkungan kerja.


Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya
dilakukan dengan cara melihat dan mengenal
(walk through inspection?), dan ini merupakan
langkah dasar yang pertama-tama dilakukan
dalam upaya kesehatan kerja.
2. Evaluasi lingkungan kerja.
Merupakan tahap penilaian karakteristik dan
besarnya potensi-potensi bahaya yang
mungkin timbul, sehingga bisa untuk
menentukan prioritas dalam mengatasi
permasalahan.
3. Pengendalian lingkungan kerja.
Dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan pemajanan terhadap zat/bahan
yang berbahaya dilingkungan kerja.
Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan
evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah
lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat
dicapai dengan teknologi pengendalian yang
adekuat untuk mencegah efek kesehatan yang
merugikan di kalangan para pekerja
A. Pengendalian lingkungan (Environmental Control
Measures)
Disain dan tata letak yang adekuat
Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada
sumbernya.
Sarana dan prasarana yang tidak menimbulkan dampak
pencemaran lingkungan
B. Pengendalian perorangan (Personal Control Measures)
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan
alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya
kesehatan. Namun alat pelindung perorangan harus
sesuai dan adekuat .
Pembatasan waktu selama pekerja terpajan terhadap zat
tertentu yang berbahaya dapat menurunkan risiko
terkenanya bahaya kesehatan di lingkungan kerja.
Pengertian limbah pelayanan
kesehatan
Pengertian limbah adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan, sedangkan limbah medis atau
limbah klinis mencakup semua hasil buangan
yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas
penelitian, dan laboratorium
Jenis bahaya pada limbah
klinis
Pada sarana layanan kesehatan termasuk
puskesmas, Limbah Medis dapat
dikatagorikan menjadi beberapa jenis,
meliputi :
(1) Limbah benda tajam, adalah materi padat
yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat, dapat
menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya :
Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat glass); Infus
set; Ampul/vial obat, dll.
(2) Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga
mengandung patogen (bakteri, virus, parasit, dan
jamur) dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan penyakit pada penjamu yang rentan,
misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari
aktifitas laboratorium; Limbah hasil operasi atau
otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular;
Limbah pasien yang menderita penyakit menular
dari bagian isolasi; Alat atau materi lain yang
tersentuh orang sakit.
(3) Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari
jaringan tubuh manusia, misalnya : organ tubuh, janin dan
darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain.

(4) Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-


bahan farmasi, misalnya : mencakup produk farmasi, obat,
vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll;
Termasuk sarung tangan, masker, dll.

(5) Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia


yang berasal dari aktifitas diagnostic, pemeliharaan
kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya :
formaldehid, zat kimia fotografis, solven, dll
(6) Limbah Kemasan Bertekanan, adalah
limbah medis yang berasal dari kegiatan di
instansi kesehatan yang memerlukan gas,
misalnya : gas dalam tabung, carteidge dan
kaleng aerosol.
(7) Limbah Logam Berat, adalah limbah medis
yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori
limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik,
misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal
dari bocoran peralatan kedokteran
(thermometer, alat pengukur tekanan darah).
Dampak bagi kesehatan

Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan


kesehatan, organisme penyebab, dan media
penularan :
(1) Infeksi gastroenteritis. Organism penyebab,
misalnya salmonella, shigella spp, vibrio cholera,
cacing. Media penularannya, melalui tinja atau
muntahan.
(2) Infeksi Saluran Pernafasan. Organisme penyebab:
mycobacterium tuberculosis, streptococcus
pneumonia, virus campak. Media penularannya
adalah melalui secret yang terhirup, air liur.
(3) Infeksi Mata. Organisme penyebab : Herpes virus.
Media penularannya adalah secret mata
(4) Infeksi Genital. Organisme penyebab : Neisseria
gonorrhoeae, herpes virus. Media penularannya
adalah melalui secret genital.
(5) Infeksi Kulit. Organisme penyebab : Streptococcus
spp. Media penularannya adalah melaui nanah.
(6) Antraks. Organisme penyebab : Bacillus anthracis.
Media penularannya adalah melalui secret kulit.
(7) Meningitis. Organisme penyebab adalah Neisseria
meningitis. Media penularannya adalah melalui
darah, secret alat kelamin.
(8) AIDS. Organisme ppenyebeb adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Media penularannya
adalah melalui darah, secret alat kelamin.
(9) Demam Berdarah. Organisme penyebab
adalah virus junin, lassa, ebola dan Marburg.
Media penularannya adalah melalui seluruh
cairan tubuh dan secret.
(10) Septikimia. Organisme penyebab adalah
Staphylococcus spp. Media penularannya adalah
melalui darah.
(11) Bakteriemia. Organisme penyebab adalah
Staphylococcus spp, koagulase negative,
staphylococcus aureus, enterobacter,
enterococcus, klebsiella dan streptococcus sp.
Media penularannya adalah melalui darah
(12) Kandidemia. Organisme penyebab adalah
Candida albicans. Media penularannya
adalah melalui darah.
(13) Hepatitis Virus A. Organisme penyebab
adalah virus hepatitis A. Media penularannya
adalah melalui tinja.
(14) Hepatitis Virus B dan C. Organisme
penyebab adalah Virus Hepatitis B dan C.
Media penularannya adalah melalui darah
dan cairan tubuh.
Pengelolaan Limbah Medis

Pada dasarnya dalam melaksanakan pengelolaan


limbah medis perlu menganut prinsip-prinsip
dasar berdasarkan kesepakatan internasional,
yakni :
(1) The Polluter Pays principle (prinsip
pencemar yang membayar).
Artinya bahwa melaului prinsip tersebut diatas
bahwa semua penghasil limbah secara hukum
dan financial bertanggungjawab untuk
menggunakan metode yang aman dan ramah
lingkungan dalam pengelolaan limbah.
2) The Precautionary principle (prinsip
Pencegahan) merupakan prinsip kunci yang
mengatur perlindungan kesehatan dan
keselamatan melalui upaya penanganan yang
secepat mungkin dengan asumsi risikonya dapat
menjadi cukup signifikan.
(3) The duty of care principle (prinsip
kewajiban untuk waspada) bagi yang
menangani atau mengelola limbah berbahaya
karena secara etik bertanggung jawab untuk
menerapkan kewaspadaan tinggi.
(4) The proximity principle (prinsip
kedekatan) dalam penanganan limbah
berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam
pemindahan.
CONTOH KAIDAH PENANGANAN
LIMBAH SESUAI KAIDAH K3
Metode Pembuangan
limbah medis / klinis dibuang dengan metode
incinerator atau setelah sterilisasi (autoclave
atau bahan kimia hipoklorit / permanganat)
dengan sanitary landfill
Evaluasi keberhasilan pengelolaan
sampah bisa dilihat dengan indikator :
- akumulasi sampah tak terangkut
- peningkatan populasi lalat
- adanya keluhan masyarakat, pasien,
pengunjung atau petugas rumah sakit
Sarana
Pengangkutan

Sangat diharapkan kendaraan yang


dipakai mengangkut sampah medis
dan sejenisnya hanya untuk itu saja

Mudah diangkut dan dibongkar serta


mudah dibersihkan dan dilengkapi
alat pengumpul kebocoran

Harus dipasang tanda atau kode untuk


sampah medis/klinis
Pemilahan dan Pengurangan
Sampah Medis

Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah


Reduksi volume limbah merupakan proses yang
kontinyu
Pemisahan limbah B3 dari limbah lainnya pada
tempat penghasil adalah kunci pembuangan
yang paling baik
Dengan limbah berada di kantong dan
kontainer yang sama untuk penyimpanan,
pengumpulan dan pembuangan akan
mengurangi kemungkinan kesalahan petugas
dlm penanganan
Penampungan
Sampah Medis

Sarana penampungan limbah


medis harus memadai,
diletakkan pada tempat yang
pas, aman, dan higienis

Pemadatan adalah cara yang


efisien dalam penyimpanan
sampah medis yang bisa
dibuang di sanitary landfill,
namun pemadatan tidak boleh
dilakukan pada limbah infeksius
dan benda tajam
Pemisahan
Sampah Medis

Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang dbuang,


maka harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong plastik berwarna
(kode warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi bisa juga
hitam dibuang di sanitary landfill bila dilakukan cara pengumpulan
terpisahdan pengaturan pembuangan
Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum
transparan dgn strip pembuangan akhir
biru tua
Kode Simbol/Piktogram
Standard (lihat juga GHS)
Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol
biohazard yang berwarna hitam (international)

Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
sititoksik (pembelahan sel fase telofase)

Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil
(bhs lain : trifolium, three-leaved plant
(international)

Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol tulisan
Domestik warna putih
Organisme Patogen Yang
Terdapat Dalam Air Limbah
Organisme Penyakit Ketera
ngan
Ascaris spp Cacing nematoda Berbahaya terhadap manusia, berasal dari
Enterocobius spp buangan air limbah dan lumpur kering yang
dipakai sebagai pupuk.
Basillus Antrhacis Anthrax Terdapat dalam air limbah, sporanya
tahan terhadap pengolahan
Brucella spp Bercellosis, demam malta manusia, Biasanya ditularkan oleh susu yang kena
menjangkitkan keguguran domba, kambing & infeksi atau kontak air limbah juga diduga
ternak lain sebagai penular
Entamoeba Dysentri Disebarkan oleh air yang terkontaminasi serta
Hstolystica lumpur yang dipakai sebagai pupuk. Biasanya
terjadi pada cuaca yang panas.
Leptospira Leptospirosis Dibawa oleh tikus selokan
Iceteron mrhagiae
Mycobacterium tuberculosis Tuberculosis Terpisahkan dari air limbah dan sungai yang
tercemar. Air limbah merupakan kemungkinan
cara
penyebaran. Perhatian harus diberikan
pada air limbah yang keluar dari
sanatorium.
Salmonella paratyphi Demam paratyphoi Biasanya ada dalam air limbah dan buangannya
pada masa epidemi.
Salmonella typhi Demam typoid Biasanya ada dalam air limbah dan buangannya
pada masa epidemi.
Sumber: Djoko Sasongko, 1991
Shigella spp Disentri basil Air tercemar merupakan sumber infeksi utama

Salmonella typhi Peracunan makanan Biasanya ada pada air limbah

Shistosoma spp Schistosomiais Mungkin diuraikan pada pengolahan air limbah


yang efisien
Taenia spp Cacing pita Telurnya sangat tahan didapatkan pada
lumpur, air
limbah serta buangan air limbah berbahaya
bagi ternak di daerah irigasi atau lahan
yang dipupuk dengan lumpur limbah.
Vibrio cholerae Cholera Dijangkitkan oleh air limbah dan air tergenang

Virus Polimaylitis hepatitis Cara penularannya pasti belum diketahui.


Terdapat pada buangan dari instalasi
pengolahan secara biologis.
Pengaruhnya Terhadap
Lingkungan Dan Kesehatan
Gangguan kenyamanan dan estetika
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau
phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.

Kerusakan harta benda


Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif,
karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat
menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.

Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang


Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan
kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
Gangguan terhadap kesehatan manusia
Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri,
virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta
logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari
bagian kedokteran gigi.

Gangguan genetik dan reproduksi


Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya
diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa
dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan
genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya
pestisida, bahan radioaktif.
HIRARKI Pengendalian k3
secara umum
1. ELIMINASI dan substitusi
2. Teknik
IPAL dibuat tidak menimbulkan bahaya
kesehatan pada pekerja atau masyarakat
sekitar tidak menimbulkan bahaya fisik kimia
biologi maupun ergonomi bagi pekerja
3. Administrasi
Buat SOP, pemeriksaan berkala
4. PPE
APD

Anda mungkin juga menyukai