3. Muhibbatul Laili
4. Rifqi Fadlurrohman
6. Wiwik Astutik
DEFINISI
Penyakit paru interstitial (PPI) atau interstitial lung disease adalah kelompok
berbagai penyakit yang melibatkan dinding alveolus, jaringan sekitar alveolus
dan jaringan penunjang lain di paru-paru.
ETIOLOGI
Asbes
Obat- Debu
obatan Silica
IRITAN
Protein
Bedak
burung
Debu
Debu
batu
gandum
bara
PATOFISIOLOGI ILD
2. Dyspnea
4. Keterbatasan aktifitas
1. Penyakit sendi
2. Ruam kulit
Pasien yang menderita penyakit ini biasanya berusia antara 50-70 tahun, dua
pertiganya lebih tua dari 60 tahun
Perkiraan angka kejadian pertahun adalah 7 kasus per 100.000 untuk wanita dan
10 kasus per 100.000 untuk pria.
PENCEGAHAN ILD
1. Hindari paparan faktor pekerjaan atau lingkungan yang
dapat menyebabkan ILD
2. Menggunakan masker
3. Hindari rokok tembakau
4. Imunisasi dengan vaksin influenza dan vaksin
pneumokokus
5. Segera melakukan penanganan cepat saat tanda dan
gejala infeksi muncul
PENGOBATAN ILD
Batasi
paparan Antifibrotik Kortikosteroid
toksin
Transplantasi Rehabilitasi
Terapi Oksigen
paru-paru paru
JENIS PEKERJAAN YG MEMILIKI RESIKO
1. Konstruksi
Menghirup debu dari kegiatan pembongkaran atau renovasi yang berisiko terkena kanker paru-paru,
mesothelioma dan asbestos, yaitu suatu penyakit yang menyebabkan jaringan parut dan kaku di paru-
paru.
2. Manufaktur
Pekerja pabrik bisa terkena debu, bahan kimia dan juga gas yang dapat meningkatkan risiko PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Bahan kimia tertentu seperti perasa diacetyl yang digunakan
dalam microwave popcorn, pabrik anggur dan makanan bisa menyebabkan penyakit yang merusak
yaitu bronchiolitis obliterans.
JENIS PEKERJAAN YG MEMILIKI RESIKO
3. Pemadam Kebakaran
4. Petugas Kesehatan
Sekitar 8-12% petugas kesehatan sangat sensitif dengan bubuk yang ada pada sarung
tangan lateks, sehingga bisa menyebabkan reaksi asma berat atau memicu timbulnya
alergi.
JENIS PEKERJAAN YG MEMILIKI RESIKO
5. Tekstil
Byssinosis atau dikenal dengan nama penyakit paru-paru coklat adalah kondisi yang
umum diantara pekerja tekstil yang membuat jok, handuk, kaus kaki, seprei dan pakaian.
2. Nama Peneliti :
Isa Ma’rufi
3. Tempat Penelitian :
4. Waktu Penelitian :
Seluruh perajin mebel kayu di Kelurahan Bukir sebanyak 455 pekerja, sampel penelitian
adalah 96 responden, dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik cluster random
sampling.
6. Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kadar debu dengan gangguan
faal paru pada perajin mebel di Kabupaten Pasuruan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian observasional
Sampel penelitian adalah 96 responden perajin mebel kayu di Kelurahan Bukir
Teknik pengambilan sampel yaitu teknik cluster random sampling
Penelitian ini menggunakan sumber data data primer diperoleh melalui
pemeriksaan faal paru, pengukuran lingkungan kerja, wawancara dengan
kuesioner, dan observasi diperoleh melalui data sekunder
sumber data sekunder diperoleh melalui tinjauan kepustakaan, data-data
dinas perindustrian dan dinas tenaga kerja, serta dinas kesehatan.
Instrumen pemeriksaan faal paru dilakukan dengan spirometri dan instrumen
pengukuran kadar debu dengan menggunakan Low volume dust sample.
Ringkasan Penelitian :
Pekerja perajin mebel kayu di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan, dalam menggunakan APD belum menjadi kebiasaan dalam melakukan
pekerjaan, sehingga risiko terpapar debu lebih besar. Untuk mengurangi risiko
terjadi gangguan kapasitas fungsi paru, perlu diupayakan suatu pencegahan
dengan memberikan informasi kepada pekerja bahwa bila melakukan pekerjaan
pemotongan kayu dan pengukiran kayu perlu menggunakan masker, kaos tangan
dan alat pelindung diri lainnya, maupun saat berkomunikasi di lingkungan kerja
tidak usah membuka masker.
Kesimpulan Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk gangguan paru obtruksi, 72
responden (75%) normal, sedangkan obstruksi ringan sebanyak 15 responden
(15,6%), obstruksi sedang sebanyak 6 responden (6,3%), dan obstruksi berat
sebanyak 3 responden (3,1%).
Gangguan paru restriksi menunjukkan bahwa responden normal tidak ada
(0%), restriksi ringan sebanyak 12 responden (12,5%), restriksi sedang
sebanyak 39 responden (40,6%), dan restriksi berat sebanyak 45 responden
(46,9%)
Jika dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang hanya 1,00 mg/m3,
maka kadar debu di bagian pengukiran dan finishing melebihi NAB. Ber-
dasarkan uji statistik menunjukkan bahwa kadar debu berkorelasi dengan
gangguan fungsi paru (p < 0,05).
DAFTAR PUSTAKA
Biggs, J.J., Hughes, M,A & Langley, Tessa. (2016). Occupational Intersitial Lung
Disease Guidline. American College of Occupational and Environmental
Medicine.
Nakazawa, Atsuhito., Cox, N.S & Holland, A. E. (2017). Current best practice in
rehabilitation in intesitial lung disease. Therapeutic Advances in Respiratory
Disease, 11(2), 115-128. Retrieved from
http://www.sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav
Ombuh, R.V., Nurjazuli & Raharjo, Mursid. (2017). Hubungan Paparan Debu
Terhirup Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bongkar Muat Di
Pelabuhan Manado Sulawesi Utara Tahun 2017. Higiene, 3(2), 69-75.