Anda di halaman 1dari 28

PPOK

OLEH : dr. Elizabeth Napitupulu, M.Ked (Paru), Sp.P

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN


RESPIRASI
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN
2019
DEFINISI (GOLD 2019)

 Penyakit yang umum, dapat dicegah, dan dapat


diobati,
 Memiliki karakteristik gejala pernapasan dan
keterbatasan aliran udara yang persisten,
 Yang disebabkan abnormalitas saluran
pernapasan dan/atau alveolar,
 Yang umumnya disebabkan oleh paparan partikel
atau gas berbahaya
PREVALENSI PPOK DI INDONESIA
(RISKESDAS 2013)
• Total estimasi PPOK di
Indonesia: 3.7%1
• Total estimasi PPOK di global:
11.7%2

Prevalensi
PPOK
<3.0%
3.0 – 3.7%
>3.7%

Dengan meningkatnya prevalensi perokok di negara berkembang dan


jumlah pasien manula di negara maju, diprediksi prevalensi PPOK
meningkat di 30 tahun ke depan2
1. Hasil Riskesdas 2013
2. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019
ETIOLOGI, ETIOLOGI
PATOBIOLOGI, & • Merokok &
polusi
PATOLOGI PPOK • Faktor inang
PENYEBAB
KETERBATASAN
ALIRAN UDARA
& MANIFESTASI PATOBIOLOGI
KLINIS • Gangguan pertumbuhan paru
• Penurunan fungsi paru
• Kerusakan paru
• Inflamasi paru dan sisttemik

PATOLOGI
• Gangguan/abnormalitas
saluran napas kecil
• Emfisema
KETERBATASAN • Efek sistemik MANIFESTASI KLINIS
• Gejala
ALIRAN UDARA • Eksaserbasi
• Keterbatasan aliran udara • Komorbiditi
yang persisten
Perubahan patologis yang khas dari PPOK
PATOLOGI dijumpai di saluran napas besar, saluran napas
kecil, parenkim paru dan vaskular pulmoner

Perubahan Patologis pada PPOK


Saluran napas proksimal (trakea, bronkus diameter > 2 mm)
Perubahan struktural: sel goblet , pembesaran kelenjar submukosa (keduanya
menyebabkan hipersekresi lendir), metaplasia sel epitel skuamosa
Saluran napas kecil (bronkiolus diameter < 2 mm)
Parenkim paru (bronkiolus respiratorius dan alveoli)
Perubahan struktural: kerusakan dinding alveolus, apoptosis sel epitel dan
endotel
• Emfisema sentrilobular: dilatasi dan kerusakan bronkiolus; paling sering
terlihat pada perokok
• Emfisema panacinar: perusakan alveolus dan bronkiolus; paling sering terlihat
pada kekurangan -1 antitrypsin
Pembuluh darah paru
Perubahan struktural: penebalan intima, disfungsi sel endotel, penebalan otot
polos (hipertensi pulmonal).
PATOGENESIS

PPOK MERUPAKAN HASIL DARI INTERAKSI


LINGKUNGAN DAN GEN.
Risiko PPOK
1. Asap rokok
2. Polusi udara
Dalam ruangan
Diluar ruangan
3. Paparan tempat kerja
4. Genetik
5. Usia dan Gender
6. Tumbuh kembang paru
7. Sosial ekonomi
8. Infeksi paru berulang
9. Hiper responsif bronkus
Respon Inflamasi
PPOK abnormal

Proteinase – Oksidan -
antiproteinase antioksidan.
Inflamasi yang kompleks pada PPOK
Inflamasi yang terjadi akan meningkatkan
produksi sel – sel inflamasi, mediator inflamasi
dan proteinase yang menjadi dasar patogenesis
PPOK
IMMUNOPATOGENESIS PPOK
IMMUNOPATOGENESIS PPOK
Protease dan Antiproteases pada PPOK

Peningkatan Protease Penurunan Antiprotease

Serin protease  
Neutrofil elastase Alpha-1 antitrypsin
Sistein proteinase
Tissue inhibitor of MMP 1-4 (TIMP1-4)
Matrix metaloproteinase
 
(MMPs)
MMP-8, MMP-9, MMP-12
PATOFISIOLOGI
Peradangan dan penyempitan
Saluran napas saluran napas yang ditandai dengan
nilai FEV1 yang menurun
Kerusakan dinding alveoli
Parenkim Paru menyebabkan gangguan proses
difusi

Jaringan elastin Menyebabkan gangguan elastic


recoil dan compliance paru
Sel goblet,
penebalan Hipersekresi mukus dan
submukosa, menyebabkan batuk kronis
gangguan silia
Terjadi gangguan pertukaran gas
Kelainan dan
vaskuler hipertensi pulmoner.
DIAGNOSIS

Riwayat terpapar asap rokok dan zat – zat


iritan berbahaya.

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Fisik : Spirometry obstruksi
INSPEKSI (Barrel chest) (FEV1/FVC <o.7)
PALPASI (SF berkurang) Laboratorium darah
PERKUSI (hipersonor) (AGDA)
AUSKULTASI (ekspirasi Radiologi (Sela iga
memanjang, vesikuler melebar, diafragma letak
melemag, wheezing, rendah, hiperlusen,
ronki) jantung pendulum)
ALUR UNTUK DIAGNOSA PPOK

FAKTOR
GEJALA RISIKO
• Napas pendek • Faktor inang
• Batuk kronis • Tembakau
• Sputum • Pekerjaan
• Polusi
indoor/outdoor

SPIROMETRI
Diperlukan untuk
menegakkan
diagnosa

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS

 Dyspnea yang kronis  Batuk


dan progresif

 Mengi dan dada


 Produksi sputum sesak

Riwayat terpapar asap rokok dan


zat – zat iritan berbahaya.
 Lainnya – termasuk fatigue, turun berat
badan, anoreksia, hilang kesadaran,
patah tulang rusuk, persendian bengkak,
depresi, cemas berlebihan.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


PEMERIKSAAN FISIK

THORAX :
INSPEKSI : Barrel chest
PALPASI : SF berkurang
PERKUSI : hipersonor
AUSKULTASI: Suara pernapasan : ekspirasi memanjang,
vesikuler melemah
Suara tambahan : wheezing, ronki (+/-)
Lainnya : clubbing finger (schamroth sign negative)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Spirometry obstruksi (FEV1/FVC <o.7)


Laboratorium darah (AGDA)
Radiologi (Sela iga melebar, diafragma letak
rendah, hiperlusen, jantung pendulum)
KETERBATASAN ALIRAN UDARA PASIEN
PPOK MELALUI UJI SPIROMETRI

Pasien PPOK FEV1/FEVC < 0.70


Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019
KLASIFIKASI KETERBATASAN ALIRAN UDARA PASIEN PPOK
(BERDASARKAN PASKA BRONKODILATASI FEV 1)

Pada pasien dengan FEV1/FVC < 0.70

GOLD 1: Ringan FEV1 ≥ 80% dari prediksi normal

50% ≤ FEV1 < 80% dari prediksi


GOLD 2: Sedang
normal

30% ≤ FEV1 < 50% dari prediksi


GOLD 3: Berat
normal

GOLD 4: Sangat berat FEV1< 30% dari prediksi normal

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


KUESIONER MODIFIED MEDICAL
RESEARCH COUNCIL (MMRC)
Ketik satu box yang sesuai (skala 0-4)
mMRC tingkat
Hanya sesak napas jika sedang beraktivitas berat
0

mMRC tingkat 1 Saya mengalami sesak napas ketika terburu-buru


menaiki tangga atau sedikit tanjakan

Berjalan lebih pelan dari kebanyakan orang sebaya


mMRC tingkat 2 ketika naik tangga karena sulit bernapas, atau harus
berhenti untuk bernapas ketika berjalan biasa di
tangga

mMRC tingkat 3 Saya berhenti bernapas setelah berjalan 100 meter


atau beberapa menit di tangga

mMRC tingkat Terlalu sulit bernapas untuk keluar rumah atau sulit
4 bernapas ketika berpakaian/ganti baju

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


PEMERIKSAAN SPIROMETRY

Klasifikasi Derajat Hambatan Aliran Udara Pada PPOK


(berdasarkan VEP1 paska bronkodilator)

Pada pasien dengan VEP1/ KVP < 0.70


GOLD 1: Ringan VEP1 ≥ 80 % prediksi

GOLD 2: Sedang 50 % ≤ VEP1 < 80 % prediksi


GOLD 3: Berat
30 % ≤ VEP1 < 50 % prediksi
GOLD 4: Sangat Berat
VEP1 < 30 % prediksi
PENILAIAN RISIKO EKSASERBASI

 Definisi eksaserbasi PPOK adalah perburukan akut gejala


pernapasan yang membutuhkan terapi tambahan
 Klasifikasi eksaserbasi PPOK:
 Ringan (ditangani dengan SABD)
 Sedang (ditangani dengan SABD + Antibiotik
dan/atau steroid oral) atau
 Berat (pasien membutuhkan hospitalisasi atau
kunjungan UGD). Eksaserbasi berat dikaitkan juga
dengan gagal pernapasan akut

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


PEMBAGIAN PPOK EKSARSEBASI BERAT
TATALAKSANA PPOK EKSARSEBASI

Terapi Oksigen  target O2 88 s/d 92%


Terapi bronkodilator kerja cepat : SABA, SAMA, gol
Xanthin
Kortikosterod sistemik : dosis 0,5 – 1 mg/kgBB
dengan dosis maksimal 40 mg per hari (prednison)
Antibiotik : pemberian Ab wajib diberikan terutama
jika eksarsebasi dicurigai akibat infeksi bakteri yang
ditandai dengan purulensi sputum. Ab empiris yang
direkomendasikan adalah gol penicilin dengan asam
klavulanat, tetrasiklin dan makrolide.
Terapi simptomatis lainnya.
METODE PENILAIAN ABCD
Konfirmasi Penilaian Penilaian
diagnosa via keterbatasan gejala/risiko
spirometri aliran udara eksaserbasi

Riwayat
eksaserbasi
sedang atau
berat
≥2 atau
Paska- ≥1
bronkodikatasi menyeba
FEV1/FVC < 0.7 b
hospitalis
asi
0 atau 1
(tidak
menyebab
kan
hospitalis
asi)

Gejala

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


INISIAL TATALAKSANA PPOK STABIL
BERDASARKAN ABCD
Kelompok C Kelompok D
≥ 2 eksaserbasi LAMA atau
berat atau ≥ 1 LAMA LAMA+LABA* atau
menyebabkan ICS+LABA**
hospitalisasi *pertimbangkan jika sangat
simptomatik (CAT>20)
** pertimbangkan jika eos ≥300

0 atau 1 Kelompok A Kelompok B


eksaserbasi
sedang (tidak Bronkodilator Bronkodilator onset lama
menyebabkan (LABA atau LAMA)
hospitalisasi)

mMRC 0-1 CAT < mMRC ≥ 2 CAT ≥


10 10

1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019 SMOKING CESSATION
TUJUAN PENGOBATAN PPOK

 Mengurangi gejala
 Memperbaiki kemampuan beraktivitas
MENGURANGI
 Memperbaiki status kesehatan GEJALA

dan

 Mencegah perkembangan penyakit


 Mencegah dan mengatasi eksaserbasi
MENURUNKAN
 Menurunkan mortalitas RISIKO

1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2019


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai