Education :
MD Medical School, Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
Internal Med Medical School, Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
Pulmonology Consultant Collegiums of Internal Medicine, Indonesia
Occupation :
Staf of Respirology Division & Critical Care Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Kriten Krida Wacana,
Indonesia
Organization :
Indonesian Doctor’s Association, - Indonesia
Society of Internal Medicine Jakarta, - Indonesia
Society of Respirologi Indonesia (PERPARI)
Update Tatalaksana TB
(Perubahan Alur Diagnosis & pengobatan TBC SO & RO, TB Anak, Pemberian TPT untuk pencegahan TBC)
Lokakarya Pelibatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Dalam Program TBC di Jakarta Utara,
Senin, 12 September 2022
ISTC
• Standards for diagnosis→ Standard 1-6
• Penjaringan terduga TB→ di fasilitas kesehatan, didukung oleh promosi secara aktif
• Menjaring mereka yg memiliki gejala→ gejala utama batuk berdahak ≥ 2 minggu→ dahak
campur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, BB menurun,
malaise, keringat malam tanpa kegiatan fisik, demam meriang > 1 bulan→ periksa dahak
mikroskopis langsung
Standar 2
Standar 2 (sebelumnya 1)
• Setiap individu
termasuk anak, dengan
batuk berdahak selama
2-3 minggu lebih yang
tidak dapat dipastikan
penyebabnya/pada
CXR dicurigai TB maka
harus dievaluasi untuk
TB
Batuk yang Lama
Pikirkan TB: Batuk selama 2-3 minggu
TCM
• Pada tahun 2010, WHO mendukung penggunaan pemeriksaan
Xpert MTB/RIF molecular test untuk mendiagnosis TB
• Berdasarkan PCR dengan mendeteksi DNA Mtb dan ada
tidaknya resistensi terhadap rifampisin dalam waktu 2 jam
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Casela M, Cerqueira SMA, Casela TDO, Pereira MA, Dos Santos SQ, Del Pozo FA, et al. Rapid Molecular Test for Tuberculosis:
Impact of Its Routine Use at a Referral Hospital. J Bras Pneumol. 2018; 44(2): 112–7.
Faraid FAS, Handayani I, Esa T. Profil of Rapid Molecular Test of Tuberculosis Using XpertMTB/RIF. Indonesian Journal of
Clinical Pathology and Medical Laboratory. 2020; 26(2): 223-8.
Pemeriksaan dahak bakteriologis
• Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung→ penegakkan dx,
menilai keberhasilan obat & menetukan potensi penularan→
3 contoh uji dahak dalam 2 hari kunjungan yg berurutan
sewaktu-pagi-sewaktu (SPS)→ minimal 1 dari pemeriksaan (+)
• Jika salah satu atau kedua uji dahak menunjukkan hasil BTA (+)
• Ketika hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, dapat
didiagnosis sebagai pasien BTA (+)
BTA (-)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Lewinsohn DM, Leonard MK, Lobue PA, Cohn DL, Daley CL, Desmond E, et al. Official American Thoracic Society/ Infectious Disease
Society of America/ Centers for Disease Control and Prevention Clinical Practice Guidelines: Diagnosis of Tuberculosis in Adults and
Childrens. Infectious Disease of Society America. 2017;64(2):e1–e33
Pemeriksaan Foto Thoraks
• Salah satu metode terbaik untuk skrining TB
• Pemeriksaan foto thoraks juga termasuk kedalam tiga metode skirining
konvensional selain anamnesis dan PPD screening test atau Tes Mantoux.
• Sensitivitas dan spesifisitas dari anamnesis berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah ke TB masing- masing 77% dan 66%.
• Sensitivitas dan spesifisitas dari pemeriksaan foto thoraks masing- masing
86% dan 89%.
• Analisis sensitivitas dan spesifisitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:
status HIV, usia pasien, keparahan penyakit, background epidemiology,
teknik pewarnaan dan proses sputum, serta kualitas diagnostik.
• Foto thoraks juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik TB pulmoner dan
TB esktraparu pada anak serta dikombinasikan dengan anamnesis, bukti
adanya infeksi, dan pemeriksaan mikrobiologi.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Al Ubaidi BA. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis (TB) in Primary Care. Journal of Family Medicine and
Disease Prevention. 2018; doi.org/10.23937/2469-5793/1510073
World Health Organization. Chest Radiography in Tuberculosis Detection. Swiss: World Health Organizatin; 2016.
Dx TB pada dewasa
• Ditegakkan dengan pemeriksaan bakteriologis→ mikroskopis langsung, biakan &
tes cepat
• Jika (-)→ klinis & penunjang (CXR) & ditetapkan oleh dokter yg terlatih TB
• Pada sarana terbatas penegakkan dx→ pemberian AB spektrum luas (non OAT &
non kuinolon) yg tdk memberikan perbaikan klinis
• Tidak dibenarkan mendx TB→ hanya dari CXR→ tidak selalu menggambarkan
spesifik TB→ overdx/underdx
• TB ekstra paru
– Terjadi pada organ selain paru
– TB ekstra paru pada beberapa organ diklasifikasikan pada
organ dgn gambaran TB yg terberat
Dx TB ekstra paru
• Gejala & keluhan tergantung organ yg terkena
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan paket
Pemeriksaan molekuler (LPA TCM***
standar uji kepekaan
lini dua / TCM XDR dll.) Pemeriksaan
fenotipik Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan
Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
INH
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC Pengobatan
TBC Lanjutkan
RO paduan RO paduan TBC SO dengan Bukan TBC
monoresistan OAT lini satu
jangka pendek individu OAT lini satu
INH
• INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 X seminggu, 15 mg/kg BB 2 X seminggu atau 300 mg/hari untuk
dewasa. lntermiten : 600 mg / kali
• Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 X semingggu, 50 mg /kg BB 2 X seminggu atau :
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1 000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
• Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB, 30mg/kg BB 3X seminggu, 45 mg/kg BB 2 X
seminggu atau :
BB >60kg : 1500 mg
BB 40 -60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali
• Streptomisin:15mg/kgBB atau
BB >60kg : 1000mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
Tatalaksana TB Sensitif Obat
2(RHZE)/4(RH)
Fase awal (2 bulan), setiap hari Fase lanjutan (4 bulan), setiap hari
Berat badan
(Kg) 4KDT: (RHZE) 2KDT: (RH)
30-39 2 2
40-54 3 3
55-70 4 4
>70 5 5
Tatalaksana TB Sensitif Obat
• Pasien yang masih sensitive R (dari TCM) akan mendapat obat Kategori 1 yaitu
2 ( R H Z E ) / 4 ( R H ) , kecuali:
• bila dari biakan atau LPA menunjukan resisten Isoniazid (INH) maka akan diobati
sebagaimana pasien monoresisten INH
• Sisipan tidak perlu diberikan: bila setelah 2 bulan BTA masih positif, periksa TCM
Bila Rif senstif , OAT dilanjutkan
Bila Rif resisten, OAT disesuaikan dgn rejimewn TB RO
https://www.who.int/news/item/16-04-2021-update-of-the-who-guidance-on-the-treatment-of-drug-susceptible-tuberculosis
LATAR BELAKANG PENGUNAAN DOSIS HARIAN
• Pengobatan TB dengan paduan OAT Lini Pertama dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis
intermiten (diberikan 3 kali perminggu) dengan mengacu pada dosis terapi yang telah
direkomendasikan
• Tahap pengobatan TBC:
1. Tahap awal
2. Tahap lanjutan
• Bentuk Paket OAT:
1. OAT Kombinasi Dosis Tetap (KDT): kombinasi 2 dan 4 jenis obat dalam satu tablet
2. OAT Kombipak: obat lepas yang yang dikemas dalam bentuk blister
PENGGUNAAN OAT DOSIS HARIAN
• Untuk fase Intensif (RHZE:150/75/400/275 mg), tablet diberikan selama 2 bulan. Tablet
RHZE mengandung obat: rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol.
• Untuk fase Lanjutan (RH: 150/75 mg), tablet diberikan selama 4 bulan. Tablet RH
mengandung obat: rifampisin dan isoniazid.
Tatalaksana TB Sensitif Obat ‘terbaru’
https://www.who.int/news/item/16-04-2021-update-of-the-who-guidance-on-the-treatment-of-drug-susceptible-tuberculosis
Treatment of drug-susceptible
tuberculosis
1. The effectiveness of shortened fluoroquinolone-
containing regimens when compared to the standard 6-
month treatment regimen of 2HRZE/4HR in patients
with drug-susceptible pulmonary TB disease
• Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) & Rifampisin
(R) secara bersamaan
• Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) & Rifampisin (R) secara bersamaan dengan
atau tanpa OAT lini pertama yang lain
• Pre-extensive drug resistance (pre-XDR): TB MDR disertai resistansi terhadap salah salah satu obat golongan
fluorokuinolon atau salah satu dari OAT injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin & amikasin)
• Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT
golongan fluorokuinolon & minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin &
Amikasin)
• Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan / tanpa resistensi terhadap OAT lain yang
terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) / metode fenotip (konvensional)
Standar 11
Terduga TB Resisten Obat
b. Jika terduga TB adalah kelompok terduga TB RO & terduga TB dengan HIV positif, harus tetap diupayakan untuk dilakukan
penegakan diagnosis TB dengan TCM TB, dengan cara melakukan rujukan ke layanan tes cepat molekuler terdekat,
diutamakan rujukan contoh uji
c. Jumlah contoh uji dahak yang diperlukan untuk pemeriksaan TCM sebanyak 2 (dua) dengan kualitas yang bagus. Satu
contoh uji untuk diperiksa TCM, satu contoh uji untuk disimpan sementara & akan diperiksa jika diperlukan, misalnya pada
hasil indeterminate, error, invalid, no result hasil TB RR pada terduga TB kelompok risiko rendah contoh uji non-dahak yang
dapat diperiksa dengan TCM terdiri atas cairan serebrospinal (cerebro spinal fluid/CSF), jaringan biopsi, bilasan lambung
(gastric lavage), & aspirasi cairan lambung (gastric aspirate)
d. Pasien dengan hasil M.TB Resistan Rifampisin dari kelompok risiko rendah TB RO harus dilakukan pemeriksaan ulang TCM
menggunakan spesimen dahak baru dengan kualitas yang lebih baik. Jika terdapat perbedaan hasil pertama & kedua, maka
hasil pemeriksaan TCM terakhir yang memberikan hasil M.TB positif menjadi acuan tindakan selanjutnya. Jika hasil
pemeriksaan kedua adalah M.TB negatif, invalid, no result, / error, maka terapi diserahkan kepada pertimbangan klinis
e. Jika hasil TCM indeterminate, lakukan pemeriksaan TCM ulang. Jika hasil tetap sama, berikan pengobatan TB Lini 1, lakukan
biakan & uji kepekaan
f. Pengobatan TB RO dengan paduan standar jangka pendek segera diberikan kepada semua pasien TB RR, tanpa menunggu
hasil pemeriksaan uji kepekaan OAT lini 1 & lini 2 keluar. Jika hasil resistansi menunjukkan MDR, lanjutkan pengobatan TB
RO. Bila ada tambahan resistansi terhadap OAT lainnya, pengobatan harus disesuaikan dengan hasil uji kepekaan OAT
g. Pemeriksaan uji kepekaan menggunakan metode LPA (line probe assay) Lini-2 / dengan metode konvensional
h. Pasien dengan hasil TCM M.TB negatif, lakukan pemeriksaan foto toraks. Jika gambaran foto toraks mendukung TB & atas
pertimbangan dokter, pasien dapat didiagnosis sebagai pasien TB terkonfirmasi klinis. Jika gambaran foto toraks tidak
mendukung TB kemungkinan bukan TB, dicari kemungkinan penyebab lain
pasien tidak pindah ke paduan standar
jangka pendek apabila telah
mendapatkan pengobatan dengan
paduan individual > 1 bulan
Pengobatan dengan paduan jangka pendek
Catatan:
1. Durasi total pengobatan adalah 9–11 bulan, durasi tahap
awal adalah 4–6 bulan dan tahap lanjutan 5 bulan
2. Pada tahap awal, obat oral & injeksi diberikan setiap hari (7 hari, Senin s.d
Minggu) selama 4 bulan & pada tahap lanjutan, obat oral diberikan setiap
hari (7 hari, Senin s.d Minggu)
3. Satuan bulan yang dimaksud adalah bulan sesuai kalender (30 hari)
4. Pada keadaan dimana tidak terjadi konversi BTA pada bulan ke-4, tahap
awal diperpanjang menjadi 6 bulan sehingga durasi total pengobatan
menjadi 11 bulan (6 bulan tahap awal & 5 bulan tahap lanjutan). Pada
bulan ke-5 dan ke-6, obat injeksi diberikan 3x seminggu (intermiten) &
obat oral tetap diberikan setiap hari (7 hari, Senin s.d Minggu).
Paduan Jangka
Pendek Tanpa
Injeksi
•
Durasi tahap
Konversi BTA ≤4 bulan
awal = 4 bulan
Durasi tahap lanjutan
= 5 bulan Pada paduan jangka pendek, BDQ
Pengobatan
jangka pendek tetap diberikan selama 6 bulan
Belum konversi Teruskan tahap
tanpa memperhatikan durasi tahap
pada bulan ke-4 awal s/d 6 bulan
awal (4-6 bulan).
• Durasi total pengobatan jangka
Tidak terjadi konversi Terjadi konversi BTA pada pendek adalah 9–11 bulan.
s/d bulan ke-6 bulan ke-5 atau ke-6
• Tidak dianjurkan untuk mengubah
Pasien dinyatakan gagal Lanjutkan pengobatan ke
komposisi obat, kecuali
pengobatan jangka pendek tahap lanjutan selama 5
bulan
Levofloksasin diganti dengan
Moksifloksasin.
Pasien dirujuk untuk mendapatkan
paduan invidual
a. TB pre-XDR
b. TB XDR
c. MDR dengan intoleransi terhadap salah satu atau lebih obat lini kedua
yang digunakan pada paduan jangka pendek
f. TB MDR kambuh
Rekomendasi untuk paduan individual untuk TB-MDR
1) Pengobatan dimulai dengan setidaknya lima obat TB yang diperkirakan efektif & setidaknya terdapat tiga obat untuk sisa perawatan setelah bedaquiline
dihentikan
2) Paduan pengobatan terdiri dari tiga obat dalam Grup A & dua obat dari Grup B. Misal : 6 Bdq – Lfx – Lnz – Cfz-Cs // 14 Lfx – Lnz – Cfz-Cs
3) Jika paduan tidak dapat dibentuk dengan obat dari Grup A & B saja, obat dari Grup C ditambahkan untuk melengkapi paduan pengobatan. Misal : 6 Bdq – Lfx –
Cfz – Cs - E // 14 Lfx – Cfz – Cs - E
4) Kanamycin & capreomycin tidak dimasukkan dalam paduan pengobatan Pasien MDR / RR-TB yang memakai ITR
5) Levofloxacin / moxifloxacin harus dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB pada paduan pengobatan jangka panjang (rekomendasi kuat)
6) Bedaquiline harus dimasukkan dalam paduan pengobatan TB-MDR jangka panjang untuk pasien berusia 18 tahun / lebih (rekomendasi kuat)
7) Bedaquiline juga dapat dimasukkan dalam paduan pengobatan TB-MDR jangka panjang untuk pasien berusia 6-17 tahun
8) Linezolid harus dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB pada paduan pengobatan TB-MDR jangka panjang (rekomendasi kuat)
9) Clofazimine & cycloserine dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB yang menggunakan paduan TB RO jangka panjang
10) Etambutol dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB dengan paduan TB RO jangka Panjang
11) Delamanid dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB berusia 3 tahun / lebih dengan rejimen yang lebih lama
12) Pyrazinamide dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB dengan rejimen yang lebih lama
13) Amikacin dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien MDR / RR-TB berusia 18 tahun / lebih dengan paduan pengobatan jangka panjang jika terbukti masih
susceptible/sensitif & terdapat SPO yang memadai untuk monitoring ESO
14) Jika amikasin tidak tersedia, streptomisin dapat menggantikan amikasin dalam kondisi yang sama
15) Ethionamide / prothionamide hanya dapat dimasukkan dalam pengobatan pasien TB-MDR / RR yang memakai paduan pengobatan TB-MDR jangka Panjang jika
bedaquiline, linezolid, clofazimine / delamanid tidak digunakan atau jika tidak ada pilihan untuk membuat rejimen yang lebih baik
Durasi Pengobatan
Rejimen jangka Panjang (semua oral)
Prinsip: mulai dengan 5 obat untuk fase awal diteruskan 3 atau 4 obat fase lanjutan
Contoh: 6 Lfx - Bdq- Lzd - Cfz - Z / 12 Lfx – Cs – Cfz
Catatan:Contoh paduan yang diberikan pada tabel berikut belum mencakup semua opsi.
1 N/A 18 bulan
2 2 + 16 bulan 18 bulan
3–7 N + 16 bulan 19 – 23 bulan
8 8 + 16 bulan 24 bulan
• Paduan pengobatan jangka panjang akan lebih efektif bila disusun berdasarkan
hasil uji kepekaan obat
• Untuk obat-obat yang belum dapat dilakukan uji kepekaan (seperti Bdq, Lzd, Cfz)
keputusan pemberian obat dapat didasarkan pada riwayat pengobatan pasien &
data surveilans
TB RR
• Pasien TB RR tanpa resistansi INH dapat
dioabati dengan paduan jangka panjang atau
paduan jangka pendek
• Dosis Dlm untuk anak 3-5 tahun ialah 25 mg, sehingga diperlukan pembelahan tablet
• Pemberian Dlm yang dibelah ataupun digerus dapat menyebabkan perubahan bioavailabilitas
obat & dosis yang tidak sesuai
• Pemberian obat injeksi dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang berdampak pada
kemampuan bicara & belajar
• Audiometri rutin perlu dilakukan pada anak yang mendapatkan obat injeksi
• Hasil studi menunjukkan pemberian INH dosis tinggi berhubungan dengan keberhasilan
pengobatan pada anak dengan TB MDR
TB RO ekstra paru dan meningitis
• Paduan pengobatan jangka panjang dapat diberikan pada pasien TB RO ekstra paru & TB RO meningitis,
dimana penyesuaian dosis mungkin diperlukan bergantung lokasi penyakit
• Pengobatan TB RO meningitis terbaik ialah sesuai dengan hasil uji kepekaan & kemampuan obat
menembus blood-brain barrier (BBB)
• Obat yang dapat berpenetrasi baik ke system saraf pusat ialah Levofloxacin, Moxifloxacin,
Etionamide/Protionamide, Sikloserin/Terizidone, Linezolid & Imipenem-Silastatin
• INH dosis tinggi & Pirazinamid juga dapat mencapai kadar terapeutik dalam cairan serebrospinal & dapat
digunakan bila masih sensitive
• PAS & Etambutol tidak dapat menembus BB & tidak dihitung sebagai obat meningitis untuk TB meningitis
• Amikasin & Streptomisin hanya dapat masuk ke otak bila terdapat peradangan meningeal
• Data terkait kemampuan penetrasi Bdq, Dlm, & Clofazimine ke otak masih terbatas
TB RO dengan kehamilan
• Obat yang dikontraindikasikan pada kehamilan ialah
Amikasin, Streptomisin, serta Eto/Pto
1. Konfirmasi bakteriologis TB
Catatan:
1) Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1
bulan
2) Demam (≥2 minggu) dan batuk (≥2 minggu) yang tidak membaik setelah
diberikan pengobatan sesuai baku terapi di puskesmas
3) Gambaran foto toraks mengarah ke TB berupa: pembesaran kelenjar hilus
atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi
segmental/lobar, milier, kalsifikasi dengan infiltrat, tuberculoma
4) Semua bayi dengan reaksi cepat (<2 minggu) saat imunisasi BCG harus
dievaluasi dengan sistem skoring TB anak
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang
meragukan, maka pasien tersebut dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih
lanjut
Alur Diagnosis TB anak
Keterangan:
*) Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum
**) Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak merespon baik dengan pengobatan adekuat,
evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya
OAT yang dipakai & dosisnya
Paduan OAT pada anak
• Foto toraks tidak rutin dilakukan karena perbaikan radiologis
ditemukan dalam jangka waktu yang lama, kecuali pada TB milier
setelah pengobatan 1 bulan & efusi pleura setelah pengobatan 2 –
4 minggu
TST
• Pasien harus datang 2 kali
• Hasil didapatkan 48-72 jam
• Pada pasien anak yang sudah di BCG terjadi positif palsu
• Murah , menggunakan injeksi pada kulit , infrastuktur lab tak
khusus → pelatihan staf yang adekuat
Flow Chart for Latent TB Infection (LTBI) in Primary Care
Normal Abnormal
K
EM
EN
TE
RI
A N
KE
SE
HA
TA
NRE
PU
BL
I
K I
N D
ONE
SI
A T
AHU
N20
20 19
Karakteristik Paduan TPT pada Orang dengan ILTB
Tabel 5. Karakteristik Paduan TPT pada Orang dengan ILTB
6H 3HP 3HR 1HP*
Interval pem- Harian Mingguan Harian Harian
berian
Durasi 6 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan
Dosis 180 dosis 12 dosis 84 dosis 28 dosis
<10 tahun: 10 mg/ 2-14 tahun <10 tahun: INH 10 mg/ INH 300 mg
kg BB kg BB, RIF 15 mg/kg BB RPT 600 mg
INH 300mg Untuk semua BB
10-15 kg
RPT 300mg
INH 500mg
16-23 kg
RPT 450mg
INH 600mg
24-30 kg
RPT 600mg
INH 700mg
RPT 750mg
– Putus berobat → Jika dewasa maupun anak tidak minum obat TPT selama 1
bulan atau lebih secara berturut-turut
– Gagal selama pemberian TPT → Dewasa maupun anak yang sedang dalam
pemberian TPT menjadi sakit TBC
– Tidak dievaluasi → Dewasa maupun anak yang tidak diketahui hasil akhir
terapi, termasuk dalam kriteria ini adalah pasien pindah ke fasyankes lain
dimana hasil terapi tidak diinformasikan ke fasyankes pengirim
rangkaian pengobatan pencegahan sesuai dengan durasi dari
paduan TPT yang dipilih:
Proses Pemberian TPT
Tabel 8. Proses Pemberian TPT
Paduan TPT Durasi Jumlah 80%dari rekomen- Perpanjangan waktu
total dosisyang dasi jumlah dosis untuk penyelesaian
(bulan) diharapkan pengobatan
(durasi pengobatan
+ 33%tambahan
waktu)
b. Putus berobat
Terima kasih