Insidens TB MDR :
1. Petugas kesehatan :
Diagnosis, pengobatan dan penyuluhan tidak
adekuat
2. Pasien
Tidak patuh, tidak teratur, menghentikan
pengobatan sebelum waktunya
Gangguan penyerapan
3. Program pengendalian TB :
Persediaan OAT kurang
Kualitas OAT yang disediakan rendah
Komponen dalam MTPTRO
1. Komitmen politik yang berkesinambungan
2. Strategi penemuan pasien TB RO yang rasional
melalui pemeriksaan dan uji kepekaan obat
3. Pengelolaan pasien TB RO yang baik dengan
pengawasan langsung dan menggunakan strategi
pengobatan yang tepat dengan OAT lini kedua
4. Jaminan ketersediaan OAT lini kedua berkualitas
yang tidak terputus.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku
Kategori TB RO
1. Monoresistan (Monoresistance):
Resistan terhadap salah satu OAT, misalnya Isoniazid (H)
2. Poliresistan (Polyresistance):
Resistan terhadap lebih dari satu OAT, selain kombinasi Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R), (HE, RE, HES , RES.)
3. Multi Drug Resistance (MDR):
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) dengan atau tanpa
OAT lini pertama (HR, HRE, HRES).
4. Extensively Drug Resistance (XDR):
TB MDR disertai resistansi terhadap salah salah satu obat golongan
Fluorokuinolon dan OAT injeksi lini kedua (capreomisin, kanamisin dan
amikasin).
5. TB Resistan Rifampisin (TB RR):
Resistan terhadap Rifampisin (monoresistan, poliresistan,TB MDR, TB XDR)
yang terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip dengan atau
tanpa resistan OAT lainnya.
9 Kriteria Terduga TB RO
1. Gagal Kategori
2. Tidak konversi pada kategori 2
3. Pasien dgn riwayat pengobatan sebelumnya termasuk OAT
lini 2 (quinolones dan injeksi lini 2) minimal 1 bulan
4. Pasien yang gagal kategori 1
5. Pasien yang tidak konversi pada kategori 1
6. Pasien dengan TB Kambuh
7. Pasien yang kembali setelah LTFU
8. Terduga TB yang kontak erat dengan pasien TB MDR
( baik keluarga maupun petugas)
9. Koinfeksi TB-HIV yg tidak respons dengan pengobatan OAT
(bila diagnosis awal tidak menggunakan GenXpert)
Alur Rujukan Pasien Terduga TB RO
1. Pemeriksaan mikroskopis
2. Biakan dan identifikasi kuman M.tb
3. Uji kepekaan kuman M.tb terhadap OAT
OAT lini-1 : R,H,E
Ekstraparu
Kasus kambuh
3. lain-lain.
TATALAKSANA TB MDR
Terapi TB ideal
Bakterisidal tinggi
Eliminasi tinggi
Jangka pendek
Persiapan Awal Sebelum Memulai
Pengobatan TB MDR
Anamnesis ulang : alergi obat dan riwayat penyakit
terdahulu (komorbid)
Pemeriksaan : BB, fungsi penglihatan, fungsi
pendengaran
Pemeriksaan kondisi kejiwaan (strategi konseling).
Memastikan data dasar pasien terisi dengan benar dan
terekam dalam pencatatan (eTB manager dan
pencatatan manual)
Kunjungan rumah
Pemeriksaan baseline penunjang.
Pemeriksaan Penunjang Sebelum Memulai
Pengobatan TB MDR
1.Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan kimia darah
Faal ginjal : Ur/Cr
Asam Urat
TSH
Kriteria :
1. Kasus TB RR/TB MDR
2. Penduduk dengan alamat jelas
3. Bersedia menjalani program pengobatan dengan
menandatangani Informed Concent dan bersedia
datang setiap hari di fasyankes TB MDR.
Pengobatan TB MDR
1. Jenis OAT pengobatan TB MDR
Menggunakan paduan OAT MDR yang terdiri dari
4-5 macam obat OAT lini ke-2 dan lini-1 yang
terbagi dalam 5 kelompok berdasarkan potensi
dan efikasinya.
2. Paduan pengobatan TB MDR di Indonesia
a. Paduan jangka pendek (Shorter MDR TB
Regimen, STR).
b. Paduan individual (standar konvensional,
jangka panjang)
PENGELOMPOKAN OAT
Paduan Standar Konvensional
Km-Lfx-Eto-Cs-Z-(E) / Lfx-Eto-Cs-Z-(E)
Paduan OAT Standar akan disesuaikan paduan atau
dosisnya jika
Kriteria STR
Paduan STR
Reversi
adalah pemeriksaan BTA kembali menjadi positif
pada 2 (dua) kali pemeriksaan berturut-turut
setelah sebelumnya tercapai konversi.
Paduan Individual (WHO,2016)
Dosis Obat (Group 5)
OBAT DOSIS
Bdq ( 100 mg/tab) Dosis 1x400 mg/hari selama 2 minggu (mgg 0-2),
selanjutnya 200 mg pemberian 3x/minggu (mgg ke
2-24).