Spesimen Mikrobiologi
Tujuan Pemeriksaan Mikrobiologi
3
Memberikan informasi yang akurat tentang ada atau
tidaknya mikroba di dalam spesimen yang mungkin
merupakan penyebab infeksi
Bila terdapat pertumbuhan dan merupakan patogen
maka dilanjutkan dengan uji kepekaan mikroba
terhadap antibiotik
Quality In 4 Quality Out
Test ordering
Result transcription
Order transcription
Result delivery
Patient preparation Sample testing
Result review
Specimen collection
Action taken on basis of
Specimen identification result
Specimen transport
Pemeriksaan Mikrobiologi:
Mikroskopik
Kultur dan Resistensi
Serologi:
Deteksi antigen
Deteksi antibodi
Molekular:
Deteksi asam nukleat
Spesimen yang baik
… pendahuluan
Pengelolaan spesimen baik kualitas baik
• Pemilihan
• Pengambilan
• Pengiriman
• Penyimpanan/pengawetan
Kualitas spesimen baik hasil akurat
… pendahuluan
Pengelolaan tidak tepat
Mikroorganisme tidak ditemukan
Hasil yang ditemukan: mikroorganisme bukan penyebab
‼
Spesimen mikrobiologi mungkin mengandung organisme hidup yang
dapat bermultiplikasi dan cepat mati
Spesimen tidak lagi representatif bila flora pendamping
bermultiplikasi selama pengumpulan, pengiriman atau penyimpanan
Patogenesitas penyakit, sifatsifat mikroorganisme tersangka
PRINSIP PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Utamakan keselamatan dan keamanan petugas rumah
sakit / laboratorium:
Menggunakan alatalat proteksi standar
(jas lab, sarung tangan, dll)
Wadah spesimen ditutup rapat dan
tidak bocor
Lepaskan jarum
2. …….
… prinsip pengelolaan spesimen
2. Pertimbangkan kenyamanan dan keamanan
pasien:
Informed consent sebelum mengambil spesimen
Tepat dalam waktu pengambilan dan pemilihan spesimen
mencegah resampling
3. …..
… prinsip pengelolaan spesimen
3. Jumlah mikroorganisme hidup saat kultur cukup
Jenis spesimen tepat
Waktu pengumpulan spesimen tepat
Volume cukup
Penyimpanan dan transportasi yang baik
Pemeriksaan yang benar dan tepat
Media transport
Sebelum pemberian antibiotika / bebas antibiotika ± 3 hari
Bakteri anaerob: tidak/sedikit mungkin kontak dengan oksigen
4. …..
… prinsip pengelolaan spesimen
4. Hindari kontaminasi flora normal atau dari lingkungan
Cara pengumpulan spesimen
Tindakan asepsis
Wadah steril dan tertutup rapat / tidak bocor
5. Komunikasi yang baik antara dokter dan laboratorium
mikrobiologi
SUMBER KONTAMINASI OLEH FLORA NORMAL
Tempat Infeksi Sumber Kontaminasi
Vesika Urinaria Uretra dan perineum
Darah Kulit tempat pungsi
Fistula Saluran cerna
Infeksi subkutan dan luka Kulit dan membran mukosa
superfisial
Miller J. A Guide to Specimen Management in Clinical Microbiology. 1996
Pengambilan Spesimen
Fase akut, sebelum pemberian antibiotik
Tempat pengambilan yang tepat
Pengambilan yang tepat, hindari kontaminasi
Jumlah yang cukup
Kontainer
Label
Transpor
Spesimen yang Diambil Pasien
14
Urin, Sputum, Feses, Semen
Jangan menganggap pasien sudah tahu cara mengambil
Instruksi tertulis: apakah akan dibaca dan dimengerti?
Verbal, gambar dan tertulis
SALURAN KEMIH: URIN
Pemeriksaan semikuantitatif
Sampel:
Mid stream urine ( Clean catch urine, urin porsi tengah)
Supra pubic puncture – terutama kultur anaerob
Urin kateter
Transport :
Dalam 2 jam, suhu ruang
> 2 jam : lemari es 40C (bukan freezer)
Cara pengumpulan spesimen urin
1. Mid stream urine ( Clean catch urine )
JELASKAN!
urin pertama di pagi hari
spesimen dikumpulkan di
pertengahan urin dikeluarkan
Penis / vulva dibersihkan dengan
air sabun atau tissue basah steril
Hindari urin mengenai kulit
Cara pengumpulan spesimen urin
2. Urin Kateter
bukan dari catheter bag
kumpulkan dari selang indwelling catheter melalui sampling port
setelah dibersihkan dengan swab alkohol terlebih dahulu
T IDAK dapat digunakan potongan ujung kateter
Cara pengumpulan spesimen urin
Cara pengumpulan spesimen urine
3. Urine Aspirasi Suprapubik
Spesimen urine paling baik
Invasif
Tindakan secara aseptik
Dikerjakan bila urin porsi
tengah sulit didapatkan
SPESIMEN SALURAN CERNA
FESES
Feses segar sebanyak + 10 gram/ 1 sendok teh,
taruh dalam wadah bersih, jangan tercampur
dengan urine atau air kloset.
Feses berdarah atau berlendir, ambil bagian
berdarah/ berlendir
… spesimen saluran cerna
Juni
2006
USAP DUBUR (rectal swab)
Bayi, konstipasi
memasukkan lidi kapas steril sepanjang
1 inchi/ 2,5 cm ke dalam sfingter
anus. Secara hatihati, putar lidi
kapas pada krip te anus searah jarum
jam dan putar balik lidi kapas.
Bila tidak langsung ditanam, masukkan
ke dalam media transport CarryBlair.
… spesimen saluran cerna
ª Spesimen feses dikirim pada suhu dingin dalam 2 jam
ª Usap dubur di dalam medium transpor dikirim pada suhu
ruang sampai 6 jam
ª Pemeriksaan spesimen feses dilakukan dengan tujuan untuk
mengisolasi Shigellae, Salmonella, E. Coli patogen, dan dengan
permintaan khusus yaitu Clostridium difficile, Vibrio, dan
Yersinia.
SALURAN NAPAS ATAS
USAP T ENGGOROK
Tekan lidah dengan spatula lidah, usap lidi kapas pada kedua tonsil dan faring belakang, jangan
menyentuh lidah & uvula
Pemeriksaan Difteri pseudomembran
Bukan untuk mencari patogen penyebab sinusitis, otitis media atau infeksi saluran nafas bawah
… saluran napas atas
Juni
2006
USAP HIDUNG
Masukkan swab sekurangnya 1 cm ke dalam lobang
hidung atau bila ada lesi ambil di pinggir lesi
Putar swab dan diamkan 10 15’
Tusukkan ke medium transpor
Hanya untuk skrining MRSA atau identifikasi virus
influenza (PCR)
Telinga
Saluran telinga luar
Bersihkan kotoran saluran telinga luar menggunakan swab yang dibasahi
NaCl
Ambil spesimen dengan mengusapkan dinding saluran telinga dengan
tekanan menggunakan swab kapas
Telinga
Saluran telinga tengah
Indikasi biakan: complicated, recurrent, atau chronic persistent
otitis media.
Membran timpani intak:
Bersihkan liang telinga luar dengan swab steril yang dibasahi NaCl steril
Tympanocentesis aspirasi, masukkan ke dalam medium transpor
Membran timpani ruptur
Bersihkan liang telinga luar dengan swab steril yang dibasahi NaCl steril
Ambil cairan dengan aspirasi atau swab kecil, masukkan dalam medium
transpor
Kirim ke lab dalam waktu <2jam
MATA
Spesimen diambil oleh dokter spesialis mata
Konjungtiva:
Chlamydia: gunakan swab kalsium alginat dengan medium transpor (bisa digunakan media
transpor virus)
Virus: gunakan swab dacron dengan medium transpor
Pemeriksaan biakan bakteri aerob: bila konjungtiva purulen, ambil dengan swab kapas
dengan medium transpor
Tangkai swab tidak terbuat dari kayu
Gunakan swab yang berbeda untuk mata kanan dan kiri. Pengambilan spesimen harus
dari kedua mata meskipun infeksi hanya di salah satu mata
Ambil 2 swab untuk sediaan apus dan biakan
Tidak untuk biakan anaerob
Kirimkan ke lab pada suhu ruang
MATA
Kornea:
Kerokan kornea
Langsung masuk ke medium transpor atau inokulasi langsung ke agar
darah dan agar coklat (bedsite)
Sediaan untuk mikroskopik tidak dilakukan secara rutin
Kirimkan ke lab pada suhu ruang
Cairan intraokuler:
Aspirat
Kirimkan ke lab pada suhu ruang
SALURAN NAPAS BAWAH
SPUT UM
Bukan saliva !!!
Mukolitik dan inhalasi sebelumnya
Bangun tidur – berkumur dengan air matang –
batuk dalam
Wadah steril
Sputum
Sputum yang dikeluarkan secara spontan
Sputum yang dikeluarkan dengan induksi
Sputum dari endotrakheal yang diambil melalui mucus
extractor atau double lumen suction
T IDAK dapat digunakan potongan ujung selang
… saluran napas bawah
Beberapa mikroorganisme yang memerlukan teknik isolasi
atau media tertentu seperti bakteri Corynebacterium
diphteriae, Bordetella pertussis, N. gonorrhoeae, Legionella
spp., Chlamydia, atau Mycoplasma, dokter pengirim
hendaknya menghubungi laboratorium mikrobiologi terlebih
dahulu sebelum mengambil spesimen.
PEMERIKSAAN MYCOBACT ERIUM
Sputum
Waktu pengambilan :
Sputum pertama pagi sesudah bangun tidur, 3 kali berturutturut bila
diperlukan
Sputum sewaktu di bawah pengawasan dokter – pagi sewaktu
Alat : Wadah + Penutup ( bersih )
Jelaskan cara pengambilan (bukan saliva!)
Jumlah : 35 ml
… pemeriksaan Mycobacterium
BAHAN LAIN
Waktu pengambilan : sewaktu.
Cairan Pleura (> 50 cc)
Bronchial wash ( minimal 40 – 50 cc )
Aspirat Trakhea
Liquor ceresbrospinal & cairan sendi
Jaringan biopsi ( dianjurkan jaringan yang nekrotik ).
Bilasan lambung ( minimal 50 cc ).
Urin ( urin porsi tengah bangun tidur, minimal 10 cc, 3 hari berturut
turut).
Feces
GENITAL T RACT SPECIMENS
For Females
Cervical specimens should be collected
after removing excess mucous from the
cervical os and surrounding mucosa
Use a second swab to collect specimen by
rotating the swab for 10 to 30 secs. in
the endocervical canal
Collect vaginal specimens using a speculum
without any lubricant
GENITAL T RACT SPECIMENS
For males
Urethral specimens are collected by
inserting a swab 2 to 4 cm. into
the urethra and rotating the swab
for 2 to 3 seconds
GENITAL T RACT SPECIMENS
For HSV lesions
Fluid from lesions should be aspirated using a syringe
Swab can be used to collect vesicle fluid or cellular material
from the base of the lesion before crusting and healing
have begun
Genital Specimens
Cara : biopsi (terbaik), aspirasi, dan swab
Anaerob : biopsi dan aspirasi
Aspirasi untuk :
Abses tertutup
Luka bergaung dengan cairan di dalamnya yang tertutup debris
superfisial
Swab :
Pus diluar dibersihkan terlebih dahulu dengan swab yang telah
dicelupkan dengan NaCl steril dengan swab baru buat usapan dari
dasar ulkus
Tidak dianjurkan untuk mengambil pus yang berasal dari drain
… luka / abses
Aspirasi untuk :
• Abses tertutup
• Luka bergaung dengan cairan di dalamnya yang tertutup debris
superfisial
… luka / abses
SWAB
Juni
2006
Faktor Penting dalam Pengambilan Spesimen DARAH
Tipe bacteremia
Metode pengambilan spesimen
Volume
Jumlah spesimen
Waktu pengambilan spesimen
Interpretasi
Bacteremia
Kapan ?
Ambil spesimen darah sedekat mungkin dengan waktu demam.
Jumlah bakteri menurun ketika suhu tubuh menurun.
Demam Biakan Darah
Bacteremia
Level
Temp
30
0 60
Waktu (min)
Efek Volume
44
Jumlah Spesimen
45
Jumlah Set
23 set spesimen akan dapat meningkatkan angka
deteksi~99% episode sepsis.
JANGAN hanya menggunakan 1 set spesimen untuk
diagnosis sepsis pertama kali
Set: diartikan sebagai jumlah spesimen yang diambil dari 1
tempat (vena), untuk pemeriksaan bakteri aerob dan
anaerob
Sampling: Children
Sepsis – Blood culture
Concentration of bacteria in children bloodstream is usually higher than in adults. Therefore the amount of blood
required can be as low as few milliliters.
Concentration of bacteria in bloodstream decreases with age, the volume has to increase as well.
2.1 – 12.7 3 to 6 3
Weight of Recommended volume of blood for culture (mL) % of patient’s
patient total blood volume
Culture 1 Culture 2 Culture 3
Aerobic Anaerobic Aerobic Anaerobic Aerobic Anaerobic %
12.8 – 36.3 5 5 to 7 5 to 7 5 2.9
Anaerobi>36.3 10
c bot t les allow the growth of both aerobic10 and anaerobic organi
10 sms. 10 10 10 2.8
(5) ‘’European Manual of Clin ical Microbiology’’ ESCMID 1st edition. 2012.
Anticoagulation
Entrapped bacteria within a clot may go undetected
Inoculated into sterile tube containing an anticoagulant for
transport to the laboratory
Heparin, EDTA, Citrate : not recommended
SPS (Sodium polyanethol sulfonate)
0,0250,03%
SPS : anticoagulant, anticomplementary, antiphagocytic, interferes
activity of some antibiotics
Inhibit Neisseria spp., Gardnerella vaginalis, Streptobacil us moniliformis,
Peptostreptococcus anaerobius
Stepbystep method:
1 Clean the selected area with 70% alcohol, swabbing concentrically from
the venipuncture site outward.
2 Clean again with 10% povidone iodine or 2% tincture of iodine, again
swabbing concentrically from the venipuncture site outward.
3 Allow the iodine to dry completely (at least 1 minute) before performing
venipuncture.
4 While waiting for the site to dry, the plastic cap covering each blood
culture bottle should be removed, and the rubber stopper should be
decontaminated with 70% alcohol. (Iodine solutions will disintegrate the
rubber and should not be used.)
Clean the tops of the tubes with alcohol if visibly dirty or dusty.
Stepbystep method
5 Perform venipuncture, withdrawing 5 to 7 mL of blood.
6 Place needle into the blood culture bottle. Place at least 3 mL into
the blood culture bottle. Do not change needles between venipuncture
and inoculation of the bottle.
7 Remove residual iodine solution from the skin with alcohol.
8 Hold pressure for 30 to 60 seconds.
9 Inspect site for bleeding. If bleeding is noted, repeat step 8.
Order:
sterile – plain – Citrate – Heparin – EDTAK3 – OxalateF
Pemeriksaan biakan ujung CVC hanya dilakukan bersamaan
dengan pengambilan darah vena untuk biakan
Indikasi: sepsis karena infeksi aliran darah
Biasanya dilakukan bila tidak ditemukan sumber infeksi lain
(pneumonia, infeksi intra abbdomen, ISK, dll)
Bila hasil biakan ujung CVC sama dengan biakan darah,
dianggap sumber infeksi adalah ujung CVC
PEMERIKSAAN ANAEROB
Kriteria spesimen yang baik untuk pemeriksaan kuman
anaerob :
Spesimen yang baik diambil secara tepat (aspirasi atau biopsi
jaringan)
Tidak tercemar oleh mikroba yang tidak diinginkan
Terhindar dari kontak dengan udara.
Menggunakan media transport anaerob
… pemeriksaan anaerob
PENYIMPANAN & PENGIRIMAN ANAEROB
Spesimen :
Medium transport anaerob
thioglikolat dimasukkan kantong
anaerob
Sampel penderita dalam spuit
tidak dianjurkan
Jangan dimasukkan dalam lemari
es
… pemeriksaan anaerob
Spesimen yang bukan untuk kultur anaerob
Spesimen
Eksudat atau material lain yang diambil dari luka di permukaan,
abses, luka bakar, kista, ulkus
Swab vagina, serviks dan uretra
Spesimen saluran nafas yang diambil dengan swab, suction
nasotrakeal atau orotrakeal, sputum, bronkoskopi
Feses, usap dubur
(kecuali sampel feses dengan permintaan spesifik : C.difficile, C.
botulinum)
Urin porsi tengah atau urin dari kateter
Melabel pada sisi wadah,
Bukan pada tutup.
Label menyantumkan:
•Nama
•Tanggal lahir/umur
•Tempat rawat/nama poli
•Jenis spesimen dan sumber
•Tanggal dan jam pengambilan
FORMULIR PENGIRIMAN SPESIMEN
Identitas pasien (nama lengkap, jenis kelamin, umur)
Identitas dokter pengirim (nama lengkap, alamat, nomor telepon)
Alamat lengkap rumah sakit/ tempat pasien dirawat
Deskripsi singkat dan jelas asal spesimen
Tanggal dan jam pengambilan spesimen
Diagnosis atau keadaan klinis pasien saat pengambilan
spesimen
Permintaan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi: Aerob,
anaerob, Gram
Antibiotika yang telah diberikan
PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN
Wadah yang kuat (tidak pecah/ tidak bocor / tidak
tumpah)
Terbaik bila spesimen langsung dikirim ke laboratorium
pada suhu ruang pemeriksaan/penanaman dilakukan
dalam waktu kurang dari 1 jam.
Darah bed site
Swab HARUS dalam medium transpor
… penyimpanan & pengiriman
Transportasi > 1 jam
spesimen tanpa medium transport harus disimpan dalam 4C,
KECUALI untuk pemeriksaan darah, anaerob, cairan tubuh, swab luka
atau curiga infeksi oleh Haemophilus, Meningokokus, dan Gonokokus
Gunakan medium transport diperiksa kurang dari 24 jam.
Medium transport : Stuart, Amies, CaryBlair, Pepton alkali,
thioglikolat
Spesimen ditolak atau
diterima dengan catatan bila :
Penderita memakai antibiotik
Ada kemungkinan bahan terkontaminasi
Jumlah kurang
Penyimpanan dan pengiriman tidak memenuhi syarat
Bahan untuk pemeriksaan anaerob tidak dikirim dalam
suasana anaerob.
Masalah dalam Identifikasi Fenotip
Beberapa patogen tidak dapat
dibiakkan dengan medium yang rutin
digunakan
Chlamydia pneumoniae
Bakteri tertentu memerlukan masa
tumbuh yang lebih dari 24 jam
Legionella pneumophila
Masalah dalam Identifikasi Fenotip
Sifat fenotip tertentu dari suatu mikroba mungkin bervariasi
tergantung kondisi inkubasi yang digunakan di laboratorium
Suatu sifat fenotip mungkin dimiliki oleh beberapa spesies
mikroba dan dikode oleh gen yang berbeda
Diperlukan identifikasi toksin atau faktor virulen lainnya
Lalu bagaimana?
Pilihan:
Serologi
Molekuler: PCR
Deteksi Antigen
Mendeteksi struktur spesifik mikroba (antigen) dalam
spesimen pasien
Digunakan untuk identifikasi mikroba (dari kultur
murni)
Deteksi Antibodi
IgM
Awal infeksi (710 hari)
Mengindikasikan infeksi akut
IgG
Riwayat infeksi atau imunisasi
Untuk diagnosis diperlukan pengukuran konsentrasi IgG pada serum akut
dan seru konvalesen ( beda 7 hari)
Mengetahui beberapa infeksi kronik, epidemiologi
Hasil Negatif Palsu
(pada pasien yang terinfeksi)
Sistem imun yang tidak normal
Kongenital atau penyakit imunodefisiensi
Penggunaan obat penekan sistem imun (transplantasi (kanker)
Neonatus: sistem imun belum sempurna
Pada infeksi tertentu antibodi terbentuk sangat lambat (sampai
beberapa bulan. Misal infeksi legionella
Hasil Positif Palsu
Reaksi silang (kekerabatan bakteri terlalu dekat)
Reaktifasi mikroba laten akibat infeksi oleh mikroba
berbeda
Mendapatkan immunoglobulin (vaksin pasif)
Keterbatasan PCR:
Clinical significance of positive PCR
PCR dapat mendeteksi mikroba dengan jumlah yang
lebih sedikit dari metode lain interpretasi kadang sulit,
apakah betul sebagai penyebab?
pengembangan metode kuantitatif
PCR dapat mendeteksi mikroba yang mati dan hidup
dilakukan deteksi RNA